Peminatan Kelas 3 Revisi
Peminatan Kelas 3 Revisi
(RPP)
A. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:
1. Menjelaskan latar belakang lahirnya gerakan non blok
2. Menjelaskan gerakan non blok dan peranannya terhadap perang dingin
3. Menganalisis peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
4. Mengemukakan pendapat mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin
5. Membuat kesimpulan dari hasil analisis mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada
masa Perang Dingin
6. Menyajikan laporan hasil analisis mengenai peran aktif bangsa Indonesia pada masa
Perang Dingin
C. Materi Pembelajaran:
Perkembangan gerakan Non Blok
D. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, penugasan
3. Model Pembelajaran : Discovery Learning
F. Sumber Belajar
1. Hapsari, Ratna, dkk. 2013. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta:Erlangga
2. Internet
Abstraksi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 15 menit
Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
Menyiapkan sarana pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi tentang materi
minggu lalu “menyebutkan hasil konferensi Asia
Afrika”
Guru menyampaikan topik tentang
“perkembangan gerakan non blok”.
Menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, peserta didik dibagi menjadi
6 kelompok
Kegiatan Inti a. Stimulation (stimulasi/pemberian 60 menit
rangsangan)
Guru menunjukkan peta Negara yang
termasuk non blok, peserta didik mengamati
peta tersebut
Peserta didik mengidentifikasi
(mengumpulkan informasi) tentang
perkembangan gerakan non blok
b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi
masalah)
Membimbing kelompok untuk melakukan
pengamatan melalui membaca buku teks serta
sumber belajar lain mengenai perkembangan
gerakan non blok
Peserta didik mendiskusikan" perkembangan
gerakan non blok” melalui kelompok yang
terdiri dari 6 kelompok, dengan pembagian
sebagai berikut:
1. Kelompok I dan IV merumuskan dan
mendiskusikan tentang latar belakang
lahirnya gerakan non blok
2. Kelompok II dan V merumuskan dan
mendiskusikan tentang gerakan non blok
dan peranannya terhadap perang dingin
3. Kelompok III dan VI merumuskan dan
mendiskusikan tentang peran aktif
bangsa Indonesia pada masa Perang
Dingin
Membimbing kelompok untuk berdiskusi
untuk mendapatkan pendalaman mengenai
perkembangan gerakan non blok
c. Data collection (Pengumpulan Data)
Guru membimbing siswa dalam setiap
kelompok untuk mengumpulkan data dan
menemukan perkembangan gerakan non blok
dari berbagai sumber
e. Verification (Pembuktian)
Memberi kesempatan kepada kelompok untuk
mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam
bentuk tulisan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
mempresentasikan hasilnya dan ditanggapi
oleh kelompok lain
Guru memberikan penguatan diskusi
f. Generalization(menarikkesimpulan/generalisa
si)
Peserta didik menyimpulkan hasil diskusi dan
disempurnakan oleh guru
Penutup Peserta didik diberikan pertanyaan lisan untuk 15 menit
mendapatkan umpan balik atas pembelajaran
minggu ini, misalnya:
1. Jelaskan latar belakang lahirnya gerakan non
blok
2. Jelaskan peranan Indonesia terhadap perang
dingin
Guru bertanya pada peserta didik apakah sudah
memahami materi tersebut
Sebagai refleksi, guru mengajak peserta didik
untuk menggali nilai-nilai apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “perkembangan
gerakan non blok”
Peserta didik diberi tugas rumah ( membuat peta
konsep perkembangan gerakan non blok
Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang tentang: “ekonomi global pada masa
perang dingin”
Kegiatan diakhiri dengan salam.
3) Penilaian Ketrampilan
a) Bentuk : Lembar Pengamatan Diskusi dan Presentasi
b) Instrumen : skala nilai observasi
c) Portofolio : Kumpulan tugas siswa
Melihat kenyataan di atas, keberadaan Gerakan Negara-Negara Non-Blok secara tegas mengacu
pada hasil-hasil kesepakatan dalam Konferensi Asia-Afrika di Bandung 1955. Penggunaan istilah
bangsa-bangsa non-blok atau “tidak memihak” adalah pernyataan bersama untuk menolak melibatkan
diri dalam konfrontasi ideologis antara Barat-Timur dalam suasana Perang Dingin. Lebih lanjut, bangsa-
bangsa yang tergabung dalam Gerakan Non-Blok lebih memfokuskan diri pada upaya perjuangan
pembebasan nasional, menghapuskan kemiskinan, dan mengatasi keterbelakangan di berbagai bidang.
Dengan demikian, jelas terang bagi kita besarnya kontribusi Konferensi Bandung bagi perkembangan
Gerakan Non-Blok sebagai gerakan politik dari negara-negara yang menentang perang dingin.
Para pendiri Gerakan Non-Blok dan penerus mereka mengakui bahwa Gerakan mungkin akan
hancur jika mereka menciptakan struktur formal tersebut untuk Gerakan sebagai konstitusi dan
sekretariat intern. Sebuah organisasi trans-nasional multilateral yang terdiri dari negara-negara dengan
ideologi yang berbeda dan tujuan tidak pernah bisa membuat struktur administratif yang rasional untuk
menerapkan kebijakan bahwa semua bisa menerima.
1. Coordination
2. Coordinating Bureau
3. Coordination of the Coordinating Bureau and role of the Chair
4. Working Groups, Contact Groups, Task Forces and Committees
5. Non-Aligned Security Council Caucus
6. Joint Coordinating Committee
7. Coordination of Non-Aligned countries in other UN centres
8. The Troika
9. Group of past, present and future Chairs (Group of Ten)
10. Panel of Economists
11. Documentation
12. Decision making by consensus
C. PERTEMUAN – PERTEMUAN
Pertemuan-pertemuan tingkat tinggi yang diadakan oleh Negara-negara Non Blok meliputi :
1. Summit Conferences (Konferensi Tingkat Tinggi/KTT);
Pertemuan ini merupakan pertemuan tertinggi dan dihadiri oleh para Kepala Negara/Kepala
Pemerintahan seluruh Negara anggota Non Blok. Pertemuan ini merupakan pertemuan puncak dan
sering disebut dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT). Keputusan-keputusan penting akan
diputuskan dalam pertemuan tersebut. Pertemuan tingkat tinggi ini diselenggarakan setiap tiga
tahun. Dalam membahas masalah-masalah yang ada, pertemuan ini dibagi menjadi dua komite
yaitu Komite mengenai issue-issue politik dan Komite mengenai issue-issue ekonomi dan social.
Sampai saat ini telah diselenggarakan KTT sebanyak 16 kali dan bertempat di Negara-negara
anggota GNB, yaitu :
KTT I : 01 – 06 September 1961 di Belgrade, Yugoslavia
KTT II : 05 – 10 Oktober 1964, Kairo, Mesir
KTT III : 08 – 10 September 1970, Lusaka, Zambia
KTT IV : 05 – 09 September 1973, Aljir, Aljazair
KTT V : 16 – 19 Agustus 1976, Colombo, Srilanka
KTT VI : 03 – 09 September 1979, Havana, Kuba
KTT VII : 07 – 12 Maret 1983, New Delhi, India
KTT VIII : 01 – 06 September 1986, Zimbabwe
KTT IX : 04 – 07 September 1989, Belgrade, Yugoslavia
KTT X : 01 – 07 September 1992, Jakarta, Indonesia
KTT XI : 18 – 20 Oktober 1995, Cartagena, Kolombia
KTT XII : 02 – 03 September 1998, Durban, Afrika Selatan
KTT XIII : 02 – 25 February 2003, Kuala Lumpur, Malaysia
KTT XIV : 15 – 16 September 2006, Havana, Kuba
KTT XV : 11 – 16 Juli 2009, Sharm el-Sheikh, Mesir
KTT XVI : 26 – 31 Agustus, Teheran, Iran
KTT XVII : Karakas, Venezuela
2. Ministerial Conferences;
Konferensi ini merupakan pertemuan para menteri, yang bertujuan :
Meninjau/memeriksa perkembangan-perkem-bangan dan implementasi dari keputusan-
keputusan yang dihasilkan KTT.
Menyiapkan KTT berikutnya
Mendiskusikan hal-hal yang dianggap penting yang akan dibawa ke KTT.
1. Negara-negara Anggota
Setelah hampir 50 tahun sejak disepakati “Dasasila Bandung” yang menjadi landasan
semangat antikolonialisme di Asia Afrika, lalu dilanjutkan dengan Konferensi di Beograd yang
merumuskan GNB, secara kuantitas GNB berhasil menggalang anggota dari 25 negara pada tahun
1961 dan saat ini menjadi 118 negara yaitu Afganistan · Afrika Selatan · Republik Afrika Tengah ·
Aljazair · Angola · Antigua dan Barbuda · Arab Saudi · Bahama · Bahrain · Bangladesh ·
Barbados · Belarus · Belize · Benin · Bhutan · Bolivia · Botswana · Brunei · Burkina Faso ·
Burundi · Chad · Chili · Djibouti · Dominika · Republik Dominika · Ekuador · Mesir · Guinea
Khatulistiwa · Eritrea · Ethiopia · Filipina · Gabon · Gambia · Ghana · Grenada · Guatemala ·
Guinea · Guinea-Bissau · Guyana · Honduras · India · Indonesia · Iran · Jamaika · Kamboja ·
Kamerun · Kenya · Kolombia · Komoro · Republik Kongo · Republik Demokratik Kongo · Korea
Utara · Kuba · Kuwait · Laos · Lebanon · Lesotho · Liberia · Libya · Madagaskar · Maladewa ·
Malawi · Malaysia · Mali · Mauritania · Mauritius · Mongolia · Maroko · Mozambik · Myanmar ·
Namibia · Nepal · Nikaragua · Niger · Nigeria · Oman · Pakistan · Palestina · Panama · Pantai
Gading · Papua Nugini · Peru · Qatar · Rwanda · Saint Lucia · Saint Vincent dan Grenadines · Sao
Tome dan Principe · Senegal · Seychelles · Sierra Leone · Singapura · Somalia · Sri Lanka ·
Sudan · Suriname · Swaziland · Suriah · Tanjung Verde · Tanzania · Thailand · Timor Leste ·
Togo · Trinidad dan Tobago · Tunisia · Turkmenistan · Uganda · Uni Emirat Arab · Uzbekistan ·
Vanuatu · Venezuela · Vietnam · Yaman · Yordania · Zambia · Zimbabwe.
Sekretaris Jendral
2. Pengamat
Dalam kerangka kebutuhan untuk mempromosikan pembukaan Gerakan kontribusi
dari aktor-aktor lain di arena internasional, praktek saat ini untuk mengakui negara sebagai pengamat
ke pertemuan GNB. Serikat, yang memenuhi kriteria untuk masuk sebagai anggota, akan memiliki
pilihan untuk mengajukan status pengamat.
Pengamat dapat menghadiri dan, dengan izin Biro, mengatasi Pleno Konferensi
Summit atau pertemuan tingkat Menteri. Mereka tidak akan berpartisipasi dalam Komite maupun
dalam pertemuan GNB kelompok kerja, kelompok kontak atau gugus tugas. Prosedur penerimaan
anggota akan berlaku untuk masuk pengamat.
3. Organisasi Pengamat
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Afro-Asian Organisasi Solidaritas Rakyat (AAPSO)
Liga Arab
Organisasi Persatuan Afrika (OAU)
Organisasi Konferensi Islam (OKI)
Independentist Gerakan Baru dari Puerto Rico
Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS)
4. Negara Tamu
Para tamu diundang secara ad hoc untuk setiap Summit dan Pertemuan Tingkat
Menteri. Undangan dikeluarkan oleh negara tuan rumah setelah karena pertimbangan oleh Biro
Koordinasi. Para tamu saat Gerakan akan dimasukkan dalam daftar yang disediakan oleh Biro
Koordinasi. Para tamu hanya menghadiri upacara pembukaan dan penutupan Konferensi dan tidak
memiliki hak untuk hadir dan berpartisipasi dalam pertimbangan.
5. Organisasi Tamu
BAB III
PERANAN INDONESIA DALAM GERAKAN NON BLOK
Banyak yang telah dihasilkan sampai sekarang ini sebagai contoh adalah :
1. Gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk
langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya
kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB -Presiden Soeharto mendapat
dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang
dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada
rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel
mundur dari kawasan yang diduduki. Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh,
Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh
Indonesia.
2. Gerakan Non Blok ingin berdialog dengan Peserta KTT G7 di TOKYO.
Presiden Soeharto sebagai Ketua GNB dalam dialog tersebut sebenarnya ingin
menyampaikan berbagai masalah terutama yang tercantum dalam PesanJakarta (the Jakarta
Messages). Pesan Jakarta tersebut terkandung visi GNB yaitu :
Hilangnya keraguan sementara anggota khususnya mengenai relevansi GNB setelah
berakhirnya Preang Dingin dan ketetapanhati untuk meningkatkan kerjasama yang konstruktif
serta sebagai komponen integral dalam “arus utama” (mainstream) hubungan internasional;
Arah GNB yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi internasional dalam mengisi
kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui cara-cara politik yang menjadi cirri menonjol
perjuangan GNB sebelumnya.
Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi Negara-negara anggota
melalui peningkatan kerjasama Selatan-Selatan.
Salah satu hasil KTT-GNB di Jakarta tahun 1992 adalah negara negara GNB akan
mengadakan kerjasama misalnya negara Afrika akan mengirimkan petani atau petugas Keluarga
Berencana ke Indonesia untuk melakukan magang. Namun karena Indonesia dan negara Afrika itu
tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai program magang ini, maka akan dicari negara
ketiga terutama negara maju yang bersedia membiayai pengiriman petani Afrika ke Indonesia.
Dialog negara maju dan berkembang yang disebut sebagai dialog Utara - Selatan. Dialog yang
diharapkan akan tercapai itu ternyata tidak dapat dicapai sehubungan dengan tidak diundangnya
Presiden Soeharto sebagai ketua GNB dalam KTT G-7 di Tokyo. Sikap negara maju yang
mengabaikan niat baik Gerakan Non Blok untuk menyampaikan suaranya dalam kesempatan KTT
G-7 di Jepang disesalkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Apa yang hendak disampaikan adalah
buah pikiran negara anggota GNB terhadap keadaan dunia saat ini, situasi dunia yang tengah
dihadapi dan usulan terhadap upaya bersama yang dapat dijalin oleh negara maju maupun negara
sedang berkembang. Kelompok G-7 dalam hal ini terdiri dari Inggris, Kanada, Perancis, Jerman,
March 11, Italia, Jepang dan Amerika Serikat.
7. Kunjungan Pemimpin Gerakan Non Blok ke Zagreb, Kroasia dan Sarajevo, Bosnia
Sesudah KTT Pembangunan Sosial di Kopenhagen, pemimpin GNB telah mengadakan
kunjungan yang dinilai oleh PBB sekalipun sangat berani dan beresiko tinggi yaitu ke Kroasia dan
Sarajevo yang tengah dilanda peperangan antar etnis. Setelah kujungan resminya selama 2 hari di
Zagreb, kemudian diikuti dengan kunjungan selama 6 jam ke Sarajevo, Bosnia. Dalam pernyataan
selaku pemimpin GNB, presiden Soeharto telah menyuarakan pandangan GNB terhadap bekas salah
satu negara pendiri GNB yaitu Yugoslavia terdahulu, yaitu bahwa tidak ada pihak yang dapat
menyelesaikan pertikaian etnis diantara mereka kecuali oleh para pemimpin negara-negara kawasan
bekas Yugoslavia sendiri. Gerakan Non Blok akan mencoba membantu semampu mungkin tanpa ikut
campur secara langsung melalui jalan jalan diplomatik yang syah dan sesuai dengan prinsip GNB itu
sendiri. Secara moril kunjungan pemimpin GNB ini dianggap sebagai dorongan dan perhatian bahwa
GNB sangat prihatin akan masalah yang berkepanjangan yang belum terselesaikan sampai sekarang.
KESIMPULAN
Gerakan Non Blok dalam kepemimpinan Indonesia yang diketuai oleh Presiden Soeharto
telah memperlihatkan niat dan usaha yang sungguh-sungguh untuk menemukan kembali kearah
Gerakan Non Blok yang seutuhnya dan berusaha mengembangkan usaha-usaha nyata seperti
kerjasama selatan-selatan dan selain itu juga menghidupkan kembali dialog utara-selatan. Untuk
penyelesaian hutang negara-negara selatan yang dari waktu kewaktu jumlah semakin membesar dan
semakin melilit, Indonesia sebagai negara pemimpin Gerakan Non Blok dihadapkan pada tantangan-
tantangan yang cukup berat. Penyebabnya tidak saja diakibatkan oleh kesulitan ekonomi negara-
negara maju tetapi juga dengan semakin umumnya pola menjadikan uang sebagai komoditi.
Keduanya menjadikan dana dunia semakin terbatas dalam situasi seperti ini, mengingat jumlah
negara selatan sendiri relatif banyak, berarti diantara mereka sendiri amat mungkin terjadi
persainganketat karena masing-masing akan mendahulukan kepentingan nasionalnya. Terdapat
tendensi bahwa Gerakan Non Blok ini telah bergerak dari gerakan yang bersifat politis menuju
gerakan yang bersifat mitra dan lebih terfokus semula yaitu menentang blok politis yang ada
Lampiran 2
Penilaian Pengetahuan:
Kisi-kisi Soal
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas/ Semester : XI/1
Bentuk Soal : Uraian
Jumlah Soal : 5 butir
Tujuan Pembelajaran Indikator Jumlah
soal
1. Menjelaskan latar belakang 3.3.1 Menjelaskan latar belakang 2
lahirnya gerakan non blok lahirnya gerakan non blok
2. Menjelaskan gerakan non 3.3.2 Menjelaskan gerakan non blok 1
blok dan peranannya terhadap
dan peranannya terhadap perang
perang dingin
3. Menganalisis peranan dingin 1
Indonesia dalam gerakan non 3.3.3 Menganalisis peranan Indonesia
blok dalam gerakan non blok
Jawaban :
1. Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin
berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan
keamanan dunia. Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat dan Blok Timur
semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai menyebabkan
terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin antara kedua blok telah
menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu ketertiban dan perdamaian dunia.
Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas untuk
meredakan ketegangan antara blok barat dengan blok timur. Sekaligus mewujudkan
kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan
untuk menentukan cita-citanya.
Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah :
Keterangan
Kegiatan ini merupakan cara peserta didik dalam mengumpulkan informasi faktual untuk
mengumpulkan informasi dengan memanfaatkan indera penglihatan, pendengaran dan
pengecap
Relevansi, kelengkapan dan kebahasaan diperlakukan sebagai indicator penilaian kegiatan
mengamati
o Relevansi : merujuk pada ketepatan fakta yang diamati dengan informasi yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran
o Kelengkapan : semakin banyak komponen fakta yang terliput / terungkap
o Kebahasaan : mampu mendeskripsikan fakta – fakta yang dikumpulkan dalam bahasa
tulis yang efektif dan mudah dipahami
Masing – masing kolom diisi dengan skor rentang 1 – 4
4 : baik sekali
3 : baik
2 : cukup
1 : kurang
91 – 95 A- Sangat baik
86 – 90 B+ Baik
81 – 85 B Baik
75 – 80 B- Baik
70 – 74 C+ Cukup
65 – 69 C Cukup
60 - 64 C- Cukup
55 – 59 D+ Kurang
≤ 54 D Kurang
Lampiran 3.2 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan diskusi kelompok
No Nama Mengkomu Mendeng Berargume Berkontr Jumlah Nilai
nikasikan arkan ntasi ibusi skor
Keterangan
o Ketrampilan Mengkomunikasikan : kemampuan peserta didik untuk menyampaikan
ide / gagasan dengan bahasa yang efektif
o Ketrampilan mendengarkan : kemampuan peserta didik untuk tidak menyela,
memotong pembicaraan seseorang ketika sedang menyampaikan gagasannya
o Ketrampilan berargumentasi : kemampuan peserta didik untuk mengemukakan
argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya
o Ketrampilan berkontribusi : kemampuan pesera didik memberikan gagasan yang
mendukung ke penarikan kesimpilan termasuk didalamnya menghargai perbedaan
pendapat
91 – 95 A- Sangat baik
86 – 90 B+ Baik
81 – 85 B Baik
75 – 80 B- Baik
70 – 74 C+ Cukup
65 – 69 C Cukup
60 - 64 C- Cukup
55 – 59 D+ Kurang
≤ 54 D Kurang
Lampiran 3.3 . Penilaian ketrampilan untuk kegiatan presentasi
No Nama Menjelaskan Memvisualkan Merespon Jumlah Nilai
skor
Keterangan
o Ketrampilan menjelaskan : ketrampilan menyampaikan hasil diskusi dan observasi
dengan menyakinkan
o Ketrampilan memvisualisasikan : berkaitan dengan kemampuan peserta didik untuk
membuat atau mengemas informasi semenarik mungkin
o Ketrampilan merespon : kemampuan peserta didik menyampaikan tanggapan atas
pertanyaan, sanggahan dari pihak lain secara empatik
91 – 95 A- Sangat baik
86 – 90 B+ Baik
81 – 85 B Baik
75 – 80 B- Baik
70 – 74 C+ Cukup
65 – 69 C Cukup
60 - 64 C- Cukup
55 – 59 D+ Kurang
≤ 54 D Kurang
3.4 Penilaian Keterampilan
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
Sub Materi Pokok : Perkembangan Gerakan Non Blok
Kelas : ………
Kelompok : ……… Ketua : ………………………………..
Untuk Kelompok 2 Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
Sub Materi Pokok : Perkembangan Gerakan Non Blok
Kelas : ………
Kelompok : ……… Ketua : ………………………………..
Untuk Kelompok 3 Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
1. Peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
Sub Materi Pokok : Perkembangan Gerakan Non Blok
Kelas : ………
Kelompok : ……… Ketua : ………………………………..
Untuk Kelompok 4 Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
Sub Materi Pokok : Perkembangan Gerakan Non Blok
Kelas : ………
Kelompok : ……… Ketua : ………………………………..
Untuk Kelompok Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
Selamat bekerja!
Lembar Kerja Peserta Didik
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Materi Pokok : Peran aktif Bangsa Indonesia pada masa Perang Dingin dan
dampaknya terhadap politik dan ekonomi global
Sub Materi Pokok : Perkembangan Gerakan Non Blok
Kelas : ………
Kelompok : ……… Ketua : ………………………………..
Untuk Kelompok 6 Anggota :
1. …………………………………………………………
2. …………………………………………………………
3. …………………………………………………………
4. …………………………………………………………
5. …………………………………………………………
1. Peranan Indonesia dalam gerakan non blok pada masa perang dingin
Selamat bekerja!