Bab Iii Pemeriksaan Aspal Kelompok 15
Bab Iii Pemeriksaan Aspal Kelompok 15
PEMERIKSAAN ASPAL
32
33
Peralatan:
d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless steel mutu tinggi 14o C atau
HRC 54 sampai 60 dengan ukuran dan bentuk menurut gambar No.
2 ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung.
e. Cawan terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan
dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut :
Penetrasi Diameter Kedalaman
Dibawah 200 55 mm 35 mm
200 - 300 70 mm 45 mm
Benda Uji:
Cara Melakukan:
a. Letakkan benda uji dalam tempat air yang kecil dan masukkan tempat
air tersebut ke dalam bak perendam yang telah berada pada suhu yang
telah ditentukan. Diamkan bak tersebut selama 1 sampai 1,5 jam untuk
benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji besar.
b. Periksalah pemegang jarum agar jarum dapat dipasang dengan baik
dan bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau pelarut lain
kemudian keringkan jarum tersebut dengan lap bersih dan pasanglah
jarum pada pemegang jarum.
c. Letakkan pemberat 50 gr di atas jarum untuk memeperoleh beban
sebesar (110±0,1) gr.
d. Pindahkan tempat air dari bak perendam ke bawah alat penetrasi.
e. Turunkan jarum perlahan – lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji. Kemudian aturlah angka 0 arloji penetrometer,
sehingga jarum penunujuk berhimpit padanya.
f. Lepaskan penegang jarum dan serentak jalankan stop watch selama
jangka waktu (5±0,1) detik.
g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang
berhimpit dengan jarum penunjuk. Bulatkan hingga angka 0,1 mm
terdekat.
h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum dan siapkan alat penetrasi untuk
pekerjaan berikutnya.
i. Lakukan pekerjaan sampai diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda
uji yang sama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan berjarak satu
sama lain dan dari tepi dinding tidak lebih dari 1 cm.
36
Catatan :
Pengamatan : A B
1 65 64
2 70 64
3 65 63
4 62 69
5 69 62
66,20 64,40
Rata - Rata 65,30
38
b. Saran
1. Pembacaan nilai-nilai di dalam pengambilan data-data percobaan,
hendaknya dilakukan lebih teliti oleh beberapa orang sebagai
pembanding sehingga peluang suatu kesalahan dapat
diminimalisir.
2. Sebagai hasil analisa perhitungan, sebaiknya perlu
memperhatikan satuan-satuan yang dipergunakan.
39
Peralatan:
Termometer
Cincin Kuningan
Bola baja berdiameter 9,53 mm dengan berat 3,45 sampai 3,55
gram.
Alat pengarah bola.
Bejana gelas diameter dalam 8,5 dengan tinggi minimal 12 cm
(tahan pemanasan mendadak).
Dudukan benda uji
Penjepit.
40
Cara Melakukan:
Titik Lembek (
Suhu yang Waktu ( detik )
No ºC ) Keterangan
diamati
1 2 1 2
1 5 0,00 0,52
2 10 5.01" 24,36
3 15 6.50" 29,49
4 20 7.80" 37,00
5 25 8.90" 44,11
6 30 9.30" 52,51
7 35 11.20" 67,80
8 40 12.45" 82,57
9 45
10 50,3 40 40 Bola 1 Jatuh
11 51,2 42 42 Bola 2 Jatuh
41 41
Titik Lembek rata-rata ( oC ) 41,00
42
Cara Melakukan:
Letakkan nyala penguju dengan poros dengan jarak 7,5 cm dari titik
tengah cawa.
Letakkan thermometer tegak lurus pada tengah cawan didalam
benda uji.
Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji.
Nyalakan sumber panas
Nyalakan nyala penguji
Putarlah nyala penguji hingga setiap kenaikan 2̊ C, sampai terlihat
nyala pada suatu titik diatas permukaan benda uji. Bacalah suhu
pada thermometer dan catat.
44
56 226
51 231
46 236
41 14,55 240
36 247
31 253
26 15,47 260
21 264
16 270
11 277
6 280
1 285 285 325
45
Pemeriksaan titik nyala dan titik bakar untuk aspal keras mengikuti prosedur
AASHTO-T48-81 atau PA-0303-76, yang berguna untuk menentukan suhu
di mana aspal terlihat menyala singkat dipermukaan aspal (titik nyala), dan
suhu pada saat terlihat nyala sekurang-kurangnya 5 detik. Dari praktikum
yang telah dilakukan, didaptakn titik nyala dan titik bakar berada di antara
suhu 190oC dan 210oC.
Peralatan:
Termometer
Oven yang dilengkapi dengan :
- Pengatur suhu untuk pemanasan sampai (180̊C±1)̊ C
- Pinggan logam yang berdiameter 25 cm, menggantung dalam
oven pada poros vertikal dan berputar dengan kecepatan 5
sampai 6 putaran/menit.
Cawan logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata
serta ukuran dalam berdiameter 15 mm dan tinggi 35 mm.
Timbangan.
Benda Uji:
Cara Melakukan:
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
LABORATORIUM JALAN RAYA
Jalan Prof. H. Hadari Nawawi Pontianak 78124, Phone: (0561) 40186
No. Lamp. : AC-BC
Material : ASPAL
Pekerjaan : KEHILANGAN BERAT
Tanggal : NOVEMBER 2018
Mulai jam :
Contoh di panaskan Suhu Oven : 130ºC
Selesai jam :
Didiamkan pada suhu Mulai jam :
ruang Selesai jam :
Pemeriksaan Kehilangan
Mulai jam :
Berat Suhu Oven : 163ºC
Pada Suhu 163ºC ( 5 Jam ) Selesai jam :
( gr ) ( gr ) ( gr ) ( gr ) ( gr )
Berat Cawan + Aspal 63,16 60,56 62,79 63,79 63,32
Berat Cawan + Aspal Sesudah panas 63,09 60,5 62,74 63,74 63,26
Berat Cawan Kosong 8,77 8,38 8,5 8,35 8,77
Berat Aspal ( W1 ) 54,39 52,18 54,29 55,44 54,55
Berat Sebelum Pemanasan 54,39 52,18 54,29 55,44 54,55
Berat Sesudah Pemanasan 54,32 52,12 54,24 55,39 54,49
Berat Aspal Sesudah Dipanaskan ( W2 ) 0,07 0,06 0,05 0,05 0,06
Kehilangan Berat ( W3 ) = ( W2 ) / ( W1 ) x 100% 0,13% 0,11% 0,09% 0,09% 0,11%
Rata-rata 0,107%
48
Maksud: Untuk mengukur jarak terpanjang yang daoat ditarik antara dua
cetakan yang berisi bitumen keras sebelum putus, pada suhu dan kecepatan
tarik tertentu.
Peralatan:
a. Termometer
b. Cetakan daktilitas kuningan gambar 2
c. Bak perendam isi 10 liter yang dapat menjaga suhu tertentu selama
pengujian dengan ketelitian 0,1oC dan benda uji dapat direndam
sekurang-kurangnya 10 cm, dibawah permukaan air. Bak tersebut
dilengkapi dengan pelat dasar yang berlubang diletakkan 5 cm dari
dasar bak perendam untuk meletakkan benda uji.
d. Mesin uji dengan ketentuan sebagai berikut :
Dapat menarik benda uji dengan kecepatan yang cepat
49
Benda Uji:
a. Lapisi semua bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas pelat
dasar dengan campuran gliserin dan dextrin atau glicerin dan kaolin
atau amalgam. Kemudian pasanglah cetakan daktilitas diatas pelat
dasar.
b. Panaskan contoh aspal kira-kira 100 gram sehingga cair dan dapat
dituang. Untuk menghindari pemanasan setempat, lakukan dengan
hati-hati. Pemanasan dilakukan sampai suhu antara 80oC sampai
100°C di atas titik lembek. Kemudian contoh disaring dengan
saringan No. 59 dan setelah diaduk dituang ke dalam cetakan.
c. Pada waktu mengisi cetakan, contoh dituang hati-hati dari ujung ke
ujung hingga penuh berlebihan.
d. Dinginkan cetakan pada suhu ruang selama 30 sampai 40 menit lalu
pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam yang telah disiapkan
pada suhu pemeriksaan (sesuai dengan spesifikasi) selama 30 menit,
kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula
yang panas sehingga cetakan terisi penuh dan rata.
50
Cara Melakukan:
a. Benda uji didiamkan pada suhu 25 C dalam bak perendam selama 85
– 95 menit, kemudian lepaskan benda uji dari plat dasar dan sisi-sisi
cetakan.
b. Pasanglah benda uji pada saat mesin uji dan tariklah benda uji secara
teratur dengan kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus.
Perbedaan kecepatan lebih kurang 5% masih diijinkan.
c. Baca jarak antara pemegang cetakan, pada saat benda uji putus (dalam
cm). Selama percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam
sekurang-kurangnya 2,5 cm dari air dan suhu dipertahankan tetap
(259,5) C.
51
Analisa:
Dari analisa kegetasan bitumen cukup baik karena belum putus
setelah jarak 100 cm.
CATATAN
Jarak lebih dari 1 meter layak digunakan.
Benda uji menyentuh dasar mesin uji. Karena air tidak sesuai standar
(Bj Air Bj Aspal).
b. Saran
Didalam tata cara praktikum perlu didalami/di cek lagi
datanya, sehingga dalam pengamatan tidak terlewatkan, contohnya
yaitu suhu pada pengamatan aspal.
53
Peralatan :
a. Thermometer
b. Bak perendam yang dilengkapi dengan pengatur suhu (25±0,1)oC
c. Piknometer
d. Air suling sebanyak 1000 m3
e. Bejana gelas
54
Benda Uji:
Panaskan contoh bitumen keras atau ter sejumlah 50 gram sampai
menjadi air dan aduklah untuk mencegah pemanasan setempat. Pemanasan
tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56oC diatas titik lembek. Lalu
tuangkan contoh tersebut ke dalam piknometer yang telah kering hingga
terisi ¾ bagian.
Cara Melakukan :
a. Isilah bejana dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas
piknometer yang tidak terendam 40 mm. kemudian rendam dan
jepitlah bejana tersebut dalam bak perendam sehingga terendam
sekurang-kurangnya 100 mm, aturlah bak perendam pada suhu 25oC.
b. Bersihkan, keringkan dan timbanglah piknometer dengan ketelitian 1
mg (A).
c. Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah piknometer dengan air
suling, kemudian tutuplah piknometer tanpa ditekan.
d. Letakkan piknometer ke dalam bejana dan tekanlah penututp sehingga
rapat. Kembalikan bejana berisi piknometer ke dalam bak perendam.
Diamkan bejana tersebut di dalam bak perendam selama sekurang-
kurangnya 30 menit, kemudian angkatlah piknometer dan keringkan
dengan lap. Timbanglah piknometer dengan ketelitian 1 mg (B).
e. Tuangkan benda uji tersebut ke dalam piknometer yang telah kering
hingga terisi ¾ bagian.
f. Biarkan piknometer sampai dingin, waktu tidak kurang dara 40 menit
dan timbanglah dengan penutupnya dengan ketelitian 1 mg (C).
g. Isilah piknometer yang tersisi benda uji dengan air suling dan tutuplah
tanpa ditekan, diamkan agar gelembung udara keluar.
h. Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakkan piknometer di
dalamnya dan kemudian tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan
dan diamkan bejana ke dalam bak perendam selama sekurang-
55
Percobaan
No. Uraian Satuan
1 2
a Berat Picno gram 31,73 25,21
b Berat Picno + Air gram 55,66 46,94
c Suhu Air oC 26 26
d Berat Picno + Aspal gram 44,18 40,01
e Berat Picno + Aspal + Air gram 54,08 49,47
f Suhu Air oC 26 26
g Berat Jenis [(c-a)/( b-a )-(d-c) ] gram /cc 0,887 1,206
h Berat Jenis Rata - rata gram /cc 1,047
56