Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PEMERIKSAAN ASPAL

Aspal merupakan hasil produksi dari bahan-bahan alam, sehingga sifat-sifat


aspal harus selalu diperiksa di laboratorium. Aspal yang memenuhi persyaratan
dapat dipergunakan sebagai bahan pengikat perkerasan lentur.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk aspal keras adalah sebagai berikut :


 Pemeriksaan penetrasi
 Pemeriksaan titik lembek
 Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar dengan Cleveland Oven Cup
 Pemeriksaaan kehilangan berat aspal (thick film test)
 Kelarutan aspal dalam karbon tetraklorida
 Daktilitas
 Berat jenis aspal
 Viskositas kinematik

Pemeriksaan dilakukan mengikuti prosedur PA-0308-76 atau AASHTO


T201-80. Tabel III.1. merupakan daftar rujukan dari pemeriksaan yang umum
dilakukan pada aspal keras.

Tabel III.1. Daftar Rujukan Pemeriksaan Aspal Keras

No. Pemeriksaan Metode Pemeriksaan


Bina Marga AASHTO
1 Penetrasi PA-0301-76 T49-80
2 Titik lembek PA-0302-76 T53-81
3 Titik nyala dan bakar PA-0303-76 T48-81
4 Thick film test PA-0304-76 T47-82
5 Daktilitas PA-0305-76 T551-81
6 Berat jenis PA-0306-76 T228-79
7 Viskositas kinematic PA-0307-76 T201-80

32
33

PROSEDUR PEMERIKSAAN ASPAL DI LABORATORIUM

1. PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL

Pemeriksaan penetrasi aspal bertujuan untuk memeriksa tingkat


kekerasan aspal. Prosedur pemeriksaan mengikuti tingkat kekerasan aspal.
Prosedur pemeriksaan mengikuti PA-0301-76 atau AASHTO T49-80.
Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan jarum penetrasi berdiameter 1
mm dengan menggunakan beban seberat 50 gram sehingga diperoleh beban
gerak seberat 100 gram (berat jarum+beban) selama 5 detik pada temperatue
25̊ C. Besarnya penetrasi di ukur dan dinyatakan dalam angka yang
merupakan kelipatan 0,1 mm.

PROSEDUR PEMERIKSAAN PENETRASI ASPAL DI LABORATORIUM

Maksud: Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan penetrasi bitumen


keras atau lembeknya dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,
beban dan waktu tertentu kedalam jarum penetrasi ukuran tertentu.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kekerasan aspal. Pemeriksaan ini


mengacu pada PA-0301-76, peraturan Bina Marga.

Peralatan:

a. Alat penetrasi yang dapat menggerakkan pemegang jarum naik


turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi sampai 0,1 mm.
b. Pemegang jarum seberat (47,4±0,05) gr yang dapat dilepas dengan
mudah dari alat penetrasi untuk peneraan.
c. Pemberat dari (50±0,005) gr dan (100±0,05) gr masing-masing
dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gr
dan 200 gr.
34

d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu tinggi 14o C atau
HRC 54 sampai 60 dengan ukuran dan bentuk menurut gambar No.
2 ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
e. Cawan terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi Diameter Kedalaman
Dibawah 200 55 mm 35 mm
200 - 300 70 mm 45 mm

f. Bak perendam (water bath)


g. Terdiri dari bejana dengan isi tidak kurang dari 10 lt dan dapat
menahan suhu tertentu dengan ketelitian lebih kurang 0,1oC.
Bejana dilengkapi dengan pelat dasar berlubang-lubang terletak 50
mm diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm dibawah
permukaan air dalam bejana.
h. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi.
Tempat tersebut mempunyai isi tidak kurang dari 350 ml, dan
tinggi yang cukup untuk merendam benda uji tanpa bergerak.
i. Pengukur waktu
Untuk pengukuran penetrasi dengan tangan dperlukan stop watch
dengan skala pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dari
kesalahan tertinggi 0,1 detik per detik. Untuk pengukuran penetrasi
dengan alat otomatis kesalahan alat tersebut tidak boleh melebihi
0,1 detik.
j. Termometer.

Benda Uji:

 Panaskan contoh perlahan-lahan serta aduk pada suhu kurang lebih


110̊ C sampai cair untuk dapat dituangkan.
35

 Tuangkan kedalam cawan penetrasi. Buatlah dua buah benda uji


(duplo)
 Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu
ruangan selama 1 sampai 1,5 jam.

Cara Melakukan:

a. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat
air tersebut ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang
telah ditentukan. Diamkan bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk
benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji besar.
b. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik
dan bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain
kemudian keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah
jarum pada pemegang jarum.
c. Letakkan pemberat 50 gr di atas jarum untuk memeperoleh beban
sebesar (110±0,1) gr.
d. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
e. Turunkan jarum perlahan – lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 arloji penetrometer,
sehingga jarum penunujuk berhimpit padanya.
f. Lepaskan penegang jarum dan serentak jalankan stop watch selama
jangka waktu (5±0,1) detik.
g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang
berhimpit dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm
terdekat.
h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
i. Lakukan pekerjaan sampai diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda
uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu
sama lain dan dari tepi dinding tidak lebih dari 1 cm.
36

Catatan :

a. Termometer untuk bak perendam harus ditera.


b. Bitumen dengan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat
dan cara pemeriksaan ini, sedangkan bitumen dengan penetrasi antara
350 sampai 500 perlu dilakukan dengan alat lain.
c. Apabila pembacaan stop watch tidak lebih dari (5±0,1) detik dari hasil
tersebut tidak berlaku (diabaikan).
37

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
: PENETRASI
Pekerjaan ASPAL
Tanggal : NOVEMBER 2018

PEMERIKSAAN PENETRASI ( KEKERASAN ) ASPAL


( SNI - 06 - 2456 - 1991 )
( AASTHO T - 49 - 89 )
( ASTM D - 5 - 71 )

Mulai jam :09.08


Contoh Dipanaskan Suhu Oven : 170º C
Selesai jam :10.15
Mulai jam :10.18
Didiamkan pada suhu ruang Suhu Water Bath : 25º C
Selesai jam :11.10
Mulai jam :11.10
Direndam pada suhu 25 oC Suhu Alat : 25º C
Selesai jam :13.05
Mulai jam :13.10
Pemeriksaan Penetrasi Pada suhu 25 oC
Selesai jam :13.25

Penetrasi Pada Suhu 25 oC Percobaan

Pengamatan : A B
1 65 64
2 70 64
3 65 63
4 62 69
5 69 62
66,20 64,40
Rata - Rata 65,30
38

 Kesimpulan Dan Saran


a. Kesimpulan
Dengan diketahui penetrasi = 65,30 maka angka toleransinya
adalah 3. Karena angka penetrasi aspal masih berada pada kisaran
harga 60 maka aspal tersebut sesuai dengan spesifikasi Bina Marga
untuk kategori aspal Penetrasi 60/70.

b. Saran
1. Pembacaan nilai-nilai di dalam pengambilan data-data percobaan,
hendaknya dilakukan lebih teliti oleh beberapa orang sebagai
pembanding sehingga peluang suatu kesalahan dapat
diminimalisir.
2. Sebagai hasil analisa perhitungan, sebaiknya perlu
memperhatikan satuan-satuan yang dipergunakan.
39

2. PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK/LUNAK (SOFTENING POINT


TEST)

Pemeriksaan titik lembek dengan menggunakan cincin yang terbuat


dari kuningan dan bola baja, titik lembek ialah suhu dimana suati lapisan
aspal adalah cincin yang diletakkan horizontal di dalam larutan air atau
gliserine yang dipanaskan secara teratur menjadi lembek karena beban bola
baja dengan diameter 9,53 mm seberat ± 3,5 gram yang diletakkan di atas
sehingga lapisan aspal tersebut jatuh melalui jarak 25,4 mm (1 inch).

Titik lembek aspal bervariasi antara 30̊C sampai 200̊C, aspal


mempunyai penetrasi yang sama belum tentu memiliki titik lembek yang
sama. Aspal dengan titik lembek yang lebih tinggi kurang peka terhadap
perubahan temperature dan lebih baik untuk bahan pengikat konstruksi
perkerasan.

PROSEDUR PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK DI LABORATORIUM

Maksud: Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek


aspal. Pemeriksaan ini mengacu pada PA-0302-76 Peraturan Bina Marga.

Peralatan:

 Termometer
 Cincin Kuningan
 Bola baja berdiameter 9,53 mm dengan berat 3,45 sampai 3,55
gram.
 Alat pengarah bola.
 Bejana gelas diameter dalam 8,5 dengan tinggi minimal 12 cm
(tahan pemanasan mendadak).
 Dudukan benda uji
 Penjepit.
40

Pembuatan Benda uji:

 Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk hingga cair.


- Pemanasan untuk aspal tidak lebih dari 111̊ C diatas titik lembek.
- Waktu pemanasan aspal tidak melebihi 2 jam.
 Panaskan dua buah cincin sampai mencapai suhu ruang contoh dan
letakkan kedua cincin diatas pelat kuningan yang telah diberi lapisan
dari campuran talk dan sabun.
 Tuang contoh ke dalam dua buah cincin. Diamkan pada suhu
sekurang-kurangnya 30 menit.

Cara Melakukan:

 Pasang dan aturlah kedua buah benda uji diatas kedudukannya,


ketakkan pengarah bola diatasnya, masukkan seluruh peralatan ke
dalam bejana gelas.
 Isilah bejana dengan air sulig baru dengan suhu (5±1)̊ C sehingga
tinggi permukaan air antara 101,6 sampai 108 mm. letakkan
thermometer yang sesuai diantara permukaan benda uji (±12,7 mm
dari tiap cincin). Aturlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan
dasar benda uji menjadi 2,54 mm.
 Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5̊ C diatas dan ditengah-
tengah masing-masing permukaan benda uji yang bersuhu 5̊ C
dengan memakai penjepit dengan memasang kembali pengarah
bola.
 Panaskan bejana dengan kenaikan suhu 5̊ C/menit. Kecepatan
pemanasan ini tidak boleh diambil kecepatan pemanasan rata-rata
dari awal sampai akhir. Untuk tiga menit yang pertama perbedaan
pemanasan tidak boleh melampaui 0,5̊ C.
41

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
Pekerjaan : TITIK LEMBEK
Tanggal : NOVEMBER 2018

PENGUJIAN TITIK LEMBEK ( Ring & Ball )


( AASHTO T - 53 - 74 )
( ASTM D - 36 - 86 )
( SNI 06 - 2434 - 1991 )

Titik Lembek (
Suhu yang Waktu ( detik )
No ºC ) Keterangan
diamati
1 2 1 2
1 5 0,00 0,52
2 10 5.01" 24,36
3 15 6.50" 29,49
4 20 7.80" 37,00
5 25 8.90" 44,11
6 30 9.30" 52,51
7 35 11.20" 67,80
8 40 12.45" 82,57
9 45
10 50,3 40 40 Bola 1 Jatuh
11 51,2 42 42 Bola 2 Jatuh
41 41
Titik Lembek rata-rata ( oC ) 41,00
42

3. PEMERIKSAAN TITK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN


CLEVELAND OPEN CUP.
Pemeriksaan titik nyala dengan titik bakar untuk aspal keras
mengikuti proswdur AASHTO T48-81 atau PA-0303-76, yang berguna
untuk menentukan suhu dimana aspal terlihat menyala singkat dipermukaan
aspal (titik nyala), dan suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5
detik. Aspal disiapkan dalam Cleveland Open Cup yang berbentuk cawan
dari kuningan dan diletakkan pada pelat pemanas. Titik nyala dan titik bakar
perlu diketahui untuk memperkirakan temperature maksimum pemanasan
aspal sehingga aspal tidak terbakar. Pemeriksaan harus dilakukan delam
ruang gelap sehingga dapat segera diketahu timbulnya nyala bersama.

PROSEDUR PEMERIKSAAN TITIK NYALA DI LABORATORIUM

Maksud: Untuk menentukan titik nyala dari bitumen keras.


Tujuan: Untuk menentukan suhu dimana aspal terlihat menyala singkat
pada suatu titik permukaan aspal (titik nyala). Pemeriksaan ini mengacu
pada PA-0303-76 Peraturan Bina Marga.
Peralatan:
 Thermometer
 Claveland open cup adalah cawan kuningan
 Alat pemanas, permukaan gas, atau tungku listrik yang tidak
menimbulkan asap atau nyala dibagian atas cawan.
 Penahan dingin, apabila dgunakan nyala sebagai pemanas.
 Plat pemanas, terdiri dari logam untuk meletakkan cawan claveland.
 Nyala penguji yang dapat diatur dan memberikan nyala dengan
diameter 3,2 smpai 4,8 dengan panjang tabung 75 mm.

Cara Melakukan:

 Letakkan cawan diatas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas


hingga terletak dibawah titik tengah cawan.
43

 Letakkan nyala penguju dengan poros dengan jarak 7,5 cm dari titik
tengah cawa.
 Letakkan thermometer tegak lurus pada tengah cawan didalam
benda uji.
 Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji.
 Nyalakan sumber panas
 Nyalakan nyala penguji
 Putarlah nyala penguji hingga setiap kenaikan 2̊ C, sampai terlihat
nyala pada suatu titik diatas permukaan benda uji. Bacalah suhu
pada thermometer dan catat.
44

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
Pekerjaan : TITIK NYALA DAN BAKAR
Tanggal : NOVEMBER 2018
PEMERIKSAAN TITIK NYALA & BAKAR
( AASHTO T - 48 - 74 )
( ASTM D - 92 52 )
( SNI 06 - 2433 - 1991 )

Mulai Jam 8,45


Contoh Dipanaskan Suhu Aspal 150ºC
Selesai Jam 9,05
Mulai Jam 9,05
Penuangan Suhu Penuangan 150ºC
Selesai Jam 9,10
Mulai Jam 10,00
Pemeriksaan Titik Nyala Perkiraan 300ºC
Selesai Jam 10,35
Sampai 56ºC dibawah Titik Mulai Jam 10,20
15ºC / menit
Nyala Selesai Jam 10,25
Sampai 28ºC dibawah Titik Mulai Jam 10,25
5 - 6 ºC / mnt
Nyala Selesai Jam 10,35

Pembacaan Pembacaan Hasil


ºC Dibawah Titik Nyala
Waktu ( mnt ) Suhu ( ºC ) Nyala ( ºC ) Bakar ( ºC )

56 226
51 231
46 236
41 14,55 240
36 247
31 253
26 15,47 260
21 264
16 270
11 277
6 280
1 285 285 325
45

Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar untuk aspal keras mengikuti prosedur
AASHTO-T48-81 atau PA-0303-76, yang berguna untuk menentukan suhu
di mana aspal terlihat menyala singkat dipermukaan aspal (titik nyala), dan
suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik. Dari praktikum
yang telah dilakukan, didaptakn titik nyala dan titik bakar berada di antara
suhu 190oC dan 210oC.

4. PEMERIKSAAN KEHILANGAN BERAT ASPAL (THICK FILM


TEST)
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui pengurangan berat akibat
penguapan bahan-bahan yang mudah menguap dalam aspal. Aspal seteba;
3 cm dipanaskan sampai 163̊ C selama 5 jam di dalam oven yang dilengkapi
dengan piring berdiameter 25 cm tergantung melalui poros vertical dan
dapat berputas dengan kecepatan 5-6 putaran/menit. Oven dilengkapi
dengan ventilasi. Pemeriksaan mengikuti prosedur PA 0304-76 atau
AASHTO T47-82. Penurunan berat yang besar menunjukkan banyaknya
bahan-bahan yang hilang karena penguapan. Aspal tersebut dapat
dilanjutkan dengan menentukan penetrasi/viskositas aspal dari contoh aspal
yang telah mengalami pemanasan.

PROSEDUR PEMERIKSAAN KEHILANGAN BERAT ASPAL DI


LABORATORIUM

Maksud: Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penurunan berat


aspal dengan cara pemanasan dengan tebal tertentu yang dinyatakan persen
berat semula.

Tujuan: Untuk mengetahui pengurangan berat akibat penguapan bahan-


bahan yang mudah menguap dalam aspal, yang dinyatakan dalam persen.
Pemeriksaan ini mengacu pada PA-0304-04 Peraturan Bina Marga.
46

Peralatan:

 Termometer
 Oven yang dilengkapi dengan :
- Pengatur suhu untuk pemanasan sampai (180̊C±1)̊ C
- Pinggan logam yang berdiameter 25 cm, menggantung dalam
oven pada poros vertikal dan berputar dengan kecepatan 5
sampai 6 putaran/menit.
 Cawan logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata
serta ukuran dalam berdiameter 15 mm dan tinggi 35 mm.
 Timbangan.

Benda Uji:

 Panaskan contoh aspal hingga cair.


 Tuang contoh kedalam cawan dan setelah dingin timbang.
 Benda uji yang diperiksa harus bebas dari air.
 Siapkan benda uji ganda (duplo).

Cara Melakukan:

 Letakkan benda uji diatas pinggan setelah oven mencapai suhu


(163±1)̊ C.
 Pasanglah thermometer pada dudukannya.
 Ambillah uji dari oven setelah 5 jam 15 menit.
 Dinginkan benda uji pada suhu ruang, kemudian ditimbang.
47

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
Pekerjaan : KEHILANGAN BERAT
Tanggal : NOVEMBER 2018

PEMERIKSAAN KEHILANGAN BERAT ASPAL


( LOST AND HEATING )
( AASTHO T - 51 - 74 )
( ASTM D - 5 - 71 )

Mulai jam :
Contoh di panaskan Suhu Oven : 130ºC
Selesai jam :
Didiamkan pada suhu Mulai jam :
ruang Selesai jam :
Pemeriksaan Kehilangan
Mulai jam :
Berat Suhu Oven : 163ºC
Pada Suhu 163ºC ( 5 Jam ) Selesai jam :

( gr ) ( gr ) ( gr ) ( gr ) ( gr )
Berat Cawan + Aspal 63,16 60,56 62,79 63,79 63,32
Berat Cawan + Aspal Sesudah panas 63,09 60,5 62,74 63,74 63,26
Berat Cawan Kosong 8,77 8,38 8,5 8,35 8,77
Berat Aspal ( W1 ) 54,39 52,18 54,29 55,44 54,55
Berat Sebelum Pemanasan 54,39 52,18 54,29 55,44 54,55
Berat Sesudah Pemanasan 54,32 52,12 54,24 55,39 54,49
Berat Aspal Sesudah Dipanaskan ( W2 ) 0,07 0,06 0,05 0,05 0,06
Kehilangan Berat ( W3 ) = ( W2 ) / ( W1 ) x 100% 0,13% 0,11% 0,09% 0,09% 0,11%
Rata-rata 0,107%
48

5. PEMERIKSAAN DAKTILITAS ASPAL


Tujuan pemeriksaan ini untuk mengetahui sifat kohesi dalam aspal
itu sendiri yaitu dengan mengukur jarak terpanjang yang dapat di tarik
antara 2 cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan
kecepatan tarik tertentu. Pemeriksaan mengikuti prosedur PB-0306-76 atau
AASHTO T51-81. Aspal dengan daktilitas yang lebih besar mengikat butir-
butir agregat lebih baik peka terhadapperubahan temperature.
Aspal dicetak pada cetakan berbentuk dan penarikan dilakukan
dengan menggunakan alat sedemikian rupa sehingga contoh aspal terendam
air. Umumnya pemeriksaan dilakukan pada suhu 25̊ C dengan kecepatan
penarikan 5 cm/menit.

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAKTILITAS DILABORATORIUM

Maksud: Untuk mengukur jarak terpanjang yang daoat ditarik antara dua
cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan
tarik tertentu.

Tujuan: untuk menentukan elastisitas aspal yaitu mengetahui sifat dan


kohesi dalam aspal itu sendiri. Pemeriksaan ini mengacu pada PA-0306-76
Peraturan Bina Marga.

Peralatan:

a. Termometer
b. Cetakan daktilitas kuningan gambar 2
c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama
pengujian dengan ketelitian 0,1oC dan benda uji dapat direndam
sekurang-kurangnya 10 cm, dibawah permukaan air. Bak tersebut
dilengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari
dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
d. Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut :
 Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang cepat
49

 Dapat menjaga benda uji tetap terendam dan tidak menimbulkan


getaran selama pemeriksaan
e. Methyl alkihol teknik dan sodium klorida teknik.

Benda Uji:
a. Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas pelat
dasar dengan campuran gliserin dan dextrin atau glicerin dan kaolin
atau amalgam. Kemudian pasanglah cetakan daktilitas diatas pelat
dasar.
b. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat
dituang. Untuk menghindari pemanasan setempat, lakukan dengan
hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80oC sampai
100°C di atas titik lembek. Kemudian contoh disaring dengan
saringan No. 59 dan setelah diaduk dituang ke dalam cetakan.
c. Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke
ujung hingga penuh berlebihan.
d. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu
pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan
pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit,
kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula
yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
50

Cara Melakukan:
a. Benda uji didiamkan pada suhu 25 C dalam bak perendam selama 85
– 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi-sisi
cetakan.
b. Pasanglah benda uji pada saat mesin uji dan tariklah benda uji secara
teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus.
Perbedaan kecepatan lebih kurang 5% masih diijinkan.
c. Baca jarak antara pemegang cetakan, pada saat benda uji putus (dalam
cm). Selama percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam
sekurang-kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu dipertahankan tetap
(259,5) C.
51

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
Dikerjakan : Teknisi Lab Jalan
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
:
Pekerjaan DAKTILITAS
Tanggal : NOVEMBER 2018
PEMERIKSAAN DAKTILITAS ( KEGETASAN ) ASPAL
( SNI - 06 - 2432 - 1991 )
( AASTHO T - 51 - 89 )
( ASTM D - 5 - 71 )

Mulai jam :09.00 : 170


Contoh Dipanaskan Suhu o
C
Selesai jam :10.20
Mulai jam :10.30 Suhu Water : 25
Didiamkan pada suhu ruang Bath o
C
Selesai jam :11.15
Mulai jam :11.20 : 25
Direndam pada suhu 25 oC Suhu Alat o
C
Selesai jam :12.05
Pemeriksaan Daktilitas Pada suhu 25 Mulai jam :13.10
o
C Selesai jam :13.30

Daktilitas Pada Suhu 25 oC Percobaan

( 100 gram selama 5 detik )


1 2
Pengamatan :
1 > 100 cm > 100 cm
2 > 100 cm > 100 cm

Rata - Rata > 100


52

Analisa:
Dari analisa kegetasan bitumen cukup baik karena belum putus
setelah jarak 100 cm.

CATATAN
 Jarak lebih dari 1 meter  layak digunakan.
 Benda uji menyentuh dasar mesin uji. Karena air tidak sesuai standar
(Bj Air  Bj Aspal).

 Kesimpulan Dan Saran


a. Kesimpulan
Dari percobaan hasil percobaan yang didapat diatas dimana
bitumen tidak putus di atas jarak 100 cm, dapat disimpulkan bahwa
aspalnya sangat baik untuk digunakan sebagai bahan pengikat
perkerasan karena tingkat elastisitasnya sangat baik.

b. Saran
Didalam tata cara praktikum perlu didalami/di cek lagi
datanya, sehingga dalam pengamatan tidak terlewatkan, contohnya
yaitu suhu pada pengamatan aspal.
53

6. PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL (SPECIFIKASI GRAVITY


TEST)
Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal dan berat
air suling dengan isi sama pada suhu tertentu, 25̊C atau 15,6̊C. Prosedur
pemeriksaan mengikuti PA-03-07-76 atau AASHTO T228-79.

Perhitungan berat jenis aspal dengan rumus:


(C  A)
BJ =
( B  A)( D  C )
Dimana :
A = berat piknometer C = berat piknometer + aspal
B = berat piknometer + air D = berat piknometer + aspal + air

PROSEDUR PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL DI


LABORATORIUM

Maksud: Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis


bitumen keras dengan piknometer. Berat jenis bitumen adalah
perbandingan antara berat bitumen dan berat air suling dengan ini yang
sama pada suhu tertentu.

Tujuan: Untuk menentukan berat jenis aspal keras dengan piknometer.


Pemeriksaan ini mengacu pada PA-0307-76 Peraturan Bina Marga.

Peralatan :
a. Thermometer
b. Bak perendam yang dilengkapi dengan pengatur suhu (25±0,1)oC
c. Piknometer
d. Air suling sebanyak 1000 m3
e. Bejana gelas
54

Benda Uji:
Panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 50 gram sampai
menjadi air dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan
tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56oC diatas titik lembek. Lalu
tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi ¾ bagian.

Cara Melakukan :
a. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas
piknometer yang tidak terendam 40 mm. kemudian rendam dan
jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam
sekurang-kurangnya 100 mm, aturlah bak perendam pada suhu 25oC.
b. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1
mg (A).
c. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air
suling, kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
d. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penututp sehingga
rapat. Kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam.
Diamkan bejana tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-
kurangnya 30 menit, kemudian angkatlah piknometer dan keringkan
dengan lap. Timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (B).
e. Tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering
hingga terisi ¾ bagian.
f. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dara 40 menit
dan timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C).
g. Isilah piknometer yang tersisi benda uji dengan air suling dan tutuplah
tanpa ditekan, diamkan agar gelembung udara keluar.
h. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di
dalamnya dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan
dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama sekurang-
55

kurangnya 30 menit. Angkat, keringkan dan timbanglah piknometer


(D).

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
: BERAT JENIS
Pekerjaan ASPAL
Tanggal : NOVEMBER 2018
PEMERIKSAAN BERAT JENIS ASPAL
( AASTHO T 228 - 68 )
( ASTM D 70 - 72 )

Percobaan
No. Uraian Satuan
1 2
a Berat Picno gram 31,73 25,21
b Berat Picno + Air gram 55,66 46,94
c Suhu Air oC 26 26
d Berat Picno + Aspal gram 44,18 40,01
e Berat Picno + Aspal + Air gram 54,08 49,47
f Suhu Air oC 26 26
g Berat Jenis [(c-a)/( b-a )-(d-c) ] gram /cc 0,887 1,206
h Berat Jenis Rata - rata gram /cc 1,047
56

 Kesimpulan Dan Saran


a. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan berat jenis Bitumen keras (aspal) diatas didapat
bahwa berat jenis aspal aspal yang digunakan adalah sebesar 1,047
dan memenuhi standar dari Bina Marga yaitu lebih dari 1,00.
b. Saran
1. Proses penghitungan diharapkan lebih teliti di dalam penggunaan
satuan karena akan berakibat fatal pada perhitungan-perhitungan
lainnya.
2. Mahasiswa hendaknya menyiapkan diri terlebih dahulu dalam
penguasaan materi, sehingga dalam pelaksanaannya, mahasiswa
dapat lebih cekatan dan kreatif dalam melaksanakan praktikum
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai