Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN BENCHMARKING INDIVIDU

Bandung, 30 September – 3 Oktober 2014

DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III


ANGKATAN II POLA BARU TAHUN 2014

Disusun oleh:
Asep Sukmayadi ST, MT

KEMENTERIAN PERTANIAN
PPMKP
DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
ANGKATAN II
TAHUN 2014

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


0
A. LATAR BELAKANG
Melalui proyek perubahan berbagai inovasi diharapkan muncul untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan diperbaiki. Dan salah satu
metode untuk memunculkan ide-ide inovasi tersebut adalah melalui benchmarking
ke lembaga/ institusi yang sudah memiliki best practice.
Begitu juga untuk proyek perubahan yang akan saya laksanakan terkait dengan
pengelolaan data pembangunan, diharapkan mendapatkan ide inovasi pada saat
melakukan kunjungan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT Kereta Api
Indonesia yang seperti kita ketahui sudah mendapatkan berbagai penghargaan
untuk berbagai inovasi yang sudah mereka lakukan.

B. TUJUAN
- Mengidentifikasi best practice;
- Menyusun lesson learned dari best practice teridentifikasi; dan
- Mengadaptasi best practice terpilih untuk keperluan pemantapan proyek
perubahan yang akan dilakukan.

C. INSTANSI YANG DIKUNJUNGI


Pada tanggal 1 Oktober 2014 telah dilakukan kunjungan ke Sekretariat Daerah
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan tanggal 2 Oktober 2014 ke Kantor Pusat PT
Kereta Api Indonesia. Kunjungan dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh
peserta Diklatpim III Angkatan II PPMKP yang berjumlah 26 orang dan dipandu oleh
3 orang Coach, yaitu Bapak Sunaryono Padmo, Bapak Khairil Mahdi, dan Ibu
Sumarni berserta beberapa tim panitia pelaksana.

D. HASIL PELAKSANAAN BENCHMARKING


Didapatkan beberapa informasi dari Kepala Bagian Ketahanan Pangan yang
mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yaitu :
1. Berbagai kemajuan Provinsi Jawa Barat diperlihatkan secara jelas pada sajian
data statistik dengan tren yang positif.
2. Masalah mendesak di Jawa barat terutama adalah mengenai Sumber Daya
Manusia, Infrastrukur dan pengentasan kemiskinan.
3. Janji Gubernur Jawa Barat, menitik beratkan kepada pengembangan Sumber
Daya Manusia dan pengentasan kemsikinan, yaitu:
a. Pendidikan gratis SD, SLTP dan SLTA di seluruh jawa barat serta
pembangunan 20.000 ruang kelas baru.
b. Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga medis, serta keluarga atlit
berprestasi dan guru.
c. Revitalisasi posyandu dan dana operasional kader posyandu.

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


1
d. Membuka 2 juta serapan tenaga kerja baru dan mencetak 100.000
wirausahawan baru Jawa Barat.
e. Alokasi 4 triliyun untuk infrastruktur desa dan perdesaan.
f. Rehabilitasi 100.000 rumah rakyat miskin.
g. Pembangunan pusat seni dan budaya Jawa Barat di kabupaten/ kota.
h. Pembangunan gelanggang olahraga di kabupaten/ kota.
4. Pemprov Jabar membuka kepada publik 37 Program dan Kegiatan Unggulan
Provinsi Jawa Barat yang ditetapkan oleh SK Gubernur No. 500/Kep. 66-
Org/2014. Hal tersebut adaah wujud nyata akuntabilitas pemerintahan. Lebih
lanjut sasaran 37 Program tersebut didefinisikan dengan transparan sebagai
berikut :
1. Infrastruktur Desa dan Perdesaan.
2. Rehab 100 ribu Rumah Rakyat Miskin.
3. Revitalisasi 50 ribu Posyandu Multifungsi.
4. Meningkatkan Kualitas Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (LPPD).
5. 100.000 wirausahaan baru.
6. Mempersiapkan Cetak Sawah Baru 100.000 Ha (2015) (Nasional).
7. Kontribusi Surplus 10 Juta Ton Beras (Nasional).
8. Pengelolaan Jaringan Irigasi Terpadu.
9. Destinasi Wisata Dunia.
10. Pengembangan Kawasan Industri Manufaktur.
11. Ketahanan Pangan (Nasional).
12. Pembangunan TOL dan Jalan Lintas Cepat.
13. Pembangunan Bandara Internasional Kertajati (BIJB Kertajati) dan
Aerocity Kertajati.
14. Penanganan limbah di Kawasan Kahatex Rancaekek, Kawasan Industri
Kulit Sukaregang Garut, Limbah Batubara, serta Penambangan Pasir Besi.
15. Penanganan Banjir Cileuncang di Kota Bandung dan Kota Bekasi.
16. Pengelolaan Terintegrasi DAS Citarum, DAS Ciliwung dan DAS Cimanuk.
17. Perwujudan Kawasan Lindung 45% (Jabar Green Province).
18. TPPAS Legok Nangka di Kab. Bandung dan TPPAS Nambo di Kab. Bogor.
19. Kemandirian Energi Perdesaan.
20. Sanitasi Lingkungan Kab/Kota.
21. Rasio Elektrifikasi Rumah.
22. Penyelesaian Dampak Sosial dan Lingkungan Pembangunan Waduk
Jatigede.
23. Sekolah Gratis SD/SLTP/SLTA.
24. Beasiswa Pendidikan untuk Pemuda, Tenaga Medis, Keluarga Atlet
Berprestasi dan Guru.
25. 2 juta serapan tenaga kerja.
26. Pembangunan Gelanggang Olahraga di Kab/kota.
27. Pembangunan Pusat seni dan Budaya.
28. Pengurangan Kemiskinan.
29. Penerapan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


2
30. Pembangunan Venues dan Pelaksanaan PON XIX.
31. Pembangunan Masjid Monumental Jawa Barat di 5 Wilayah.
32. Pembangunan Kampus Baru Perguruan Tinggi Di Luar Domisili (PDD) di
Jawa Barat.
33. Pembangunan Ruang Kelas Baru.
34. Pembangunan Kobong Pondok Pesantren.
35. Modernisasi Tata Kelola Pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
36. Mempertahankan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan
Meningkatkan Kualitas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP).
37. Pembangunan Monorel di Metropolitan Bandung Raya.
5. Dalam menyusun program pembangunannya Pemprov Jabar berinovasi melalui
RAM-IP yaitu Rencana Aksi Multipihak Impementasi Pekerjaan .
6. Dalam implementasi Pembangunan Pemprov Jabar menggunakan skema
kordinasi wilayah :
a. WKPP I (wilayah Bogor)
b. WKPP II (wilayah Purwakarta)
c. WKPP III (wilayah Cirebon)
d. WKPP IV (wilayah Priangan)
7. Beberapa program pembangunan inovatif Provinsi Jawa Barat adalah :
a. Metodologi Pengurangan Kemiskinan: Di Jawa Barat Untuk Keberhasilan
dan Ketelitian Implementasi Penanganan Rumah Tangga Sasaran
Digunakan Sistem Informasi KM 0 Pro Poor JABAR.
b. Keterbukaan Informasi : Satu Data untuk Jawa Barat dengan sistem
Online/ TIK
i. SMS Jabar membangun 0811 200 55
ii. RKPD Jabar-Online
iii. KM-0 Pro Poor Jabar-Online
iv. SMS Satu Data Jabar
8. Berbagai target dan capaian tersebut didukung oleh Satu Data Pembangunan
yang dikelola oleh Pusat Data dan Analisis Pembangunan (Pusdalisbang), Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat. Karena kesesuaian
topik proyek perubahan yang akan dilakukan, maka selanjutnya dilakukan
kunjungan ke Kantor Pusdalisbang di Jalan Sangkuriang No. 2 Bandung sebagai
pelaksana teknis Program Satu Data Pembangunan Jawa Barat.
Tidak ada informasi yang sesuai dengan topik perubahan dari kunjungan ke PT KAI.

E. ANALISIS BEST PRACTICE

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


3
Dalam pandangan saya, pemerintah provinsi Jawa Barat sepertinya sudah berhasil
mengembangkan 2 (dua) inovasi untuk mendukung proses perencanaan,
monitoring dan evaluasi pembangunan di Jawa barat.
Inovasi yang dibuat yaitu terkait pengelolaan data pembangunan (inovasi proses)
dan sistem informasi (inovasi produk) yang menurut saya menarik untuk diadopsi,
yaitu :
1. Inovasi Produk
RKPD online : saluran aspirasi untuk stakeholder internal dan stakeholder
eksternal termasuk masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam proses
penyusunan perencanaan pembangunan di Jawa barat.

2. Inovasi Proses
Kebijakan Satu Data Data Pembangunan Jawa Barat yang dibuat untuk
mendorong ketersediaan data yang akurat dan terintegrasi untuk mendukung
perencanaan, monitoring dan evaluasi pembangunan Jawa Barat.

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


4
Implementasi kebijakan Satu Data Pembangunan Jawa Barat dikawal oleh UPTB
PUSDALISBANG (Unit Pelaksana Teknis Badan Pusat Data dan Analisis
Pembangunan) yang tugas pokok dan fungsinya sangat mirip dengan unit kerja
tempat saya bekerja, yaitu Pusat Data dan Informasi Perencanaan
Pembangunan Nasional, Bappenas.
Sejarah Pembentukan UPTB Pusdalisbang
UPTB PUSDALISBANG adalah unsur pelaksana tugas teknis operasional dan
teknis penunjang pada Bappeda Provinsi Jawa Barat.
Ide dasar pembentukan UPTB PUSDALISBANG dikemukakan oleh Kepala
Bappeda Provinsi Jawa Barat, Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA pada
pertemuan dengan para struktural di lingkungan Bappeda Provinsi Jawa Barat,
bertempat di Ruang Rapat Sidang A Bappeda Jawa Barat Jalan Ir. H. Juanda No.
287 Bandung.
Pada dasarnya gagasan tersebut munculnya karena belum optimalnya integrasi
data perencanaan pembangunan Provinsi Jawa Barat, yang bersumber dari OPD
Provinsi, Bappeda Kabupaten dan Kota, serta instansi vertikal (BPS), khususnya
menyangkut ketidakseragaman tolok ukur (indikator), format data, tahapan
pengolahan data serta sistem penyajiannya, sehingga sering menyulitkan pada
saat dilakukan integrasi data. Oleh sebab itu kebutuhan data yang akurat bagi
pembangunan Jawa Barat sangat mendesak, maka UPTB Pusdalisbang perlu
segera dibentuk untuk menghasilkan data yang sama atau satu data untuk
pembangunan Jawa Barat. Dengan data yang seragam dan valid, sehingga akan
memudahkan perencanaan pembangunan.
Setelah hampir dua tahun sejak awal gagasan tersebut digulirkan oleh Prof. Dr.
Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA, terwujudlah pembentukan Pusdalisbang
melalui terbitnya Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 113/2009 tentang
Organisasi dan Tatakerja Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan di Lingkungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam Berita Daerah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2009 Nomor 186 Seri D. Maka sejak tanggal 11 September
2009, Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi memiliki UPTB Pusdalisbang
sebagai UPTB di lingkungan Bappeda Provinsi Jawa Barat.

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


5
Dengan terbentuknya UPTB Pusdalisbang, diharapkan akan terwujud suatu
unit teknis di Bappeda Provinsi Jawa Barat yang dapat berfungsi untuk
mengumpulkan, mengolah, menganalisa data spasial dan a-spasial
pembangunan Jawa Barat, yang dapat melayani kebutuhan data dan informasi
pembangunan Jawa Barat serta mengelola sistem informasi dan infrastruktur
jaringan informatika data pembangunan Jawa Barat, serta mampu merajut
perencanaan dengan data dan informasi yang lebih teliti, akurat dan
bermakna bagi kemajuan Jawa Barat.
Selain itu, UPTB Pusdalisbang mempunyai kewenangan dalam memberikan
masukan, perumusan, penyusunan kebijakan pembangunan Jawa Barat
berdasarkan hasil analisa data, serta menyusun standarisasi pengelolaan,
pelayanan data dan informasi Jawa Barat.

VISI
“Mewujudkan Satu Data Untuk Pembangunan Jawa Barat yang Berkualitas dan
Akuntabel”

MISI
1. Menyediakan data dan informasi pembangunan yang cepat, akurat dan
terkini.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas analisis data dan informasi untuk
pebaikan perencanaan pembangunan.
3. Mengoptimalkan pembuatan infrastruktur jaringan dalam mendukung
integrasi data dan informasi pembangunan lintas OPD Provinsi dan
integrasi data dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
4. Menjalin komunikasi dalam tugas pelayanan data dan informasi hasil-
hasil pembangunan kepada masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola data dan
informasi pembangunan Jawa Barat pada seluruh OPD Provinsi Jawa
Barat.

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


6
F. PENUTUP
Hasil kegiatan benchmarking adalah teridentifikasinya best practice terkait
pengelolaan data pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi
Jawa Barat melalui kebijakan Satu Data Pembangunan Jawa barat.
Berikut best practice yang akan dicoba untuk diterapkan di Kementerian PPN/
Bappenas:
- Membangun Sistem Pengelolaan Data Pembangunan.
- Sistem tersebut meliputi sistem yang terkoneksi di tingkat (sesuai organisasi di
Kementerian PPN/ Bappenas):
a. Unit kerja dengan mitranya masing-masing;
b. Kedeputian dengan unit kerjanya masing-masing;
c. Kementerian PPN/ Bappenas.
- Untuk mewujudkan Sistem Pengelolaan Data Pembangunan, Pusdatin perlu
mendorong dibuatnya kebijakan yang didukung pejabat setingkat Eselon 1.
Berkaca pada peran sentral Kepala Bappeda dalam mengembangkan Satu Data
Pembangunan Jawa Barat.
- Membuat strategi pengelolaan data pembangunan, berupa :
a. penyusunan konsepsi dasar pengelolaan data pembangunan;
b. pengembangan metodologi pengelolaan data pembangunan;
c. pembentukan dan penguatan peran PENATA DATA di masing-masing unit
kerja untuk memudahkan koordinasi pengelolaan data. Koordinasi
dimulai sejak dari pengumpulan data dasar, data sekunder, informasi
dasar dan informasi tematik;
d. pembentukan FORUM DATA, sebagai wadah komunikasi data
pembangunan sektoral dan regional, untuk keterpaduan pengelolaan
data pembangunan;
e. pembangunan Sistem Pengelolaan Data Pembangunan;
f. peningkatan sumberdaya manusia pengelola data pembangunan;
g. pengembangan dan pengintegrasian Sistem Pengelolaan Data
Pembangunan; dan
h. publikasi hasil pengolahan data pembangunan.

Bandung, 3 Oktober 2014


Peserta

Asep Sukmayadi ST, MT

Diklatpim III Angkatan II PPMKP - Asep Sukmayadi, ST, MT


7

Anda mungkin juga menyukai