Infarkes IV 2016
Infarkes IV 2016
PENASIHAT
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
B
egitu banyak kendala syarat; Produk dibuat dengan pengawasan sediaan farmasi di
dan tantangan dalam bentuk dan kemasan seperti produk fasilitas pelayanan kesehatan.
pelaksanaan pelayanan asli, tetapi tidak mengandung Untuk mendukung aspek
kefarmasian. Satu diantaranya bahan berkhasiat; Produk yang pengawasan mutu obat dalam
yang saat ini masih hangat dalam menyerupai produk asli, tapi standar pelayanan kefarmasian,
perbincangan publik adalah kasus mengandung bahan berkhasiat juga telah diterbitkan Permenkes
vaksin palsu. Dampak berbahaya yang berbeda; atau Produk yang No. 2 tahun 2016 mengenai
yang ditimbulkan apabila mutu diproduksi tidak mempunyai nomor Penyelenggaraan Uji Mutu Obat
obat dan vaksin yang digunakan ijin edar dari BPOM. pada Instalasi Farmasi Pemerintah.
dalam pelayanan kefarmasian Aspek pengawasan mutu Dalam Permenkes No. 2 tahun
55,00
organisasi profesi kesehatan lainnya, perguruan tinggi,
50,00 45,08
49,07 47,80 48,00
44,30 44,15
akademisi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama,
tokoh adat serta elemen-elemen lain yang ada di
42,68
41,28 41,16
39,76
40,00
30,00 masyarakat.
20,00 GeMa CerMat telah ditetapkan melalui SK
10,00 3,36
5,43 5,10 5,98 4,23
3,56 3,51 3,30 3,41
4,19 Menkes No. HK 02.02/Menkes/427/2015, kemudian
0,00 dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal
% Antibiotika % Antibiotika % Injeksi pada Rerata Item Jenis % Penggunaan
pada ISPA NP pada Diare NS Myalgia Obat/Lembar Obat Rasional 13 November 2015. GeMa CerMat dilaksanakan
Resep
melalui 4 (empat) strategi. Pertama, regulasi dan
Tabel di atas adalah hasil dari pelaporan Dinkes advokasi yaitu penyusunan regulasi dan pedoman
Provinsi terkait Data Peresepan Nasional mulai terkait GeMa CerMat dan POR bagi tenaga kesehatan
tahun 2011 sampai 2015. Capaian POR tahun 2011 dan masyarakat, serta advokasi pada pemangku
adalah 55%; tahun 2012 adalah 62,7%; tahun 2013 kepentingan terkait. Kedua, komunikasi dan publikasi
adalah 61,90%, tahun 2014 adalah 68,01% dan 2015 yang melibatkan media massa untuk menyebarluaskan
adalah 70,64%. Hasil tersebut menunjukkan adanya informasi pada masyarakat dan penyebaran informasi
peningkatan capaian target indikator POR setiap tahun. melalui media cetak, elektronik dan sosial. Ketiga,
Upaya peningkatan POR terus dilakukan, bukan hanya edukasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
terhadap tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran
kesehatan tetapi juga pada masyarakat karena demand dan pemahaman serta keterampilan masyarakat
masyarakat juga berkontribusi dalam penggunaan obat dalam penggunaan obat secara tepat dan benar
rasional. menggunakan metode yang sesuai dan efektif, secara
kontinyu dan berkesinambungan. Keempat, optimalisasi
TARGET DAN CAPAIAN peran tenaga kesehatan dengan melibatkan tenaga
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019 kesehatan sebagai edukator bagi masyarakat dan
motivator bagi tenaga kesehatan lainnya.
Persentase POR di
62% 64% 66% 68% 70% Pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan
Puskesmas
melakukan penyusunan Pedoman dan Petunjuk
UPAYA PENGELOLAAN
OBAT DAN PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
FASYANKES
Direktur Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan membuka
acara workshop
S
esuai dengan amanat Perencanaan Sediaan Farmasi obat di rumah sakit beberapa
Undang-undang No. dan BMHP bagi Rumah Sakit waktu belakangan ini tentu saja
44 tahun 2009 tentang yang dilaksanakan di Hotel A-One menimbulkan keprihatinan
Rumah Sakit, disebutkan bahwa Jakarta. Menurut Permenkes bersama. Perlu dilakukan
pengelolaan alat kesehatan, sediaan No.1010 Tahun 2008 tentang berbagai upaya perbaikan maupun
farmasi, dan bahan habis pakai Registrasi Obat dalam pasal 4 pencegahan agar kejadian tersebut
di rumah sakit yang bermutu, disebutkan bahwa kriteria obat yang tidak lagi terjadi dimasa yang
bermanfaat, aman dan terjangkau mendapat ijin edar adalah khasiat akan datang. Beberapa hal yang
harus dilakukan oleh instalasi yang meyakinkan dan keamanan perlu ditingkatkan diantaranya
farmasi rumah sakit (IFRS) melalui yang memadai dibuktikan melalui uji adalah perbaikan pengelolaan
sistem satu pintu. Sehingga, dapat non klinik dan uji klinik; Mutu yang rantai suplai obat di rumah sakit
dilakukan penelusuran terhadap memenuhi syarat (proses produksi termasuk didalamnya penyusunan
distribusi sediaan farmasi untuk sesuai CPOB); Penandaan berisi perencanaan obat yang akurat.
mencegah kejadian yang tidak informasi yang lengkap dan obyektif Kejadian ini juga erat kaitannya
diinginkan seperti masuknya vaksin yang dapat menjamin penggunaan dengan manajemen keuangan
palsu. Ada beberapa hal yang obat secara tepat, rasional dan rumah sakit dan BPJS Kesehatan
menjadi pemicu masuknya vaksin aman, dan sesuai kebutuhan selaku penyelenggara Jaminan
palsu di fasilitas pelayananan masyarakat. Kesehatan Nasional (JKN). Seringkali
kesehatan, diantaranya adalah tidak Selain itu, sesuai amanat UU klaim rumah sakit terhadap obat-
dilaksanakannya pengelolaan sistem Kesehatan No. 36 tahun 2009 (Pasal obatan yang digunakan dalam
satu pintu di rumah sakit. IFRS 98), Sediaan
haruslah menempatkan staf yang farmasi dan
berkompeten dalam beraktifitas alat kesehatan
yang dinilai kritis terkait keamanan, harus aman,
mutu dan khasiat sediaan farmasi. berkhasiat/
IFRS sudah seyogyanya mengetahui bermanfaat,
bahwa pengadaan sediaan farmasi bermutu, dan
termasuk vaksin harus melalui jalur terjangkau,
resmi yaitu melalui Pedagang Besar termasuk
Farmasi serta merupakan produk sediaan farmasi
yang memiliki ijin edar. yang terdapat di
Hal tersebut disampaikan rumah sakit.
oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat Meningkatnya Diskusi bersama Direktur Prodis Kefarmasian,
Kesehatan Maura Linda Sitanggang kejadian Direktur Pelayanan Kefarmasian, dan Sesditjen Kefarmasian dan Alkes
saat membuka acara Worskhop kekosongan
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS menjadi narasumber
SOSIALISASI
harus bijak dalam memberikan obat
dan pasien juga cerdas sehingga
diharapkan akan mempercepat
GeMa CerMat
suksesnya program GeMa CerMat
(Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat). “Dokter harus
(Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) bijak dalam memberikan obat dan
pasein harus kritis. Pasien berhak
Pangkalan Bun Kalteng dan Metro tahu jenis obat yang yang cocok
Lampung, Kasubdit Penggunaan dengan penyakit yang dideritanya
Obat Rasional Drs. Heru Sunaryo, dan tentunya disesuaikan dengan
Apt. dalam sosialiasi GeMa CerMat kemampuan keuangan,” ujar Irma
di Kabupaten Ogan Komering Ulu Suryani.
(OKU) Sumatera Selatan (11/8) Dalam kegiatan sosialisasi ini,
mengatakan, masyarakat dapat peserta mendapatkan materi
Kasubdit lebih kritis dan aktif mencari mengenai masalah penggunaan
Penggunaan obat dalam masyarakat dari Drs.
Obat Rasional informasi tentang obat. Setidaknya
Drs. Heru Sunaryo, Apt. masyarakat harus tahu obat apa Heru Sunaryo, Apt, dan juga materi
yang diresepkan oleh dokter dan mengenal penggolongan obat dari
Masalah penggunaan memahami cara penggunaan, Musthofa Kamal, Apt penasehat
obat pada masyarakat penyimpanan, dan pembuangan PC IAI kabupaten OKU. Dalam
di antaranya adalah obat secara benar. paparannya, GeMa CerMat
Dalam pidato sambutan yang bertujuan untuk meningkatkan
ketidakseimbangan informasi
dibacakan oleh Staf Ahli Bidang pemahaman dan kesadaran
antara tenaga kesehatan masyarakat tentang pentingnya
Kemasyarakatan, Bupati OKU
dan pasien sehingga pasien penggunaan obat secara benar,
mengatakan sangat bangga dan
cenderung pasrah dan tidak berterima kasih bahwa Kabupaten meningkatkan kemandirian dan
tahu tentang obat yang OKU bisa menjadi tuan rumah perubahan perilaku masyakarat
diresepkan oleh dokter. sosialiasi GeMa Cermat. “Kami dalam memilih dan menggunakan
Hal ini dapat memicu merasa terhormat menjadi tuan obat secara benar, dan
rumah Sosialisasi GeMa CerMat, meningkatkan penggunaan obat
ketidakpatuhan terhadap
dan kami berharap semua lintas secara rasional termasuk antibiotik.
aturan pakai obat sehingga Ada empat strategi dalam
organisasi masyarakat bisa
tujuan pengobatan tidak mencapai sasaran pelaksanaan
menerapkan semua materi GeMa
tercapai. CerMat agar orang tidak lagi GeMa CerMat di tahun 2016.
sembarangan dalam menggunakan Pertama, regulasi dan advokasi
D
obat”, ujar Syaiful Kamal, SKM. yaitu dengan membuat penyusunan
irektorat Pelayanan pedoman pelaksanaan GeMa
Peserta sosialisasi ini berjumlah
Kefarmasian Ditjen Cer Mat, membuat petunjuk
175 orang dari berbagai lapisan
Farmalkes melakukan pelaksanaan dan petunjuk teknik
masyarakat seperti tokoh agama,
sosialisasi Gerakan Masyarakat pelaksanaan GeMa CerMat
tokoh masyakarat, ibu-ibu PKK,
Cerdas Menggunakan Obat atau bagi kader Agent Of Change
puskesmas, pramuka, karang
yang dikenal dengan GeMa CerMat. (AoC), penyebaran buku saku
taruna, perwakilan dari berbagai
di 20 kabupaten/kota percontohan penggolongan dan penggunaan
organisasi profesi seperti IAI, IDI,
untuk 2016. Di antaranya Gema obat, serta penyebaran modul
PGRI, dan lain-lain. Acara juga
Cermat dilaksanakan di Siak Riau, pelatihan memilih obat.
ini dihadiri oleh Irma Suryani, SE
Bintan Kepri , Tanjung Jabung Kedua, edukasi dan
anggota DPR-RI dari Komisi IX. Irma
Jambi, Kepahiang Bengkulu, pemberdayaan masyakarat. Hal itu
Suryani menjelaskan bahwa dokter
ANTIBIOTIK BIJAK
on Pharmaceutical Development
(AWGPD), dan selanjutnya pada
tahun 2014 Direktorat Pelayanan
Kefarmasian melaksanakan
W
dari 14 Rumah Sakit Rujukan
WHO memperkirakan orkshop Penggunaan
Nasional. Sementara tahun ini
Antimikroba Secara
bahwa lebih dari Direktorat Pelayanan kefarmasian
Bijak dilaksanakan
setengah dari semua melaksanakan “Workshop
hari ini (25/08/2016) di Golden
Penggunaan Antimikroba Secara
obat yang diresepkan, Palace Hotel – Mataram yang
Bijak” untuk Rumah Sakit Rujukan
akan berlangsung sampai 27
diberikan atau dijual Agustus 2016. Kegiatan di buka
Regional; pada April 2016 yang
secara tidak tepat, lalu diikuti oleh 33 Apoteker yang
olah Kasubdit Penggunaan Obat
berasal dari 33 Rumah Sakit
dan setengah dari Rasional drs. Heru Sunaryo, Apt.
Rujukan Regional Wilayah Barat dan
Dihadiri Kepala Bidang Binkesmas
semua pasien tidak Dinkes NTB, Lalu Budiarja, SKM.
pada hari ini dilaksanakan kegiatan
yang akan diikuti oleh 55 Rumah
menggunakannya M.Kes.
Sakit Rujukan Regional.
dengan benar. Kegiatan ini merupakan
Melalui kegiatan ini diharapkan
kelanjutan dari kegiatan serupa
Penggunaan yang di tingkat ASEAN yang telah
selain dapat meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan
berlebihan, kurang, dilaksanakan pada tahun 2012
peserta, juga terbentuk jejaring
di Jakarta, yaitu ASEAN Workshop
atau penyalahgunaan antar fasilitas pelayanan kesehatan
on Rational Use of Antibiotic yang
dari obat menyebabkan utamanya rumah sakit yang
merupakan pelaksanaan program
kemudian secara konsisten
pemborosan. POR dari Asean Working Group
dan kontinyu melaksanakan
P
emerintah sangat menaruh makanan yang memenuhi
Menurut WHO lebih dari 200 perhatian kepada persyaratan keamanan,
keamanan pangan bagi mutu dan gizi. Kegiatan ini
penyakit disebabkan atau
masyarakat, terbukti dengan cukup juga dihadiri oleh anggota
ditularkan melalui makanan banyak peraturan yang mengatur DPRD provinsi/kabupaten/
karenanya pentingnya tentang pangan antara lain UU kota sebagai wakil rakyat
pemahaman tentang NO 4 tahun 1984 tentang wabah dan juga menghadirkan
keamanan pangan sangatlah penyakit menular; UU. No. 36 tahun paparan dari Badan POM
diperlukan oleh setiap kader 2009 tentang Kesehatan; Undang- untuk mengetahui tentang
kesehatan dan bahkan setiap Undang No. 18 Tahun 2012 tentang proses pengawasan makanan
Pangan; Peraturan Pemerintah No. berbahaya.
masyarakat untuk mengetahui
28 Tahun 2004 Tentang Keamanan Tujuan kegiatan ini adalah
beberapa hal diantaranya: Mutu dan Gizi Pangan; Kepmenkes untuk mensinergikan peran
Pangan yang tidak aman RI nomor 1098 tahun 2003 Tentang Pemerintah baik pusat dan
dapat menyebabkan penyakit Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah daerah dengan peran masyarakat
mulai dari diare ringan Makan dan Restoran; Kepmenkes dan pedagang, dimana peran
sampai kanker untuk kasus- RI nomor 942 tahun 2003 Tentang pemerintah memiliki tugas
kasus yang berat; Beberapa Penyelenggaraan Higiene Sanitasi antara lain: Menyusun kebijakan
Makanan Jajanan; Peraturan Higiene Sanitasi Pangan;
penyakit bawaan pangan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1096 Menyusun perencanaan program,
dapat menyebabkan infeksi tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Melaksanakan koordinasi dengan
atau keracunan sepanjang Jasaboga; Permenkes RI No.2 Tahun lintas program dan lintas sektor;
hidup; Keamanan pangan 2013 tentang KLB Keracunan Melaksanakan pembinaan
dapat mencegah segala jenis Pangan; Kepmenkes RI nomor teknis; dan Melakukan evaluasi
penyakit bawaan pangan. 43 tahun 2014 Tentang Higiene pelaksanaan program. Sedangkan
Sanitasi Depot Air Minum. peran mayarakat adalah:
Kementerian Kesehatan Mengawasi higiene sanitasi pangan
Peserta Workshop Kader di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
J
umat (12/08/16) diselenggarakan di beberapa
“Tuhan menciptakan diselenggarakan Kegiatan daerah yaitu Riau, Sulawesi Utara,
pemberdayaan masyarakat dan Papua dengan peserta dari
kulit manusia dengan dalam Membangun Kepedulian berbagai elemen masyarakat
tujuan yang jelas Masyarakat Untuk Meningkatkan khususnya Dharma Wanita dan PKK
yaitu agar manusia Penggunaan Obat Tradisional dan serta para pemangku kepentingan
Kosmetika Dalam Negeri dalam terkait dengan Obat Tradisional dan
dapat beradaptasi bentuk workshop yang dibuka oleh Kosmetika. Bentuk kegiatan dengan
dengan lingkungan Kasubdit Obat Tradisional dan menitikberatkan pada pengenalan
Kosmetika Direktorat Pelayanan dan penggunaan obat tradisional
dimana manusia hidup.
Kefarmasian, dra. Nuratih Purnama, dan kosmetika Indonesia dengan
Permasalahan muncul Apt. M.Si. dan Kepala Dinas memberikan pengetahuan untuk
ketika seseorang ingin Kesehatan Kalbar, Andi Tjap di memanfaatkan kekayaan alam
hotel Golden Tulip, Pontianak – Indonesia dan mempelajari kembali
lebih atau bahkan ingin Kalimantan Barat. kosmetika tradisional Indonesia
berubah” Kegiatan serupa juga telah dengan menggunakan bahan yang
Kegiatan Workshop
Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memberikan sambutan
K
esehatan adalah hak ketersediaan, pemerataan dan dipantau untuk ketersediaan
asasi manusia dan keterjangkauan obat, seleksi obat obat dan vaksin adalah seluruh
setiap penduduk berhak esensial, penggunaan obat rasional, puskesmas di seluruh Indonesia.
mendapatkan pelayanan kesehatan pengawasan, penelitian dan Kedua, sistem E-Logistik menjadi
yang optimal sesuai dengan pengembangan, pengembangan indikator prioritas, Ketiga, dana
kebutuhan tanpa memandang sumber daya manusia dan DAK Reguler Tahun 2017 menurun
kemampuan membayar. Dalam pemantauan serta evaluasi. dibandingkan Tahun 2016, tetapi
upaya pelayanan kesehatan, Untuk mengukur ketersediaan ada penambahan alokasi DAK non
ketersediaan obat dalam jenis obat dan vaksin dilakukan Fisik. Keempat, sistem pelaporan
yang lengkap, jumlah yang cukup, pengukuran indikator ketersediaan keuangan berbasis akrual SPB dan
terjamin khasiatnya, aman, efektif obat dan vaksin esensial di tingkat BAST agar lebih cepat dikirim balik.
dan bermutu, dengan harga puskesmas, dengan target pada Direktur Tata Kelola Obat Publik
terjangkau serta mudah diakses tahun 2016 sebesar 80%. Capaian dan Perbekkes menambahkan,
adalah tujuan yang harus dicapai. ketersediaan obat dan vaksin kepada dinas kesehatan di daerah
Hal itu diungkapkan oleh Direktur esensial di puskesmas secara kami berharap agar berperan aktif
Tata Kelola Obat Publik dan nasional di triwulan I 2016 telah dalam ketersediaan obat dan vaksin
Perbekalan Kesehatan Dra. Engko mencapai 83%. Dalam rangka sebagai fasilitator pengumpul data,
Sosialine, Apt, M.Biomed, dalam mengatasi kekosongan obat, verifikasi dan validasi data, serta
Rapat Koordinasi Teknis Direktorat pemerintah dan pemerintah menjaga ketersediaan obat dan
Tata Kelola Obat Publik dan daerah telah menyediakan vaksin dalam tingkat aman; dalam
Perbekalan Kesehatan di Denpasar persediaan di tingkat Kabupaten/ One Gate Policy berkoordinasi
20 Juli 2016. Kota, Provinsi, dan Pusat dengan dengan pemegang program.
Kebijakan Pemerintah mendayagunakan berbagai sumber “Dinkes juga sangat dituntut
terhadap peningkatan akses pendanaan (APBD dan APBN). berperan aktif dalam penerapan
obat telah ditetapkan dengan Dengan demikian, diharapkan e-logistik dan e-monev katalog,”
membuat Kebijakan Obat Nasional kebutuhan obat bagi pelayanan ungkapnya.
(KONAS). KONAS dapat menjadi kesehatan, terutama di tingkat FKTP Rapat Konsultasi Teknis
landasan, arah dan pedoman dapat selalu terpenuhi. Direktorat Tata Kelola Obat
penyelenggaraan pembangunan “Tantangan yang kami hadapi Publik dan Perbekalan Kesehatan
kesehatan khususnya dibidang selama tahun 2016 ini ada 4 hal. diselenggarakan di Grand Inna
obat yang meliputi pembiayaan, Pertama, jumlah puskesmas yang Hotel, Denpasar Bali tanggal
pemerintah secara berjenjang alat kesehatan dan PKRT dan izin dan pengawasan alat kesehatan
dan membutuhkan kerjasama penyalur alat kesehatan. Bersama dan PKRT yang didelegasikan Pusat.
aktif dari Penyalur Alat Kesehatan, Pemerintah Pusat, melaksanakan Melalui kegiatan Peningkatan
cabang Penyalur Alat Kesehatan, pembinaan dan pengawasan untuk Petugas dalam Pengawasan
dan pengguna (fasilitas pelayanan menjamin terpenuhinya atau Sarana Produksi dan Distribusi Alat
kesehatan dan masyarakat). terpeliharanya persyaratan Cara Kesehatan dan PKRT ini diharapkan
“Pembinaan dan pengawasan Pembuatan Alat Kesehatan/PKRT dapat memenuhi kebutuhan akan
alat kesehatan sangat diperlukan yang baik dan Cara Distribusi Alat petugas yang kompeten, serta
untuk melindungi pengguna baik di Kesehatan yang Baik. mengoptimalkan peran daerah
fasilitas kesehatan dan masyarakat Di sisi lain, perusahaan memiliki dalam pembinaan dan pengawasan
dari bahaya penggunaan yang tidak kewajiban untuk menjamin alat alat kesehatan dan PKRT, termasuk
tepat dan/atau tidak memenuhi kesehatan/PKRT aman, bermutu pengawasan terhadap sarana
persyaratan mutu, keamanan, dan dan bermanfaat melalui penerapan produksi dan distribusi.
kemanfaatan, melalui pengawasan Cara Pembuatan Alat Kesehatan
pre market sampai post market” / PKRT Yang Baik dan tidak terjadi
Lulusan Apoteker
Harus Terstandar
K
etua Komite Farmasi dengan tujuan untuk menjamin
“Dinas Kesehatan Nasional Drs. Purwadi, dan meningkatkan mutu tenaga
Apt., M.M., M.E. membuka kefarmasian dalam melakukan
Provinsi dapat Rapat Koordinasi Komite Farmasi pekerjaan kefarmasian. Pada rapat
menerbitkan STRTTK Nasional yang diselenggarakan koordinasi sebelumnya di tahun
di hotel Singgasana Surabaya 2015, telah dibahas mengenai
bagi lulusan sekolah Rabu malam (3/8/16), kegiatan “Kapasitas untuk menyediakan
berlangsung dari tanggal 3 – 6 pelayanan kefarmasian yang baik
menengah farmasi Agustus 2016. Turut hadir dalam tergantung pada dua hal yaitu
(baik yang telah acara pembukaan tersebut tenaga kerja yang kompeten dan
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina tenaga akademis yang mampu
bekerja sebelum Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dr. mencetak tenaga kerja yang
Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, kompeten tersebut”. Untuk itu maka
adanya Undang- Apt. MARS. dan Sekretaris Dinkes pembinaan dan pengawasan harus
Undang Tenaga Provinsi Jawa Timur, Hertanto diperkuat antara Pusat, Daerah,
O, SKM, Msi dan para undangan BPOM, Organisasi Profesi, dan
Kesehatan maupun yang terdiri dari perwakilan Dinas masyarakat. KFN sendiri akan turun
Kesehatan Provinsi, PD IAI, dan ke lapangan untuk melihat apoteker
lulusan baru setelah perguruan tinggi. praktik di lapangan.
UU tenaga kesehatan) Kegiatan ini adalah Rapat Dalam Rapat Koordinasi kali
Koordinasi Komite Farmasi Nasional ini akan dilakukan pembahasan
dengan masa berlaku ke-4 yang terselenggara sejak tahun tentang peran antara apoteker
hingga Oktober 2020” 2013 dari awal berdirinya KFN
yang dibentuk pada tahun 2011
dengan tenaga teknis kefarmasian
secara berimbang dan diharapkan
S KOORDINASI PUSAT
inergi pusat-daerah
merupakan penentu
utama kelancaran
pencapaian tujuan dan sasaran
DAN DAERAH
pembangunan. Sinergi pusat-
daerah dan antardaerah dilakukan
dalam seluruh proses mulai
dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi yang
mencakup kerangka kebijakan, peraturan perundang-undangan dengan tupoksi Ditjen Farmalkes.
regulasi, anggaran, kelembagaan, nasional baik Undang-undang, Selain itu juga membahas mengenai
dan pengembangan wilayah. Sinergi Peraturan Pemerintah, Peraturan Dana Alokasi Khusus (DAK), dan
dalam kerangka regulasi diarahkan Presiden dan Peraturan Menteri. konsultasi penanganan kasus vaksin
untuk mendorong harmonisasi Dalam hal percepatan palsu. Kunjungan rombongan
peraturan perundang-undangan pelaksanaan pembangunan anggota DPRD diterima oleh
baik dalam bentuk Undang-Undang, kesehatan, koordinasi dan pejabat Eselon II dan III Ditjen
Peraturan Pemerintah, Peraturan sinergisme antara pemerintah Farmalkes.
Daerah, Peraturan Presiden, dan pusat dan daerah adalah faktor Selain itu, adapula kunjungan
Peraturan Menteri sehingga dapat penting. Sehingga pemerintah DPRD untuk meminta masukan
mendukung pelaksanaan program daerah perlu meminta terkait penanganan suatu
dan kegiatan yang tercantum pertimbangan dan konsultasi masalah kesehatan di wilayahnya.
dalam Rencana Kerja Pemerintah dari pemerintah pusat apabila Dalam hal ini misalnya seperti
(RKP) tahun berjalan dalam koridor ingin membuat peraturan daerah yang dilakukan oleh DPRD
RPJMN. Selain itu, sinergi juga (perda). Sampai akhir Agustus Kabupaten Tuban, yang datang
diarahkan untuk meningkatkan 2016, setidaknya ada lima daerah untuk berkonsultasi mengenai
kesepahaman, kesepakatan dan yang anggota DPRD-nya melakukan maraknya penyalahgunaan NAPZA
ketaatan dalam melaksanakan kunjungan ke Ditjen Farmalkes di wilayah Tuban. Diharapkan dari
peraturan perundang-undangan. yaitu DPRD Kabupaten Bojonegoro, hasil konsultasi dengan Ditjen
Oleh karena itu, setiap kebijakan Bangka Tengah, Gorontalo, Tuban, Kefarmasian dan Alat Kesehatan
dan peraturan perundang- Padang, dan Manado. Kunjungan dapat diperoleh langkah-langkah
undangan di daerah baik Peraturan anggota DRPD tersebut untuk kebijakan yang bisa dilaksanakan
Daerah, Peraturan Gubernur, membahas mengenai rancangan dalam upaya menekan tingkat
Peraturan Bupati dan Peraturan peraturan daerah yang akan dibuat penyalahgunaan NAPZA di wilayah
Walikota harus harmonis dan oleh pemerintah daerah setempat tersebut.
sinkron dengan kebijakan dan dan raperda tersebut berhubungan Kunjungan DPRD yang terkait
A
pakah bahan kimia itu? apa itu bahan kimia.
Banyak orang tidak yakin Bahan kimia adalah seluruh
untuk mendefinisikan materi dengan komposisi tertentu
bahan kimia. Seringkali bahan baik zat tunggal maupun campuran.
kimia dikaitkan dengan benda Zat tunggal (substance) didefinisikan
yang terbatas pada persepsi sebagai materi yang jelas
bahan kimia sebagai “laboratory terdefinisi atau UVCB (Unknown
things”. Bila ada pertanyaan apakah or Variable composition, Complex
alkohol, bensin, pestisida, dan air reaction products or Biological
aki adalah bahan kimia? Banyak materials). Contoh zat tunggal
akan berdampak pada banyak dan pestisida yang tidak tepat akan kerusakan lingkungan, paparan
hal termasuk lingkungan dan menyebabkan pencemaran air, bahan kimia berbahaya tentu akan
kesehatan. tanah, bahkan menjadi racun bagi mempengaruhi kesehatan manusia,
Ketidaktahuan dan tubuh manusia. Kendaraan yang walaupun gejala kesakitan mungkin
ketidakacuhan terkait bahan kimia menggunakan bahan bakar fosil bukan terlihat dalam waktu dekat,
dan penanganan yang benar (minyak bumi) akan menghasilkan namun bisa jadi berpuluh tahun
terutama akan berdampak pada gas karbonmonoksida, timbal, kemudian. Beberapa bahan kimia
lingkungan dan kesehatan manusia maupun senyawa sulfur yang akan mungkin akan memperlihatkan
maupun hewan. Sebagai contoh mencemari udara. Rokok bukan gejala alergi pada awalnya. Namun,
penggunaan bahan kimia seperti saja mencemari udara melalui asap beberapa bahan lain seperti logam
deterjen, chemical softeners (seperti beracunnya, namun juga air dan berat akan menyebabkan kerusakan
phthalates, biasa ada di kosmetik, tanah melalui pencemaran puntung saraf pada manusia, dan beberapa
karpet, lantai vinyl, dan mainan rokok (mengandung banyak sekali bahan merupakan karsinogen
anak), stiren pada sterofoam (biasa bahan kimia berbahaya) yang (pemicu kanker).
sebagai wadah makanan), pelumas, dibuang sembarangan. Selain Beberapa bahan kimia itu sendiri