Anda di halaman 1dari 28

FORMAT RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


A. Identitas Program Pendidikan, meliputi:
Nama Sekolah : SMK GRAHA MADINA SINGOSARI
Mata Pelajaran : ILMU PENGETAHUAN ALAM
Komp. Keahlian : AKUNTANSI
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 2 X 45 MENIT
B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjaab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosisal
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminana bangsa
pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan,, dan menganalisis pengetahuan factual,
konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Menolah, menalar, dan menyajikan dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar
3.2 Menerapkan mitigasi bencana alam
4.2 Mensimulasikan mitigasi bencana alam yang terjadi di lingkungan sekitar
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2.1 Memahami penyebab dan akibat peristiwa gempa bumi tektonik
3.2.2 Memahami penyebab dan akibat peristiwa gempa bumi vulkanik
3.2.3 Memahami penyebab dan akibat peristiwa tsunami
4.2.1 Melakukan simulasi mitigasi gempa

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Memahami penyebab dan akibat peristiwa gempa bumi tektonik
2. Memahami penyebab dan akibat peristiwa gempa bumi vulkanik
3. Memahami proses terjadinya peristiwa tsunami
4. Mencoba simulasi mitigasi bencana gempa bumi
E. Materi Pembelajaran
Mitigasi Bencana
A. Pengertian Bencana
Berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana menjadi
bencana alam, bencana nonalam, bencana sosial. Bencana alam merupakan
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh fenomena
nonalam antara lain berupa kegagalan teknologi, kegagalan modernisasi dan
epidemi atau wabah penyakit. Bencana sosial merupakan bencana yang
diakibatkan oleh interaksi antarmanusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau konflik antarkomunitas masyarakat dan terorisme.
B. Jenis-Jenis Bencana Alam
1. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Litosfer
a. Letusan gunung api
Letusan gunung api merupakan proses keluarnya magma yang berada
di perut bumi ke permukaan bumi berupa material padat berupa bom,
lavili dan deb vulkanik, material cair berupa lahar dan material gas
berupa awan panas
b. Tanah longsor
Tanah longsor merupakan gerakan masa batuan atau tanah menuruni
lereng atau tebing.
c. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang
diakibatkan oleh pergerakan dan/atau interaksi lempeng tektonik serta
aktivitas vulkanik
2. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Hidrosfer
a. Banjir
Fenomena banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai
sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya kering.
Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya
tampung sungai tersebut.
b. Tsunami
Fenomena tsunami merupakan gelombang pasang yang terjadi akibat
akibat aktivitas tektonik dan letusan gunung api yang terdapat di dasar
laut
3. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Atmosfer
a. Badai tropis
Dalam meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan
pusaran angin tertutup pada suatu wilayah bertekanan udara rendah.
Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai
kecepatan lebih dari 128 km/jam dengan jangkauan lebih dari 200
Km dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu
minggu.
b. Tornado
Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang
membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam
kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.
Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya
berbentukcorong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang
menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang
membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan
angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan
menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa
tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam
memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di
permukaan dengan lebih dari 100 km.
C. Karakteristik Bencana Alam
1. Karakteristik letusan gunung api
Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan
atau kerak Bumi, yang membenarkan gas, abu, dan batu cair yang
panas bebas jauh di dalam bawah permukaan bumi. Aktiviti
gunung berapi membabitkan extrusion of rock yang cenderung
membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui
tempoh masa.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui
beberapa tanda, antara lain:
- Suhu di sekitar gunung naik.
- Mata air menjadi kering
- Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai
getaran (gempa)
- Tumbuhan di sekitar gunung layu
- Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :


a) Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas
tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon
dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida
(S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan
manusia.
b) Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir
dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer
akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental
akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang
membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
c) Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air,
dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk
di lereng gunung berapi.
d) Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara
saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat
terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer
jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
e) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan.
Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan
material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C.
Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh
yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga
dapat menyebabkan sesak napas.
2. Karakteristik tanah longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan,tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke
bawah atau keluar lereng.
Faktor-faktor yang menyebabkan longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng
lebih besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh
kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi
oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada
kondisi batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi
penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar
dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
a) Faktor alam
 Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu
lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung
berapi.
 Iklim : curah hujan yang tinggi.
 Keadaan topografi : lereng yang curam.
 Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air,
erosi dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
 Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
 Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan
getaran lalu lintas kendaraan.
b) Faktor manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
• Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.
• Kegagalan struktur dinding penahan tanah.
• Penggundulan hutan.
• Budidaya kolam ikan diatas lereng.
• Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
• Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran
masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang akhirnya merugikan
sendiri.
• Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.
Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :
• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Biasanya terjadi setelah hujan.
• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
• Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya
langsung hilang.
• Pintu dan jendela yang sulit dibuka.
• Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.
• Pohon/tiang listrik banyak yang miring.
• Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.

Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan
blok, runtuhan batu, rayapan tanah dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran
translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan longsoran yang
paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.
3. Karakteristik gempa bumi
Gempa bumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada
kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari
pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan
kesegala arah berupa gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan
sampai ke permukaan bumi.
Karakteristik Gempa bumi
- Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
- Lokasi kejadian tertentu
- Akibatnya dapat menimbulkan bencana
- Berpotensi terulang lagi
- Belum dapat diprediksi
- Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
Tipe gempa bumi
a. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus.
b. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya
aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara
mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar
keseluruh bagian bumi.
c. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan
meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini jarang
terjadi.
d. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah
kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan
bersifat lokal.
e. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir
atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi
4. Karakteristik banjir
Banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi
wilayah daratan yang normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika
volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.
Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori
yaitu:
a. Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas
penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri dari sistem sungai alamiah
dan sistem drainase buatan manusia
b. Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat
pasang laut maupun meningginya gelombang laut akibat badai.
c. Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia
seperti bendungan, bendung, tanggul dan bangunan pengendalian banjir.
d. Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai
akibat runtuhnya/longsornya tebing sungai.
Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat
merusak. Aliran arus air yang cepat dan bergolak dapat mengakibatkan korban
jiwa karena aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat orang hanyut
atau tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan
mampu manyeret material yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih
tinggi. Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi jembatan dan lainnya
yang dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut
bahkan mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.
5. Karakteristik tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami” berarti
gelombang sehingga secara umum diartikan sebagai pasang laut yang besar di
pelabuhan.
Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:
- Bempabumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa
tanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau).
- Tanah longsor di bawah tubuh air/laut
- Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau
Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa
bumi yang memicunya. Besar kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping
tergantung pada bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh karakteristik
sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang
tsunami meliputi energi, magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus
dan luas rupture area.
Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :
- Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5
meter. Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
- Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada
gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan
oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan
magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi
gelombang 2 m dari permukaan laut.
- Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode
durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang pasang bisa
berlangsung lebih lama 12-24 jam.
- Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut,
bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga
perempatnya.
6. Karakteristik badai tropis
Badai tropis terbentuk di atas samudera yang umumnya bersuhu permukaan
hangat atau lebih dari 26,50C.
Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah
kelembaban udara yang tinggi karena banyaknya kandungan uap air. Syarat
tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan
subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 2600C.
Karakter badai tropis:
- Sebagai tiupan angin yang merusak
- Meningkatkan jumlah curah hujan dan intensitas hujan
- Menimbulkan gelombang badai di pantai
- Rata-rata durasi badai tropis 6 hari, tetapi dapat terjadi < 24 jam namun
ada pula yang durasinya sampai 3 minggu
- Dalam citra satelit tampak sebagai kumpulan awan melingkar dengan
radius hingga 300 km
Dampak siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam
hingga berhari-hari, banjir, gelombang tinggi dan gelombang badai

7. Karakteristik tornado
Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong
spiral. Tornado umumnya berkaitan erat dengan pertumbuhan awan badai.
Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400 km
per jam.

Ciri ciri datangnya Tornado:

1. Langit terlihat hitam atau mendung.


2. Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25 mnt)
3. Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit
semakin hitam gelap
4. Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita
5. Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya suara nya seperti air terjun,
namun lama lama berubah menjadi seperti suara jet yang sangat keras
Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini
jika lapisan udara dingin berada diatas lapisan udara panas, udara panas
naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah
yang mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila
sudah sempurna maka sebuah tornado bisa memiliki kecepatan hingga 400
Km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365 meter.
Proses terjadinya badai tornado:
a. Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan
menyebabkan suhu tanah meningkat. Dan ketika suhu panas
meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik
dan semakin naik.
b. Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering,
dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk ke lapisan udara atas.
Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta.
c. Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin
dari sisi samping menyebabkan arah yang berbeda dan membentuk
sebuah pusaran.
d. Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai
terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan tanah. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
D. Sebaran Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Beberapa daerah sebaran rawan bencan alam di Indonesia yaitu:
1. Gempa bumi
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh
jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan
menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng Pasifik bergerak
relatip ke arah barat.
Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi
gempabumi besar dengan kedalaman dangkal
2. Gunung meletus
Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih
aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.
Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak)
a. Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya)
Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi
di Indonesia.
Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)
Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)
Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)
Gunung Dom (1,332 m.dpl)
Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)
Gunung Yamin (4,595 m.dpl)
Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)
Gunung Redoura (3,083 m.dpl)
Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)
Gunung Mandala (4,640 m.dpl)
Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)
Gunung Foja (1,800 m.dpl)
Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)
b. Gunung di Jawa (37 buah)
Gunung Anjasmara (2.277 m)
Gunung Argapura (3.088 m)
Gunung Arjuno (3.339 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)
Burangrang (2.057 m)
Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)
Gunung Cikuray (2.818 m)
Gunung Galunggung (2.167 m)
Gunung Gede (2.958 m)
Gunung Guntur (2.249 m)
Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang
Gunung Kembar I (3.052 m)
Gunung Kembar II (3.126 m)
Gunung Krakatau
Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah
Gunung Lawu (3.245 m)
Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi
ketiga tertinggi di Indonesia
Gunung Malabar (2.343 m)
Gunung Masigit (2.078 m)
Gunung Merapi (2.911 m)
Gunung Merbabu (3.145 m)
Gunung Muria (1.602 m)
Gunung Pangrango (3.019 m)
Gunung Papandayan (2.665 m)
Gunung Patuha (2.386 m)
Gunung Penanggungan (1.653 m)
Gunung Raung (3.332 m)
Gunung Salak (2.211 m)
Gunung Slamet (3.432 m)
Gunung Sumbing (3.336 m)
Gunung Sundara (3.150 m)
Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)
Gunung Ungaran (2,050 m)
Gunung Wayang (2.181 m)
Gunung Welirang (3.156 m)
Gunung Wilis (2.552 m)
Gunung Kelud (1.350 m)
Gunung di Kalimantan (4 buah)
Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat
Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah
Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur
Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan
Gunung di Sulawesi (10 buah)
Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe
Gunung Lokon (1.689 m)
Gunung Klabat(1995 mdpl)
Gunung Mekongga (2.620 m)
Gunung Mahawu (1311 mdpl)
Gunung Bawakaraeng (2.705 m)
Gunung Latimojong (3.478 m)
Gunung Lokon (1580 mdpl)
Gunung Lompobattang (2871 m)
Gunung Soputan (1783 m)
c. Gunung di Sumatra (13 buah)
Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan
Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di
Indonesia dan gunung berapi tertinggi di Indonesia
Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara
Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara
Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung
Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat
Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat
Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat
Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat
Gunung Leuser (3172 m) NAD
Gunung Perkison (2300 m) NAD
Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat
Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat
d. Bali & Nusa Tenggara (20 buah)
Gunung Agung (3.142 m) di Bali
Gunung Ebulolobo (2,123)
Gunung Inielika (1,559)
Gunung Kondo (2,947)
Gunung Nangi (2,330)
Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia
Gunung Sangeang (1,949)
Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa
Gunung Anak Ranakah (2,402)
Gunung Ebulabo (2,123)
Gunung Egon (1,703)
Gunung Iliboleng (1,659)
Gunung Iliwerung (1,486)
Gunung Inerie (2,230)
Gunung Keknemo (2,070)
Gunung Kelimutu (1,385)
Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)
Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)
Gunung Lewotolo (1,319)
Gunung Loreboleng (1,117)

6. Tanah longsor
7. Banjir
8. Arus laut dan ombak besar
9. Tsunami
10. Kekeringan
11. Kebakaran hutan
12. Bencana angin: badai tropis dan puting bliung
13. Gas beracun

E. Dampak Positif Bencana Alam


1. Letusan Gunung Berapi
Letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi
penduduk yang ada di sekitar. Berikut uraiannya:
a. Tanah yang dilalui oleh hasil abulkanis gunung berapi sangat baik bagi
pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih subur dan
bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi
penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat
menguntungkan.
b. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi
yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material
vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
c. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung
berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bangungan warga sekitar gunung.
d. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan
tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem
yang juga baru.
e. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata
air panas yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara
periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
f. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan
kandungan mineral yang sangat melimpah.
g. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini
potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
h. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik
didirikan pembangkit listrik.
2. Tanah Longsor
Dampak positif dari tanah longsor adalah:
- Tanah kembali menjadi gembur
- Perubahan tekstur dan bentuk gunung
- Mempercepat dan memperbanyak proses peleburan batu dalam
tanah
3. Gempa Bumi
Dampak positif dari gempa bumi adalah:
- Menciptakan alat-alat tekhnologi pendeteksi gempa
- Menjadikan kita peduli pada sesama
- Meningkatkan kewaspadaan manusia
- Menjadi tempat pariwisata
- Menjadi sumber berita
- Mengurangi kepadatan penduduk
4. Banjir
Dampak positif dari banjir adalah:
- Masyarakat jadi sadar kalau selama ini kurang kesadaran
terhadap lingkungan sehingga terkena banjir
- Masyarakat menjadi semakin sadar pentingnya menjaga agar
tidak terjadi terjadi banjir
5. Tsunami
Dampak positif dari tsunami adalah:
- Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan
pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih hidup
- Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban
bencana,menimbulkan efek kesadaran bahwa manusia itu saling
membutuhkan satu sama lain
- Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi
bangunan kita serta kelemahannya dan kita dapat melakukan inovasi
baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali
tetapi dengan konstruksi yang lebih baik
6. Badai Tropis
Dampak positif dari badai tropis adalah:
- Secara global siklon tropis sangat diperlukan untuk menjaga
keseimbangan panas atmosfer bumi dengan cara memindahkan
panas, dan kelembaban yang tinggi di daerah tropis ke wilayah sub
tropis dan kutub yang lebih dingin.
- Pada beberapa situasi khusus, siklon tropis membawa dampak
positif bagi wilayah- wilayah yang terkenda dampaknya. Di wilayah
Jepang, sebagian besar curah hujan yang turun merupakan dampak
dari typhoon. Hurricane Camille mengakhiri kondisi kekeringan dan
kesulitan air pada daerah-daerah yang dilewatinya.
7. Tornado
Ternyata dibalik dasyatnya tornado tornado menyimpan manfaat :
- Menjaga suhu daerah yang dilalui tornado agar daerah tersebut tidak
terlalu dingin/panas karena tornado membawa angin dari derah lain
yang biasanya dari daerah lebih dingin,lebih panas dari daerah yang
diterjang angin

F. Dampak Negatif Bencana Alam


1. Letusan Gunung Berapi
Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya
bagi organisme yang dilaluinya, Karena itu kewaspadaan mutlak
diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:
a. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung
bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas
Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa
partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
b. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua
aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk
kegiatan ekonomi.
c. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan
abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
d. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak
terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
e. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi
menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
f. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan
dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan
juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal
merupakan salah satu destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan
pecinta alam.
2. Tanah Longsor
Dampak negatif dari tanah longsor adalah:
- Korban jiwa
- Rusaknya infrastruktur
- Rusaknya sumber mata pencaharian warga
- Buruknya sanitasi lingkungan
3. Gempa Bumi
Dampak negatif dari gempa bumi adalah:
- Membuat banyak orang meninggal
- Merusak fasilitas umum
- Wilayah menjadi rusak
- Banyaknya pengangguran karena kantornya hancur
- Berkurangnya sumber daya alam dan sumber daya manusia
- Jaringan transportasi dah komunikasi terganggu
4. Banjir
Dampak negatif dari banjir adalah:
- Merusak sarana dan prasarana rumah, gedung, jembatan, jalan, dll
- Memutuskan jalur transportasi, akibat genangan air maka jalur
transportasi jadi tidak bisa dilalui
- Bisa merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan,
harta benda lainnya atau bahkan jiwa manusia
- Bisa mengakibatkan pemadaman listrik, karena ada genangan air maka listrik
diwilayah tersebut harus dipadamkan karena bisa berbahaya
- Mengganggu aktivitas sehari-hari, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa ke
kantor, sekolah, dll
- Dapat mencemari lingkungan sekitar kita, saat banjir datang tidak hanya air,
tetapi juga membawa serta sampah, kotoran, limbah, dll selain dapat
mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau
bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.
- Mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)
5. Tsunami
Dampak negatif dari tsunami adalah:
• Merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan
mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan,
pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
• Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari
lagi tenaga ahli yang sesuai dalam bidang pekerjaanya
• Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana
karena faktor dana yang besar
• Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana
yang kehilangan segalanya
6. Badai Tropis
- Angin kecepatan tinggi
- Gelombang laut (storm surge)
- Hujan deras
- Angin tornado
7. Tornado
Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung/ tornado dapat
menghancurkan area seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung/tornado
susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting
beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda
keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin. Jaringan telepon,internet, dan
listrik akan terganggu akibat angin putting beliung/tornado, dan dapat merusak
infrastruktur daerah/kota.

G. Pengertian Mitigasi dan Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam


1. Pengertian Mitigasi Bencana
Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan
sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:
1. Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa,
kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam.
2. Menjadi landasan perencanaan pembangunan
3. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta
mengurangi dampak dan resiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup
aman
Untuk melakukan penanggulangan bencana, diperlukan informasi sebagai dasar
perencanaan penanganan bencana yang meliputi:
1. Lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah
penduduk yang terkena bencana
2. Jalur transportasi dan sistem telekomunikasi
3. Ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat
penampungan dan jumlah korban
4. Tingkat kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan medisserta tenaga
kesehatan
5. Lokasi pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi
6. Perkiraan jumlah korban yang meninggal dan hilang
7. Ketersediaan relawan dalam berbagai bidang keahlian
Siklus manajemen bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut saling
melengkapi dan tumpang tindih. Keempat fase tersebut adalah:
a. Mitigasi
Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini umumnya
terjadi bersamaan dengan fase pemulihan dari bencana sebelumnya. Seluruh
kegiatan pada fase mitigasi ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa
tidak terulang.
b. Kesiapsiagaan
Merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Dalam
fase ini perencanaan yang dibuat oleh lembaga penanggulangan bencana
tidak hanya berkisar pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi
juga untuk berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.
c. Respon
Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya
bencana. Fase ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana dan dimulai
dengan mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.
d. Pemulihan
Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi
seperti semula. Pada fase ini pekerjaan utama yang dilakukan masyarakat
dan petugas adalah menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban
bencana dan membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama
masa pemulihan ini, dilakukan pula evakuasi terhadap langkah-langkah
penanganan bencana yang telah dilakukan.
2. Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam
Adaptasi bencana adalah penyesuaian sistem alam dan manusiaterhadap
stimulus bencana alam nyata atau yang diharapkan tidak ada dampak-
dampaknya, yang menyebabkan kerugian atau mengeksploitasi kesempatan-
kesempatan yang memberi manfaat.
Adapatsi bencana alam perlu dilakukan mengingat adanya ancaman-ancaman
bencana alam yang membahayakan manusia seperti:
1. Ancaman alamiah
Proses atau fenomena alam berupa tanah longsor, tanah bergerak yang bisa
menyebabkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan
lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan
sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.
2. Ancaman biologis
Proses atau fenomena bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-
vektor biologis termasuk keterpaparan terhadap mikroorganisme yang
bersifat patogen, toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa menghilangkan
nyawa, cidera, sakit atau dampak-dampak kesehatan lainnya kerusakan
harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan
ekonomi atau kerusakan lingkungan.
3. Ancaman geologis
Proses atau fenomena geologis berupa gempa bumi dan gunung meletus bisa
mengakibatkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan
lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan
sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.
4. Ancaman hidrometeorologis
Proses atau fenomena yang bersifat atmosferik, hidrologis atau oseanografis
berupa pemanasan global dan tsunami yang bisa mengakibatkan hilangnya
nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda,
hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau
kerusakan lingkungan.
5. Ancaman sosial-alami
Fenomena meningkatnya kejadian peristiwa-peristiwa ancaman bahaya geofisik
dan hidrometeorologis tertentu seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan,
yang disebabkan oleh interaksi antara ancaman bahaya alam dengan sumber
daya lahan dan lingkungan yang dimanfaatkan secara berlebihan atau rusak
Hal-hal penting dalam adaptasi dan ancaman bencana alam adalah:
- Kesadaran publik
- Kesiapsiagaan
- Ketangguhan/tangguh
- Langkah-langkah struktural/nonstruktural
- Manajemen resiko bencana
- Partisipasi
Adaptasi diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Berikut
contoh adaptasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia:
- Adaptasi dalam bidang ekonomi
- Adaptasi dalam bidang kesehatan
- Adaptasi dalam ketersediaan air
- Adaptasi terhadap wilayah perkotaan yang sering dilanda banjir
3. Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam
Usaha pengurangan resiko bencana alam di Indonesia dapat dilakukan dengan
cara:
1. Pembuatan peta risiko bencana
Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana atau suatu wilayah berangkat
dari pemahaman terhadap kondisi dan karakteristik suatu wilayah, baik dari
segi fisik maupun sosial. Proses kajian ini dilakukan oleh berbagai ahli
dengan berbagai bidang ilmu kemudian digabungkan dan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan geografi. Hasil akhirnya adalah peta-peta yang
menggambarkan karakteristik suatu wilayah dari berbagai aspek.
Penggambaran resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah dilakukan
dengan membuat peta resiko bencana. Secara umum, peta ini
menggambarkan tingkat resiko terjadinya suatu bencana tertentu di suatu
wilayah. Peta ancaman bencana dibuat berdasarkan beberapa indikator,
antara lain sebagai berikut:
- Zonasi wilayah rawan gempa bumi
- Arus laut
- Perkitaan ketinggian genangan tsunami
- Zonasi wilayah rawan banjir
- Zonasi wilayah rawan longsor
- Zonasi wilayah terkena dampak letusan gunung api
- Penggunaan lahan dan vegetasi
- Bentuk medan dan kelerengan
- Jenis hutan
- Jenis tanah
- Tipe iklim dan curah hujan tahunan
Peta kerentanan dibuat berdasarkan beberapa indikator yaitu:
- Kepadatan penduduk
- Rasio jenis kelamin
- Tingkat kemiskinan
- Jumlah difabel
- Rasio kelompok umur
- Luas lahan produktif
- Kontribusi pendapatan domestik regional bruto (PDRB)
- Jumlah bangunan, fasilitas umum, dan fasilitas darurat
- Kepadatan bangunan
- Jenis vegetasi
2. Sistem peringatan dini bencana alam
UNISDR mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas
yang dibutuhkan untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi
peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga memungkinkan individu,
masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak
dengan tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya
atau kerugian.
Konsep sistem peringatan dini terdiri dari empat unsur yaitu:
a. pengetahuan tentang resiko bencana
b. layanan pengawasan dan peringatan
c. penyebaran informasi dan komunikasi
d. kemampuan merespon
Langkah mitigasi sesudah bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. menginventarisasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan
bencana yang terjadi
b. mengidentifikasi wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana
berdasarkan tingkat kerusakan
c. membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada
masa depan
d. membuat rencana penataan ulang wilayah, termasuk rencana tata ruang
dan penggunaan lahan
e. memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak
f. melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana
3. Simulasi bencana alam
Simulasi bencana adalah kegiatan pemberian informasi tentang cara-cara
tentang penyelamatan diri kepada masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada
wilayah rawan bencana dan/atau disertai simulasi penyelamatan untuk
mencegah atau meminimalkan dampak bencana alam yang mungkin terjadi.
Kegiatan ini idealnya diikuti oleh seluruh anggota masyarakat yang berada di
wilayah rawan bencana dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses mitigasi
dan penanggulangan bencana.
Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan simulasi bencana adalah
menguji kesiapan seluruh sistem, prosedur, dan perangkat mitigasi serta
penangulangan bencana.
4. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam
a. Lembaga penanggulangan bencana alam
1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN)
BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk
berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun 2008. Tugas BNPB
adalah membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan penanganan bencana serta melaksanakan
penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi
bencana, dan setelah terjadi bencana.
2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)
PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan
geologi sendiri merupakan salah satu unit di lingkungan Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di
Bandung dan mempunyai tugas melaksanakan penelitian,
penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan
mitigasi bencana geologi.
b. Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan
penanggulangan bencana alam
- Apabila di suatu daerah terjadi kenampakan/kerusakan alam
yang berhubungan dengan geologi, maka masyarakat melalui
pemerintah daerah dapat segera menghubungi PVMPG yang
berkantor pusat di Bandung untuk diteliti keadaannya.
- Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung
Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di Aceh, gempa
bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya,
masyarakat melalui pemerintah daerah dapat melaporkan kejadian
tersebut ke PNPB dan PVMPB. PNPB bertugas dalam hal
melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas
dalam hal mengatasi dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat
bencana alam yang terjadi.

F. Pendekatan, Strategi dan Metode


1. Pendekatan : Saintifik
2. Strategi : Inkuiri
2. Metode : Kontekstual, diskusi, dan presentasi
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu
a. Pendahuluan (15 menit)
Kegiatan Awal
 Siswa berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran
 Siswa diberi motivasi menggunakan berbagai tayangan dan
pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas manusia dan
lingkungan dalam hubungannya dengan bencana alam
 Siswa diberitahu tentang tujuan pembelajaran hari ini
 Siswa dibentuk kelompok oleh guru sebelum pembelajaran
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Inti
(Mengamati)
 Siswa diberi modul mengenai Bencana Alam peristiwa gempa bumi
tektonik
 Siswa diminta membaca modul tentang Bencana Alam peristiwa
gempa bumi tektonik
 Siswa diminta melihat tayangan yang terkait dengan Bencana Alam
“gempa bumi tektonik”

(Menanya)
 Siswa diminta mengajukan pertanyaan dan hipotesis
(perorangan/perindividu) tentang Bencana Alam “gempa bumi
tektonik”
 Peserta didik diminta membuat pertanyaan setelah mengamati
tayangan video tentang Bencana Alam peristiwa gempa bumi tektonik

(Mengumpulkan data/eksperimen)
 Siswa diminta berdiskusi dengan masing-masing kelompok tentang
Bencana Alam “gempa bumi tektonik”
 Siswa diminta untuk mencari informasi tentang Bencana Alam
“gempa bumi tektonik”di berbagai sumber (buku, internet, dll).

(Mengasosiasi)
 Siswa diminta untuk menganalisis informasi dan data yang diperoleh
untuk mendapatkan kesimpulan tentang Bencana Alam “gempa bumi
tektonik”
 Siswa diminta memberikan contoh kasus/fenomena nyata tentang
Bencana Alam “gempa bumi tektonik” di lingkungan sekitar atau
wilayah Negara Indonesia
(Mengkomunikasikan)
 Peserta didik diminta untuk mengkomunikasikan hasil diskusi tentang
Bencana Alam “gempa bumi tektonik” dalam bentuk tulisan maupun
lisan yang dilengkapi dengan gambar atau tulisan (Presentasi).

c. Penutup (15 menit)


 Siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi penguasaan materi
yang telah di pelajari siswa dengan membuat catatan penguasaan dan
simpulan materi (menyimpulkan hasil belajar)
 Siswa di beri informasi tentang materi pada pertemuan selanjutnya
(siswa diminta belajar mengenai materi selanjutnya)

2. Pertemuan Kedua
a. Pendahuluan (15 menit)
Kegiatan Awal
 Siswa berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran
 Siswa diberi motivasi menggunakan berbagai tayangan dan
pertanyaan yang berhubungan dengan aktivitas manusia dan
lingkungan dalam hubungannya dengan bencana alam “Gempa Bumi
Vilkanik”
 Siswa diberitahu tentang tujuan pembelajaran hari ini
 Siswa dibentuk kelompok oleh guru sebelum pembelajaran
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Inti
(Mengamati)
 Siswa diberi modul mengenai Bencana Alam peristiwa gempa bumi
Vilkanik
 Siswa diminta membaca modul tentang Bencana Alam peristiwa
gempa bumi Vilkanik
 Siswa diminta melihat tayangan yang terkait dengan Bencana Alam
“gempa bumi Vilkanik”

(Menanya)
 Siswa diminta mengajukan pertanyaan dan hipotesis
(perorangan/perindividu) tentang Bencana Alam “gempa bumi
Vilkanik”
 Peserta didik diminta membuat pertanyaan setelah mengamati
tayangan video tentang Bencana Alam peristiwa gempa bumi
Vilkanik

(Mengumpulkan data/eksperimen)
 Siswa diminta berdiskusi dengan masing-masing kelompok tentang
Bencana Alam “Gempa Bumi Vilkanik”
 Siswa diminta untuk mencari informasi tentang Bencana Alam
“Gempa Bumi Vilkanik”di berbagai sumber (buku, internet, dll).
(Mengasosiasi)
 Siswa diminta untuk menganalisis informasi dan data yang diperoleh
untuk mendapatkan kesimpulan tentang Bencana Alam “Gempa Bumi
Vilkanik”

 Siswa diminta memberikan contoh kasus/fenomena nyata tentang


Bencana Alam “Gempa Bumi Vilkanik” di lingkungan sekitar atau
wilayah Negara Indonesia
(Mengkomunikasikan)
 Peserta didik diminta untuk mengkomunikasikan hasil diskusi tentang
Bencana Alam “Gempa Bumi Vilkanik” dalam bentuk tulisan maupun
lisan yang dilengkapi dengan gambar atau tulisan (Presentasi).

c. Penutup (15 menit)


 Siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi penguasaan materi
yang telah di pelajari siswa dengan membuat catatan penguasaan dan
simpulan materi (menyimpulkan hasil belajar)
 Siswa di beri informasi tentang materi pada pertemuan selanjutnya
(siswa diminta belajar mengenai materi selanjutnya)

3. Pertemuan Ketiga
a. Pendahuluan (15 menit)
Kegiatan Awal
 Siswa berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran
 Siswa diberi motivasi menggunakan berbagai tayangan dan
pertanyaan yang berhubungan dengan proses terjadinya tsunami
 Siswa diberitahu tentang tujuan pembelajaran hari ini
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Kegiatan Inti
(Mengamati)
 Siswa diberi modul mengenai Proses Terjadinya Tsunami
 Siswa diminta membaca modul tentang Proses Terjadinya Tsunami
 Siswa diminta melihat tayangan yang terkait dengan Proses
Terjadinya Tsunami
(Menanya)
 Siswa diminta mengajukan pertanyaan dan hipotesis
(perorangan/perindividu) tentang Proses Terjadinya Tsunami
 Siswa diminta membuat pertanyaan setelah mengamati tayangan
video tentang Proses Terjadinya Tsunami

(Mengumpulkan data/eksperimen)
 Siswa diminta berdiskusi dengan masing-masing kelompok tentang
Proses Terjadinya Tsunami
 Siswa diminta untuk mencari informasi tentang Proses Terjadinya
Tsunami di berbagai sumber (buku, internet, dll).
(Mengasosiasi)
Siswa diminta untuk menganalisis informasi dan data yang diperoleh
untuk mendapatkan kesimpulan tentang Proses Terjadinya Tsunami
 Siswa diminta memberikan contoh kasus/fenomena nyata tentang
Proses Terjadinya Tsunami di lingkungan sekitar atau wilayah Negara
Indonesia
(Mengkomunikasikan)
 Siswa diminta untuk mengkomunikasikan hasil diskusi tentang Proses
Terjadinya Tsunami dalam bentuk tulisan maupun lisan yang
dilengkapi dengan gambar atau tulisan (Presentasi).

c. Penutup (15 menit)


 Siswa dan guru bersama-sama melakukan refleksi penguasaan materi
yang telah di pelajari siswa dengan membuat catatan penguasaan dan
simpulan materi (menyimpulkan hasil belajar)
 Siswa di beri informasi tentang materi pada pertemuan selanjutnya
(siswa diminta belajar mengenai materi selanjutnya)
4. Pertemuan Keempat
a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
 Siswa berdoa sebelum melaksanakan pembelajaran
 Siswa diberi motivasi menggunakan berbagai tayangan dan
pertanyaan yang berhubungan dengan peranan mitigasi dan contoh
kasus bencana alam
 Siswa ditanya mengenai materi pertemuan sebelumnya
 Siswa diberitahu guru tentang tujuan pembelajaran hari ini
 Siswa dibentuk kelompok oleh guru

b. Kegiatan Inti (60 menit)


(Mengamati)
 Siswa diminta mengamati tayangan video mengenai peranan mitigasi
dan contoh kasus bencana alam

(Menanya)
 Siswa diminta mengajukan pertanyaan dan hipotesis (per siswa)
tentang peranan mitigasi dan contoh kasus bencana alam

(Mengumpulkan data/eksperimen)
 Siswa diminta berdiskusi dengan kelompok tentang langkah-langkah
mitigasi bencana jika terjadi di daerahnya

(Mengasosiasi)
 Siswa diminta menganalisis informasi dan data yang diperoleh dari
sumber terkait untuk mendapatkan kesimpulan tentang peranan
mitigasi dan contoh kasus bencana alam
 Siswa diminta untuk menganalisis keterkaitan antara bentuk
permukaan bumi setempat dengan jenis ancaman bencana alamnya
(Mengkomunikasikan)
• Peserta didik diminta untuk membuat rencana pemberi bantuan
kepada korban bencana alam baik pengalangan dana, pengiriman
bahan pangan dan obat-obatan, mapupun pengiriman tenaga
sukarelawan.
• Siswa diminta mengkomunikasikan hasil rancangan yang telah
disusun dalam bentuk tulisan maupun lisan (presentasi di depan kelas)

c. Penutup (15 menit),


 Siswa dan guru bersama-sama merangkum dan menyimpulkan
tentang materi hari ini
 Siswa diberi soal tentang peranan mitigasi bencana

H. Alat/Bahan dan Media Pembelajaran


1. Leptop
2. LCD
3. Hand Out

I. Sumber Belajar
1. Buku paket IPA SMK & MAK Penerbit Erlangga
2. Modul IPA SMK & MAK
3. Internet
J. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
No. Aspek yang Teknik Waktu Penilaian
dinilai Penilaian

spiritual Pengamatan Ketika membuka dan menutup


1.
pembelajaran dan saat presentasi siswa

2 Sosial Pengamatan Kegiatan dalam proses pembelajaran

3 Pengetahuan Uraian Mengerjakan soal pre test dan post test

4 Keterampilan Hasil Kerja Hasil membuat laporan/PPT dalam


kelompok

2. Instrumen Penilaian
A. Aspek Spiritual
Jenis/teknik penilaian : Pengamatan
Bentuk instrument : Skor
Aspek Penilaian :
No Aspek yang dinilai Skor

1 Membaca basmallah 35
(A)
2 Membaca hamdallah 35
(B)
3 Membaca salam (C) 30
Jumlah skor maksimal 100
Pedoman penskoran : skor perolehan/ skor maksimal X 100
NO Nama Siswa Aspek yang dinilai Jumlah skor
perolehan
A B C

B. Aspek Sosial
a. Jenis/teknik penilaian : Penilaian diri
b. Instrumen : Skor
c. Penilaian :
1. Sikap Jujur
No Aspek yang dinilai Skor
1 Tidak Menyontek dalam mengerjakan 25
ujian/ulangan/soal (a)
2 Mengungkapkan perasaan apa adanya (b) 25
3 Membuat laporan berdasarkan data atau informasi 25
apa adanya (c)
4 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki 25
(d)
Jumlah Skor 100
2. Sikap Tanggungjawab
No Aspek yang dinilai Skor
1 Melaksanakan tugas individu dengan baik (a) 25
2 Tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang 25
kita perbuat (b)
3 Melaksanakan apa yang dikatakan tanpa 25
disuruh/diminta (c)
4 Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan (d) 25
Jumlah Skor 100
3. Sikap Disiplin

No Aspek yang dinilai Skor


1 Datang tepat waktu (a) 25
2 Patuh pada peraturan tata tertib sekolah (b) 25
3 Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan 25
waktu yang telah ditentukan (c)
4 Mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar (d) 25
Jumlah Skor 100
Pedoman penskoran : skor perolehan/3
NO Nama Aspek yang dinilai Jumlah skor
Siswa perolehan
Jujur Tanggungjawab Disiplin
C. Aspek Pengetahuan
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. UU no. 24 thn 2007 menggolongkan bencana alam menjadi 3, yaitu...
a. Bencana alam, bencana ekonomi, bencana sosial
b. Bencana alam, bencana sosial, bencana lingkungan
c. Bencana alam, bencana non alam, bencana sosial
d. Bencana alam, bencana buatan manusia, bencana sosial
e. Bencana alam, bencana non alam, bencana buatan manusia
2. Alat untuk mengukur besar kekuatan atau magnitudo gempa bumi
adalah....
a. Seismologi
b. Skala richter
c. Seismologist
d. Seismograf
e. Seisme
3. Beberapa fenomena geologi yang dapat terjadi akibat tumbukan antar
lempeng adalah....
a. gempa bumi
b. pembentukan gunung api
c. penunjaman lempeng samudera di bawah lempeng benua
d. A, B & C benar
e. tidak ada yang benar
4. Gempa bumi dengan kedalaman hiposentrum kurang dari 90 km
disebut...
a. Gempa bumi dangkal
b. Gempa bumi sangat dalam
c. Gempa bumi dalam
d. Gempa bumi menengah
e. Gempa bumi sangat dangkal
5. Besar getaran dan energi gempa bumi runtuhan tergantung...
a. Aktivitas magnetik
b. Volume material yang longsor
c. Banyaknya rekahan – rekahan
d. Terbentuknya sesar – sesar (fault)
e. Jenis material longsor
6. Urutan siklus manajemen bencana yang benar adalah...
a. Mitigasi, respon, kesiapsiagaan, pemulihan
b. Mitigasi, kesiapsiagaan, respon, pemulihan
c. Mitigasi, tanggap darurat, kesiapsiagaan, respons, pembangunan
d. Mitigasi, pengawasan, respon, pemulihan
e. Mitigasi, tanggap darurat, respon, pembangunan
7. Tindakan di bawah ini merupakan tindakan yang salah pada saat
terjadi gempa bumi yaitu …
a. Segera keluar dari rumah jika berada di dalam rumah
b. Jangan tergesa – gesa kembali ke dalam rumah karena gempa
susulan kemungkinan bisa terjadi
c. Jika sedang berada di jalan, berhenti di tempat yang lapang
d. Bersikap panik dan bingung
e. Mencari tempat yang lapang
8. Sistem peringatan dini tsunami adalah sebuah sistem yang dirancang
untuk mendeteksi tsunami, dan memberikan peringatan kepada
masyarakat. Sistem ini terdiri dari dua begian, yaitu …
a. Peralatan sensor yang dipasang di pantai, dan jaringan komunikasi
untuk memberi informasi kepada masyarakat.
b. Peralatan pengukur kekuatan gempa yang dipasang di pantai, dan
jaringan komunikasi untuk memberi informasi kepada masyarakat.
c. Peralatan seismograf dan jaringan komunikasi untuk memberikan
informasi kepada masyarakat.
d. Peralatan sismograf dan sirine untuk memberi tanda kepada
masyarakat
e. Peralatan sensor yang dipasang di dasar laut dan jaringan komunikasi
untuk memberikan informasi kepada masyarakat.
9. Tindakan terbaik yang harus dilakukan saat berada dalam ruangan atau
bangunan bila terjadi gempa adalah...
a. Menelpon pihak berwajib untuk memberitahu telah terjadi gempa
b. Berteriak dengan kencang minta tolong pada orang lain
c. Diam ditempat hingga gempa berakhir dan bersikap tenang
d. Berlindung dibawah meja atau benda yang kokoh
e. Secepatnya keluar gedung dengan menggunakan lift
10. Kegiatan mitigasi bencana merupakan kegiatan yang...
a. Bersifat sosial
b. Rutin dan berkelanjutan
c. Bersifat taktis
d. Bersifat insidentil
e. Hanya dilakukan ditempat tertentu
Jawaban :
1. e 6. c
2. d 7. d
3. d 8. e
4. d 9. d
5. b 10. B
Pedoman penskoran :
Nilai Soal Pilihan Ganda = Jumlah Benar x 10

No Nama Siswa Nilai Pilihan Ganda Nilai Akhir

D. Aspek Keterampilan
Jenis/teknik penilaian : Unjuk kerja dan ketrampilan
Bentuk instrument : Skor A
spek penilaian :
1. Penilaian diskripsi tentang karakteristik bencana
No Aspek yang dinilai Skor
1 Siswa dapat menjelaskan pengertian bencana (a) 25
2 Siswa dapat menjelaskan pembagian tipe bencana 25
(b)
3 Siswa dapat menjelaskan peristiwa terjadinya 25
bencana (c)
4 Siswa dapat menunjukkan daerah yang berpotensi 25
tekena bencana (d)
Jumlah Skor 100

2. Penilaian diskripsi tentang potensi bencana


No Aspek yang dinilai Skor
1 Siswa dapat mendiskripsikan potensi terjadinya 25
bencana (a)
2 Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya bencana 25
(b)
3 Siswa dapat menjelaskan dampak kerusakan akibat 25
bencana (c)
4 Siswa dapat menjelaskan bencana yang mengikuti 25
setelah terjadinya bencana (d)
Jumlah Skor 100

3. Penilaian diskripsi tentang tindakan mitigasi bencana yang dilakukan


untuk mengurangi resiko bencana
No Aspek yang dinilai Skor
1 Siswa dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan 25
ketika terjadi bencana disekolah maupun dirumah (a)
2 Siswa dapat menjelaskan kegiatan mitigasi bencana 25
saat terjadinya bencana (b)
3 Siswa dapat menjelaskan kegiatan mitigasi bencana 25
saat setelah terjadinya bencana (c)
4 Siswa dapat menjelaskan kegiatan mitigasi bencana 25
berdasarkan kearifan lokal (d)
Jumlah Skor 100

Pedoman penskoran = skor perolehan/3

No Nama Aspek diskripsi Aspek diskripsi Aspek diskripsi Skor


Siswa tentang bencana tentang potensi tindakan Akhir
bencana mitigasi bencana
A B C D A B C D A B C D

Mengetahui Singosari, 21 Agustus 2018


Kepala Smk Graha Madina Guru Mata Pelajaran,
Singosari

Yuliyanto Wahyu Hidayat, S.HI Vita Fatimah, S.Pd


NIP NIP

Anda mungkin juga menyukai