Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

DI PT INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK


BEKASI

Subject : Supply Chain Management


Lecturer : Mr. Johan Krisnanto Runtuk

Disusun oleh
Nama : Hendra Adi Kelvianto
NIM. : 004 2016 05 011
Major : Industrial Engineering

President University
Jababeka Education Park, Jl. Ki Hajar Dewantara,
Kota Jababeka, Cikarang Baru,
Bekasi 17550 – Indonesia

2019
PENDAHULUAN

A. Profil Perusahaan
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) merupakan salah satu produsen produk
konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama antara lain mie
instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman.
Guna mendukung kegiatan usaha utamanya, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan
yang memproduksi baik kemasan fleksibel maupun karton.
ICBP menawarkan berbagai pilihan produk solusi sehari-hari bagi konsumen di segala
usia dan segmen pasar, melalui lebih dari 40 merek produk ICBP. Banyak di antara merekmerek
tersebut merupakan merek terkemuka dengan posisi pasar yang signifikan di Indonesia, serta
memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen selama bertahun-tahun.
Dengan didukung oleh jaringan distribusi yang ekstensif dari perusahaan induk, sebagian
besar produk ICBP telah tersedia di seluruh nusantara, dan ICBP juga dapat memenuhi
permintaan pasar secara tepat waktu dan lebih efisien.
Kegiatan operasional yang dijalankan oleh lebih dari 50 pabrik yang tersebar di berbagai
wilayah utama di Indonesia, membantu ICBP untuk berada lebih dekat dengan permintaan dan
dapat memastikan kesegaran produk-produk ICBP di pasar. Selain itu, produk-produk ICBP juga
telah hadir di lebih dari 60 negara di dunia.
Indofood menawarkan berbagai produk untuk ekspor seperti mie, saus dan bumbu instan
dengan kualitas dan keunggulan rasa tingkat tinggi bagi konsumen. Semua produk Indofood telah
bersertifikat halal.
Adapun merek mie instan yang diproduksi oleh ICBP antara lain:
1. Indomie
2. Supermi
3. Sarimi
4. Pop Mie
5. Sakura
6. Pop Bihun
7. Mi Telur Cap 3 Ayam

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berlokasi di Jl. Kp Jarakosta RT 005 RW 002 No.1,
Desa Sukadanau, Cikarang Barat – Bekasi 17520, Jawa Barat – Indonesia.

2
ANALISA SUPPLY CHAIN

A. Supply Chain Management Di Depatment Warehouse

Berikut akan dipaparkan Sistem Persediaan Bahan Baku dalam Manajemen Rantai Pasok
yang dilakukan oleh ICBP. Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen
Warehouse (Gudang). Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , ICBP terdapat
penanganan bahan baku, yaitu :
1. Penerimaan

Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah
yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality
Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan
jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang
telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, ICBP Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak,
dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan
untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah memperhitungkan
rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.

2. Penyusunan

Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat
oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih
dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan
lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi
tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.

3. Pengeluaran

Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan
baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses
produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan
kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas
penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan
melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.

3
B. Supply Chain Management Di Depatment Produksi
Kemudian berikut akan dipaparkan proses produksi dalam ICBP. Proses pembuatan mie
instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting
(pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan).
Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah:
1. Mixing atau Pencampuran

Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri
dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang
ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik
adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32%
sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit
dengan suhu 35 ̊ C.

2. Pressing atau Pengepresan

Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres
adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan
mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press.
Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang
lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang
dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.

3. Slitting atau Pembentukan Untaian

Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap
dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan
berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata
dan terbagi dalam beberapa jalur.

4. Streaming atau Pengukusan

Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter secara

4
kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan
suhu pemanasan ± 65̊ C. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat
fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi
gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak,
elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan
atau frying.

5. Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan

Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran
tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke
mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.

6. Frying atau Penggorengan


Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok
pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini
minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses
penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati
tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku
dan awet.

7. Cooling atau Pendinginan

Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas
untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut.
Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses
penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan
diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian
menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur.
Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.

5
Sehingga secara sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar
dibawah ini:

Diagram Alur Produksi Mie Instan

Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu
membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi
dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas
pengawas jalannya produksi.
Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki ICBP yakni
bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan
volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk
jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.
ICBP memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan
disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan
konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu
mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.
Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mie instan terdiri
dari 2 kelompok besar yaitu :
1. Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan

2. Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan
dikeringkan.

6
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak
bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari
kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan
mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan
dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton
akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.
Pada strategi pemasaran dan pendistribusian hingga ke tangan konsumen, ICBP
memiliki strategi dalam menghadapi persaingan di pasar. ICBP menerapkan strategi
Mastering The Present, Pre-empting the Future. Strategi ini antara lain fokus kepada organic
growth, memanfaatkan competitive advantage melalui scale, scope, span, dan speed. Selain
itu akan menjalankan program cost efficiency and cost cutting. Di samping itu tetap
melanjutkan segmentasi para konsumennya dengan memperkenalkan produk-produk dengan
higher price and higher margin.
Sedangkan dalam proses pendistribusian, ICBP melakukan proses yang kompleks yakni:
1. Manufaktur → Konsumen,

2. Manufaktur → Pedagang Eceran → Konsumen,

3. Manufaktur → Pedagang Besar → Pedagang Eceran → Konsumen

4. Manufaktur → Agen → Pedagang Besar → Pedagang Eceran → Konsumen

ICBP mempunyai 63 perusahaan termasuk anak cabangnya dengan jaringan


distribusinya meliputi lebih dari 350 depot dengan jumlah karyawan tetap sampai dengan 31
Desember 2006 sebanyak 49.367 karyawan tetap dan 1200 kendaraan operasional. Dalam
kegiatan penjualan produknya kepada masyarakat, ICBP melakukan berbagai alternatif
antara lain:
1. Penjualan langsung, yaitu dilakukan dengan menggunakan armada penjualan sendiri
yang beroperasi di DKI Jakarta, Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,
2. Penjualan tidak langsung, meliputi wilayah pemasaran di seluruh Indonesia. Dilakukan
lewat distributor lalu pengecer dan grosir baru ke konsumen akhir, dan
3. Lewat promosi, melalui media cetak maupun elektronik.

7
Dari pemaparan pemasok bahan baku hingga mie instan dapat diterima oleh konsumen
di atas, maka penggambaran rantai pasok pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
nampak pada gambar dibawah ini:

Diagram Alur Produksi Mie Instan

Anda mungkin juga menyukai