Laporan Praktikum Kinerja Proses Energi Sistem Pompa Air: D-Iv Teknik Konservasi Energi
Laporan Praktikum Kinerja Proses Energi Sistem Pompa Air: D-Iv Teknik Konservasi Energi
Dosen Pembimbing :
Tina Mulya Gantina, MT.
Disusun oleh :
1. Latar Belakang
Pompa merupakan salah satu jenis mesin fluida yang dapat memindahan
fluida melalui pipa dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan
fungsinya pompa mengubah energi gerak poros untuk mengerakan sudu-sudu
menjadi gerak kemudian menghasilkan fluida bertekanan. Pompa bekerja sesuai
dengan kebutuhan, sehingga perlakuan pada pompa akan mempengaruhi
kinerjanya.
Bukaan katup menjadi parameter pemenuhan kebutuhan air dan proses
penghematan energi pada sistem pompa. Karena perubahan debit dengan
pengaturan bukaan katup air akan mempengaruhi putaran impeller yang
mengakibatkan perubahan tekanan pada impeller yang dipengaruhi oleh
perubahan debit air. Perubahan tekanan tersebut akan mempengaruhi efisiensi
pompa tersebut.
Berdasarkan hukum afinitas perubahan putaran impeller berprngaruh
terhadap Debit air, Daya Listrik dan Head pada sistem pompa. Sehingga pada
praktikum konservasi pada sistem pompa ini kita akan mengetahui kebenaran dari
hukum afinitas.
2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum diharapkan dapat :
a. Mengetahui cara kerja pompa sebagai penggerak fluida cair
b. Mengetahui parameter yang berpengaruh pada pompa
c. Mengetahui dampak perubahan parameter terhadap kinerja pompa
d. Melakukan pengujian kinerja pompa pada kondisi exsisting (data kondisi
yang ada)
e. Melakukan langkah konservasi guna meningkatkan kinerja pompa dengan
menggunakan kapasitor
f. Mengetahui pengaruh pemberian kapasitor pada kinerja pompa
BAB II
DASAR TEORI
1. Pompa
Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa
dengan bagian keluar (discharge). Pompa juga berfungsi mengubah tenaga mekanis
dari suatu sumber tenaga penggerak menjadi tenaga kinetis (kecepatan). Tenaga ini
berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada di sepanjang
POMPA
RECIPROCATING
POMPA
PERPINDAHAN
POSITIF
POMPA
ROTARY
POMPA POMPA
PENGARUH
KHUSUS
POMPA
SENTRIFUGAL
pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju ke sisi outlet pompa. Kelebihan dari
pengguanaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya
persatuan berat) yang lebih berat dan memberikan perpindahan fluida yang tetap
Pompa perpindahan positif memiliki tipe yang lebih bervariasi dari pada
pompa dinamik. Secara general pompa perpindahan positif dibagi menjadi dua
1. Pompa Rotary
Pompa rotary ini memindahkan fluida kerja melalui mekanisme
mengeluarkan udara tersebut. Jenis pompa rotary antara lain pompa roda
2. Pompa Reciprocating
Pompa ini menggunakan piston yang bergerak maju mundur
rongga kerja yang meluas pada saat menghisap fluida dan akan
digunakan untuk mengatur arah aliran fluida sehingga akan terjadi proses
reciprocating.
pompa aksial dan pompa spesial efek atau pompa pengaruh khusus. Pompa- pompa
pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah dari pada tipe pompa
perpindahan positif, tetapi memiliki biaya yang rendah untuk perawatannya. Pompa
dinamik juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan debit aliran yang juga
a. Pompa Sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan saluran
b. Pompa Aksial
Pompa aksial bisa juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini
menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeller dan gaya lifting dari
sudu terhadap fluida. Pompa ini banyak digunakan pada sistem drainase
dan irigasi. Pompa aksial vertikal single stage lebih umum digunakan,
termasuk dalam spesial effect pump yaitu jet (eductor), gas Lift, hydraulic
Gas lift pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di dalam
penggerak utama. Impeller yang di pasang pada salah satu ujung poros dan pada
ujung yang lain dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Bentuk
impeller yang dipasang menyebabkan aliran fluida yang keluar dari pompa akan
membentuk aliran yang tegak lerus terhadap poros pompa. Pada pompa sentrifugal
terdapat mechanical seal yang digunakan untuk mencegah kebocoran fluida keluar
Prinsip kerja pompa ini adalah fluida memasuki nosel pada sisi masuk
menuju titik tengah impeller yang berputar. Ketika berputar, impeller akan memutar
cairan yang ada dan mendorongnya keluar antara dua siripnya, serta menciptakan
arah sisi masuk. Karena sirip impeller berbentuk kurva, cairan akan terdorong
Gaya ini terjadi di dalam pompa seperti halnya yang dialami air dalam
ember yang diputar diujung seutas tali. Intinya adalah bahwa energi yang diciptakan
oleh gaya sentrifugal adalah energi kinetik. Jumlah energi yang diberikan ke cairan
sebanding dengan kecepatan pada piringan luar impeller. Semakin cepat impeller
Biaya rendah.
motor elektrik.
Kapasitas
Tekanan Discharge
Posisi Poros
Poros tegak
Poros mendatar
Jumlah Suction
Single suction
Double suction
Radial flow
Axial flow
Mixed flow
1.3.4 Bagian-bagian Utama Pompa Sentrifugal
Keterangan :
A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
B. Packing
C. Shaft (poros)
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal
E. Vane
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
G. Eye of Impeller
H. Impeller
sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi
gambar di bawah ini. Head total yang ditimbulkan hanya berasal dari satu
impeller relatif rendah. Terdapat 2 jenis poros yaitu poros horisontal dan poros
vertical.
Keterangan:
F = shaft sleeve
1.3.6 Pompa Sentrifugal Multi Stage
(seri) pada satu poros. Prinsip kerja dari pompa multistage yaitu air terhisap oleh
impeller. Air yang masuk impeller ikut berputar dan terdorong oleh sudu-sudu
impeller dan membentuk gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal tersebut membuat air
menjauhi lingkaran dan menuju difuser dengan kecepatan tinggi. Pada difuser
energi kecepatan berubah menjadi energi tekanan. Air yang meninggalkan titik
menghisap air. Prinsip kerja pada impeller kedua sama dengan imppeler pertama.
Pada impeller terakir atau impeller ke enam air keluar pada sisi discharge. Head
total pompa ini merupakan jumlah dari head yang dihasilkan oleh masing-masing
impeller sehingga lebih tinggi dari pompa single stage. Pemasangan diffuser pada
rumah pompa banyak tingkat lebih menguntungkan daripada dengan rumah volut,
karena aliran dari satu tingkat ketingkat berikutnya lebih mudah dilakukan.
untuk mengumpan air. Gangguan pada pompa juga dapat memperpendek umur pompa
kurangnya perawatan pompa yang dilakukan. Adapun gangguan yang sering terjadi
Beberapa pompa yang akan dibahas selanjutnya menjadi sedikit contoh dari jutaan
aplikasi pompa di dunia industri. Kemungkinan sebagian besar belum pernah mengetahui
sebelumnya, karena pompa-pompa berikut adalah pompa dengan desain khusus yang
dipergunakan di kondisi sistem yang khusus pula. Berikut adalah pompa-pompa tersebut:
ESP digunakan pada proses pengangkatan minyak bumi dari perut bumi, dan
termasuk teknologi yang paling canggih dan efisien hingga saat ini. Namun disisi lain
teknologi ini juga tidaklah murah. Karena selain desain konstruksi pompa dan motor
listrik yang khusus,diperlukan juga teknologi kabel listrik yang harus tahan korosi, serta
tahan terhadap tekanan dan temperatur tinggi.
Pompa ini berjenis sentrifugal multistage dengan jumlah stage yang disesuaikan
dengan kondisi lapangan. Setiap stage terdiri atas impeller dan difuser yang berfungsi
untuk meningkatkan tekanan fluida serta mengalirkannya langsung ke stage
selanjutnya. Diameter pompa umumnya berukuran 90-254mm, dengan ukuran
panjangnya yang bervariasi di 1mhingga 8,7m. Motor listrik yang digunakan adalah
berfasa tiga dengan kebutuhan daya antara 7,5kW hingga 560kW pada frekuensi 60Hz.
Electric Submersible Pump ini membutuhkan daya sebesar 3-5kV dari listrik AC
untuk dapat mengoperasikan motor listrik yang khusus. Motor tersebut harus bertahan
pada tekanan lingkungan kerja 34MPa serta suhu 149oC. Pompa ini memompa minyak
bumi dari kedalaman 3,7km dengan kemampuan produksi hingga 2500m3 per hari.
Energi yang dibutuhkan pompa ini adalah sebesar 1000 tenaga kuda atau sekitar 750kW.
Efisiensi pompa ini akan turundrastis apabila fluida kerja yang dipompa (minyak bumi)
bercampur dengan gas alam, karena akan menimbulkan kavitasi. Untuk mengatasi hal
ini diperlukan instalasi separator gas pada sistem pompa.
Boiler Feed Water Pump (BFWP) merupakan salah satu aplikasi penggunaan
pompa sentrifugal berukuran besar pada industri pembangkit listrik tenaga uap. Pompa
ini berfungsi untuk mengontrol dan mensupply air pada jumlah tertentu yang berasal
dari tanki air (Feed Water Tank) menuju boiler dengan spesifikasi tekanan tertentu. Air
tersebut sebelum masuk ke boiler biasanya mengalami pemanasan awal (pre-heating).
Sehingga air yang dipompa oleh BFWP juga memiliki temperatur tertentu yang cukup
panas.
Satu unit BFWP pada PLTU terdiri atas dua pompa dan satu penggerak.
Penggerak yang digunakan bisa berupa motor listrik atau juga turbin uap berukuran
kecil. Turbin kecil tersebut mendapatkan supply uap air yang mengambil dari turbin
uap utama pada stagetertentu (biasa disebut Extraction Steam).
Dua pompa dari BFWP adalah satu booster pump dan satu main pump / pompa
utama. Keduanya menggunakan penggerak tunggal (turbin uap atau motor), yang
sumbunya di- couple dengan atau tanpa sistem transmisi tergantung desainnya.
Air yang ditransfer BFWP menuju ke boiler berasal dari Feed Water Tank (FWT)
yang terletak pada ketinggian tertentu. Ketinggian dari FWT ini menjadi Positive
Suction Head untuk BFWP. Air masuk dari FWT menuju inlet booster pump, dan
keluar dengan kenaikan tekanantertentu yang lebih tinggi, tekanan tersebut menjadi
Positive Suction Head untuk mainpump. Selanjutnya air masuk ke main pump dan
mengalami kenaikan tekanan yang lebihbesar untuk selanjutnya disupply menuju
boiler.
Booster pump memiliki spesifikasi pompa sentrifugal, single flow dan hanya satu stage
pompa. Menggunakan mechanical seal serta thrust dan journal bearing untuk menahan
gaya-gaya yang terjadi. Sedangkan main pump berspesifikasi pompa sentrifugal, multi-
stage, dan single flow. Juga menggunakan mechanical seal serta thrust dan journal
bearing. Dan untuk menahan gaya aksial yang besar, digunakan balance drum yang
mengambil sebagian kecil air dari sisi outlet pompa untuk dimasukkan ke bagian inlet
untuk melawan gaya aksial yang timbul.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya di atas bahwa BFWP mensupply air
menuju boiler dalam jumlah tertentu, yang pada prakteknya jumlah air yang dibutuhkan
oleh boilerini berubah-ubah. Perubahannya berdasarkan jumlah uap air produk boiler
yang dibutuhkan untuk proses selanjutnya. Semisal pada PLTU, pada saat beban listrik
tinggi maka kebutuhan uap air yang masuk ke dalam turbin uap juga tinggi otomatis
jumlah air yang dibutuhkan untuk masuk ke boiler juga tinggi, sehingga BFWP akan
mensupply air dalam jumlah sesuai kebutuhan. Demikian pula sebaliknya pada saat
beban listrik rendah.
yang dibutuhkan. Sedangkan putaran motor listrik sebagai penggerak utamanya adalah
tetap atau konstan.
Pompa Ekstraksi Kondensat lebih dikenal dalam bahasa inggris dengan nama
Condensate Extraction Pump (CEP). Pompa ini menjadi salah satu pompa yang
keberadaannya sangat penting di siklus water-steam pembangkit listrik tenaga uap.
CEP secara sederhana berfungsi untuk mensupply air kondensat yang berasal dari
kondensor menuju ke proses selanjutnya, yaitu deaerator dan feed water tank. Uap air
yang selanjutnya berubah fasemenjadi air didalam kondensor memiliki besar tekanan
nol atau vakum. Untuk itulah dibutuhkan CEP untuk menaikkan head air sehingga dapat
tersupply ke deaerator yang letaknya di ketinggian tertentu.
Pompa ekstraksi kondensat amat rentan mengalami kavitasi. Hal ini disebabkan
karena airinletnya memiliki tekanan yang vakum dan temperatur yang masih hangat,
dan berpotensiterbentuknya gelembunguap air pada CEP. Kavitasi adalah sebuah
fenomema terbentuknya gelembung-gelembung uap air pada pompa yang dapat
menimbulkan suara bising pada pompadan bahkan dapat menghasilkan tekanan nol
pada outlet pompa. Untuk menghindari kavitasi pada CEP, maka level ketinggian air
kondensat di dalam kondensor dijaga pada level tertentu.Ketinggian kondensat di dalam
kondensor menjadi positive suction head dari CEP.Untuk itu level ketinggian dari
kondensat tersebut menjadi salah satu input proteksi untuk pompa CEP. Apabila level
kondensat turun pada nilai tertentu, pompa CEP yang sedang bekerja akan "dihentikan"
oleh system otomasinya untuk menghindari kerusakan yang lebih parah akibat
terjadinya kavitasi.
1.6 Pemanfaatan Pompa Sentrifugal
Pada bidang pertanian, pompa sentrifugal lebih cocok digunakan untuk memindahkan air
dari sumur atau sungai untuk ditampung dalam kolam penampungan atau langsung dialirkan
ke sawah yang memerlukan volume dan debit yang tinggi tetapi tidak pada waktu yang
panjang. Sebagai penggeraknya dapat menggunakan elektromotor maupun mesin diesel. Mesin
diesel yang digunakan biasanya untuk ukuran pompa 2” kapasitas mesin 8,5 Hp, ukuran pompa
3” kapasitas mesinnya 12 Hp, dan untuk ukuran pompa 4” atau 6” menggunakan mesin
kapasitas 20 – 24 Hp.
2. Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara sumber dan tujuan dari
cairan yang dipompakan. Head statik merupakan aliran yang independen dan dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
Head Static = Head Discharge (Hd) – Head Suction (Hs)
Head dan debit aliran menentukan kinerja sebuah pompa sebagai kurva
kinerja atau kurva karakteristik pompa. Pada pompa sentrifugal, head secara
perlahan turun dengan meningkatnya aliran. Dengan meningkatnya tahanan sistem,
head juga akan naik. Hal ini pada gilirannya akan menyebabkan debit aliran
berkurang dan akhirnya mencapai nol. Debit aliran nol hanya dapat diterima untuk
jangka pendek tanpa menyebabkan pompa terbakar.
Debit aliran pada head tertentu disebut titik tugas. Kurva kinerja pompa
terbuat dari banyak titik-titik tugas. Titik operasi pompa ditentukan oleh
perpotongan kurva sistem dengan kurva pompa sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar berikut.
7. Kapasitas pompa
Kapasitas pada sebuah pompa adalah kemampuan pompa untuk
mengalirkan atau memindahkan sejumlah cairan ataupun fluida dalam satuan
kapasitas.
VSD dapat mengontrol arus starting seperti layaknya softstarter yang dapat
mengendalikan lonjakan arus yang terjadi pada saat pengasutan dengan
memperlembut arus startingnya . Disamping itu, VSD juga memungkinkan arus
starting yang lebih kecil daripada menggunakan metode DOL, star – delta dan lain
– lain. Sehingga dapat meningkatkan efisiensi motor dan melakukan penghematan
energi.
1.8 Aplikasi Variable Speed Drive (VSD) di PDAM Tirta Patriot di Bekasi
Salah satu persoalan besar yang dihadapi oleh kebanyakan PDAM
adalah biaya energi listrik yang sangat begitu besar, dengan kondisi itu tentulah
sangat besar pengeluaran biaya untuk pembayaran energi listrik tiap bulannya,
dengan kondisi ini tentunya berat untuk PDAM mendapatkan keuntungan dan
hal ini berdampak pada stabilitas operasional.
Energi efisiensi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi,
yang dapat dicapai dengan penggunaan secara efisien dimana manfaat yang sama
diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi
konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi baik dengan menggunakan alat
tertentu maupun dengan membatasi jumlah peralatan yang menggunakan sumber
daya energi karena dengan penghematan energi yang dipakai dapat mempengaruhi
pada berkurangnya biaya operasional energi tersebut, ada beberapa alternatif cara
untuk efisiensi listrik khususnya di lingkungan kerja PDAM, yaitu:
Dengan menggunakan kapasitor bank, umumnya beban pada
jaringan listrik adalah beban induktif, sehingga beban listrik
kebanyakan adalah beban inductive. Untuk menghilangkan /
mengurangi komponen daya inductive ini diperlukan kapasitor bank.
Memperbaiki atau mengoptimalisasikan efisiensi motor dan pompa
yang sudah menurun dengan cara perbaikan keseluruhan komponen
dari pompa agar kondisi pompa tetap prima.
Dengan menggunakan alat Variable Speed Drive yang dapat
mengatur variasi putaran motor pompa secara variable, sehingga
pemakaian energi listrik berdasarkan sesuai kebutuhan.
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi adalah perusahaan milik pemerintah Kota
Bekasi, sebagai perusahaan milik pemerintah daerah, PDAM Tirta Patriot harus bisa
memberikan kontribusi PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang baik bagi Pemerintah
Kota Bekasi, sesuai dengan UU No. 5 tahun 1962 yang menyebutkan bahwa
Perusahaan Daerah dibentuk dengan tujuan untuk memberikan pelayanan umum dan
sekaligus memupuk laba.
Melihat kondisi ini munculah gagasan pada tahun 2012 untuk melakukan
sebuah inovasi yaitu memasang sistem daya listrik untuk pompa pompa, baik itu
pompa pengolahan ataupun pompa pendistribusian serta alat alat penunjang
pengolahan air lainnya dengan tujuan menekan biaya operasional pemakaian listrik
dengan menggunakan alat Variable Speed Drive (VSD), dengan analisis sebelumnya
bahwa Variable Speed Drive mampu menekan biaya operasional yaitu biaya listrik
tanpa harus mengurangi kualitas dan mutu pelayanan yang selalu diberikan oleh
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi, dengan berpedoman kepada keunggulan serta
keuntungan yang didapat dari alat Variable Speed Drive, yang diantaranya
adalah:
Mempunyai sistem starting yang halus dan arus start lebih kecil
dari arus nominal motor dibanding dengan sistem start delta atau
sistem direct on line…………………………………
Akselerasi dapat dikontrol dan dimonitor secara digital
Kecepatan putaran dapat di set kapan saja atau di set untuk
dikendalikan oleh pressure digital melalui program logic control
sehingga pengoperasian dilakukan secara otomatis
Hemat energi, karena energi yang diperoleh dari konsumsi
listrikdipakai seperlunya (hemat energi listrik hingga 30%)
Memperpanjang umur pengoperasian pompa, karena putaran
pompa bervariasi sesuai dengan kebutuhan pemakaian
Mencegah terjadinya Water Hammer (kecepatan aliran air di
dalam saluran pipa dikurangi atau dihentikan sama sekali,maka
akan menimbulkan kenaikan tekanan di dalam pipa tersebut.
Tekanan ini terjadi karena adanya kejutan aliran akibat
perubahan energi kinetis air yang mengalir menjadi energi
regangan yang akan bisa mengakibatkan kerusakan pada pipa
maupun pompa) sehingga tidak banyak terjadi kebocoran pipa
akibat water hammer tersebut.
Mempertahankan tekanan air di jaringan distribusi walaupun
pada saat jam puncak, sehingga aliran air terjaga secara kontinyu
Tidak memerlukan system water tower dan hydrophore ukuran
besar sebagai anti water hammer.
Pengaliran air kepada pelanggan mengalir secara kontinyu,
sehingga pendistribusian air kepada pelanggan tetap
maksimal……………………………………………………………..
Pemasangan alat Variable Speed Drive ini juga sekaligus menjadi ilmu
tersendiri bagi operator produksi pengolahan dan juga sub bagian ME (Mechanical
Electrical) di lingkungan kerja PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi karena secara
langsung mereka mengetahui tata dan cara pengoperasian Variable Speed Drive Ini,
karena dengan meningkatnya kapabilitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi tentunya akan menjadi aset yang baik bagi
kemajuan PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi itu pada masa masa yang akan datang dan
juga tentunya lebih mudah bagi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi dalam menghadapi
segala tantangan dan persoalan dimasa mendatang.
Hasil keuntungan serta manfaat dari pemakaian Variable Speed Drive
ini pun banyak dirasakan oleh PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi antara lain
adalah:
Kuantitas, Kualitas, Kontiunitas & Tekanan (K3T) air pada pipa
jaringan lebih stabil
Meningkatnya penjualan air karena konstannya tekanan air di pipa
Terjadinya efisiensi biaya operasional pemakaian energi listrik
Nilai ekonomis pompa lebih baik
Pemakaian energi listrik dapat ditekan sesuai dengan kebutuhan
Tidak terjadi kerugian daya pada pompa karena terjadi efisiensi daya
pada pompa
Proses pengoperasian pompa jauh sangat lebih mudah
Pendistribusian air lebih optimal dan merata karena terkontrol oleh
sistem…………….
Dan masih banyak keuntungan dari pemasangan Variable Speed Drive ini,
seperti yang dirasakan oleh Bagian Distribusi sebagaimana dikutip dari pernyataan
bagian distribusi PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi:
“Salah satu sistem kerja dari VSD adalah mengejar kebutuhan debit air yang
didistribusikan ke pelanggan yang setiap harinya dicatat, bilamana hasil catatan
tersebut ditemukan angka yang tidak wajar / perubahan debit yang sangat jauh
perbedaannya bila dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang ada dapat dipastikan
telah terjadi kebocoran pada jaringan pipa distribusi. Sebagai contoh yang telah
terjadi di PDAM Tirta Patriot Kota Bekasi adalah pendistribusian air untuk wilayah
pelayanan utara 1, pada kondisi normal debit yang didistribusikan ke wilayah ini
adalah 90Liter/detik, namun pada kenyataannya angka pada panel VSD menunjukan
angka 180Liter/detik, artinya ada perubahan debit air yang tidak wajar, langkah
berikutnya yang diambil adalah observasi lapangan pada jalur pipa transmisi pada
wilayah pelayanan utara 1 hingga ditemukan titik kebocoran pada jaringan pipa
distribusi berdiameter 250mm, dan setelah dilakukan penanganan pada titik
kebocoran tersebut terlihat jelas pada panel VSD menunjukan kembali angka debit
90Liter/detik.”
Pada mesin pompa air terdapat satu kapasitor yang berfungsi untuk proses
starting pada saat mesin dihidupkan, perlu diketahui pada saat starting, motor
memerlukan energy yang cukup besar untuk menghasilkan energy putar, maka
sebagian arus listriknya dipasok dari kapasitor sehingga beban motor menjadi ringan
saat starting. Besaran kapasitor yang digunakan pada mesin pompa air umumnya
pada kisaran antara 4-16 micro farad.
Kapasitor akan mengalami kerusakan seiring dengan waktu pemakaian, dalam
hal ini fungsi kapasitor akan mengalami penurunan seperti tidak dapat menyimpan
arus listrik lagi, dampak dari kerusakan ini, motor atau pompa air tidak dapat berputar
pada saat mesin dihidupkan, mesin dapat berputar jika dibantu menggunakan tangan,
kejadian ini akan berulang terus menerus sampai kapasitor diganti dengan yang baru.
Ada dua kemungkinan kapasitor rusak yang berpengaruh terhadap putaran pompa
sebagai berikut :
1. Kapasitor dengan rusak ringan artinya kapasitor masih berfungsi namun
kinerja motor listrik tidak dapat berputar dengan sempurna misalnya
putaran motor listrik yang lambat atau tidak kuat lagi untuk mengangkat
beban. Untuk bentuk fisik kapasitor biasanya terlihat kembung
2. Kapasitor dengan rusak berat : jika kapasiroenya sudah rusak berat atau
sudah terbakar maka sama sekali motor listrik seperti pompa tidak dapat
berputar
Tanda-tanda kerusakan pada kapasitor, dapat dilihat dari perubahan fisik pada
badan kapasitor seperti menggelembung, berminyak, terdapat bekas ledakan, jika
tanda fisik tidak terlihat pada kapasitor maka untuk mengetahuinya bisa diukur
menggunakan multi tester atau alat ukur untuk kapasitor
BAB III
METODE PERCOBAAN
2. Alat Praktikum
Pompa
Terminal Listrik
Penggaris
Voltmeter
Amperemeter
Wattmeter
Gelas Ukur
Stopwatch
3. Prosedur Kerja
A. Tanpa Kapasitor
a. Pastikan tangki terisi air
b. Periksa semua kedudukan alat ukur pada posisi yang benar
c. Pastikan Katup terbuka 100 %
d. Sambungkan sumber listrik tanpa menggunakan kapasitor seperti gambar 1.
e. Lakukan variasi bukaan katup hingga 0 %
f. Data diambil setiap 5 menit, data yang harus diambil adalah sebagai berikut:
Tegangan Input (V)
Arus Input (A)
Daya Pompa (W)
Faktor Daya
Bukaan Katup (%)
Debit air (m3/s)
g. Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber
listrik.
B. Menggunakan Kapasitor
a. Pastikan Katup terbuka 100 %
b. Sambungkan sumber listrik menggunakan kapasitor seperti gambar 2.
c. Lakukan variasi bukaan katup hingga 0
d. Data diambil setiap 5 menit, data yang harus diambil adalah sebagai berikut:
Tegangan Input (V)
Arus Input (A)
Daya Pompa (W)
Faktor Daya
Bukaan Katup (%)
Debit air (m3/s)
e. Untuk mengakhiri pengujian matikan mesin dengan mematikan sumber listrik.
F. Gambar Rangkaian
G. Pertanyaan.
a. Buatlah tabel data yang akan digunakan!
b. Buat karakteristik pompa dengan
Kurva Bukaan katup terhadap debit aliran (Q)
Kurva Daya listrik terhadap debit aliran (Q)
Kurva ηpompa terhadap debit aliran (Q)
c. Analisis data hasil bercobaan berdasarkan grafik yang didapat!
d. Bandingkan peluang penghematan yang yang terjadi pada percobaan
pompa tanpa kapasitor dengan percobaan pompa yang menggunakan
kapasitor!
e. Berikan kesimpulan saudara!
BAB IV
DATA HASIL PERCOBAAN
DIMENSI AQUARIUM
SPESIFIKASI POMPA
Frekuensi (Hz) 50
Dengan Kapasitor 10 μF
bukaan Debit V I
NO Waktu (s) P (kW) Cos ɸ
katup (m3/s) (Volt) (Ampere)
1 21.44 100 0.00041978 229.4 1.14 0.194 0.741828
2 21.11 87.5 0.00042634 229.2 1.14 0.196 0.75013
3 22.77 75 0.00039526 229.3 1.15 0.204 0.773621
4 23.91 62.5 0.00037641 229.6 1.17 0.211 0.785461
5 25.38 50 0.00035461 229.6 1.23 0.23 0.814425
6 34.22 37.5 0.000263 229.3 1.29 0.263 0.889123
Dengan Kapasitor 8 μF
bukaan Debit I
NO Waktu (s) V (Volt) P (kW) Cos ɸ
katup (m3/s) (Ampere)
1 21,17 100 0,00042513 229,4 1,19 0,193 0,706996
2 22,41 87,5 0,00040161 229,2 1,19 0,196 0,718612
3 23,25 75 0,0003871 229,3 1,21 0,203 0,731655
4 24,15 62,5 0,00037267 229,6 1,23 0,215 0,76131
5 25,6 50 0,00035156 229,6 1,26 0,222 0,76738
6 34,35 37,5 0,00026201 229,3 1,31 0,235 0,782335
2. Pompa Lab U
DIMENSI AQUARIUM
Head (m) 5
SPESIFIKASI POMPA
Frekuensi (Hz) 50
a. Tanpa Kapasitor
Debit
Bukaan I (mili V P
No Cos ɸ Q(VAR) S (VA) PF (l/menit)
Katup Ampere) (Volt) (KiloWatt)
Display
1 100 94.579 222.72 0.0196 0.930469 0.0076 0.02108 0.9328 19.6
2 40 94.624 222.63 0.0197 0.935150 0.0074 0.02115 0.9373 19.3
3 30 94.686 222.93 0.0198 0.938017 0.0074 0.02115 0.9383 19
4 25 95.391 222.75 0.0200 0.941250 0.0072 0.02129 0.9419 18.5
5 20 95.657 222.60 0.0201 0.943961 0.0070 0.02134 0.9442 18
6 18 96.532 222.38 0.0204 0.950305 0.0067 0.02147 0.9497 17.5
b. Dengan Kapasitor 10 μF
Debit
Bukaan I (mili V P
No Cos ɸ Q (VAR) S (VA) PF (l/menit)
Katup Ampere) (Volt) (KiloWatt)
Display
1 100 80.661 223.76 0.0160 0.88649 0.00798 0.01774 0.8899 20
2 87.5 80.660 222.76 0.0161 0.896046 0.00798 0.01796 0.8964 19.8
3 75 80.967 222.79 0.0162 0.898072 0.00798 0.01799 0.8973 19.5
4 62.5 81.356 222.81 0.0163 0.899215 0.00807 0.01812 0.8992 19.3
5 50 81.335 221.19 0.0164 0.911593 0.00818 0.01824 0.9116 19
6 37.5 83.826 222.72 0.0171 0.915921 0.00831 0.0184 0.9146 18.5
7 25 84.760 222.53 0.0173 0.917205 0.00875 0.0191 0.9173 17
c. Dengan Kapasitor 8 μF
Debit Q (VAR)
I (mili
No V (Volt) P (KiloWatt) Cos ɸ (liter/ S (VA) PF
Ampere) Display
menit)
1 77,295 217,61 -0,0161 -0,00096 19,5 0,01683 -0,9523 0,00514
2 78,398 217,13 -0,0161 -0,00095 19 0,017 -0,9495 0,00533
3 79,513 216,98 -0,0164 -0,00095 18,5 0,01726 -0,9491 0,00543
4 80,775 217,29 -0,0166 -0,00095 18 0,01754 -0,9475 0,00561
5 81,924 217,15 -0,0168 -0,00094 17,5 0,01783 -0,9473 0,00574
6 83,408 217,37 -0,0171 -0,00094 17 0,01811 -0,9455 0,00591
7 85,149 217,4 -0,0175 -0,00095 16 0,0185 -0,9442 0,00609
8 88,021 216,91 -0,018 -0,00094 15 0,0191 -0,9413 0,00642
9 98,139 216,65 -0,0199 -0,00094 11 0,0213 -0,9364 0,00745
10 108,58 216,52 -0,022 -0,00094 8 0,02349 -0,9345 0,00833
11 118,28 216,54 -0,024 -0,00094 5 0,02544 -0,9362 0,00894
BAB V
PERHITUNGAN
Contoh pada pompa dengan bukaan 100%, tanpa kapasitor didapat data sebagai berikut
L = 2.877 m d = 0.0127 m
ΔZ = 1.41 m A = 0.000126613 m2
ρ = 998 kg/m3 𝑣 = 8.93 x 10 -7 m2/s
ℎ𝑝=𝛥𝑍+𝑉22𝑔(𝑓𝐿𝑑+Ʃ𝐾)
ℎ𝑝=1.41+3,3882(9.81)(0.0226 𝑥 2.870.0127+ 9.3988) = 7,9185
Konsumsi arus listrik yang dibutuhkan secara teori apabila Cos θ sebesar 0,95
adalah :
I2 = P/V.Cos θ = 192 / 229,5 x 0,95 = 0,8806 A = 880,6 mA
Nilai kapasitas kapasitor yang digunakan untuk mendapatkan sudut (Phi) = 0,95
adalah :
C = Qc / -V².ω = - 153,1 / (- 229,5² x 314) = 153,1 / 15.197.600 = 9,26 μF
Jadi untuk mendapatkan Cos θ sebesar 0,95 pada pompa di Lab Surya
dibutuhkan nilai kapsitor sebesar 9,26 μF
Pompa Lab U
daya = 196 W, tegangan = 222,72 V, Faktor daya = 0,93 maka :
P = V.I.Cos θ
I1 = P/V.Cos θ = 196 / 222,72 x 0,93 = 0,946 A = 946 mA
Konsumsi arus listrik yang dibutuhkan secara teori apabila Cos θ sebesar 1 adalah
I2 = P/V.Cos θ = 196 / 222,72 x 1 = 0,88 A = 880 mA
Nilai kapasitas kapasitor yang digunakan untuk mendapatkan sudut (Phi) = 0,95
adalah :
C = Qc / -V².ω = - 77,44 / (- 222,72² x 314) = 77,44 / 15575718,3 = 4,97 μF
Jadi untuk mendapatkan Cos θ sebesar 1 pada pompa di Lab U dibutuhkan
nilai kapsitor sebesar 4,97 μF
BAB VI
PEMBAHASAN
Pompa merupakan salah satu mesin listrik yang penting dan banyak digunakan
dimana saja baik itu di industri, perumahan dan lain-lain, dikarenakan fungsinya yang
berguna untuk mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat lain. Pada aplikasinya
pompa dapat digunakan untuk mengalirkan berbagai macam jenis fluida seperti air,
minyak, zat kimia dan lain-lain.
Untuk parameter yang diatur pada percobaan ini, adalah bukaan katup pada
pompa. Namun parameter yang kami jadikan acuan adalah debit aliran pompa. Hal ini
disebabkan pengukuran bukaan katup bisa saja kurang akurat sedangkan pengukuran
debit memiliki akurasi yang lebih tinggi. Lalu pemilihan parameter debit sebagai acuan
karena debit memiliki hubungan yang sebanding dengan bukaan katup. Maka semakin
besar bukaan katup, maka akan semakin besar pula debit yang dihasilkan.
Pompa yang digunakan dalam percobaan ini ada 2 buah yaitu di Lab Surya dan
Lab U yang masing masing diberikan kapasitor dan tidak sehingga didapatkan lah 4 data.
Percobaan menggunakan 2 pompa ini dimaksudkan untuk melihat perbandingan antara
pompa yang memiliki perbedaan baik itu dari spesifikasi alat, panjang pompa, Head. Dan
lain-lain. Besar nilai kapasitor yang diberikan adalah 10 μF. Namun pada 2 pompa ini
yang dapat dilihat dengan jelas perbedaan pada parameter acuan yaitu debit adalah pada
pompa di Lab U, perubahan bukaan katup yang besar tidak menimbulkan perubahan debit
yang besar, sehingga berbeda dengan pompa pada Lab surya. Sehingga pada grafik
perbandingan, panjang debit pada grafik pompa di lab surya lebih panjang.
Grafik Debit terhadap Tegangan
232
230
228
226
TEGANGAN
224
222
220
218
216
214
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005
DEBIT
Lab Surya Tanpa Kapasitor Lab Surya dengan Kapasitor 10μF
Lab Surya dengan kapasitor 8 μF Lab U tanpa Kapasitor
Lab U dengan Kapasitor 8 μF Lab U dengan kapasitor 10 μF
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005
DEBIT
Lab Surya Tanpa Kapasitor Lab Surya dengan Kapasitor 10μF
Lab Surya dengan kapasitor 8 μF Lab U tanpa Kapasitor
Lab U dengan Kapasitor 8 μF Lab U dengan kapasitor 10 μF
Lalu, fungsi pemberian kapasitor pada pompa dapat di amati yaitu arus yang terjadi
akan menjadi semakin kecil pada besar debit yang sama. Sehingga pengaruh kapasitor
adalah menurunkan atau memperkecil arus yang ada pada kapasitor. Hal ini sangat penting
karena arus merupakan besaran yang menentukan keamanan pada pompa, karena pompa
memiliki spesifikasi batasan arus aman yang dapat mengalir didalamnya. Lalu dari grafik
2 juga dapat dilihat bahwa arus yang mengalir pada pompa di Lab Surya lebih besar
dibandingkan dengan pompa di Lab U.
1.4
1.2
1
DAYA
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005
DEBIT
Lab Surya Tanpa Kapasitor Lab Surya dengan Kapasitor 10μF
Lab Surya dengan kapasitor 8 μF Lab U tanpa Kapasitor
Lab U dengan Kapasitor 8 μF Lab U dengan kapasitor 10 μF
0.8
COS ɸ
0.6
0.4
0.2
0
0 0.00005 0.0001 0.00015 0.0002 0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005
DEBIT
Lab Surya Tanpa Kapasitor Lab Surya dengan Kapasitor 10μF
Lab Surya dengan kapasitor 8 μF Lab U tanpa Kapasitor
Lab U dengan Kapasitor 8 μF Lab U dengan kapasitor 10 μF
Pengaruh debit terhadap Cos ɸ dapat dilihat pada grafik 4. Dapat dilihat bahwa pada
ke 4 data bisa dilihat bahwa semakin besar debit maka Cos ɸ akan semakin kecil. Sehingga
pada grafik yang satu ini juga menunjukan hubungan yang berbanding terbalik. Dapat
dilihat pula bahwa pada pompa di Lab U memiliki Cos ɸ yang lebih baik dibanding dengan
di Lab Surya. Nilai Cos ɸ memiliki rentang dari 0 – 1,0. Nilai Cos ɸ menunjukan kualitas
faktor daya yang merupakan perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Semakin
tinggi nilai Cos ɸ maka akan semakin baik kualitas dari mesin listrik karena akan lebih
banyak energi yang dapat dikonversi.
Pada pompa di Lab Surya, penambahan kapasitor dapat memperbaiki faktor daya
yang dimiliki pompa. Namun pada pompa di Lab U, pemberian kapasitor justru
memberikan dampak sebaliknya, yaitu faktor daya menjadi semakin buruk. Hal ini dapat
terlihat dalam konsep perbaikan faktor daya.
Dipompa, terdapat daya semu (S), daya aktif (P) dan daya reaktif (Q). Apabila
pompa hanya memiliki beban resisitif, maka tidak akan ada daya reaktif sehingga nilai daya
semu dan daya aktif nilainya sama. Namun disebabkan banyaknya lilitan dalam motor
dipompa menyebabkan bersifat induktif. Karenanya, muncul daya reaktif yang
menyebabkan daya aktif tidak sama nilainya dengan daya semu. Untuk itu nilai daya reaktif
harus dikurangi seperti pada gambar dibawah :
Dengan adanya koreksi Q dengan penambahan kapasitor, nilai daya semua akan
semakin mendekati nilai daya aktif. Dampaknya nilai Cos ɸ akan semakin besar.
Pada perhitungan pompa di lab Surya, untuk mendapatkan Cos ɸ sebesar 0.95,
dibutuhkan kapasitor dengan besar 9,26 μF, kapasitor yang digunakan 10 dan 8 μF, namun
Cos ɸ yang didapatkan belum mencapai 0.95 walaupun nilainya sudah meningkat. Hal ini
disebabkan karena adanya tegangan sisa pada kapasitor dan dipengaruhi oleh kondisi
kapasitor dan pompa itu sendiri, sehingga menyebabkan peningkatan Cos ɸ tidak sesuai
dengan perhitungan.
Adapun pada penambahan kapasitor di pompa Lab U malah menyebabkan nilai Cos
ɸ menurun. Hal itu disebabkan karena pada perhitungan, untuk mendapatkan Cos ɸ sebesar
1, dibutuhkan nilai besar kapasitor 4,97 μF sedangkan nilai kapasitor yang digunakan
adalah sebesar 10 μF. Hal ini menyebabkan daya semu akan muncul lagi karena melewati
garis 0 sehingga menjadi negatif. Penyebabnya adalah nilai Cos ɸ di pompa Lab U sudah
memiliki nilai bagus diatas 0,9. Sehingga penambahan kapasitor tidak diperlukan dan
malah menyebabkan nilai Cos ɸ berkurang. Hal ini sangat disayangkan karena
penambahan kapasitor justru memberikan efek yang kurang baik. sehingga perlu dilakukan
perhitungan sebelum memberikan kapasitor karena justru pemberian kapasitor yang kurang
sesuai akan berdampak kurang baik bagi pompa.
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005
Lab Surya Tanpa Kapasitor DEBIT Lab Surya dengan Kapasitor 10μF
Lab Surya dengan kapasitor 8 μF Lab U tanpa Kapasitor
Lab U dengan Kapasitor 8 μF Lab U dengan kapasitor 10 μF
Daya input listrik didapat dari persamaan P = V.I, lalu persamaan daya output gerak
fluida didapatkan dari persamaan seperti berikut
Wp = 𝜌gQhp
Efisiensi yang didapat relatif terbilang kecil karena berada pada kisaran dibawah
20%. Pada kedua pompa didapatkan bahwa efisiensi pada pompa di Lab U lebih baik
dibandingkan pompa di Lab Surya. Lalu didapatkan pula bahwa efisiensi pompa yang
menggunakan kapasitor akan lebih baik dibandingkan dengan pompa yang tidak
menggunakan kapasitor, khususnya pada pompa Lab U yang diberi kapasitor sebesar 8 μF .
Grafik tersebut menunjukan bahwa semakin besar debit, maka akan semakin besar pula
efisiensi yang didapat sehingga hubungan nya adalah sebanding.
Secara keseluruhan, dapat dilihat bahwa dari semua parameter yang telah diamati,
parameter pada pompa di Lab U lebih baik dari pada pompa di Lab Surya. Hal ini dapat di
lihat dari head nya yang berbeda namun pompa di Lab U mengkonsumsi daya yang lebih
rendah. Lalu dari usia pemakaian pun dapat berpengaruh terhadap kinerja suatu pompa.
Perlakuan pemberian kapasitor sebagai upaya peningkatan kinerja pompa pun memiliki
hasil yang cukup baik namun harus di perhatikan dibeberapa hal agar pemberian kapasitor
tidak berlebihan sehingga menyebabkan dampak yang tidak diinginkan.
BAB VII
KESIMPULAN
Bukaan katup
Debit
Tegangan
Arus
Daya
Cos ɸ
Head
3. Debit digunakan sebagai parameter acuan karena nilainya dapat diatur melalui
katup di pipa pompa, dan karena nilai pengukurannya paling efektif dan tepat
4. Debit berbanding terbalik terhadap arus, daya dan Cos ɸ. Sedangkat hubungan yang
sebanding adalah debit dengan efisiensi. lalu tegangan tidak terlalu terpengaruh
dengan perubahan debit
5. Nilai Cos ɸ terjadi karena adanya impedansi pada pompa dan akan mempengaruhi
kinerja dari pompa itu sendiri.
6. Pemberian kapasitor pada pompa bertujuan untuk memperbaiki nilai Cos ɸ dengaan
mengkoreksi daya reaktif pada pompa lalu meringankan beban pompa pada saat
starting.
7. Pemberian kapasitor juga berpengaruh pada nilai arus, daya yang dikonsumsi
pompa menjadi semakin kecil
8. Nilai kapasitor yang diberikan harus diperhitungkan terlebih dahulu akan tidak
berpengaruh sebaliknya pada pompa. Karena pompa yang memiliki nilai Cos ɸ
yang baik tidak memerlukan kapasitor dengan nilai yang besar.
9. Efisiensi dari pompa merupakan perbandingan dari daya input pompa yang
merupakan daya listrik dengan daya keluaran pompa yang merupakan daya aliran
fluida.
10. Saat debit semakin besar maka efisiensi semakin tinggi
11. Pompa akan memiliki kinerja terbaik saat parameter-parameter yang berpengaruh
pada pompa menunjukan hasil yang terbaik pula.
DAFTAR PUSTAKA
Jack B. Evett, Cheng Liu, 1987, Fundamental of Fluids Mechanics, McGraw Hill
Book Company,NewYork.
LAMPIRAN