Disusun Oleh:
Ulum Imami Fuji
151611713014
D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
BAB I ISI
Pengantar Biokimia, Unsur, Senyawa dan Kesehatan ..................................... 1
Enzim ............................................................................................................... 4
Vitamin dan Mineral ...................................................................................... 14
Titrasi ............................................................................................................. 26
Larutan dan Sistem Koloid ............................................................................ 35
Metabolisme Karbohidrat .............................................................................. 38
Metabolisme Lipid ......................................................................................... 45
Metabolisme Xenobiotik ................................................................................ 64
Metabolisme Purin dan Pirimidin .................................................................. 67
Metabolisme Protein dan Asam Amino ......................................................... 78
BAB II KESIMPULAN ................................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 99
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 28: Ester Antara Lemak Dengan Alkohol Membentuk Malam ......... 53
Gambar 29: Struktur Kilomikron ..................................................................... 54
Gambar 30: Simpanan Trigliserida Pada Sitoplasma Sel Pada Jaringan
Adiposa ....................................................................................... 55
Gambar 31: Reaksi-reaksi Kimia Dalam Metabolisme Gliserol...................... 55
Gambar 32: Aktivasi Asam Lemak Menjadi Asetil Koenzim A ..................... 56
Gambar 33: Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria
melalui mekanisme pengangkutan karnitin .................................. 56
Gambar 34: Aktivasi Asam Lemak, Oksidasi Beta Dan Siklus Asam Nitrat .. 58
Gambar 35: Ikhtisar Metabolisme Lipid .......................................................... 60
Gambar 36: Tahapan Sintesis Lemak .............................................................. 61
Gambar 37: Dinamika Lipid di dalam Sel Adiposa ......................................... 62
Gambar 38: Alur Metabolisme Lemak Dari Makanan .................................... 63
Gambar 39: Skema Ilustrasi Masuknya Senyawa Asing ke Dalam Tubuh ..... 64
Gambar 40: Reaksi Toksik Xenobiotik ............................................................ 65
Gambar 41: Tatanama Purin dan Pirimidin ..................................................... 67
Gambar 42: Purin ............................................................................................. 68
Gambar 43: Pirimidin....................................................................................... 68
Gambar 44: Alur Metabolisme Purin dan Pirimidin ........................................ 69
Gambar 45: Reaksi Pembentukan Molekul PRPP ........................................... 70
Gambar 46: Tahapan Biosintesis Purin ............................................................ 71
Gambar 47: Skema Biosintesis Pirimidin ........................................................ 74
Gambar 48: Katabolisme Pirimidin ................................................................. 75
Gambar 49: Alur Metabolisme Protein ............................................................ 82
Gambar 50: Enzim alam Reaksi Transaminasi ................................................ 84
Gambar 51: Alur Pembentukan Asetil Koenzim A.......................................... 86
Gambar 52: Siklus Pembentukan Urea ............................................................ 88
iv
DAFTAR TABEL
v
PENGANTAR BIOKIMIA, UNSUR, SENYAWA DAN KESEHATAN
1. Definisi Biokimia
Biokimia diusulkan pertama kali oleh Corl Neuberg pada tahun 1903.
Biokimia adalah sains yang menjelaskan struktur dan fungsional makhluk hidup
dalam lingkup kimia. Biokimia mengarahkan bidang penelitiannya pada struktur,
fungsi dan interaksi biologi pada makromolekul seperti karbohidrat, lipida (lemak),
protein, asam nukleat yang berperan dalam kehidupan.
Biokimia mempelajari seluruh reaksi kimia dalam sel makhluk hidup. Lebih
dari 40 tahun biokimia berhasil menjelaskan proses hidup yang merupakan
bahasan khusus dalam bidang ilmu botani sampai kedokteran. Dengan adanya
reaksi biokimia yang harmonis kehidupan suatu makhluk hidup dapat berjalan
dengan normal dan sebaliknya apabila reaksi biokimia mengalami ganggu maka
kehidupan makhluk hidup akan menjadi tidak normal. Maka dari itu kehidupan
tergantung pada reaksi biokimia.
2. Pembagian Materi
1
Gambar 1: Penggolongan Materi
A. Unsur
Unsur adalah bagian dari materi yang tidak dapat diuraikan lagi
menjadi zat-zat lain dengan reaksi kimia biasa baik secara kimia maupun
fisis. Unsur memiliki sifat:
1. Unsur yang sama memiliki sifat kimia yang sama
2. Unsur yang diperoleh dalam keadaan bebad di alam contoh S,
N2 dan dalam bentuk senyawa contoh H2 , O2
2
B. Senyawa
Senyawa adalah suatu zat yang dibentuk oleh dua atau lebih
kombinasi unsur dengan perbandingan tetap yang menentukan susunannya.
Senyawa termasuk zat tunggal karena komposisinya selalu tetap. Sifat
senyawa berbeda dengan sifat unsur penyusunnya. Contoh senyawa: air
(H2O), garam dapur (NaCl), karbondioksida (CO2)
3
ENZIM
1. Pengertian Enzim
Enzim adalah polimer biologis yang menganalisis reaksi kimia yang
memungkinkan berlangsungnya kehidupan. Keberadaan dan pemeliharaan
rangkaian enzim yang lengkap dan seimbang merupakan hal yang esensial
untuk menguraikan nutrien menjadi energi dan chemical building block
(bahan dasar kimiawi), menyusun bahan-bahan dasar tersebut menjadi
protein DNA, membran, sel dan jaringan, serta memanfaatkan energi untuk
melakukan motilias sel, fungsi saraf dan kontaksi otot.
Enzim terletak dalam sel dan berkaitan dengan fungsi organel yang
bersangkutan. Enzim memiliki karakteristik yaitu:
1. Protein yang bersifat biokatalisator
Ikut berperan dalam mempercepat reaksi kimia, tetapi pada akhir
reaksi akan didapat kembali seperti semula dan dibutuhkan
dalam jumlah kecil.
2. Energi aktivasi sangat kecil
Energi aktivasi adalah jumlah energi yang diperlukan untuk
membawa semua molekul dalam 1 mole suatu bahan pada suatu
suhu tertentu dari keadaan awal menuju keadaan transisi dan
untuk mengatasi hambatan energi
3. Bereaksi spesifik
Suatu enzim hanya dapat bereaksi dengan suatu substrat tertentu
atau pada sejumlah kecil senyawa sejenis
4. Tidak tahan panas
Enzim bekerja secara optimum pada suhu 30°-40° C. Jika enzim
berada di suhu yang terlalu tinggi maka akan mengakibatkan
denaturasi protein. Dan apabila berada di suhu yang rendah
maka sisi aktif enzim akan menjadi tidak berfungsi namun dapat
kembali seperti semula.
4
2. Klasifikasi Dan Tata Nama Enzim
Menurut IUBMB (International Union of Biochemistry and
Molecular Biology), enzim-enzim dikelompokkan menjadi 6 golongan atau
kelas, sebagaimana yang disajikan dalam tabel 3-3. Masing-masing kelas
ini dikelompokan lagi menjadi beberapa subkelas. Misalnya, enzim kelas (1)
yaitu kelas Oksidoreduktase, dibagi menjadi beberapa subkelas, antara lain
subkelas (1) yaitu enzim oksidoreduktase yang bekerja pada gugus CH-OH
donor dan subkelas (2) yaitu enzim yang bekerja pada gugus aldehida atau
gugus okso senyawa donor, dan lain-lain. Demikian pula enzim kelas (2),
(3), (4) dan selanjutnya, masing-masing juga dibagi-bagi lagi menjadi
beberapa subkelas.
Kemudian, masing-masing subkelas juga dibagi lagi menjadi
beberapa sub-subkelas. Misal, enzim subkelas (1) dari kelas (1) yaitu
enzim oksidoreduktase yang bekerja pada gugus CH-OH donor, dibagi lagi
menjadi beberapa sub-subkelas, antara lain sub-subkelas (1) yaitu yang
bekerja dengan NAD or NADP sebagai akseptor dan sub-subkelas (2) yaitu
yang bekerja dengan sitokrom sebagai akseptor. Masing-masing sub-
subkelas ini beranggotakan beberapa enzim yang memenuhi kriteria dalam
pengelompokannya. Untuk memudahkan memahami pembagian enzim ini
dapat dilihat skemanya pada Tabel 4.
5
No. Kelompok/Kelas Sifat Biokimia
6
fisik mereka sebagai nanopartikel (1-100 nm). Sebuah protein dapat
mengalami perubahan struktural reversibel dalam menjalankan fungsi
biologisnya. Struktur alternatif protein yang sama disebut konformasi.
a. Struktur Primer
7
Gambar 3: Contoh Struktur Primer Protein
b. Struktur Sekunder
8
c. Struktur Tersier
9
Gambar 7: Struktur Tiga Dimensi Ribonuklease
Struktur kuartener adalah struktur tiga dimensi dari beberapa subunit
yang terikat bersama. Dalam konteks ini, struktur kuartener distabilkan
oleh interaksi non-kovalen yang sama dan ikatan disulfida sebagai
struktur tersier. Kompleks dari dua atau lebih polipeptida disebut
multimer.
4. Cara Kerja Enzim
Proses dan cara kerja enzim di dalam tubuh akan menghasilkan
senyawa intermediat dalam reaksi organik dengan energi rendah. Di awal
proses reaksi, beberapa enzim mengubah diri, namun kembali ke bentuk
semula begitu proses berakhir. Enzim merangsang laju reaksi kimia dengan
cara membentuk kompleks dengan substrat sehingga menekan energi
aktivasi yang diperlukan tubuh dalam reaksi kimia. Mekanisme cara kerja
enzim adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan lingkungan dengan transisi terstabilisasi untuk menurunkan
energi aktivasi. Misalnya, dengan cara mengubah substrat.
b. Menurunkan energi transisi dengan menciptakan lingkungan yang
terdistribusi muatan berlawanan dan tanpa mengubah bentuk substrat
sedikit pun.
c. Membentuk lintasan reaksi alternatif.
d. Menggiring substrat pada orientasi yang tepat untuk bereaksi,
dengan cara menurunkan perubahan entropi reaksi.
10
Dilihat dari cara kerja enzim tersebut, bagian enzim yang aktif sebagai
katalis memiliki gugus prostetik yang bentuknya sangat spesifik sehingga hanya
bisa bereaksi terhadap molekul dengan bentuk yang spesifik pula. Dengan
demikian, cara kerja enzim bisa digambarkan dengan teori gembok dan anak
gembok atau teori kecocokan yang terinduksi.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi aktivitas dan cara kerja enzim,
diantaranya suhu, keasaman, dan inhibitor.
11
Kenaikan suhu tersebut menstimulasi peningkatan energi kinetik
pada molekul substrat dan enzim sehingga energi substrat mengalami
penurunan saat bertubrukan dengan enzim. Penurunan energi substrat
memudahkan molekul terikat pada enzim.
Pada suhu yang meningkat ekstrem, aktivitas dan cara kerja enzim
menjadi terpengaruh. Ya, pada suhu ini enzim bergetar sehingga
menyebabkan terputusnya hidrogen dan enzim mengalami denaturasi, yaitu
rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan menyebabkan substrat
melepaskannya. Akibatnya, aktivitas dan cara kerja enzim pun menurun.
Pada manusia, suhu optimum enzim berkisar pada 37ºC, sedangkan
tumbuhan mempunyai suhu optimum yang lebih rendah, yaitu 25ºC.
b. Pengaruh keasaman dalam aktivitas dan cara kerja enzim
Tak hanya suhu saja yang mampu mempengaruhi aktivitas dan cara
kerja enzim dalam tubuh. Kadar asam basa pun ternyata sangat
mempengaruhi cara kerja enzim, sebab sebagian besar enzim sangat peka
terhadap perubahan pH. Pada kisaran pH 7.0 enzim intrasel bekerja
sangat efektif. Jika pH dinaikkan atau diturunkan, aktivitas enzim akan
berkurang dengan cepat.
Meskipun demikian, terdapat beberapa enzim yang justru bekerja
optimal dalam kandungan pH sangat asam, yaitu pepsin dan amilase. Cara
kerja enzim ini akan sangat baik jika kondisi asam dalam tubuh seseorang
berada pada level yang semakin tinggi.
c. Pengaruh inhibitor dalam aktivitas dan cara kerja enzim
Di samping suhu dan derajat keasaman, ternyata masih ada faktor
lain yang mampu mempengaruhi aktivitas dan cara kerja enzim. Ya, faktor
lainnya tersebt adalah inhibitor. Inhibitor adalah zat yang menghambat
cara kerja enzim. Zat tersebut bersifat menghalangi cara kerja enzim untuk
sementara waktu atau secara tetap. Ada dua jenis inhibitor.
1. Inhibitor kompetitif, seperti sianida. Inhibitor jenis ini bersaing dengan
substrat untuk mencapai sisi aktif enzim. Sianida bersaing dengan
oksigen untuk mencapai haemoglobin. Sifat hambatannya sementara
dan bisa ditanggulangi dengan menaikkan konsentrasi substrat.
12
2. Inhibitor nonkompetitif yang menghalangi fungsi enzim dengan cara
melekatkan diri pada bagian luar sisi aktif enzim. Dalam kasus
semacam ini, enzim tidak bereaksi terhadap substrat. Hambatannya
bersifat tetap, tidak terpengaruh konsentrasi substrat.
5. Kofaktor
Kofaktor merupakan ion atau molekul yang terkandung dalam
enzim yang ikut serta secara langsung dalam katalisis atau pengikatan
substrat. Kofaktor memiliki fungsi serupa dengan gugus prostetik tetapi
berikatan secara transien dan mudah terlepas dengan enzim atau substrat,
misalnya ATP. Tidak seperti gugus prostetik yang terikat secara stabil,
kofaktor harus terdapat dalam medium di sekitar enzim agar katalisis dapat
terjadi. Kofaktor yang paling umum adalah ion logam. Enzim yang
memerlukan kofaktor ion logam disebut enzim yang diaktifkan oleh logam
(metal-activated enzymes) untuk membedakannya dari metaloenzim dengan
ion logam yang berfungsi sebagai gugus prostetik.
6. Koenzim
Koenzim berasal dari komponen vitamin B yang larut dalam air dan
juga mengandung gugus adenin, ribosa, dan fosforil AMP atau ADP.
Koenzim berfungsi sebagai pengangkut gugus yang dapat didaur ulang dan
memindahkan banyak substrat dari tempat pembetukannya ke tempat
pemakaiannya. Ikatan dengan koenzim juga menstabilkan substrat, seperti
atom hidrogen atau ion hidrida yang tidak stabil dalam lingkungan cair sel.
Gugus kimia lain yang diangkut oleh koenzim antara lain adalah gugus metil
(folat), gugus asil (koenzim A) dan oligosakarida (dolikol)
13
VITAMIN DAN MINERAL
14
Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain
susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning),
dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning,
seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya).
Akibat kekurangan vitamin A, penderita akan mengalami rabun
senja dan katarak. Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga
dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan
tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan asupan vitamin
A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh. Penyakit yang dapat
ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering
bersisik, dan pingsan.Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut,
kelebihan vitamin A di dalam tubuh juga dapat menyebabkan
kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati, dan
iritasi kulit.
2. Vitamin D (Kalsiferol)
Vitamin D (Kalsiferol) ini dapat berfungsi membantu metabolisme
kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi
vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). Bila kadar
vitamin D rendah maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang
tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X.
Sumber vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu,
serta produk olahannya, seperti keju.
Akibat kekurangan vitamin D gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya
adalahosteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara
berlebihan di dalam tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada
remaja, sedangkan pada manula, penyakit yang dapat ditimbulkan
adalah osteoporosis, yaitu kerapuhan tulang akibatnya berkurangnya
kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat menyebabkan tubuh
mengalami diare, berkurangnya berat badan, muntah-muntah, dan
dehidrasi berlebihan.
15
3. Vitamin E (Tokoferol)
Vitamin E (Tokoferol) berfungsi dalam menjaga kesehatan berbagai
jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah
hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru
manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja
vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.
Sumber vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur,
ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Akibat kekurangan vitamin E
dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh, antara
lain kemandulan baik bagi pria maupun wanita. Selain itu, saraf dan otot
akan mengalami gangguan yang berkepanjangan.
4. Vitamin K (Koagulasi)
Vitamin K atau juga di sebut Koagulasi banyak berfungsi dalam
pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka.
Sumber vitamin K yaitu susu, kuning telur, dan sayuran segar yang
merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di
dalam tubuh.
Akibat kekurangan vitamin K akan berakibat pada pendarahan di
dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau
pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagaikofaktor enzim
untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.
16
bersisik. Tubuh juga dapat mengalami beri-beri, gangguan saluran
pencernaan, jantung, dan sistem saraf.
2. Vitamin B2 (Riboflavin)
Vitamin B2 (Riboflavin) banyak berfungsi penting dalam
metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan
sebagai salah satu kompenen koenzim flavin mononukleotida (flavin
mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine
dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi
energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan
dalam pembentukan molekulsteroid, sel darah merah, dan glikogen,
serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit,
rambut, dan kuku.
Sumber vitamin B2 banyak ditemukan pada sayur-sayuran segar,
kacang kedelai, kuning telur, dan susu. Akibat kekurangan vitamin B2
akan menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh, kulit kering bersisik,
mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.
3. Vitamin B3 (Niacin)
Vitamin B3 juga dikenal dengan istilah Niasin. Vitamin ini berfungsi
penting dalam metabolismekarbohidrat untuk menghasilkan energi,
metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki
peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi,
penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat
dinetralisir dengan bantuan vitamin ini.
Sumber vitamin B3 terdapat pada makanan hewani, seperti ragi, hati,
ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber
pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi,
antara lain gandum dan kentang manis.
Akibat kekurangan vitamin B3 dapat menyebabkan tubuh
mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan,
muntah-muntah, dan mual.
17
4. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Vitamin B5 (Asam Pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi
enzimatik di dalam tubuh. Vitamin B5 berfungi besar dalam berbagai
jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan,
terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi
yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa
asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh.
Sumber vitamin B5 dapat ditemukan dalam berbagai jenis variasi
makanan hewani, mulai dari daging, susu, ginjal, dan hati hingga
makanan nabati, seperti sayuran hijau dan kacang hijau.
Akibat kekurangan vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-
pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah
keram otot serta kesulitan untuk tidur.
5. Vitamin B6 (Pridoksin)
Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah Piridoksin, merupakan
vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Vitamin ini berfungsi
sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk
menghasilkan energi melalui jalur sintesis asam lemak, seperti
spingolipid danfosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam
metabolisme nutrisi dan memproduksi antibodi sebagai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya
bagi tubuh.
Sumber vitamin B6 ini merupakan salah satu jenis vitamin yang
mudah didapatkan karena vitamin ini banyak terdapat di dalam beras,
jagung, kacang-kacangan, daging, dan ikan.
Akibat kekurangan vitamin B6 dalam jumlah banyak dapat
menyebabkan kulit pecah-pecah, keram otot, dan insomnia.
6. Vitamin B7 (Biotin)
Vitamin B7 atau di kenal Biotin berfungsi sebagai koenzim pada
reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan atau pengeluaran karbon
dioksida kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi asam
lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Demikian pula deaminasi,
18
yaitu pengeluaran NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama asam
aspartat, treonin, dan serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam
pembentukan DNA dan RNA membutuhkan biotin. Secara metabolic,
biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam pantetonat, dan vitamin
B12.
Sumber vitamin B7 terdapat dalam banyak jenis makanan dan di
dalam tubuh dapat disintesis oleh bakteri saluran cerna. Sumber yang
baik adalah hati, kuning telur, serealia, khamir, kacang kedelai, kacang
tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang, jeruk,
semangka, strawberi). Daging dan buah-buahan merupakan sumber
yang kurang baik. Ketersediaan biologic biotin sebagian ditentukan oleh
pengikat dalam makanan. Dalam putih telur mentah biotin diikat kuat
oleh avidin, tetapi bila dimasak akan di lepas. Devidin mengalami
denaturasi dan tidak berbahaya.
Akibat kekurangan vitamin B7 dapat menimbulkan penyakit
Dermatitis, Hyperesthesia dan Paresthesia, Keratokonjungtivitis,
Anorexia, Anemia dan terganggunya fungsi jantung.
7. Vitamin B9 (Asam Folat)
Vitamin B9 atau Asam Folat merupakan bagian dari dua koenzim
yang berfungsi penting dalam sintesa sel-sel baru. Asam Folat
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih
dalam sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Asam Folat berperan
sebagai pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem.
Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan anemia parnisiosa,
namun gejala gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Sumber vitamin B9 terdapat luas dalam bahan makanan terutama
dalam bentuk poliglutamat. Asam Folat terutama terdapat didalam
sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serealia utuh, biji-bijian,
kacang-kacangan, dan jeruk.
Akibat kekurangan vitamin B9 dapat menyebabkan terganggunya
fungsi otak, pertumbuhan tulang belakang, sariawan, diare.
19
8. Vitamin B12 (Sianokobalamin)
Vitamin B12 atau Sianokobalamin merupakan jenis vitamin yang
hanya khusus diproduksi oleh hewan dan tidak ditemukan pada
tanaman. Oleh karena itu, vegetarian sering kali mengalami gangguan
kesehatan tubuh akibat kekurangan vitamin ini. Vitamin ini banyak
berfungsi dalam metabolisme energi di dalam tubuh. Vitamin B12 juga
termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam
pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan
RNA, pembentukkan platelet darah.
Sumber makanan yang baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin B12
yaitu daging daging, telur, susu, hati dan ragi (makanan hasil
fermentasi). Akibat kekurangan vitamin B12 ini akan menyebabkan
anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit.
20
menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi
vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu
ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.
3. Macam-Macam Mineral
1. Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan salah satu makromineral yang sangat penting
untuk kesehatan tulang. Jadi, konsumsi kalsium dalam jumlah secukupnya.
Konsumsi 2 gelas susu perhari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
kalsium bagi tubuh.
Fungsi Kalsium yaitu untuk pembentukan tulang dan gigi, Mengatur
pembekuan darah, eksitabilitas saraf otot, kerekatan seluler, memelihara dan
meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi
hormon. Kalsium berperan dalam perangsangan saraf dan otot,
penggumpalan darah, perantara dalam tanggap hormonal dan beberapa
aktivitas enzim.
Sumber Kalsium terdapat pada : susu, keju, ikan, udang, tempe, dan
kacang-kacangan.
Akibat kekurangan Kalsium : gangguan pertumbuhan, tulang kurang
kuat, mudah bengkok dan rapuh, disebut juga ricketsia atau rachitis,Tetani
atau kejang otot, misalnya pada kaki.
2. Fospor (P)
Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi yang diperlukan dalam
suplai energi untuk kegiatan seluler. Karena peranannya yang sangat
penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan tanaman maka mineral
ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan.
Fungsi fosfor (P) : Klasifikasi tulang dan gigi, absorpsi dan
mengangkut zat gizi, Mengatur keseimbangan asam basa serta proses lain
dalam tubuh.
Sumber fosfor (P) : terdapat pada daging, ayam, ikan, telur, susu,
dan kacang-kacangan.
21
Akibat kekurangan fosfor (P) : Menyebabkan kerusakan pada tulang,
dengan gejala rasa lelah dan kurang nafsu makan.
Menyebabkan terjadi nya proses kalsifikasi (pengerasan) pada organ-organ
tubuh yang tidak seharusnya seperti ginjal.
3. Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan makromineral terbanyak dalam tubuh
manusia. Di dalam tubuh, magnesium ditemukan pada bagian tulang (60-
65%) dan pada otot (25%) serta sisanya tersebar merata pada sel tubuh dan
cairan tubuh. Peranan magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan
peranan zat besi dalam ikatan hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk
pernafasan. Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme.
Magnesium terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan
tubuh lainnya. Orang dewasa pria membutuhkan magnesium sebanyak
350mg/hari dan untuk dewasa wanita membutuhkan magnesium sebanyak
300mg/hari. Jika terjadi defisiensi, maka akan menimbulkan gangguan
metabolic, insomnia, kejang kaki serta telapak kaki dan tangan gemetar.
Fungsi Magnesium sebagai bagian lebih dari 300 enzim yang
berperan dalam metabolisme zat gizi di dalam tubuh Membantu pada
transmisi syaraf, pembekuan darah, relaksasi otot dan mencegah kerusakan
gigi.
Sumber Magnesium terdapat pada sayuran hijau, daging, kacang-
kacangan, dan susu.
Akibat kekurangan Magnesium terjadi pada komplikasi penyakit
yang menyebabkan gangguan absorpsi.
4. Natrium (Na)
Tubuh manusia mengandung 1.8 gram natrium 1.8 gram natrium
(Na) perkilo gram berat badan bebas lemak. Dalam tulang, natrium dalam
tulang kira-kira sebanyak 30-45% dari total natrium tubuh. Pangan nabati
mengandung natrium lebih sedikit di bandingkan dengan pangan hewani.
Fungsi Natrium (Na) Menjaga keseimbangan cairan, asam basa,
transmisi syaraf, kontraksi otot.
22
Sumber Natrium : Garam dapur, MSG kecap, makanan yang
diawetkan dengan garam dapur.
Akibat kekurangan Natrium: menyebabkan kejang, apatis dan
kehilangan nafsu makan. dapat terjadi pada kondisi diare, muntah, keringat
yang berlebihan kelebihan, dapat menyebabkan terjadinya edema dan
hipertensi.
5. Besi (Fe)
Besi (Fe) adalah suatu unsur metalik dan menyusun sekitar 5%
tentang itu Earth’S kulit keras. Ketika murni ini merupakan suatu gelap,
silvery-gray metal. Ini merupakan suatu unsur yang sangat reaktif dan
mengoxidasi karat dengan mudah. Yang merah, jeruk dan menguning
dilihat dalam beberapa lahan dan pada atas batu karang mungkin besi oksida.
Bagian dalam dari Bumi dipercaya untuk menjadi iron-nickel campuran
logam padat. Iron-Nickel batu bintang dipercaya untuk menghadirkan
material yang paling awal membentuk pada awal alam semesta itu. Besi (Fe)
befungsi dalam Pembentukan hemoglobin dalam darah.
Sumber Besi (Fe) bagi tubuh : susu, hati, kuning telur dan sayur-
sayuran yang berwarna hijau. Akibat kekurangan zat besi : anemia, lesu,
pusing, pucat pada kulit.
6. Tembaga (Cu)
Adapun fungsi Tembaga ( Cu ) yaitu Pembentukan eritrosit dan
hemoglobin, sumber Tembaga merupakan mineral yang berasal dari Padi-
padian, polong-polongan, kerang, ginjal, dan hati. Komponen enzim dan
protein, Aktivitas saraf, Sintesis substansi seperti hormone. Akibat
Kekurangan Tembaga ( Cu ) adalah Anemia, Gangguan saraf dan tulang.
7. Kalium (K)
Kalium berfungsi untuk mengatur detak jantung, memelihara
keseimbangan air, transmisi saraf, memelihara keseimbangan asam basa,
katalisator, kontraksi otot, mengatur sekresi insulin dari pancreas,
memelihara permeabilitas membran sel. Kalium merupakan mineral yang
bersumber dari sayuran, buah-buahan, dan kecap. Adapun akibat
23
kekurangan kalium dapat mengakibatkan gangguan jantung, kontraksi otot
terganggu, pernapasan terganggu.
8. Chromium (Cr)
Untuk menjaga kadar gula kromium berfungsi dalam metabolisme
karbohidrat dan lipid, memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel
(pelepasan energi). Sumber: biji bijian, serealis utuh, makanan hasil laut,
daging. Akibat kekurangan Chromium : hilangnya rambut dan gigi,
gangguan pencernaan, lesu.
9. Zincum / Zinc / Seng / Zn
Zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim,
hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita. meningkatkan
seksualitas, berfungsi dalam mekanisme pernapasan, berfungsi dalam
pankreas.
Sumber: kerang, tiram, hati, kacang kacangan, susu, dedak, gandum.
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon
penting.
Akibat kekurangan seng akan menyebabkan pertumbuhan terhambat,
penyembuhan luka lambat, kurang tajam terhadap bau dan rasa, kerdil,
anemia.
10. Klorin (Cl)
Fungsi : Membentuk asam lambung (HCL) atau asam klorida pada
lambung dan memelihara keseimbagan cairan dalam tubuh. HCL memiliki
kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam lambung dan juga
mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
Sumber : Garam dapur, keju dan sayuran hijau, makanan hasil laut,
telur, susu, daging.
Akibat kekurangan Klorin : rambut cepat memutih, kurangnya
ketahanan gigi, gangguan pencernaan, lesu.
11. Mangaan / Mangan / Mn
Mangaan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan
sistem reproduksi. meningkatkan kesehatan sendi, pertumbuhan, reproduksi,
24
metabolisme Ca, pemanfaatan dan penyimpanan vitamin B1 dan aktifitas
enzim dalam metabolisme karbohidrat.
Sumber: serealis utuh kacang kacangan, buah buahan, teh. Akibat
kekurangan Mangaan: menurunnya sistem reproduksi, lemahnya
persendian, lemah.
12. Yodium / Iodium / I
Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan
kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu
mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium berfungsi
untuk membentuk zat tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
Sumber : garam dapur difortifikasi, makanan laut, air dan sayur di
daerah non gondok dan hewan yang makan makanan tersebut.
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas
di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung
yodium.
Akibat kekurangan Yodium: penyakit gondok, pada anak terjadi
kemunduran fisik dan mental.
13. Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta
pembangun vitamin B12(sianokobalamin),diperlukan untuk fungsi normal
sel, terutama sel sumsum tulang, mematangkan sel darah merah, sistem
saraf dan system pencernaan, berperan dalam fungsi berbagai enzim.
Sumber: makanan sumber vitamin B12 seperti daging,hati,susu dan
hasil olahannya.
Akibat kekurangan Cobait berpengaruh pada jantung dan
berpengaruh menurunkan fertilitas pada pria.
14. Fluorin (F)
Fungsi : Memperkuat gigi .Flour berperan untuk pembentuk lapisan
email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi .Sumber :
Kuning telur, susu dan otak. Akibat kekurangan Fluorin : kerusakan gigi
yang berlebihan.
25
TITRASI
1. Pengertian Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan
standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen
yang tidak dikenal. Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya
sudah diketahui secara pasti. Berdasarkan kemurniannya larutan standar
dibedakan menjadi larutan standar primer dan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan
menimbang dan melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian tinggi
(konsentrasi diketahui dari massa - volum larutan). Larutan standar
sekunder adalah larutan standar yang dipersiapkan dengan menimbang dan
melarutkan suatu zat tertentu dengan kemurnian relatif rendah sehingga
konsentrasi diketahui dari hasil standardisasi (Day Underwood, 1999).
Standardisasi larutan merupakan proses saat konsentrasi larutan
standar sekunder ditentukan dengan tepat dengan cara mentitrasi dengan
larutan standar primer (John Kenkel, 2003). Titran atau titer adalah larutan
yang digunakan untuk mentitrasi (biasanya sudah diketahui secara pasti
konsentrasinya). Dalam proses titrasi suatu zat berfungsi sebagai titran dan
yang lain sebagai titrat. Titrat adalah larutan yang dititrasi untuk diketahui
konsentrasi komponen tertentu. Titik ekuivalen adalah titik yang
menyatakan banyaknya titran secara kimia setara dengan banyaknya analit.
Analit adalah spesies (atom, unsur, ion, gugus, molekul) yang dianalisis atau
ditentukan konsentrasinya atau strukturnya.
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan.
Dalam titrasi biasanya diambil sejumlah alikuot tertentu yaitu bagian dari
keseluruhan larutan yang dititrasi kemudian dilakukan proses pengenceran
(W Haryadi, 1990). Pengenceran adalah proses penambahan pelarut yg
tidak diikuti terjadinya reaksi kimia sehingga berlaku hukum kekekalan mol.
26
2. Peralatan
a. Buret
Gambar 8 : Buret
Untuk tempat larutan standar, yang dipakai biasanya yang memiliki
skala 50 mL, skala 0 terletak diatas dan 50 dibawah, sebelum dipakai
ada baiknya buret dibersihkan dengan larutan K2Cr2O7, kemudian
bilas dengan aquades.
b. Erlenmeyer
Gambar 9: Erlenmeyer
Tempat analit diletakkan, gunakan Erlenmeyer ukuran sedang 250
mL untuk proses titrasi sebab erlenmeyer ukuran ini enak dipegang
dang kita lebih leluasa untuk mengocok erlenmeyer.
27
c. Pipet
28
e. Labu Ukur
29
3. Mudah diperoleh
4. Biasanya zat standart primer memiliki Masa molar (MR)
yang besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relative
atau eror pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat
dalam jumlah besar memiliki kesalahan relative yang lebih
kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang
kecil.
5. Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi
b. Larutan Standar Sekunder
Larutan Standar Sekunder adalah larutan dengan konsentrasi
tertentu dan kemudian kita menitrasinya dengan larutan standart
primer. Contoh : NaOH. NaOH tidak bisa dipakai sebagai
larutan standart primer disebabkan sifatnya yang higroskopis.
Jadi NaOH menyerap uap air dari lingkungan disekitarnya
4. Syarat Titrasi
a. Reaksi kimia antar analit dan titrant diketahui dengan pasti dan jelas
produk-produk apa yang akan dihasilkan nantinya. Mana reaktan dan
produk apa yang akan dihasilkan harus jelas dan pasti
b. Reaksi harus berjalan dengan cepat
c. Harus ada sesuatu yang bisa menandakan atau mengindikasikan bahwa
reaksi antara analit dengan titrant sudah equivalent secara stoikiometri,
baik itu dengan perubahan warna, perubahan arus listrik, perubahan pH,
dengan penambahan indicator atau apapun yang bisa digunakan untuk
mengamati perubahan tersebut.
d. Tidak ada hal lain yang mengganggu reaksi antara analit dengan titrant
e. Reaksi antara analit dengan titrant harus memiliki kesetimbangan jauh
kearah kanan (artinya kesetimbangannya mengarah kearah
pembentukan produk) hal ini untuk memastikan secara kuantitatif reaksi
bisa dihitung, dan memastikan titik akhir titrasi bisa diamati.
30
5. Titik Equivalen
Titik equivalen adalah keadaan dimana konsentrasi titran tepat sama
secara stoikiometri dengan analit. Menemukan titik equivalen adalah tujuan
akhir titrasi.
6. Titik Akhir
Titik akhir titrasi adalah titik pada saat titrasi diakhiri/dihentikan.
Titik akhir titrasi tercapai ketika titik equivalen telah terlewati. Biasanya
terjadi setelah terdapat sedikit titran yang tidak lagi bereaksi (berlebih).
Pada sebagian besar kasus, perbedaan antara titik akhir titrasi dan titik
equivalen tidak signifikan dan dapat diabaikan.
7. Titik Balik
Titrasi balik digunakan ketika reaksi anatara analit dan titran
berjalan lambat, atau apabila tidak ada indikator yang cocok. Caranya :
a. Tambahkan titran secara berlebih sehingga semua analit habis
bereaksi dan ada sedikit titran berlebih.
b. Titrasi kembali kelebihan titran dengan titran kedua untuk
memperoleh titik equivalen.
8. Indikator
Indikator adalah senyawa yang sensitif (berubah warna) pada saat
analit habis atau pada saat titran berlebih. Tidak semua titrasi membutuhkan
indikator. Dalam beberapa kasus, baik reaktan maupun produk telah
memiliki warna yang kontras dan dapat digunakan sebagai "indikator".
Sebagai contoh, titrasi redoks menggunakan potasium permanganat (merah
muda/ungu) sebagai peniter tidak membutuhkan indikator. Ketika peniter
dikurangi, larutan akan menjadi tidak berwarna. Setelah mencapai titik
ekivalensi, terdapat sisa peniter yang berlebih dalam larutan. Titik
ekivalensi diidentifikasikan pada saat munculnya warna merah muda yang
pertama (akibat kelebihan permanganat) dalam larutan yang sedang diteter.
Akibat adanya sifat logaritma dalam kurva pH, membuat transisi
warna yang sangat tajam; sehingga, satu tetes peniter pada saat hampir
mencapai titik akhir dapat mengubah nilai pH secara signifikan, sehingga
terjadilah perubahan warna dalam indikator secara langsung. Terdapat
31
sedikit perbedaan antara perubahan warna indikator dan titik ekivalensi
yang sebenarnya dalam titrasi. Kesalahan ini diacu sebagai kesalahan
indikator, dan besar kesalahannya tidak dapat ditentukan.
9. Jenis Titrasi
1. Titrasi asam-basa
Reaksi dasar dalam titrasi asam-basa adalah netralisasi, yaitu reaksi
asam dan basa yang dapat dinyatakan:
H+ + OH- = H2O
Bila larutan asam dengan kepekatan tertentu digunakan sebagai penitar
maka titrasi ini disebut asidimetri, sedangkan bila yang diketahui
sebagai penitarnya adalah basa, maka titrasi ini disebut alkalimetri. Titik
akhir titrasi didasarkan pada perubahan pH pada Titik Ekivalen (TE).
Daerah dimana terjadi perubahan pH bergantung pada sifat dan
konsentrasi zat penitrasi / zat yang dititrasi. Pada titrasi asam basa perlu
diperhatikan:
a. Faktor-faktor yg menentukan kesempurnaan reaksi asam basa
b. Pemilihan indikator yang digunakan
Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa
organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda
dengan warna ion-ionnya. Indikator asam-basa terletak pada titik
ekivalen dan ukuran dari pH
Tabel 5: Indikator Asam Basa
Indikator Daerah Perubahan Warna
pH Asam Basa
As. Pikrat 0,1 – 0,8 Tak berwarna Kuning
Biru timol 1,2 – 2,8 Merah Kuning
Kuning metil 2,0 – 4,0 Merah Kuning
Biru bromfenol 3,0 – 4,0 Kuning Biru
Jingga metil 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Hijau bromkresol 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Merah metil 4,2 – 6,2 Merah Kuning
32
Lakmus 4,5 – 8,3 Merah Biru
Biru bromtimol 6,0 – 7,6 Kuning Biru
Fenolfthalin 8,3 – 10,0 Tak berwarna Ungu
Timolftalin 9,3 – 10,6 Tak berwarna Biru
Kuning alizarin 10,1 – 12,0 Kuning Ungu
33
titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah
tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik
titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas
Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain
menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan
metode potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.
3. Titrasi kompleksometri
Titrasi kompleksometri disebut juga khelatometri, yaitu
pembentukan senyawa rangkai (kompleks) yang mantap dan larut dalam
air, bila larutan baku bereaksi dengan kation-kation yang ditetapkan
kadarnya. Sampel pereaksi pengkomplek yang banyak digunakan
adalah Na-EDTA (Natrium Etilena Diamina Tetra Asetat).
Indikator kompleksometri adalah zat warna yang dapat membentuk
kompleks dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH tertentu
Misalnya:
– Eriochrom black T ( untuk p.k Mg)
– Calcein (untuk p.k Ca)
– Xylenol orange (untuk p.k Bi)
– Murexide (untuk pk Ca)
4. Titrasi Redoks (Titrimetri)
Titrimetri adalah titrasi yang melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi
yang berkaitan dengan perpindahan elektron. Perubahan e- perubahan
valensi atom / ion yang bersangkutan. Zat pengoksid mendapatkan e-
dan tereduksi sehingga valensi atom / ion menurun. Zat pereduksi
kehilangan e- dan teroksidasi sehingga Valensi atom / ion meningkat.
Reagen yang berperan sebagai Reduktor/Oksidator adalah reagen
yang mengalami autooksidasi. Titrasi redoks merupakan bagian dari
Titrasi Volumetri yang akan terlaksana dengan baik bila :
a. Kesetimbangan redoks tercapai dengan cepat setiap penambahan
volume titran
b. Adanya indikator penunjuk titik equivalen stokhiometri
34
LARUTAN DAN SISTEM KOLOID
Larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikel – partikelnya sangat kecil
sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel pendispersi dengan
partikel terdispersi, walaupun menggunakan mikroskop dengan tingkat pembesaran
yang tinggi (mikroskop ultra).
Suspensi merupakan sistem dispersi yang tidak stabil sehingga jika tidak
diaduk terus menerus akan mengendap akibat gaya gravitasi bumi. Cepat lambatnya
suspensi mengendap tergantung pada besar kecilnya ukuran partikel zat terdispersi.
Semakin besar ukuran partikel zat terdispersi, semakin cepat terjadinya proses
pengendapan. Untuk memisahkan suspensi, dapat dilakukan dengan proses
penyaringan (filtrasi). Oleh karena ukuran partikelnya besar, zat – zat yang
terdispersi akan tertinggal di kertas saring.
Koloid berasal dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”.
Istilah koloid pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar mengalami
difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian disebut sebagai koloid.
Koloid atau disebut juga dispersi koloid atau sistem koloid sebenarnya merupakan
sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari larutan, tetapi lebih
kecil dari suspensi.
35
relatif kecil, sistem koloid tidak dapat diamati dengan mata, tetapi dapat diamati
dengan mikroskop dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra).
Di dalam koloid terdapat bagian yang tidak dapat terpisahkan yaitu fase
terdispersi dan fase pendispersi. Fase- fase tersebut menentukan jenis sistem koloid
apa yang akan terbentuk. Terdapat 8 jenis koloid di dalam kehidupan yaitu sol padat,
sol cair, aerosol padat, aerosol cair, emulsi padat, emulsi cair, busa padat, dan buih.
Koloid-koloid tersebut dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari seperti
margarin, susu, kosmetik, kabut, dan lain-lain
36
Sistem koloid memiliki beberapa sifat dan sifat koloid tersebut banyak
dimanfaatkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat koloid antara
lain efek tyndall, gerak brown, elektroforesis, adsorbsi, koagulasi, koloid pelindung,
dialisis, dan koloid liofil & liofob. Pemanfaatan dari sifat-sifat tersebut antara lain
seperti proses pencucian darah dan pengangkatan kotoran yang terdapat pada
pakaian dengan menggunakan detergen.
37
METABOLISME KARBOHIDRAT
38
siklus kreb akan digunakan dalam dalam sistem couple dengan menggunakan
sitokrom dan berakhir dengan pemanfaatan oksigen sebagai penangkapan ion H.
Kejadian tubuh kemasukan racun menyebabkan sistem sitokrom diblokir oleh
senyawa racun sehingga reaksi reduksi oksidasi dalam sistem couple, terutama oleh
oksigen tidak dapat berjalan (Anonim,2009).
2. Jenis-jenis karbohidrat
Jenis-jenis karbohidrat dibagi menjadi 2, yaitu : (Campbell,2002)
a. Karbohidrat Sederhana
1. Monosakarida (C6H12O6)
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri
dari 1 gugus cincin. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida juga
berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa akrbohidrat
kompleks pati (strach) atau selulosa. Contoh dari monosakarida adalah
heksosa. Glukosa, fruktosa, galaktosa, monosa, ribosa (penyusun RNA) dan
deoksiribosa (penyusun DNA).
2. Disakarida (C12H22O11)
Disakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling banyak
dikonsumsi oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Setiap molekul
disakarida akan terbentuk dari gabungan 2 molekul monosakarida.
Disakarida mempunyai rasa manis dan sifatnya mudah larut dalam air.
Contoh pati disakarida adalah laktosa (gabungan antara glukosa dan
fruktosa) dan maltosa (gabungan antara dua glukosa).
3. Polisakarida (C6H11O5)
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terdiri dari banyak gugus
gula, rata-rata terdiri dari 10 gugus gula. Pada umumnya polisakarida tidak
berasa atau pahit dan sifatnya sukar larut dalam air. Contoh dari
polisakarida adalah amilum yang terdiri dari 60-300 gugus gula berupa
glukosa, glikogen, atau gual otot yang tersusun dari 12-16 gugus gula dan
selulosa, pektin, lignin, dan kitin yang tersusun dari ratusan bahkan ribuan
gugus gula tambahan senyawa lainnya.
39
4. Oligosakarida
Merupakan bentuk karbohidrat yang bila dihidrolisis menjadi dua
sampai sepuluh unit monosakarida. Contoh dari oligosakarida adalah
maltosa.
b. Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang terbentuk
hampir lebih dari 20.000 unit molekul monosakarida terutama glukosa. Di
dalam ilmu gizi, jenis karbihodrat kompleks yang merupakan sumber utama
bahan makanan yang umumnya di konsumsi oleh manusia adalah pati
(strach).
40
Gambar 13: Persiapan Glikolisis
41
Gambar 14: Reaksi Glikolisis
b. Glikogenesis
Glikogenesis adalah reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi
molekul glukosa. Gikogenesis juga dapat berarti lintasan metabolisme yang
digunakan oleh tubuh. Glikogenesis merupakan bentuk simpanan
karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan analog dengan amilum pada
tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat di dalam hati (sampai 6%), otot
jarang melampaui jumlah 1%. Glkogen dalam sel binatang fungsinya mirip
dengan amilum dalam tumbuhan, yaitu sebagai cadanagan energi.
Pembentukan glikogen (glikogenesis) terjadi hampir dalam semua jaringan,
tapi yang paling banyak adalah dalam hepar dan dalam otot.
42
Tahap-tahap glikogenesis :
1. Tahap pertama penguraian glikogen adalah pembentukan glukosa 1-
fosfat. Berbeda dengan reaksi pembentukan glikogen, reaksi ini tidak
melibatkan UDP-glukosa, dan enzimnya adalah glikogen fosforilase.
Selanjutnya glukosa 1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat oleh
enzim yang sama seperti pada reaksi kebalikannya (glikogenesis) yaitu
fosfoglukomutase.
2. Tahap reaksi berikutnya adalah pembentukan glukosa dari glukosa 6-
fosfat. Berbeda dengan reaksi kebalikannya dengan glukokinase, dalam
reaksi ini enzim lain, glukosa 6-fosfatase, melepaskan gugus fosfat
sehingga terbentuk glukosa. Reaksi ini tidak menghasilkan ATP dari
ADP dan fosfat.
3. Glukosa yang terbentuk inilah nantinya akan digunakan oleh sel untuk
respirasi sehingga menghasilkan energi, yang energi itu terekam atau
tersimpan dalam bentuk ATP.
c. Glikogenolisis
Pemecahan glikogen dalam hepar dan oto berbeda dengan enzim
yang terdapat dalam pencernaan. Enzim glikogen fosforilase akan
melepaskan unit glukosa dari rantai cabang glikogen yang tidak dapat di
reduksi. Reaksinya :
(Glukosa)n + H2PO4 Glukosa I-fosfat + (Glukosa) n-1
Dalam glikogenolisis, glikogen yang disimpan dalam hati dan otot
dipecah menjadi glukosa I-fosfat kemudian diubah menjadi glukosa 6-fosfat.
Glukogenisis diatoleh hormon glukogen yang di sekresiakan pankreas dan
epinerfin yang dieksresikan kelenjar adrenal. Kedua hormon tersebut akan
menstimulasi enzim glikogen fosforilase untuk memulai glikogenolisis dan
menghambat kerja enzim glikogen sintase (menghentikan glikogenesis).
Glukosa-6-fosfat masuk ke dalam poses glikolisis untuk
menghasilkan energi. Glukosa-6-fosfat juga dapat diubah menjadi glukosa
untuk didistribusikan oleh darah menuju sel-sel yang membutuhkan glukosa.
43
d. Glikoneogenesis
Glikoneogenesis adalah suatu pembentukan glukosa dari senyawa
yang bukan karbohidat. Glikoneogenesis penting sekali untuk menyediakan
glukosa apabila di dalam diet tidak mengandung cukup karbohidrat. Pada
dasanya glikoneogenesis adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan
karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Proses
glikoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Glikoneogenesis yang
dilakukan oleh hati atau ginjal, menyediakan suplai glukosa yang tepat.
Kebanyakan karbon yang digunakan untuk sintetis glukosa akhirnya berasal
dari katabolisme asam amino.
44
METABOLISME LIPID
1. Lipid
Lipid atau lemak adalah senyawa biologik yang dapat larut dalam pelarut
nonpolar seperti kloroform, eter, dan benzen. dibandingkan dalam air. Lipid
terdapat dalam makanan sebagian besar berupa lemak. Pada umumnya, lipid
merupakan konduktor panas yang buruk, sehingga lipid dalam tubuh
mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan panas dari tubuh.
Selain itu, lemak mempunyai fungsi melindungi organ-organ tubuh tertentu
dari kerusakan akibat benturan atau goncangan. Lemak juga merupakan salah
satu bahan makanan yang mengandung vitamin A, D, E, dan K. Lemak dalam
tubuh berasal dari tiga sumber:
1. Dari makanan yang dikonsumsi
2. Proses biosintesis yang terjadi di dalam hati
3. Pemecahan molekul lemak dengan bantuan enzim lipase yang diangkut dari
jaringan adipose
2. Fungsi Lipid
Ada beberapa fungsi lipid di antaranya :
1. Sebagai penyusun struktur membran sel
Lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-
material. Dalam hal ini membrane mengandung 3 golongan lipid amfipatik
yaitu fosfogliserida, sfingolipid, dan kolesterol.
2. Sebagai cadangan energi
Sebagai fungsi utama triasilgliserol yang disimpan sebagai jaringan
adipose
3. Sebagai lapisan pelindung
4. Sebagai precursor hormon
Hormon mengatur komunikasi antar sel
5. Sebagai vitamin bersama protein
Vitamin membantu regulasi proses-proses biologis
45
2.3. Jenis-Jenis Lipid
Ada beberapa cara penggolongan lipid
1. Berdasarkan struktur :
1) Lipid sederhana (ester asam lemak dengan berbagai alkohol)
Contoh: lemak/gliserida dan lilin/waxes
2) Lipid gabungan/majemuk (ester asam lemak yang punya gugus
tambahan)
Contoh : fosfolipid, serebrosida
3) Derivat lipid/ turunan lipid (senyawa yang dihasilkan oleh proses
hidrolisis lipid)
Contoh : asam lemak, gliserol, sterol
2. Berdasarkan sifat :
1) Lipid yang dapat disaponifikasi. Dapat dihidrolisis dengan alkali panas
sehingga terbentuk garam dan asam-asam lemak serta molekul lainya.
contoh: triasilgliserol, fosfolipid, glikolipid.
2) Lipid yang tidak dapat disaponifikasi. Disintesis dari unit kolesterol,
contoh: steroid
3. Berdasarkan kepolarannya :
1) Lipid netral, yang tergolong kedalam lipid netral adalah senyawa
triasilgliserida dan monogliserida dengan jumlah atom C asam lemak >
12, contoh: sterol, karatenoid, wax, tokoferol.
2) Lipid polar. Lipid polar bersifat ampifilik, yang tergolong
keadalam jenis ini adalah gliserofosfolipid, gliseroglikolipid, dan
spingofosfolipid.
46
rantai panjang, yang diperoleh dari hidrolisisis lemak/minyak dari
tumbuhan/hewan.
Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua
macam asam lemak yaitu:
1) Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap. Disebut juga asam lemak
non essensial.
2. Gliserida
Terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
1) Gliserida netral
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol.
Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi
berupa lemak atau minyak. Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1,
2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan
47
dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2
asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam
lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan
energi penting dari sumber lipid.
Trigliserida merupakan cadangan energi yang sangat besar disintesis
dan disimpan dalam Sel adiposa dioksidasi bila diperlukan
menghasilkan energi sebesar 9 kkal/g.
2) Fosfogliserida (fosfolipid)
Fosfolipid merupakan gliserida yang mengandung fosfor dalam
bentuk ester. Fosfolipid terbentuk dari gliserol dengan dua gugus
alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak, dan satu
gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat Lipid
dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat
mengganti salah satu rantai asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1. Sebagai komponen penyusun membran sel dalam bentuk fosfolipid
bilayer (lapisan ganda)
2. Sebagi agen emulsi
48
Gambar 18: Struktur Dari Fosfolipid
3. Lipid kompleks
Lipid yang terdapat dalam alam bergabung dengan seyawa lain, misalnya
dengan protein atau dengan karbohidrat.
Lipid kompleks terdiri atas:
1) Lipoprotein
Merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Lipoprotein terdapat
dalam plasma darah.
49
Gambar 20: Gabungan Lipid Dengan Protein (Lipoprotein)
Ada 4 kelas mayor dari lipoprotein plasma yang tersusun atas beberapa
jenis lipid :
a. Kilomikron
Sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali
ginjal. Dan mengangkut lipid yang diabsorpsi dari usus.
b. VLDL (very low-density lypoproteins)
Mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju
jaringan lemak
c. LDL (low-density lypoproteins)
Merupakan hasil katabolisme VLDL. LDL berperan mengangkut
kolesterol ke jaringan perifer
d. HDL (high-density lypoproteins)
Mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol dari jaringan
perifer ke hati.
50
Gambar 21: Perbandingan Komposisi Penyusun 4 Kelas Besar Lipoprotein
2) Glikolipid
Gabungan antara lipid dan karbohidrat yang mengandung asam lemak
dan sfingosin.
4. Non gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung
dengan molekul-molekul non gliserol. Terdiri atas sfingolipid, steroid,
kolesterol dan malam/lilin/waxes.
51
1) Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak.
Penggunaan primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung
mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid merupakan
sfingolipid.
2) Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun
membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa
hormon.
Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini
timbul plaque pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan
tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk
meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan stroke.
52
3) Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya
testosteron dan progesteron. Steroid lainnya adalah kortison. Hormon
ini berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat, penanganan
penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.
53
2.4. Metabolisme Lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid
netral, yaitu trigliserida. Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid.
Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.
Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar
asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut
oleh miselus (jamak : emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus
(enterosit).
Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi
trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut
kilomikron. Kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan
bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron
ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
54
Gambar 30: Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adipose
55
dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta,
asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan
adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir
oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
FFA Asil-KoA
Karnitin
Asil-KoA palmitoil
Membran mitokondria eksterna
sintetase transferase I
Asil-KoA KoA
56
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan
sebagai berikut:
a. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan
dikatalisir oleh enzim tiokinase.
b. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim
karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin,
barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna
mitokondria.
c. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil
karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin
ke dalam dan karnitin keluar.
d. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin
palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria
menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
e. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya
masuk dalam proses oksidasi beta.
57
adalah 2 asetil-KoA. Hasil akhir oksidasi beta ini adalah Asetil-KoA,
NADH,dan FADH2. selanjutnya Asetil-KoA akan masuk siklus asam
sitrat.
Gambar 34: Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat
58
menjalankan reaksi ini disediakan oleh ikatan tioester berenergi tinggi
Asetil-KoA.
(2) Sitrat diubah menjadi iso-sitrat.
(3) Kemudian secara dekarboksilasi oksidatif membentuk alfa-
ketoglutarat dan CO2, sedangkan NAD direduksi menjadi NADH.
(4) Alfa-ketoglutarat juga mengalami dekarboksilasi oksidatif. Hasil
reaksi ini adalah suksinil-KoA, CO2, dan NADH. Enzim yang
mengkatalis reaksi alfa-ketoglutarat dehidrogenase, merupakan
kompleks multi-enzim yang sangat mirip dengan piruvat
dehidrogenase dalam struktur dan mekanisme kerjanya.
(5) Hasil reaksi suksinil KoA mengandung ikatan tioester berenergi
tinggi. Pada reaksi selanjutnya suksinat dilepaskan dari KoA dan
energi bebas dari ikatan tioester digunakan untuk membentuk
guanosin trifosfat (GTP). GTP berperan pada pembentukan ATP
dengan memindahkan gugus fosforil terminalnya pada ADP. Jadi
siklus asam sitrat mempunyai satu reaksi fosforilasi tingkat substrat.
(6) Pada reaksi selanjutnya suksinat diubah menjadi fumarat. Fumarat
mengalami hidrasi membentuk malat dan malat kemudian dioksidasi
menjadi oksaloasetat pada reaksi yang menghasilkan NADH lain.
Oksaloasetat yang dihasilkan pada reaksi yang terakhir tersedia untuk
mengulangi siklus dengan molekul Asetil-KoA lain.
59
Diet Trigliserida
Asam
lemak Steroidogenesi
s
Lipid Lipogenesi Oksidasi
Gliserol s beta Kolesterogenesi
Karbohidra s Kolesterol
t
Protein
Asetil-KoA + ATP
Aseto asetat
Ketogenesis
Siklus asam
hidroksi butirat Aseton
sitrat
ATP H2O
CO2
60
Gambar 36: Tahapan sintesis lemak
2. Anabolisme
1) Transportasi Lipid
Lipid itu tidak larut dalam darah sehingga perlu ditransport dalam
sirkulasi oleh pengangkut yang larut dalam air. Lipid diangkut oleh
protein, albumin, serum, dan agregasi lipid dan protein yang dikenal
sebagai partikel lipoprotein.
1. Asam lemak bebas : ditransport dalam bentuk berikitan dengan
albumin
2. TAG,PL dan kolesterol : ditransport dalam bentuk partikel bersama
kolesterol dalam bentuk lipoprotein. Dalam bentuk
lipoprotein,kolesterol dan lipid lainnya ditransport ke jaringan. Di
jaringan di oksidasi,disimpan atau untuk sintesis.
61
asam amino. Berlangsung di sitosol dalam 4 tahap, dengan enzim HMG-
KoArediuktase sebagai enzim regulator. Transportasi kolesterol dalam
bentuk lipoprotein.
Kilomikron mengangkut kolesterol dari usus (berasal dari makanan)
ke hati. VLDL, LDL mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan.
Kolesterol diekskresi ke dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau
asam/garam empedu menjadi feses. Sel jaringan mendapat kolesterol
baik dengan mensintesis sendiri (endogen) atau dari LDL (eksogen).
62
Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka
simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah
menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber energi (lihat
metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk
memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).
63
METABOLISME XENOBIOTIK
Fase – fase :
Fase I : reaksi utamanya berupa hidroksilasi, yang dikatalisis oleh beberapa
monooksigenase atau sitokrom P450. Hidroksilasi dapat menghentikan aksi obat,
walaupun tidak selalu. Selain reaksi hidroksilasi terdapat beberapa reaksi lainnya
seperti deaminasi yaitu suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan
64
gugus amina dari molekul senyawa asam amino, dehalogenasi yaitu tindakan untuk
menghilangkan halogen dari bahan kimia berbahaya atau terkontaminasi dengan
membuat menjadi kurang beracun, desulfurasi yaitu proses penghilangan unsur
belerang (sulfur), epoksidasi, peroksigenasi dan reduksi. Reaksi yang melibatkan
juga proses hidrolisis (dikatalisis oleh esterase).
Isoform sitokrom P450 melaksanakan serangkaian xenobiotik pada
metabolisme fase-1. Substrat yang ada umumnya bersifat lipofilik dan menjadi
hidrofilik melalui reaksi hidroksilasi. Sitokrom P450, dikenal sebagai biokatalis
yang paling luas bekerjanya. Paling banyak terdapat pada liver dan usus halus tetapi
diperkirakan ada di seluruh tubuh.
65
Keterangan Gambar:
1. Pengikatan kovalen dengan Makromolekul Sel Merusak DNA,
RNA dan Protein
2. Hapten merangsang produksi Antibodi Kerusakan sel akibat
mekanisme imunologi
3. Reaksi antara spesies Karsinogen kimiawi yg aktif dg DNA Kanker.
66
METABOLISME PURIN DAN PIRIMIDIN
67
2. Bentuk Struktur Purin dan Pirimidin
68
3. Metabolisme Purin dan Pirimidin
4. Metabolisme Purin
a. Biosintesis Nukleotida Purin
Hasil penelitian dengan menggunakan radioisotop, ternyata setiap komponen yang
dijumpai dalam kerangka inti purin berasal dari bermacam-macam sumber diantara
lain :
1. Atom C (6) inti purin berasal dari atom karbon molekul CO2 udara
pernafasan.
2. Atom N (1) inti purin bersal dari atom nitrogen gugus amino (-NH2) molekul
aspartat.
3. Atom C (2) dan atom C (8) inti purin adalah produk reaksi transformilasi
yang berasal dari senyawa donor gugus formil yang mengakibatkn koenzim
FH4 (tetra hidro folat).
69
4. Atom N (3) dan atom N (9) berasal dari nitrogen gugus amida molekul
glutamin.
5. Atom C (4) atom C (5) dan atom N (7) merupakan molekul glisin.
b. Tahapan biosintesis Purin
1. Sintesis purin diawali oleh reaksi pembentukan molekul PRPP (5-phospho
ribosil pyro phosphate) yang berasal dari ribosa-5P yang mengkaitkan ATP
dan ion Mg²+ sebagai aktivator.
70
purin. Dilanjutkan reaksinya dengan aspartat membentuk senyawa 5-amino-
4- imidazole- N- suksinil karboksamid ribosil-5P.
6. Senyawa 5-amino- 4- amidazole- karboksamid- ribosil- 5P, melakukan
reaksi formilasi yang dikatalisis oleh enzim transformilase dengan koenzim
FH4 (tetrahidrofolat) dan senyawa donor gugus formil, maka terbentukny
senyawa 5- formamido- 4- imidazole karboksamide- ribosil-5P.
7. Akhirnya terjadilah reaksi penutupan cincin yang ke-2 kalinya terbentuklah
derivat purin yang pertama berupa IMP (inosin monophosphate= inosinic
acid) yaitu derivat hiposantin atau 6- oksipurin. Sedangkan AMP dan GMP
diturunkan dari IMP.
71
Pada manusia hasil akhir katabolisme purin adalah asam urat. Sebagian
mamalia (tidak termasuk manusia) dapat mengoksidasi asam urat menjadi allantoin,
yang selanjutnya dapat didegradasi menjadi urea dan amonia.
Tahapan reaksi pembentukan asam urat serta berbagai kelainan yang dapat
terjadi akibat defisiensi enzim yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Gugus amino akan dilepaskan dari AMP membentuk IMP, atau dari
adenosin membentuk inosin (hipoxantin).
2. IMP dan GMP oleh enzim 5’-nukleotidase akan diubah ke bentuk
nukleosida, yaitu inosin dan guanosin.
3. Purine nukleosida fosforilase akan menubah inosin dan guanosin menjadi
basa purin, yaitu hipoxantin dan guanin.
4. Guanin akan mengalami deaminasi menjadi xantin.
5. Hipoxantin akan dioksidasi oleh enzim xantin oksidase membentuk xantin,
yang selanjutnya akan dioksidasi kembali oleh enzim yang sama menjadi
asam urat, yang merupakan produk akhir dari proses degradasi purin pada
manusia. Asam urat akan diekskresikan ke dalam urin.
5. Metabolisme Pirimidin
a. Biosintesis Pirimidin
Umumnya biosintesis pirimidin dan purin memerlukan bahan pembentukan
yang sama misalnya PRPP, glutamin, CO2, asam aspartat, koenzim tetrahidrofolat
(FH4).
Tetapi ada satu perbedaan yang jelas sekali yaitu pada saat terjadinya
penambahan gugus ribosa-P (pada biosintesis purin), penambahan gugus ribosa-P
tersebut sudah berlangsung ditahap awal. Sedangkan pada biosintesis pirimidin
berlangsung setelah perjalanan beberapa tahap lebih jauh.
b. Tahapan biosintesis pirimidin
1. Biosintesis pirimidin diawali oleh reaksi pembentukan karbamoil-P yang
dihasilkan dari reaksi antara glutamin, ATP dan CO2 yang dikatalisis oleh
enzim karbamoil-P sintetase yang berlangsung didalam sitosol. Berbeda
dengan enzim karbamoil-P sinthase yang bekerja pada reaksi pembentukan
urea, dimana reaksi nya berlangsung bukan didalam sitosol melainkan
didalam mitokondria.
72
2. Berikutnya karbamoil-P berkondensasi dengan asam aspartat menghasilkan
senyawa karbamoil-asparta. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aspartat
transkarbamoilase.
3. Berikutnya terjadi reaksi penutupan rantai sambil membebaskan H2O dari
molekul karbamoil-aspartat sehingga dihasilkan asam dehidro orotat
(DHOA= dihidroorotic acid). Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim
dihidroorotase.
4. Berikutnya melalui reaksi yang dikatalisis oleh enzim DHOA
dehidrogenase dengan koenzim NAD+, DHOA menghasilkan asam arotat
(OA=orotic acid).
5. Selanjutnya terjadi reaksi penambahan gugus ribosa-P pada asam orotat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim orotat fosforibosil transferase dan
dihasilkan orotidilat OMP (orotidin mono posphate).
6. Akhirnya enzim orotidilat dikarboksilase mengkatalisis reaksi
dikarboksilasi orotidilat dan menghasilkan uridilat (uridin mono
phosphate)yaitu produk nukleotida pertama pada biosintesis pirimidin.
7. Pada reaksi (12) adalah satu-satunya reaksi biosintesis nukleotida pirimidin
yang membutuhkan turunan tetrahidrofolat. Gugus metilen pada N5, N10 –
metilen-tetrahidrofolat direduksi menjadi gugus metal yang ditransfer dan
tetrahidrofolat dioksidasi menjadi dihidrofolat. Agar sintesis pirimidin dapat
berlangsung dihidrofolat harus direduksi kembali menjadi tetrahidrofolat,
reaksi ini dikatalisis oleh dehidrofolatreduktase. Oleh karena itu, sel yang
sedang membelah, yang harus mengasilkan TMP dan dihidrofolat.
73
Gambar 47: Skema Biosintesis Pirimidin
74
Gambar 48: Katabolisme Pirimidin
75
6. Kelainan Metabolisme Purin dan Pirimidin
Metabolisme Purin
Asam urat adalah produk akhir katabolisme purin pada manusia, guanin
yang berasal dari guanosin dan hiposantin yang berasal dari andenosin melalui
pembentukan santin keduanya dikonversi menjadi asam urat, reaksinya
berturut-turut dikatalisis oleh enzim guanase dan santin oksidase.
Masalah klinik metabolisme purin
1. Gout adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat dalam
tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangan
melalui ginjal yang menurun atau peningkatan asupan makanan kaya purin
1) Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat. Karna
kadar nya yang tinggi.
2) Gout ditandai dengan :
Serangan berulang dari athritis yang akut, kadang disertai pembentukan
kristal natrium urat yang besar dinamakan tophus deformitas
(kerusakan) sendi secara kronis, dan cedera pada ginjal.
2. Sindrom Lesch-nyhan adalah suatu hiperurisemia over produksi yang sering
disertai litiasis asam urat serta sindrom self-mutilation terjadi karena tidak
berfungsinya enzim hipoxantin-guanin fosforibosil transferase yang
merupakan enzim pada penyelamatan pada reaksi purin.
3. Penyakit von gierke adalah defisiensi glukosa fosfatase yang terjadi karena
sekunder akibat peningkatan atau pembentukan prekursor PRPP, ribosa 5-
fosfat, disamping it asidosis laktat yang menyertai akan menikan ambang
ginjal untuk urat sehingga terjadi peningkatan total kadar urat dalam tubuh.
Metabolisme Pirimidin
1. Hasil akhir katabolisme pirimidin: CO2, ammonia, betalanin dan propionat
sangat mudah larut dalam air bila overproduksi dan jarang didapati kelainan.
2. Hiperurikemia dengan overproduksi PPRP akan terjadi peningkatan
nukleotida dan peningkatan ekskresi dari betalanin.
3. Defisiensi folat dan vitamin B12 dengan defisiensi TMP.
Masalah klinik metabolisme pirimidin
76
Hasil akhir metabolisme pirimidin larut dalam air, tidak banyak kelainan yang
disebabkannya.
Kelainan autosomal resesif
1. Hereditary orotic aciduria
tipe I:
a) tipe yang lebih sering def. orotat fosforibosil transferase & orotidilat
dekarboksilase
b) terjadi anemia megaloblastik, tdp kristal jingga dalam urine.
Tipe II :
Karena defisiens6i orotidilat dekarboksilas.
2. Reye’s Syndrome
a) Gangguan pada mitokondria hati
b) Orotikasiduria sekunder karena ketidakmampuan mitokondri
memakai karbamoil fosfat (pada defisiensi ornitin trankarbamoilase)
over produksi asam orotat
77
METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO
78
Protein menyusun ¾ zat padat tubuh yaitu otot, enzim, protein plasma,
antibodi, hormon. Protein merupakan rangkaian asam amino dengan ikatan peptide.
Rantai polipeptida melipat sedemikian rupa membentuk suatu struktur yang khas
(konformasi) di dalam protein. Konformasi tersebut merupakan bentuk tiga dimensi
suatu protein yang membentuk struktur protein. Terdapat empat struktur pada
protein: struktur pri-mer, sekunder, tersier, dan ada yang berbentuk quarterner.
Struktur protein primer adalah suatu urutan linier asam amino yang bergabung
melalui ikatan peptida. Struktur sekunder dari suatu protein meliputi suatu pelipatan
pada rantai polipeptida. Secara umum ada dua bentuk umum dari struktur sekunder
yaitu α-helix dan β-pleated sheet (konformasi β). Bentuk α-helix adalah silindris,
terjadi karena adanya ikatan hidrogen yang parallel sepanjang sumbu helixnya.
Pada tipe konformasi β, ikatan hidrogen terbentuk diantara rantai polipeptida yang
berdekatan atau berdampingan secara parallel atau anti parallel.
Struktur tersier protein adalah bentuk atau susunan tiga dimensi dari semua
asam amino di dalam polipeptida. Bentuk protein secara alamiah atau bentuk
protein aktif berada dalam bentuk struktur tersier yang ditentukan oleh banyak
ikatan non kovalen. Jika suatu protein terdiri dari dua atau lebih polipeptida
dinamakan struktur quarterner. Hemoglobin pada sel darah merah manusia terdiri
atas 4 rantai polipeptida maka dinamakan sebagai struktur quarterner. Masing-
masing subunit poli-peptida dapat dihubungkan dengan ikatan kovalen (misalnya
ikatan disulfide) atau ikatan non kovalen (interaksi elektro-statik, ikatan hidrogen,
atau interaksi hidrofobik).
Suatu protein merupakan untaian dari asam amino yang saling berikatan
melalui suatu ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen antara
gugus α-amino dari suatu asam amino dengan gugus α-karboksilat dari asam amino
lainnya. Ketika dua asam amino bergabung dengan satu ikatan peptida maka
dinamakan dipeptida. Penambahan sejumlah asam amino menghasilkan rantai yang
panjang dari gabungan asam-asam amino yang dinamakan oligopeptida
(mengandung sampai 25 residu asam amino) dan polipeptida (mengandung > 25
residu asam amino).
79
Asam Amino
Asam amino adalah asam karboksilat yang mempunyai gugus amino.
Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino yaitu :
Asam amino essential adalah asam amino yang tidak dapat di sintesis oleh
tubuh dan berasal dari makanan yang kita makan. Sedangkan asam amino non
essential adalah asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari
tubuh.
80
Proses metabolisme protein
Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses
katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk
digunakan proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar
hati. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu
absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil
sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung
keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati
berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.
Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan – perubahan tertentu
dengan kecepatan yang berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati
dan organ tubuh lain mempunyai waktu paruh antara 2,5 sampai 10 hari. Rata-
rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah menjadi
senyawa lain. Ada tiga kemungkinan mekanisme perubahan protein, yaitu :
1) Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau
katabolisme dan dibentuk sel – sel baru. Protein dalam makanan diperlukan
untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk memproduksi
senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang
mengalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah
dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea.
2) Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis
protein baru, tanpa ada sel yang mati. Protein dari makanan diuraikan lagi
dengan proses dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus,
dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu sebagian besar zat
makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi molekul-molekul
yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari saluran pencernaan.
3) Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.
81
Gambar 49: Alur metabolisme protein
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus di katabolisme
menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Protein diabsorpsi
di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah asam
amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Asam amino dalam darah di bawa
ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam amino
tersebut ada yang di simpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa oleh
darah ke jaringan-jaringan tubuh. Jumlah asam amino dalam darah tergantung
dari jumlah yang diterima dan jumlah yang digunakan. Pada proses pencernaan
makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis
serta enzim – enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada
proses hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi
peptidase, amino peptidase, tripeptidase dan dipeptidase.
Bila tubuh kekurangan protein maka asam amino ini diubah menjadi protein
dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan asam amino dari dalam tubuh maka
protein di rombak kembali menjadi asam amino. Dan asam amino ini juga
berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk pembentukan sel-
sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari semu protein,
enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan
energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila N masuk tubuh > N
yang keluar dari tubuh berarti sintesis protein lebih besar dari pada
82
katabolismenya, terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa
pertumbuhan, masa hamil. Keseimbangan nitrogen yang negatif berarti
katabolisme protein > sintesisnya, terjadi misalnya pada waktu kelaparan, sakit
keseimbangan nitrogen yag setimbang terdapat pada orang dewasa normal dan
sehat.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam
bentuk urea. Asam amino dengan reaksi transaminasi dapat diubah menjadi
asam glutamat. Dalam beberapa sel misalnya dalam bakteri, asam glutamat
dapat mengalami proses deaminasi oksidatif yang menggunakan glutamat
dehidrogenase sebagai katalis.
Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai berikut :
Diaminasi: asam amino + NAD+ → asam keto + NH3
Asam glutamat + NAD+ a ketoglutarat + NH4+ + NADH + H+
Dalam proses ini asam glutamat melepaskan gugus amino dalam bentuk
NH4+. Selain NAD+ glutamat dehidrogenase dapat pula menggunakan
NADP+ sebagai aseptor elektron. Oleh karena asam glutamat merupakan
hasil akhir proses transaminasi, maka glutamat dehidrogenase merupakan
83
enzim yang penting dalam metabolisme asam amino oksidase dan D-asam
oksidase.
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein →
zat yang dapat masuk kedalam siklus Krebs.
Transaminasi ialah proses katabolisme asam amino yang melibatkan
pemindahan gugus amino dari satu asam amino kepada asam amino lain.
Dalam reaksi transaminasi ini gugus amino dari suatu asam amino
dipindahkan kepada salah satu dari tiga senyawa keto, yaitu asam piruvat, a
ketoglutarat atau oksaloasetat, sehingga senyawa keto ini diubah menjadi
asam amino, sedangkan asam amino semula diubah menjadi asam keto. Ada
dua enzim penting dalam reaksi transaminasi yaitu alanin transaminase dan
glutamat transaminase yang bekerja sebagai katalis dalamreaksi berikut :
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga
menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah dahulu
jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada kelainan
84
(sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan menimbulkan
penumpukan NH3 dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus urea untuk
pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.
Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan maka asam amino
diubah menjadi asam keto. Proses perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam
sitrat. Atau diubah mejadi urea. Berikut proses perubahan asam amino menjadi
asam keto dalam siklus sitrat. Asam amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan
dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan
untuk digunakan. Proses anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan
jaringan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:
Asam-asam amino yang menjalani jalur metabolic melalui asam piruvat ialah
alanin, sistein, serin dan treonin. Alanin menghasilkan asam piruvat dengan
langsung pada reaksi transaminasi dengan asam a ketoglutarat. Treonin diubah
menjadi gllisin dan asetaldehida oleh enzim treonin aldolase. Glisin kemudian
diubah menjadi asetil koenzim A melalui pembentukan serin dengan jalan
penambahan satu atom karbon, seperti metal, hidroksi metal dan formil. koenzim
yang bekerja disini ialah tetrahidrofolat.
85
Gambar 51: Alur Pembentukan Asetil Koenzim A
e. Siklus Urea
Hans Krebs dan Kurt Heneseleit pada tahun 1932 mengemukakan serangkaian
reaksi kimia tentang pembentukan urea. Mereka berpendapat bahwa urea terbentuk
dari ammonia dan karbondioksidamelalui serangkaian reaksi kimia yang berupa
siklus, yang mereka namakan siklus urea. Pembentukan urea ini terutama
berlangsung didalam hati. Urea adalah suatu senyawa yang mudah larut dalam air,
bersifat netral, terdapat dalam urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.
86
mol ATP yang diubah menjadi ADP. Disamping itu sebagai kofaktor dibutuhkan
Mg++ dan N-asetil-glutamat.
Dalam reaksi ini asam argininosuksinat diuraikan menjadi arginin dan asam
fumarat. Reaksi ini berlangsung dengan bantuan enzim argininosuksinase, suatu
enzim yang terdapat dalam hati dan ginjal. Reaksi terakhir ini melengkapi tahap
reaksi pada siklus urea. Dalam reaksi ini arginin diuraikan menjadi urea dan
ornitin. Enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi penguraian ini ialah
arginase yang terdapat dalam hati. Ornitin yang terbentuk dalam reaksi hidrolisis
ini bereaksi dengan karbamilfosfat untuk membentuk sitrulin.
87
Gambar 52: Siklus pembentukan urea
Dengan demikian akan terjadi heliks gandayang baru dan proses terbentunya
molekul DNA baru ini disebut replikasi, urutan basa purin dan piramidin pada
molekul DNA menentukan urutan asam amino dalam pembentukan protein. Peran
dari DNA itu sendri sebagai pembawa informasi genetic atau sifat-sifat keturunan
pada seseorang . dua tahap pembentukan protein:
88
1) Tahap pertama disebut transkripsi, yaitu pembentukan molekul RNA sesuai
pesan yang diberikan oleh DNA.
Biosintesis protein terjadi dalam ribososm, yaitu suatu partikel yang terdapat
dalam sitoplasma r RNA bersama dengan protein merupakan komponen yang
membentuk ribosom dalam sel, perananya dalam dalam sintesis protein yang
berlangsung dalam ribosom belum diketahui.
m RNA diproduksi dalam inti sel dan merupakan RNA yang paling sedikit
jumlahnya. kode genetika yang berupa urutan basa pada rantai nukleutida dalam
molekul DNA. tiap tiga buah basa yang berurutan disebut kodon, sebagai contoh
AUG adalah kodon yang terbentuk dalam dari kombinasi adenin-urasil-guanin,
GUG adalah kodon yang terbentuk dari kombinasi guanin-urasil-guanin. kodon
yang menunjuk asam amino yang sama disebut sinonim, misalnya CAU dan CAC
adalah sinonim untuk histidin. perbedaan antara sinonim tersebut pada umumnya
adalah basa pada kedudukanketiga misalnya GUU,GUA,GUC,GUG..
Bagian molekut t RNA yang penting dalam biosintesis protein ialah lengan
asam amino yang mempunyai fungsi mengikat molekul asam amino tertentu dalam
lipatan anti kodon. lipatan anti kodon mempunyai fungsi menemukan kodon yang
menjadi pasangannya dalam m RNA yang tedapat dalam ribosom. pada prosese
biosintesis protein, tiap molekuln t RNA membawa satu molekul asam amino
masuk kedalam ribosom. pembentukkan ikatan asam amino dengan t Rna ini
berlangsung dengan bantuan enzim amino asli t RNA sintetase dan ATP melalui
dua tahap reaksi:
89
g. Kelainan Metabolisme Protein
Metabolisme adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat -zat
yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh dapat menjalankan fungsinya. Gangguan
metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat dalam tubuh.
Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit akibat gangguan
metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit yang terjadi karena
kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu disertai dengan kekurangan
energi. Hubungan antara kekurangan protein dan energi dapat tejadi karena protein
merupakan salah satu sumber utama pengahasil energi. Jika dalam makanan yang
kita makan kurang mengandung kurang mengandung energi maka tubuh akan
mengambil protein lebih banyak untuk menjadi energi. Ini berarti protein dalam
tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi karena kekurangan energy
dan protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP ini juga
dapat menyerang rang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami kelaparan
dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada umumnya
penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka berhenti
minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung protein
atau tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak, maka
akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan kekurangan
protein (Kwashiorkor).
90
Pertumbuhan tubuh
91
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan secara
langsung tapi kelbihan produksi protein dapat disebabkan karena gangguan kerja
insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes insipidus.
92
BAB II
KESIMPULAN
93
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses
geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi
juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan
garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk
yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk).
Vitamin dan mineral dua unsur yang saling kerjasama dalam tubuh
untuk memenuhi kesehatan tubuh. Kekurangan vitamin dan mineral akan
menyebabkan kesehatan tubuh menurun. Maka dari itu, nantinya sebagai
Ahli K3 harus bisa memberikan makanan dan minuman yang mengandung
vitamin dan mineral yang cukup kepada para pekerja agar kondisi tubuh
para pekerja tetap dalam kondisi yang sehat dan optimal dalam bekerja.
4. Titrasi
Titrasi merupakan suatu proses analisis dimana suatu volum larutan
standar ditambahkan ke dalam larutan dengan tujuan mengetahui komponen
yang tidak dikenal. Dengan adanya titrasi nantinya dapat mengetahui kadar
dalam suatu larutan. Dengan pemanfaatan adanya titrasi ini yaitu dapat
mengetahui kadar zat dalam suatu bahan kimia yag tercampur dan dapat
memngetahui nilai ambang batas yang harus ditetapkan dalam lingkungan
kerja.
5. Larutan dan Sistem Koloid
Larutan adalah sistem dispersi yang ukuran partikel – partikelnya
sangat kecil sehingga tidak dapat dibedakan (diamati) antara partikel
pendispersi dengan partikel terdispersi, walaupun menggunakan mikroskop
dengan tingkat pembesaran yang tinggi (mikroskop ultra). Koloid berasal
dari kata “kolia” yang dalam bahasa Yunani berarti “lem”. Istilah koloid
pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861) berdasarkan
pengamatannya terhadap gelatin yang merupakan kristal, tetapi sukar
mengalami difusi. Oleh karena itu, zat semacam gelatin ini kemudian
disebut sebagai koloid. Cara pembuatan koloid terbagi menjadi 3 cara yaitu
kondensasi, dispersi, dan asosiasi. Sistem koloid memiliki beberapa sifat
dan sifat koloid tersebut banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh dari peemanfatan sifat-sifat koloid
94
tersebut dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja yaitu dalam proses
pencucian darah atau dapat pula diterapkan pada proses pengolahan limbah
industri.
6. Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme adalah perubahan kimia yang dialami suatu senyawa
di dalam tubuh khususnya di dalam sel. Terdapat 2 fungsi utama dari
metabolisme yaitu sebagai energy generator dan pengaturan suhu tubuh.
Karbohidrat atau yang sering disebut juga hidrat arang ialah zat yang
mampu menghasilkan 4 kalori dalam setiap gramnya. Karbohidrat ialah zat
yang memiliki unsur C (Carbon), H (Hidrogen), dan O (Oksigen).
Karbohidrat terdiri dari 3 jenis yaitu Polisakarida, Disakarida, dan
Monosakarida. Perhatian terhadap metabolisme karbohidrat sangat penting
karena karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh.
Kekurangan karbohidrat akan menyebabkan pekerja menjadi memiliki berat
badan yang kurang sehingga akan mengganggu produktivitas pekerja.
Namun kelebihan karbohidrat juga akan memberikan dampak yang buruk
bagi pekerja karena kadar glukosa yang terlalu tinggi akan disimpan oleh
tubuh di dalam sel adiposit yang menjadikan pekerja menjadi obesitas yang
tentunya juga akan menurunkan produktivitas pekerja.
7. Metabolisme Lipid
Metabolisme adalah perubahan kimia yang dialami suatu senyawa
di dalam tubuh khususnya di dalam sel. Terdapat 2 fungsi utama dari
metabolisme yaitu sebagai energy generator dan pengaturan suhu tubuh.
Lemak (bahasa Inggris: fat) merujuk pada sekelompok besar molekul-
molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen
meliputi asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam
lemak (contohnya A, D, E, dan K), monogliserida, digliserida, fosfolipid,
glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.
Sama seperti dengan glukosa , lemak juga dapat menghasilkan energi
dengan reaksi katabolisme. Energi yang dihasilkan oleh lemak akan sangat
bergantung pada panjang rantai karbon yang ada di dalam lemak tersebut.
Semakin panjang rantai karbon yang ada di dalam lemak maka semakin
95
banyak pula ATP yang dihasilkan. Apabila dalam metabolisme karbohidrat
ada reaksi yang disebut dengan reaksi glukoneogenesis maka dalam
metabolisme lemak juga terdapat reaksi yang mirip yang disebut reaksi
sintesis de novo . Sintesis de novo adalah pembentukan lemak dari bahan-
bahan yang bukan dari bahan penyusun lemak seperti glukosa dan lainnya.
Sintesis ini disebut juga sebagai lipogenesis. Sintesis de novo di rangsang
oleh insulin sehingga reaksi ini akan meningkat apabila seseorang baru saja
mengkonsumsi makanan. Dalam bidang K3 metabolisme lemak perlu
diperhatikan karena berkaitan dengan kebutuhan energi yang pekerja
butuhkan. Pemilihan menu makan yang cocok untuk jenis pekerjaan tenaga
kerja adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
8. Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata xenos yang
artinya asing. Xenobiotik adalah segala zat asing yang masuk ke dalam
tubuh manusia. Xenobiotik umumnya tidak larut dalam air, sehingga apabila
zat xenobiotik masuk ke dalam tubuh maka akan sulit diekskresi. Untuk
dapat diekskresi, zat xenobiotik harus dimetabolisme terlebih dahulu hingga
menjadi zat yang mudah larut dalam air, sehingga dapat dengan mudah
diekskresi. Metabolisme xenobiotik dibagi 2 fase yaitu fase hidroksilasi dan
fase konjugasi. Fase hidroksilasi adalah suatu fase yang bertujuan
mengubah zat xenobiotik aktif menjadi inaktif. Fase konjugasi adalah suatu
fase mereaksikan zat xenobiotik inaktif dengan zat kimia tertentu dalam
tubuh menjadi zat yang mudah larut dalam air, sehingga mudah diekresi
baik lewat empedu maupun urine. Dalam bidang K3 perlu diperhatikan
pekerja yang bekerja di dalam suatu industri. Disana terdapat banyak sekali
bahan-bahan kimia yang secara tidak disadari terus menerus memapar para
pekerja. Oleh karena itu diperlukan kecerdasan bagi ahli k3 dalam
menganalisis dan merancang suatu sistem pengendalian bahaya laten seperti
zat-zat xenobiotik.
9. Metabolisme Purin dan Pirimidin
Di dalam sel kita terdapat nukleus yang berisi materi-materi geneti
yang sering disebut dengan asam nukleat. Purin dan pirimidin merupakan
96
inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam nukleat RNA dan
DNA. Purin dan pirimidin merupakan inti dari senyawa komponen molekul
nukleotida asam nukleat RNA dan DNA. Basa nitrogen purin terdiri dari
adenin, guanin, hipoxantin, xantin sedangkan basa nitrogen pirimidin
terdiri dari Sitosin, urasil, timin. Biosisntesis dari purin sendiri memiliki
tujuan untuk merubah (5-phospho ribosil pyro phosphate) menjadi IMP
(Inosin Mono Phospate) sedangkan untuk pirimidin biosintesisnya
bertujuan untuk merubah karbamoil-P menjadi UMP (Urasil Mono
Phospate).Hasil metabolisme dari metabolisme purin adalah asam urat yang
bersifat hidrofobik sedangkan hasil dari metabolisme pirimidin ada banyak
yang kebanyakan bersifat hidrofilik. Hal yang perlu diperhatikan dalam
bidang K3 adalah dalam hal metabolisme purin karena sering kali hasil dari
metabolisme ini menimbulkan penyakit yaitu suatu pembengkakan akibat
menumpuknya asam urat di persendian yang dalam istilah kedokteran
disebut dengan gout. Beberapa makanan yang dikonsumsi oleh pekerja juga
berpotensi meningkatkan kadar asam urat dalam darah sehingga konsumsi
makanan perlu diperhatikan untuk mencegah para pekerja menderita
penyakit gout ini.
10. Metabolisme Protein dan Asam Amino
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein
adalah sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan
asam amino sebagai komponen protein. Proses metabolisme protein dimulai
dari proses pencernaan di mulut sampai di usus halus, dilanjutkan dengan
proses metabolisme asam amino. Protein diabsorpsi di usus halus dalam
bentuk asam amino lalu masuk darah. Dalam darah asam amino disebar
keseluruh sel untuk disimpan. Di dalam sel asam amino disimpan dalam
bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut
dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi
asam amino, yang terbagi menjadi dua proses yaitu deaminasi atau
97
transaminasi. Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam
amino dalam bentuk urea. Transaminasi adalah proses perubahan asam
amino menjadi asam keto. Banyaknya atau keadaan asam amino dalam
darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan
pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk banyak maka asam amino
yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang ditimbulkan karena
gangguan metabolisme protein adalah penyakit kurang energi dan protein,
Hipoproteinemia, Hipo dan Agammaglubulinemia, diabetes mellitus serta
diabetes insipidus. Dalam bidang K3 metabolisme protein dan asam amino
perlu diperhatikan karena berkaitan dengan kebutuhan energi yang pekerja
butuhkan. Pemilihan menu makan yang cocok untuk jenis pekerjaan tenaga
kerja adalah suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena
apabila pekerja kekurangan kadar protein dalam tubuh maka dapat
mengakibatkan pekerja tersebut mudah terjangkit penyakit infeksi sehingga
dapat menurunkan produktivitas dalam bekerja.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ari A, Andrian. 2008. Bahan Ajar Kimia Dasar. Yogyakarta: Fakultas Teknik,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Campbell, dkk. 2003. Biology Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Colby, Diane S. 2011. Ringkasan Biokimia Harper. Alih Bahasa : Adji Dharma.
Jakarta:EGC.
99