Anda di halaman 1dari 175

EVALUASI PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PADA

KOMPETENSI KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU


DI SMKN 1 CIBADAK

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pendidikan

Oleh

LILI NAILUFHAR
NIM 1504738

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2019
EVALUASI PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PADA KOMPETENSI
KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU
DI SMKN 1 CIBADAK

Oleh
Lili Nailufhar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Lili Nailufhar
Universitas Pendidikan Indonesia
Maret 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang


Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak
ulang, difotokopi, dan cara lainnya tanpa izin dari penulis
LILI NAILUFHAR

EVALUASI PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PADA


KOMPETENSI KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU
DI SMKN 1 CIBADAK

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Sri Handayani, M.Pd


NIP. 19660930 199703 2001

Pembimbing II

Dwi Lestari Rahayu, S.TP, M.Si


NIP. 19821222 201504 2002

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri

Dr. Yatti Sugiarti, MP


NIP. 19631207 199303 2001
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan
Sertifikasi Profesi Pada Kompetensi Keahlian Pengawasan Mutu Di SMKN 1
Cibadak” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,
saya siap menanggung risiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.

Bandung, April 2019


Yang membuat pernyataan

Lili Nailufhar
NIM. 1504738
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat,
karunia, dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Pada Kompetensi Keahlian Pengawasan
Mutu di SMKN 1 Cibadak” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi S1
di program studi Pendidikan Teknologi Agroindustri. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, kepada para sahabat,
keluarga, dan pengikutnya hingga akhir zaman dan semoga kita termasuk ke dalam
golongannya. Pada penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan
dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Sri Handayani, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan, serta senantiasa memberikan motivasi
dan semangatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
2. Dwi Lestari Rahayu, S.TP, M,Si. sebagai dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan arahan, serta motivasi
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Dr. Yatti Sugiarti, MP, Dewi Nur Azizah, S.TP, MP, dan Siti Mujdalipah
S.TP, M,Si. sebagai dosen penguji yang sudah mengarahkan dan membantu
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Juanda, M.Si. sebagai kepala sekolah SMK Negeri 1 Cibadak sekaligus
narasumber penelitian yang telah mengizinkan penulis melaksanakan
penelitian di SMKN 1 Cibadak dan meluangkan waktunya untuk membantu
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Wagiyono, sebagai ketua kompetensi keahlian Pengawasan Mutu yang
merangkap sebagai ketua Lembaga Sertifikasi Profesi SMKN 1 Cibadak
sekaligus narasumber penelitian yang telah mengizinkan penulis untuk
melaksanakan penelitian di LSP P1 SMKN 1 Cibadak kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

i
6. Tri Pristiwiwati S.TP, M.MPd, Arya Darajat, S.TP, dan Asri Wahyuni
sebagai guru dan tenaga kependidikan kompetensi keahlian Pengawasan
Mutu SMKN 1 Cibadak yang telah dan meluangkan waktunya untuk
membantu penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Mulhaquddin, sebagai ketua laboratorium pengujian Balai Besar Industri
Agro Bogor yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi
narasumber penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Siti Masitoh, S.TP, M.MPd., Anfila Sujarwati, S.TP., A’i Sumarni, S.Pd., dan
Istiyah, S.Pi., sebagai validator yang telah meluangkan waktu untuk
memvalidasi dan memberikan saran serta masukan perbaikan terhadap
instrumen penelitian sehingga skripsi ini dapat terlaksana sesuai dengan
harapan.
9. Dr. Yatti Sugiarti, MP. sebagai ketua program studi Pendidikan Teknologi
Agroindustri yang telah memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kedua orang tua dan kedua adikku yang tiada hentinya memberikan kasih
sayang dan doa terbaik, serta motivasi yang tiada henti sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.
11. Seluruh dosen program studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI
yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmunya kepada penulis
selama perkuliahan.
12. Seluruh staf administrasi program studi Pendidikan Teknologi Agroindustri
FPTK UPI yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan administrasi
selama perkuliahan.
13. Seluruh teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Teknologi Agroindustri
2015 yang sebagai memberikan dukungan, bantuan, dan motivasi selama
penyusunan skripsi.
14. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama penyusunan skripsi yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.

ii
EVALUASI PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PADA KOMPETENSI
KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU
DI SMKN 1 CIBADAK

LILI NAILUFHAR (1504738)

ABSTRAK

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi


profesi yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Proses sertifikasi profesi merupakan suatu program yang dijalankan oleh LSP.
Setiap program yang dijalankan membutuhkan evaluasi, terutama terhadap
program yang akan dijalankan dalam jangka panjang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan evaluatif (evaluation research) dengan model evaluasi CIPP (Context,
Input, Process, Product). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak ditinjau
dari aspek Context, Input, Process, Product, dan secara akumulatif. Oleh karena itu
penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 di
SMKN 1 Cibadak khususnya pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu Hasil
Pertanian. Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 di SMKN 1 Cibadak. Sumber data atau responden adalah ketua LSP P1
SMKN 1 Cibadak, kepala sekolah SMKN 1 Cibadak, pengguna (mitra) LSP P1
SMKN 1 Cibadak, assessor LSP P1 SMKN 1 Cibadak, dan alumni kompetensi
keahlian pengawasan mutu SMKN 1 Cibadak. Pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan melalui survey menggunakan angket, wawancara, dan observasi.
Berdasarkan angket dengan responden assessor dan alumni diketahui bahwa
pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu di SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input,
Process, Product, dan akumulatif sudah berada dalam kategori sangat sesuai.
Persentase kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi ditinjau dari aspek Context,
Input, Process, Product, dan akumulatif dengan responden assessor berturut-turut
adalah 87,50%, 90,28%, 86,61%, 87,50%, dan 87,80%. Sedangkan Persentase
kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi ditinjau dari aspek Context, Input,
Process, Product, dan akumulatif dengan responden alumni berturut-turut adalah
89,17%, 81,67%, 83,64%, 89,00%, dan 85,09%.

Kata Kunci : Evaluasi, Sertifikasi Profesi, CIPP, LSP P1 SMKN 1 Cibadak

iii
EVALUATION OF PROFESSIONAL CERTIFICATION IMPLEMENTING IN
QUALITY CONTROL EXPERTISE OF CIBADAK VOCATIONAL SCHOOL

LILI NAILUFHAR (1504738)

ABSTRACT

Professional Certification Institutions (LSP) are implementing institutions for


professional certification activities that are licensed by the National Professional
Certification Agency (BNSP). The professional certification process is a program
that run by LSP. Every program requires evaluation, especially for programs that
will be run in the long run. This study uses an evaluative approach (evaluation
research) with CIPP evaluation model (Context, Input, Process, Product). The
purpose of this study was to determine the suitability of the implementation of
professional certification by LSP P1 in Cibadak vocational school based on
Context, Input, Process, Product, and Accumulative aspects. Therefore this
research is focused on the implementation of professional certification by LSP P1
in Cibadak vocational school especially in Quality Control of Agricultural
Products expertise. The object of this research is the implementation of professional
certification by LSP P1 in Cibadak vocational school. The data sources or
respondent is the chairman of LSP P1 in Cibadak Vocational School, headmaster
of Cibadak Vocational School 1, user (partner) LSP P1 in Cibadak vocational
school, assessor of LSP P1 in Cibadak vocational school, and alumnus of quality
control expertise of Cibadak vocational school. Data collection in this study was
carried out through surveys using questionnaires, interviews, and observations.
Based on the questionnaire with the assessor and alumnus respondents, it is known
that the implementation of professional certification by LSP P1 Cibadak vocational
school in Quality Control expertise in Cibadak vocational school based on Context,
Input, Process, Product, and Accumulative aspects is in a very appropriate
category. Percentage of suitability of professional certification implementating
based on of Context, Input, Process, Product, and Accumulative aspects with
assessor respondents were 87.50%, 90.28%, 86.61%, 87.50% and 87.80%
respectively. While the suitability percentage of professional certification
implementing based on the Context, Input, Process, Product, and Accumulative
aspects with alumnus respondents were 89.17%, 81.67%, 83.64%, 89.00%, and
85.09 % respectively.

Keywords : Evaluation, Professional Certification, CIPP, LSP P1 Cibadak


Vocational School

iv
DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................. i


ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................................3
E. Struktur Organisasi Skripsi .................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Kajian Teori .........................................................................................................5
1. Sertifikasi Profesi............................................................................................5
2. Lembaga Sertifikasi Profesi P1 SMK Negeri 1 Cibadak..............................10
3. Model Evaluasi Program ..............................................................................16
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................................18
C. Posisi Penelitian ................................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................21
A. Pendekatan Penelitian........................................................................................21
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian .......................................................21
C. Desain Penelitian ...............................................................................................21
D. Objek Penelitian ................................................................................................26
E. Sampel Penelitian ..............................................................................................26
F. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data...................................................26
G. Teknik Analisis Data .........................................................................................33
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................44
1. Aspek Context ...................................................................................................44
2. Aspek Input .......................................................................................................56
3. Aspek Process ...................................................................................................67
4. Aspek Product ...................................................................................................81
5. Aspek Context, Input, Process, dan Product Secara Akumulatif .....................91
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI .........................100
A. Simpulan..........................................................................................................100
B. Implikasi ..........................................................................................................101
C. Rekomendasi ...................................................................................................102
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................104
LAMPIRAN ........................................................................................................106

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Contoh Skema Sertifikasi KKNI ...........................................................7


Tabel 2.2. Contoh Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional bidang
Supervisor Pengelolaan SDM ...............................................................7
Tabel 2.3. Profil LSP P1 SMKN 1 Cibadak .........................................................10
Tabel 2.4. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia Gravimetri....14
Tabel 2.5. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia Volumetri .....14
Tabel 2.6. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Proksimat ................15
Tabel 2.7. Panduan Modul Pelatihan BNSP untuk Assessor ..............................16
Tabel. 3.1. Standar Acuan Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN
1 Cibadak Aspek CIPP ........................................................................23
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Context untuk Kepala Sekolah
.............................................................................................................29
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Context untuk Ketua LSP SMK
Negeri 1 Cibadak .................................................................................29
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Input untuk Ketua LSP SMK
Negeri 1 Cibadak ................................................................................ 30
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Process untuk Ketua LSP SMK
Negeri 1 Cibadak ................................................................................ 30
Tabel 3.6. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Product untuk Ketua LSP SMK
Negeri 1 Cibadak ............................................................................... 30
Tabel 3.7. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Product untuk Pengguna LSP
SMK Negeri 1 Cibadak .......................................................................30
Tabel 3.8. Rentang Skala Likert ...........................................................................31
Tabel 3.9. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Context untuk Assessor ...................31
Tabel 3.10.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Input untuk Assessor .......................31
Tabel 3.11.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Process untuk Assessor ...................32
Tabel 3.12.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Product untuk Assessor...................32
Tabel 3.13.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Context untuk Alumni .....................32
Tabel 3.14.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Input untuk Alumni .........................32
Tabel 3.15.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Process untuk Alumni.....................33
Tabel 3.16.Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Product untuk Alumni ....................33
Tabel 3.17.Kategori nilai CVR dan CVI................................................................34
Tabel 3.18.Kategori Data Hasil Penelitian .............................................................35
Tabel 3.19.Kategori data angket aspek context responden assessor ......................37
Tabel 3.20.Kategori data angket aspek context responden alumni ........................37
Tabel 3.21.Kategori data angket aspek input responden assessor .........................38
Tabel 3.22.Kategori data angket aspek input responden alumni ...........................39
Tabel 3.23.Kategori data angket aspek process responden assessor .....................40
Tabel 3.24.Kategori data angket aspek process responden alumni .......................40
Tabel 3.25.Kategori data angket aspek product responden assessor .....................41

vi
Tabel 3.26.Kategori data angket aspek product responden alumni .......................42
Tabel 3.27.Kategori data angket aspek CIPP akumulatif responden assessor ......43
Tabel 3.28.Kategori data angket aspek CIPP akumulatif responden alumni .........43
Tabel 4.1. Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Context dengan Kriteria
Standar .................................................................................................45
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Assessor...............................................................51
Tabel 4.3. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Assessor...............................................................51
Tabel 4.4. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Context Responden Assessor ...................................................52
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Alumni ................................................................54
Tabel 4.6. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Alumni ................................................................54
Tabel 4.7. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Context Responden Alumni .....................................................55
Tabel 4.8. Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Input dengan Kriteria
Standar
.................................................................................................................
.............................................................................................................57
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek Input
Responden Assessor ............................................................................60
Tabel 4.10. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek Input
Responden Assessor ............................................................................60
Tabel 4.11.Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Input Responden Assessor .......................................................61
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek Input
Responden Alumni ..............................................................................64
Tabel 4.13. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek Input
Responden Alumni ..............................................................................64
Tabel 4.14.Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Input Responden Alumni .........................................................65
Tabel 4.15.Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Process dengan Kriteria
Standar .................................................................................................68
Tabel 4.16.Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Assessor ..............................................................75
Tabel 4.17.Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Assessor ..............................................................75
Tabel 4.18.Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Process Responden Assessor ...................................................76

vii
Tabel 4.19.Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Alumni ................................................................78
Tabel 4.20.Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Alumni ................................................................78
Tabel 4.21.Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Process Responden Alumni .....................................................79
Tabel 4.22.Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Product dengan Kriteria
Standar .................................................................................................83
Tabel 4.23.Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Assessor ..............................................................86
Tabel 4.24.Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Assessor ..............................................................87
Tabel 4.25.Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Product Responden Assessor ...................................................88
Tabel 4.26.Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Alumni ................................................................89
Tabel 4.27.Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Alumni ................................................................90
Tabel 4.28.Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Product Responden Alumni .....................................................90
Tabel 4.29.Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Assessor ...............................................................................................91
Tabel 4.30.Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Assessor ...............................................................................................92
Tabel 4.31.Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Alumni.................................................................................................92
Tabel 4.32.Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Alumni.................................................................................................93

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Level Skema KKNI ............................................................................6


Gambar 3.1. Diagram Model Evaluasi CIPP ........................................................21
Gambar 4.1. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadak Aspek Context dengan perolehan nilai masing-
masing indikator dalam skala 4 ........................................................95
Gambar 4.2. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadak Aspek Input dengan perolehan nilai masing-masing
indikator dalam skala 4 .....................................................................96
Gambar 4.3. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadak Aspek Process dengan perolehan nilai masing-
masing indikator dalam skala 4 ........................................................97
Gambar 4.4. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadak Aspek Product dengan perolehan nilai masing-
masing indikator dalam skala 4 ........................................................98
Gambar 4.5. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadak Aspek CIPP Akumulatif dengan perolehan nilai
masing-masing indikator dalam skala 4............................................99

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Alur Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak ...........106


Lampiran 2. Contoh Formulir Assessment Mandiri Calon Asesi LSP P1 SMKN 1
Cibadak .........................................................................................107
Lampiran 3. Contoh Sertifikat Kompetensi LSP P1 SMKN 1 Cibadak ...........108
Lampiran 4. Contoh Form Pengisian Bukti Pengambilan Sertifikat
Kompetensi ...................................................................................109
Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen Lembar Wawancara Responden Kepala
Sekolah SMKN 1 Cibadak ...........................................................110
Lampiran 6. Hasil Validasi Instrumen Lembar Wawancara Responden Ketua
LSP P1 SMKN 1 Cibadak ..........................................................111
Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Lembar Wawancara Responden Kepala
Laboratorium Pengujian BBIA (Pengguna) .................................113
Lampiran 8. Hasil Validasi Instrumen Angket Responden Assessor ................114
Lampiran 9. Hasil Validasi Instrumen Angket Responden Alumni .................119
Lampiran 10. Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cibadak .........123
Lampiran 11. Hasil Wawancara Ketua LSP P1 SMK Negeri 1 Cibadak ...........125
Lampiran 12. Hasil Wawancara Pengguna (BBIA) ............................................129
Lampiran 13. Lembar Angket untuk Responden Assessor .................................131
Lampiran 14. Lembar Angket untuk Responden Alumni ...................................139
Lampiran 15. Rekapitulasi Skor Penilaian Aspek CIPP .....................................145
Lampiran 16. Perhitungan Data Angket Aspek Context .....................................149
Lampiran 17. Perhitungan Data Angket Aspek Input .........................................151
Lampiran 18. Perhitungan Data Angket Aspek Process .....................................153
Lampiran 19. Perhitungan Data Angket Aspek Product ....................................155
Lampiran 20. Perhitungan Data Angket Aspek CIPP akumulatif.......................157
Lampiran 21. Surat Pengantar Skripsi dari Universitas ......................................159
Lampiran 22. Surat Izin Penelitian dari Sekolah ................................................160
Lampiran 23. Dokumentasi Proses Uji Kompetensi ...........................................161

x
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksana kegiatan
sertifikasi profesi yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi
Profesi (BNSP). Lisensi diberikan melalui proses akreditasi oleh BNSP yang
menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi syarat untuk melakukan
kegiatan sertifikasi profesi. LSP diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu LSP
P3, LSP P2, LSP P1 Industri, dan LSP P1 Lembaga Pendidikan/Pelatihan.
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Cibadak adalah salah satu sekolah yang
sudah memiliki LSP dengan jenis P1 Lembaga Pendidikan.
LSP P1 SMKN 1 Cibadak didirikan pada tanggal 5 Oktober 2015 dengan
nomor lisensi BNSP-LSP-199-ID. Sampai saat ini LSP P1 SMKN 1 Cibadak
telah mengeluarkan sertifikat kompetensi terhadap 161 peserta dan akan terus
bertambah. Ruang lingkup skema sertifikasi LSP SMKN 1 Cibadak adalah
bidang industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan dan sektor industri
pengolahan. Namun sampai saat ini peserta yang sudah disertifikasi hanya
peserta yang berasal dari kompetensi keahlian pengawasan mutu saja sedangkan
untuk kompetensi keahlian yang lainnya masih dalam tahap pengajuan kepada
BNSP. Skema sertifikasi yang digunakan adalah skema sertifikasi klaster.
Terdapat tiga jenis klaster yang disertifikasi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak
dengan 15 unit kompetensi. Klaster tersebut diantaranya pelaksanaan analisis
kimia gravimetri, analisis kimia volumetri, dan analisis proksimat.
Proses sertifikasi profesi merupakan suatu program yang dijalankan oleh
LSP. Setiap program yang dijalankan membutuhkan evaluasi, terutama terhadap
program yang akan dijalankan dalam jangka panjang. Evaluasi suatu program
juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi pelaksanaan program. Dengan
evaluasi dapat diketahui kekurangan dan kelebihan program sehingga dapat
dijadikan acuan untuk perbaikan pelaksanaan program ke depannya. Oleh karena
itu dalam penelitian ini penulis melakukan evaluasi terhadap program sertifikasi
profesi yang dilaksanakan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak.
2

Ada berbagai macam model yang sering dipakai dalam mengevaluasi


suatu program contohnya seperti model CIPP, model Provus, dan model Stake.
Pada penelitian ini model yang digunakan adalah model evaluasi CIPP. Menurut
Madaus, dkk (1993) tujuan penting model evaluasi CIPP adalah memperbaiki
program. Hal tersebut sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai penulis dalam
penelitian ini sehingga penulis memutuskan untuk menggunakan model ini.
Model CIPP memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih komprehensif karena
objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup context,
masukan (input), process, maupun hasil (product) (Darodjat dan Wahyudhiana,
2015). Model CIPP juga ditujukan untuk melayani kebutuhan orang-orang yang
merencanakan dan melaksanakan program dan keputusan dalam model CIPP
berupa penilaian apakah kebutuhan-kebutuhan sasaran program sudah atau
belum terpenuhi (Mahmudi, 2011). Dengan demikian model CIPP mempunyai
kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan model lainnya.
Untuk mengembangkan suatu program, evaluasi sumatif sesungguhnya
lebih penting ketimbang evaluasi formatif. Evaluasi formatif atau proaktif
dimaksudkan untuk mengambil keputusan, sedangkan evaluasi sumatif atau
retroaktif terutama untuk memberikan informasi tentang akuntabilitas
(Mahmudi, 2011). Evaluasi context, input, process, dan product dapat
dipraktikkan dalam rangka pengambilan keputusan (peran formatif) dan
penyajian informasi mengenai akuntabilitas (peran sumatif). Dibandingkan
dengan model evaluasi formatif, model CIPP lebih lengkap karena model ini
mencakup evaluasi formatif dan sumatif (Darodjat dan Wahyudhiana, 2015).
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka penulis
memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “EVALUASI
PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PADA KOMPETENSI
KEAHLIAN PENGAWASAN MUTU DI SMKN 1 CIBADAK”.
3

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek context ?
2. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek input ?
3. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek process ?
4. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek product ?
5. Bagaimana kesesuaian pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek context, input, process, dan product secara akumulatif ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
context, input, process, product, dan secara akumulatif.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama:
1. Praktis
Sebagai acuan dalam rangka perbaikan pelaksanaan LSP P1 di SMKN
1 Cibadak.
2. Teoritis
a. Manfaat bagi Pembaca
Menambah pengetahuan tentang Lembaga Sertifikasi Profesi dan
cara mengevaluasi program tersebut.
b. Manfaat bagi Peneliti Berikutnya
Sebagai referensi penggunaan model CIPP dalam melakukan
evaluasi terhadap suatu program.
4

c. Manfaat bagi Penulis


Membuka wawasan dan menambah pengetahuan penulis tentang
Lembaga Sertifikasi Profesi dan cara mengevaluasinya serta dapat menjadi
sarana bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah
didapat di perkuliahan.

E. Struktur Organisasi Skripsi


Sistematika penulisan pada penelitian ini adalah :
1. BAB I Pendahuluan, pada bab ini penulis mengemukakan tentang latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi proposal skripsi.
2. BAB II Kajian Pustaka, pada bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori
yang mendukung proses penelitian yang menjadi landasan dalam melakukan
penelitian.
3. BAB III Metode Penelitian, pada bab ini penulis menguraikan tentang lokasi
penelitian, metode penelitian, populasi dan sampel penelitian, prosedur
penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian dan teknik analisis data.
4. BAB IV Temuan dan Pembahasan, pada bab ini penulis menguraikan temuan
yang ada pada saat penelitian dan membahas temuan tersebut.
5. BAB V Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi, pada bab ini penulis
menguraikan kesimpulan penelitian dan saran yang diajukan bagi pembaca
atau peneliti selanjutnya.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Sertifikasi Profesi
a) Lembaga Sertifikasi Profesi
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) adalah lembaga pelaksana
kegiatan sertifikasi profesi yang memperoleh lisensi dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi diberikan melalui proses akreditasi
oleh BNSP yang menyatakan bahwa LSP bersangkutan telah memenuhi
syarat untuk melakukan kegiatan sertifikasi profesi. BNSP adalah lembaga
independen yang dibentuk sebagai amanat Pasal 18 ayat (5) Undang-
undang Nomor 13 Tahun 2004 yang mempunyai tugas melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja dan dapat memberikan lisensi kepada lembaga
sertifikasi profesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja (PBNSP 202, 2014).
Setiap LSP memiliki skema sertifikasi. Skema sertifikasi adalah
paket kompetensi dan persyaratan spesifik yang berkaitan dengan kategori
jabatan atau keterampilan tertentu dari seseorang. LSP menetapkan skema
sertifikasi untuk memenuhi permintaan pelanggan dan/atau pemangku
kepentingannya, yang kemudian diajukan ke BNSP untuk dimintakan
lisensi. BNSP melakukan verifikasi terhadap skema sertifikasi yang
diajukan oleh LSP. Skema sertifikasi berisi unsur-unsur berikut:
a. Lingkup sertifikasi dan unit kompetensi
b. Uraian tugas dan pekerjaan
c. Kompetensi yang dibutuhkan
d. Kemampuan (abilities), bila ada
e. Prasyarat, bila ada
f. Kode etik, bila ada
LSP dapat melakukan perubahan skema dan selanjutnya diverifikasi
oleh BNSP. Pemilihan skema sertifikasi dilandasi oleh pertimbangan
kebutuhan pasar sertifikasi dan kemampuan pelayanan LSP. Pada saat
mengajukan permohonan lisensi, LSP mengajukan skema sertifikasi
6

dalam jumlah yang rasional. LSP dapat menambah atau mengurangi


skema sertifikasi yang dimintakan lisensi sesuai kebutuhan dan
kemampuannya. Skema sertifikasi mencakup persyaratan proses
sertifikasi berikut:
a. Kriteria untuk sertifikasi awal dan sertifikasi ulang
b. Metode penilaian untuk sertifikasi awal dan sertifikasi ulang
c. Metode dan kriteria surveilance, bila ada
d. Kriteria untuk pembekuan dan pencabutan sertifikat
e. Kriteria untuk perubahan lingkup sertifikasi, bila ada
b) Skema Sertifikasi Profesi
Jenis-jenis skema sertifikasi terdiri dari sebagai berikut :
1. Skema Sertifikasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
Di Indonesia kita kenal sebagai KKNI (Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia) yakni sertifikasi profesi berdasarkan level KKNI
dari sertifikat satu hingga sertifikat sembilan pada setiap jenis profesi.
Pada setiap level KKNI terdiri atas unit-unit standar kompetensi level
yang setara dan persyaratan dasarnya, misalnya Sertifikat empat (C4)
bidang pelatihan dan assessment maka berisi standar kompetensi
dengan level KKNI 4. Level skema KKNI dapat dilihat pada Gambar
2.1. Skema ini berlaku secara nasional dan seharusnya portable antar
negara. Contoh skema KKNI dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Gambar 2.1. Level Skema KKNI


Sumber : kemenristekdikti, 2016
7

Tabel 2.1. Contoh Skema Sertifikasi KKNI


Level
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
II
Menyelesaikan, Menduplikasikan,
dan Mendokumentasikan gambar
1. SPL.KS21.237.00 √
sesuai dengan alat bantu dan
spesifikasi yang dibutuhkan
Menggambar lanjut dengan
2. BGN.GAK.002 A perangkat lunak untuk √
menggambar teknik
Mencetak gambar dengan
3. BGN.GAK.005 A perangkat lunak untuk
menggambar teknik

2. Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional


Skema ini merupakan sertifikasi berdasarkan suatu jabatan kerja
pada sistem industri yang ditetapkan secara nasional dan seharusnya
mampu telusur okupasi internasional untuk memastikan skema ini juga
portable. Contoh dalam skema ini diantaranya inspector, sensory
evaluator, breeder. Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional
seharusnya ditetapkan oleh suatu komite skema yang dibentuk oleh
otoritas kompeten sesuai bidangnya karena skema ini berlaku secara
nasional dan seharusnya portable antar negara. Dalam skema ini dapat
terdiri atas unit-unit kompetensi berbagai level sesuai dengan
konsensus dalam komite skema yang terdiri atas asosiasi profesi,
asosiasi industri, dan otoritas kompeten. Skema kualifikasi Okupasi
Nasional mempunyai level yang mampu telusur atau bersinergi dengan
KKNI. Contoh skema Okupasi Nasional dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Contoh Skema Sertifikasi Kualifikasi Okupasi Nasional
bidang Supervisor Pengelolaan SDM
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
Menyusun perencanaan pemenuhan
1. M.701001.007.01
kebutuhan organisasi akan pekerja
Membuat rencana pencarian sumber
2. M.701001.008.01
calon pekerja

3. M.701001.009.01 Melaksanakan pencarian sumber calon


pekerja (recruitment)
8

3. Skema Sertifikasi Klaster/Paket


Skema ini hampir sama dengan kualifikasi okupasi nasional
namun spesifik sesuai kebutuhan spesifik industri/organisasi. Jadi
skema ini merupakan sertifikasi berdasarkan suatu paket/klaster
pekerjaan pada sistem industri yang ditetapkan secara spesifk untuk
tujuan spesifik pula. Contoh dalam skema ini diantaranya supervisor,
manajer, kepala gudang, kepala biro, kepala dinas spesifik
industri/organisasi. Skema sertifikasi ini adalah skema yang digunakan
oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak. Contoh skema sertifikasi ini dapat
dilihat pada Tabel 2.4, Tabel 2.5, dan Tabel 2.6.
4. Skema Sertifikasi Unit Kompetensi
Skema ini merupakan sertifikasi kompetensi berdasar satuan unit
kompetensi. Dalam skema ini dapat terdiri atas satu unit atau lebih dan
persyaratan dasarnya dengan konsensus dalam komite skema. Skema
ini banyak digunakan oleh tenaga kerja untuk membangun jenjang
karirnya secara bertahap sehingga suatu ketika sudah terkumpul dalam
suatu kualifikasi dapat mengajukan sertifikasi kualifikasi baik KKNI
maupun Kualifikasi Okupasi Nasional. Skema ini dikembangkan dan
dilaksanakan oleh LSP yang di lisensi oleh BNSP.
c) Klasifikasi LSP
LSP dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu LSP P3, LSP
P2, LSP P1 Industri, dan LSP P1 Lembaga Pendidikan/Pelatihan (PBNSP
202, 2014). Berikut penjelasan mengenai keempat LSP tersebut.
1. LSP Pihak Ketiga
LSP yang didirikan oleh asosiasi industri dan/atau asosiasi profesi
dengan tujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja untuk sektor
dan atau profesi tertentu sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh
BNSP.
2. LSP Pihak Kedua
LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan
utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya
manusia lembaga induknya, sumber daya manusia dari pemasoknya
9

dan / atau sumber daya manusia dari jejaring kerjanya, sesuai ruang
lingkup yang diberikan oleh BNSP.
3. LSP Pihak Kesatu Industri
LSP yang didirikan oleh industri atau instansi dengan tujuan
utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja terhadap sumber daya
manusia lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh
BNSP.
4. LSP Pihak Kesatu Lembaga Pendidikan dan/atau Pelatihan
LSP yang didirikan oleh lembaga pendidikan dan atau pelatihan
dengan tujuan utama melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja
terhadap peserta pendidikan / pelatihan berbasis kompetensi dan/atau
sumber daya manusia dari jejaring kerja lembaga induknya, sesuai
ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP.
d) Kedudukan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang LSP
1. Kedudukan
LSP adalah organisasi tingkat nasional yang berkedudukan di
wilayah Republik Indonesia.
2. Fungsi dan Tugas
LSP memiliki fungsi melaksanakan sertifikasi kompetensi
dengan tugas:
a. Menyusun dan mengembangkan skema sertifikasi
b. Membuat perangkat assessment dan materi uji kompetensi
c. Menyediakan tenaga penguji (assessor)
d. Melaksanakan sertifikasi
e. Melaksanakan surveilan pemeliharaan sertifikasi,
f. Menetapkan persyaratan, memverifikasi dan menetapkan TUK
g. Memelihara kinerja assessor dan TUK
h. Mengembangkan pelayanan sertifikasi
3. Wewenang
LSP memiliki kewenangan antara lain:
1. Menerbitkan sertifikat kompetensi sesuai pedoman BNSP
2. Mencabut atau membatalkan sertifikat kompetensi
10

3. Memberikan sanksi kepada assessor dan TUK yang melanggar


aturan
4. Mengusulkan skema baru
5. Mengusulkan dan atau menetapkan biaya uji kompetensi
2. Lembaga Sertifikasi Profesi P1 SMK Negeri 1 Cibadak
a) Profil
Profil LSP P1 SMKN 1 Cibadak dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Profil LSP P1 SMKN 1 Cibadak
Nama LSP LSP SMKN 1 CIBADAK
No. Lisensi LSP BNSP-LSP-199-ID
Jenis LSP P1
Jl. Al-Muwahhidin Karang
Alamat LSP Tengah PO.BOX 3 Cibadak Kab.
Sukabumi
Penanggung Jawab Sistem
Wagiyono (Ketua LSP)
Informasi
SK Lisensi Terakhir 5 Oktober 2015
5 Oktober 2018 (dalam tahap
Tanggal Expired
relisensi)
Instansi Pendukung Balai Besar Industri Agro Bogor
Pengawasan Mutu Hasil
Sektor atau Bidang LSP
Pertanian
Provinsi Jawa Barat
Telp / Fax 0266-532510

Latar belakang didirikannya Lembaga Sertifikasi Profesi SMKN 1


Cibadak sebagai berikut :
1. Tuntutan persyaratan sertifikasi kompetensi dalam sistem
penyelenggaraan pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta
didik (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003).
2. Tuntutan Persyaratan Lulusan yang harus memiliki Sertifikat
Kompetensi.
3. Tuntutan Persyaratan Standar Kompetensi Lulusan SMK Bidang
Keahlian Agroteknologi dan Agribisnis, Program Studi Keahlian
Agribisnis Hasil Pertanian, Kompetensi Keahlian Pengawasan Mutu
11

(Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi


Lulusan).
4. Tuntutan Persyaratan Kompetensi dari dunia usaha dan industri dalam
Analisis Kimia menggunakan metoda Analisis Proksimat.
Ruang lingkup skema sertifikasi LSP SMKN 1 Cibadak adalah
sebagai berikut :
1. Bidang Industri Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan
2. Sektor Industri Pengolahan
Sejalan dengan ruang lingkup skema sertifikasi di atas, LSP P1
SMKN 1 Cibadak bertujuan untuk memastikan dan menjamin kompetensi
siswa SMKN 1 Cibadak dalam Program Keahlian Agribisnis Hasil
Pertanian pada Kompetensi Keahlian Pengawasan Mutu melakukan
analisis kimia menggunakan metode Analisis Kimia Proksimat.
Setiap peserta yang akan melaksanakan uji kompetensi di LSP
SMKN 1 Cibadak harus memenuhi persyaratan dasar yaitu sebagai
berikut:
1. Lulus mata pelajaran Analisis Kimia Proksimat dari SMKN 1 Cibadak.
2. Telah melakukan praktikum dan lulus ujian praktik Analisis Kimia
Proksimat.
3. Melampirkan bukti data hasil analisis yang relevan dan pernah
dilakukan maksimal satu tahun terakhir dokumen mutu laboratorium
(log book, catatan pengujian, kartu peminjaman alat, form data hasil
pengujian).
4. Telah lulus mata Pelajaran Teknik Laboratorium, Mata Pelajaran
Pengelolaan Laboratorium, dan Mata Pelajaran Pengambilan Contoh.
Setiap peserta yang telah disertifikasi memiliki hak dan kewajiban
tertentu yaitu sebagai berikut:
1. Hak
a. Peserta yang lulus dalam assessment kompetensi akan memperoleh
sertifikat kompetensi pada unit kompetensi/klasternya.
b. Menggunakan sertifikat tersebut sebagai alat bukti tambahan dalam
unit kompetensinya.
12

2. Kewajiban
a. Melaksanakan keprofesiannya dengan tetap menjaga kode etik
profesi
b. Mengikuti program survailance yang ditetapkan LSP minimal dua
tahun sekali
c. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kompetensinya dalam kegiatan survailance dalam bentuk logbook
yang ditandatangani supervisor
Dalam proses sertifikasi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak, semua
biaya uji kompetensi dibebankan kepada sekolah. Masa berlaku sertifikat
profesi yang dikeluarkan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak adalah selama
tiga tahun. Namun LSP P1 SMKN 1 Cibadak masih memfasilitasi proses
sertifikasi ulang bagi para alumni dengan ketentuan sebagai berikut:
1. LSP P1 SMKN 1 Cibadak bekerja sama dengan LSP pihak ketiga untuk
menetapkan persyaratan sertifikasi ulang untuk menjamin bahwa
profesi yang disertifikasi selalu dimutakhirkan.
2. Sertifikasi ulang dapat dilakukan melalui penilaian portofolio/rekaman
pekerjaan yang berkaitan setelah masa berlaku sertifikat habis.
Selain melakukan sertifikasi ulang, pihak LSP juga dapat melakukan
pembekuan dan pencabutan sertifikasi terhadap peserta yang sudah
disertifikasi. Oleh karena itu pemegang sertifikat kompetensi yang
disertifikasi harus menandatangani persetujuan untuk:
1. Menghentikan penggunaan semua pernyataan yang berhubungan
dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP setelah dibekukan atau
dicabut sertifikasinya serta mengembalikan sertifikat kepada LSP yang
menerbitkannya.
2. Sertifikat akan dicabut apabila yang bersangkutan tidak melakukan
pekerjaan sesuai dengan sertifikat kompetensi selama enam bulan
berturut-turut.
LSP P1 SMKN 1 Cibadak juga melakukan pemeliharaan kompetensi
bagi pemegang sertifikat melalui cara sebagai berikut:
1. Evaluasi rekaman kegiatan assessment sesuai kompetensi
13

2. Evaluasi asesi (sampling)


3. Recognize Current Competency (RCC) menjelang habis berlakunya
sertifikat assessor
4. Melalui laporan perkembangan prestasi dari pihak yang menggunakan
jasa LSP
b) Acuan Normatif LSP SMK Negeri 1 Cibadak
1. SKKNI Sektor Laboratori berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor :
KEP.271/MEN/XII/2004 tanggal 15 Desember 2004
2. SNI ISO/IEC 17025-2008 tentang Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi
3. Pedoman BNSP 217-2009 tentang Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Umum Lembaga Sertifikasi Profesi pihak Pertama Pendidikan dan
Latihan Profesi
4. Panduan Mutu dan Prosedur Mutu LSP-P1 SMK Negeri 1 Cibadak
c) Proses Sertifikasi
Secara umum alur proses sertifikasi mencakup peserta yang telah
memastikan diri kompeten sesuai dengan standar kompetensi untuk klaster
Analisis Kimia Proksimat dapat segera mengajukan permohonan kepada
LSP dengan memilih kompetensi yang diinginkan dengan mengisi
formulir pendaftaran dan memahami standar kompetensi yang akan
diambil dengan mengisi formulir penilaian mandiri. Lalu pihak LSP akan
menugaskan assessor kompetensi yang akan melaksanakan assessment
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan LSP P1 SMKN 1 Cibadak. Lalu
assessor akan melaporkan hasil assessment dan rekomendasi kepada LSP
dan pihak LSP akan menetapkan status kompetensi dan menerbitkan
sertifikat kompetensi untuk klaster yang diujikan. Bagan alur proses
sertifikasi dapat dilihat pada Lampiran 3.
d) Skema Sertifikasi LSP SMK Negeri 1 Cibadak
LSP SMKN 1 Cibadak menggunakan skema sertifikasi
klaster/paket. Terdapat tiga klaster yang diuji di SMK Negeri 1 Cibadak,
yaitu klaster pelaksanaan analisis kimia gravimetri, klaster pelaksanaan
14

analisis kimia volumetri, dan klaster pelaksanaan analisis kimia proksimat.


Berikut akan dijelaskan satu-persatu skema tentang klaster tersebut.
1. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia Gravimetri
dengan kode skema SKM-199-001 (SKKNI Sektor Laboratori dalam
SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :
KEP.271/MEN/XII/2004 Tanggal 15 Desember 2004 dan Standar
Kompetensi Nasional Kimia Analisis)
Tabel 2.4. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia
Gravimetri
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1 LAB.KK.01.006.01 Berkomunikasi dengan Orang Lain
2 LAB.KK.02.001.01 Bekerja Aman Sesuai dengan Prosedur
Kebijakan (K3)
3 LAB.KK.02.004.01 Memahami Praktik Laboratorium Yang
Benar (GLP)
4 LAB.KK.02.014.01 Melakukan Tes Dasar
5 KA.ANA.U.010.A Melaksanakan Analisis Gravimetri

2. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia Volumetri


dengan kode skema SKM-199-002 (SKKNI Sektor Laboratori dalam
SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :
KEP.271/MEN/XII/2004 Tanggal 15 Desember 2004 dan Standar
Kompetensi Nasional Kimia Analisis)
Tabel 2.5. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia
Volumetri
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1 LAB.KK.01.006.01 Berkomunikasi dengan Orang Lain
2 LAB.KK.02.001.01 Bekerja Aman Sesuai dengan Prosedur
Kebijakan (K3)
3 LAB.KK.02.004.01 Memahami Praktik Laboratorium Yang
Benar (GLP)
4 LAB.KK.02.014.01 Melakukan Tes Dasar
5 LAB.KK.02.016.01 Menyiapkan Larutan Kerja
6 LAB.KK.02.019.01 Membuat, Menstandarisasi, dan
Menggunakan Larutan
7 KA.ANA.U.013.A Melaksanakan Analisis Volumetri
15

3. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Kimia Proksimat


dengan kode skema SKM-199-003 (SKKNI Sektor Laboratori dalam
SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :
KEP.271/MEN/XII/2004 Tanggal 15 Desember 2004)
Tabel 2.6. Skema Sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Proksimat
No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
1 LAB.KK.02.014.01 Melakukan Tes Dasar
2 LAB.KK.02.016.01 Menyiapkan Larutan Kerja
3 LAB.KM.03.006.01 Melakukan Pengujian Prosedur Analisis
Secara Proksimat

e) Persyaratan Menjadi Assessor LSP SMK Negeri 1 Cibadak


Persyaratan menjadi assessor LSP P1 SMKN 1 Cibadak merujuk
pada Peraturan BNSP Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 tentang kriteria
assessor lisensi. Assessor yang saat ini melakukan assessment di LSP
SMKN 1 Cibadak terlebih dahulu diajukan oleh sekolah kepada BNSP dan
mengikuti test atau assessment. Assessment terhadap guru yang akan
menjadi assessor biasanya dilaksanakan dengan metode assessment tidak
langsung. Assessment ini dilakukan dengan mengumpulkan portofolio
yang sesuai dengan skema sertifikasi dari guru yang bersangkutan berupa
sertifikat kompetensi, pengalaman mengajar, dan silabus mata pelajaran
yang diajarkan.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi assessor menurut
PBNSP 218 (2013) sebagai berikut:
1. Pendidikan minimal D1 dan sederajat dengan pengalaman kerja yang
terkait dengan profesi selama dua tahun.
2. Memahami persyaratan dan prosedur sertifikasi LSP.
3. Memahami persyaratan dan prosedur sertifikasi TUK dan LSP cabang.
4. Mengetahui persyaratan dan prosedur lisensi.
5. Mampu berkomunikasi, baik dalam tulisan maupun lisan.
6. Mengikuti secara lengkap program pelatihan auditor manajemen mutu
sesuai dengan panduan modul pelatihan BNSP. Panduan modul
pelatihan BNSP untuk assessor dapat dilihat pada Tabel 2.7.
16

Tabel 2.7. Panduan Modul Pelatihan BNSP untuk Assessor


No. Kode Unit Judul Unit
Kompetensi Umum (Common Competency)
Mengembangkan skema sertifikasi
1 kompetensi
Mengembangkan perangkat assessment /
2 TAAASS403B
MUK (Materi Uji Kompetensi)
Kompetensi Inti (Core Competency)
Mengelola program audit manajemen mutu
3 LSP
4 Melaksanakan audit manajemen mutu LSP

3. Model Evaluasi Program


Model evaluasi merupakan desain evaluasi yang dikembangkan oleh
para ahli evaluasi yang biasanya dinamakan sama dengan pembuatnya atau
tahap evaluasinya. Meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang model-
model evaluasi namun maksudnya sama yaitu kegiatan pengumpulan data
yang berkaitan dengan objek yang dievaluasi sebagai bahan bagi
pengambilan keputusan dalam menentukan tindak lanjut suatu program
(Arikunto dan Jabar, 2008).
Dalam Darodjat dan Wahyudhiana (2015) terdapat beberapa model
evaluasi yang banyak dipakai untuk mengevaluasi program pendidikan yang
diantaranya:
1. Model CIPP (Context, Input, Process, Product)
2. Model Provus (Discrepancy Model)
3. Model Stake (Countenance Model)
4. Model Kirkpatrick
5. Model Brinkerhoff
6. Measurement Model
7. Congruence Model
8. Illuminative Model
9. Model Logik (Logic Model)
Dalam penelitian Zhang dkk (2011) terdapat sekitar 26 pendekatan
dalam evaluasi program, namun setelah dibandingkan dengan model-model
evaluasi program yang lain para ahli bersepakat bahwa model evaluasi
program yang memiliki pendekatan yang terbaik adalah model evaluasi CIPP
17

yang memiliki empat pendekatan yaitu context, input, process, dan product.
Berikut ini merupakan deskripsi pendekatan yang terdapat dalam model
evaluasi CIPP.
1. Evaluasi context
Evaluasi context adalah kegiatan pengumpulan informasi untuk
menentukan tujuan dan mendefinisikan lingkungan yang relevan (Sax,
1980). Sejalan dengan Sax, Stufflebeam dan Shinkfield (1985)
berpendapat bahwa evaluasi context berusaha mengevaluasi status objek
secara keseluruhan, mengidentifikasi kekurangan, kekuatan, mendiagnosa
masalah, memberikan solusi, dan menguji kesesuaian tujuan dengan
kebutuhan.
2. Evaluasi input
Evaluasi input adalah menentukan cara bagaimana tujuan program
dicapai. Evaluasi input dapat membantu mengatur keputusan, menentukan
sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan
strategi untuk mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya. Komponen evaluasi input meliputi : (a) sumber daya
manusia, (b) sarana dan peralatan pendukung, (c) dana/anggaran, dan (d)
berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan (Stufflebeam dan
Shinkfield, 1985).
3. Evaluasi process
Evaluasi process adalah memeriksa pelaksanaan suatu
rencana/program. Tujuannya adalah untuk memberikan feedback bagi
manajer dan staf tentang kesesuaian keberjalanan program dengan jadwal,
dapat menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara efisien, dapat
memberikan bimbingan untuk memodifikasi rencana agar sesuai dengan
yang dibutuhkan, dan dapat mengevaluasi program secara berkala
(Stufflebeam dan Shinkfield, 1985).
4. Evaluasi product
Evaluasi product bertujuan untuk mengukur, menafsirkan, dan
menetapkan pencapaian hasil dari suatu program dan memastikan
18

seberapa besar program telah memenuhi kebutuhan (Stufflebeam dan


Shinkfield, 1985).

B. Penelitian yang Relevan


Hasil penelitian relevan yang pernah dilakukan tentang evaluasi program
dengan metode CIPP adalah sebagai berikut :
1. Laporan penelitian Rizkiyah, (2018) tentang evaluasi pelaksanaan uji
sertifikasi siswa SMKN 3 Malang program keahlian tata boga dengan model
evaluasi CIPP. Evaluasi dilakukan dengan menilai empat aspek yaitu context,
input, process, dan product. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa dari
aspek context, pelaksanaan uji sertifikasi di SMK tersebut memiliki legalitas
yang sangat baik dilihat dari kelengkapan arsip dokumen yang dimiliki dan
tujuan serta sasaran yang sudah sesuai. Dari aspek input, pelaksanaannya juga
sudah sesuai dilihat dari kesiapan dan minat belajar siswa yang tinggi, serta
materi uji kompetensi, assessor, dan TUK yang sudah memadai dan sesuai.
Dari aspek process, pelaksanaannya juga sesuai karena efektif. Dari aspek
product pelaksanaannya sudah baik.
2. Laporan penelitian Mahmudi, (2011) tentang CIPP yang menjelaskan bahwa
model evaluasi CIPP merupakan model evaluasi yang lebih lengkap karena
mencakup evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi context, input, process, dan
product dapat dipraktikkan dalam rangka pengambilan keputusan (peran
formatif) dan penyajian informasi mengenai akuntabilitas (peran sumatif).
Model CIPP juga ditujukan untuk melayani kebutuhan orang-orang yang
merencanakan dan melaksanakan program dan keputusan dalam model CIPP
berupa penilaian apakah kebutuhan-kebutuhan sasaran program sudah atau
belum terpenuhi.
3. Laporan penelitian Iriani dan Soeharto, (2015) tentang evaluasi pelaksanaan
praktik kerja industri siswa kompetensi keahlian jasa boga SMKN 3
Purworejo yang dinilai dari empat aspek yaitu context, input, process, dan
product. Indikator evaluasi context adalah tujuan program prakerin,
kerjasama sekolah dengan dunia usaha dan dunia industri, serta kesesuaian
pelaksanaan prakerin dengan kurikulum implementatif. Indikator evaluasi
19

input adalah peserta prakerin, kurikulum implementatif, visi misi sekolah, dan
tujuan kompetensi keahlian. Indikator evaluasi aspek process adalah
keterlibatan siswa dalam proses kerja di industri, kerjasama siswa dengan
karyawan di dunia usaha dan dunia industri, pemanfaatan waktu, kemampuan
memecahkan masalah, dan pelaksanaan kegiatan. Indikator evaluasi product
adalah kemampuan kompetensi dan sertifikasi siswa.
4. Laporan penelitian Irwanti, (2014) tentang evaluasi uji kompetensi siswa
keahlian multimedia di SMK se-Yogyakarta dengan metode CIPP. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan uji kompetensi siswa
keahlian multimedia di SMK se-Yogyakarta tergolong sangat sesuai jika
ditinjau dari aspek context yaitu kesesuaian uji kompetensi dengan tujuan dan
kebijakan sekolah, tuntutan pengembangan diri dan dunia usaha, serta
kesesuaian uji kompetensi dengan kemajuan IPTEK. Dari aspek input juga
tergolong sangat sesuai dengan indikator kesesuaian uji kompetensi dengan
kriteria assessor, ketersediaan perangkat uji kompetensi, kelayakan tempat
uji kompetensi, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Dari aspek process
tergolong sangat sesuai dengan indikator kesesuaian uji kompetensi siswa
dengan waktu, prosedur, proses pengawasan yang benar, dan sistem
penilaian. Dari aspek product termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan
indikator dokumen hasil uji kompetensi, produk uji kompetensi, dan sertifikat
kompetensi.

C. Posisi Penelitian
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rizkiyah dan Farikhatir (2018) mengenai “Pelaksanaan Uji
Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK Program Keahlian Tata Boga Melalui
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) P1 dengan Model Evaluasi CIPP di SMK N
3 Malang” adalah keduanya sama-sama menggunakan model evaluasi yang
sama yaitu model CIPP. Hanya saja pada penelitian Rizkiyah dan Farikhatir
(2018) objek yang diteliti adalah pelaksanaan uji sertifikasi kompetensi siswa
sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis objek yang diteliti adalah
20

pelaksanaan sertifikasi profesi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi P1 di SMKN 1


Cibadak.
Penelitian ini menghasilkan data dan informasi mengenai kelebihan dan
kekurangan pelaksanaan program sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1
Cibadak yang ditunjukkan oleh persentase keberhasilan yang ditinjau dari aspek
context, input, process, dan product. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini
kemudian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perbaikan LSP P1
SMKN 1 Cibadak selanjutnya.
21

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan evaluatif (evaluation research)
dengan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, dan Product). Penelitian
ini difokuskan pada pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 di SMKN 1
Cibadak khususnya pada kompetensi keahlian pengawasan mutu hasil pertanian.

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Cibadak yang berlokasi di Jalan Al-
Muwahhidin Karang Tengah, Cibadak, Sukabumi-Jawa Barat. Penelitian
dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Februari 2018.

C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada model evaluasi
CIPP dengan desain penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram Model Evaluasi CIPP


Sumber : Stufflebeam, 2003
22

Evaluasi CIPP dilakukan pada empat aspek, yaitu sebagai berikut :


a. Context
Evaluasi context dari pelaksanaan lembaga sertifikasi profesi P1 di
SMKN 1 Cibadak mencakup visi, misi, dan hasil yang dicapai oleh LSP. Hal
ini berarti penilaian juga dilakukan untuk menilai keadaan dimana LSP
tersebut dilaksanakan. Hal yang termasuk ke dalam evaluasi context adalah
kesesuaian pelaksanaan dengan visi-misi sekolah, pedoman BNSP, SKKNI,
dokumen standar LSP, dan kebutuhan masyarakat.
b. Input
Evaluasi input berisi tentang hal-hal yang akan dibutuhkan dalam
pelaksanaan LSP. Hal yang termasuk ke dalam evaluasi input adalah sumber
daya manusia yaitu assessor, sarana dan perangkat LSP yang di dalamnya
termasuk TUK (tempat uji kompetensi), materi uji kompetensi, perangkat
assessment, dan biaya.
c. Process
Evaluasi process langsung berhubungan dengan implementasi
pelaksanaan sertifikasi profesi di SMKN 1 Cibadak. Evaluasi ini bertujuan
untuk membandingkan kesesuaian pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak
dengan standar yang seharusnya. Hal yang termasuk dalam evaluasi process
adalah pelaksanaan uji kompetensi, pelaksanaan assessment, pelatihan
assessor, proses audit, dan keputusan sertifikasi.
d. Product
Evaluasi product adalah penilaian product yang dihasilkan dalam
pelaksanaan sertifikasi profesi di SMKN 1 Cibadak. Evaluasi ditinjau dari
aspek performansi peserta, manfaat peserta LSP, eksistensi sertifikat profesi,
dan dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud dapat berupa standar baku
lembar penilaian, format baku sertifikat profesi, dan berkas lainnya yang
merupakan produk pelaksanaan LSP.
Pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak akan
dievaluasi berdasarkan standar acuan yang telah ditetapkan oleh pihak LSP,
PBNSP, dan standar lainnya yang berkaitan dengan keempat aspek tersebut.
Standar acuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel. 3.1. Standar Acuan Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak Aspek CIPP
Aspek Indikator Standar Acuan
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
 Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Landasan dan acuan pelaksanaan LSP
 Persyaratan Kompetensi dari dunia usaha dan industri dalam Analisis Kimia menggunakan metode
P1 di SMKN 1 Cibadak
Analisis Proksimat
 Dokumen Standar LSP P1 SMKN 1 Cibadak
Visi :
Terwujudnya Sekolah Agribisnis dan Agroteknologi yang mandiri, unggul, berbasis imtaq, iptek, berbudaya
lingkungan Indonesia dengan pelayanan prima yang diakui secara Internasional.
Misi :
1. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Agribisnis, Agroindustri
dan Teknologi informasi.
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1
2. Mengembangkan seluruh sarana dan prasarana, SDM, SDA, dan lingkungan secara mandiri.
dengan visi misi SMKN 1 Cibadak
3. Melaksanakan pendidikan berkarakter dan berpola pada Akhlaqul Kharimah,Iman dan Taqwa.
Context
4. Mendidik kekuatan mental yang sehat dan kuat, semangat, jujur, dan disiplin tinggi.
5. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis produksi, inovatif, kreatif, terampil dan bertanggungjawab.
6. Membina jaringan kerjasama dengan dunia usaha dan industri.
7. Mewujudkan keunggulan sekolah di bidang 7K, kelengkapan administrasi, manajemen (SMM),
akuntabilitas dan auditas yang transparan.
 Peraturan BNSP Nomor 201 tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi., (2014)., Jakarta :
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
 Peraturan BNSP Nomor 202 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi., (2014)., Jakarta
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
dengan pedoman BNSP  Peraturan BNSP Nomor 206 tentang Pedoman Persyaratan Umum Tempat Uji Kompetensi ., (2014).,
Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
 Peraturan BNSP Nomor 218 tentang Persyaratan Asesor PBNSP., (2013)., Jakarta : Badan Nasional
Sertifikasi Profesi Republik Indonesia

23
Aspek Indikator Standar Acuan
 Peraturan BNSP Nomor 301 tentang Pedoman Pelaksanaan Assessment Kompetensi., (2013)., Jakarta :
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
 Peraturan BNSP Nomor 302 tentang Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi., (2013)., Jakarta : Badan
Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
 Peraturan BNSP Nomor 305 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh Panitia Teknis BNSP.,
(2013)., Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
 SKKNI Sektor Laboratori dalam SK Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor :
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1
KEP.271/MEN/XII/2004
dengan SKKNI
 Standar Kompetensi Nasional Kimia Analis
Legalisasi LSP P1 SMKN 1 Cibadak (Peraturan BNSP Nomor 201 tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi., (2014)., Jakarta :
ke BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia)
Kesesuaian perangkat assessment Peraturan BNSP Nomor 301 tentang Pedoman Pelaksanaan Assessment Kompetensi., (2013)., Jakarta : Badan
dengan PBNSP Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia.
Peraturan BNSP Nomor 206 tentang Pedoman Persyaratan Umum Tempat Uji Kompetensi ., (2014)., Jakarta
Kesesuaian Tempat Uji Kompetensi
: Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
(TUK) dengan PBNSP
Input
Kelengkapan sarana dan perangkat Peraturan BNSP Nomor 202 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi., (2014)., Jakarta :
LSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Ketersediaan biaya penunjang Peraturan BNSP Nomor 305 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh Panitia Teknis BNSP.,
pelaksanaan LSP (2013)., Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Pendaftaran Peserta ke LSP P1
Dokumen standar LSP P1 SMKN 1 Cibadak
SMKN 1 Cibadak
Proses Perekrutan dan Pemilihan Peraturan BNSP Nomor 218 tentang Persyaratan Asesor PBNSP., (2013)., Jakarta : Badan Nasional
assessor LSP P1 SMKN 1 Cibadak Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Process Peraturan BNSP Nomor 302 tentang Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi., (2013)., Jakarta : Badan
Penerbitan/Pencabutan Sertifikat
Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Profesi
Proses Pelatihan assessor Panduan Modul Pelatihan BNSP untuk Assessor (PBNSP 208, 2013)

24
Aspek Indikator Standar Acuan
Peraturan BNSP Nomor 305 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh Panitia Teknis BNSP.,
Pelaksanaan Uji Kompetensi
(2013)., Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 301 tentang Pedoman Pelaksanaan Assessment Kompetensi., (2013)., Jakarta : Badan
Pelaksanaan Assessment
Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia.
Peraturan BNSP Nomor 201 tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi., (2014)., Jakarta :
Proses Audit
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 302 tentang Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi., (2013)., Jakarta : Badan
Sertifikat Kompetensi Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia

Product Sikap dan Performansi Peserta saat


Skema sertifikasi (Dokumen Standar LSP P1 SMKN 1 Cibadak)
Bekerja
Peraturan BNSP Nomor 202 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi., (2014)., Jakarta :
Sistem Informasi Sertifikasi
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia

25
26

D. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP
P1 di SMKN 1 Cibadak. Sumber data atau responden adalah ketua LSP P1
SMKN 1 Cibadak, kepala sekolah SMKN 1 Cibadak, pengguna (mitra) LSP P1
SMKN 1 Cibadak, assessor LSP P1 SMKN 1 Cibadak, dan alumni kompetensi
keahlian pengawasan mutu SMKN 1 Cibadak.

E. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2008). Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah
insidensial random sampling. Peneliti beranggapan bahwa kondisi populasi
cukup homogen dengan alasan semua lulus pada SMK yang sama dan menjadi
peserta LSP di waktu yang sama sehingga anggota populasi memiliki
kesempatan yang sama, oleh karena itu pengambilan sampel diambil secara
insidensial. Jumlah keseluruhan alumni SMKN 1 Cibadak tahun 2018 adalah 60
1
orang. Jumlah yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 2 𝑛

yaitu 30 orang. Sedangkan assessor yang akan dijadikan sebagai responden


dalam penelitian ini adalah assessor LSP P1 SMKN 1 Cibadak bidang
pengawasan mutu yang berjumlah dua orang.

F. Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui survey
menggunakan angket, wawancara, dan observasi.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab. Wawancara bersifat mengeksplorasi
informasi secara holistik dan jelas dari informan (Satori, 2013). Penelitian
ini menggunakan jenis wawancara terstandar. Wawancara terstandar
merupakan wawancara dengan menggunakan sejumlah pertanyaan yang
terstandar secara baku. Dengan wawancara terstruktur setiap informan
27

memperoleh pertanyaan yang sama, mulai dari urutan pertanyaan, kata-


kata, dan cara penyajiannya. Wawancara terstruktur efektif dilakukan
untuk menjaring data dan informasi dari banyak orang. Peneliti
menggunakan metode wawancara untuk mengungkap data dan informasi
dari sumber langsung yang sifat datanya berhubungan dengan pelaksanaan
LSP di SMKN 1 Cibadak.
b. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Menurut Sugiyono (2008),
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket adalah harus
terdapat kalimat pengantar dan petunjuk pengisian sebelum butir-butir
pertanyaan atau pernyataan, butir-butir pertanyaan harus dirumuskan
secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim digunakan dan kalimat
tidak terlalu panjang, serta untuk setiap pertanyaan atau pernyataan
terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk menuliskan jawaban atau
respon dari responden secukupnya. Sedangkan untuk angket dengan
pernyataan atau pertanyaan tertutup telah disediakan alternatif jawaban
dan tiap jawaban tersebut hanya berisi satu pesan sederhana.
Angket dalam penelitian ini termasuk dalam jenis angket tertutup
karena telah disediakan jawaban sehingga responden hanya memilih salah
satu alternatif jawaban. Angket pada penelitian ini terbagi kedalam empat
aspek yaitu aspek context, input, process, dan product. Langkah yang
dilakukan peneliti dalam menyusun angket adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kajian teori yang tepat dan berkaitan dengan penelitian.
2. Mencari referensi penelitian yang sudah ada.
3. Menggabungkan antara kajian teori yang dipilih dengan referensi
penelitian yang sudah ada.
4. Menentukan spesifikasi instrumen. Spesifikasi instrumen berisi tujuan
pengukuran, kisi-kisi instrumen, memilih bentuk dan format instrumen.
5. Melakukan penulisan instrumen.
6. Meminta validasi ahli terhadap instrumen yang telah dikembangkan.
28

7. Memperbaiki instrumen berdasarkan hasil validasi ahli.


8. Melakukan pengumpulan data di kompetensi keahlian yang
mengadakan LSP menggunakan instrumen yang sudah dibuat.
c. Observasi dan Dokumentasi
Menurut Margono (2003) observasi diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap objek ditempat
terjadi atau berlangsungnya peristiwa. Hal yang perlu diobservasi yakni
sarana dan perangkat assessment, tempat uji kompetensi (TUK), dan
dokumentasi LSP P1 SMK Negeri 1 Cibadak.
Dokumentasi dalam penelitian kualitatif dilakukan sebagai
penunjang dalam pengumpulan data dengan menghimpun dokumen-
dokumen yang dapat mendukung data penelitian. Dengan kata lain,
dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode wawancara
dan observasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-
data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara
intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan
pembuktian suatu kejadian (Margono, 2003).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Meneliti adalah melakukan pengukuran maka harus ada alat ukur yang
baik (Sugiyono, 2008). Alat ukur dalam penelitian biasa disebut dengan
instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data dalam
penelitian atau alat penelitian. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya
lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah angket. Oleh karena itu penelitian ini membutuhkan kisi-
kisi dalam merumuskan angket yang akan dijadikan alat penelitian.
Menurut (Arikunto dan Jabar, 2008) kisi-kisi adalah sebuah tabel yang
menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan
hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusunan instrumen
menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dari
29

mana data akan diambil, metode yang digunakan, dan instrumen yang
disusun.
a. Lembar Wawancara
Lembar wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1 Cibadak
sebagai pelengkap dari instrumen lainnya. Narasumber wawancara yang
dipilih dalam penelitian ini adalah ketua LSP P1 SMKN 1 Cibadak, Kepala
Sekolah SMKN 1 Cibadak, dan Ketua Laboratorium Pengujian Balai
Besar Industri Agro Bogor sebagai pihak pengguna peserta LSP P1 SMKN
1 Cibadak. Pada instrumen lembar wawancara akan disajikan pertanyaan
yang menyangkut empat aspek yaitu aspek context, input, process, dan
product. Kisi-kisi dari lembar wawancara yang akan diajukan kepada
narasumber dapat dilihat pada Tabel 3.2. sampai dengan Tabel 3.7.
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Context untuk Kepala
Sekolah
Butir
Aspek Indikator
Pertanyaan
Landasan pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1
1
Cibadak
Relevansi tujuan pelaksanaan LSP P1 dengan
2
visi misi sekolah
Context Manfaat pelaksanaan LSP P1 bagi sekolah 3
Eksistensi LSP di mata mitra sekolah 4
Jenis Support dari Sekolah untuk LSP 5
Jumlah 5

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Context untuk Ketua LSP
SMK Negeri 1 Cibadak
Butir
Aspek Indikator
Pertanyaan
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan visi
1
misi SMKN 1 Cibadak
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan visi
2
misi kompetensi keahlian
Context Legalisasi LSP P1 SMKN 1 Cibadak ke 3
BNSP
Landasan dan Acuan LSP P1 SMKN 1
4
Cibadak
Jumlah 4
30

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Input untuk Ketua LSP
SMK Negeri 1 Cibadak
Butir
Aspek Indikator
Pertanyaan
Jumlah assessor dan peserta yang sudah
5
disertifikasi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak
Jumlah TUK dan kelengkapan sarana TUK
6
Input LSP PI SMKN 1 Cibadak
Mitra LSP P1 SMKN 1 Cibadak 7
Bentuk kerjasama LSP P1 dengan mitra 8
Jumlah 4

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Process untuk Ketua LSP
SMK Negeri 1 Cibadak
Butir
Aspek Indikator
Pertanyaan
Pendaftaran Peserta ke LSP P1 SMKN 1
9, 10
Cibadak
Proses Perekrutan dan Pemilihan assessor
11
LSP P1 SMKN 1 Cibadak
Proses Monitoring Peserta yang telah
Process Tersertifikasi 12, 13
Alur Penerbitan/Pencabutan Sertifikat Profesi 14 ,15
Legalisasi Sertifikat Kompetensi 16
Proses Pelatihan assessor 17
Jumlah 9

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Product untuk Ketua LSP
SMK Negeri 1 Cibadak
Butir
Aspek Indikator
Pertanyaan
Performansi Peserta Tersertifikasi LSP 18, 19
Product Dokumentasi LSP P1 SMKN 1 Cibadak 20
Jumlah 3

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Lembar Wawancara Aspek Product untuk Pengguna


LSP SMK Negeri 1 Cibadak
Butir
Aspek Indikator
Pertanyaan
Sikap Peserta di Dunia Kerja 1, 2, 3
Identifikasi kelemahan dan kekurangan
4
Product lulusan LSP P1 SMKN 1 Cibadak
Performansi Peserta Saat Bekerja 5, 6, 7, 8
Jumlah 8
31

b. Lembar Angket
Angket yang dibuat menggunakan skala likert dengan responden
yaitu assessor dan Alumni LSP SMKN 1 Cibadak yang sudah disertifikasi
oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak. Lembar angket untuk responden assessor
dan alumni dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14. Rentang
skala likert dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Rentang Skala Likert

Pernyataan Sangat Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Sangat Tidak


Sesuai
Positif 4 3 2 1
Sumber : Sukmadinata, 2007
Kisi-kisi instrumen untuk assessor dapat dilihat pada Tabel 3.9 sampai
dengan Tabel 3.12.
Tabel 3.9. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Context untuk Assessor
Aspek Indikator Butir Soal
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan visi
1, 2
misi SMKN 1 Cibadak
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan
3, 4, 5
pedoman BNSP
Context Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan
6, 7, 8
SKKNI
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan
9, 10
kebutuhan masyarakat dan dunia kerja
Jumlah 10

Tabel 3.10. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Input untuk Assessor


Aspek Indikator Butir Soal
Kesesuaian perangkat assessment dengan
1, 2
PBNSP
Kesesuaian Tempat Uji Kompetensi (TUK)
3, 4
dengan PBNSP
Input
Kelengkapan sarana dan perangkat LSP 5, 6, 7
Ketersediaan biaya penunjang pelaksanaan
8, 9
LSP
Jumlah 9
32

Tabel 3.11. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Process untuk Assessor


Aspek Indikator Butir Soal
Pelaksanaan Uji Kompetensi 1, 2, 3
Pelaksanaan Assessment 4, 5, 6
Penerbitan Sertifikat Kompetensi 7, 8, 9
Process
Pelatihan Assessor 10,11
Proses Audit 12, 13, 14
Jumlah 14

Tabel 3.12. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Product untuk Assessor


Aspek Indikator Butir Soal
Sertifikat Kompetensi 1, 2
Dokumentasi Assessment 3, 4
Product Sistem Informasi Sertifikasi 5, 6
Performansi Peserta Tersertifikasi LSP 7, 8, 9
Jumlah 9

Kisi-kisi instrumen untuk Alumni LSP SMKN 1 Cibadak dapat dilihat


pada Tabel 3.13. sampai dengan Tabel 3.16.
Tabel 3.13. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Context untuk Alumni
Aspek Indikator Butir Soal
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan visi
1, 2
misi SMKN 1 Cibadak
Context Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan dunia
3, 4, 5
kerja
Jumlah 5

Tabel 3.14. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Input untuk Alumni


Aspek Indikator Butir Soal
Kemampuan assessor dalam menilai 1, 2
Sarana dan fasilitas tempat uji kompetensi 3, 4, 5
Input
Kesesuaian jadwal dengan pelaksanaan uji
6, 7
kompetensi
Jumlah 7
33

Tabel 3.15. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Process untuk Alumni


Aspek Indikator Butir Soal
Tahapan uji kompetensi 1, 2, 3
Pengaturan ruang pelaksanaan uji kompetensi 4, 5
Proses assessment 6, 7
Process
Penerbitan sertifikat 8, 9
Proses pendaftaran (perekrutan peserta) 10, 11
Jumlah 11

Tabel 3.16. Kisi-Kisi Lembar Angket Aspek Product untuk Alumni


Aspek Indikator Butir Soal
Manfaat uji kompetensi 1, 2, 3
Product Eksistensi sertifikat profesi di dunia kerja 4, 5
Jumlah 5

c. Panduan Dokumen
Panduan dokumen dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1.
Data tersebut berupa perangkat assessment LSP, daftar assessor, contoh
sertifikat profesi, dokumentasi uji kompetensi, dan database sertifikat
kompetensi. Semua dokumen tersebut adalah dokumen resmi yang bersifat
rahasia sehingga penulis hanya dapat mendokumentasikannya dalam
bentuk foto.

G. Teknik Analisis Data


1. Validasi Instrumen
Analisis uji coba teoritik atau validitas instrumen dilakukan
menggunakan teknik CVR (Content Validity Rasio). Validasi tersebut
dilakukan oleh pakar atau subject meter expert untuk memperoleh informasi
tentang kecocokan antara item tes dengan indikator yang telah disusun
(Lawshe, 1975). Instrumen yang divalidasi adalah instrumen angket dan
lembar wawancara. Pakar yang melakukan validasi terhadap instrumen
angket pada penelitian ini adalah manajer administrasi dan keuangan LSP P1,
manajer teknis sertifikasi LSP P1, assessor LSP P1 SMKN 1 Cibadak (yang
tidak termasuk sebagai responden penelitian) sebanyak satu orang, guru
bahasa Indonesia SMKN 1 Cibadak sebanyak satu orang, dan wakil kepala
34

sekolah bidang Hubungan Kerja Industri (HKI). Jumlah keseluruhan pakar


yang akan memvalidasi instrumen ini adalah lima orang.
Rumus CVR yang digunakan dalam analisis validasi ini adalah sebagai
berikut (Lawshe, 1975) :
𝑀
𝑀𝑃 − 2 2𝑀𝑃
𝐶𝑉𝑅 = = −1
𝑀 𝑀
2
Keterangan :
Mp = Jumlah ahli yang menyatakan penting
M = Jumlah ahli yang memvalidasi
Dengan indeks rasio bekisar -1 ≤ CVR ≤ +1, dan mempunyai kriteria
sebagai berikut :
Mp < 1⁄2M maka CVR < 0

Mp = 1⁄2M maka CVR = 0

Mp > 1⁄2M maka CVR > 0


Pemberian nilai pada keseluruhan item menggunakan Content Validity
Indeks (CVI). CVI secara sederhana merupakan rata-rata dari nilai CVR
untuk item yang dianggap penting. Rumus yang digunakan untuk menghitung
nilai CVI adalah sebagai berikut (Lawshe, 1975) :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐶𝑉𝑅
CVI = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚
Hasil perhitungan CVR dan CVI adalah berupa angka 0-1. Kategori
nilai tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17. Kategori nilai CVR dan CVI
Kriteria Keterangan
0 - 0,33 Tidak valid
0,34 – 1 Valid
Sumber : Lawshe, 1975
Pada Tabel 3.17. terlihat apabila hasil perhitungan CVR dan CVI dalam
rentang 0 – 0,33 maka item dinyatakan tidak valid, sedangkan apabila
hasilnya berkisar pada rentang 0,34 – 1 maka item dinyatakan valid.
35

Hasil validasi instrumen lembar wawancara dengan responden kepala


sekolah, ketua LSP, dan pengguna menunjukkan bahwa semua pertanyaan
yang disajikan sudah valid. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan nilai
CVR dan CVI yang berada dalam kriteria valid. Hasil validasi lembar
wawancara untuk kepala sekolah, ketua LSP, dan pengguna dapat dilihat pada
Lampiran 5, Lampiran 6, dan Lampiran 7.
Hasil validasi instrumen angket untuk assessor menunjukkan bahwa
secara keseluruhan semua pernyataan termasuk dalam kategori valid, hanya
terdapat satu butir pernyataan pada aspek input yang tidak valid sehingga
pernyataan tersebut dihapus. Sedangkan pada instrumen angket untuk alumni
semua pernyataan termasuk dalam kategori valid. Hasil validasi angket untuk
assessor dan alumni dapat dilihat pada Lampiran 8. dan Lampiran 9.
2. Analisis Data Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pelaksanaan LSP P1 di SMKN 1
Cibadak dilihat dari kesesuaian dengan aspek Context, Input, Process dan
Product. Data penelitian yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisa
secara deskriptif. Kategori data hasil penelitian dibagi menjadi empat kategori
yang dapat dilihat pada Tabel 3.18.
Tabel 3.18. Kategori Data Hasil Penelitian
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ Ẍ + 1.SBx Sangat Sesuai
2. Ẍ ≤ X < Ẍ + 1.SBx Sesuai
3. Ẍ - 1.SBx ≤ X < Ẍ Kurang Sesuai
4. X < Ẍ - 1.SBx Tidak Sesuai
Sumber : Djemari, 2008
dimana Ẍ dan SBx dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Djemari, 2008) :
1
Ẍ = (Skor Ideal Tertinggi + Skor Ideal Terendah)
2

1
SBx = (Skor Ideal Tertinggi − Skor Ideal Terendah)
6
36

Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Interval skor pada Tabel 3.18. digunakan untuk mengkategorikan data


terkait dengan evaluasi pelaksanaan LSP P1 SMKN 1 Cibadak berdasarkan
aspek CIPP. Kriteria evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini ditetapkan
sebelum kegiatan evaluasi. Setiap aspek dianggap sesuai jika memenuhi
syarat serta mencakup kawasan indikator-indikator dan dilakukan analisis
data untuk mendapatkan kategorisasi dari tiap aspek-aspeknya.
Pengelompokan kategori kesesuaian untuk masing-masing aspek
evaluasi LSP adalah sebagai berikut :
1. Evaluasi Context
a. Angket Assessor LSP SMKN 1 Cibadak
Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 10 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 10 dan
skor ideal tertinggi 40. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi context
dapat disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (40+10) = 25
2

1
SBx = (40−10) = 5
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden
37

Kategori data hasil penelitian angket assessor dapat dilihat pada


Tabel 3.19.
Tabel 3.19. Kategori data angket aspek context responden assessor
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 30 Sangat Sesuai
2. 25 ≤ X < 30 Sesuai
3. 20 ≤ X < 25 Kurang Sesuai
4. X < 20 Tidak Sesuai

b. Angket Alumni LSP SMKN 1 Cibadak


Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 5 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 5 dan skor
ideal tertinggi 20. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi context
dapat disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (20+5) = 12,5 ≈ 13
2

1
SBx = (20−5) = 2,5 ≈ 3
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket alumni dapat dilihat pada


Tabel 3.20.
Tabel 3.20. Kategori data angket aspek context responden alumni
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 16 Sangat Sesuai
2. 13 ≤ X < 16 Sesuai
3. 10 ≤ X < 13 Kurang Sesuai
4. X < 10 Tidak Sesuai
38

2. Evaluasi Input
a. Angket Assessor LSP SMKN 1 Cibadak
Butir instrumen untuk angket assessor terdiri dari 9 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 9 dan skor
ideal tertinggi 36. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi input dapat
disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (36+9) = 22,5 ≈ 23
2

1
SBx = (36−9) = 4,5 ≈ 5
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket assessor dapat dilihat pada


Tabel 3.21.
Tabel 3.21. Kategori data angket aspek input responden assessor
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 28 Sangat Sesuai
2. 23 ≤ X < 28 Sesuai
3. 18 ≤ X < 23 Kurang Sesuai
4. X < 18 Tidak Sesuai

b. Angket Alumni LSP SMKN 1 Cibadak


Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 7 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 7 dan skor
ideal tertinggi 28. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi input dapat
disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (28+7) = 17,5 ≈ 18
2

1
SBx = (28−7) = 3,5 ≈ 4
6
39

Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket alumni dapat dilihat pada


Tabel 3.22.
Tabel 3.22. Kategori data angket aspek input responden alumni
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 22 Sangat Sesuai
2. 18 ≤ X < 22 Sesuai
3. 14 ≤ X < 18 Kurang Sesuai
4. X < 14 Tidak Sesuai

3. Evaluasi Process
a. Angket Assessor LSP SMKN 1 Cibadak
Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 14 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 14 dan
skor ideal tertinggi 56. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi process
dapat disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (56+14) = 35
2

1
SBx = (56−14) = 7
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden
40

Kategori data hasil penelitian angket assessor dapat dilihat pada


Tabel 3.23.
Tabel 3.23. Kategori data angket aspek process responden assessor
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 42 Sangat Sesuai
2. 35 ≤ X < 42 Sesuai
3. 28 ≤ X < 35 Kurang Sesuai
4. X < 28 Tidak Sesuai

b. Angket Alumni LSP SMKN 1 Cibadak


Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 11 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 11 dan
skor ideal tertinggi 44. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi process
dapat disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (44+11) = 27,5 ≈ 28
2

1
SBx = (44−11) = 5,5 ≈ 6
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket alumni dapat dilihat pada


Tabel 3.24.
Tabel 3.24. Kategori data angket aspek process responden alumni
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 34 Sangat Sesuai
2. 28 ≤ X < 34 Sesuai
3. 22 ≤ X < 28 Kurang Sesuai
4. X < 22 Tidak Sesuai
41

4. Evaluasi Product
a. Angket Assessor LSP SMKN 1 Cibadak
Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 9 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 9 dan skor
ideal tertinggi 36. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi product
dapat disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (36+9) = 22,5 ≈ 23
2

1
SBx = (36−9) = 4,5 ≈ 5
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket assessor dapat dilihat pada


Tabel 3.25.
Tabel 3.25. Kategori data angket aspek product responden assessor
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 28 Sangat Sesuai
2. 23 ≤ X < 28 Sesuai
3. 18 ≤ X < 23 Kurang Sesuai
4. X < 18 Tidak Sesuai

b. Angket Alumni LSP SMKN 1 Cibadak


Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 5 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 5 dan skor
ideal tertinggi 20. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi product
dapat disusun berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (20+5) = 12,5 ≈ 13
2

1
SBx = (20−5) = 2,5 ≈ 3
6
42

Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket alumni dapat dilihat pada


Tabel 3.26.
Tabel 3.26. Kategori data angket aspek product responden alumni
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 16 Sangat Sesuai
2. 13 ≤ X < 16 Sesuai
3. 10 ≤ X < 13 Kurang Sesuai
4. X < 10 Tidak Sesuai

5. Evaluasi Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif


a. Angket Assessor LSP SMKN 1 Cibadak
Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 42 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 42 dan
skor ideal tertinggi 168. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi
context, input, process, dan product secara akumulatif dapat disusun
berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (168+42) = 105
2

1
SBx = (168−42) = 21
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden
43

Kategori data hasil penelitian angket assessor dapat dilihat pada


Tabel 3.27.
Tabel 3.27. Kategori data angket aspek CIPP akumulatif responden
assessor
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 126 Sangat Sesuai
2. 105 ≤ X < 126 Sesuai
3. 84 ≤ X < 105 Kurang Sesuai
4. X < 84 Tidak Sesuai

b. Angket Alumni LSP SMKN 1 Cibadak


Butir instrumen untuk angket siswa terdiri dari 28 pertanyaan
dengan 4 pilihan jawaban dengan model skala Likert. Rentang skor
yang diberikan 1 sampai 4. Hal ini berarti skor ideal terendah 28 dan
skor ideal tertinggi 112. Batasan-batasan kategori untuk evaluasi
context, input, process, dan product secara akumulatif dapat disusun
berdasarkan kategori data pada Tabel 3.18. dimana :
1
Ẍ = (112+28) = 70
2

1
SBx = (112−28) = 14
6
Keterangan :
Ẍ = rata-rata skor ideal dalam penelitian
SBx = simpangan baku ideal dalam komponen penelitian
X = skor yang dicapai oleh responden

Kategori data hasil penelitian angket alumni dapat dilihat pada


Tabel 3.28.
Tabel 3.28. Kategori data angket aspek CIPP akumulatif responden
alumni
No. Interval Skor Kategori
1. X ≥ 84 Sangat Sesuai
2. 70 ≤ X < 84 Sesuai
3. 56 ≤ X < 70 Kurang Sesuai
4. X < 56 Tidak Sesuai
44

BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Data yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Data kualitatif didapat melalui proses wawancara dengan
narasumber. Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 10, Lampiran 11, dan
Lampiran 12. Data kuantitatif didapat dengan instrumen angket. Hasil pengolahan
data penilaian responden disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel
Nilai Pencapaian Kualitas (NPK). Data yang didapatkan dari responden diolah dan
dianalisa untuk menghasilkan kesimpulan terhadap setiap aspek yang dievaluasi.
1. Aspek Context
Indikator yang diukur dalam aspek context adalah kesesuaian pelaksanaan
LSP P1 dengan visi-misi sekolah, pedoman BNSP (Badan Nasional Sertifikasi
Profesi), SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), dan
kebutuhan masyarakat. Data yang digunakan untuk mengukur kesesuaian
pelaksanaan LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak ditinjau dari aspek context diperoleh dari instrumen berupa angket
dengan responden assessor, alumni LSP, dan hasil wawancara dengan kepala
sekolah SMKN 1 Cibadak dan ketua LSP P1 SMKN 1 Cibadak.
Data kualitatif untuk mengevaluasi pelaksanaan LSP P1 SMKN 1 Cibadak
dari aspek context didapat dari proses wawancara. Perbandingan temuan
penelitian dengan standar dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Context dengan Kriteria Standar
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
 Tuntutan persyaratan sertifikasi kompetensi
dalam sistem penyelenggaraan pendidikan dan Kepala sekolah :
lembaga pelatihan kepada peserta didik Hal yang mendasari pendirian LSP oleh pihak sekolah
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor adalah dengan adanya LSP, lulusan akan tersertifikasi
20 Tahun 2003) secara nasional sehingga lulusan akan lebih diakui oleh
Latar belakang pendirian
 Tuntutan Persyaratan Standar Kompetensi perusahaan. LSP juga diharuskan bagi SMK dikarenakan
Landasan LSP P1 SMKN 1
Lulusan SMK Bidang Keahlian berfungsi sebagai penjaminan mutu.
pelaksanaan LSP Cibadak sudah sesuai
Agroteknologi dan Agribisnis, Program Studi Ketua LSP :
P1 di SMKN 1 dengan landasan yang
Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian, Landasan pelaksanaan LSP adalah PBNSP, standar-
Cibadak tercantum dalam kriteria
Kompetensi Keahlian Pengawasan Mutu standar kompetensi yang dirumuskan dalam skema
standar
(Permendiknas No. 23 tahun 2006 tentang sertifikasi seperti SKKNI, Standar Kompetensi Nasional,
Standar Kompetensi Lulusan). dan peraturan perundang-undangan yang relevan dengan
 Tuntutan Persyaratan Kompetensi dari dunia SMKN 1 Cibadak.
Context usaha dan industri dalam Analisis Kimia
menggunakan metode Analisis Proksimat
Kepala Sekolah :
Pelaksanaan LSP P1 sudah sangat sesuai dengan visi dan
Visi : misi sekolah, terutama untuk kompetensi keahlian
Terwujudnya sekolah agribisnis dan Pengawasan Mutu yang melaksanakan LSP
Kesesuaian agroteknologi yang mandiri, unggul, berbasis menggunakan skema kimia analis. Jadi dengan adanya
Pelaksanaan sertifikasi
pelaksanaan LSP imtaq, iptek, berbudaya lingkungan Indonesia LSP, tujuan yang ingin dicapai sekolah bisa diwujudkan.
profesi oleh LSP P1
P1 dengan visi dengan pelayanan prima yang diakui secara LSP juga memiliki andil besar dalam mencetak siswa
sudah sesuai dengan visi
misi SMKN 1 Internasional. menjadi mandiri, unggul, terampil, dan
dan misi sekolah
Cibadak Misi : bertanggungjawab. Selain itu dengan LSP sekolah bisa
1. Melaksanakan pengembangan pendidikan membangun kerjasama yang baik dengan dunia industri.
dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ketua LSP :
Agribisnis, Agroindustri dan Teknologi Pelaksanaan LSP sudah sesuai dengan visi dan misi
informasi. sekolah karena LSP itu sistem penjaminan mutu lulusan.

45
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
2. Mengembangkan seluruh sarana dan Oleh karena itu dengan adanya LSP, misi sekolah untuk
prasarana, SDM, SDA, dan lingkungan menjadi pusat pelatihan kejuruan di berbagai bidang
secara mandiri. sudah tercapai.
3. Melaksanakan Pendidikan berkarakter dan
berpola pada Akhlaqul Kharimah,Iman dan
Taqwa.
4. Mendidik kekuatan mental yang sehat dan
kuat, semangat, jujur, dan disiplin tinggi.
5. Melaksankan pembelajaran yang berbasis
produksi, inovatif, kreatif, terampil dan
bertanggungjawab.
6. Membina jaringan kerjasama dengan dunia
usaha dan industri.
7. Mewujudkan keunggulan sekolah di bidang
7K, kelengkapan administrasi, manajemen
(SMM), akuntabilitas dan auditas yang
transparan.
Kepala sekolah :
Keuntungan dan manfaat LSP bisa dikategorikan dalam 3
hal yaitu:
1. Memiliki assessor yang tersertifikasi
2. Sekolah bisa lebih mengembangkan diri dengan
Manfaat Manfaat pelaksanaan
*tidak terdapat dalam dokumen standar LSP P1 melaksanakan uji kompetensi yang dinilai oleh
pelaksanaan LSP LSP sudah terasa oleh
SMKN 1 Cibadak assessor internal
P1 bagi sekolah pihak sekolah
3. Siswa SMK yang dinyatakan kompeten dalam uji
kompetensi akan tersertifikasi secara nasional yang
diakui oleh BNSP. Selain itu sertifikat yang diberikan
memiliki legalisasi setara dengan ijazah karena berlogo
garuda dan blanko yang dikirim langsung dari pusat

46
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
Kepala sekolah :
Berdasarkan hasil penelurusan oleh pihak sekolah kepada
Eksistensi LSP LSP sudah memiliki
*tidak terdapat dalam dokumen standar LSP P1 DU (Dunia Usaha) dan DI (Dunia Industri) dengan
di mata mitra eksistensi yang baik di
SMKN 1 Cibadak menyebarkan angket diketahui bahwa eksistensi LSP di
sekolah mata mitra sekolah
mata mitra sekolah sangat baik. Pihak mitra sangat
mengakui sertifikat yang dikeluarkan oleh LSP.
Kepala Sekolah :
Pihak sekolah memberikan support terhadap LSP
berupa:
Jenis Support Sekolah memberikan
*tidak terdapat dalam dokumen standar LSP P1 1. Biaya untuk LSP 100% berasal dari anggaran khusus
dari Sekolah support 100% untuk
SMKN 1 Cibadak dari sekolah. Biaya tersebut digunakan untuk diklat
untuk LSP keberjalanan LSP
assessor dan segala hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan uji kompetensi
2. Fasilitasi berupa TUK untuk sarana uji kompetensi
Kesesuaian Ketua LSP : Pelaksanaan sertifikasi
Melahirkan lulusan yang kompeten dalam
pelaksanaan LSP Pelaksanaan LSP sudah sangat sesuai dengan visi-misi profesi oleh LSP P1
bidang pengawasan mutu hasil pertanian, baik
P1 dengan visi kompetensi keahlian karena skema sertifikasi disusun sudah sesuai dengan visi
analisis pada bahan pangan maupun non
misi kompetensi dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai dan misi kompetensi
pangan.
keahlian oleh kompetensi keahlian keahlian
Lembaga sertifikasi profesi yang selanjutnya Ketua LSP :
disingkat LSP adalah lembaga pelaksana LSP P1 SMKN 1 Cibadak memiliki Nomor Lisensi :
kegiatan sertifikasi kompetensi profesi yang BNSP-LSP-199-ID. Lisensi tersebut didapatkan seteah
Legalisasi LSP mendapatkan lisensi dari BNSP setelah mengikuti prosedur pengajuan dari BNSP sehingga LSP P1 SMKN 1
P1 SMKN 1 memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk nantinya akan berwujud dengan dikeluarkannya SK Cibadak sudah memiliki
Cibadak ke melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja. pengesahan. Prosedur tersebut terdiri atas tahap persiapan legalisasi yang sah dari
BNSP Persyaratan tersebut berupa pengajuan dokumen, TUK, survailance, dan proses verifikasi sarana BNSP
dokumen, verifikasi TUK, verifikasi assessor dan perangkat LSP oleh BNSP.
kompetensi, dan verifikasi sarana serta
perangkat LSP.

47
48

Berdasarkan Tabel 4.1. terlihat bahwa landasan pelaksanaan LSP P1 di


SMKN 1 Cibadak sudah sesuai dengan landasan yang seharusnya. Berdasarkan
dokumen standar LSP P1 SMKN 1 Cibadak terdapat beberapa landasan
pelaksanaan yaitu Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
penyelenggaraan pendidikan dan lembaga pelatihan, Permendiknas No. 23 tahun
2006 tentang standar kompetensi lulusan SMK bidang keahlian agribisnis, dan
tuntutan persyaratan kompetensi dari dunia usaha dan industri dalam analisis
kimia menggunakan metode analisis proksimat.
Pasal 61 ayat 1 sampai dengan 3 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003
tentang sertifikasi berbunyi sebagai berikut :
1. Sertifikat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi.
2. Ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi
belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian
yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
3. Sertifikat kompetensi diberikan oleh penyelenggara pendidikan dan lembaga
pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau lembaga sertifikasi.
Ketiga ayat tersebut menjadi landasan bahwa lembaga pendidikan seperti
SMKN 1 Cibadak berhak mendirikan sebuah lembaga sertifikasi yang kemudian
disebut Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sebagai pengakuan terhadap
kompetensi peserta didik. LSP yang didirikan oleh SMKN 1 Cibadak termasuk
dalam kategori LSP P1 karena pengertian LSP P1 adalah LSP yang didirikan
oleh lembaga pendidikan dan atau pelatihan dengan tujuan utama melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja terhadap peserta pendidikan/pelatihan berbasis
kompetensi dan/atau sumber daya manusia dari jejaring kerja lembaga induknya,
sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP (PBNSP 202, 2014).
Landasan lainnya adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL) SMK bidang
keahlian Agribisnis yang tercantum dalam Permendiknas No. 23 tahun 2006,
SKL ini menjadi landasan karena pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP
membutuhkan skema sertifikasi yang harus mengacu kepada SKL. Selain itu
49

tuntutan persyaratan kompetensi dari dunia usaha dan dunia industri, khususnya
untuk kompetensi keahlian Pengawasan Mutu tidak akan terlepas dengan
analisis proksimat.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah menyatakan
bahwa pendirian LSP didasari karena SMK membutuhkan sebuah sistem
penjaminan mutu lulusan agar kompetensi lulusan diakui secara sah oleh dunia
kerja dan dunia industri. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam UU.
Nomor 20 tahun 2003 tentang pelaksanaan sertifikasi yang berfungsi sebagai
pengakuan terhadap kompetensi peserta. Ketua LSP menegaskan pula bahwa
pendirian LSP P1 SMKN 1 Cibadak juga dilandasi oleh standar perundang-
undangan yang sah dan standar kompetensi yang sesuai dengan skema sertifikasi
yang salah satunya adalah SKL.
Indikator selanjutnya adalah kesesuaian pelaksanaan sertifikasi dengan
visi-misi sekolah dan kompetensi keahlian. Visi merupakan rangkaian kalimat
yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang
ingin dicapai di masa depan dan misi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang
disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa
(Wibisono, 2006). Sejauh ini baik menurut kepala sekolah maupun ketua LSP
P1 SMKN 1 Cibadak, pelaksanaan sertifikasi profesi sudah sesuai dengan visi-
misi sekolah dan visi-misi kompetensi keahlian. Visi SMKN 1 Cibadak adalah
menjadi sekolah yang mandiri, unggul berbudaya, dan diakui secara
internasional.
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, ditegaskan bahwa dengan
dilaksanakannya LSP tujuan yang ingin dicapai sekolah bisa diwujudkan yaitu
menjadi mandiri, unggul, dan diakui secara nasional mengingat LSP adalah
organisasi tingkat nasional yang berkedudukan di wilayah Republik Indonesia.
Ketua LSP juga mengatakan bahwa dengan dilaksanakannya LSP bisa
mewujudkan impian sekolah untuk menjadi pusat pelatihan kejuruan dalam
berbagai bidang. Selain itu ketua LSP juga menambahkan bahwa LSP sudah
berjalan sesuai dengan visi-misi kompetensi keahlian Pengawasan Mutu karena
50

penyusunan skema sertifikasi LSP disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh kompetensi keahlian.
Indikator selanjutnya adalah manfaat, eksistensi LSP, dan jenis support
dari sekolah untuk pelaksanaan LSP. Berdasarkan hasil wawancara dengan
kepala sekolah, dikatakan bahwa sekolah sangat diuntungkan dengan
dilaksanakannya program sertifikasi profesi oleh LSP. Dengan didirikannya
LSP, sekolah memiliki assessor yang tersertifikasi secara nasional dan
kompetensi lulusan SMKN 1 Cibadak diakui secara legal disertai dengan bukti
sertifikat kompetensi. Pelaksanaan sertifikasi oleh LSP juga memiliki eksistensi
tinggi di mata mitra sekolah yaitu DU (Dunia Usaha)/DI (Dunia Industri).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah keberadaan,
kehadiran yang mengandung unsur bertahan. Dengan adanya LSP, keberadaan
SMKN 1 Cibadak akan lebih dianggap dan berarti di mata mitra sekolah
sehingga lulusan SMKN 1 Cibadak akan mendapatkan nilai tambah di dunia
usaha maupun dunia industri. Kepala sekolah juga menegaskan bahwa pihak
sekolah memberikan support 100% terhadap keberjalanan LSP. Support tersebut
berbentuk moril maupun materil. Hal ini ditunjukkan dengan biaya LSP yang
keseluruhan berasal dari anggaran sekolah, biaya tersebut digunakan untuk
pendidikan dan pelatihan assessor dan pengadaan sarana dan fasilitas uji
kompetensi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP, ditegaskan pula bahwa
LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah terlisensi dengan baik ke BNSP. LSP dilisensi
pertama kali pada 5 Oktober 2015. LSP P1 SMKN 1 Cibadak memiliki Nomor
Lisensi : BNSP-LSP-199-ID. Berdasarkan kriteria yang tercantum dalam
PBNSP 201 (2014) dikatakan bahwa setiap LSP yang sudah memenuhi
persyaratan lisensi maka akan mendapatkan nomor lisensi yang sah dan legal.
Dalam hal ini pihak LSP harus melengkapi persyaratan yang ditetapkan yaitu
pengajuan dokumen, verifikasi TUK, verifikasi assessor kompetensi, dan
verifikasi sarana serta perangkat LSP. Oleh karena itu dengan dikeluarkannya
nomor lisensi dari BNSP terhadap LSP P1 SMKN 1 Cibadak maka dipastikan
bahwa LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah mendapatkan legalisasi dari BNSP.
51

a. Responden Assessor
Data kuantitatif komponen untuk mengevaluasi pelaksanaan LSP P1
SMKN 1 Cibadak dari aspek context diperoleh dari hasil angket yang diberikan
kepada dua responden (assessor). Angket tersebut memiliki sepuluh butir
pertanyaan. Distribusi frekuensi data untuk aspek context dapat dilihat pada
Tabel 4.2. Interval skor pada Tabel 4.2 mengacu pada kategori data pada Tabel
3.19.
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Assessor
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
10-19 Tidak Sesuai 0 0,00
20-24 Kurang Sesuai 0 0,00
25-29 Sesuai 0 0,00
30-40 Sangat Sesuai 2 100,00
Jumlah 2 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.2. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%), kurang sesuai (0%), dan sesuai
(0%). Keseluruhan responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan Lembaga
Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak ditinjau dari aspek context berada dalam kategori sangat sesuai (100%).
Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) dari pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau
dari aspek context dengan responden assessor dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 16.
Tabel 4.3. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Assessor
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
2 10 70 35,00 87,50 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.3. diketahui bahwa kesesuaian pelaksanaan


sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek context dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh Nilai Pencapaian
Kualitas 35,00 dengan persentase 87,50%.
52

Angket berisi sepuluh butir soal dengan empat indikator. Indikator tersebut
yaitu kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan visi misi SMKN 1 Cibadak,
kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan pedoman BNSP, kesesuaian
pelaksanaan LSP P1 dengan SKKNI, dan kesesuaian pelaksanaan LSP P1
dengan kebutuhan masyarakat serta dunia kerja. Masing-masing indikator
tersebut diwakili oleh satu dan atau lebih butir pertanyaan. Nilai Pencapaian
Kualitas setiap indikator tersebut dengan skala 4 dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.4. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Context Responden Assessor
Nilai Nilai Butir
Indikator Rata-Rata Butir Soal
Butir Soal Soal
1 3,50
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1
3,50
dengan visi misi SMKN 1 Cibadak 2 3,50
3 4,00
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1
3,50 4 3,00
dengan pedoman BNSP
5 3,50
6 3,50
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1
3,50 7 3,50
dengan SKKNI
8 3,50
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 9 3,50
dengan kebutuhan masyarakat dan 3,50
10 3,50
dunia kerja

Pada Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa keempat indikator memiliki nilai yang
sama dalam skala 4. Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat kesesuaian
keempat indikator setara yaitu semua dalam kategori “sangat sesuai”.
Pelaksanaan uji kompetensi bagi siswa dalam rangka sertifikasi profesi dapat
menjadikan siswa mandiri, unggul, dan diakui secara nasional. Hal tersebut
sejalan dengan visi SMKN 1 Cibadak untuk menjadi sekolah yang mandiri,
unggul, berbasis imtaq, iptek, berbudaya. Selain itu salah satu misi SMKN 1
Cibadak adalah membina kerjasama dengan dunia usaha dan industri, hal itu bisa
diwujudkan dengan diadakannya program sertifikasi profesi sehingga
kompetensi lulusan bisa terjamin dan diakui oleh mitra sekolah yaitu DU/DI.
53

Berdasarkan hasil wawancara pada Tabel 4.1 kepala sekolah SMKN 1


Cibadak juga menyatakan bahwa pelaksanaan sertifikasi profesi khususnya pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu sudah sangat sejalan dengan visi-misi
sekolah dikarenakan skema sertifikasi yang digunakan salah satunya mengacu
pada standar Kimia Analis yang dapat menjamin lulusan agar kompeten dalam
hal pengujian mutu pangan dan bekerja di laboratorium. Selain itu ketua LSP P1
SMKN 1 Cibadak juga menyatakan bahwa tujuan dibentuknya LSP P1 SMKN
1 Cibadak adalah untuk penjaminan mutu lulusan agar sesuai dengan yang
diinginkan oleh sekolah, oleh karena itu dalam penentuan skema sertifikasi
disesuaikan dengan visi-misi sekolah dan kompetensi keahlian.
Acuan dalam keberjalanan program sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN
1 Cibadak khususnya kompetensi keahlian Pengawasan Mutu adalah pedoman
BNSP. Keseluruhan perangkat LSP dibuat berdasarkan aturan yang dibuat oleh
BNSP. Oleh karena itu keberjalanan proses sertifikasi profesi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak dapat dipastikan sudah sangat sesuai dengan pedoman BNSP.
Selain itu penyusunan skema sertifikasi LSP P1 SMKN 1 Cibadak juga mengacu
kepada SKKNI sektor laboratori yaitu SKKNI Sektor Laboratori dalam SK
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor : KEP.271/MEN/XII/2004
dan Standar Kompetensi Nasional Kimia Analis. Maka pelaksanaannya pun
sudah sesuai dengan SKKNI dan SKN Kimia Analis karena pelaksanaan uji
kompetensi sertifikasi tidak akan terlepas dari skema sertifikasi yang telah
disusun.
Pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak juga sudah
sangat sesuai dengan dunia kerja dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut
terbukti berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP bahwa sekitar 70%
alumni kompetensi Pengawasan Mutu diterima kerja di sektor yang sesuai
dengan yang diharapkan. Pihak LSP juga selalu melibatkan mitra dalam
penyusunan dan rekonstruksi skema sertifikasi sehingga skema sertifikasi yang
diberlakukan dapat dipastikan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh mitra selaku
pengguna. Angka keberterimaan alumni di sektor kerja yang sesuai dengan
skema membuktikan bahwa alumni yang disertifikasi oleh LSP diterima dan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu landasan acuan penyusunan
54

skema sertifikasi disesuaikan dengan landasan acuan standar yang salah satunya
adalah tuntutan persyaratan kompetensi dari dunia usaha dan industri dalam hal
analisis proksimat. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan LSP
sudah sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri selaku pengguna
lulusan.
b. Responden Alumni
Data kuantitatif komponen untuk mengevaluasi pelaksanaan LSP P1
SMKN 1 Cibadak dari aspek context diperoleh dari hasil angket yang diberikan
kepada 30 responden (alumni). Angket tersebut memiliki lima butir pertanyaan.
Distribusi frekuensi data untuk aspek context dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Interval skor pada Tabel 4.5 mengacu pada kategori data pada Tabel 3.20.
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Alumni
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
5-9 Tidak Sesuai 0 0,00
10-12 Kurang Sesuai 0 0,00
13-15 Sesuai 4 13,33
16-20 Sangat Sesuai 26 86,67
Jumlah 30 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.5. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%) dan kurang sesuai (0%). empat
orang responden menilai bahwa pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
context berada dalam kategori sesuai (13,33%) dan 26 orang menilai sangat
sesuai (86,67%).
NPK dari pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek context dengan
responden alumni dapat dilihat pada Tabel 4.6. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 16.
Tabel 4.6. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context Responden Alumni
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
30 5 535 17,83 89,17 Sangat Sesuai
55

Berdasarkan Tabel 4.6. dapat diketahui bahwa komponen dari kesesuaian


pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek context dengan
responden alumni termasuk dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh
Nilai Pencapaian Kualitas 17,83 dengan persentase 89,17%.
Angket kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
context dengan responden alumni berisi lima butir soal dengan dua indikator.
Indikator tersebut yaitu kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan visi misi SMKN
1 Cibadak dan kesesuaian pelaksanaan LSP P1 dengan dunia kerja. NPK setiap
indikator tersebut dengan skala 4 dapat dilihat pada Tabel 4.7. Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.7. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Context Responden Alumni
Nilai Nilai Butir
Indikator Rata-Rata Butir Soal
Butir Soal Soal
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1 1 3,60
3,60
dengan visi misi SMKN 1 Cibadak 2 3,60
3 3,60
Kesesuaian pelaksanaan LSP P1
3,54 4 3,80
dengan dunia kerja
5 3,23

Pada Tabel 4.7. dapat dilihat bahwa kesesuaian keberjalanan LSP P1


dengan visi misi sekolah mendapatkan nilai 3,60 dalam skala 4 sedangkan
kesesuaian pelaksanaan LSP dengan dunia kerja bernilai 3,54 dalam skala 4.
Responden alumni mengakui bahwa dengan dilaksanakannya sertifikasi profesi
yang diwujudkan dengan uji kompetensi bisa meningkatkan kompetensi dalam
bekerja di laboratorium sehingga mereka akan terampil saat mulai bekerja.
Meski kedua indikator tersebut berada dalam kategori “sangat sesuai”
namun masih terdapat sedikit kekurangan dalam hal pelaksanaan sertifikasi
profesi dengan dunia kerja menurut responden alumni. Indikator kesesuaian
pelaksanaan LSP dengan dunia kerja berisi tiga butir soal yang membahas
tentang manfaat pelaksanaan pengujian dalam dunia kerja, manfaat penerapan
56

GLP dalam dunia kerja, dan kontribusi sertifikasi profesi dalam melatih
komunikasi.
Berdasarkan Tabel 4.7. terlihat bahwa nilai terendah pada instrumen
angket responden alumni adalah pada butir soal nomor 5 yang mempertanyakan
tentang kontribusi sertifikasi profesi dalam melatih komunikasi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa program sertifikasi profesi oleh LSP masih belum
maksimal dalam melatih alumni menjadi pribadi yang komunikatif. Hal ini juga
sejalan dengan hasil wawancara dengan pihak pengguna bahwa salah satu
kelemahan dari alumni LSP SMKN 1 Cibadak berasal dari segi komunikasi,
teridentifikasi bahwa mereka masih sulit dalam menyampaikan pendapat dan
pertanyaan dalam dunia kerja. Sedangkan untuk butir soal lainnya sudah
cenderung mendapatkan nilai yang tinggi, contohnya pada butir soal nomor 4
tentang penerapan GLP di dunia kerja. Hal itu menandakan bahwa alumni LSP
sudah sangat memahami GLP dan menerapkannya dengan baik saat di dunia
kerja.
2. Aspek Input
Indikator yang diukur dalam aspek input diantaranya adalah hal yang
menyangkut dengan sumber daya manusia yaitu assessor, sarana dan perangkat
LSP yang di dalamnya termasuk TUK (tempat uji kompetensi), materi uji
kompetensi, perangkat assessment, dan biaya. Data yang diperoleh dari
instrumen berupa angket dengan responden assessor, alumni LSP, dan hasil
wawancara dengan ketua LSP P1 SMKN 1 Cibadak.
Data kualitatif untuk mengevaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadak dari aspek input didapat dari proses wawancara.
Perbandingan temuan penelitian dengan standar dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Input dengan Kriteria Standar
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
Ketua LSP :
Jumlah total assessor LSP P1 SMKN 1
Cibadak sampai saat ini adalah 22 orang.
15 orang berasal dari SMKN 1 Cibadak
Jumlah assessor dan peserta *Tidak tercantum dalam
dan 7 orang dari sekolah lain (eksternal).
yang sudah disertifikasi oleh dokumen standar LSP P1 -
Sedangkan untuk kompetensi keahlian
LSP P1 SMKN 1 Cibadak SMKN 1 Cibadak
Pengawasan Mutu, assessor berjumlah 2
orang.
Jumlah total peserta yang sudah
disertifikasi adalah 161 orang
TUK harus terverifikasi dan Ketua LSP :
ketersediaan alat serta bahan Jumlah total TUK LSP P1 saat ini adalah
untuk uji kompetensi harus 7. Untuk kompetensi keahlian
memadai. Persyaratan terkait Pengawasan Mutu berjumlah 1 TUK.
Input
kondisi uji dan peralatan yang Keadaan TUK pengawasan mutu sudah
diperlukan dalam proses memenuhi syarat berdasarkan skema
Jumlah TUK dan kelengkapan Kelengkapan sarana TUK
pengujian berdasarkan dan yang disusun. Skema tersebut adalah
sarana TUK LSP PI SMKN 1 sudah sesuai dengan standar
konsisten dengan skema analisis gravimetri, volumetri, dan
Cibadak dan terverifikasi
sertifikasi yang diacu. Apabila analisis proksimat. TUK kompetensi
ada peralatan teknis yang keahlian Pengawasan Mutu sudah
digunakan dalam proses terlisensi dengan kode TUK-199-001
pengujian, maka peralatan teknis yang ditanggungjawabi oleh Tri
harus diverifikasi atau Pristiwiwati, S.TP, M.MPd.
dikalibrasi secara tepat.
Ketua LSP :
*Tidak tercantum dalam
Mitra LSP P1 SMKN 1 Kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
dokumen standar LSP P1 -
Cibadak sebenarnya sudah memiliki banyak mitra,
SMKN 1 Cibadak
baik pihak industri maupun laboratorium

57
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
pengujian. Hanya saja sampai saat ini
mitra LSP P1 yang tercantum dan mau
membuat komitmen secara legal adalah
Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor.
Ketua LSP :
Saat pelaksanaan uji kompetensi, mitra
biasanya mengirimkan perwakilan untuk
*Tidak tercantum dalam
Bentuk kerjasama LSP P1 menjadi tenaga ahli sebagai pendamping
dokumen standar LSP P1 -
dengan mitra assessor saat proses assessment. Hal ini
SMKN 1 Cibadak
bertujuan untuk meningkatkan
ketidakberpihakan dan objektivitas
selama proses assessment.

58
59

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP, diketahui bahwa jumlah


total assessor di LSP P1 SMKN 1 Cibadak adalah 22 orang. Sebanyak 15 orang
adalah guru SMKN 1 Cibadak sedangkan tujuh lainnya adalah guru dari sekolah
lain yang direkrut oleh sekolah. Sampai saat ini assessor untuk kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu berjumlah dua orang yaitu Wagiyono dan Tri
Pristiwiwati S.TP, M.MPd. Sampai saat ini LSP sudah mengeluarkan sebanyak
161 sertifikat kompetensi untuk siswa kompetensi keahlian Pengawasan Mutu.
Indikator selanjutnya adalah Tempat Uji Kompetensi (TUK), berdasarkan
PBNSP 206 (2014) dikatakan bahwa TUK harus terverifikasi dan ketersediaan
alat serta bahan untuk uji kompetensi harus memadai. Persyaratan terkait kondisi
uji dan peralatan yang diperlukan dalam proses pengujian berdasarkan dan
konsisten dengan skema sertifikasi yang diacu. Apabila ada peralatan teknis
yang digunakan dalam proses pengujian, maka peralatan teknis harus
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat. Dalam standar tidak disebutkan jumlah
TUK yang harus dimiliki oleh pihak LSP namun yang lebih ditekankan adalah
kelengkapan sarana TUK tersebut. Ketua LSP menuturkan bahwa sampai saat
ini jumlah TUK yang dinaungi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak adalah tujuh
TUK. Untuk kompetensi keahlian Pengawasan Mutu berjumlah satu TUK.
Ketua LSP menambahkan bahwa kondisi TUK Pengawasan Mutu sudah sesuai
dengan skema sertifikasi yang disusun. Skema yang diacu adalah gravimetri,
volumetri, dan analisisi proksimat. TUK Pengawasan Mutu sudah dilengkapi
dengan alat dan bahan yang memenuhi ketiga skema tersebut. TUK Pengawasan
Mutu juga sudah terlisensi dengan kode TUK-199-001.
Indikator lainnya adalah mitra. Ketua LSP menuturkan bahwa kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu sebenarnya sudah bermitra dengan banyak industri
dan laboratorium pengujian. Industri yang bermitra dengan kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak diantaranya adalah PT. Indolakto, PT.
TUV NORD Indonesia, dan PT. Nilam Widuri. Sedangkan balai pengujian yang
bermitra dengan kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak
diantaranya adalah BBIA (Balai Besar Industri Agro), BBKK (Balai Besar
Kimia dan Kemasan), Laboratorium Kesehatan Bandung, dan BPMB (Balain
Pengawasan Mutu Barang). Hanya saja ketua LSP menegaskan bahwa sampai
60

saai ini mitra LSP P1 yang tercantum dan mau membuat komitmen secara legal
adalah Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor. Kerjasama LSP dengan mitra
dilakukan dalam bentuk pengiriman tenaga ahli pendamping assessor saat uji
kompetensi di LSP dilaksanakan. Selain itu mitra juga menjadi tempat Praktik
Kerja Lapangan (PKL) bagi siswa kompetensi keahlian Pengawasan Mutu.
a. Responden Assessor
Data kuantitatif komponen untuk mengevaluasi pelaksanaan setifikasi
profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak dari aspek input diperoleh dari hasil angket
yang diberikan kepada dua responden (assessor). Angket tersebut memiliki
sepuluh butir pertanyaan. Distribusi frekuensi data untuk aspek input dapat
dilihat pada Tabel 4.9. Interval skor pada Tabel 4.9 mengacu pada kategori data
pada Tabel 3.21.
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Input Responden Assessor
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
9-17 Tidak Sesuai 0 0,00
18-22 Kurang Sesuai 0 0,00
23-27 Sesuai 0 0,00
28-36 Sangat Sesuai 2 100,00
Jumlah 2 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.9. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%), kurang sesuai (0%), dan sesuai
(0%). Keseluruhan responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan Lembaga
Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak ditinjau dari aspek input berada dalam kategori sangat sesuai (100%).
NPK dari pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek input dengan
responden assessor dapat dilihat pada Tabel 4.10. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 17.
Tabel 4.10. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Input Responden Assessor
Jumlah Jumlah Persentase
Total Skor NPK Keterangan
Responden Soal (%)
2 9 65 32,50 90,28 Sangat Sesuai
61

Berdasarkan Tabel 4.10. dapat diketahui bahwa kesesuaian pelaksanaan


pelaksanaan sertifikasi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan
Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek input dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh Nilai Pencapaian
Kualitas 32,50 dengan persentase 90,28%.
Angket berisi sembilan butir soal dengan empat indikator. Indikator
tersebut yaitu kesesuaian perangkat assessment dengan PBNSP, kesesuaian
Tempat Uji Kompetensi (TUK) dengan PBNSP, kelengkapan sarana dan
perangkat LSP, serta ketersediaan biaya penunjang pelaksanaan LSP. Nilai
Pencapaian Kualitas setiap indikator tersebut dengan skala 4 dapat dilihat pada
Tabel 4.11. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.11. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Input Responden Assessor
Nilai Butir Nilai Butir
Indikator Rata-Rata
Butir Soal Soal Soal
Kesesuaian perangkat assessment dengan 1 4,00
3,75
PBNSP 2 3,50
Kesesuaian Tempat Uji Kompetensi 3 3,50
3,50
(TUK) dengan PBNSP 4 3,50
5 3,50
Kelengkapan sarana dan perangkat LSP 3,67 6 4,00
7 3,50
Ketersediaan biaya penunjang 8 3,50
3,50
pelaksanaan LSP 9 3,50

Pada Tabel 4.11. menjelaskan bahwa indikator dengan nilai tertingggi


adalah kesesuaian perangkat assessment dengan PBNSP yaitu 3,75 dalam skala
4. Skor terendah adalah kesesuaian TUK dengan PBNSP dan ketersediaan biaya
penunjang yaitu 3,50 dalam skala 4. Hal ini menunjukkan bahwa perangkat
assessment yang digunakan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah sangat sesuai
dengan PBNSP. Perangkat assessment disusun berdasarkan skema sertifikasi
yang telah disusun dan mengikuti format yang disediakan oleh BNSP. Perangkat
assessment yang disusun oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak bersifat rahasia
sehingga tidak ditampilkan. Perangkat assessment disusun dengan standar
penilaian K (Kompeten) dan BK (Belum Kompeten) bagi setiap asesi yang diuji.
Hal ini sesuai dengan format perangkat assessment yang ada dalam Lampiran
62

PBNSP Nomor : 09/BNSP.301/XI/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan


Assesment Kompetensi (PBNSP 301, 2013).
Indikator lainnya adalah kesesuaian TUK dengan BNSP. Indikator ini
mendapat nilai 3,5 dalam skala 4. Jumlah keseluruhan TUK pada LSP P1 SMKN
1 Cibadak adalah tujuh TUK. Namun dikarenakan yang hanya menjalankan uji
kompetensi dan sertifikasi profesi hanya kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
maka TUK yang beroperasi hanya TUK Pengawasan Mutu saja. Kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu memiliki satu TUK yang bernama TUK Analis
Kimia dan Pengawasan Mutu dengan kode TUK-199-001. TUK tersebut
ditanggungjawabi oleh Manajer Manajemen Mutu LSP yaitu Tri Pristiwiwati,
S.TP, M.MPd.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP, TUK tersebut telah
diverifikasi dan telah dilisensi sejak awal didirikannya LSP yaitu tahun 2015.
TUK tersebut juga sudah dilengkapi dengan alat, bahan, serta sarana dan
prasarana yang memadai untuk uji kompetensi. Lisensi yang diberikan terhadap
TUK menandakan bahwa TUK tersebut sudah sesuai dengan standar dan layak
karena proses verifikasi TUK harus melengkapi beberapa persyaratan tertentu.
Oleh karena itu TUK yang sudah melalui proses verifikasi secara otomatis sudah
melengkapi semua persyaratan yang diharuskan. Persyaratan tersebut adalah
TUK harus mengajukan permohonan verifikasi dengan melampirkan dokumen
sistem manajemen mutu, dokumen perangkat kerja,dan dokumen peralatan
sesuai persyaratan teknis. LSP harus memverifikasi pemenuhan persyaratan
teknis TUK dan pemenuhan persyaratan manajemen TUK. Selain itu LSP harus
menetapkan TUK terverifikasi yang berlaku untuk suatu periode waktu tertentu,
disertai ketentuan yang mewajibkan TUK memelihara status terverifikasinya.
Setelah habis masa berlaku verifikasi, dilakukan proses verifikasi ulang. Hal
tersebut tercantum dalam Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor :
5/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman Persyaratan Umum Tempat Uji Kompetensi
(PBNSP 206, 2014).
Indikator selanjutnya adalah kelengkapan sarana dan perangkat LSP.
Indikator ini memiliki nilai 3,67 dalam skala 4. Dalam PBNSP Nomor :
2/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi
63

yang termasuk sarana LSP adalah kantor, sarana kerja yang memadai, sistem
pengolahan data berbasis teknologi informasi, dan perencanaan kegiatan.
Sedangkan yang termasuk perangkat LSP adalah standar kompetensi, skema
sertifikasi, perangkat assessment, Materi Uji Kompetensi (MUK), Tempat Uji
Kompetensi (TUK), personil yang kompeten, assessor¸dan sistem pengendalian
pelaksanaan sertifikasi (PBNSP 202, 2014). LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah
memiliki semua jenis sarana dan perangkat tersebut, oleh karena itu sarana dan
perangkat LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah dikategorikan lengkap. Penyusunan
MUK biasanya dilaksanakan oleh assessor kompetensi beberapa bulan sebelum
uji kompetensi dilaksanakan. MUK disusun dan direvisi ulang setiap tahun
disesuaikan dengan skema sertifikasi yang telah disusun. Begitu pula dengan
TUK dan perangkat assessment, semua hal yang menyangkut dengan
keberjalanan uji kompetensi diperiksa kembali agar sesuai dengan skema
sertifikasi yang akan digunakan.
Indikator terakhir adalah ketersediaan biaya penunjang. Indikator ini
mendapat nilai 3,5 dalam skala 4. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah SMKN 1 Cibadak, dinyatakan bahwa pembiayaan LSP P1 SMKN 1
Cibadak 100% bersumber dari anggaran sekolah. Indikator ini memuat 2 butir
soal yang berkaitan dengan alokasi dana dan pengeluaran biaya tidak langsung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP P1 SMKN 1 Cibadak, anggaran
dana LSP sudah dialokasikan dengan baik untuk semua keperluan pelaksanaan
sertifikasi profesi. Dana tersebut dialokasikan untuk biaya uji kompetensi, biaya
penggunaan sarana, fasilitas, peralatan uji kompetensi, dan biaya assessor.
Sedangkan blanko sertifikat kompetensi tidak membutuhkan anggaran dari
sekolah karena blanko sertifikat dikirimkan langsung oleh BNSP setelah
dilakukan pengajuan oleh pihak LSP. Pengeluaran biaya tak langsung yang
dikeluarkan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak meliputi biaya administrasi yang
dikeluarkan saat proses pendaftaran calon asesi, biaya tersebut juga dikeluarkan
tidak lebih dari 15% anggaran dana. Pembiayaan dan alokasi dana yang
dilakukan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak mengacu pada PBNSP nomor :
04/BNSP.305/X/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh
Panitia Teknis BNSP (PBNSP 305, 2013).
64

b. Responden Alumni
Data kuantitatif untuk mengevaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadak dari aspek input diperoleh dari hasil angket yang
diberikan kepada 30 responden (alumni). Angket tersebut memiliki tujuh butir
pertanyaan. Distribusi frekuensi data untuk aspek input dapat dilihat pada Tabel
4.12. Interval skor pada Tabel 4.12 mengacu pada kategori data pada Tabel 3.22.
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Input Responden Alumni
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
7-13 Tidak Sesuai 0 0,00
14-17 Kurang Sesuai 0 0,00
18-21 Sesuai 14 46,67
22-28 Sangat Sesuai 16 53,33
Jumlah 30 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.12. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%) dan kurang sesuai (0%). 14 orang
responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi
P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek input berada dalam kategori sesuai (46,67%) dan 16 orang menilai sangat
sesuai (53,33%).
NPK dari pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek input dengan
responden alumni dapat dilihat pada Tabel 4.13. Perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 17.
Tabel 4.13. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Input Responden Alumni
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
30 7 686 22,87 81,67 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.13. dapat diketahui bahwa kesesuaian pelaksanaan


sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek input dengan responden alumni termasuk
dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh NPK 22,87 dengan
persentase 81,67%.
65

Angket berisi tujuh butir soal dengan tiga indikator. Indikator tersebut
yaitu kemampuan assessor dalam menilai, sarana dan fasilitas tempat uji
kompetensi, dan kesesuaian jadwal dengan pelaksanaan uji kompetensi. Nilai
Pencapaian Kualitas setiap indikator tersebut dengan skala 4 dapat dilihat pada
Tabel 4.14. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.14. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Input Responden Alumni
Nilai Nilai Butir
Indikator Rata-Rata Butir Soal
Butir Soal Soal
1 3,37
Kemampuan assessor dalam menilai 3,33
2 3,30
3 3,30
Sarana dan fasilitas tempat uji
3,21 4 3,20
kompetensi
5 3,13
Kesesuaian jadwal dengan 6 3,40
3,28
pelaksanaan uji kompetensi 7 3,17

Secara keseluruhan input yang diberikan sudah sangat sesuai dengan yang
diharapkan oleh peserta uji kompetensi dikarenakan hasil analisa data
menunjukkan aspek ini termasuk dalam kategori “sangat sesuai”. Pada Tabel
4.14 terlihat bahwa kemampuan assessor dalam menilai mendapatkan nilai
tertinggi dari responden alumni. Indikator yang berkaitan dengan kemampuan
assessor dalam menilai berisi dua butir soal yang membahas tentang
keobjektifan penilaian assessor dan penggunaan perangkat assessment yang
telah disiapkan saat uji kompetensi berlangsung. Hasil ini menunjukkan bahwa
saat uji kompetensi berlangsung assessor bersifat objektif dalam menilai peserta
dan tidak memihak.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP P1 SMKN 1 Cibadak
diketahui bahwa saat proses uji kompetensi, pihak mitra yaitu BBIA diundang
dan ikut secara langsung menyaksikan proses assessment sebagai tenaga ahli dan
untuk meminimalisir keberpihakan assessor dan seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa perangkat assessment akan ditinjau kembali sebelum uji
kompetensi dilakukan agar sesuai dengan skema sertifikasi yang disusun. Saat
uji kompetensi berlangsung, assessor hanya akan menilai peserta uji kompetensi
dengan dokumen assessment yang telah dipersiapkan oleh panitia teknis
66

sertifikasi. Oleh karena itu dapat dipastikan bahwa uji kompetensi yang
dilakukan pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu sudah objektif dan
sesuai dengan yang seharusnya.
Indikator lainnya adalah sarana dan fasilitas TUK. Indikator ini berisi tiga
butir soal yang membahas tentang penataan TUK, alat dan bahan yang memadai
untuk uji kompetensi, dan sistem pengolahan data berbasis teknologi informasi.
Penataan TUK serta alat dan bahan yang tersedia sudah sangat sesuai dengan
standar yang seharusnya karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya
bahwa TUK yang digunakan sudah diverifikasi dan terlisensi. Namun pada
Tabel 4.14. terlihat bahwa indikator ini mendapat nilai terendah dibandingkan
dua indikator lainnya. Hal ini dikarenakan terdapat kelemahan dari segi fasilitas
TUK dalam hal sistem pengolahan data yang digunakan. Berdasarkan Tabel
4.14. diketahui bahwa nilai terendah butir soal adalah butir soal nomor 5 yang
membahas tentang sistem pengolahan data berbasis teknologi informasi.
Berdasarkan data diketahui pula bahwa alumni yang disertifikasi oleh LSP
menilai bahwa sistem pengolahan data yang digunakan oleh LSP P1 SMKN 1
Cibadak masih belum sepenuhnya berbasis teknologi informasi. Pengolahan
data masih ada yang dilakukan secara manual oleh masing-masing assessor.
Selain itu pemberian informasi kepada calon asesi juga masih dilakukan secara
langsung dan belum dapat diakses secara online.
Indikator terakhir adalah kesesuaian jadwal dengan waktu pelaksanaan uji
kompetensi. Indikator ini berkaitan dengan efektifitas waktu yang digunakan
saat uji kompetensi. Indikator ini berisi dua soal yang membahas tentang
ketepatan waktu dimulai dan selesainya uji kompetensi. Indikator ini mendapat
nilai 3,28 dalam skala 4. Hal itu menandakan bahwa terdapat kelemahan dalam
aspek ini. Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian dengan beberapa panitia
pelaksanaan uji kompetensi diketahui bahwa uji kompetensi dilaksanakan mulai
jam 07.00 dan selesai pada jam 16.30. Saat hari pelaksanaan uji kompetensi,
siswa (asesi) biasanya datang lebih awal dari waktu yang ditentukan dan TUK
sudah dipersiapkan jauh hari sebelum hari pelaksanaan uji kompetensi sehingga
uji kompetensi selalu dimulai tepat waktu. Namun permasalahannya terletak
pada waktu penyelesaian. Materi yang diujikan adalah uji proksimat yang
67

terkadang bisa memakan waktu lebih dari yang diperkirakan sehingga waktu
penyelesaian uji kompetensi seringkali lebih terlambat dari yang direncanakan.
3. Aspek Process
Indikator yang diukur dalam aspek process diantaranya adalah hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan uji kompetensi, pelaksanaan assessment,
pelatihan assessor, proses audit, dan keputusan sertifikasi. Data yang digunakan
untuk mengukur kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
process diperoleh dari instrumen berupa angket dengan responden assessor dan
alumni LSP. Data kualitatif didapat dari hasil wawancara dengan ketua LSP P1
SMKN 1 Cibadak. Hasil olahan dan analisa data akan ditampilkan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan tabel Nilai Pencapaian Kualitas (NPK).
Perbandingan temuan penelitian dengan standar dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Process dengan Kriteria Standar
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
Syarat mendaftar berdasarkan dokumen
standar LSP P1 :
1. Lulus mata pelajaran Analisis Kimia
Proksimat dari SMKN 1 Cibadak
2. Telah melakukan praktikum dan lulus
ujian praktik Analisis Kimia Proksimat Pendaftaran peserta sudah
3. Melampirkan bukti data hasil analisis Ketua LSP : sesuai dengan kriteria standar
Pendaftaran Peserta ke LSP yang relevan dan pernah dilakukan Proses pendaftaran mengikuti tahapan namun dalam pelaksanaannya
P1 SMKN 1 Cibadak maksimal satu tahun terakhir dokumen yang tertera dalam dokumen standar masih ada peserta yang tidak
mutu laboratorium (log book, catatan LSP P1 SMKN 1 Cibadak mengumpulkan administrasi
pengujian, kartu peminjaman alat, form untuk pendaftaran.
data hasil pengujian)
4. Telah lulus mata Pelajaran Teknik
Laboratorium, Mata Pelajaran
Process
Pengelolaan Laboratorium, dan Mata
Pelajaran Pengambilan Contoh
Syarat assessor (PBNSP 218, 2013) Ketua LSP :
1. Pendidikan minimal D1 dan sederajat Setiap guru yang sudah memiliki
dengan pengalaman kerja yang terkait kompetensi teknis dan memenuhi
dengan profesi selama 2 tahun persyaratan yang memadai akan
2. Memahami persyaratan dan prosedur diusulkan ke BNSP dan akan dilatih
Proses Perekrutan dan Perekrutan assessor sudah
sertifikasi LSP oleh BNSP. Ketentuan assessment
Pemilihan assessor LSP P1 sesuai dengan standar dan
3. Memahami persyaratan dan prosedur dalam penerimaan assessor terbagi 2
SMKN 1 Cibadak persyaratan BNSP
sertifikasi TUK dan LSP cabang yaitu:
4. Mengetahui persyaratan dan prosedur 1. Asesi hasil diklat, berbentuk
lisensi assessment langsung (tes)
5. Mampu berkomunikasi, baik dalam 2. Asesi bukan diklat, berbentuk
tulisan maupun lisan assessment tidak langsung

68
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
6. Mengikuti secara lengkap program (pengumpulan portofolio atau
pelatihan auditor manajemen mutu rekomendasi pihak ketiga)
sesuai dengan panduan modul pelatihan
BNSP.
Kewajiban peserta tersertifikasi oleh LSP
P1 SMKN 1 Cibadak (dokumen standar
Ketua LSP:
LSP P1 SMKN 1 Cibadak)
Monitoring dilakukan secara tidak
a. Melaksanakan keprofesiannya dengan
langsung, melalui pengumpulan
tetap menjaga kode etik profesi Proses monitoring tidak
informasi dengan angket ke industri
Proses Monitoring Peserta b. Mengikuti program survailance yang sesuai dengan standar dan
penyerap lulusan SMK oleh pihak
yang telah Tersertifikasi ditetapkan LSP minimal dua tahun sekali survailance belum pernah
sekolah. Sedangkan survailance
c. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dilakukan sama sekali
belum dilakukan sama sekali
dengan pemeliharaan kompetensinya
dikarenakan sertifikat LSP P1 hanya
dalam kegiatan survailance dalam
berlaku selama tiga tahun.
bentuk logbook yang ditandatangani
supervisor
1. Panitia Teknis Uji Kompetensi (PTUK)
Ketua LSP:
melaporkan rencana penerbitan sertifikat
Hasil assessment  Rapat pleno
kepada BNSP dengan menyampaikan
(yang dihadiri oleh komite teknis,
data isian sertifikat dilengkapi dokumen Alur penerbitan sertifikat
assessor, dan ketua LSP) 
pendukung uji kompetensi. sudah sesuai dengan standar
Penentuan Peserta kompeten/Belum
2. BNSP menetapkan nomor sertifikat BNSP, hanya jangka
Kompeten  Peserta yang kompeten
Alur Penerbitan Sertifikat kompetensi yang bersifat unik secara waktunya tidak bisa
akan langsung diajukan permohonan
Profesi nasional. disesuaikan dengan standar
penerbitan sertifikat ke BNSP oleh
3. PTUK, setelah memperoleh nomer karena blanko sering
LSP dengan alur yang sesuai dengan
sertifikat dari BNSP, menyiapkan terlambat dikirimkan oleh
pedoman BNSP. Untuk peserta yang
penerbitan sertifikat kompetensi sesuai BNSP.
belum kompeten maka diperbolehkan
dengan ketentuan.
untuk mengulang tes pada waktu yang
4. Sertifikat kompetensi ditandatangani
ditentukan.
oleh Pimpinan BNSP atau pimpinan

69
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
PTUK yang telah ditentukan dan
dibubuhi stempel berwarna biru.
5. Setiap sertifikat yang diterbitkan
dimasukan kedalam basis data BNSP.
6. Penerbitan sertifikat oleh PTUK paling
lambat 2 (dua) minggu setelah peserta
dinyatakan kompeten.
7. Sertifikat disampaikan kepada pemilik
sertifikat melalui sekretariat PTUK.
8. Setiap penyerahan sertifikat harus
disertai dengan tanda bukti penerimaan
dari pemilik sertifikat.
Ketua LSP :
Blanko sertifikat dikirim langsung
oleh BNSP dengan logo dan
BNSP menetapkan nomer sertifikat hologram. Sertifikat juga diberi Sertifikat kompetensi yang
Legalisasi Sertifikat
kompetensi yang bersifat unik secara nomor sertifikasi dan registrasi yang dikelurkan sudah legal dan
Kompetensi
nasional. unik sesuai standar BNSP. Sertifikat sah
kemudian ditandatangani oleh ketua
LSP dan dibubuhi stempel berwarna
biru.
Panduan Modul Pelatihan BNSP untuk
Assessor :
1. Kompetensi Umum (Common Ketua LSP :
Sejauh ini pernah menyelenggarakan
Competency) Proses pelatihan assessor
diklat assessor yang bertajuk “in
Proses Pelatihan assessor  Mengembangkan skema sertifikasi sudah berjalan sesuai dengan
house training” pada tahun 2017.
kompetensi standar
Materi diklat disesuaikan dengan
 Mengembangkan perangkat skema sertifikasi dan panduan BNSP.
assessment / MUK (Materi Uji
Kompetensi)

70
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan

2. Kompetensi Inti (Core Competency)


 Mengelola program audit manajemen
mutu LSP
 Melaksanakan audit manajemen mutu
LSP

71
72

Pada Tabel 4.15 terlihat bahwa terdapat empat tahapan pendaftaran peserta
untuk mengikuti uji kompetensi di kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak. Ketentuan ini tercantum dalam dokumen standar LSP P1
SMKN 1 Cibadak. Hal ini dipertegas oleh ketua LSP bahwa peserta yang akan
mengikuti uji kompetensi harus mengikuti tahapan pendaftaran yang tercantum
dalam dokumen standar LSP. Persyaratan yang harus dilampirkan saat
mendaftar uji kompetensi terdiri dari portofolio peserta selama mengikuti
pembelajaran di kompetensi keahlian Pengawasan Mutu dan telah lulus dari
beberapa mata pelajaran prasyarat seperti Pengelolaan Laboratorium,
Pengambilan Contoh, dan Analisis Kimia Proksimat. Namun dalam
pelaksanaannya, beberapa peserta masih tidak melampirkan persyaratan
administrasi secara keseluruhan namun tetap diperbolehkan mengikuti uji
kompetensi. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang diisi oleh alumni LSP.
Indikator lainnya adalah proses perekutan dan pemilihan assessor. Ketua
LSP menegaskan bahwa setiap guru yang memenuhi persyaratan bisa
mengajukan diri sebagai assessor. Persyaratan tersebut tercantum dalam PBNSP
nomor 218 tahun 2013. Ketua LSP selanjutnya menjelaskan bahwa tahapan
pemilihan dan proses assessment terhadap assessor sedikit berbeda dengan
assessment peserta LSP. Ketentuan assessment untuk assessor dapat dilakukan
secara langsung dan tidak langsung. Assessment langsung dilakukan dengan
metode tes, metode ini mengharuskan calon assessor untuk mengikuti tes tertulis
dan tes praktik seperti halnya peserta LSP. Sedangkan assessment tidak langsung
dilakukan dengan mengumpulkan portofolio dan rekomendasi dari pihak ketiga.
Portofolio dari calon assessor dapat berupa silabus mata pelajaran yang diajar
oleh pengaju, sertifikat ujian kompetensi yang pernah diikuti oleh pengaju, dan
dokumen lainnya yang dapat membuktikan kompetensi calon (pengaju).
Bagi calon assessor yang sudah bekerja bisa melampirkan surat
rekomendasi dari atasan bahwa pengaju layak menjadi assessor, begitu pula
dengan calon assessor yang berprofesi sebagai guru bisa melampirkan surat
rekomendasi dari kepala sekolah. Ketua LSP menjelaskan bahwa perekrutan dan
perpanjangan lisensi assessor kebanyakan dilakukan dengan metode assessment
tidak langsung. Calon assessor diwajibkan mengikuti progran pelatihan yang
73

sesuai dengan modul pelatihan BNSP. Modul pelatihan BNSP dapat dilihat pada
Tabel 2.7.
Indikator selanjutnya adalah proses monitoring peserta yang telah
disertifikasi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak. Dalam dokumen standar LSP P1
SMKN 1 Cibadak tercantum bahwa terdapat tiga hal yang menjadi kewajiban
peserta tersertifikasi oleh LSP yaitu sebagai berikut :
1. Melaksanakan keprofesiannya dengan tetap menjaga kode etik profesi
2. Mengikuti program survailance yang ditetapkan LSP minimal dua tahun
sekali
3. Melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kompetensinya dalam kegiatan survailance dalam bentuk logbook yang
ditandatangani supervisor
Ketiga kewajiban tersebut wajib untuk dijalankan oleh semua peserta yang
sudah disertifikasi oleh LSP dalam artian pihak LSP harus melakukan
monitoring terhadap peserta. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan ketua
LSP, diketahui bahwa sampai saat ini proses monitoring hanya dilakukan secara
tidak langsung melalui pengumpulan informasi dengan angket ke industri
penyerap lulusan SMK oleh pihak sekolah. Pihak LSP masih belum melakukan
monitoring secara langsung kepada peserta. Selain itu ketua LSP juga mengakui
bahwa sampai saat ini LSP belum pernah melakukan kegiatan survailance
terhadap peserta yang sudah disertifikasi. Ketua LSP mengatakan bahwa
sertifikat kompetensi hanya berlaku selama 3 tahun sehingga masih belum
terlalu membutuhkan kegiatan survailance. Namun hal tersebut tidak menutupi
fakta bahwa proses monitoring belum dilaksanakan sesuai dengan standar yang
seharusnya.
Indikator selanjutnya adalah alur penerbitan sertifikat kompetensi.
Tahapan penerbitan sertifikat kompetensi diatur dalam PBNSP nomor 302 tahun
2013. Ketua LSP menegaskan bahwa LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah
melakukan penerbitan sertifikat kompetensi dengan alur yang sesuai dengan
standar BNSP. LSP P1 juga sudah membentuk Panitia Teknis Uji Kompetensi
(PTUK) untuk mengurusi keberjalanan kegiatan uji kompetensi. Ketua LSP
menjelaskan bahwa penerbitan sertifikat kompetensi oleh LSP P1 SMKN 1
74

Cibadak dimulai dengan diadakannya rapat pleno yang dihadiri oleh komite
teknis, assessor, dan ketua LSP. Rapat tersebut membahas tentang hasil
assessment setiap peserta kompetensi. Peserta yang dikategorikan kompeten
dalam rapat pleno akan langsung dilaporkan ke BNSP oleh panitia teknis untuk
selanjutnya dibuatkan permohonan penerbitan sertifikat. BNSP akan
mengirimkan blanko sertifikat kepada LSP sesuai dengan jumlah data peserta
yang dilaporkan oleh panitia teknis. Blanko sertifikat tersebut langsung
dikirimkan oleh pihak BNSP. BNSP juga akan menetapkan nomor sertifikat
kompetensi yang unik secara nasional yang dilengkapi dengan logo dan
hologram sehingga keabsahannya sudah tidak diragukan lagi. Permasalahannya
adalah pada jangka waktu penerbitan sertifikat yang tidak bisa disesuaikan
dengan standar karena blanko sertifikat sering terlambat dikirimkan oleh BNSP.
Indikator selanjutnya adalah pelatihan assessor. Ketua LSP menjelaskan
bahwa LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah pernah menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan assessor yang bertajuk “in house training” pada tahun 2017. In
House Training adalah program pelatihan yang diselenggarakan di tempat
peserta pelatihan atau di sekolah dengan mengoptimalkan potensi-potensi yang
ada di sekolah, menggunakan peralatan kerja peserta pelatihan dengan materi
yang relevan dan permasalahan yang sedang dihadapi sehingga diharapkan
peserta dapat lebih mudah menyerap dan mengaplikasikan materi untuk
menyelesaikan dan mengatasi permasalahan yang dialami dan mampu secara
langsung meningkatkan kualitas dan kinerjanya (Basri dan Rusdiana, 2015).
Ketua LSP menambahkan bahwa materi pelatihan disusun berdasarkan panduan
modul pelatihan BNSP yang berisi kompetensi umum dan kompetensi inti yang
harus dimiliki assessor dan disesuaikan pula dengan skema sertifikasi.
a. Responden Assessor
Data kuantitatif untuk mengevaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadak dari aspek process diperoleh dari hasil angket yang
diberikan kepada dua responden (assessor). Angket tersebut memiliki 14 butir
pertanyaan. Distribusi frekuensi data untuk aspek process dapat dilihat pada
Tabel 4.16. Interval skor pada Tabel 4.16 mengacu pada kategori data pada Tabel
3.23.
75

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek


Process Responden Assessor
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
14-27 Tidak Sesuai 0 0,00
28-34 Kurang Sesuai 0 0,00
35-41 Sesuai 0 0,00
42-56 Sangat Sesuai 2 100,00
Jumlah 2 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.16. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%), kurang sesuai (0%), dan sesuai
(0%). Keseluruhan responden menilai bahwa pelaksanaan LSP P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
process berada dalam kategori sangat sesuai (100%).
NPK dari pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek process
dengan responden assessor dapat dilihat pada Tabel 4.17. Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 18.
Tabel 4.17. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Assessor
Jumlah Jumlah Persentase
Total Skor NPK Keterangan
Responden Soal (%)
2 14 97 48,50 86,61 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.17. dapat diketahui bahwa pelaksanaan sertifikasi


profesi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak ditinjau dari aspek process dengan responden assessor termasuk dalam
kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh NPK 48,50 dengan persentase
86,61%.
Angket kesesuaian pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
process dengan responden assessor berisi 14 butir soal dengan lima indikator.
Indikator tersebut yaitu pelaksanaan uji kompetensi, pelaksanaan assessment,
penerbitan sertifikat kompetensi, pelatihan assessor, dan proses audit. Nilai
Pencapaian Kualitas setiap indikator tersebut dengan skala 4 dapat dilihat pada
Tabel 4.18. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
76

Tabel 4.18. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1


Aspek Process Responden Assessor
Nilai
Indikator Rata-Rata Butir Soal Nilai Butir Soal
Butir Soal
1 3,50
Pelaksanaan Uji Kompetensi 3,50 2 3,50
3 3,50
4 3,50
Pelaksanaan Assessment 3,50 5 3,50
6 3,50
7 2,00
Penerbitan Sertifikat
3,17 8 4,00
Kompetensi
9 3,50
10 4,00
Pelatihan Assessor 3,75
11 3,50
12 3,50
Proses Audit 3,50 13 3,50
14 3,50

Pada Tabel 4.18. terlihat bahwa indikator dengan nilai tertinggi dengan
nilai 3,75 adalah pelatihan assessor. Indikator pelatihan assessor berisi dua butir
soal yang membahas tentang acuan silabus pelatihan assessor dan metode yang
digunakan dalam pelatihan assessor. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua
LSP P1 SMKN 1 Cibadak diketahui bahwa LSP P1 SMKN 1 Cibadak pernah
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk assessor yang bertajuk “in
house training” pada tahun 2017. Pelatihan assessor yang dilakukan oleh LSP
P1 SMKN 1 Cibadak sudah sesuai dan mengikuti standar BNSP yang dijabarkan
pada Tabel 2.7.
Indikator ini memuat tiga butir soal yang membahas tentang jangka waktu
penerbitan sertifikat, pembubuhan stempel dan tanda tangan pada sertifikat, dan
pemberian tanda bukti saat pemberian sertifikat. Sertifikat kompetensi yang
diterbitkan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah dibubuhi dengan stempel yang
berwarna biru dan hal tersebut sudah sesuai dengan standar PBNSP Nomor :
03/BNSP.302/X/2013 tentang Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi
(PBNSP 302, 2013). Selain itu LSP P1 SMKN 1 Cibadak juga sudah
memberikan tanda bukti pengambilan sertifikat kepada peserta LSP yang sudah
77

mengambil sertifikat kompetensi. Catatan bukti pengambilan sertifikat dapat


dilihat pada Lampiran 4. Nilai terendah pada indikator ini adalah pada butir soal
yang membahas tentang jangka waktu penerbitan sertifikat. Berdasarkan PBNSP
Nomor : 03/BNSP.302/X/2013 tentang Pedoman Penerbitan Sertifikat
Kompetensi dinyatakan bahwa penerbitan sertifikat oleh LSP paling lambat dua
minggu setelah peserta dinyatakan kompeten (PBNSP 302, 2013). Namun
menurut penuturan ketua LSP pada kenyataannya pengiriman blanko sertifikat
dari BNSP sering terlambat dan biasanya setelah satu bulan uji kompetensi
dilaksanakan sehingga penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta harus
tertunda dan tidak memenuhi standar BNSP.
Dari segi pelaksanaan uji kompetensi, pelaksanaan assessment, dan proses
audit yang dilakukan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah sesuai dengan
standar yang seharusnya. Pelaksanaan uji kompetensi sudah dilakukan sesuai
dengan skema sertifikasi yang sudah disusun sehingga peserta sudah mengerti
dengan materi yang akan diujikan. Selain itu uji kompetensi juga sudah
dilaksanakan dengan prinsip valid, reliabel, fleksibel, adil, efektif, efisien, serta
memenuhi keselamatan kerja (PBNSP 305, 2013). Prinsip valid ditunjukkan
dengan dikumpulkanya bukti-bukti terkini yang terkait dengan calon asesi
sebagai syarat untuk pendaftaran uji kompetensi. Bukti tersebut akan menjadi
bukti pengakuan kompetensi terkini calon asesi seperti dokumen mutu
laboratorium (log book, catatan pengujian, kartu peminjaman alat, form data
hasil pengujian).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa LSP P1 SMKN 1
Cibadak juga mengundang mitra sebagai tenaga ahli untuk mengawasi
keberjalanan uji kompetensi, hal ini salah satu perwujudan prinsip adil dan
ketidakberpihakan dalam melaksanakan sertifikasi profesi oleh pihak LSP.
Perwujudan prinsip keselamatan kerja dapat terlihat dari skema sertifikasi yang
disusun oleh pihak LSP. Pada Tabel 2.4. tertulis bahwa salah satu unit
kompetensi adalah sertifikasi adalah bekerja aman sesuai dengan prosedur
kebijakan (K3). LSP juga sudah melakukan audit setiap satu tahun sekali. Hal
ini sesuai dengan PBNSP Nomor : 1/BNSP/III/2014 tentang Persyaratan Umum
Lembaga Sertifikasi Profesi (PBNSP 201, 2014). Biasanya pihak LSP juga akan
78

memeriksa ulang keseluruhan dokumen dan perangkat LSP saat akan


melaksanakan uji kompetensi.
b. Responden Alumni
Data kuantitatif digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan sertifikasi
profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak dari aspek process diperoleh dari hasil
angket yang diberikan kepada 30 responden (alumni). Angket tersebut memiliki
11 butir pertanyaan. Distribusi frekuensi data untuk aspek process dapat dilihat
pada Tabel 4.19. Interval skor pada Tabel 4.19 mengacu pada kategori data pada
Tabel 3.24.
Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Alumni
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
11-21 Tidak Sesuai 0 0,00
22-27 Kurang Sesuai 0 0,00
28-33 Sesuai 8 26,67
34-44 Sangat Sesuai 22 73,33
Jumlah 30 100,00

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.19. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%) dan kurang sesuai (0%). Delapan
orang responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau
dari aspek process berada dalam kategori sesuai (26,67%) dan 22 orang menilai
sangat sesuai (73,33%).
NPK dari pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek process
dengan responden alumni dapat dilihat pada Tabel 4.20. Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 18.
Tabel 4.20. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Process Responden Alumni
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
30 11 1104 36,80 83,64 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.20. dapat diketahui bahwa komponen dari kesesuaian


pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi keahlian
79

Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek process dengan


responden alumni termasuk dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh
Nilai Pencapaian Kualitas 36,80 dengan persentase 83,64%.
Angket kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
process dengan responden alumni berisi 11 butir soal dengan lima indikator.
Indikator tersebut yaitu tahapan uji kompetensi, pengaturan ruang pelaksanaan
uji kompetensi, proses assessment, penerbitan sertifikat, dan proses pendaftaran
(perekrutan peserta). NPK setiap indikator tersebut dengan skala 4 dapat dilihat
pada Tabel 4.21. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.21. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Process Responden Alumni
Nilai Butir Nilai Butir
Indikator Rata-Rata
Butir Soal Soal Soal
1 3,60
Tahapan uji kompetensi 3,52 2 3,47
3 3,50
Pengaturan ruang pelaksanaan uji 4 3,30
3,47
kompetensi 5 3,63
6 3,57
Proses assessment 3,57
7 3,57
8 2,67
Penerbitan sertifikat 2,92
9 3,17
Proses pendaftaran (perekrutan 10 3,03
3,17
peserta) 11 3,30

Pada Tabel 4.21 terlihat bahwa indikator dengan nilai tertinggi adalah
proses assessment dan indikator dengan nilai terendah adalah penerbitan
sertifikat. Indikator proses assessment berisi dua butir soal yang membahas
tentang pengumpulan bukti sebagai pengakuan kompetensi terkini oleh calon
asesi dan proses assessment yang adil. Berdasarkan data dapat diketahui bahwa
alumni selaku peserta yang disertifikasi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak merasa
bahwa proses assessment yang dilakukan oleh LSP sudah bersifat adil dan tidak
memihak. Hal ini sesuai dengan prinsip uji kompetensi yang tertera dalam
PBNSP nomor : 09/BNSP.301/XI/2013 tentang Pedoman Pelaksanaan
Assessment Kompetensi (PBNSP 301, 2013).
80

Indikator yang mendapat nilai paling rendah adalah indikator penerbitan


sertifikat. Indikator ini berisi dua butir soal yang membahas tentang jangka
waktu penerbitan sertifikat dan pemberian tanda bukti penerimaan sertifikat
kepada asesi yang dinyatakan kompeten. Sama halnya dengan hasil angket
assessor, alumni pun merasa bahwa penerbitan sertifikat kompetensi tidak
dilakukan dua minggu setelah peserta dinyatakan kompeten. Hal itu disebabkan
karena blanko sertifikat memang belum dikirimkan oleh BNSP setelah dua
minggu pesserta dinyatakan kompeten.
Indikator lainnya adalah tahapan uji kompetensi, pengaturan ruang uji
kompetensi, dan perekrutan calon asesi. Secara umum keseluruhan dari ketiga
indikator ini sudah dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak. Uji kompetensi sudah dilakukan dengan Materi Uji
Kompetensi (MUK) yang sesuai dengan skema sertifikasi, penilaian juga sudah
dilaksanakan dengan prinsip valid, reliabel, fleksibel, adil, efektif, efisien, dan
memenuhi persyaratan keselamatan kerja, serta setiap calon asesi yang akan
melaksanakan uji kompetensi akan diberikan form yang berisi prosedur
pelaksanaan dan beberapa pertanyaan yang harus dijawab sebagai instrumen
penilaian kognitif. Tahapan uji kompetensi oleh LSP di kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu sudah sesuai dengan standar BNSP.
Panitia uji kompetensi juga mengatur ruang dan membagikan jadwal ujian
kepada siswa beberapa hari sebelum ujian dilaksanakan. Layout ruang uji
kompetensi dan alat serta bahan sudah dipersiapkan oleh panitia teknis. Layout
biasanya diatur berdasarkan meja yang tersedia di TUK Pengawasan Mutu.
Masing-masing meja diisi oleh empat peserta dengan jarak yang memadai.
Bahan yang sifatnya dipakai bersama biasanya dipersiapkan untuk masing-
masing meja sehingga saat uji kompetensi berlangsung peserta tidak
kebingungan dalam mencari bahan. Pengaturan tersebut menunjukkan bahwa
tata ruang uji kompetensi sudah diatur agar memudahkan peserta melaksanakan
ujian.
Indikator terakhir adalah perekrutan peserta (calon asesi). Bagan alur
penerimaan calon asesi dan sertifikasi profesi dapat dilihat pada Lampiran 1.
Calon asesi terlebih dahulu akan melakukan assessment mandiri dengan mengisi
81

formulir yang disediakan oleh panitia teknis. Contoh formulir tersebut dapat
dilihat pada Lampiran 2. Asesi yang ingin mengikuti ujian harus mendaftar ke
bagian administrasi dengan melampirkan beberapa persyaratan dan asesi yang
dinyatakan lulus pendaftaran akan mendapatkan surat undangan dan jadwal
assessment. Persyaratan untuk asesi yang akan mengikuti uji kompetensi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadak kompetensi keahlian Pengawasan Mutu adalah :
1. Lulus mata pelajaran Analisis Kimia Proksimat dari SMKN 1 Cibadak
2. Telah melakukan praktikum dan lulus ujian praktik Analisis Kimia Proksimat
3. Melampirkan bukti data hasil analisis yang relevan dan pernah dilakukan
maksimal 1 tahun terakhir dokumen mutu laboratorium (log book, catatan
pengujian, kartu peminjaman alat, form data hasil pengujian)
4. Telah lulus mata Pelajaran Teknik Laboratorium, Mata Pelajaran Pengelolaan
Laboratorium, dan Mata Pelajaran Pengambilan Contoh
Indikator ini mendapat nilai 3,17 yang tergolong rendah dalam skala 4.
Indikator ini berisi dua butir soal yang membahas tentang kelengkapan
administrasi pendaftaran ujian dan pemberian surat undangan kepada calon asesi
yang lolos pendaftaran. Kedua soal tersebut mendapat nilai rendah yaitu 3,03
untuk kelengkapan adminitrasi dan 3,30 untuk pemberian surat undangan. Hal
ini menunjukkan bahwa proses pendaftaran (perekrutan) peserta oleh LSP belum
berjalan sesuai standar, terutama dalam hal pengumpulan administrasi
pendaftaran. Hasil angket responden alumni menunjukkan bahwa mereka tidak
melampirkan semua persyaratan sebelum mendaftar dan beberapa responden
juga mengakui bahwa mereka tidak mendapatkan surat undangan untuk
mengikuti uji kompetensi.
4. Aspek Product
Indikator yang diukur dalam aspek product diantaranya adalah hal yang
menyangkut dengan performansi peserta, manfaat peserta LSP, eksistensi sertifikat
profesi, dan dokumentasi. Data yang digunakan untuk mengukur kesesuaian
pelaksanaan LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak ditinjau dari aspek product diperoleh dari instrumen berupa angket dengan
responden assessor, alumni LSP, dan hasil wawancara dengan ketua LSP P1
SMKN 1 Cibadak dan ketua laboratorium pengujian Balai Besar Industri Agro
82

Bogor (pengguna). Data kualitatif untuk mengevaluasi pelaksanaan LSP P1 SMKN


1 Cibadak dari aspek product didapat dari proses wawancara. Perbandingan temuan
penelitian dengan standar dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Perbandingan Temuan Penelitian Aspek Product dengan Kriteria Standar
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
Pengguna :
Mampu berkomunikasi dengan Peserta sudah berkomunikasi dengan cukup
Sikap peserta di dunia kerja sudah
orang lain, mampu bekerja dengan baik, begitu pula dengan kemampuan dalam
sesuai dengan standar yang
Sikap Peserta di Dunia aman sesuai dengan prosedur dan membaca SOP perusahaan. Peserta juga
diharapkan namun peserta masih
Kerja kebijakan K3 di laboratorium, serta sudah mampu menerapkan GLP dengan baik
harus memperbaharui informasi
memahami praktik laboratorium dalam bekerja, namun peserta masih harus
tentang standar terbaru
yang benar (GLP) memperbaharui informasi terbaru terkait
GLP.
Pengguna :
Identifikasi kelemahan Kelemahan yang paling menonjol adalah
*Tidak terdapat dalam dokumen Kelemahan peserta adalah
dan kekurangan lulusan dari segi komunikasi, peserta masih lemah
standar LSP P1 SMKN 1 Cibadak komunikasi
LSP P1 SMKN 1 Cibadak dalam menyampaikan pendapat dan
mengajukan pertanyaan.
Pengguna :
Product
Peserta sudah cukup terampil dalam
menyiapkan larutan dasar, melakukan
analisis gravimetri, volumetri, dan analisis
proksimat. Selain itu peserta juga sudah
cukup kompeten dalam melakukan
Kompeten dalam melakukan tes
sampling. Secara keseluruhan kinerja
Performansi Peserta Saat dasar, melaksanakan analisis Performansi peserta sudah sesuai
peserta sudah cukup baik, hanya saja masih
Bekerja gravimetri, analisis volumetri, dan dengan standar
tetap memerlukan bimbingan.
analisis proksimat.
Ketua LSP :
Sejauh ini sekitar 70% lulusan SMKN 1
Cibadak kompetensi keahlian pengawasan
mutu sudah mendapatkan pekerjaan di
sektor yang sesuai dengan kompetensinya.
Sejauh ini pihak LSP belum pernah

83
Aspek Indikator Kriteria Standar Temuan Penelitian Keterangan
menerima keluhan tentang kinerja lulusan
baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Ketua LSP :
Semua hal yang berkaitan dengan LSP sudah
didokumentasikan dengan baik. Dokumen
Dokumentasi LSP P1 *Tidak terdapat dalam dokumen tersebut terdiri dari dokumen panduan mutu, Dokumentasi LSP P1 SMKN 1
SMKN 1 Cibadak standar LSP P1 SMKN 1 Cibadak Work Instruction, perangkat assessment, dan Cibadak sudah lengkap
rekaman (proses assessment, penerbitan
sertifikasi, dan dokumen pengajuan ke
BNSP).

84
85

Pada Tabel 4.22. terlihat bahwa indikator pertama yang dinilai adalah
sikap peserta yang tersertifikasi LSP di dunia kerja. Indikator ini berhubungan
erat dengan kemampuan soft skills peserta (lulusan). Dalam skema sertifikasi
yang disusun oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak khususnya untuk kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu (dapat dilihat pada Tabel 2.4. dan Tabel 2.5)
tercantum bahwa unit kompetensi yang dinilai adalah kemampuan komunikasi,
penerapan Good Laboratory Practice (GLP), dan kemampuan bekerja dengan
aman sesuai dengan prosedur dan K3 di laboratorium. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala laboratorium pengujian BBIA selaku pengguna dapat
diketahui bahwa peserta sudah berkomunikasi dengan cukup baik begitu pula
dengan kemampuan peserta dalam membaca SOP perusahaan. Selain itu peserta
juga sudah menerapkan GLP dalam bekerja, namun peserta masih harus
memperbaharui informasi terbaru terkait GLP. Hal ini menunjukkan bahwa
masih ada beberapa peserta yang tidak memahami informasi terbaru tentang
GLP yang diterapkan di dunia kerja.
Selain itu pihak pengguna juga menyatakan bahwa kelemahan yang
teridentifikasi dari lulusan adalah dalam hal komunikasi, yang lebih tepatnya
adalah kemampuan lulusan dalam menyampaikan pendapat dan mengajukan
pertanyaan. Terdapat delapan faktor yang dapat memengaruhi komunikasi
seseorang yaitu pengetahuan, perkembangan, persepsi, peran dan hubungan,
lingkungan, emosi, kondisi fisik, dan jenis kelamin (Portal Komunikasi
Indonesia, 2017). Kemampuan berkomunikasi setiap orang berbeda-beda
sehingga pihak LSP harus mampu mengasah dan memunculkan setiap
kemampuan komunikasi peserta melalui pembelajaran sehari-hari sehingga saat
uji kompetensi berlangsung peserta sudah kompeten dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
Indikator selanjutnya adalah performansi peserta (lulusan) di dunia kerja
yang berkaitan dengan hard skills. Dalam skema sertifikasi yang dapat dilihat
pada Tabel 2.4., Tabel 2.5., dan Tabel 2.6. tercantum pula bahwa kompetensi
yang dinilai pada peserta LSP adalah kemampuan dalam melakukan tes dasar,
kemampuan melakukan analisis gravimetri, volumetri, dan analisis proksimat.
Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya setiap lulusan yang sudah disertifikasi
86

harus kompeten dalam melaksanakan analisis-analisis tersebut. Setelah


dikonfirmasi langsung dengan pihak pengguna, didapatkan hasil bahwa peserta
sudah cukup terampil dalam menyiapkan larutan dasar, melakukan analisis
gravimetri, volumetri, dan analisis proksimat. Selain itu peserta juga sudah
cukup kompeten dalam melakukan sampling. Secara keseluruhan kinerja peserta
sudah cukup baik, namun dalam beberapa hal peserta masih memerlukan
bimbingan, salah satunya dalam hal melakukan kalibrasi terhadap alat. Hal ini
diperkuat pula dengan hasil wawancara bersama ketua LSP yang menyatakan
bahwa sejauh ini sekitar 70% lulusan SMKN 1 Cibadak kompetensi keahlian
pengawasan mutu sudah mendapatkan pekerjaan di sektor yang sesuai dengan
kompetensinya. Selain itu sampai saat ini pihak LSP belum pernah menerima
keluhan tentang kinerja lulusan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Indikator selanjutnya adalah dokumentasi LSP. Dalam wawancara, ketua
LSP menegaskan bahwa semua hal yang berkaitan dengan LSP sudah
didokumentasikan dengan baik. Dokumen tersebut terdiri dari dokumen
panduan mutu, Work Instruction, perangkat assessment, dan rekaman (proses
assessment, penerbitan sertifikasi, dan dokumen pengajuan ke BNSP). Semua
dokumen tersebut bersifat rahasia dan tidak bisa dipublikasikan sehingga penulis
tidak bisa melampirkannya dalam penelitian ini.
a. Responden Assessor
Data kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi pelaksanaan
sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak dari aspek product diperoleh
dari hasil angket yang diberikan kepada dua responden (assessor). Angket
tersebut memiliki sembilan butir pertanyaan. Distribusi frekuensi data untuk
aspek product dapat dilihat pada Tabel 4.23. Interval skor pada Tabel 4.23
mengacu pada kategori data pada Tabel 3.25.
Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Assessor
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
9-17 Tidak Sesuai 0 0,00
18-22 Kurang Sesuai 0 0,00
23-27 Sesuai 1 50,00
28-36 Sangat Sesuai 1 50,00
Jumlah 2 100
87

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.23. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%) dan kurang sesuai (0%). satu orang
responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi
P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek product berada dalam kategori sesuai (50%) dan satu orang menilai sangat
sesuai (50%).
Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) dari pelaksanaan Lembaga Sertifikasi
Profesi P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak
ditinjau dari aspek product dengan responden assessor dapat dilihat pada Tabel
4.24. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 19.
Tabel 4.24. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Assessor
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
2 9 63 31,50 87,50 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.24. diketahui bahwa kesesuaian pelaksanaan


sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek product dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh NPK 31,50 dengan
persentase 87,50%.
Angket kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
product dengan responden assessor berisi sembilan butir soal dengan empat
indikator. Indikator tersebut yaitu sertifikat kompetensi, dokumentasi
assessment, sistem informasi sertifikasi, dan performansi peserta tersertifikasi
LSP. Nilai Pencapaian Kualitas setiap indikator tersebut dengan skala 4 dapat
dilihat pada Tabel 4.25. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
88

Tabel 4.25. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1


Aspek Product Responden Assessor
Nilai Nilai Butir
Indikator Rata-Rata Butir Soal
Butir Soal Soal
1 3,50
Sertifikat Kompetensi 3,50
2 3,50
3 3,50
Dokumentasi Assessment 3,50
4 3,50
5 3,50
Sistem Informasi Sertifikasi 3,50
6 3,50
7 3,50
Performansi Peserta
3,50 8 3,50
Tersertifikasi LSP
9 3,50

Pada Tabel 4.25. terlihat bahwa semua indikator mendapatkan nilai yang
sama yaitu 3,5 dalam skala 4. Indikator pertama adalah sertifikat kompetensi.
Berdasarkan hasil angket dengan reponden assessor diketahui bahwa sertifikat
kompetensi yang dikeluarkan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak dapat dijadikan
sebagai pembuktian kompetensi lulusan dan membantu alumni dalam
mendapatkan pekerjaan. Sesuai dengan yang dikatakan oleh kepala sekolah dan
ketua LSP P1 SMKN 1 Cibadak bahwa salah satu alasan didirikannya LSP
adalah sebagai penjaminan mutu kompetensi lulusan agar diakui di dunia kerja.
Indikator selanjutnya adalah dokumentasi assessment dan sistem
informasi sertifikasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua LSP P1 SMKN
1 Cibadak dikatakan bahwa sampai saat ini LSP sudah mendokumentasikan
seluruh dokumen. Dokumen resmi yang dimiliki oleh LSP berupa panduan
mutu, Work Instruction, Perangkat assessment, dan rekaman proses assessment
yang terdiri dari database penerbitan sertifikat kompetensi, dokumen pengajuan
LSP ke BNSP, dan rekaman assessment setiap asesi yang pernah disertifikasi
oleh LSP.
Indikator lainnya adalah performasi peserta LSP di dunia kerja. Indikator
ini erat kaitannya dengan mitra LSP P1 SMKN 1 Cibadak yang memang menjadi
pengguna peserta di dunia kerja. Mitra tersebut salah satunya adalah Balai Besar
Industri Agro (BBIA) Bogor. Hasil angket menyatakan bahwa peserta LSP
sudah mampu berkomunikasi, menerapkan GLP, K3, menerapkan metode
standar dalam pengujian, melakukan analisis gravimetri, volumetri, dan uji
89

proksimat. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara bersama ketua balai
pengujian BBIA yang merupakan mitra LSP. Beliau menyatakan bahwa
performansi alumni SMKN 1 Cibadak kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
sudah cukup baik dari segi etika, pemahaman tentang SOP, penerapan GLP,
penerapan K3, dan teknik laboratorium seperti sampling dan analisis proksimat.
Salah satu kelemaham yang teridentifikasi oleh mitra adalah masih ada peserta
yang belum maksimal dalam berkomunikasi dua arah yaitu dalam hal
menyampaikan pendapat dan pertanyaan. Pihak mitra juga mengakui bahwa
kinerja alumni sudah sangat baik meski dalam beberapa hal masih membutuhkan
bimbingan.
b. Responden Alumni
Data kuantitatif komponen untuk mengevaluasi pelaksanaan LSP P1
SMKN 1 Cibadak dari aspek product diperoleh dari hasil angket yang diberikan
kepada 30 responden (alumni). Angket tersebut memiliki lima butir pertanyaan.
Distribusi frekuensi data untuk aspek product dapat dilihat pada Tabel 4.26.
Interval skor pada Tabel 4.26 mengacu pada kategori data pada Tabel 3.26.
Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Alumni
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
5-9 Tidak Sesuai 0 0,00
10-12 Kurang Sesuai 1 3,33
13-15 Sesuai 4 13,33
16-20 Sangat Sesuai 25 83,33
Jumlah 30 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.26. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%), satu orang responden menilai
bahwa kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek product berada
dalam kategori kurang sesuai (3,33%), empat orang menilai sesuai (13,33%),
dan 25 orang menilai sangat sesuai (83,33%).
NPK dari pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek product
90

dengan responden alumni dapat dilihat pada Tabel 4.27. Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 19.
Tabel 4.27. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Product Responden Alumni
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
30 5 534 17,80 89,00 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.27. dapat diketahui bahwa komponen dari kesesuaian


pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 pada kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek product dengan
responden alumni termasuk dalam kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh
Nilai Pencapaian Kualitas 17,80 dengan persentase 89,00%.
Angket kesesuaian pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada
kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek
product dengan responden alumni berisi lima butir soal dengan dua indikator.
Indikator tersebut yaitu manfaat uji kompetensi dan eksistensi sertifikat profesi
di dunia kerja. Nilai Pencapaian Kualitas setiap indikator tersebut dengan skala
4 dapat dilihat pada Tabel 4.28. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 15.
Tabel 4.28. Nilai Pencapaian Kualitas Indikator Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1
Aspek Product Responden Alumni
Nilai Butir Nilai Butir
Indikator Rata-Rata
Butir Soal Soal Soal
1 3,73
Manfaat uji kompetensi 3,64 2 3,57
3 3,63
Eksistensi sertifikat profesi di dunia 4 3,43
3,43
kerja 5 3,43

Pada Tabel 4.28. terlihat bahwa indikator manfaat uji kompetensi memiliki
nilai 3,64 dalam skala 4. Indikator ini membuktikan bahwa uji kompetensi
sangat bermanfaat dalam dunia kerja. Responden alumni mengakui bahwa
pelaksanaan uji kompetensi dapat membuat mereka terbiasa dengan GLP dan
K3 di laboratorium, mengasah kemampuan mereka dalam melakukan pengujian
dengan metode standar, dan meningkatkan kemampuan mereka dalam
melakukan analisis proksimat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
91

kompetensi yang dijadikan materi ujian saat uji kompetensi sangat membantu
dan bermanfaat bagi alumni di dunia kerja.
Indikator lainnya adalah eksistensi sertifikat profesi. Sertifikat kompetensi
yang dikeluarkan oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu adalah sertifikat yang menyatakan kompetensi siswa di
bidang analisis proksimat. Contoh sertifikat kompetensi dapat dilihat pada
Lampiran 3. Sertifikat tersebut berlaku selama tiga tahun. Berdasarkan hasil
angket dari responden alumni diketahui bahwa sertifikat kompetensi bisa
dijadikan sebagai salah satu pembuktian kompetensi diri dan akan memudahkan
alumni dalam mencari kerja di sektor pengawasan mutu. Hal ini didukung
dengan penegasan ketua LSP dalam wawancara bahwa sampai saat ini sekitar
70% alumni sudah bekerja di sektor yang sesuai dengan yang diharapkan.
5. Aspek Context, Input, Process, dan Product Secara Akumulatif
Evaluasi pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input,
Process, dan Product secara akumulatif dihitung berdasarkan hasil akumulasi
penilaian data kuantitatif responden assessor dan alumni dari keempat aspek
CIPP.
a. Responden Assessor
Data komponen ini diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada dua
responden (assessor). Angket tersebut memiliki 42 butir pertanyaan. Distribusi
frekuensi data untuk aspek akumulatif CIPP dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Interval skor pada Tabel 4.29 mengacu pada kategori data pada Tabel 3.27.
Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Assessor
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
42-83 Tidak Sesuai 0 0,00
84-104 Kurang Sesuai 0 0,00
105-125 Sesuai 0 0,00
126-168 Sangat Sesuai 2 100,00
Jumlah 2 100

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.29. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%) , kurang sesuai (0%), dan sesuai
92

(0%). Keseluruhan responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan Lembaga


Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input, Process, dan Product secara
akumulatif berada dalam kategori sangat sesuai (100%).
NPK dari pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi
keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input,
Process, dan Product secara akumulatif dengan responden assessor dapat dilihat
pada Tabel 4.30. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 20.
Tabel 4.30. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Assessor
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
2 42 295 147,50 87,80 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.30. dapat diketahui bahwa komponen dari kesesuaian


pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input, Process,
dan Product secara akumulatif dengan responden assessor termasuk dalam
kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh Nilai Pencapaian Kualitas 147,50
dengan persentase 87,80%.
b. Responden Alumni
Data komponen ini diperoleh dari hasil angket yang diberikan kepada 30
reponden (alumni). Angket tersebut memiliki 28 butir pertanyaan. Distribusi
frekuensi data untuk aspek akumulatif CIPP dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Interval skor pada Tabel 4.31 mengacu pada kategori data pada Tabel 3.28.
Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Data Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Alumni
Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
28-55 Tidak Sesuai 0 0,00
56-69 Kurang Sesuai 0 0,00
70-83 Sesuai 2 6,67
84-112 Sangat Sesuai 28 93,33
Jumlah 30 100
93

Penyebaran skor berdasarkan Tabel 4.31. menunjukkan bahwa tidak ada


responden dalam kategori tidak sesuai (0%) dan kurang sesuai (0%). 2 orang
responden menilai bahwa kesesuaian pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi
P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari
aspek Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif berada dalam
kategori sesuai (6,67%) dan 28 orang menilai sangat sesuai (93,33%).
Nilai Pencapaian Kualitas (NPK) dari pelaksanaan Lembaga Sertifikasi
Profesi P1 pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak
ditinjau dari aspek Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif
dengan responden alumni dapat dilihat pada Tabel 4.32. Perhitungan dapat
dilihat pada Lampiran 20.
Tabel 4.32. Nilai Pencapaian Kualitas Kesesuaian Pelaksanaan LSP P1 Aspek
Context, Input, Process, dan Product secara akumulatif Responden
Alumni
Jumlah Jumlah Total Persentase
NPK Keterangan
Responden Soal Skor (%)
30 28 2859 95,30 85,09 Sangat Sesuai

Berdasarkan Tabel 4.32. dapat diketahui bahwa komponen dari kesesuaian


pelaksanaan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 pada kompetensi keahlian
Pengawasan Mutu SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input, Process,
dan Product secara akumulatif dengan responden alumni termasuk dalam
kategori sangat sesuai yang ditunjukkan oleh Nilai Pencapaian Kualitas 95,30
dengan persentase 85,09%.
Kesesuaian pelaksanaan sertifikasi profesi secara keseluruhan dari aspek
CIPP sudah termasuk dalam kategori “sangat sesuai” berdasarkan angket yang
diisi oleh responden assessor dan responden alumni. Hal ini terbukti dengan
NPK yang memasuki kategori “sangat sesuai”. Tidak hanya berdasarkan
instrumen angket, namun berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang
narasumber juga didapat hasil yang serupa meskipun masih terdapat beberapa
kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki. Hasil analisa data secara
akumulatif dari aspek Context, Input, Process, dan Product menunjukkan bahwa
program pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak
94

kompetensi keahlian Pengawasan Mutu sudah berjalan dengan baik dan


memenuhi standar yang seharusnya.
Untuk mempermudah pembaca dalam memahami temuan dalam penelitian
ini, penulis membuat bagan ringkasan hasil setiap aspek. Bagan tersebut dapat
dilihat pada Gambar 4.1. sampai dengan Gambar 4.5.
Kesesuaian LSP dengan visi misi sekolah 3,50

Kesesuaian LSP dengan pedoman BNSP 3,50


Sangat Sesuai
Assessor
(87,50%)
Kesesuaian LSP dengan SKKNI 3,50

Kesesuaian LSP dengan kebutuhan


3,50
Context masyarakat dan dunia kerja

Kesesuaian LSP dengan visi misi sekolah 3,60


Sangat Sesuai
Alumni
(89,17%)
Kesesuaian LSP dengan dunia kerja 3,54

Gambar 4.1. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak Aspek Context dengan perolehan nilai
masing-masing indikator dalam skala 4

95
Kesesuaian perangkat assessment dengan
3,75
PBNSP

Kesesuaian TUK dengan PBNSP 3,50


Sangat Sesuai
Assessor
(90,28%)
Kelengkapan sarana dan perangkat LSP 3,67

Ketersediaan biaya penunjang


3,50
pelaksanaan LSP
Input

Kemampuan assessor dalam menilai 3,33

Sangat Sesuai
Alumni Sarana dan fasilitas TUK 3,21
(81,67%)

Kesesuaian jadwal dengan pelaksanaan uji


3,28
kompetensi
Gambar 4.2. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak Aspek Input dengan perolehan nilai
masing-masing indikator dalam skala 4

96
Pelaksanaan uji kompetensi 3,50

Pelaksanaan assessment 3,50

Sangat Sesuai
Assessor Penerbitan sertifikat kompetensi 3,17
(86,61%)
Pelatihan assessor 3,75

Proses audit 3,50

Process Tahapan uji kompetensi 3,52

Pengaturan ruang pelaksanaan uji


3,47
kompetensi
Sangat Sesuai
Proses assessment 3,57
Alumni (83,64%)

Penerbitan sertifikat 2,92

Proses pendaftaran (perekrutan peserta) 3,17


Gambar 4.3. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak Aspek Process dengan perolehan nilai
masing-masing indikator dalam skala 4

97
Sertifikat kompetensi 3,50

Dokumentasi assessment 3,50


Sangat Sesuai
Assessor
(87,50%)
Sistem informasi sertifikasi 3,50

Performansi peserta tersertifikasi LSP 3,50


Product

Manfaat uji kompetensi 3,64


Alumni Sangat Sesuai
(89,00%)
Eksistensi sertifikat profesi di dunia kerja 3,43

Gambar 4.4. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak Aspek Product dengan perolehan nilai
masing-masing indikator dalam skala 4

98
Sangat Sesuai
Assessor 147,50
(87,80%)

CIPP

Sangat Sesuai
Alumni 95,30
(85,09%)

Gambar 4.5. Ringkasan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak Aspek CIPP Akumulatif dengan perolehan
nilai masing-masing indikator dalam skala 4

99
100

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan program
sertifikasi profesi pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu SMKN 1
Cibadak didapat :
1. Context
Pelaksanaan sertifikasi profesi pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek context dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas
sebesar 35,00 (87,50%) dan responden alumni juga termasuk dalam kategori
sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 17,83 (89,17%).
Secara keseluruhan pelaksanaan sertifikasi oleh LSP sudah sesuai dengan visi
misi sekolah, PBNSP, SKKNI, dan dunia kerja.
2. Input
Pelaksanaan sertifikasi profesi pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek input dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas
sebesar 32,50 (90,28%) dan responden alumni juga termasuk dalam kategori
sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 22,87 (81,67%).
Secara keseluruhan input yang diberikan oleh LSP demi keberjalanan
sertifikasi profesi berupa fasilitas, sarana, dan prasarana sudah sesuai dengan
standar.
3. Process
Pelaksanaan sertifikasi profesi pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek process dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas
sebesar 48,50 (86,61%) dan responden alumni juga termasuk dalam kategori
sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 36,80 (83,64%).
Secara keseluruhan proses sertifikasi profesi yang meliputi proses uji
kompetensi dan proses assessment sudah dijalankan sesuai dengan standar.
101

4. Product
Pelaksanaan sertifikasi profesi pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek product dengan responden assessor
termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas
sebesar 31,50 (87,50%) dan responden alumni juga termasuk dalam kategori
sangat sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 17,80 (89,00%).
Secara keseluruhan uji kompetensi sangat bermanfaat bagi alumni di dunia
kerja dikarenakan materi yang diujikan sesuai dengan yang dibutuhkan dan
sertifikat kompetensi juga dapat membantu alumni dalam mencari kerja di
sektor pengawasan mutu.
5. Pelaksanaan sertifikasi profesi pada kompetensi keahlian Pengawasan Mutu
SMKN 1 Cibadak ditinjau dari aspek Context, Input, Process, dan Product
secara akumulatif dengan responden assessor termasuk dalam kategori sangat
sesuai dengan nilai pencapaian kualitas sebesar 147,50 (87,80%) dan
responden alumni juga termasuk dalam kategori sangat sesuai dengan nilai
pencapaian kualitas sebesar 95,30 (85,09%).

B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mendapatkan impikasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak dari aspek input, diketahui bahwa sistem pengolahan data
LSP masih belum sepenuhnya berbasis teknologi informasi.
2. Hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak
dari aspek input juga menunjukkan bahwa penyelesaian uji kompetensi
seringkali melebihi batas waktu yang telah direncanakan oleh panitia teknis.
Uji kompetensi seharusnya selesai pada jam 16.30, namun pada
pelaksanaannya sering melebihi jam tersebut.
3. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak dari aspek process, diketahui bahwa penerbitan sertifikat
kompetensi oleh LSP tidak bisa dilaksanakan sesuai dengan standar BNSP.
Dalam standar dikatakan bahwa penerbitan sertifikat oleh LSP paling lambat
102

dua minggu setelah peserta dinyatakan kompeten, namun blanko sertifikat


dari BNSP baru dikirimkan setelah satu bulan peserta dinyatakan kompeten.
4. Hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak
dari aspek process juga menunjukkan bahwa saat proses perekrutan calon
asesi (peserta uji kompetensi), peserta masih ada yang tidak mengumpulkan
persyaratan administrasi dengan lengkap kepada panitia teknis. Bahkan
beberapa peserta juga masih ada yang tidak mendapatkan surat undangan
resmi dari LSP untuk mengikuti uji kompetensi.
5. Hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN 1 Cibadak
dari aspek process juga menunjukkan bahwa LSP masih belum pernah
melaksanakan program survailance terhadap peserta yang telah disertifikasi.
Program tersebut seharusnya dilaksanakan minimal dua tahun sekali.
6. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan sertifikasi profesi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak dari aspek product, diketahui bahwa kelemahan yang
terindikasi pada alumni LSP di dunia kerja adalah komunikasi. Alumni LSP
masih sulit menyampaikan pendapat dan pertanyaan saat bekerja.

C. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan beberapa hal berikut:
1. LSP P1 SMKN 1 Cibadak sebaiknya membuat sistem pengolahan dan akses
data online yang terintegrasi langsung dengan BNSP sehingga semua
informasi tentang LSP dapat diakses oleh peserta.
2. Panitia uji kompetensi sebaiknya melakukan perbaikan dalam proses
penyusunan jadwal agar pelaksanaan uji kompetensi tidak melebihi batas
waktu yang telah ditetapkan.
3. BNSP sebaiknya melakukan peninjauan kembali terkait standar jangka waktu
penerbitan sertifikat kompetensi yang tercantum dalam PBNSP agar standar
tersebut dapat disesuaikan dengan waktu pengiriman blanko sertifikat kepada
pihak LSP .
4. Pemberian surat undangan dan pendataan pengumpulan berkas administrasi
sebagai persyaratan pendaftaran uji kompetensi oleh panitia teknis sebaiknya
dilakukan secara online sehingga dapat terdeteksi secara langsung peserta
103

yang belum mengumpulkan persyaratan lengkap maupun yang belum


menerima surat undangan.
5. Pihak LSP sebaiknya melaksanakan survailance terhadap peserta yang telah
disertifikasi dan mewajibkan alumni untuk melaporkan kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan kompetensinya selama sertifikat kompetensi
masih berlaku.
6. Pihak LSP sebaiknya melakukan perbaikan pembelajaran reguler agar lebih
menekankan pada aspek soft skills terutama dalam hal komunikasi kerja. Hal
ini bertujuan sebagai pembiasaan diri alumni agar terlatih untuk
berkomunikasi dengan baik saat uji kompetensi dilaksanakan maupun saat
alumni bekerja.
104

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, Jabar. (2008). Evaluasi program Pendidikan (2nd ed). Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Basri, H, Rusdiana, A. (2015). Manajemen Pendidikan dan Pelatihan. Bandung :
Pustaka Setia
Darodjat, Wahyudhiana, M. (2015). Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal
ISLAMADINA, Volume XIV , No. 1 , Maret 2015 : 1-28.
Djemari, M. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non-tes. Yogyakarta :
Mitra Cendekia Press.
Iriani, D.S. Soeharto. (2015). Evaluasi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Siswa
Kompetensi Keahlian Jasa Boga SMK N 3 Purworejo. Jurnal Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Volume 22, Nomor 3.
Irwanti, Y.D. (2014). Evaluasi Uji Kompetensi Siswa Keahlian Multimedia Di
SMK Se-Kota Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 3.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Lawshe, C. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel
Psychology, no. 1: 563–75. doi:10.1111/j.1744-6570.1975.tb01393.x.
Madaus, G.F, Schriven, M.S, Stufflebeam, D.L. (1993). Evaluation Models
Viewpoints on Educational and Human Services Evaluation.. Boston :
Kluwer-Nijhoff Publishing.
Mahmudi, I. (2011). CIPP : Suatu Model Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal Al-
Ta’dib Vol. 6, No. 1, Juni 2011. Jakarta : Universitas Negeri Jakarta
Margono, S. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Asdi
Mahasatya
Menteri Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 tahun 2006. Jakarta : Kementerian Pendidikan Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 201 tentang Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi
Profesi. (2014). Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik
Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 202 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Sertifikasi
Profesi. (2014). Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik
Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 206 tentang Pedoman Persyaratan Umum Tempat Uji
Kompetensi. (2014). Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik
Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 218 tentang Persyaratan Asesor PBNSP. (2013). Jakarta :
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
105

Peraturan BNSP Nomor 301 tentang Pedoman Pelaksanaan Assessment


Kompetensi. (2013). Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik
Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 302 tentang Pedoman Penerbitan Sertifikat Kompetensi.
(2013). Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia
Peraturan BNSP Nomor 305 tentang Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi oleh
Panitia Teknis BNSP. (2013). Jakarta : Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Republik Indonesia
Portal Komunikasi Indonesia. (2017). https://pakarkomunikasi.com/faktor-yang-
mempengaruhi-komunikasi. [online]. diakses pada Februari 2019 jam 18:13
Rizkiyah, Farikhatir, N. (2018). “Pelaksanaan Uji Sertifikasi Kompetensi Siswa
SMK Program Keahlian Tata Boga Melalui Lembaga Sertifikasi Profesi
(LSP) P1 Dengan Model Evaluasi CIPP di SMK N 3 Malang”. Tesis. Malang
: Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Satori, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.
Sax, G. (1980). Principles of educational and psychological measurement and
evaluation, (2nd ed.). California : Wandsworth Publishing Company.
Stufflebeam. (2003). CIPP Evaluation Model Checklist : A tool for applying the
Fifth Installment of the CIPP Model to assess long-term enterprises.
Stufflebeam. Shinkfield. (1985). System Evaluation. Boston : Kluwer-Nijhoff
Publishing
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Sukmadinata, N.S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta : DPR
RI dan Presiden RI
Wibisono, D. (2006). Manajemen Kinerja, Konsep, Desain, dan Teknik
Perusahaan. Jakarta : Erlangga
Zhang, G. Zeller, N. Griffith, R.. Metcalf, D. Williams, J. Shea, C. Misulis, K.
(2011). Using the Context, Input, Process, and Product Evaluation Model
(CIPP) as a Comprehensive Framework to Guide the Planning,
Implementation, and Assessment of Service-learning Programs. Journal of
Higher Education Outreach and Engagement, Volume 15, Number 4, p. 57
ISSN 1534-6104. University of Georgia
106

LAMPIRAN
Lampiran 1. Bagan Alur Sertifikasi Profesi LSP P1 SMKN 1 Cibadak

PEMOHON

1. Formulir Rekomendasi dari Guru


2. Bukti Lulus Ujian Praktik
3. Formulir Pendaftaran

LSP P1
(BAGIAN ADMINISTRASI)

Formulir Pendaftaran Surat Undangan

BAGIAN SERTIFIKASI CALON ASESI

Surat Tugas

ASESOR KOMPETENSI PROSES ASSESSMENT

Rekomendasi

KOMITE TEKNIS SERTIFIKASI

TIDAK LULUS : LULUS :


SURAT PEMBERITAHUAN SERTIFIKAT KOMPETENSI

PEMOHON
107

Lampiran 2. Contoh Formulir Assessment Mandiri Calon Asesi LSP P1 SMKN 1


Cibadak
108

Lampiran 3. Contoh Sertifikat Kompetensi LSP P1 SMKN 1 Cibadak


109

Lampiran 4. Contoh Form Pengisian Bukti Pengambilan Sertifikat Kompetensi


110

Lampiran 5. Hasil Validasi Instrumen Lembar Wawancara Responden Kepala


Sekolah SMKN 1 Cibadak
Nilai Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR CVI
Apa yang mendasari pihak sekolah
untuk mendirikan LSP P1 SMK Negeri 2 2 1 Valid
1 Cibadak?

Apakah tujuan LSP P1 SMK Negeri 1


Cibadak saat ini sudah sesuai dan 2 2 1 Valid
relevan dengan visi dan misi SMK
Negeri 1 Cibadak?

Keuntungan dan manfaat apa saja yang


dirasakan atau diperoleh SMK Negeri 2 2 1 1 Valid
1 Cibadak setelah LSP P1 dijalankan?

Bagaimana pihak mitra sekolah


menilai keberadaan LSP P1 di SMK 2 2 1 Valid
Negeri 1 Cibadak?
Bentuk dukungan apa saya yang
diberikan pihak sekolah demi
2 2 1 Valid
keberlanjutan LSP P1 di SMK Negeri 1
Cibadak?

Contoh Perhitungan :

2𝑀𝑃 2(2)
CVR = −1 −1=1
𝑀 2

∑ 𝐶𝑉𝑅 5
CVI = 5 =1
𝑛
111

Lampiran 6. Hasil Validasi Instrumen Lembar Wawancara Responden Ketua LSP


P1 SMKN 1 Cibadak
Nilai Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR CVI
Apakah pelaksanaan LSP P1 SMKN 1
Cibadak sudah relevan dengan visi dan 2 2 1 Valid
misi sekolah?
Apakah pelaksanaan LSP P1 SMKN 1
Cibadak sudah relevan dengan visi misi 2 2 1 Valid
kompetensi keahlian?
Bagaimana proses legalisasi dan
pengajuan LSP P1 SMK Negeri 1 2 2 1 Valid
Cibadak ke BNSP?
Apa saja landasan dan acuan
pelaksanaan LSP P1 SMK Negeri 1 2 2 1 Valid
Cibadak?
Sampai saat ini berapakah jumlah total
assessor yang ada di LSP P1 SMK
2 2 1 Valid
Negeri 1 Cibadak dan berapa total
peserta yang sudah disertifikasi?
Ada berapa jumlah TUK di LSP P1
SMK Negeri 1 Cibadak dan bagaimana 2 2 1 Valid
kelengkapan sarana dan prasarananya?
1
Siapa saja mitra LSP P1 SMK Negeri 1
2 2 1 Valid
Cibadak?
Bagaimana bentuk kerjasama dan
kemitraan LSP P1 SMKN 1 Cibadak 2 2 1 Valid
dengan mitra?
Bagaimana proses pendaftaran dan
perekrutan peserta untuk diuji di LSP 2 2 1 Valid
P1 SMK Negeri 1 Cibadak?
Apakah peserta yang diuji oleh LSP P1
hanya siswa kompetensi keahlian
pengawasan mutu saja? Apakah ada
2 2 1 Valid
siswa dari luar atau alumni yang
disertifikasi oleh LSP P1 SMK Negeri
1 Cibadak?
Bagaimana proses perekrutan assessor
2 2 1 Valid
di LSP P1 SMK Negeri 1 Cibadak?
Apakah pihak LSP P1 masih
memonitoring peserta yang sudah
2 2 1 Valid
disertifikasi? Bagaimana proses
monitoringnya ?
112

Nilai Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR CVI
Dalam panduan LSP dikatakan bahwa
peserta yang sudah disertifikasi harus
mengikuti program survailance. 2 2 1 Valid
Bagaimana keberjalanan kegiatan
surveilance tersebut?
Bagaimana alur penerbitan sertifikat
kompetensi bagi peserta LSP?
Keputusan sertifikasi ada di tangan 2 2 1 Valid
siapa? Apakah LSP memiliki Komite
Teknis?
Sampai saat ini apakah ada peserta LSP
yang dicabut sertifikat kompetensinya?
2 2 1 Valid
Bagaimana alur pencabutan sertifikat
kompetensinya?
Bagaimana proses legalisasi sertifikat
2 2 1 Valid
kompetensi bagi peserta LSP?
Apakah LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak pernah mengadakan pelatihan
2 2 1 Valid
bagi assessor? Bentuk pelatihannya
seperti apa?
Apakah peserta yang sudah
tersertifikasi bekerja sesuai dengan 2 2 1 Valid
bidang kompetensi yang disertifikasi?
Apakah pihak LSP pernah menerima
keluhan terkait performansi peserta 2 2 1 Valid
yang sudah disertifikasi?
Apakah semua hal yang terkait dengan
keberjalanan LSP P1 di SMK Negeri 1
Cibadak sudah terdokumentasikan
2 2 1 Valid
secara lengkap? Dokumen resmi apa
saja yang dimiliki oleh LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak?

Contoh Perhitungan :
2𝑀𝑃 2(2)
CVR = −1 −1=1
𝑀 2

∑ 𝐶𝑉𝑅 20
CVI =  20 = 1
𝑛
113

Lampiran 7. Hasil Validasi Instrumen Lembar Wawancara Responden Ketua


Laboratorium Pengujian BBIA (Pengguna)
Nilai Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR CVI
Bagaimana etika berkomunikasi
peserta LSP P1 SMK Negeri 1 2 2 1 Valid
Cibadak saat di dunia kerja?
Apakah peserta LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak sudah
mengaplikasikan GLP (Good 2 2 1 Valid
Laboratory Practice) dalam
bekerja?
Apakah peserta LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak sudah kompeten
2 2 1 Valid
dalam melakukan prosedur
sampling pada produk saat bekerja?
Apakah peserta LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak sudah terampil
2 2 1 Valid
dalam menyiapkan larutan dasar dan
melaksanakan analisis proksimat?
Bagaimanakah sikap lulusan SMKN 1
1 Cibadak yang telah tersertifikasi
LSP? Apakah sikap tersebut telah
2 2 1 Valid
sesuai dengan apa yang diharapkan
dari seorang pekerja yang
tersertifikasi?
Apakah lulusan SMKN 1 Cibadak
langsung dapat menunjukkan
2 2 1 Valid
kinerja yang baik tanpa perlu
diberikan pelatihan ulang?
Bagaimana kemampuan lulusan
SMKN 1 Cibadak dalam hal
2 2 1 Valid
membaca dan memahami SOP yang
diterapkan oleh perusahaan?
Apa kelemahan-kelemahan atau
kekurangan dari lulusan SMKN1
2 2 1 Valid
Cibadak yang dapat Bapak/Ibu
identifikasi selama mereka bekerja?

Contoh Perhitungan :
2𝑀 2(2) ∑ 𝐶𝑉𝑅 8
CVR = 𝑃 − 1  −1 =1; CVI =  =1
𝑀 2 𝑛 8
114

Lampiran 8. Hasil Validasi Instrumen Angket Responden Assessor


Aspek Context
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadakmenjadikan
5 5 1 Valid
siswa mandiri, unggul, dan melek
teknologi
Pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1
5 5 1 Valid
Cibadakmemunculkan sikap terampil
dan bertanggung jawab pada diri siswa

Pendirian LSP P1 SMKN 1


Cibadakmemiliki legalitas yang sah 5 5 1 Valid
dari BNSP

LSP P1 SMKN 1 Cibadakmenjamin


ketidakberpihakan dalam kaitannya
5 5 1 Valid
dengan pemohon sertifikasi, peserta
sertifikasi, dan pemegang sertifikat
LSP P1 SMKN 1 Cibadakmemastikan
tersedianya skema sertifikasi untuk
5 5 1 Valid
setiap kategori sertifikasi kompetensi
profesi
Pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadakmembantu
5 5 1 Valid
siswa mengaplikasikan GLP (Good
Laboratory Practice) dengan benar
Pelaksanaan sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadakmelatih
5 5 1 Valid
siswa menjadi pribadi yang
komunikatif
Materi yang diuji saat proses uji
kompetensi oleh LSP P1 SMKN 1
Cibadaksesuai dengan SKKNI yang 5 5 1 Valid
berlaku yaitu tes dasar, gravimetri,
volumetri, dan uji proksimat
Perangkat sertifikasi profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadakmengikuti
perkembangan kebutuhan mitra 5 5 1 Valid
terhadap kualifikasi sumber daya
manusia bidang pengujian mutu
MUK (Materi Uji Kompetensi) yang
digunakan oleh LSP P1 SMKN 1 5 5 1 Valid
Cibadakdisesuaikan dengan DU/DI di
115

Aspek Context
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
bidang pengawasan mutu bahan hasil
pertanian

Aspek Input
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Perangkat assessment LSP P1 SMKN 1
disusun dengan mengacu pada Standar 5 5 1 Valid
Kompetensi Kerja
Perangkat assessment LSP P1 SMKN 1
Cibadak dikaji ulang minimal satu kali 5 5 1 Valid
setiap tahun
Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
digunakan dalam pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1 SMKN 1
Cibadak dilengkapi dan ditata sesuai 5 5 1 Valid
persyaratan tempat uji, fasilitas
pendidikan dan pelatihan yang
memenuhi persyaratan
TUK yang digunakan oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak legal dan sudah
5 5 1 Valid
mendapat izin dari kepala sekolah serta
terverifikasi oleh asesor kompetensi
LSP P1 SMKN 1 Cibadak memiliki
tidak
kantor tetap sekurang-kurangnya 5 3 0,2
valid
dalam waktu 2 tahun

LSP P1 SMKN 1 Cibadak memiliki


sistem pengolahan data berbasis 5 4 0,6 Valid
teknologi informasi

LSP P1 SMKN 1 Cibadak memiliki


perangkat kerja yang meliputi skema
sertifikasi, Materi Uji Kompetensi, 5 5 1 Valid
perangkat assessment, dan TUK yang
memadai

LSP P1 SMKN 1 Cibadak memiliki


personil yang kompeten baik pengurus 5 4 0,6 Valid
LSP maupun asesor kompetensi
116

Aspek Input
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Anggaran sertifikasi profesi LSP P1
SMKN 1 Cibadak dialokasikan untuk
biaya uji kompetensi, biaya
5 4 0,6 Valid
penggunaan sarana, fasilitas, peralatan
uji kompetensi, biaya asesor uji
kompetensi, dan biaya blanko sertifikat
Pengeluaran biaya tak langsung yaitu
biaya administrasi dialokasikan tidak
5 4 0,6 Valid
lebih dari 15% dari total anggaran LSP
P1 SMKN 1 Cibadak

Aspek Process
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Uji kompetensi dilaksanakan dengan
prosedur, proses, dan lingkungan yang 5 5 1 Valid
dikenal oleh peserta uji
Uji Kompetensi dilaksanakan ketika
peserta sudah memiliki pengetahuan 5 4 0,6 Valid
tentang hal yang akan diujikan
Uji kompetensi mengikuti prinsip
valid, reliabel, fleksibel, adil, efektif,
efisien, berpusat pada peserta uji 5 5 1 Valid
kompetensi, dan memenuhi persyaratan
keselamatan kerja
Pelaksanaan assessment kompetensi
berdasarkan prinsip valid, reliabel, 5 5 1 Valid
fleksibel, dan adil
Sebelum pelaksanaan assessment, asesi
terlebih dahulu dibimbing dalam
5 5 1 Valid
pengumpulan bukti guna pencapaian
pengakuan kompetensi terkini
Dalam pelaksanaan assessment asesor
melakukan proses monitoring, evaluasi
(tindakan koreksi), dan dokumentasi 5 5 1 Valid
terhadap seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh asesi
Penerbitan sertifikat oleh LSP paling
lambat 2 (dua) minggu setelah peserta 5 4 0,6 Valid
dinyatakan kompeten
117

Aspek Process
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR

Sertifikat kompetensi ditandatangani


oleh Pimpinan LSP dan dibubuhi 5 5 1 Valid
stempel berwarna biru

Setiap penyerahan sertifikat


kompetensi disertai dengan tanda bukti 5 5 1 Valid
penerimaan dari pemilik sertifikat

Setiap asesor kompetensi mengikuti


pelatihan asesor yang dilaksanakan
5 5 1 Valid
dengan mengacu pada silabus pelatihan
yang tertera dalam peraturan BNSP
Metode pelatihan asesor sekurang-
kurangnya mencakup kuliah dan
5 5 1 Valid
diskusi, latihan (kuis), pembuatan
MUK, dan presentasi hasil tugas
LSP harus melakukan audit internal
5 4 0,6 Valid
minimal satu kali satu tahun
Audit internal dilakukan oleh personil
yang kompeten, mempunyai
5 5 1 Valid
pengetahuan mengenai proses
sertifikasi, audit dan persyaratan BNSP
Personil yang melakukan audit tidak
5 5 1 Valid
mengaudit pekerjaan mereka sendiri

Aspek Product
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Sertifikat kompetensi memudahkan
peserta dalam mendapatkan pekerjaan
5 5 1 Valid
yang berhubungan dengan kompetensi
yang disertifikasi
Sertifikat kompetensi dijadikan sebagai
alat bukti untuk membuktikan 5 5 1 Valid
kompetensi diri peserta di dunia kerja
LSP memiliki semua data perangkat
assessment yang pernah digunakan
sejak awal didirikannya LSP P1 SMKN 5 5 1 Valid
1 Cibadak (baik yang sudah pernah
direvisi maupun yang belum direvisi)
118

Aspek Product
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
LSP memiliki setiap rekaman
assessment dari semua peserta yang 5 5 1 Valid
telah disertifikasi
LSP memiliki database jumlah
sertifikat kompetensi, asesi, dan asesor
5 5 1 Valid
LSP SMKN 1 Cibadak baik dokumen
elektronik maupun non elektronik
LSP memiliki database dokumen
pengesahan (legalitas) pendirian LSP
SMKN 1 Cibadakdari BNSP serta
5 5 1 Valid
seluruh dokumen yang menjadi acuan
keberjalanan LSP baik dokumen
elektronik maupun non elektronik
Peserta LSP mampu berkomunikasi
dengan orang lain di dunia kerja,
mengaplikasikan GLP (Good 5 5 1 Valid
Laboratory Practice), dan K3 dalam
melakukan proses pengujian
Peserta LSP kompeten dalam
melakukan pengujian-pengujian dasar
5 5 1 Valid
dan prosedur dengan menggunakan
metode standar

Peserta LSP kompeten dalam


melakukan analisis gravimetri, analisis 5 5 1 Valid
volumetri, dan analisis proksimat

CVI
Context 1 valid
Input 0,82 valid
Process 0,91 valid
Product 1 valid

Contoh Perhitungan :
2𝑀𝑃 2(5)
CVR = −1 −1=1
𝑀 5

∑ 𝐶𝑉𝑅 7,4
CVI Input =  = 0,82
𝑛 9
119

Lampiran 9. Hasil Validasi Instrumen Angket Responden Alumni


Aspek Context
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN
1 Cibadakmenjadikan saya mandiri, 5 5 1 Valid
unggul, dan melek teknologi
Sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN
1 Cibadakmemunculkan sikap terampil 5 5 1 Valid
dan bertanggung jawab pada diri saya
Tes dasar, gravimetri, volumetri, dan
analisis proksimat yang diujikan oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadak saat uji 5 5 1 Valid
kompetensi sesuai dengan yang
dibutuhkan saat di dunia kerja
Sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN
1 Cibadakmembantu saya
mengaplikasikan GLP (Good 5 5 1 Valid
Laboratory Practice) dengan benar saat
di dunia kerja
Sertifikasi profesi oleh LSP P1 SMKN
1 Cibadakmelatih saya menjadi pribadi 5 4 0,6 Valid
yang komunikatif saat di dunia kerja

Aspek Input
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Assessor kompetensi LSP P1 SMKN 1
Cibadak melakukan penilaian secara
5 4 0,6 Valid
objektif saat saya mengikuti uji
kompetensi
Assessor kompetensi LSP P1 SMKN 1
Cibadak melakukan penilaian
menggunakan perangkat assessment 5 5 1 Valid
yang sudah dipersiapkan oleh panitia
teknis uji kompetensi
Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
digunakan dalam pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1 SMKN 1
Cibadak sudah dilengkapi dan ditata 5 5 1 Valid
sesuai persyaratan tempat uji, fasilitas
pendidikan dan pelatihan yang
memenuhi persyaratan
120

Aspek Input
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
digunakan dalam pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1 SMKN 1
5 5 1 Valid
Cibadak sudah dilengkapi dengan alat
dan bahan yang cukup dan memadai
untuk pelaksanaan analisis proksimat
LSP P1 SMKN 1 Cibadak sudah
memiliki sistem pengolahan data 5 4 0,6 Valid
berbasis teknologi informasi

Pelaksanaan uji kompetensi oleh LSP


P1 SMKN 1 Cibadak dimulai tepat 5 5 1 Valid
waktu

Pelaksanaan uji kompetensi oleh LSP


P1 SMKN 1 Cibadak selesai dalam 5 5 1 Valid
jangka waktu yang ditentukan

Aspek Process
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Uji kompetensi dilakukan sesuai
dengan metode yang telah diajarkan 5 5 1 Valid
saat pembelajaran
Uji kompetensi sudah mengikuti
prinsip valid, reliabel, fleksibel, adil,
efektif, efisien, berpusat pada peserta 5 5 1 Valid
uji kompetensi, dan memenuhi
persyaratan keselamatan kerja

Tahapan uji kompetensi dilakukan


sesuai dengan petunjuk yang dibagikan 5 5 1 Valid
sebelum pengujian dimulai

Penyusunan layout area kerja peserta


uji kompetensi memudahkan saya
5 5 1 Valid
dalam melaksanakan proses uji
kompetensi
Tata letak alat dan bahan yang
dibutuhkan saat proses uji
5 5 1 Valid
memudahkan saya dalam
melaksanakan proses uji kompetensi
121

Aspek Process
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Sebelum pelaksanaan assessment
(penilaian oleh asesor), saya terlebih
dahulu dibimbing dalam pengumpulan 5 5 1 Valid
bukti guna pencapaian pengakuan
kompetensi terkini
Saat proses assessment berlangsung,
asesor bersifat adil terhadap seluruh
5 5 1 Valid
peserta uji kompetensi dan tidak
memihak
Penerbitan sertifikat oleh LSP paling
lambat 2 (dua) minggu setelah peserta 5 4 0,6 Valid
dinyatakan kompeten
Setiap penyerahan sertifikat
kompetensi disertai dengan tanda bukti
5 5 1 Valid
penerimaan dari pemilik sertifikat
(peserta)
Saat akan mendaftar sebagai peserta uji
kompetensi, saya harus melampirkan
bukti data hasil analisis yang relevan
dan pernah dilakukan maksimal 1 tahun
5 5 1 Valid
terakhir dokumen mutu laboratorium
(log book, catatan pengujian, kartu
peminjaman alat, form data hasil
pengujian)
Setelah mendaftar ke bagian
administrasi LSP P1 untuk mengikuti
uji kompetensi, saya mendapatkan
5 5 1 Valid
undangan sebagai calon asesi yang
secara legal diperbolehkan mengikuti
uji kompetensi

Aspek Product
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Uji kompetensi membuat saya terbiasa
mengaplikasikan GLP (Good
5 5 1 Valid
Laboratory Practice) dan K3 dalam
bekerja
Uji kompetensi membuat saya
kompeten dalam melakukan pengujian-
5 5 1 Valid
pengujian dasar dan prosedur dengan
menggunakan metode standar
122

Aspek Product
Nilai
Pertanyaan M Mp Ket
CVR
Uji kompetensi membuat saya
kompeten dalam melakukan analisis
5 5 1 Valid
gravimetri, analisis volumetri, dan
analisis proksimat

Sertifikat kompetensi memudahkan


saya dalam mendapatkan pekerjaan
5 5 1 Valid
yang berhubungan dengan kompetensi
yang disertifikasi
Sertifikat kompetensi dapat dijadikan
sebagai alat bukti untuk membuktikan 5 5 1 Valid
kompetensi diri saya di dunia kerja

CVI
Context 0,92 valid
Input 0,89 valid
Process 0,96 valid
Product 1 valid

Contoh Perhitungan :
2𝑀𝑃 2(5)
CVR = −1 −1=1
𝑀 5

∑ 𝐶𝑉𝑅 10,6
CVI Process =  = 0,96
𝑛 11
123

Lampiran 10. Hasil Wawancara Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cibadak


124
125

Lampiran 11. Hasil Wawancara Ketua LSP P1 SMK Negeri 1 Cibadak


126
127
128
129

Lampiran 12. Hasil Wawancara Pengguna (BBIA)


130
131

Lampiran 13. Lembar Angket untuk Responden Assessor


LEMBAR KUISIONER RESPONDEN ASSESSOR
EVALUASI SERTIFIKASI PROFESI LSP P1 SMK NEGERI 1 CIBADAK

DATA RESPONDEN
Nama :
Instansi :
Posisi :

PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan berdasarkan penilaian Anda
tentang pelaksanaan sertifikasi profesi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi P1 SMK
Negeri 1 Cibadak!
Nilai Keterangan
1 Sangat Tidak Sesuai
2 Tidak Sesuai
3 Sesuai
4 Sangat Sesuai

KUISIONER

Nilai
No. Aspek Context Keterangan
1 2 3 4
Pelaksanaan sertifikasi
profesi oleh LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak
1.
menjadikan siswa mandiri,
unggul, dan melek
teknologi
Pelaksanaan sertifikasi
profesi oleh LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak
2.
memunculkan sikap
terampil dan bertanggung
jawab pada diri siswa
Pendirian LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak memiliki
3.
legalitas yang sah dari
BNSP
132

Nilai
No. Aspek Context Keterangan
1 2 3 4
LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak menjamin
ketidakberpihakan dalam
4. kaitannya dengan pemohon
sertifikasi, peserta
sertifikasi, dan pemegang
sertifikat
LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak memastikan
tersedianya skema
5. sertifikasi untuk setiap
kategori sertifikasi
kompetensi profesi

Pelaksanaan sertifikasi
profesi oleh LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak
6. membantu siswa
mengaplikasikan GLP
(Good Laboratory
Practice) dengan benar
Pelaksanaan sertifikasi
profesi oleh LSP P1 SMK
7. Negeri 1 Cibadak melatih
siswa menjadi pribadi yang
komunikatif
Materi yang diuji saat
proses uji kompetensi oleh
LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak sesuai dengan
8.
SKKNI yang berlaku yaitu
tes dasar, gravimetri,
volumetri, dan uji
proksimat
Perangkat sertifikasi
profesi LSP P1 SMK
Negeri 1 Cibadak
mengikuti perkembangan
9.
kebutuhan mitra terhadap
kualifikasi sumber daya
manusia bidang pengujian
mutu
133

Nilai
No. Aspek Context Keterangan
1 2 3 4
MUK (Materi Uji
Kompetensi) yang
digunakan oleh LSP P1
10. SMK Negeri 1 Cibadak
disesuaikan dengan DU/DI
di bidang pengawasan
mutu bahan hasil pertanian

Nilai
No. Aspek Input Keterangan
1 2 3 4
Perangkat assessment LSP
P1 SMKN 1 disusun
1.
dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Kerja
Perangkat assessment LSP
P1 SMKN 1 Cibadak dikaji
2.
ulang minimal satu kali
setiap tahun
Tempat Uji Kompetensi
(TUK) yang digunakan
dalam pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak
3.
dilengkapi dan ditata
sesuai persyaratan tempat
uji, fasilitas pendidikan dan
pelatihan yang memenuhi
persyaratan
TUK yang digunakan oleh
LSP P1 SMKN 1 Cibadak
legal dan sudah mendapat
4.
izin dari kepala sekolah
serta terverifikasi oleh
asesor kompetensi
LSP P1 SMKN 1 Cibadak
memiliki sistem
5.
pengolahan data berbasis
teknologi informasi
LSP P1 SMKN 1 Cibadak
memiliki perangkat kerja
6.
yang meliputi skema
sertifikasi, Materi Uji
134

Nilai
No. Aspek Input Keterangan
1 2 3 4
Kompetensi, perangkat
assessment, dan TUK yang
memadai

LSP P1 SMKN 1 Cibadak


memiliki personil yang
7. kompeten baik pengurus
LSP maupun asesor
kompetensi
Anggaran sertifikasi
profesi LSP P1 SMKN 1
Cibadak dialokasikan
untuk biaya uji
kompetensi, biaya
8.
penggunaan sarana,
fasilitas, peralatan uji
kompetensi, biaya asesor
uji kompetensi, dan biaya
blanko sertifikat
Pengeluaran biaya tak
langsung yaitu biaya
administrasi dialokasikan
9.
tidak lebih dari 15% dari
total anggaran LSP P1
SMKN 1 Cibadak

Nilai
No. Aspek Process Keterangan
1 2 3 4
Uji kompetensi
dilaksanakan dengan
1. prosedur, proses, dan
lingkungan yang dikenal
oleh peserta uji
Uji Kompetensi
dilaksanakan ketika peserta
2. sudah memiliki
pengetahuan tentang hal
yang akan diujikan
135

Nilai
No. Aspek Process Keterangan
1 2 3 4
Uji kompetensi mengikuti
prinsip valid, reliabel,
fleksibel, adil, efektif,
3. efisien, berpusat pada
peserta uji kompetensi, dan
memenuhi persyaratan
keselamatan kerja
Pelaksanaan assessment
kompetensi berdasarkan
4.
prinsip valid, reliabel,
fleksibel, dan adil
Sebelum pelaksanaan
assessment, asesi terlebih
dahulu dibimbing dalam
5.
pengumpulan bukti guna
pencapaian pengakuan
kompetensi terkini
Dalam pelaksanaan
assessment asesor
melakukan proses
monitoring, evaluasi
6.
(tindakan koreksi), dan
dokumentasi terhadap
seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh asesi
Penerbitan sertifikat oleh
LSP paling lambat 2 (dua)
7.
minggu setelah peserta
dinyatakan kompeten
Sertifikat kompetensi
ditandatangani oleh
8. Pimpinan LSP dan
dibubuhi stempel berwarna
biru
Setiap penyerahan
sertifikat kompetensi
9. disertai dengan tanda bukti
penerimaan dari pemilik
sertifikat
Setiap asesor kompetensi
mengikuti pelatihan asesor
10.
yang dilaksanakan dengan
mengacu pada silabus
136

Nilai
No. Aspek Process Keterangan
1 2 3 4
pelatihan yang tertera
dalam peraturan BNSP

Metode pelatihan asesor


sekurang-kurangnya
mencakup kuliah dan
11.
diskusi, latihan (kuis),
pembuatan MUK, dan
presentasi hasil tugas
LSP harus melakukan audit
12. internal minimal satu kali
satu tahun
Audit internal dilakukan
oleh personil yang
kompeten, mempunyai
13.
pengetahuan mengenai
proses sertifikasi, audit dan
persyaratan BNSP
Personil yang melakukan
14. audit tidak mengaudit
pekerjaan mereka sendiri

Nilai
No. Aspek Product Keterangan
1 2 3 4
Sertifikat kompetensi
memudahkan peserta
dalam mendapatkan
1. pekerjaan yang
berhubungan dengan
kompetensi yang
disertifikasi
Sertifikat kompetensi
dijadikan sebagai alat bukti
2. untuk membuktikan
kompetensi diri peserta di
dunia kerja
137

Nilai
No. Aspek Product Keterangan
1 2 3 4
LSP memiliki semua data
perangkat assessment yang
pernah digunakan sejak
awal didirikannya LSP P1
3.
SMKN 1 Cibadak (baik
yang sudah pernah direvisi
maupun yang belum
direvisi)
LSP memiliki setiap
rekaman assessment dari
4.
semua peserta yang telah
disertifikasi
LSP memiliki database
jumlah sertifikat
kompetensi, asesi, dan
5. asesor LSP SMK Negeri 1
Cibadak baik dokumen
elektronik maupun non
elektronik
LSP memiliki database
dokumen pengesahan
(legalitas) pendirian LSP
SMK Negeri 1 Cibadak
6. dari BNSP serta seluruh
dokumen yang menjadi
acuan keberjalanan LSP
baik dokumen elektronik
maupun non elektronik
Peserta LSP mampu
berkomunikasi dengan
orang lain di dunia kerja,
mengaplikasikan GLP
7.
(Good Laboratory
Practice), dan K3 dalam
melakukan proses
pengujian
Peserta LSP kompeten
dalam melakukan
pengujian-pengujian dasar
8.
dan prosedur dengan
menggunakan metode
standar
138

Nilai
No. Aspek Product Keterangan
1 2 3 4
Peserta LSP kompeten
dalam melakukan analisis
9. gravimetri, analisis
volumetri, dan analisis
proksimat

Sukabumi, 2019
Responden

(......................................................)
139

Lampiran 14. Lembar Angket untuk Responden Alumni


LEMBAR KUISIONER RESPONDEN ALUMNI
EVALUASI SERTIFIKASI PROFESI LSP P1 SMK NEGERI 1 CIBADAK

DATA RESPONDEN
Nama :
Tahun Lulus :

PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda centang (√) pada kolom yang disediakan berdasarkan penilaian
Anda tentang pelaksanaan sertifikasi profesi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi P1
SMK Negeri 1 Cibadak!
Nilai Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
3 Setuju
4 Sangat Setuju

KUISIONER
Nilai
No. Aspek Context Keterangan
1 2 3 4
Sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMK Negeri 1
1. Cibadak menjadikan
saya mandiri, unggul,
dan melek teknologi
Sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak memunculkan
2.
sikap terampil dan
bertanggung jawab pada
diri saya
Tes dasar, gravimetri,
volumetri, dan analisis
proksimat yang diujikan
3. oleh LSP P1 SMKN 1
Cibadak saat uji
kompetensi sesuai
dengan yang
140

Nilai
No. Aspek Context Keterangan
1 2 3 4
dibutuhkan saat di dunia
kerja
Sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak membantu
4. saya mengaplikasikan
GLP (Good Laboratory
Practice) dengan benar
saat di dunia kerja
Sertifikasi profesi oleh
LSP P1 SMK Negeri 1
Cibadak melatih saya
5.
menjadi pribadi yang
komunikatif saat di
dunia kerja

Nilai
No. Aspek Input Keterangan
1 2 3 4
Assessor kompetensi
LSP P1 SMKN 1
Cibadak melakukan
1.
penilaian secara objektif
saat saya mengikuti uji
kompetensi
Assessor kompetensi
LSP P1 SMKN 1
Cibadak melakukan
penilaian menggunakan
2. perangkat assessment
yang sudah
dipersiapkan oleh
panitia teknis uji
kompetensi
Tempat Uji Kompetensi
(TUK) yang digunakan
dalam pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak sudah
3. dilengkapi dan ditata
sesuai persyaratan
tempat uji, fasilitas
pendidikan dan
pelatihan yang
memenuhi persyaratan
141

Nilai
No. Aspek Input Keterangan
1 2 3 4
Tempat Uji Kompetensi
(TUK) yang digunakan
dalam pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1
SMKN 1 Cibadak sudah
4.
dilengkapi dengan alat
dan bahan yang cukup
dan memadai untuk
pelaksanaan analisis
proksimat
LSP P1 SMKN 1
Cibadak sudah memiliki
5. sistem pengolahan data
berbasis teknologi
informasi
Pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1
6.
SMKN 1 Cibadak
dimulai tepat waktu
Pelaksanaan uji
kompetensi oleh LSP P1
7. SMKN 1 Cibadak
selesai dalam jangka
waktu yang ditentukan

Nilai
No. Aspek Process Keterangan
1 2 3 4
Uji kompetensi
dilakukan sesuai dengan
1. metode yang telah
diajarkan saat
pembelajaran
Uji kompetensi sudah
mengikuti prinsip valid,
reliabel, fleksibel, adil,
efektif, efisien, berpusat
2.
pada peserta uji
kompetensi, dan
memenuhi persyaratan
keselamatan kerja
Tahapan uji kompetensi
dilakukan sesuai dengan
3. petunjuk yang
dibagikan sebelum
pengujian dimulai
142

Nilai
No. Aspek Process Keterangan
1 2 3 4
Penyusunan layout area
kerja peserta uji
kompetensi
4.
memudahkan saya
dalam melaksanakan
proses uji kompetensi
Tata letak alat dan
bahan yang dibutuhkan
saat proses uji
5.
memudahkan saya
dalam melaksanakan
proses uji kompetensi
Sebelum pelaksanaan
assessment (penilaian
oleh asesor), saya
terlebih dahulu
6. dibimbing dalam
pengumpulan bukti
guna pencapaian
pengakuan kompetensi
terkini
Saat proses assessment
berlangsung, asesor
bersifat adil terhadap
7.
seluruh peserta uji
kompetensi dan tidak
memihak
Penerbitan sertifikat
oleh LSP paling lambat
8. 2 (dua) minggu setelah
peserta dinyatakan
kompeten
Setiap penyerahan
sertifikat kompetensi
disertai dengan tanda
9.
bukti penerimaan dari
pemilik sertifikat
(peserta)
Saat akan mendaftar
sebagai peserta uji
kompetensi, saya harus
melampirkan bukti data
10.
hasil analisis yang
relevan dan pernah
dilakukan maksimal 1
tahun terakhir dokumen
143

Nilai
No. Aspek Process Keterangan
1 2 3 4
mutu laboratorium (log
book, catatan pengujian,
kartu peminjaman alat,
form data hasil
pengujian)
Setelah mendaftar ke
bagian administrasi LSP
P1 untuk mengikuti uji
kompetensi, saya
mendapatkan undangan
11.
sebagai calon asesi yang
secara legal
diperbolehkan
mengikuti uji
kompetensi

Nilai
No. Aspek Product Keterangan
1 2 3 4
Uji kompetensi
membuat saya terbiasa
mengaplikasikan GLP
1.
(Good Laboratory
Practice) dan K3 dalam
bekerja
Uji kompetensi
membuat saya
kompeten dalam
melakukan pengujian-
2.
pengujian dasar dan
prosedur dengan
menggunakan metode
standar
Uji kompetensi
membuat saya
kompeten dalam
3. melakukan analisis
gravimetri, analisis
volumetri, dan analisis
proksimat
Sertifikat kompetensi
memudahkan saya
4. dalam mendapatkan
pekerjaan yang
berhubungan dengan
144

Nilai
No. Aspek Product Keterangan
1 2 3 4
kompetensi yang
disertifikasi

Sertifikat kompetensi
dapat dijadikan sebagai
alat bukti untuk
5.
membuktikan
kompetensi diri saya di
dunia kerja

Sukabumi, 2019
Responden

(......................................................)
Lampiran 15. Rekapitulasi Skor Penilaian Aspek CIPP
1. Rekapitulasi Skor Penilaian Aspek CIPP oleh Responden Assessor

Context Input
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Assessor 1 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3
Assessor 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Nilai Butir
3,5 3,5 4,0 3,0 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 4,0 3,5 3,5 3,5 3,5 4,0 3,5 3,5 3,5
Soal

Process Product
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Assessor 1 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Assessor 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Nilai Butir
3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,0 4,0 3,5 4,0 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Soal

2. Rekapitulasi Skor Penilaian Aspek CIPP oleh Responden Alumni


Context Input
Responden
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7

Alumni 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Alumni 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3
Alumni 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3
Alumni 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
Alumni 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

145
Context Input
Responden
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7

Alumni 6 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3
Alumni 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Alumni 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 9 4 3 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3
Alumni 10 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3
Alumni 11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 12 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
Alumni 13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
Alumni 14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3
Alumni 15 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3
Alumni 16 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Alumni 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Alumni 18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 19 4 3 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3
Alumni 20 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3
Alumni 21 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
Alumni 22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3
Alumni 23 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 24 4 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3
Alumni 25 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
Alumni 26 4 3 4 4 2 3 2 2 3 3 4 4
Alumni 27 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3
Alumni 28 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3

146
Context Input
Responden
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7

Alumni 29 4 3 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3
Alumni 30 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3
Nilai Butir
3,6 3,6 3,6 3,8 3,2 3,4 3,3 3,3 3,2 3,1 3,4 3,2
Soal

Process Product
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5

Alumni 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Alumni 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3
Alumni 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3
Alumni 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4
Alumni 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Alumni 6 4 4 3 3 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3
Alumni 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Alumni 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 9 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3
Alumni 10 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Alumni 11 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 12 2 2 2 3 4 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2
Alumni 13 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4
Alumni 14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
Alumni 15 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4
Alumni 16 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

147
Process Product
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5

Alumni 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Alumni 18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 19 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3
Alumni 20 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
Alumni 21 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4 3 3
Alumni 22 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3
Alumni 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Alumni 24 4 4 3 4 4 4 3 2 2 2 3 4 4 4 3 3
Alumni 25 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4
Alumni 26 3 3 4 3 3 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3
Alumni 27 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
Alumni 28 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
Alumni 29 3 4 3 3 4 4 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3
Alumni 30 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3
Nilai Butir
3,6 3,5 3,5 3,3 3,6 3,6 3,6 2,7 3,2 3,0 3,3 3,7 3,6 3,6 3,4 3,4
Soal

148
149

Lampiran 16. Perhitungan Data Angket Aspek Context

1. Perhitungan Angket Aspek Context Responden Assessor


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Assessor 1 31
Assessor 2 39
∑ 70

b. Penjelasan Tabel 4.3.


 Total Skor = ∑ total skor responden  70

∑ total skor responden 70


 NPK =  = 35
jumlah responden 2

∑ total skor responden 70


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 87,50%
total skor tertinggi 80

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  10 x 2 x 4 = 80

2. Perhitungan Angket Aspek Context Responden Alumni


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Alumni 1 13
Alumni 2 15
Alumni 3 15
Alumni 4 15
Alumni 5 16
Alumni 6 17
Alumni 7 17
Alumni 8 17
Alumni 9 18
Alumni 10 18
Alumni 11 18
Alumni 12 18
Alumni 13 18
Alumni 14 18
Alumni 15 18
Alumni 16 18
Alumni 17 18
Alumni 18 18
Alumni 19 18
Alumni 20 18
150

Responden Total Skor


Alumni 21 18
Alumni 22 19
Alumni 23 19
Alumni 24 19
Alumni 25 19
Alumni 26 20
Alumni 27 20
Alumni 28 20
Alumni 29 20
Alumni 30 20
∑ 535

b. Penjelasan Tabel 4.6.


 Total Skor = ∑ total skor responden = 535

∑ total skor responden 535


 NPK =  = 17,83
jumlah responden 30

∑ total skor responden 17,83


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 89,17%
total skor tertinggi 600

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  5 x 30 x 4 = 600


151

Lampiran 17. Perhitungan Data Angket Aspek Input

1. Perhitungan Angket Aspek Input Responden Assessor


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Assessor 1 29
Assessor 2 36
∑ 65

b. Penjelasan Tabel 4.10.


 Total Skor = ∑ total skor responden  65

∑ total skor responden 65


 NPK =  = 32,5
jumlah responden 2

∑ total skor responden 65


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 90,28%
total skor tertinggi 72

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  9 x 2 x 4 = 72

2. Perhitungan Angket Aspek Input Responden Alumni


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Alumni 1 20
Alumni 2 20
Alumni 3 20
Alumni 4 20
Alumni 5 20
Alumni 6 20
Alumni 7 20
Alumni 8 20
Alumni 9 20
Alumni 10 21
Alumni 11 21
Alumni 12 21
Alumni 13 21
Alumni 14 21
Alumni 15 22
Alumni 16 22
Alumni 17 22
Alumni 18 22
Alumni 19 23
Alumni 20 24
152

Responden Total Skor


Alumni 21 25
Alumni 22 25
Alumni 23 26
Alumni 24 26
Alumni 25 26
Alumni 26 27
Alumni 27 27
Alumni 28 28
Alumni 29 28
Alumni 30 28
∑ 686

b. Penjelasan Tabel 4.13.


 Total Skor = ∑ total skor responden = 686

∑ total skor responden 686


 NPK =  = 22,87
jumlah responden 30

∑ total skor responden 22,87


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 81,67%
total skor tertinggi 840

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  7 x 30 x 4 = 840


153

Lampiran 18. Perhitungan Data Angket Aspek Process

1. Perhitungan Angket Aspek Process Responden Assessor


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Assessor 1 43
Assessor 2 54
∑ 97

b. Penjelasan Tabel 4.17.


 Total Skor = ∑ total skor responden  97

∑ total skor responden 97


 NPK =  = 48,5
jumlah responden 2

∑ total skor responden 97


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 86,61%
total skor tertinggi 112

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  14 x 2 x 4 = 112

2. Perhitungan Angket Aspek Process Responden Alumni


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Alumni 1 28
Alumni 2 32
Alumni 3 32
Alumni 4 32
Alumni 5 33
Alumni 6 33
Alumni 7 33
Alumni 8 33
Alumni 9 34
Alumni 10 34
Alumni 11 34
Alumni 12 34
Alumni 13 35
Alumni 14 35
Alumni 15 36
Alumni 16 36
Alumni 17 38
Alumni 18 38
Alumni 19 39
Alumni 20 39
154

Responden Total Skor


Alumni 21 39
Alumni 22 39
Alumni 23 39
Alumni 24 40
Alumni 25 42
Alumni 26 43
Alumni 27 43
Alumni 28 43
Alumni 29 44
Alumni 30 44
∑ 1104

b. Penjelasan Tabel 4.20.


 Total Skor = ∑ total skor responden = 1104

∑ total skor responden 1104


 NPK =  = 36,80
jumlah responden 30

∑ total skor responden 1104


 Persentase (%) = 𝑥 100%  1320 𝑥 100% = 83,64%
total skor tertinggi

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  11 x 30 x 4 = 1320


155

Lampiran 19. Perhitungan Data Angket Aspek Product

1. Perhitungan Angket Aspek Product Responden Assessor


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Assessor 1 27
Assessor 2 36
∑ 63

b. Penjelasan Tabel 4.24.


 Total Skor = ∑ total skor responden  63

∑ total skor responden 63


 NPK =  = 31,5
jumlah responden 2

∑ total skor responden 63


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 87,50%
total skor tertinggi 72

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  9 x 2 x 4 = 72

2. Perhitungan Angket Aspek Product Responden Alumni


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Alumni 1 11
Alumni 2 15
Alumni 3 15
Alumni 4 15
Alumni 5 15
Alumni 6 16
Alumni 7 16
Alumni 8 16
Alumni 9 16
Alumni 10 17
Alumni 11 17
Alumni 12 18
Alumni 13 18
Alumni 14 18
Alumni 15 18
Alumni 16 18
Alumni 17 18
Alumni 18 19
Alumni 19 19
Alumni 20 19
156

Responden Total Skor


Alumni 21 20
Alumni 22 20
Alumni 23 20
Alumni 24 20
Alumni 25 20
Alumni 26 20
Alumni 27 20
Alumni 28 20
Alumni 29 20
Alumni 30 20
∑ 534

b. Penjelasan Tabel 4.27.


 Total Skor = ∑ total skor responden = 534

∑ total skor responden 534


 NPK =  = 17,80
jumlah responden 30

∑ total skor responden 534


 Persentase (%) = 𝑥 100%  600 𝑥 100% = 89%
total skor tertinggi

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  5 x 30 x 4 = 600


157

Lampiran 20. Perhitungan Data Angket Aspek CIPP Akumulatif

1. Perhitungan Angket Aspek CIPP Akumulatif Responden Assessor


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Assessor 1 130
Assessor 2 165
∑ 295

b. Penjelasan Tabel 4.30.


 Total Skor = ∑ total skor responden  295

∑ total skor responden 295


 NPK =  = 147,5
jumlah responden 2

∑ total skor responden 295


 Persentase (%) = 𝑥 100%  𝑥 100% = 87,80%
total skor tertinggi 336

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  42 x 2 x 4 = 336

2. Perhitungan Angket Aspek CIPP Akumulatif Responden Alumni


a. Total Skor Masing-Masing Responden

Responden Total Skor


Alumni 1 72
Alumni 2 83
Alumni 3 84
Alumni 4 84
Alumni 5 85
Alumni 6 87
Alumni 7 87
Alumni 8 87
Alumni 9 89
Alumni 10 89
Alumni 11 89
Alumni 12 92
Alumni 13 93
Alumni 14 95
Alumni 15 96
Alumni 16 96
Alumni 17 97
Alumni 18 97
Alumni 19 97
Alumni 20 98
158

Responden Total Skor


Alumni 21 98
Alumni 22 101
Alumni 23 103
Alumni 24 104
Alumni 25 107
Alumni 26 108
Alumni 27 108
Alumni 28 109
Alumni 29 112
Alumni 30 112
∑ 2859

b. Penjelasan Tabel 4.32.


 Total Skor = ∑ total skor responden = 2859

∑ total skor responden 2859


 NPK =  = 95,30
jumlah responden 30

∑ total skor responden 2859


 Persentase (%) = 𝑥 100%  3360 𝑥 100% = 85,09%
total skor tertinggi

Nb : Total skor tertinggi = jumlah soal x jumlah responden x 4  28 x 30 x 4 = 3360


159

Lampian 21. Surat Pengantar Skripsi dari Universitas


160

Lampiran 22. Surat Izin Penelitian dari Sekolah


161

Lampiran 23. Dokumentasi Proses Uji Kompetensi

Anda mungkin juga menyukai