Anda di halaman 1dari 23

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

AKADEMI KEPOLISIAN

TUGAS BINMAS

Oleh:

DRH ENIZA RUKISTI


PERWIRA SISWA NOSIS 199207029005
1. JELASKAN YANG HARUS DIPAHAMI TENTANG HAKEKAT FUNGSI TEKNIS
BINMAS YANG MELIPUTI :
a. Pengertian-pengertian yang terkait dengan fungsi teknis Binmas
- Pembinaan
Adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan,
menggerakkan termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan.
- Masyarakat
Adalah segenap manusia Indonesia baik sebagai individu , perorangan maupun
sebagai kelompok di wilayah hokum Indonesia yang hidup berkembang dalam
hubungan sosial dan mempunyai keinginan serta kepentingan.
- Binmas
Adalah segala kegiatan dan pekerjaan yang menerapkan proses membina dan
prinsip-prinsip manajemen dalam rangka membina, mendorong, mengarahkan, dan
menggerakkan masyarakat.
- Pembinaan masyarakat
Adalah segala upaya yang meliputi komunikasi, penyuluhan, penerangan,
pembinaan, pengembangan, dan berbagai kegiatan lainnya dalam rangka untuk
memberdayakan segenap potensi masyarakat guna menunjang keberhasilan
tujuan terwujudnya keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.
- Sistem
Adalah segala keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan
dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya serta saling
mempengaruhi secara fungsional dengan pola tertentu untuk mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan.
- Keamanan
Adalah suatu situasi yang memberikan rasa bebas dari gangguan fisik dan psikis
(security), bebas dari kekhawatiran (surety), bebas dari bahaya (safety), dan
tercipta perasaan damai lahir maupun batin (peace).
- Ketertiban
Adalah suasana kehidupan masyarakat yang berjalan sesuai dengan hokum dan
norma-norma yang berlaku.
- Masyarakat adalah sekelompok orang/warga yang hidup dalam suatu wilayah
dalam arti yang lebih luas misalnya kecamatan, kota, kabupaten, atau provinsi atau
bahkan yang lebih luas, sepanjang mereka memiliki kesamaan kepentingan,
misalnya masyarakat pedesaan, masyarakat perkotaan, masyarakat tradisional,
masyarakat modern, dsb
- Swakarsa
Adalah kehendak, kemauan dan kemampuan sendiri
- Sistem keamanan dan ketertiban masyarakat swakarsa
Adalah suatu sistem keamanan dan ketertiban yang dilakukan oleh masyarakat
atas kehendak dan kemampuan masyarakat sendiri sebagai implementasi peran
serta dan tanggung jawabnya dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

b. Dasar hukum fungsi teknis Binmas


- Menyelenggarakan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang hokum,
masalah-maalah Kamtibmas, tentang hak dan kewajibannya dalam penegakkan
hokum dan pembinaan kamtibmas tentang cara-cara berpartisipasi dalam
Binkamtibmas.
- Pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat memperoleh
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan melaksanakan tugas, tanggung
jawabnya, hak dan kewajibannya dalam penegakkan huum dan Binkamtibmas.
- Pelayanan kepada masyarakat tentang berbagai keperluan masyarakat kepada
Polri, yang aman jadi lingkup tugas umum Polri dan tugas-tugas khusus Binamitra
missal : pelayanan pelaporan, pelayanan bantuan Kepolisian, pelayanan konsultasi

2
masalah-masalah terkait dengan bidang tugas kamtibmas dan pelayanan sosial
dalam batas yang memungkinkan.
- Penertiban preventif terhadap berbagai ketidakteraturan masyarakat,
penyimpangan-penyimpangan sosial, pelanggaran-pelanggaran, penyakit
masyarakat, dan konflik sosial dengan cara-cara yang bersifat korektif dan edukatif
agar ketertiban masyarakat selalu dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang
baru.
- Rehabilitasi terhadap berbagai keadian, situasi dan masalah yang dihadapi
masyarakat, sehingga situasi dapat dipulihkan dan masyarakat aktif membantu
pemulihan situasi tersebut, missal : korban bencana alam, wabah penyakit,
penyandang penyakit-penyakit masyarakat, korban penyalahgunaan narkoba, eks
napi, dsb.

c. Tugas pokok Binmaspol


- Mewujudkan kesadaran hokum masyarakat serta kesadaran tentang kamtibmas
untuk menekan pengaruh Potensi Gangguan (PG) terhadap munculnya kejahatan
dan gangguan kamtibmas lainnya.
- Mengembangkan dan mendayagunakan potensi lamtibmas yang ada menjadi
kekuatan kamtibmas swakarsa guna meningkatkan derajat keamanan dan
kemampuan masyarakat sendiri.

d. Fungsi Binmaspol
- Pembinaan keamanan swakarsa (Binkamsa) yaitu satuan/unit kerja Binmas yang
menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan untuk membina dan
mengembangkan sistem keamanan dan ketertiban lingkungan secara swakarsa.
- Pembinaan ketertiban masyarakat (Bintibmas) yaitu satuan.unit kerja Binmas yang
menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan yang bersifat preventif, korektif, dan
edukatif untuk membina potensi masyarakat, melakukan penertiban terhadap
berbagai penyimpangan norma-norma sosial, pelanggaran peraturan dan konflik
sosial serta penyakit masyarakat.
- Pembinaan Koordinasi dan Pengawasan Kepolisian Khusus (Binkorwas Polsus)
yaitu satuan/unit kerja Binmas yang menyelenggarakan usaha dan kegiatan untuk
membina hubungan, koordinasi dengan instansi/pejabat instansi sipil yang memiliki
kewenangan kepolisian terbatas dan menyelenggarakan pembinaan teknis pada
kepolisian khusus instansi yang bersangkutan.
- Pembinaan pemolisian masyarakat (Binpolmas) yaitu unit yang menyelenggarakan
segala usaha dan kegiatan untuk membina potensi yang ada didalam masyarakat
dan terciptanya kemitraan antara polisi dan masyarakat agar tugas-tugas
Binmasdapal efektif dan efisien sehingga tujuan tugas Polri secara umum dapat
terwujud.

e. Tujuan Binmaspol
Terwujudnya situasi dan kondisi masyarakat yang aman dan tertib, terutama dengan
mengusahakan terciptanya kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap
peraturan perundang-undangan dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat, terwujudnya peran serta masyarakat dalam sistem keamanan swakarsa
berupa kemampuan untuk mencegah, menangkal dan menanggulangi gangguan
Kamtibmas di lingkungan secara swakarsa dan terwujudnya situasi dan kondisi yang
memperkecil kemungkinan terjadinya potensi gangguan Kamtibmas termasuk
mencegah dan menanggulani timbulnya penyakit masyarakat.

f. Azas dan sifat Binmaspol


1. Azas Binmas :
- Keterpaduan

3
Pelaksanaan kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan diselenggarakan melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu antara Polri serta aparatur pemerintah lainnya dan potensi masyarakat.
- Manfaat
Segala usaha dan kegiatan pembinaan masyarakat harus memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kepentingan keamanan dan ketertiban masyarakat
melalui pemanfaatan secara optimal personil, sarana/prasarana dan anggaran
yang tersedia.
- Selektifitas dan prioritas
Mengutamakan kegiatan-kegiatan yang mempunyai nilai lebih penting dikaitkan
dengan adanya keterbatasan-keterbatasan pada Polri.
- Keterbukaan
Kegiatan dilaksanakan melalui komunikasi secara terbuka dan saling pengertian
dalam kebersamaan antara polisi dengan masyarakat, sehingga masyarakat tidak
saja sebagai obyek akan tetapi juga sebagai subyek dalam pembinaan keamanan
dan ketertiban masyarakat.

2. Sifat Binmaspol
a. Sifat Binmas
- Pre-emtif
Segala usaha dan kegiatan dalam rangka menciptakan situasi dan kondisi
yang mengutamakan tumbuhnya kekebalan masyarakat dalam menghadapi
perkembangan hakekat ancaman yang ada.
- Preventif Yustisiil
Segala usaha dan kegiatan yang dititik beratkan kepada peningkatan
kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap hokum dan perundang-
undangan yang berlaku.
- Preventif Bestuurlijk
Segala usaha dan kegiatan yang dititik beratkan pada pengorganisasian dan
pendayagunaan potensi masyarakat dan lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam pembinaan kamtibmas.
- Preventif Edukatif
Segala usaha dan kegiatan yang dititik beratkan kepada peningkatan
pengetahuan masyarakat terhadap tugas-tugas kepolisian serta tugas dan
tanggung jawab masyarakat dalam Bin Kamtibmas.
- Preventif Sosial
Segala usaha dan kegiatan yang dititikberatkan kepada pencegahan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan terhadap norma-norma sosial.
- Preventif Rehabilitasi
Segala usaha dan kegiatan yang dititik beratkan kepada pengembalian ke
kondisi semula situasi dan kondisi sosial yang tidak tertib akibat bencana,
wabah dan konflik sosial, atau sasaran (para eks napi, tuna sosial, penyandang
masalah sosial) diupayakan untuk dapat menyesuaikan dengan norma dan
situasi yang baru akibat perubahan sosial dalam masyarakat.
b. Sifat tugas kegiatan Binmas
Pada hakekatnya kegiatan-kegiatan pembinaan masyarakat bersifat :
- Preventif untuk preemtif yakni kegiatan mencegah dalam rangka mengurangi
atau meniadakan kerawanan-kerawanan sosial/potensi gangguan kamtibmas
melalui pembinaan terhadap potensi masyarakat, pembinaan keamanan
swakarsa, pembinaan ketertiban masyarakat dan penerapan perpolisian
masyarakat dengan cara pembinaan langsung kepada masyarakat maupun
kegiatan lintas sectoral dengan instansi/badan/lembaga terkait, sehingga
potensi gangguan tidak berkembang menjadi gangguan Kamtibmas.

4
- Rehabilitatif untuk preventif yakni kegiatan untuk memperbaiki kembali situasi
dan kondisi baik orang/masyarakat (penyandang masalah sosial, korban
bencana/wabah, mantan pelaku kejahatan) dan kondisi sosial (sarana
kehidupan sosial, struktur dan fungsi sosial) yang telah rusak/terganggu
akibat ketegangan atau konflik sosial melalui kegiatan pembinaan langsung
kepada masyarakat maupun kegiatan lintas sectoral dengan
instansi/badan/lembaga terkait guna mencegah tumbuh dan terjadinya
gangguan Kamtibmas lebih lanjut.

g. Pola Kegiatan Binmaspol


1. Pembinaan Katertiban Masyarakat (Bintibmas)
Adalah segala usaha dari kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan,
menggerakkan masyarakat termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis
terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga guna mewujudkan
kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan situasi dan kondisiyang aman
dan tertib, menumbuhkan kesadaran dan ketaatan warga masyarakat terhadap
norma-norma dan ketentuan hokum yang berlaku dan mewujudkan situasi dan
kondisi yang memperkecil potensi gangguan kamtibmas termasuk mencegah dan
menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat.
2. Pembinaan Keamanan Swakarsa (Binkamsa)
Adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan,
menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis
terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/lembaga/badan guna
mewujudkan peranan dan tanggung jawab masyarakat dalam pembinaan
keamanan yang tumbuh dan berkembang atas kehendak dan kemampuan
masyarakat sendiri, mewujudkan daya cegah, daya tangkal, dan daya
penanggulangan masyarakat terhadap setiap kemungkinan gangguan Kamtibmas
dan mewujudkan daya tanggap dan daya penyesuaian masyarakat terhadap
setiap perubahan sosial sehingga gangguan Kamtibmas dapat dicegah sendiri
mungkin oleh masyarakat sendiri.
3. Pembinaan Pemolisian Masyarakat (Binpolmas)
Adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan,
menggerakkan masyarakat, termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis
terhadap masyarakat, kelompok masyarakat, instansi/badan/lembaga erta
pembinaan terhadap para pelaksana dan pengemban fungsi Polmas dalam rangka
pelaksanaan penerapan Polmas.
4. Pembinaan Kepolisian Khusus (Binpolsus)
Adalah segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan,
menggerakkan pembinaan teknis dan pelaksanaan koordinasi, kerjasama,
pengawasan dan pelayanan administrasi terhadap Polsus.

h. Bentuk Kegiatan Binmaspol


1. Bentuk Kegiatan Bintibmas
- Pembinaan pemuda, anak dan wanita adalah kegiatan pembinaan, potensi
masyarakat khusus pada sasaran pemuda, anak dan wanita yang dilaksanakan
melalui kegiatan lintas sektoral dengan instansi/badan/lembaga lain dan
kegiatan pembinaan langsung kepada pemuda, wanita dan anak dalam upaya
pembinaan potensi pemuda, wanita dan anak dalam rangka pembinaan
keamanan dan ketertiban masyarakat dan upaya-upaya penanggulangan
keamanan, ketertiban dan keselamatan pemuda, anak dan wanita.
- Pembinaan ketertiban sosial adalah kegiatan pembinaan yang dilaksanakan
melalui kegiatan lintas sektoral dengan instansi/badan/lembaga lain dan
kegiatan pembinaan langsung kepada masyarakat dalam upaya mencegah dan
menanggulangipenyakit-penyakit masyarakat, ketegangan-ketegangan sosial,

5
penyimpangan-penyimpangan sosial budaya dan kegiatan penetiban terhadap
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
- Pembinaan koordinasi rehabilitasi adalah kegiatan pembinaan yang
dilaksanakan melalui kegiatan lintas sektoral dengan instansi/badan/lembaga
lain dan kegiatan pembinaan langsung kepada masyarakat dalam upaya
mendorong, mengarahkan dan menggerakkan masyarakat dan instansi terkait
dalam proses rehabilitasi (resosialisasi, asimilasi dan integrase) terhadap tuna
sosial, eks narapidana dan penyandang masalah sosial lainnya serta upaya-
upaya untuk mengurangi dampak negative akibat tindakan-tindakan penegakan
hukum, dampak negative pembangunan akibat bencanadan wabah.
2. Bentuk kegiatan Binkamsa yaitu :
- Pembinaan sistem manajemen pengamanan adalah kegiatan pembinaan
melalui kegiatan penyusunan, perumusan dan pengembangan peraturan yang
terkait dengan sistem manajemen pengamanan pada organisasi, perusahaan,
lembaga, dan/ atau instansi pemerintah, serta melaksanakan pembinaan
manajemen operasional pengamanan dan sertifikasi dibidang manajemen
pengamanan pada lingkungan industrial.
- Pembinaan satuan pengamanan adalah kegiatan pembinaan terhadap potensi
pengamanan swakarsa khusus pada sasaran satuan pengamanan yang
dilaksanakan melalui kegiatan lintas sektoral dengan instansi/badan/lembaga
lain dan kegiatan pembinaan langsung kepada satuan pengamanan dalam
upaya pembinaan teknis terhadap potensi satuan pengamanan untuk
meningkatkan kemampuan.
- Keterampilan teknis kepolisian guna membantu Polri dibidang penyelenggaraan
keamanan swakarsa di lingkungan kerjanya serta melaksanakan administrasi
dan pendataan satuan pengamanan.
- Pembinaan dan pengawasan jasa pengamanan adalah kegiatan pembinaan
teknis dan pengawasan terhadap badan usaha jasa dibidang pengamanan serta
melaksanakan pelayanan administrasi perijinan.
3. Kegiatan Binpolmas :
- Pembinaan kemampuan pengemban Polmas adalah kegiatan pembinaan
terhadap para pelaksana dan pengemban Polmas dalam rangka meningkatkan
kemampuan dan keterampilan teknis sebagai pembinaan masyarakat.
- Pembinaan potensi masyarakat adalah kegiatan pembinaan dan pendataan
terhadap potensi masyarakat yang meliputi organisasi-organisasi sosial,
kelompok-kelompok sosial, dan tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka
meningkatkan partisipasi masyarakat di bidang pembinaan Polmas.
- Pembinaan keamanan lingkungan adalah kegiatan pembinaan terhadap
masyarakat dalam rangka pelaksanaan dan pengembangan keamanan
swakarsa masyarakat melalui kemitraan poisi dengan masyarakat, instansi atau
lembaga terkait dalam pemecahan masalah-masalah sosial, dengan sasaran
kegiatan meliputi pembinaan terhadap awak pos kamling, dan pembinaan latihan
kesamaptaan masyarakat untuk meningkatkan potensi masyarakat dalam
rangka pembinaan Polmas.
4. Bentuk kegiatan Binpolsus sebagai berikut :
- Pembinaan dan latihan Polsus adalah kegiatan pembinaan terhadap Polsus
yang dilaksanakan melalui kegiatan lintas sektoral dengan badan atau instansi
pemerintah yang memiliki Polsus yaitu meliputi kegiatan pembinaan teknis atas
pelaksanaan fungsi pembinaan Polsus, penerapan teknis pembinaan Polsus
kegiatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan fungsi Polsus tingkat pusat serta
memberikan bantuan operasional pembinaan fungsi Polsus terhadap satuan
kewilayahan.
- Koordinasi dan pengawasan Polsus adalah kegiatan pembinaan koordinasi dan
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan fungsi Polsus oleh badan atau
instansi pemerintah yang memiliki Polsus yaitu meliputi kegiatan pemberian

6
arahan terhadap pelaksanaan kegiatan pembinaan fungsi Polsus oleh badan
atau instansi yang memiliki Polsus sesuai dengan kedudukan dan batas
kewenangannya dan kegiatan besama dalam menegakkan peraturan
perundangan yang mendasari pelaksanaan fungsi Polsus tiap badan atau
instansi pemerintah.
- Analisa dan evaluasi pembinaan Polsus adalah kegiatan-kegiatan dalam rangka
pembinaan Polsus yang meliputi kegiatan pelayanan administrasi, sistem
pelaporan dan pendataan Polsus, serta kegiatan analisa dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pembinaan fungsi Polsus.
-
i. Jalur pembinaan Binmaspol
1. Polri
Melalui pengembangan fungsi Polri lainnya, tugas Binmas dapat dilaksanakan
sebagai bagian integral dari tugas pokok / untuk dukung pelaksanaan tugas pokok.
2. Instansi
Melalui koordinasi dan giat lintas sektor fungsi Binmas dapat dikaitkan dengan
fungsi Binmas pada instansi lain sehingga dicapai keterpaduan menangani
masalah tertentu untuk cegah / hilangkan potensi gangguan Kamtibmas dan untuk
wujudkan Parmas dalam Binkamtibmas.
3. Masyarakat
Melalui sistem komunikasi sosial yang efektif dan sistim pembinaan yang tepat
memungkinkan diperolehnya simpati, kerja sama dan kesediaan masyarakat utk
bantu Polri membimbing sesama warga untuk jauhkan diri dari kejahatan atau
gangguan Kamtibmas. Dalam hubungan ini peranan Tomas dan orang
berpengaruh lainnya sebagai pembina sangat menentukan

j. Hubungan dan tata cara kerja Binmaspol


1. Instansi Polri
- Dengan fungsi intelka, hubungan dan tata cara kerja dengan fungsi intelka
dititikberatkan dalam prose deteksi dan penggalangan masyarakat untuk
meniadakan atau mengurangi potensi gangguan Kamtibmas.
- Dengan fungsi Samapta, hubungan dan tata cara kerja dengan fugnsi samapta
dititikberatkan pada penertiban masyarakat, pembinaan kesadaran hokum dan
upaya mengurangi proses berkembangnya ambang gangguan menjadi situasi
faktual.
- Dengan fungsi Lantas huungan dan tata cara kerja dengan fungsi lantas
dititikberatkan pada pembinaan kesadaran hukum berlalu lintas, penertiban lalu
lintas dan upaya mengurangi berkembangnya ambang gangguan dibidang lalu
lintas menjadi situasi faktual.
- Dengan fungsi Reserse hubungan dan tata cara kerja dengan fungsi reserse
dititikberatkan pada pembinaan kesadaran hokum masyarakat, pembinaan
partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum dan upaya mengurangi dampak
negatif akibat dilakukannya penegakkan hukum.

2. Instansi diluar Polri


Hubungan dan tata cara kerja dengan instansi diluar Polri dilaksanakan sebagai
berikut:
- Dengan TNI
Dalam proses deteksi dan penggalangan masyarakat untuk menyadarkan atau
mengurangi potensi gangguan Kamtibmas dan penangkalan
ancaman/gangguan Kamtibmas, Binmas membantu apparat TNI dalam
mewujudkan rakyat terlatih dan pembinaan potensi cadangan lainnya.
- Dengan instansi pemerintah

7
a. Saling tukar menukar informasi tentang permasalahan yang terdapat dalam
masyarakat.
b. Membantu penertiban masalah kependudukan
c. Membantu penertiban masalah-masalah sosial
d. Membantu program pembinaan lingkungan hidup keluarga berencana,
kesejahteraan keluarga, dll.
- Dengan instansi lain
a. Melakukan kerja sama dalam rangka saling menunjang pelaksanaan program
masing-masing
b. Membantu pengamanan dan penertiban pelaksanaan kebijakan dari program
suatu instansi
c. Melakukan koordinasi untuk mengurangi dampak negatif di bidang kamtibmas
dalam pelaksanaan program pembangunan yang menjadi kewenangan suatu
instansi.
3. Potensi masyarakat
Bahwa setiap anggota masyarakat baik secara individu karena kekokohannya,
kharismanya dan kepemimpinannya maupun secara kelompok yang tergabung
dalam berbagai organisasi kemasyarakatan serta organisasi sosial politik sebagai
mitra Polri dalam rangka pembinaan Kamtibmas.

k. Kekuatan struktural Binmaspol


Kuat struktural Binmas disusun dari tingkat Mabes Polri sampai dengan tingkat
desa/kelurahan, dgn struktur organisasi dan pembidangan tugas disesuaikan dengan
kebutuhan Polri. Tiap jenjang struktur kuat Binmaspol melaksanakan lingkup tugas
sebagai berikut :
a. Tingkat Mabes Polri.
Kegiatan pembinaan masyarakat yang punya lingkup nasional maupun
internasional :
1) menetapkan kebijakan dan menyusun program tingkat pusat di bidang
Binmaspol
2) mengembangkan model penerapan Polmas untuk dijadikan pedoman bagi
Satwil
3) membentuk Forum komunikasi, melas pembinaan thdp Ormas di tingkat pusat
dan melakukan hubungan kerja sama dgn Organisasi tingkat Internasional.
b. Tingkat Polda.
Kegiatannya pembinaan masyarakat yg punya lingkup kewilayahan tingkat
propinsi :
1) menetapkan kebijakan dan menyusun program tingkat wilayah
2) mengendalikan penerapan Polmas di lapangan
3) membentuk Forum komunikasi, melaks pembinaan thdp Ormas di tingkat
daerah
4) melakukan penyuluhan langsung dan tidak langsung melalui mass media
tingkat daerah
c. Tingkat Polrestro/Polrestabes/Polresta/Polres.
Kegiatannya berupa pembinaan masyarakat yang mempunyai lingkup
kewilayahan tingkat kabupaten / kodya seperti :
1) melaksanakan program-progran Binmas di tingkat polres
2) mengendalikan penerapan Polmas di lapangan
3) menangani secara langsung potensi gangguan Kamtibmas
4) melakukan penyuluhan langsung kepada masyarakat baik tingkat Polres
maupun di tingkat Polsek
d. Polsektro/Polsek
Kegiatannya berupa pembinaan masyarakat yg mempunyai lingkup kewilayahan
tingkat kecamatan seperti :
1) melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan unsur Tripika

8
2) mengendalikan pelaksanaan kegiatan Polmas yg dilaks. Petugas Polmas Desa
(Babinkamtibmas)
3) menangani secara langsung potensi gangguan Kamtibmas
4) membantu Polres dlm menangani permasalahan / kasus yg mempunyai nilai
potensial bagi kemungkinan timbulnya ketegangan sosial
e. Babinkamtibmas
Kegiatannya berupa pembinaan masyarakat yang mempunyai lingkup
kewilayahan tingkat desa seperti :
1) melakukan pendataan yang terkait dengan intel dasar baik geografi (kondisi
wilayah), demografi (kependudukan), sumber daya (manusia, alam, buatan),
kondisi sosial (politik, ekonomi, budaya) dan kondisi keamanan dan ketertiban
di wilayah penugasannya
2) aktif melakukan tatap muka, kunjungan dan sambang, penyuluhan-penyuluhan
langsung, latihan-latihan, simulasi dan peragaan dalam rangka membimbing
masyarakat melaksanakan Siskamling terutama Siskamling pemukiman;
3) aktif membina Forum Kemitraan Polri dan Masyarakat (FKPM)
4) aktif membantu warga masyarakat yang menghadapi persoalan-persoalan

l. Kekuatan fungsional Binmaspol


Kedudukan Binmaspol sebagai fungsi utama dan fungsi teknis Polri. pelaksanaan
fungsi Binmaspol diemban juga oleh fungsi deteksi, preventif, dan represif / Gakkum
sbg kegiatan pendukung disamping pelaks. tugas pokoknya,
1. Pada Fungsi Intelkam
Kegiatan pengumpulan informasi dan penggalangan masyarakat untuk mengurangi
dampak negatif dari berbagai kegiatan pembangunan guna menekan potensi
gangguan Kamtibmas diupayakan agar tidak muncul menjadi ambang gangguan
maupun menjadi gangguan nyata Kamtibmas
2. Pada Fungsi Samapta
Melakukan kontrol sosial dengan masyarakat baik dalam pelaksanaan patroli
maupun dalam melakukan penjagaan, menggerakkan warga masyarakat untuk ikut
serta mengamankan TKP, memberi pertolongan dan pelayanan kepada
masyarakat
3. Pada Fungsi Lalu Lintas
Melakukan pendidikan kesadaran masyarakat agar masyarakat mematuhi
peraturan-peraturan lalu lintas, menghimpun potensi masyarakat dalam membantu
pengadaan prasarana dan sarana yang dibutuhkan bagi pembinaan keamanan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas serta penyelamatan korban lalu lintas.
4. Pada Fungsi Reserse
Membina kring reserse, ikut memberi penerangan dan penyuluhan melatih warga
masyarakat untuk memperoleh kemampuan membantu Polri dalam proses
tindakan pertama di tempat kejadian perkara, berusaha semaksimal mungkin
mengurangi dampak negatif dari tindakan hukum yang dilakukannya antara lain:
memperhatikan dan menghormati adaat istiadat dan tata krama yang berlaku dalam
masyarakat setempat.

m. Pembinaan kekuatan Binmaspol dan menjelaskan penggunaan kekuatan


Binmaspol
Pembinaan kekuatan Binmaspol :
Kedudukan Binmaspol sebagai fungsi utama dan fungsi teknis Polri. Pelaksanaan
fungsi Binmaspol diemban juga oleh fungsi deteksi, preventif dan represif sebagai
kegiatan pendukung disamping pelaksanaan tugas pokoknya.
 Pembinaan Kekuatan Struktural
Diarahkan untuk memperoleh kemampuan yang memadai dan efektif baik dilihat
dari segi kuantitas maupun segi kualitas, serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan

9
personalia pada struktur-struktur Binmaspol dari tingkat Mabes Polri sampai pada
tingkat desa / kelurahan.
Kemampuan kekuatan diprioritaskan sesuai aspek-aspek penugasan antara lain :
1) pembinaan sistem keamanan lingkungan
2) pembinaan pemuda, anak, dan wanita
3) pembinaan ketertiban masyarakat
4) pembinaan potensi masyarakat
5) pembinaan satuan pengamanan
6) pembinaan kepolisian khusus
7) pembinaan perpolisian masyarakat
 Pembinaan kekuatan fungsional.
Diarahkan agar unsur-unsur pengemban fungsi deteksi, fungsi preventif dan fungsi
represif menghayati pentingnya peranan fungsi Binmaspol dalam mendukung tugas
pokoknya dengan cara dilakukan pembinaan secara intensif oleh pengemban
fungsi Binmaspol secara struktur (Kasat Binmas, Kanit Binmas, Bhabinkamtibmas)
dan diikutsertakan dalam pendidikan-pendidikan kejuruan Binmaspol dan latihan-
latihan Satuan Fungsi Binmaspol.
 Cara-cara Pembinaan :
1) pengawasan dan pengendalian
2) penerbitan piranti lunak
3) pemberian petunjuk-petunjuk / arahan tugas
4) latihan-latihan
5) penataran-penataran dalam negeri maupun luar negeri
6) pendidikan dalam negeri maupun luar negeri
 Tanggung jawab pembinaan kekuatan
Diemban oleh :
- Pembina fungsi Binmaspol bertanggung jawab untuk memelihara kemampuan
profesional Binmaspol pada seluruh jajaranmenurut tingkatannya;
- Pembina fungsi pendidikan Polri bertanggung jawab untuk menyelenggarakan
pendidikan kejuruan dalam rangka peningkatan kemampuan profesional
pembinaan masyarakat, sikap mental, disiplin dan jiwa kejuangan;
- Pembina kekuatan wilayah Polri bertanggung jawab untuk memelihara
kemampuan profesional, memelihara disiplin dan sikap mental para petugas
Binmaspol. Pembina personil Polri bertanggung jawab atas pembinaan karier
para pelaksana Binmaspol dan penempatan bagi lulusan pendidikan kejuruan
Binmaspol dilingkungan Binmas dengan memperhatikan saran-saran, usul
atau pendapat Pembina fungsi tingkat Mabes Polri.

Penggunaan Kekuatan Binmaspol


 Lingkup Penggunaan untuk :
1) Melaksanakan tugas-tugas Binmaspol
2) Tugas - tugas bantuan pada pelaksanaan fungsi- fungís operasional
3) Tugas-tugas kepolisian lainnya
4) Tugas-tugas di bidang pembangunan (karya bhakti / bantuan sosial) dan tugas
bantuan pada instansi lain khususnya dlm forum-forum koordinasi Instansi luar
Polri seperti pembinaan Polsus, Satpam, Pramuka dan sebagainya.
 Susunan Kekuatan didasarkan pada pendekatan sasaran
1) Kekuatan pada fungsi Bintibmas
2) Kekuatan pada fungsi Binpolmas
3) Kekuatan pada fungsi Binkamsa
4) Kekuatan pada fungsi Binpolsus
 Bentuk Kekuatan
1) Dit dan Sub-sub Dit dipimpin oleh Direktur dan Kasubdit tingkat Mabes Polri

10
2) Dit atau Sub-Sub Dit dipimpin oleh seorang Direktur dan Kasubdit tingkat
Polda.
3) Bentuk Satuan dipimpin oleh seorang Kasat di tingkat Polres
4) Bentuk Unit dan Bhabinkamtibmas dipimpin oleh seorang Ka unit dan
Bhabinkamtibmas di tingkat Polsek
 Lapis Kemampuan
1. Tingkat Mabes Polri, memiliki kemampuan :
a. Keahlian dan spesialisasi di bidang pembinaan fungsi di tingkat pusat
b. Berpandangan strategis dan konsepsional yang berlingkup nasional
c. Melaksanakan koordiansi dan kerjasama lintas sektoral dengan
instansi/lembaga/ badan-badan lain tingkat pusat, dalam rangka
menghilangkan potensi ganguan kamtibmas
d. Back up operasional terhadap kesatuan-kesatuan kewilayahan
e. Sebagai unsur pelaksana di tingkat pusat.
2. Tingkat Polda, memiliki kemampuan:
a. Keahlian dan spesialisasi di bidang pembinaan di tingkat provinsi
b. Berpandangan strategis taktis yang berlingkup provinsi
c. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dengan Instansi lain
di tingkat daerah, dalam rangka menghilangkan potensi gangguan kamtibmas
d. Back up operasional terhadap kesatuan-kesatuan bawahannya
e. Sebagai unsur pelaksana di tingkat kewilayahan.

3. Tingkat Polrestro / Polrestabes / Polresta / Polres, memiliki kemampuan :


a. Berpandangan taktis/teknis yang berlingkup tingkat kabupaten/kota
b. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dengan
Instansi/lembaga/Badan-badan lain (yang setingkat), dalam rangka
menghilangkan potensi gangguan Kamtibmas
c. Back up operasional terhadap kesatuan-kesatuan bawahannya
d. Sebagai unsur pelaksana di tingkat kabupaten/kota dan sebagai Pembina
fungsi kesatuan bawahannya.
4. Tingkat Polsekta/Polsek, memiliki kemampuan :
a. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama lintas sektoral dengan
Instansi/Lembaga Badan-badan lain di tingkat kecamatan dalam rangka
menghilangkan potensi gangguan Kamtibmas
b. Sebagai unsur pelaksana teknis

11
n. Struktur organisasi Binmaspol

2. JELASKAN YANG DIPAHAMI TENTANG POKOK-POKOK PIKIRAN YANG


MELANDASI EKSISTENSI BINMASPOL
a. Pentingnya pemahaman tentang Binmaspol
Lingkup tugas polri secara universal yaitu :
- Preventif : melakukan TURJAWALI
- Represif : gunakan kuat Polri untuk buktikan dan tindak pelanggaran hukum.
Dalam perkembanganna timbul pandangan keberhasilan tugas Polri tidak diukur dari
banyaknya orang yang masuk penjara tetapi “Peliharalah mereka agar tidak masuk
penjara dan gunakan metode mencegah lebih baik daripada mengobati”. Sehingga
masyarakat perlu dibimbing agar terhindar dari kejahatan baik sebagai pelaku
maupun korban (masyarakat ikut berperan). Giat membimbing masyarakat ini
dilakukan oleh Binmaspol.

b. Eksistensi Binmaspol
 Sosiologis
Tumbuhnya nilai dan norma menyebabkan suatu usaha untuk mencegah
penyimpangan sehingga terbentuk lembaga keamanan dan ketertiban desa /
kampung sebagai bentuk Parmas dimana keamanan merupakan kebutuhan yang
hakiki.
Sifat gotong royong berangsur-angsur berubah menjadi sifat individualistic
sehingga perlu mempertahankan sifat gotong-royong dalam Haramtib desa / kota.
Modifikasi sesuai perkembangan masyarakat (petugas Kamling bayaran dan
petugas satpam pemukiman). Perlu hadirnya (Binmaspol) tugas pre-emtif sebagai
upaya tingkatkan parmas dalam rangka Binkamtibmas.
 Yuridis
1. UUD 1945 pasal 30 ayat 1 tidak hanya ditafsirkan wujud peran masyarakat
dalam perang, tetapi juga sebagai hak dan kewajiban masyarakat berperan
dibidang Kamtibmas

12
2. UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri : Pasal 14 ayat 1 Huruf C “Upaya
tingkatkan Parmas dalam Binkamtibmas”, Hruf F “Laksanakan Korwas dan
Bintehnis terhadap Polsus, PPNS, dan bentuk pengamanan swakarsa.”
Pasal 15 ayat 1 huruf B “Bantu selesaikan perselisihan warga dan cegah
tumbuhnya penyakit masyarakat”, huruf F “Beri ijin opssnal BUJP serta
laksanakan diklat terhadap polsus dan petugas pengamanan swakarsa.”
3. Konsepsi Binmaspol berawal dari pengakuan historis sosiologis yaitu
sebagai fungsi preventif berkembang menjadi pengakuan yuridis yaitu
sebagai fungsi pre-emtif

 Komperatif
Polisi di negara lain yang tugasnya untuk memperoleh dukungan masyarakat
sebagai berikut :
1. Polisi Federal AS  Police Community Relation
2. Polisi Inggris  Police Public Relation
3. Polisi Singapura  Police Service
4. Polisi Jepang  Safety Division
Sikap “PBB” cenderung bersikap utamakan pencegahan treatment dan
rehabilitation para pelaku kejahatan dalam usaha menanggulangi kejahatan.
Kementrian / lembaga memiliki fungsi yang identik dengan Binmaspol sehingga
ada koordinasi lintas sektor dalam Harkamtibmas untuk dukung pembangunan
nasional.

3. JELASKAN YANG TARUNA HARUS PAHAMI TENTANG SASARAN PELAKSANAAN


PEMBINAAN MASYARAKAT KEPOLISIAN
3a. Sasaran kegiatan kepolisian
- Potensi gangguan keamanan (PG) adalah kondisi atau situasi yng merupakan akar
permasalahan atau faktor stimulan/ pencetus yang berkolerasi erat terhadap timbulnya
ambang gangguan dan pada akhirnya dapat menjadi gangguan nyata, sebagai contoh
antara lain:
1) Ketegangan sosial, keresahan sosial yang mengarahkan pada timbulnya konflik
sosial seperti perkelahian kampung, antar geng dan lain-lain.
2) Kerawanan sosial yang diakibatkan tumbuhnya penyakit masyarakat contoh
premanisme, tuna susila, gepeng dan lain-lain.
3) Potensi konflik antar etnis, agama dan komunitas.
4) potensi bencana alam akibat penggundulan hutan, penambangan liar, gempa
bumi, tsunami dan lain-lain.
5) Potensi epidemi penyakit menular yang meluas secara cepat.
6) Gerakan sparatisme yang ingin memerdekakan diri.
7) gerakan terorisme dari kelompok tertentu yang mengingikan ketidak stabilan NKRI.
8) Peredaran gelap narkoba dalam skala besar maupun kecil.
9) Pengiriman TKI dan TKW ilegal keluar negeri.

- Ambang Gangguan Keamanannya (AG) adalah suatu situasi atau kondisi bahaya
yang apabila dibiarkan tanpa tindakan kepolisian akan menimbulkan gangguan, nyata
contohnya:
1. Pemilu dan Pilkada.
2. Kegiatan masyarakat atau pemerintah yang menghadirkan atau diikuti masa yang
besar.
3. Kegiatan yang berkaitan dengan hari-hari besar keagamaan/ kegiatan nasional
maupun internasional dan lain-lain.
4. Arak-arakan, pawai unjuk rasa menggunakan kendaraan bermotor di jalan raya.
5. Tempat-tempat keramaian yang berpotensi menimbulkan gangguan nyata
Kamtibmas seperti terminal, pasar, swalayan, stasiun dan lain-lain.

13
- Ganguan Nyata adalah gangguan keamana berupa kejahatan atau pelanggaran yang
terjadi yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat berupa kerugian harta-benda,
jiwa-raga maupun kehormatan. Ganguan Nyata yang menjadi sasaran operasi adalah
1. Kejahatan tertentu yang menunjukkan kecenderungan terus meningkat melampaui
batas toleransi dan bersifat explosit.
2. Kejahatan tertentu yang menimbulkan keresahan masyarakat.
3. kejahatan tertentu yang mempunyai dampak merugikan negara, mengancam dan
dan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas.

Oleh karena ancaman Kamtibmas terdapat 3 tingkatan perkembangan, maka sasaran


kegiatan polisi meliputi
1. Segala bentuk gangguan keamanan pada tahap pembiakan dini, berupa endapan
permasalahan kegiatan masyarakat yang tidak ditangani secara tuntas, sehingga
berkembang menjadi keadaan yang semakin memburuk menuju ambang gangguan
dan akhirnya menjadi gangguan nyata.
2. Segala bentuk gangguan keamanan yang belum terjadi, tetapi telah menimbulkan rasa
kekhawatiran pada masyarakat, karena diperkirakan akan terjadi.
3. Segala gangguan nyata dalam bentuk kejahatan, pelanggaran, bencana alam, dan
kecelakaan.

3b. Lingkup Sasaran Binmaspol


Lingkup sasaran Binmaspol adalah menghilangkan atau mengurangi potensi
gangguan baik yang bersumber dari manusia, fauna, flora maupun lingkungan fisik lainnya.
Ini bertujuan agar potensi gangguan tersebut tidak berkembang menjadi situasi dan
kondisiyang menimbulkan keresahan, kekacauan, ketidak-amanan atau ketidak-tentraman
masyarakat atau disebut ambang gangguan yang dapat berubah menjadi bentu-bentuk
gangguan nyata Kamtibmas.
Upaya menghilangkan atau mengurangi potensi gangguan dilakukan perekayasaan
masyarakat melalui koordinasi yang mantap bersama berbagai pihak di dalam maupun di luar
lingkungan Polri. Kegiatan ini dimulai dari proses perencanaan, pengendalian dan
pengawasan kegiatan pembangunan maupun rehabilitasi atas dampak negatifnya.
Sasaran kegiaatan ditujukan kepada manusia secara perorangan maupun kelompok,
lingkungan sosial dan lingkungan fisik, baik yang memiliki potensi kerawanan bagi timbulnya
potensi ganguan maupun yang memiliki potensi menciptakan atau menimbulkan situasi aman,
tertib dan tentram bagi masyarakat. Bagi yang memiliki potensi kerawanan menimbulkan
potensi gangguan diupayakan untuk dirubah menjadi positif konstruktif, sedangkan bagi yang
memiliki potensi postitif konstruktif dikembangkan menjadi kekuatan yang lebih berdaya bagi
peningkatan situasi Kamtibmas yang mantap dan dinamis.

3c. Penggolongan Sasaran


a. Manusia
1. Secara selektif perseorangan yang dijadikan sasaran pembinaan adalah:
A. Orang-orang yang berpotensi dapat menjadi sumber kerawanan bagi
gangguan Kamtibmas yaitu:
1. Orang-orang yang cenderung bersikap dan berperilaku
menyimpang dari aturan-aturan hukum atau perundang-undangan
dan norma-norma sosial yang berlaku.
2. Orang-orang yang mudah berpengaruh oleh lingkungan yang buruk
atau mudah menjadi korban lingkungan sosial dan orang lain.
B. Orang-orang yang berpotensii dapat dijadikan jalur-jalur pembinaan
karena kedudukan, jabatan, fungsi atau pengaruhnya dalam
masyarakat seperti pimpinan-pimpinan formal (RT, RW, Kades atau
Lurah, Camat dan sebagainya), pimpinan-pimpinan non formal (tokoh
agama, pemuda, wanita, adat, dan tokoh masyarakat lainnya).

14
C. Pimpinan-pimpinan non formal (tokoh agama, pemuda, adat, wanita,
dan tokoh masyarakat lainnya).
2. Kelompok-kelompok masyakat.
Secara selektif kelompok-kelompok masyakat yang dijadikan sasaran
pembinaan adalah:
A. Kelompok-kelompok sosial dan politik yang dianggap memiliki
kerawanan untuk berperilaku menyimpang dari norma-norma hukum
dan norma-norma masyarakat yang dapat mempengaruhidan
menggangu situasi maupun stabilitas Kamtibmas.
B. Kelompok-kelompok masyakat yang berpotensi dapat dijadikan jalur-
jalur pembinaan, misalnya:
1. Kelompok-kelompok pemuda, anak, dan wanita.
2. Kelompok-kelompok profesi (TNI, Pegawai negeri atau swasta,
Buruh, Tani, Nelayan, dan sebagainya).
3. Kelompok-kelompok masyakat yang bergerak dibidang keamanan
swakarsa seperti Satpam, Ronda Kampung, Forum Kemitraan Polri
dan Masyarakat (FKPM), Pokdar Kamtibmas dan sebagainya.
4. Kelompok komunitas tertentu, hobby misalnya: komunitas burung
berkicau, komunitas motor besar, persatuan menembak dan
berburu Indonesia (Perbakin), olahraga dan lain-lain.
b. Lingkungan
1. Lingkungan Sosial
A. Karakteristik golongan-golongan masyarakat tertentu menurut pola budaya
dan tingkat perkembangnya, misalnya: masyarakat pedukuhan,
masyarakat pedesaan, masyarakat pantai, masyarakta daerah tradisi,
masyarakat transisi, masyarakat perkotaan.
B. Permasalahan-permasalahan yang memiliki potensi gangguan, misalnya
penyakit-penyakit masyarakat, dampakl sosial perkembangan pemukiman
baru. dan lingkungan masyarakat yang terganggu ketentramannya akibat
bencana alam atau wabah dan sebagainya.
2. Lingkungan fisik.
a. Lingkungan/kawasan industri.
b. Lingkungan/kawasan perkantoran.
c. Lingkungan alam pegunungan.
d. Lingkungan alam perairan.
e. Lingkungan hutan dan suaka alam.
f. Lingkungan suaka margasatwa.

3d. Sumber-Sumber Gangguan Kamtibmas


Sumber Gangguan Kamtibmas adalah suatu situasi dan kondisi Kamtibmas yang
bersifat laten potensial, yang apabila tidak dapat dikendalikan terhadap pengaruh-pengaruh
faktor stimulan (struktur sosial, interaksi sosial, dan faktor pencetus lainnya) dapat
berkembang menjadi potensi gangguan Kamtibmas. Sumber gangguan tersebut :
a) Bersifat konsepsional, berasal dari upaya-upaya terencana yang dilakukan dan
dikembangkan oleh pihak atau ooknum tertentu baik yang datang dari dalam negeri
maupun luar negeri melalaui pemanfaatan kelemahan kondisi yang ada maupu
dengan menimbulkan suatu peristiwa dan menciptakan keadaan tertentu.
b) Bersifat sosial patologis, berasal dari penyimpangan-penyimpangan sosialdalam
kehidupan masyarakat baik yang bersumber dari masalah sosial kemasyarakatan atau
karena dampak buruk pembangunan nasional dan faktor-faktor sosial lainnya.
c) Bersifat alamiah, berasal dari perkembangan aspek-aspek yang bersifat alamiah
(proses alam), seperti keadaan cuaca yang mengarah kepada terjadinya hujan lebat,
banjir, angin puting beliung, serta pergeseran dan atau mekanisme lapisan bumi yang
mengakibatkan gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, tsunami dan lain-lain.

15
3e. Bentuk-bentuk Gangguan Kamtibmas
a. Tindak pidana yaitu perbuatan yang melanggar atau melawan hukum pidana yang
berlaku, baik yang derdapat dalam KUHP maupun dalam berbagai perundang-
undangan yang ada.
b. Penyimpangan sosial yaitu perbuatan yang melanggar atau bertentangan dengan
aturan-aturan, norma-norma atau adat istiadat masyarakat setempat.
c. Bencana alam dan wabah yaitu suatu bencana yang menyebabkan penderitaan
masyarakat setempat atau masyarakat daerah sekitarnya berupa banjir, tanah tanah
longsor, gunung meletus, maupun wabah (wabah penyakit manusia, ternak dan hama
tanaman).
d. Gangguan-gangguan lain yang dapat menimbulkan kekacauan, kepanikan,
kesengsaraan masyarakat dan kehancuran sarana dan prasarana di masyarakat,
pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat non pemerintah misalnya ketegangan
antar suku, antar golongan bersama dan antar ras serta konflik-konflik sosial lainnya.

3f. Sebab-Sebab Terjadinya Gangguan Kamtibmas


a. Akibat perbuatan manusia
Tingkah laku, perbuatan dan tindakan yang melanggar hukum atau normaa sosial
yang berlaku, ditimbulkan antara lain oleh sikap-sikap sosial yang tidak
menguntungkan dari individu atau kelompok dalam masyarakat, yang diakibatkan baik
oleh karena kelainan jiwa maupun karena wataknya atau karena pengaruh lingkungan.
b. Akibat alamiah
 Gangguan hewan atau fauna dan tumbuh-tumbuhan atau flora beruapa hama
atau penyakit dan gangguan binatang buas.
 Bencana alam berupa meletusnya gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor
atau erosi, banjir dan lain-lain.

4. JELASKAN YANG HARUS TARUNA PAHAMI TENTANG BENTUK-BENTUK


KEGIATAN BINMASPOL
A. Tatap Muka
Tatap muka adalah kegiatan mengundang orang atau kelompok orang menghadiri
rapat dan saling berhadapanuntuk membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan
masalah-masalah Kamtibmas atau setiap anggota masyarkat dapat melakukan tatap
muka dengan pejabat kepolisian untuk menyampaikan masalah Kamtibmas yang ada
dilingkungannya.
Cara pelaksanaan tatap muka yaitu:
1) Menerima orang tersebut dengan ramah dan mempersilahkan duduk ditempat
yang tersedia.
2) Saling memperkenalkan diri.
3) Berbicara dengan ramah, sopan, dan berpenampilan yang menarik dan
simpatik.
4) Apabila yang mengundang dari pihak Polri sampaikan maksud dan tujuan
pertemuan tersebut. Dan apabila anggota masyarakat yang menginginkan
tatap muka berilah kesempatan orang yang dihadapi untuk menyampaikan
maksud dan tujuan pertemuan tersebut.
5) Tidak memonopoli pembicaraan tetapi memberi kesempatam kepada orang
yang dihadapi berperan aktif.
6) Tunjukkan sifat bersahabat dengan orang yang dihadapi.
7) Ciptakan komunikasi dua arah dengan suasana yang akrab dan kekeluargaan.
8) Perhatikan urutan-urutan pembicaraan sebagai berikut:
 Ucapkan salam, sapa dengan penampilan dan sikap yang menarik.
 Ucapkan terima kasih atas kehadiran orang yang diundang atau atas
undangan yang diberikan kepada saudara.
 Tanyakan permasalahan yang akan dibicarakan secara jelas.

16
 Selesai mengemukakan permasalahan, berilah kesempatan kepada orang-
orang tersebut untuk mengemukakan pendapat, kritik maupun saran.
 Pada saat membahas permasalahan jangan menguasai atau memonopoli
pembicaraan serta tidak menggurui namun menciptakan komunikasi yang
setara dan sederajat.
 Selesai menerima tanggapan, saran dan kritik-kritik dari orang-orang
tersebut, selanjutnya berilah penjelasan tanggapan, jawaban dan solusi
pemecahan masalahnya.
 Akhirilah cara tatap muka dengan kesimpulan dan kesepakatan bersama,
ucapkan terima kasih serta berikan salam yang bersahabat.
B. Sambang atau Kunjungan
Sambang atau kunjungan adalah suatu kegiatan medatangi orang atau kelompok
orang untuk menyampaikan suatu pesan Kamtibmas dengan secara langsung dan
dirasakan kegunaannya oleh kedua belah pihak. Sambang atau kunjungan dapat
dilaksanakan kepada:
1. Pejabat-pejabat pemerintah yang ada diwilayah tersebut.
2. Tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh terhadap masyarakat diwilayah itu.
3. Keluarga-keluarga tertentu atau kelompok sosial tertentu.
4. Instansi pemerintah atau swasta.
5. Pusat-pusat kegiatan budaya dan kegiatan keagamaan.
Cara pelaksanaan sambang atau kunjungan yaitu:
1. Secara periodik melakukan sambang atau kunjungan kepada anggota masyarakat
atau warga tertentu menurut prioritas sesuai dengan kondisi Kamtibmas, kalender
Kamtibmas serta permasalahan yang sedang berkembang dalam masyarakat.
2. Dalam setiap pertemuan dengan anggota masyarakat dilakukan dengan tata cara:
 Perkenalkan diri.
 Tanyakan situasi Kamtibmas dan gangguan keamanan yang sering
mereka hadapi dilingkungannya.
 Mendorong setiap warga untuk meningkatkan upaya dan cara pencegahan
dan penanggulangan gangguan Kamtibmas serta memberi petunjuk dalam
penyelenggaraan Siskamtibmas swakarsa
3. Sasaran sambang atau kunjungan adalah kantor kelurahan atau desa, sekolah,
kawasan pemukiman, kawasan perkantoran, kawasan proyek, tempat-
tempatumum atau keramaian, tempat orang-orang, keluarga, tokoh masyarakat
dan orang-orang tertentu yang memerlukan perhatian untuk dikunjungi seperti
orang yang menjadi korban kejahatan juga orang yang mengalami musibah serta
wabah penyakit menular.

C. Bimbingan dan Penyuluhan


Bimbingan dan penyuluhan adalah kegiatan memberi penerangan, arahan dan atau
mengingatkan masyarakat tentang masalah-masalah Kamtibmas dan cara-cara
menghindari dan menganggulanginya. Bimbingan dan penyuluhan dilaksanakan
dapat dilaksanakan secara langsung yaitu dengan ceramah dan diskusi,sedangkan
tidak langsung dengan tertulis maupun media elektonik dan media budaya serta
keagamaan. Materi bimbingan dan penyuluhan antara lain penyelenggaraan
Siskamling pemukiman, kenakalan remaja, narkoba, minuman keras, ketertiban umum
dan sebagainya. Sasaran bimbingan dan penyuluhan adalah
1. Warga masyarakat permukiman.
2. Warga masyarakat yang tidak terlbat dalam kasus pidana.
3. Kelompok masyarakat yang rawan menjadi korban kejahatan
4. Korban bencana alam
5. Kaum remaja yang nakal
6. WTS dan germo
7. Pelajar dan Mahasiswa
Cara Pelaksanaannya:

17
1) Buatlah persiapan-persiapan yang meliputi waktu pelaksaan, tempat, jumlah
peserta, alat bantu yang dipergunakan dan materi yang akan disampaikan kepada
masyarakat.
2) Bimbingan dan penyuluhan dapat dilakukan dengan langsung dan tidak langsung.
3) Secara langsung dapat dilakukan melalui tahap muka forum diskusi, seminar,
lokakarya dan penerangan masyarakat.
4) Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan media elektronik
seperti TV, radio, internet, audio visual dan dapat dilakukan melalui media cetak
seperti surat kabar atau koran, majalah, brosur, pamflet, spanduk, billboard, poster
dan lain sebagainya.
5) Bimbingan dan penyuluhan masyarakat dapat dilakukan dengan cara:
 Penerangan masyarakat yang dilakukan secara langsung dengan menggunakan
mobil dan motor yang dilengkapi dengan sound system, wireless, toa atau
megaphone dan lain sebagainya.
 Temu wicara yang diselenggarakan instansi terkait dengan kelompok-kelompok
masyarakat.
 Melakukan bimbingan dan penyuluhan pada saat hajatan masyarakat maupun
saat-saat masyarakat mengalami musibah bencana alam dan wabah penyakit
menular.
 Rapat mingguan dikelurahan atau desa dimanfaatkan untuk menyampaikan
bimbingan dan penyuluhan terhadap peserta rapat tersebut.

D. Ceramah
Ceramah adalah pemberian penjelasan tentang suatu masalah kepada forum atau
kelompok masyarakat tertentu agar mengerti, memahami dan dapat melaksanakan
hal-hal tertentu atau tidak melakukan sesuatu dengan harapan masyarakat tidak
menjadi korban kejahatan atau kecelakaan atau tidak terlibat sebagai pelaku
kejahatan serta berperan aktif dalam Kamtibmas swakarsa. Cara pelaksaannya :
1. Membuat persiapan-persiapan sepertinya yang meliputi waktu pelaksaan, tempat
jumlah peserta atau materi ceramah serta alat-alat bantu yang diperlukan,
misalnya: pengeras suara, alat peraga, overheadproyektor, slide proyektor, film
proyektor, komputer atau laptop dan disket atau CD.
2. Apabila ceramah dilakukan dengan inisiatif orang lain cukup dilakukan persiapan
materinya sesuai dengan permasalahan yang diinginkan oleh penyenggara atau
berdasarkan konsultasi anata penceramah dengan penyelenggara.
3. Pelaksana ceramah harus memperhatikan, hal-hal sebagai berikut:
a) Pengantar mengucapkan salam dan memperkenalkan diri, jelaskan maksud
dan tujuan, materi ceramah hendaknya disesuaikan dengan peserta ceramah.
b) Materi penceramah:
1. Masalah pokok
2. Dasar perundang-undangan yang berlaku
3. Sebab-sebab timbulnya masalah (kondisi awal)
4. Bahaya atau kerugian yang ditimbulkan
5. Kaitannya dengan kepentingan ketertiban dan keamanan umum
6. Beri kesempatan agar warga masyarakat ikut berpartisipasi dalam tanya
jawab yang bertujuan untuk menanggulangi masalah yang dihadapi
7. Petunjuk dan saran tentang cara menanggulanginya
8. Bagaimana cara warga masyarakat ubtuk dapat berpartisipasi sesuai
dengan potensi yang dimilikinya
c) Penutup, terdiri atas kesimpulan, harapan dan pesan-pesan serta
mengucapkan terima kasih atas perhatian pendengar, mengucapkan maaf bila
ada kekurangan atau kekeliruan, mengucapkan terima kasih setelah
mengakhiri ceramah.
4. Dalam pelaksanaan ceramah, usahakan agar mengenalkan Polri, tugas dan
wewenangnya serta masalah-masalah penting yang dihadapi, tetapi bukan

18
masalah-masalah yang bersifat pribadi atau masalah-masalah yang berkaitan
dengan gaji, sarana dan perlengkapan.

E. Penerangan Masyarakat (Penmas)


Penerangan masyarakat adalah salah satu teknik hubungan dalam usaha untuk
memberitahukan dan memberikan penjelasan y ang bersifat petunjuk tentang sesuatu
yang perlu diketahui oleh masyarakat yang menyangkut masalah-masalah ketertiban
masyarakat. Urutan kegiatan yang dapat dilakukan adalah
a. Menjelaskan tetang masalah yang dihadapi oelh masyarakat dan usaha-usaha
pemerintah dalam mengatasi masalah tersebut
b. Memotivasi (mendorong) atau menimbulkan hasrat masyarakat untuk tidak
mempeluas atau mempersulit masalah yang dihadapinya
c. Meyakinkan (persuasif) masyarakat agar bersedia melaksanakan anjuran-anjuran,
himbauan-imbauan, saran-saran Polri atau aparat pemerintah lainnya demi
terbinanya ketertiban masyarakat
d. Menggalang pendapat umum untuk disalurkan kepada saluran-saluran yang
sesuai dengan tujuan agar tidak menimbulkan akibat-akibat yang negatif
Kegiatan Penmas dapat dilaksanakan dengan cara:
a. Dilakukan dengan langsung kegiatannya antara lain dengan tatap muka, ceramah,
diskusi, anjangsana
b. Dilakukan secara tidak langsung dengan cara-cara pidato melalui media eletronik
(radio, TV), penulisan-penulisan (tajuk, pendapat, saran, himbauan) pada masa
media cetak (brosur, surat kabar, tabloid, leaflet) pameran, film drama, reog,
pertunjukan, wayangdan sebagainya

F. Pengumpulan Pendapat Masyarakat (Pulpatmas)


Pengumpulan pendapat masyarakat (Pulpatmas) adalah kegiatan dan upaya terbuka
untuk mengamati, memantau dan mengumpulkan pendapat masyarakat tentang
kisaran dan kesan-kesan masyarakat tentang Polri dan pelaksanaan tugas-tugasnnya.
Cara pelaksanannya sebagai berikut:
1. Kegiatan untuk mencarii, menyelediki dan mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber yang dapat dipercaya untuk membuktikan kebenaran tentang pendapat,
kisaran-kisaran dan issue-issue yang berkembang dimasyarakat..
2. Menerima informasi, laporan atau pengaduan masyarakat tentang sesuatu yang
berkaitan dengan masalah-masalah Kamtibmas yang sudah, sedang dan akan
terjadi.
3. Mengumpulkan pendapat dan saran masyarakat dalam upaya memecahkan
masalah-masalah Kamtibmas dan solusinya.
4. Pengumpulan pendapatan masyarakat ini dapat dilakukan dengan cara menerima
laporan pengaduan masyarakat, observasi, penyebaran angket, wawancara dan
penyampaian hasil informasi

G. Penertiban Masyarakat (Tibmas)


Penertiban masyarakat (Tibmas) adalah segala usaha dan penciptaan, pemeliharaan
dan pengembangan situasi dan kondisi yang memungkinkan kehidupan
bermasyarakat yang tertib bedasarkan hukum yang berlaku. Cara pelaksanaannya:
a) Penertiban masyarakat dilakukan dalam rangka menjaga dan memelihara
Kamtibmas agar tetap stabil dan kondusif
b) Penertiban masyarakat dapat dilakukan dengan mendata atau meregistrasi,
memberi pelayanan, memberi petunjuk teknis, mengawasi dan menertibkan
represif terhadap kegiatan masyarakat yang dianggap rawan
c) Penertiban masyarakat dilakukan terhadap individu dan kelompok-kelompok
masyarakat tertentu:
1. Memberi atau mengurus izin keramaian kepada masyarakat yang bersifat
tradisional atas nama Kapolres atau Kapolsek atau Kapospol yang karena

19
sesuatu hal yang cukup beralasan tidak mungkin datang ke kantor Polisi untuk
memperoleh izin tersebut.
2. Melakukan pendataan atau registrasi dan klasifikasi Pos kamling, Security
(Satpam), Satpol PP dan Linmas, tokoh masyarakat, mitra Kamtibmas dan
sebagainya
3. Pengawasan kegiatan berburu, kegiatan masyarakat, kegiatan layar tancap,
kesenian atau musik, kegiatan aksi sosial dan lain sebagainya
4. Memberi petunjuk dan saran tentang penertiban organisasi-organisasi sosial
kemasyarakatan, kepemudaan, karang taruna dan kegiatan kegiatannya
dalam rangka Bin Kamtibmas
5. Melakukan penertiban terhadap kegiatan masyarakat, kegiatan masyarakat
yang dianggap rawan dengan cara membubarkan dan menghentikannya, razia
atau sweeping
6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menertibkan masyarakat adalah
kecepatan waktu, mendidik, tidak arogan dan sok berkuasa, dilakukan dengan
cara yang sopan, ramah dan menghormati

H. Pendidikan dan Pelatihan Potensi Masyarakat


Pendidikan dan pelatihan potensi masyarakat adalah memberikan bimbingan teknis
melalui pendidikan dan pelatihan formal atau informal dengan cara lain sehingga
masyarakat memiliki pengetahuan kemampuan untuk menghadapi atau
menanggulangi setiap kemungkinan timbulnya gangguan Kamtibmas. Cara
pelaksanaannya:
 Pendidikan dan pelatihan masyarakat ini dapat diselenggarakan Polri namun
dapat juga diselenggarakan atas inisiatif dan prakarsa masyarakat.
 Dalam penyelenggaran pendidikan dan pelatihan buatlah rencana yang meliputi
waktu pelaksanaan, tempat, materi diklat, jumlah peserta, anggaran, tim pengajar,
dan semua kelengkapan diperlukan
 Kegiatan pendidikan dan pelatihan masyarakat ini dapat dilakukan terhadap
pendidikan dan pelatihan peragaan petugas pos kamling, security dan sebaginya
 Pelatihan pengaturan, penjagaan pos Kamling, pengawalan dan patroli petugas,
satpol PP dan security lainnya
 Pelatihan dalam membantu korban bencana alam dan pengungsi
 Pelatihan terpadu dengan instansi lain mengenai bela negara terhdap kelompok-
kelompok masyarakat
 Pelatihan PBB dan keterampilang menggunakan perlatan kepolisian seperti HTT,
menembak, bela diri dan lain sebagainya
 Pelatihan menggunakan HTT dan sandi kepolisian sebagai alat komunikasi bagi
kelompok-kelompok sadar Kamtibmas yang membantu tugas kepolisian
 Pelatihan keterampilan pramuka saka Bhayangkara dan Polisi sahabat anak
 Pelatihan penanggulangan kebakaran
 Pelatihan penangkapan tersangka dan penggeledahan badan
 Pelatihan pengaturan dan penertiban lalu lintas
 Pelatihan pengelolahan TKP dan menjaga agar tetap orisinil serta membuat sketsa
TKP
 Pelatihan terpadu dengan dinas pendidikan dan pelatihan masyarakat antara lain:
1. Tempat dan lokasi yang memadai, aman dan nyaman
2. Jumlah dan materi jam pelajaran pelatihan dianggap mampu diikuti peserta
3. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kegiatan rutin kelompok
masyarakat tersebut
4. Menunjuk tim pengajar atau instruktur yang benar-benar memiliki
kualifikasi yang dibutuhkan peserta

20
I. Pengarahan dan Pendayagunaan Potensi Masyarakat
Pengarahan dan pendayagunaan potensi masyarakat dapat dilakukan dengan cara
kunjungan, temu muka, sambang desa atau kampung. Cara pelaksanaannya:
1. Segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan dan
menggerakan individu dan kelompok masyarakat untuk menciptakan atau merubah
sikap mental individuan kelompok tersebut kedalam situasi dan kondisi tertentu ke
arah pendayagunaan yang menguntungkan keamanan dan ketertiban masyarakat
2. Kegiatan membimbing, mendorong, mengarahkan dan menggerakan potensi-
potensi masyarakat ini dapat diwujudkan dengan cara sering melakukan pertemuan
dan kunjungan rutin kerumah, kantor warga setempat dalam rangka silahturahmi
sehingga saling mengenal, mengerti satu sama lain pada gilirannya akan saling
membutuhkan
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengarahan dan pendayagunaan
masyarakat antara lain:
 Saling mengenal sehingga timbul kasih sayang
 Peduli dan tanpa pamrih bila diminta untuk membantu pertolongannya
 Menjaga sikap, perilaku, perbuatan dan tutur kata yang sopan
 Memelihara kesetiakawanan dengan menjaga nama baik dan kehormatan
sebagai anggota Polri
 Menjaga penampilan agar tetap rapi, bersih menarik dan simpatik

J. Pelayanan Masyarakat
Pelayanan masyarakat adalah kegiatan Polri melayani kepentingan masyarakat baik
yang berkaitan langsung dengan tugas pokoknya maupun bersifat sosial. Cara
pelaksanaannya:
a) Dalam memberikan pelayanan masyarakat ushakan agar dilakukan dengan
cepat sehingga masyarakat merasa puas, senang dan jangan dipersulit,
bertele-tel birokratis dan biaya yang tidak mahal
b) Mayarakat yangmembutuhkan informasi tentang prosedur pembuatan
SIM,SNTK, BPKB, SKCK, surat izin keramian dan lain-lain agar diberi
penjelasan yang sopan dan ramah
c) Seseorang yang melapor suatu masalah atau kejadian baik yang menyangkut
kepentingan disinya ataupun kepentingan orang lain agar memperhatikan hal-
hal yaitu menerima laooran dengan ramah dan sopan selanjutnya berikan
bantuan secepatnya, menciptakan komunikasi yang bersahabat, melayani
sesuai ketentuan yang berlaku dan jangan biarkan yang bersangkutan terlalu
lama menunggu, dan menyampaikan rasa turut bersimpati atas kejadian yang
dialami oleh korban
d) Apabila seseorang minta bantuan (sakit) maka tolonglah untuk dibawa
ketempat pengobatan yang terdekat sesegera mungkin dan jangan menolak
dengan alasan yang tidak tepat
e) Apabila menghadapi kasus kecelakaan maka berila pertolongan pertama pada
korban, bawalah korban kecelakaan ke rumah sakit terdekat,perhatikanlah
kelancaran arus lalu lintas dengan mengamankan kendaraan dan barang bukti,
dan bantulah menjaga dan mengamankan tempat atau lokasi terjadinya
kecelakaan
f) Apabila menghadapi bencana alam maka selamatkanlahkorban yang masih
hidup dengan memberikan pertolongan pertama atau membawanya kerumah
sakit terdekat, mengamkan pengungsi ke tempat penampungan sementara,
menjaga, mengawal dan mengamankan penyaluran-penyaluran bantuan
untuk korban bencana alam, dan membantu kegiatan rehabilitasi lingkungan
dan prasarana yang rusak
g) Apabila menerima laporan masyarakat adanya sekelompok anak-anak
bergerombol di jalan atau gang hal yang harus dilakukan antara lain

21
mendatangi mereka, mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan
mennegur mereka dengan sopan dan bersahabat, memberi penjelasan
tentang bahaya bergerombil di jalanan, mengusahakan agar mereka dapat
menerima nasehat yang anda berikan dan seandainya mereka menerima
nasehat yang diberikan, agar disampaikan ucapan terima kasih atas
pengertiannya
h) Apabila seseorang meminta tolong mencari alamat, maka usahakan memberi
petunjuk secara tepat dan mudah dicari, seandainya tidak mengetahui
usahakan mencari keterangan dari pihak lain, dan apabila perlu dan
mempunyai waktu, hendaknya mengantar ke tempat tujuan

K. Rehabilitasi Masyarakat
Rehabilitasi masyarakat adalah suatu kegiatan dalam rangka merawat atau
memelihara kesadaran bekas-bekas pelanggar hukum yang telah dan akan kembali
kemasyarakat ataupun yang ditujukan kepada situasi ataupun kondisi masyarakat
akibat terjadinya suatu gangguan oleh manusia atau hewan atau bencana alam. Cara
pelaksanaannya yaitu:
 Membamtu melaksanakan rehabilitasi terhadap masyarakat yang mengalami
trauma sebagai akibat korban kejahatan, kejahatan lalu lintas, wabah penyakit
menular dan bencana alam
 Membantu melakukan rehabilitasi terhadap kelompok-kelompok masyarakat
yang menjadi korban tawuran warga, perkelahian pelajar dan konflik sosial
lainnya
 Membantu melakukan rehabilitasi dalam rangka pembinaan kepada
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti gelandangan dan
anak terlantar, pengemis, WTS, PSK, Waria, penyandang penyakit kusta,
pedagang kaki lima, pengamen, pedangan asongan, pak ogah, mantan napi,
residivis dan pencandu narkoba
Kegiatan rehabilitasi meliputi:
1) Rehabilitasi yang bersifat psychis yaitu usaha dan kegiatan untuk memperbaiki
kembali, merubah atau menyesuaikan sikap mental dan sikap sosial seseorang
sekelompok orang atau masyarakat agar kembali dapat bersikap dan berbuat
secara wajar sesuai dengan norma-norma atau ketentuan hukum yang berlaku.
2) Rehabilitasi yang bersifat sosial yaitu usaha dan kegiatan untuk meperbaiki
kembali, merubah atau menyesuaikan struktur sosial dan fungsi-fungsi sosial
masyarakat yang telah rusak atau terganggu kepada struktur sosial dan fungsi
sosial yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang baru akibat adanya perubahan
masyarakat dan kejadian-kejadian tertentu
3) Rehabilitasi yang bersifat psysik yaitu usaha dan kegiatan untuk memperbaiki
kembali, merubah atau menyesuaikan sarana-sarana pendidikan, pemerintahan,
keamanan dan sarana-sarana ekonomi dengan kebutuhan dalam kondisi yang
baru akibat bencana alam, bencana karena manusia, wabah dan akibat dampak
negatif pembangunan

L. Perlombaan
Perlombaan adalah kegiatan yang mempertandingkan sesuatu diantara orang-orang
atau kelompok dan menetapkan pemenangnya menurut kriteria tertntu untuk
menumbuhkan motivasi. Jenis-jenis lomba yang dapat dipertandingkan dalam
memotivasi pembinaan Kamtibmas baik perorangan maupun kesatuan kelompok
adalah lomba siskamling, lomba satpam teladan baik perorangan maupun instansi,
loma cerdas cermat Kamtibmas, lomba PKS, lomba Prasbhara, lomba pidato
Kamtibmas, lomba mengarang Kamtibmas, dan lomba Dai Kamtibmas. Selain itu hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan perlombaan adalah
 Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan diadakan lomba

22
 Jenis-jenis lomba yang dipertandingankan tingkat daerah dan nasional
 Kriteria penilaian yang jelas
 Memberikan motifasi kepada peserta untuk ikut berpartisipasi dalam Bin
Kamtibmas

M. Koordinasi
Koordinasi adalah merupakan suatu usaha kegiatan, pemupukan kesadaran akan
tanggung jawab bersama sehingga peraturan-peraturan dan tindakan-tindakan yang
akan dilaksanakan tidak saling bertentangan. Koordinasi dilaksanakan dengan
pemerintah atau pejabat daerah, pejabat instansi swasta, kepala desa atau lurah dan
tokoh-tokoh masyarakat.
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan koordinasi adalah
mempersiapakan materi atau bahan untuk koordinasi, memberikan penjelasan
tentang maksud dan tujuan diadakan koordinasi dan menindak lanjuti dari hasil
koordinasi.

N. Diskusi
Diskusi adalah mengajak masyarakat untuk memecahkan masalah Kamtibmas. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam diskusi adalah tempat yang memenuhi syarat atau
representatif, Narasumber yang berbobot sesuai dengan bidangnya, materi dan bahan
yang akan dibahas, peserta diskusi adalah para pimpinan dan tokoh masyarakat,
mempersiapkan notulis, dan menindak lanjuti hasil diskusi.

O. Kegiatan Umum Kepolisian dalam Rangka Perlindungan Masyarakat.


Kegiatan umum kepolisian dalam rangka perlindungan masyarakat adalah yang
bersedia sebagai sanksi dah kegiatan umum kepolisian dalam rangka perlindungan
masyarakat, yang dilakukan untuk memmberi jaminan keamanan kepada orang yang
bersedia sebagai sanki dalam suatu perkara pidana yang dilakukan orang tertentu.
cara pelaksaannya adalah
 Memberi perlindungan kepada individu dan kelompok yang mersa dirinya
terancam atau diancam oleh seseorang yang dikenal maupun tidak dikenalnya
 Memberi perlindungan saat melakukan tindakan pertama pada kasus
tertangkap tangan
 Memberi perlindungan saat melakukan tindakan pertama ditempat kejadian
perkara TPTKP
 Memberikan perlindungan kepada orang lain dengan menegur seseorang dan
atau memberhentikan orang yang dicurigai
 Memberi perlindungan dengan cara membantu mecari tersangka, saksi dan
barang bukti dalam suatu kriminal
 Memberi perlindungan bagi sesorang yang tersesat dan tidak memperoleh
penginapan sementara dengan menampungnya di kantor Polisi

23

Anda mungkin juga menyukai