LAPORAN KEGIATAN
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP PERTEMUAN KE II
TOPIK PEMBAHASAN
PENYUSUNAN INSTRUMEN EVALUASI DIRI KABUPATEN (EDK)
SEBAGAI BAGIAN DARI
SISTIM EVALUASI DIRI KABUPATEN
A. LATAR BELAKANG
Basic Education Program merupakan bantuan dari Pemerintah Australia melalui AusAID (Australian
Agency for International Development). Khusus untuk program WDD dan WSD telah
diperkenalkan dan dilaksanakan programnya mulai periode tahun 2006-2007 kepada 105 Kabupaten
yang meliputi 380 sekolah yang ada di wilayah 18 Propinsi. Wilayah ini merupakan cakupan putaran
pertama dari sekolah yang dibangun melalui program AIBEP.
Pada tahun 2008, terdapat penambahan wilayah sasaran pada program ini yang berjumlah 38
Kabupaten dan 700 sekolah pada sejumlah wilayah di 20 Propinsi yang berpartisipasi secara aktif.
Program WDD dan WSD secara otomatis mengakomodasikan pendidikan inklusi dan gender
mainstreaming.
Secara total sampai dengan awal tahun 2009, wilayah BEP meliputi 143 Kabupaten, 1080 sekolah di
20 wilayah Propinsi. Selain wilayah tersebut, pada putaran ke- dua BEP tahun 2008, berdasarkan data
terdapat sejumlah 23 Kabupaten dari sejumlah 20 wilayah Propinsi tersebut yang bukan merupakan
bagian dari program pembangunan sekolah BEP tetapi ikut serta dalam capacity Building program
WDD. Dengan demikian dukungan AIBEP, AusAID ini dapat memberikan kesempatan Capacity
Building kepada stakeholder pengelola pendidikan di tingkat Kabupaten dan Stakeholder pengelola
pendidikan di tingkat sekolah dalam rangka memperkuat kinerja instansi/lembaga pendidikan.
Tentunya berbagai langkah yang telah dilakukan harus dilanjutkan sampai dengan penilaian terhadap
peningkatan mutu yang membantu melihat keterwujudan yang ada dari berbagai bantuan baik yang
bersumber dari Pemerintah Indonesia maupun bantuan Donor asing.
Salah satu stakeholder Kabupaten dan sebagai implementator teknis bidang pendidikan adalah Tim
dari Dinas Pendidikan. Dibawah sistem pendidikan Indonesia yang bersifat desentralisasi, para
petugas di dinas pendidikan kabupaten menjadi pemegang peran penting di dalam menjalankan
kepemimpinan, pengelolaan dan peningkatan mutu layanan serta proses pendidikan yang ada.
Karena itu, sudah menjadi keharusan jika kabupaten-kabupaten yang ada kemudian mengadakan
pengkajian secara terus menerus akan keefektifan dan keefisiensian, manajemen, tata kelola
pendidikan dan sistem pendukung sekolah yang ada untuk memastikan kalau semua ini bisa
memfasilitasi mutu pendidikan keberhasilan siswa.
1
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Hal ini berarti juga bahwa kabupaten-kabupaten tersebut harus mengambil alih tanggungjawab untuk
menerapkan proses penjaminan dan peningkatan mutu kabupaten secara teratur . Hal ini bisa
dilakukan dengan menerapkan Evaluasi Diri Kabupaten (EDK), sebagai bagian dari Sistem
Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan (SPMP), dengan cara yang sama pada saat penerapan
Sistem Evaluasi Diri Sekolah yang dibantu (SSSE).
Alat ini ditujukan untuk digunakan oleh kabupaten-kabupaten di dalam melakukan proses evaluasi diri.
Agar bisa menjalankan proses ini, kepala dinas akan membentuk dan mengawasi sebuah tim evaluasi
dan pengembangan kabupaten untuk melakukan proses evaluasi ini. Anggota tim ini harus terdiri dari
perwarkilan dari bagian-bagian yang berperan penting di dinas pendidikan dan jika memang berkaitan,
juga anggota yang berasal dari luar dinas pendidikan, seperti misalnya perwakilan dari MAPPENDA,
BAPPEDA, dan Dewan Pendidikan. Alat ini dirancang untuk digunakan setelah pemakainya diberikan
pelatihan untuk itu.
Mengingat hal diatas kegiatan Peningkatan Layanan manajemen, Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas
yang juga merupakan kontribusi GOI terhadap program WDD-WSD, AIBEP, melakukan kerjasama
dengan pihak Donor untuk membangun sistim Evaluasi Diri tersebut. Kegiatan ini sekaligus merupakan
rapat koordinasi antara Tim pada Peningkatan Layanan Manajemen, Setditjen Mandikdasmen,
Depdiknas, MCPM (Implementator Program WDD-WSD, AIBEP- AusAID) dengan Development Group.
Pertemuan ini dilaksanakan pada hari.Senin, tanggal 2 sampai dengan hari Rabu, tanggal .4 bulan
Maret tahun 2009, merupakan kegiatan ”Membangun Sistim Evaluasi Diri Kabupaten terkait dengan
Peningkatan Mutu Pendidikan ”.
2
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
3
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Presentasi kelompok untuk menjaring kesempurnaan ide-ide dan pemikiran serta berbagai
masukan dari seluruh peserta
Pleno penyampaian hasil kegiatan dan berbagai informasi yang sekiranya perlu untuk menjadi
perbaikan selanjutnya dalam rangka penyusunan alat bantu/Instrumen
Skenario pelaksanaan kegiatan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan diagram berikut:
Paparan/presentasi
tentang Konsep Plenodraft rekomendasi
Penyusunan Alat Bantu per Konsep yang dibahas
EDK serta penyamaan
persepsi dalam rangka
Diskusi Kelompok
prnyrmpurnaan alat
Konsep 1 Konsep 2 dan
bantu/kwesioner EDK
Konsep 3 serta Resume
Hasil Diskusi
Diskusi Kelompok
Konsep 4 Konsep 5 dan PENUTUPAN
Konsep 3 serta Resume
Hasil Diskusi
Diskusi Kelompok
Pembukaan Konsep , dan Konsep 8
serta Resume Hasil
Diskusi
Pengarahan
Dari Setditjen Paparan Kelompok dan
Mandikdasmen mengenai diskusi plano
Peran Pihak Donor dalam
mendukung
Pembangunan Penysunan draft Resume
Pendidikan dan rekomendasi untuk
setiap Konsep
E. MATERI/BAHAN KEGIATAN
Dalam mendukung keberhasilan dari pelaksanaan kegatan ini, Tim Peningkatan Layanan Manajemen,
Setditjen Mandikdasmen, Depdiknas, selaku penyelenggara kegiatan yang dananya dari APBN TA
2009, memfasilitasi dan mengkokohkan kerjasama antara Development Group dan National Trainer
sebagai perwakilan dari unsur Pemerintah (Depdiknas dan Depag) serta MCPM sebagai
Implementator WDD-WSD. Dari kerjasama tersebut dihasilkan beberapa materi/bahan yang digunakan
sebagai bahan paparan dan diskusi. Pada pelaksanaan kegiatan ini, materi/bahan yang disampaikan
meliputi:
1. Konsep Alat Bantu/Instrumen Evaluasi Diri Kabupaten ayng dilengkapi dengan Skema dari
Lingkup Evaluasi Diri Kabupaten, yang terdiri dari:
4
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi dalam tatanan birokrasi dan sistim manajemen
pendidikan, kemampuan untuk melaksanakan evaluasi terhadap kondisi yang ada dan yang
sedang berjalan sebagai “alat untuk memberikan peringatan dini” adalah sangat penting. Untuk
menyusun konsep tersebut perlu dipahami mengenai pengertian evaluasi dan lingkup dari
“Evaluasi Diri Kabupaten” pada sektor pendidikan yang perlu dilakukan.
Evaluasi Diri yang akan dilakukan merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
pelaksanaan program sesuai dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.
Selanjutnya dengan hasil evaluasi diharapkan dapat digunakan dalam menilai pelaksanaan dan
keberhasilan program untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan kelanjutan program
atau pengembangan program yang lain. Informasi dan simpulan hasil evaluasi diharapkan untuk
mengambil keputusan tentang program secara utuh, mulai dari kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat dan tuntutan masa depan (konteks), input, proses, output yang ditargetkan maupun
outcome yang diharapkan.
Berdasarkan hasil paparan dari tim MCPM (dalam hal ini adalah International Adviser: Ibu Karen),
diperoleh suatu konsep yang merupakan lingkup evaluasi diri yang diharapkan dapat
menghasilkan suatu tatanan pendidikan yang lebih baik bagi peserta didik. Lingkup tersebut
antara lain adalah:
a). Kebijaksanaan & Perencanaan
5
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
6
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Level 4 menjelaskan kondisi Kabupaten dan sekolah telah mencapai SNP dan merintis
pada kondisi yang melebihi SNP
Dalam menganalisa setiap Level, seharusnya mengalir pada struktur informasi utama yang
sama hanya tingkat pencapaiannya yang berbeda
3). Bagaimana Anda bisa mengetahuinya? Informasi yang didapatkan akan diverifikasi
berdasarkan bukti yang diperoleh untuk menunjukkan pencapaian keberhasilan
4). Bagaimana perbaikan bisa dilakukan? Kabupaten akan menggunakan informasi yang
telah dikumpulkan itu untuk menentukan bagian mana yang harus diberikan prioritas untuk
perbaikan dan untuk mempersiapkan rencana pengembangan kabupaten tersebut.
5). Keuntungan apa yang akan Anda dapatkan di kabupaten yang melakukan proses
ini?
Kabupaten tersebut akan bisa mengenali kekuatan yang ada dan bisa melakukan
perencanaan untuk perkembangan lebih lanjut
6). Tantangan kedepan akan dapat di diagnose untuk mengetahui perbaikan apa yang harus
dilakukan.
Konsep EDS harus dapat mengidentifikasi kesempatan/peluang dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan yang perlu dilakukan, menilai apakah yang telah dilakukan sudah mencapai
keberhasilan dan juga dapat mengidentifikasi penyesuaian terhadap program yang ada
sesuai dengan yang diperlukan.
ESD ini dapat menjadi bahan laporan formal kepada para pemangku kepentingan mengenai
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai.
7). Bagaimana Tim Evaluasi dan Pengembangan Kabupaten akan menggunakan alat
ini?
Alat ini mengacu pada delapan standard pendidikan nasional dan sebagai alat untuk
mengakaji sistim manajemen pendidikan apakah sudah mencapai Standart Nasional
Pendidikan atau belum.
Dalam menyusun setiap bagian alat untuk melakukan EDS ini harus terdiri dari:
Serangkaian pertanyaan yang mengacu pada standard pendidikan yang harus dijawab
pihak kabupaten agar bisa melakukan evaluasi secara kualitatif akan kinerjanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang ada pada kedelapan
standard nasional yang paling relevan terhadap kinerja kabupaten dan dengan bagian
yang bisa dikembangkan kabupaten dan karenanya bisa digunakan perencanaan
perkembangan.
7
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Tingkat pencapaian telah tersedia untuk setiap kabupaten untuk digunakan sebagai
bagian untuk mengarahkan evaluasi diri tersebut.
8
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
H. NARASUMBER
Narasumber eselon II:
- Sesditjen Mandikdasmen
- Salah satu Direktur pada tingkat Pendidikan Dasar di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen
Narasumber Teknis:
- Kasubdit dari TK-SD
- National Adviser dari tim MCPM
- Kabag Keuangan selaku Tim Development Group dari Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas
- Kasubag APEM selaku penanggungjawab kegiatan dari Ditjen Mandikdasmen, Depdiknas
9
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Jadwal pelaksanaan kegiatan “Rapat Koordinasi Dengan Development Group” untuk Pertemuan ke II
yang membahas mengenai “Membangun Sistim Evaluasi Diri Kabupaten” melalui penyusunan
instrument Evaluasi DIri Kabupaten adalah sebagai berikut:
Pengarah/Nara
Hari/waktu Materi Kegiatan Sumber Pendamping
19.45 – 21.00 Pembukaan acara dan pengarahan Set Ditjen Kabag Keuangan, Setditjen
mengenai pentingnya kualitas manajemen Mandikdasmen Mandikdasmen
pendidikan
Selasa, tanggal 3 Maret 2009
8.00 – 9.30 Penjelasan tentang konsep Evaluasi Diri Renani Tim teknis
Kabupaten Karen Taylor
10.00 – 11.30 Pleno hasil rumusan kegiatan Unsur Tim Tim Teknis
Pengembang/Developm
ent Group dan Tim
Development Group
11.30 – sampai Penutupan acara Sesditjen Sri Renani Pantjastuti
selesai Mandikdasmen
10
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
J. BIAYA
Biaya pelaksanaan kegiatan “RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP” untuk
pertemuan ke-2 dengan topik Penyusunan Instrumen Evaluasi Diri Kabupaten yang bertujuan untuk
penyempurnaan, pemantapan dan pengayaan tentang Gender mainstreaming dibebankan pada DIPA
Kegiatan Peningkatan Layanan Manajemen Dikdasmen Jakarta tahun 2009
K. KESIMPULAN
Kegiatan “Rapat Koordinasi dengan Development Group” Kegiatan ke- 2 ini menggunakan dana
APBN yang merupakan kontribusi Pemerintah Indonesia terhadap program AIBEP yang dananya
bersumber dari Pemerintah Australia. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan sarana koordinasi yang
menghasilkan penyempurnaan instrumen sebagai bekal kabupaten dalam rangka evaluasi diri
kabupaten. Hasil kegiatan ini sangat penting, mengingat dari pertemuan dihasilkan berbagai
masukan, saran dan ide serta pemikiran yang dapat memperkuat instrumen Evaluasi Diri kabupaten
yang akan digunakan sebagai alat dalam melihat kondisi ketercapaian maupun kondisi yang ada
terkait dengan sektor pendidikan di tingkat Kabupaten maupun sekolah. Hasil tersebut juga akan
dikembangkan dan di fasilitasi melalui program WDD-WSD, AIBEP pada TA 2009. Dengan demikian
hasil kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat konsep pengembangan manajemen pendidikan di
tingkat Kabupaten dan memperkuat peningkatan mutu di tingkat sekolah dengan pemahaman yang
merupakan bagian dari implementasi sistim monitoring dan evaluasi secara jelas dan benar.
Dari rangkaian kegiatan Workshop ini, terdapat informasi yang perlu diakomodasikan dalam
menyusun Evaluasi Diri Kabupaten pada bidang pendidikan yaitu:
Bagaimana Tim Evaluasi dan Pengembangan Kabupaten akan menggunakan alat ini?
Alat ini terdapat di bagian yang berkaitan dengan delapan standard pendidikan nasional. Setiap
bagian terdiri dari:
Serangkaian pertanyaan yang mengacu pada standard pendidikan yang harus dijawab pihak
kabupaten agar bisa melakukan evaluasi secara kualitatif akan kinerjanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan aspek-aspek yang ada di kedelapan standard
nasional yang paling relevan terhadao kinerja kabupaten dan dengan bagian yang bisa
dikembangkan kabupaten dan karenanya bisa digunakan perencanaan perkembangan.
Tingkat pencapaian telah tersedia untuk setiap kabupaten untuk digunakan sebagai bagian untuk
mengarahkan evaluasi diri tersebut.
11
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Tingkat pencapaian memberikan sebuah gambar akan bagaimana keadaan dan kinerja sebuah
kabupaten yang berkaitan dengan satu pertanyaan tertentu.
Kabupaten-kabupaten yang harus melakukan sendiri proses pengidentifikasian untuk melihat pada
tingkat manakah kabupaten tersebut paling dekat berada dan bukan hanya sekedar member tanda
pada pernyataan yang ada.
Dengan menggunakan alat ini, kabupaten akan bisa mengukur dampak dari kegiatan-kegiatan kunci
yang telah dilakukannya pada para pemangku kepentingan dan bisa memeriksa secara teratur hasil
dan akibat dari program-program yang ada dan bagaimana kesemuanya bisa memenuhi keperluan
dari kabupaten tersebut.
Saran akan jenis bukti apa yang bisa digunakan kabupaten-kabupaten untuk menunjukkan tingkat
pencapaian mereka disediakan untuk setiap pertanyaan di dalam alat tersebut dan sebuah daftar
yang lengkap berisi jenis-jenis bukti yang bisa digunakan akan diberikan kepada tim-tim dari
kabupaten pada saat pelatihan. Kabupaten-kabupaten juga bisa mengutarakan sumber bukti lainnya
jika dirasa sesuai.
12
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
Berdasarkan informasi yang didapatkan, maka rencana yang dimiliki kabupaten akan terdiri dari
sejumlah kecil hal-hal yang harus diprioritaskan yang memang bisa dikembangkan lengkap dengan
mencamtumkan keluaran-keluaran khusus yang difokuskan pada peningkatan pemberian layanan
dan dukungan untuk meningkatkan pendidikan. Hal-hal tersebut harus bisa diamati dan diukur jika
mungkin. Rencana tersebut akan memasukkan pertanggungjawaban pelaksanaaan yang diperlukan,
bersama dengan waktu pelaksanaannya, batas waktu pelaksanaan dan apa yang menjadi ukuran dari
keberhasilan yang didapat.
Proses evaluasi diri akan mengalami perubahan dan perbaikan. Hal ini baru ada gunanya untuk
dilakukan jika bisa mengarah pada perencanaan untuk perbaikan pengalaman dan hasil pendidikan
yang akan didapatkan oleh para peserta didik di kabupaten dimana Anda berada. Diharapkan
dengan mengacu pada informasi dan data yang berasal dari sumber yang luas yang didapatkan dari
evaluasi diri ini, tidak hanya rencana yang akan dilakukan kabupaten akan menjadi lebih tepat, tapi
juga evaluasi yang akan dilakukan di masa depan akan lebih baik karena telah menggunakan data
yang bisa dihandalkan sebagai sumber awalnya. Hal ini akan memudahkan bagi kabupaten-
kabupaten nantinya untuk bisa menunjukkan perbaikan apa yang telah dilakukan dalam jangka waktu
tertentu dan menentukan bagian-bagian tertentu yang memerlukan dukungan.
13
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
2). Mengingat pelaksanaan Evaluasi Diri Kabupaten ini akan sangat membantu pengelola pendidikan
Kabupaten dalam mengkaji kemajuan diri, maka hal ini perlu secara tegas menjadi komitmen
bersama untuk dapat diimplementasikan di tingkat Kabupaten dan sekolah
3). Kontribusi Donor/LSM Pendidikan sangat diharapkan oleh Pemerintah Indonesia untuk membantu
mensukseskan program ESD. Untuk adanya keterpaduan langkah perlu dilakukan koordinasi
bersama antara Pemerintah dalam hal ini Depdiknas dengan Donor/LSM
4). Pihak Donor/LSM Pendidikan dapat memberikan bantuan dalam hal capacity building di tingkat
Propinsi, kab./Kota dan sekolah, dengan harapan program ESD ini akan menjadi program rutin di
Kabupaten
5). Anggaran untuk kegiatan ESD perlu diperhatikan melalui dana APBD sehingga seluruh
stakeholder Kabupaten sudah mulai mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan
penganggaan tersebut
6). Berdasarkan diskusi kelompok, strategi implementasi untuk melancarkan implementasi ESD
secara optimal perlu memperhatikan hal-hal berikut :
Kelengkapan data yang terkait dengan kondisi pendidikan di tingkat Kabupaten dan sekolah
Sosialisasi dan Capacity building secara berjenjang dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kab./Kota
Kerjasama dengan Donor/LSM bidang Pendidikan maupun lembaga independen lainnya
Menggiatkan Tim kerja yang berkaitan dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kab./Kota dalam rangka
merencanakan, pembinaan teknis dan evaluasi
Adanya rangkaian kerja nyata yang disusun oleh seluruh unsur terkait di tingkat Pusat, Provinsi
dan Kab./Kota sesuai dengan kekhasan daerah/kondisi lokal
7). Terjalinnya komunikasi antara Pejabat Depdiknas dan Depag yang tergabung pada Development
Group/Tim Pengembang dengan pihak Donor yaitu MCPM dan UNICEF
9). Adanya kajian hasil dan manfaat dari setiap kegiatan baik yang menggunakan dana APBN
maupun Donor, sehingga dapat dihasilkan “Lesson Learned”
10).Adanya pengarahan dan pembinaan serta saran dan masukan untuk strategi pelaksanaan
program agar lebih terpadu dan bersifat mendukung keberhasilan program pembangunan
pendidikan di masa yang akan datang
Pertemuan/kegiatan Rapat Koordinasi dengan Development Group yang didanai melalui sumber
dana APBN digunakan sekaligus sebagai sarana koordinasi antara Tim Pengembang/Development
Group yang merupakan pejabat Eselon 3 dari Depdiknas dan Departemen Agama, dengan pejabat di
lingkungan Depdiknas, pihak Tim MCPM – AIBEP, Donor lain (World Bank, ADB, USAID) serta
perwakilan dari National Trainer yang bertugas atas nama Depdiknas dan Departemen Agama.
14
RAPAT KOORDINASI DENGAN DEVELOPMENT GROUP
L. PENUTUP
Laporan kegiatan dari pelaksanaan “Rapat Koordinasi dengan Development Group ” ini disusun
sebagai laporan pelaksanaan kegiatan yang menggunakan dana APBN sebagai kontribusi dana GOI
melalui Kegiatan Peningkatan Layanan Manajemen Dikdasmen terhadap dana PHLN yaitu program
AIBEP. Sangat diharapkan pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkan penyempurnaan dan
pemantapan bahan/materi yang merupakan draft instrumen EDK, sehingga langkah informasi dan
strategi program donor dapat dilaksanakan lebih opimal program WDD-WSD, AIBEP dalam rangka
memfasilitasi daerah. Dokumen ini diharapkan dapat menginformasikan mengenai berbagai hal yang
perlu diindaklanjuti pada tahun 2009 terkait dengan kerjasama Depdiknas, Depag, dan MCPM dalam
melaksanakan pelatihan EDK. Dokumen ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran
bentuk dari dukungan sekaligus sebagai kendali terhadap kinerja pengelola pendidikan di tingkat
Kabupaten dan sekolah.
Pelaporan ini disampaikan dalam rangka akuntabilitas serta transparansi dan untuk penyempurnaan
dan kelengkapan informasi serta kejelasan gambaran langkah kerja. Harapan lain sebagai
kerjasama dari seluruh unsur, dokumen ini sangat terbuka dari berbagai masukan dan tambahan
informasi.
15