Noor Kepatuhan PDF
Noor Kepatuhan PDF
ABSTRAK
Kesembuhan pasien yang menderita penyakit kronis memerlukan kerja sama
antara penyedia jasa layanan kesehatan, khususnya dokter yang memberikan resep
obat, dan pasien selaku seseorang yang menunjukkan perilaku kesehatan. Hasil kerja
sama di antara kedua belah pihak ditunjukkan oleh kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi obat harian. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman secara teoritis tentang konsep kepatuhan dalam mengkonsumsi obat
harian.
Kepatuhan dalam mengkonsumsi obat harian adalah perilaku untuk mentaati
saran-saran atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat, yang sebelumnya
didahului oleh proses konsultasi antara pasien dengan dokter sebagai penyedia jasa
kesehatan. Beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat harian adalah frekuensi, jumlah pil/obat lain, kontinuitas,
metabolisme dalam tubuh, aspek biologis dalam darah, serta perubahan fisiologis
dalam tubuh. Sedangkan faktor-faktor penentu munculnya kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat harian di antaranya adalah: persepsi dan perilaku pasien,
interaksi antara pasien dan dokter dan komunikasi medis antara kedua belah pihak,
kebijakan dan praktek pengobatan di publik yang dibuat oleh pihak yang berwenang
dan berbagai intervensi yang dilakukan agar kepatuhan dalam mengkonsumsi obat
terjadi.
Hasil tulisan ini diharapkan dapat menjadi pemahaman bagi pihak-pihak
yang sedang menangani kesembuhan pasien-pasien yang menderita penyakit kronis,
khususnya dokter dan perawat serta keluarga pasien, agar kepatuhan pasien dalam
mengkonsumsi obat harian meningkat, sehingga tingkat kesembuhan pasien juga
meningkat.
Berdasarkan Tabel 1. di atas, nampak dengan delapan aitem yang berisi pernyataan-
bahwa untuk mengukur kepatuhan sebagai pernyataan yang menunjukkan frekuensi
perilaku, aspek-aspek yang diukur sangat kelupaan dalam minum obat, kesengajaan
tergantung pada metode yang digunakan, berhenti minum obat tanpa sepengetahuan
seperti frekuensi, jumlah pil/obat lain, dokter, kemampuan untuk mengendalikan
kontinuitas, metabolisme dalam tubuh, aspek dirinya untuk tetap minum obat (Morisky &
biologis dalam darah, serta perubahan Muntner, P, 2009).
fisiologis dalam tubuh. Metode lain dikemukakan oleh Krousel-
Morisky secara khusus membuat skala Wood, dkk. (2009), yang membuat formula
untuk mengukur kepatuhan dalam untuk menghitung kepatuhan dalam
mengkonsumsi obat yang dinamakan MMAS mengkonsumsi obat yang disebut sebagai
(Morisky Medication Adherence Scale), CSA (Continuous Single-Interval Medication
Availability), MPR (Medication Possesion (Weinman & Horne, 2005) dan Model of
Ratio) dan CMG (Continuous Multiple- Adherence (Morgan & Horne, 2005) .
Interval Medication Gaps). CSA dihitung a. Health Belief Model (HBM)
dengan membagi jumlah hari diberi obat oleh HBM menjelaskan model perilaku
dokter dengan jumlah hari sebelum sehat (misal memeriksakan diri)
mengkonsumsi obat baru pada saat merupakan fungsi dari keyakinan
pengobatan berikutnya. MPR dihitung dengan personal tentang besarnya ancaman
membagi jumlah hari yang diberikan oleh penyakit dan penularannya, serta
dokter antara hari pertama diberi obat sampai keuntungan dari rekomendasi yang
hari terakhir obat dikonsumsi dengan total diberikan petugas kesehatan. Ancaman
jumlah hari yang secara aktual digunakan yang dirasakan berasal dari keyakinan
untuk minum obat oleh pasien. CMG dihitung tentang keseriusan yang dirasakan
dengan membagi total jumlah hari tanpa terhadap penyakit dan kerentanan
minum obat antara hari pertama dan terakhir orang tersebut. Individu kemudian
minum obat dengan jumlah hari dalam menilai keuntungan tindakan yang
periode yang diberikan oleh dokter. diambil (misal: berobat akan
Coudhry, dkk (2009) mengembangkan memperingan simptom), meskipun
PDC (Proportion of Days Covered), yang dibayang-bayangi oleh risiko-risiko
diperoleh dengan membagi jumlah hari yang dari tindakan yang diambilnya, seperti:
diberikan oleh dokter antara hari pertama dan takut akan efek samping atau pun
terakhir dengan jumlah hari aktual yang biaya perobatan. Berdasarkan
digunakan oleh pasien antara hari pertama dinamika tersebut dapat dipahami
sampai terakhir ditambah dengan jumlah hari bahwa kepatuhan dalam
yang diberikan oleh dokter antar hari pertama mengkonsumsi obat merupakan proses
sampai terakhir pada saat pemberian resep yang diawali oleh keyakinan seseorang
selanjutnya dibagi dengan jumlah hari aktual akan keseriusan penyakitnya, yang
yang digunakan oleh pasien untuk berujung pada tindakan untuk berobat
mengkonsumsi obat pada periode pemberian ke petugas kesehatan, termasuk
resep periode ini, dikalikan 100 persen. kepatuhan dalam mengkonsumsi obat,
Baik CSA, MPR, CMG maupun PDC, walaupun dibayang-bayangi oleh
nampak bahwa aspek perilaku kepatuhan risiko atau efek samping dari tindakan
dalam mengkonsumsi obat adalah mengenai tersebut.
jumlah hari, dengan beberapa variasinya. b. Theory of Planned Behaviour (TPB)
Berdasarkan beberapa pertimbangan (antara Teori ini berusaha menguji hubungan
lain kemudahan, metode yang sering antara sikap dan perilaku, yang fokus
digunakan oleh peneliti sebelumnya dan utamanya adalah pada intensi (niat)
faktor teknis serta biaya), maka dalam yang mengantarkan hubungan antara
penelitian ini aspek-aspek dan metode yang sikap dan perilaku , norma subjektif
digunakan untuk mengukur kepatuhan dalam terhadap perilaku, dan kontrol
mengkonsumsi obat menggunakan metode terhadap perilaku yang dirasakan.
skala, yaitu dengan mengadaptasi MMAS dari Sikap terhadap perilaku merupakan
Morisky. produk dari keyakinan tentang hasil
akhir (misal: frekuensi kekambuhan
3. Teori-teori Munculnya Kepatuhan epilepsi berkurang) dan nilai yang
dalam Mengkonsumsi Obat Harian dirasakan dari hasil akhir tersebut
Terdapat tiga teori utama yang dapat (kondisi jarang kambuh sangat penting
menjelaskan munculnya perilaku patuh bagi orang tersebut). Norma subjektif
dalam mengkonsumsi obat, yaitu Health berasal dari pandangan orang-orang di
Belief Model, Theory of Planned Behavior sekitar tentang perilaku berobat (misal:
istri atau suami ingin agar orang
tersebut mengikuti rekomendasi dari tindakan berbeda antara harapan dalam
dokter), dan motivasi untuk pengobatan dan rasionalitasnya.
mendukung pandangan-pandangan Barber (2002) lebih lanjut menjelaskan
orang-orang di sekitar tersebut (misal: bahwa melalui Theory of Human
orang tersebut ingin menyenangkan Error dalam organisasi, tindakan
pasangannya dengan mengikuti unintentional dan intentional dari
rekomendasi dokter). Kontrol perilaku pasien, faktor- lokal/internal dan
yang dirasakan menggambarkan eksternal/organisasional sebagai
tentang seberapa jauh orang tersebut penyebab adherence dan
merasan bahwa berperilaku patuh nonadherence.
dapat dikendalikannya. Hal ini
tergantung keyakinan orang tersebut Di samping tiga model tersebut di atas,
bahwa dirinya mampu untuk beberapa peneliti mengemukakan beberapa
mengontrol tindakannya, misal: faktor penyebab seseorang untuk patuh atau
persepsi bahwa terdapat sumber tidak patuh dalam mengkonsumsi obat.
internal seperti kecukupan ketrampilan Misalnya Horne (2006), yang menyampaikan
atau informasi, serta sumber eksternal bahwa secara umum terdapat empat hal yang
seperti dukungan-dukungan dan mempengaruhi kepatuhan dalam
hambatan-hambatan yang berasal dari mengkonsumsi obat, yaitu:
lingkungan sekitarnya. a. Persepsi dan perilaku pasien (misal:
c. Model of Adherence persepsi berat ringannya penyakit, variabel
Morgan & Horne (2005) sosiodemografis, trait kepribadian,
mengemukakan model Unintentional termasuk keyakinan, sikap dan harapan-
Nonadherence & Intentional harapan yang akhirnya mempengaruhi
Nonadherence. Unintentional motivasi pasien untukmulai dan menjaga
Nonadherence mengacu pada perilaku minum obat selama proses
hambatan pasien dalam proses pengobatan berlangsung),
pengobatan. Hambatan-hambatan b. Interaksi antara pasien dan dokter dan
dapat muncul dari kapasitas dan komunikasi medis antara kedua belah
keterbatasan-keterbatasan sumber- pihak (misal ketrampilan dalam memberi
sumber dari pasien, meliputi defisiensi konsultasi dapat memperbaiki kepatuhan,
memori (misal: lupa instruksi atau lupa dan pesan-pesan yang berbeda dari sumber
untuk berobat), ketrampilan (misal: yang berbeda ternyata dapat
kesulitan dalam membuka mempengaruhi kepatuhan pasien dalam
kemasan/penutup obat atau minum obat),
menggunakan peralatan dalam berobat c. Kebijakan dan praktek pengobatan di
seperti jarum suntik dan penghisap), publik yang dibuat oleh pihak yang
pengetahuan (misal: tidak menyadari berwenang (misal: sistem pajak dalam
akan kebutuhan untuk minum obat resep, deregulasi tentang resep dan hak-
secara teratur) atau kesulitan-kesulitan hak konsumen dalam proses pembuatan
dengan rutinitas-rutinitas normal resep),
harian. d. Berbagai intervensi yang dilakukan agar
Intentional Nonadherence kepatuhan dalam mengkonsumsi obat
menggambarkan cara pasien yang terjadi (misal: intervensi yang
terlibat dalam pengambilan keputusan menggunakan model Teori ASE atau
dalam pengobatan. Pada proses ini Attitude-Social Influence-Self efficacy,
tindakan rasional berasal dari yang diterapkan dalam rumah sakit saat
keyakinan-keyakinan, kondisi-kondisi, perawat kunjungan ke bangsal, perawat
prioritas-prioritas, pilihan-pilihan, dan meminta pasien mengingat tentang
latihan-latihan, meskipun persepsi dan peraturan dalam mengkonsumsi obat,
untuk mengecek ingatan dan juga pasien muncul berdaarkan atas komitmen
pemahaman pasien akan informasi yang yang sebelumnya telah disepakati oleh dokter
diberikan, dengan memberikan dan pasien.
pertanyaan-pertanyaan stimulan). Saran yang dapat diajukan adalah
dilakukannya berbagai intervensi, baik
Cara-cara meningkatkan kepatuhan: melalui pendekatan kognitif maupun
a. Memberikan informasi kepada pasien perilakuan agar kesadaran pasien untuk patuh
akan manfaat dan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat harian terwujud.
untuk mencapai keberhasilan pengobatan.
b. Mengingatkan pasien untuk melakukan
segala sesuatu yang harus dilakukan demi Daftar Pustaka
keberhasilan pengobatan melalui telepon
atau alat komunikasi lain. Barber, N. 2002. Should We Consider Non-
c. Menunjukan kepada pasien kemasan obat Compliance a Medical Error? Quality
yang sebenarnya atau dengan cara & Safety in Health Care, 11 (1): 81-84
menunjukan obat aslinya. Bravley, L. R. & Culos-Reed, S. N. 2000.
d. Memberikan keyakinan kepada pasien Studying Adherence to Therapeutic
akan efektivitas obat dalam Regimens: Overview, Theories,
penyembuhan. Recommendatios. Controlled Clinical
e. Memberikan informasi resiko Trials, 21: 156s-163s
ketidakpatuhan. Choudry, N. K., Shrank, W. H., Levin, R. L.,
f. Memberikan layanan kefarmasian dengan Lee, J. L., Jan, S. A., Phan, D.
observasi langsung, mengunjungi rumah Brookhart, M. A. & Solomon, D. H.
pasien dan memberikan konsultasi 2009. Measuring Concurrent
kesehatan Adherence to Multiple Related
g. Menggunakan alat bantu kepatuhan Medications. The American Journal of
seperti multikompartemen atau Managed Care, 15 (7): 457-464
sejenisnya. Frain, M. P., Bishop, M., Tschopp, M. K.,
h. Adanya dukungan dari pihak keluarga Ferrin, M. J. & Frain, J. 2009.
teman dan orang – orang disekitarnya Adherence to Medical Regimens:
untuk selalu mengingatkan pasien, agar Understanding the Effects of
teratur minum obat demi keberhasilan Cognitive Appraisal, Quality of Life &
pengobatan. Perceived Fairly Resiliency.
i. Apabila obat yang digunakan hanya Rehabilitation Counseling Bulletin, 52
dikonsumsi sehari satu kali, kemudian (4): 237-250
pemberian obat yang digunakan lebih dari Gbenga, O. Mancuso, C. A., Allegrante, J. P.
satu kali dalam sehari mengakibatkan & Charlson, M. E. 2003. Development
pasien sering lupa, akibatnya & Evaluation of a Medication
menyebabkan tidak teratur minum obat. Adherence: Self-Efficacy Scale in
Hypertension African-American
Patients. Journal of Clinical
Kesimpulan Dan Saran Apidemiology, 56: 520-524
Perilaku kepatuhan dalam Hayers, T. L., Larimer, N., Adami, A.& Kaye,
mengkonsumsi obat harian merupakan factor J.A. 2009. Medication Adherence in
psikologis penting dalam menentukan tingkat Healthy Elders: Small Cognitive
kesembuhan pasien yang menderita penyakit Changes Make a Big Differences.
kronis, sehingga para penyedia jasa layanan Journal of Aging & Health, 21 (4):
kesehatan, khususnya dokter dan perawat 567-580
serta keluarga pasien harus berusaha keras Horne, R. & Kellar, I. 2005. Interventions to
agar perilaku patuh yang ditunjukkan oleh Facilitate Adherence. Report for the
national Co-ordinating Centre for Morisky, D. E. & Muntner, P. 2009. New
NHS Service Delivery & Organisation Medication Adherence Scale Versus
R & D (NCCSDO). Centre for Health Pharmacy Fill Rates in Senior with
Care Research, University of Brighton, Hypertention. American Journal of
Falmer, Brighton Managed Care, 15 (1): 59-66
Horne, R., Weinman, J., Barber, N., Elliot, R., Osterberg, L. & Blaschke, T. 2005. Drug
Morgan, M., Cribb, A.& Kellar, I. Therapy: Adherence to Medication.
2005. Concordance, Adherence & The New England Journal of
Compliance in Medicine Taking. Medicine, 353: 487-497
Centre for Health Care Research, Schaffer, S. D. & Tian, L. 2004. Promotion
University of Brighton, Falmer, Adherence: Effect of The Theory-
Brighton Based Astma Education. Clinical
Horne, R. 2006. Compliance, Adherence & Nursing Research, 13 (1): 69-89
Concordance: Implications for Asthma Weinman, R. & Horne, R. 2005. Patient
Treatment. CHEST, Official Provider Interaction & Health Care
Publications of America Colledge of Communication. Report for the
Chest Physicians, 130: 65-72 national Co-ordinating Centre for
Jarbose, K. S. 2002. Treatment Nonadherence: NHS Service Delivery & Organisation
Cases & Potential Resolutions. R & D (NCCSDO). Centre for Health
Journal of American Psychiatric Care Research, University of Brighton,
Nurses Association, 8 (4): 18-25 Falmer, Brighton.
Krousel-Wood, M., Islam, T., Webber, L. S.,
Re, R. N., Morisky, D. E. & Muntner,
P. 2009. New Medication Adherence
Scale vs Pharmacy Fill Rates in Senior
with Hypertension. American Journal
of Managed Care, 15 (1): 59-66
Lutfey, K. E. & Wishner, W. J. 1999. Beyond
“Compliance” is “Adherence”:
Improving the Prospect of Diabetes
Care. Diabetes Care, 22: 635-639
Malbasa, T., Kodish, E. & Santacroce, S.
2007. Adolescent Adherence to Oral
Therapy for Leukimia: A Focus Group
Study. Journal of Pediatric Ontology
Nursing, 24 (3), 139-151
McAuley, J. W., McFadden, L. S., Elliot, J. O.
& Shneker, B. F. 2008. An Evaluation
of Self-Management Behaviors &
Medication Adherence in Patients with
Epilepsy. Epilepsy & Behavior, 13:
637-641
Morgan, M. & Horne, R. Explaining patient’s
Behavior. 2005. Report for the
national Co-ordinating Centre for
NHS Service Delivery & Organisation
R & D (NCCSDO). Centre for Health
Care Research, University of Brighton,
Falmer, Brighton