Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH

KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2017

Mata Kuliah : Akuntansi Pemerintahan

Dosen Pengampu : Mahmudi, Dr., M.Si., CMA

Disusun Oleh:

Nama: Yuliana Hi Rajuna

No. Mahasiswa: 16312270

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2019
DAFTAR ISI

I. ANALISIS RASIO KEUANGAN ................................................................................... 3


1. Rasio Likuiditas ............................................................................................................ 3
a. Rasio Lancar (Current Ratio)...................................................................................... 3
b. Rasio Kas (Cash Ratio) ............................................................................................... 3
c. Rasio Cepat (Quick Ratio)........................................................................................... 4
d. Working Capital to Total Assets.................................................................................. 4
2. Rasio Solvabilitas .......................................................................................................... 4
3. Rasio Utang (Leverage Ratio) ....................................................................................... 5
a. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio) ...................................... 5
b. Rasio Utang Terhadap Aset Modal (Total Debt to Total Capital Assets)................... 5
II. ANALISIS VARIANS ANGGARAN .......................................................................... 6
1. Pendapatan .................................................................................................................... 6
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)................................................................................... 7
b. Pendapatan Transfer .................................................................................................... 9
2. Belanja ......................................................................................................................... 10
a. Belanja Operasi ......................................................................................................... 10
b. Belanja Modal ........................................................................................................... 11
c. Belanja Tak Terduga ................................................................................................. 11
d. Transfer/Bagi Hasil ke Desa ..................................................................................... 12
3. Pembiayaan ................................................................................................................. 13
a. Peneriman Pembiayaan Daerah ................................................................................. 13
b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah .............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

2
I. ANALISIS RASIO KEUANGAN
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Walaupun pemerintah daerah sudah menyusun
anggaran kas, tetapi analisis likuiditas akan lebih bermanfaat bagi manajemen jika
hanya mendasarkan pada anggaran kas saja.
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki pemerintah daerah pada
tanggal neraca dengan utang jangka pendek. Rasio lancar merupakan ukuran standar
untuk menilai kesehatan keuangan organisasi. Rasio ini menunjukkan apakah
pemerintah daerah memiliki aset yang mencukupi untuk melunasi utangnya. Berikut
merupakan perhitungan rasio lancar Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
204.667.736.039,90
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑙𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = = 8,95
22.857.327.706,43

Nilai rasio lancar pada 2017 adalah sebesar 8,95. Hal ini berarti Pemerintah
Kabupaten Lombok Timur mempunyai aset yang cukup untuk membayar kewajiban
lancarnya. Mengindikasikan bahwa Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mampu
mengelola aset lancar dengan baik.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)


Membandingkan antara kas yang tersedia dalam pemerintah daerah ditambah
efek (investasi jangka pendek) yang dapat segera diuangkan dibagi dengan utang
lancar. Rasio kas bermanfaat untuk mengetahui kemampuan pemerintah daerah dalam
membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas dan efek yang dimiliki
pemerintah daerah. Berikut merupakan perhitungan rasio kas Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur.
𝑲𝒂𝒔 + 𝑬𝒇𝒆𝒌
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑲𝒂𝒔 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
128.678.090.556,85 + 0
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐾𝑎𝑠 = = 5,63
22.857.327.706,43
Nilai rasio kas Pemerintah Kabupaten Lombok Timur adalah sebesar 5,63. Hal ini
berarti terdapat kemampuan kas dan setara kas dalam membayar kewajiban/utang

3
lancar. Hal tersebut mengindikasikan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mampu
membayar utang yang harus segera dibayarkan dengan kas dan efek yang dimiliki
pemerintah.
c. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Biasa dikenal dengan acid test yaitu membandingkan antara aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan dengan utang lancar. Rasio cepat mengindikasikan apakah
pemerintah daerah dapat membayar utangnya dengan cepat. Berikut merupakan
perhitungan rasio cepat Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏


𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑪𝒆𝒑𝒂𝒕 =
𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
204.667.736.039,90 − 27.962.913.712,34
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐶𝑒𝑝𝑎𝑡 = = 7,73
22.857.327.706,43
Nilai rasio cepat pada tahun 2017 adalah sebesar 7,73. Hal ini menunjukan
kemampuan aktiva lancar yang paling likuid sanggup menutupi hutang lancar.
Mengindikasikan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mampu mengelola kas dan
setara kas serta piutang dengan baik.
d. Working Capital to Total Assets
Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur likuiditas dari total aktiva
dengan posisi modal kerja neto. Berikut merupakan perhitungan rasio working capital
to total asset Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑾𝒐𝒓𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝒕𝒐 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
204.667.736.039,90 − 22.857.327.706,43
𝑾𝒐𝒓𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝒕𝒐 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 = = 0,06
2.970.466.766.048,90

Pada 2017, nilai working capital to total assets ratio adalah sebesar 0,06. Hal ini
berarti setiap Rp 1 aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur
didalamnya terdapat 0,06 modal kerja.

2. Rasio Solvabilitas
Rasio ini dapa digunakan untuk melihat kemampuan pemerintah daerah dalam
memenuhi seluruh kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka
panjang. Berikut merupakan perhitungan rasio solvabilitas Pemerintah Kabupaten
Lombok Timur.

4
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑺𝒐𝒍𝒗𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
2.970.466.766.048,90
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑆𝑜𝑙𝑣𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 63,17
47.026.556.353,43
Rasio solvabilitas Pemerintah Kabupaten Lombok Timur pada 2017 adalah
sebesar 63,17. Hal ini menunjukkan setiap Rp 1 pembiayaan aktiva dibiayai oleh
utang sebesar 63,17. Mengindikasikan tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman.
3. Rasio Utang (Leverage Ratio)
Rasio utang sangat penting bagi kreditor dan calon kreditor potensial pemerintah
daerah dalam membuat keputusan pemberian kredit. Rasio-rasio ini akan digunakan
oleh kreditor untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar
utangnya. Terdapat beberapa jenis rasio utang, yaitu:
a. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)
Adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui bagian dari setiap rupiah ekuitas
dan yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Rasio ini mengindikasikan
seberapa besar pemerintah daerah terbebani oleh utang. Berikut merupakan
perhitungan rasio utang terhadap ekuitas Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔
47.026.556.353,43
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 = = 0,02
2.923.440.219.695,47

Rasio utang terhadap ekuitas pada 2017 adalah sebesar 0,02. Hal ini berarti
bahwa setiap Rp1 ekuitas dana yang dijadikan jaminan keseluruhan utang adalah
0,02. Mengindikasikan Kabupaten Lombok Timur tidak memiliki utang yang
berlebih.

b. Rasio Utang Terhadap Aset Modal (Total Debt to Total Capital Assets)
Digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari aset modal yang dapat
digunakan untuk menjamin utang. Rasio utang terhadap aset modal sebenarnya tidak
terlalu relevan untuk sektor publik karena pemerintah daerah diasumsikan tidak akan
dilikuidasi, kreditor pun tidak dapat mengklaim aset modal pemerintah daerah jika
terjadi kegagalan dalam membayar utang, kreditor tidak dapat mempailitkan
pemerintah daerah. Berikut merupakan perhitungan rasio utang terhadap aset modal
Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

5
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑹𝒂𝒔𝒊𝒐 𝑼𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑻𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍
47.026.556.353,43
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = = 0,21
225.379.528.751,48

Nilai rasio utang terhadap aset modal pada 2017 adalah sebesar 0,21. Hal ini
berarti total utang Pemerintah Kabupaten Lombok Timur lebih sedikit dan mayoritas
sumber dana bukanlah berasal dari utang.

II. ANALISIS VARIANS ANGGARAN


Analisis varians (selisih) pada umumnya digunakan untuk menganalisis laporan realisasi
anggaran. Aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam analisis varians ini adalah:
 Menentukan tingkat signifikansi selisish anggaran. Apakah selisih anggaran
dengan realisasi dinilai signifikan ataukah tidak. Jika tidak maka bisa diabaikan,
tetapi jika dianggap signifikan, maka perlu analisis lebih lanjut.
 Menentukan tingkat varians (selisih) anggaran yang bisa ditoleransi. Berapa besar
penyimpangan angggaran yang masih dianggap dalam batas wajar.
 Mencari penyebab terjadinya selisih anggaran.

1. Pendapatan

Analisis Varians Pendapatan Derah dilakukan dengan cara menghitung selisih


antara realisasi pendapatan dengan yang dianggarkan. Informasi selisih anggaran
tersebut sangat membantu pengguna laporan dalam memahami dan menganalisis kinerja
keuangan pendapatan. Pada prinsipnya, anggaran pendaatan merupakan batas minimal
jumlah pendapatan yang ditargetkan harus diperoleh oleh pemerintah daerah.
Pemerintah daerah dikatakan memiliki kinerja keuangan pendapatan yang baik apabila
mampu memperoleh pendapatan melebihi jumlah yang dianggarkan (target anggaran).
Sebaliknya, apabila realisasi pendapatan dibawah jumlah yang dianggarkan, maka hal
itu dinilai kurang baik. Apabila target pendapatan dapat dicapai bahkan terlampaui,
maka hal itu tidak terlalu mengejutkan karena memang seharusnya demikian. Selisih
lebih pendapatan merupakan selisih menguntungkan (Favourable Variance), sedangkan
selisih kurang merupakan selisih yang tidak menguntungkan (Unfavourable Variance).

6
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
 Pendapatan Pajak Daerah
Pendapatan dari Pajak daerah dengan anggaran sebesar Rp 56.463.655.525,00
dan realisasi pendapatan pajak daerah sebesar Rp 61.020.187.603,00 atau sebesar
108,07%. Jumlah selisih signifikan antara anggaran dengan realisasi yaitu sebesar
Rp 4.556.532.078,00 atau sebesar 8,07% dari target yang dianggarkan, hal ini
mengindikasikan bahwa selisih tersebut merupakan selisih yang favorable
(menyenangkan) karena terdapat selisih positif dari perbandingan antara anggaran
dan realisasi. Realisasi tahun 2016 sebesar Rp 48.156.909.75,96. Perbandingan
antara target 2017 beserta realisasinya dengan pealisasi 2016 perencanaan
pendapatan pajak daerah sudah berjalan dengan baik, terukur dan realistis, karena
adanya peningkatan target dari realisasi dari tahun sebelumnya dan target tersebut
dapat tercapai.

7
 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan dari Retribusi daerah dianggarkan sebesar Rp 61.210.910.181,00
dan terealisasi sebesar Rp 37.555.558.782,00 atau 61,35%. Jumlah selisih tidak
signifikan yaitu sebesar Rp 23.655.351.399,00 atau turun sebesar 39% dari target
yang dianggarkan, selisih tersebut merupakan selisih yang unfavorable (tidak
menyenangkan) karena mengindikasikan bahwa terdapat selisih negatif
perbandingan antara anggaran dan realisasi. Realisasi tahun 2016 sebesar Rp
32.032.656.104,00. Dengan membandingkan antara target 2017 beserta
realisasinya dengan realisasi tahun 2016 perencanaan pendapatan retribusi daerah
belum berjalan dengan baik karena adanya penurunan target dari realisasi tahun
sebelumnya dan target tersebut tidak dapat tercapai.

 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan


dianggarkan sebesar Rp22.291.555.000,00 dan dapat terealisasi sebesar
Rp22.012.623.128,00 atau 98,75%. Terdapat selisih yang tidak signifikan
antara anggaran dan realisasi yaitu 278.931.872,00 atau mengalami
penurunan sebesar 1,25% dari target yang dianggarkan. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa terdapat selisih negatif dari perbandingan antara
anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang
unfavorable (tidak menyenangkan). Realisasi tahun 2016 sebesar Rp
18.614.770.095,00. Dengan membandingkan antara target 2017 beserta
realisasinya dengan realisasi 2016 perencanaan pendapatan tersebut sudah
berjalan dengan baik, terukur dan realistis, karena adanya peningkatan target
dari realisasi tahun sebelumnya.

 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain PAD yang sah dianggarkan sebesar Rp275.506.538.277,00 dan


dapat terealisasi sebesar Rp 277.500.091.028,00 atau 100,72%. Jumlah selisih
tidak signifikan yaitu sebesar Rp 1.993.552.751,00 atau mengalami
peningkatan sebesar 0,72% dari target yang dianggarkan, hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat selisih positif dari perbandingan antara
anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang
favorable (menyenangkan). Realisasi tahun 2016 sebesar

8
Rp136.343.139.298,94. Dengan membandingkan antara target 2017 beserta
realisasinya dengan realisasi 2016 perencanaan pendapatan tersebut sudah
berjalan dengan baik karena adanya kenaikan target yang signifikan dari
realisasi tahun sebelumnya, sehingga target tersebut dapat tercapai.

b. Pendapatan Transfer
 Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan
Pendapatan dari Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan dengan
anggaran sebesar Rp 1.022.640.705.790,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp
1.799.863.950.121,00 atau 98,75%. Jumlah selisih signifikan yaitu sebesar Rp
777.223.244.331,00 atau naik sebesar 76% dari target yang dianggarkan, hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat selisih positif dari perbandingan antara anggaran
dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang favorable
(menyenangkan). Realisasi tahun 2016 adalah sebesar Rp 1.749.586.151.438,00.
Dengan membandingkan antara target 2017 beserta realisasinya dengan ealisasi
2016 perencanaan pendapatan transfer pemerintah pusat sudah berjalan dengan
baik karena adanya kenaikan target dari realisasi tahun sebelumnya, sehingga
target tersebut dapat tercapai.
 Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya
Pendapatan dari Transfer Pemerintah Pusat-lainnya untuk tahun 2017
dianggarkan sebesar Rp 252.609.764.000,00 dan realisasinya sebesar
252.516.860.028,00 atau 99,96%. Selisih antara anggaran dan realisasi sebesar
92.903.972,00 atau naik 0,04% dari yang dianggarkan. hal ini mengindikasikan
bahwa terdapat selisih positif dari perbandingan antara anggaran dan realisasi,
sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang favorable (menyenangkan).
Realisasi tahun 2016 Rp 164.030.934.210,00. Dengan membandingkan antara
target 2017 beserta realisasinya dengan ealisasi 2016 perencanaan pendapatan
transfer pemerintah pusat sudah berjalan dengan baik karena adanya kenaikan
target dari realisasi tahun sebelumnya, sehingga target tersebut dapat tercapai.
 Transfer Pemerintah Provinsi
Pendapatan dari Transfer Pemerintah Provinsi dianggarkan sebesar Rp
75.030.379.487,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp 83.800.689.913,00 atau
111,69%. Jumlah selisihnya sebesar Rp 8.770.310.426,00 atau naik sebesar
11,69% dari target yang dianggarkan, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat

9
selisih positif dari perbandingan antara anggaran dan realisasi, sehingga selisih
tersebut merupakan selisih yang favorable (tidak menyenangkan). Realisasi tahun
2016 adalah sebesar Rp67.094.041.635,71. Dengan membandingkan antara target
2017 beserta realisasinya dengan realisasi 2016 perencanaan pendapatan transfer
pemerintah propinsi telah berjalan dengan baik, karena adanya kenaikan target dari
realisasi tahun sebelumnya dan target tersebut dapat tercapai.
 Lain-lain Pendapatan yang Sah
Lain-lain pendapatan yang sah dianggarkan sebesar Rp 11.208.626.650,00 dan
dapat terealisasi sebesar Rp 11.755.500.800,00 atau 104,88%. Jumlah selisihnya
sebesar Rp 546.874.150,00 atau naik sebesar 4,88% dari target yang dianggarkan,
hal ini mengindikasikan bahwa terdapat selisih positif dari perbandingan antara
anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang favorable
(tidak menyenangkan). Realisasi tahun 2016 adalah sebesar Rp6.948.372.278,00.
Dengan membandingkan antara target 2017 beserta realisasinya dengan realisasi
2016 perencanaan pendapatan transfer pemerintah propinsi telah berjalan dengan
baik, karena adanya kenaikan target dari realisasi tahun sebelumnya dan target
tersebut dapat tercapai.
2. Belanja

Analisis ini merupakan analisis terhadap perbedaan atau selisih antara realisasi
dengan anggaran. Selisih dalam analisis ini dapat dikategorikan dalam dua jenis, yaitu
selisih disukai dan selisih tidak disukai. Selisih disukai terjadi saat realisasi belanja
lebih kecil dari anggaran, sedangkan selisih yang tidak disukai terjadi karena realisasi
belanja lebih besar dari yang dianggarkan. Selisih signifikan akan memiliki dua
kemungkinan, pertama dapat diartikan jika telah terjadi efisiensi anggaran. Kedua dapat
diartikan sebaliknya, ini terjadi jika selisih kurang maka sangat mungkin telah terjadi
kelemahan dalam perencanaan anggaran sehingga estimasi kurang tepat.

a. Belanja Operasi
Belanja Operasi dianggarkan sebesar Rp2.075.624.267.051,00 dan dapat
terealisasi sebesar Rp1.952.617.698.799,89 atau 94,07%. Jumlah selisih sebesar
Rp123.006.568.251,11 atau lebih kecil 5,93% dari target yang dianggarkan, hal ini
mengindikasikan bahwa terdapat selisih negatif dari perbandingan antara anggaran
dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang favorable

10
(menyenangkan). Realisasi tahun 2016 sebesar Rp1.770.616.619.188,67. Selisih
disebabkan oleh efisiensi penggunaan anggaran karena semua kegiatan dapat
terlaksana.
b. Belanja Modal
Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp493.119.192.425,00 dan dapat terealisasi
sebesar Rp469.901.093.897,68 atau 95,29%. Jumlah selisih tidak signifikan yaitu
sebesar Rp23.218.098.527,32 atau mengalami penurunan sebesar 4,71% dari target
yang dianggarkan, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat selisih negatif dari
perbandingan antara anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih
yang favorable (menyenangkan). Realisasi tahun 2016 sebesar
Rp421.798.287.025,00. Selisih disebabkan oleh efisiensi dan slak pada anggaran,
penggunaan anggaran terbilang efektif karena semua kegiatan dapat terlaksana.
c. Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga dianggarkan sebesar Rp10.000.000.000,00 dan dapat
terealisasi sebesar Rp3.151.101.250,00 atau 31,51%. Jumlah selisih sangat signifikan
yaitu sebesar Rp6.848.898.750,00 atau mengalami penurunan sebesar 68,49% dari
target yang dianggarkan, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat selisih negatif dari
perbandingan antara anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih
yang favorable (menyenangkan). Tetapi penganggaran pada Belanja Tak Terduga
tersebut belum dilaksanakan dengan baik karena selisih tersebut terlalu besar yang
disebabkan slack pada anggaran. Realisasi tahun 2016 sebesar Rp2.355.375.418,00.

11
d. Transfer/Bagi Hasil ke Desa
Transfer/bagi hasil ke desa dianggarkan sebesar Rp 11.767.456.570,00 dan dapat
terealisasi sebesar Rp 8.585.662.600,00 atau 72,96%. Jumlah selisih sebesar Rp
3.181.793.970,00 atau mengalami penurunan sebesar 27,04% dari target yang
dianggarkan, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat selisih negatif dari
perbandingan antara anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih
yang favorable (menyenangkan). Tetapi penganggaran pada transfer/bagi hasil ke
desa tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan penggunaan anggaran terbilang
efektif karena semua kegiatan dapat terlaksana. Realisasi tahun 2016 sebesar
Rp4.058.861.859,00.

12
3. Pembiayaan

a. Peneriman Pembiayaan Daerah

Dianggarkan sebesar Rp 42.768.341.350,00 dan dapat terealisasi sebesar Rp


42.968.341.350,01 atau 100,47%. Jumlah selisih tidak signifikan yaitu sebesar (Rp
200.000.000,01) atau mengalami kenaikan sebesar 0,47% dari target yang
dianggarkan, hal ini mengindikasikan bahwa terdapat selisih positif dari perbandingan
antara anggaran dan realisasi, sehingga selisih tersebut merupakan selisih yang
unfavorable (tidak menyenangkan). Realisasi Tahun 2016 sebesar
Rp70.849.563.231,07.

b. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Dianggarkan sebesar Rp 29.219.560.214,00 dan terealisasi sebesar Rp


29.219.560.214,00 atau 100%. Tidak terdapat selisih antara anggaran dan realisasi.
Realisasi Tahun 2016 sebesar Rp53.059.053.163,00.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mahmudi. (2019). Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Edisi ke 4. Yogyakarta:


UPT STIM YKPN.

14

Anda mungkin juga menyukai