Dosen Pengampu:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB I PENDAHULUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Topeng dikenal dengan nama sal, gamyeon, gwangdae, chorani, talbak, dan talbagaji
dalam bahasa korea. Di Korea topeng tidak hanya digunakan dalam pertunjukan tari
topeng (talchum) saja, tetapi juga dalam drama tari topeng atau gamyeon geuk. Drama tari
topeng atau yang lebih dikenal gamyeon geuk merupakan kesenian rakyat yang
berkembang di kalangan rakyat biasa pada masa Dinasti Joseon [1392-1910]. Drama ini
dipertunjukan berdasarkan perasaan memberontak terhadap kehidupan yang terkadang
tidak selalu bahagia. Pada umumnya pertujukan ini berisi bentuk-bentuk ritual keagamaan,
tarian ritual, parodi yang menyindir kelemahan manusia, serta kejahatan dalam
masyarakat dan kalangan atas. Pada umumunya drama tari topeng Korea dipertunjukan
pada saat bulan purnama pertama, hari ulang tahun buddha yaitu pada hari kedelapan
bulan keempat kalender bulan, Festifal Danojae, dan Chuseok. Drama tari topeng Korea
biasanya dipentaskan di luar ruangan dengan diiringi oleh instrumen musik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Terdapat berbagai macam jenis drama tari topeng korea. Secara umum, drama tari
topeng korea dapat dibagi menjadi 2 kategori (The Korean National Commision For Unesco,
1986:34). Kategori yang pertama tari Sonang-je adalah tari yang ditampilkan dalam upacara
kuil di desa. Drama tari sonangjae merupakan tari yang berasal dari daerah pedesaan dan
mempunyai banyak karakteristik dari “drama ritual musiman”. Drama ini menunjukan ciri
khas dari tari topeng yang asli. Tari topeng Sonang-je dan juga tari topeng yang ditampilkan
dalam ritual shaman dapat dianggap berbeda dengan tari topeng sandae-dogam yang
merupakan jenis tari provinsi.
Dan kategori kedua hanya terdiri dari drama tari singa pukch’ong yang merupakan
drama legenda yang ditampilkan sebagai bagian dari festival tahun baru lunar. Drama tari
singa pukch’ong ini berasal dari benua asia.
5
2.2 Beberapa jenis drama tari topeng Korea
Drama tari topeng Pyeol-Sandae di Yangju adalah bagian dari drama Sandae-dogam
yang ditampilkan di Provinsi Gyeonggi, terutama di ibukota Seoul. Drama ini ditampilkan
pada hari kelahiran Buddha, yaitu hari kedelapan bulan keempat, pada saat festival Dano
(hari kelima bulan kelima), dan Chuseok (festival panel musim gugur, diadakan pada hari ke-
15 bulan kedelapan) dilihat dari kalender bulan. Drama ini juga ditampilkan di acara-acara
tertentu dalam skala kecil maupun besar. Pertunjukan drama ini biasanya dimulai pada
malam hari dan berlangsung semalam suntuk. Lama pertunjukan juga bisa dipersingkat
menjadi 3-4jam, tergantung pada acara masing-masing. Konteks drama Sandae juga tidak
teratur dengan alur yang disesuaikan.
Drama tari topeng di Bongsan adalah drama tari dengan bentuk yang dramatis dan
dipertunjukkan di sekitar distrik bagian barat Provinsi Hwanghae, Korea Utara, terutama di
Bongsan. Drama tari ini diklasifikasikan ke dalam kategori yang sama dengan Sandae Dogam
Guk (Lee Duhyon, 1973:451). Pertunjukan ini dipentaskan di malam festival Dano yang
diadakan setiap bulan kelima kalender bulan.
Drama tari topeng di Bongsan merupakan drama narasi Sandae yang banyak menggunakan
kata-kata dari puisi Cina dan lelucon dalam dialognya. Lelucon ini merupakan lelucon yang
sering dilontarkan oleh pegawai rendahan.
3. Drama Tari Topeng Ogwangdae di Tongyong, Gosong, dan Masan (Provinsi Gyeonsang
Selatan)
6
Drama tari topeng Ogwangdae adalah drama tari topeng yang dipentaskan di sekitar
Provinsi Gyeongsang Selatan. Nama Ogwangdae berasal dari huruf O 'lima' dari kata
Ohaengsol (sebuah teori asal usul alam semesta kuno dari Cina yang berhubungan dengan
"lima elemen", yaitu logam, kayu, air, api, dan tanah; dan "lima arah", yaitu utara, selatan,
timur, barat, dan tengah; dan "lima warna", yaitu merah, biru, hitam, kuning, dan putih. Di
daerah Masan, drama tari topeng Ogwangdae ini dianggap membawa proses pengusiran roh
jahat dalam tari yang disebut "Obang Sinjang-mu" (The Korean National Commission for
Unesco, 1986:62; Kim Yeong-U, 2001:6).
Waktu yang paling umum untuk mementaskan pertunjukan ini adalah hari kelima
belas setelah tahun baru, tetapi juga dipentaskan pada awal Juni dan pada bulan September.
Pada masa sekarang kepopuleran drama tari topeng ini meningkat sehingga pertunjukan juga
dipentaskan pada musim semi dan gugur. (Indrastuti, 2007:33).
Tujuan utama drama tari topeng ini adalah untuk mengusir roh jahat dan membawa
keberuntungan. Singa dianggap sebagai raja binatang sehingga keberadaannya dipercaya
dapat menakuti roh jahat dan membawa kedamaian di desa. Penari drama tari topeng ini
berkeliling ke rumah-rumah untuk mengusir roh jahat dan diberi imbalan berupa nasi atau
uang.
7
2.3 Drama Tari Topeng Korea Dalam Dimensi Sastra
Dalam dimensi sastra, drama tari topeng Korea dibagi menjadi tiga, yaitu tema, tokoh,
dan alur cerita. Dimensi-dimensi tersebut memiliki beberapa kesamaan dalam masing-masing
drama tari topeng Korea.
1. Tema Cerita
Secara umum tema dalam drama didefinisikan sebagai pusat dari isi cerita, yang
bertujuan untuk memberi arah jalannya cerita. Tema dalam drama mempresentasikan suatu
pemikiran, yaitu argumen dalam menarik kesimpulan dari karakter tertentu yang merupakan
keseluruhan tema drama. Tema drama tari topeng Korea pada umumnya hampir sama, yaitu
kritik sosial yang akan dipaparkan dalam masalah yang timbul didrama tersebut. Sebagai
contoh :
Isi cerita dari drama tari topeng Pyeol Sandae di Yangju menekankan pada kesalahan
waktu, sindiran, nafsu, komedi, dan ratapan melalui beberapa karakter. Drama tari Pyeol
Sandae memiliki karakter-karakter yang hidup pada masa dinasti Lee (Yi). Drama Pyeol
Sandae dikelompokkan kedalam tiga kategori utama yaitu, cerita tentang rahib yang ingkar,
tentang karakter aristokrat, tentang kehidupan rakyat biasa.
Isi cerita drama tari Bongsan juga serupa dengan drama tari Pyeol Sandae, keduanya
berada dalam kategori drama Sandae-dogam. Namun, drama Bongsan lebih banyak
mengandung ungkapan dari puisi Cina. Drama tari ini mempresentasikan peran Singa untuk
mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan yang menjadi isi cerita utama.
2. Tokoh
Definisi tokoh secara umum adalah pelaku yang memerankan seorang karakter dalam
cerita. Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2000:165) tokoh adalah orang yang
ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa
8
yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh-tokoh dalam pertunjukan drama tari topeng Korea
memiliki persamaan dan perbedaan baik karakter, peran, nama, mauapun jumlah. Berikut
penjelasan tentang nama, peran, dan jumlah tokoh dalam pertunjukan drama tari topeng
Korea.
Yangju
No Nama tokoh Peran jumlah
1 Sangjwa Rahib Buddha muda dan adik terkecil dari 2
seorang bangsawan
2 Omjung Seorang rahib dengan bisul diwajahnya 1
3 Mokjung Rahib-rahib 4
4 Nunkeumjogi Roh bumi 1
5 Sinjubu Akupuntur 1
6 Waejangnyeo Ibu dari sadang muda yang juga seorang bidan 1
dan anak dari pria tua
7 Nojang Pendeta 1
8 Seonu Shaman muda dan wanita simpanan 1
bangsawan
9 Sinjangsa Penjuak sepatu 1
10 Saenim Bangsawan 1
11 Wonsungi Monyet 1
12 Chwibari Pemboros dan pelayan kedua bangsawan 1
13 Podo Gujang Inspektur polisi 1
14 Maltuggi Pelayan bangsawan 1
15 Seotuggi Pelayan bangsawan 1
16 Sin Haragi Pria tua berjanggut putih 1
17 Tokki Anak laki-laki pria tua 1
18 Tokki Nul Amak perempuan pria tua 1
19 Wanbo Rahib Wanbo 1
20 Yonip Daun teratai (roh dari surga) 1
Tokoh dalam drama topeng Pyeol Sandae berjumlah 20 karakter. Terdapat
tokoh Yonip yang berperan sebagai daun teratai (roh dari surga).
9
b. Tokoh-tokoh dalam pertunjukan drama tari topeng Bongsan.
No Nama tokoh Peran Jumlah
1 Sangjwa Rahib Buddha muda 4
2 Mokjung Rahib-rahib 8
3 Geosa Shaman muda 1
4 Somu Shaman muda 1
5 Nojang Pendeta 1
6 Sinjangsu Penjual sepatu 1
7 Wonsungi Monyet 1
8 Chwibari Pemboros 1
9 Sobangnim Bangsawan kedua 1
10 Toryongnim Bangsawan junior 1
11 Maltuggi Pelayan 1
12 Yonggam Pria tua 1
13 Miyalhalmi Wanita tua, istri pria tua 1
14 Tolmorijio Wanita simpanan pria tua 1
15 Namgang Noin Pria tua dari Namgang 1
16 Mudang Shaman muda 1
17 Saja Singa 1
18 Mat Yangban Bangsawan senior 1
10
5 Goenjang Yangban Rahib berwajah hitam 1
6 Chorijung Rahib berwajah putih 1
7 Wong Yangban Bangsawan tua 1
8 Cha Yangban Bangsawan muda 1
9 Maltuggi Pelayan bangsawan 1
10 Palso Delapan bidadari 8
11 Yongno / Pibisae Roh naga 1
12 Pibi Yangban Bangsawan yang berkutat pada Pibisae 1
13 Halmi Yangban / Suami dari Halmi 1
Yonggam
14 Halmi Istri tua 1
15 Cheja Gaksi Wanita simpanan 1
16 Sangjwa Rahib Buddha muda 2
17 Pongsa Penyihir buta 1
18 Aegi Bayi 1
19 Chakun Sangje Pengiring jenazah tua 1
20 Gun Sangje Penggiring jenazah muda 1
21 Mongdori Pelayan 1
22 Tambo Harimau tua 1
23 Saja Singa 1
24 Posu Pemburu 1
11
d. Tokoh dalam Drama Tari Topeng Singa di Bukchong
Tokoh dalam drama tari topeng singa Bukchong berjumlah paling sedikit di antara
drama lainnya, yaitu Sembilan tokoh. Tokoh paling utama adalah Saja (Singa) yang menjadi
maskot utama drama tari topeng ini. Drama tari topeng singa di Bukchong dipentaskan secara
individu.
Peran penyihir saman dimainkan oleh tokoh bernama Somu dan Gosa. Somu
digunakan dalam drama tari topeng Pyeol-sandae dan Bongsan, sedangkan nama Kosa
digunakan dalam drama tari topeng di Bongsan dan drama tari singa Bukchong.
12
Nama tokoh yang sama juga digunakan untuk peran pria dan wanita tua. Dalam drana
tari topengdi Bongsan bernama Yonggam, sedangkan drama tari topeng Ogwangdoe bernama
Halmi Yonggam dan Halmi Yangban. Peran wanita tua dalam drama tari topeng di Bongsan
dimainkan oleh tokoh bernama Miyal Halmi dan drama tari topeng Ogwangdoe bernama
Halmi. Tokoh Saja merupakan tokoh sentral drama tari singa Bukchong yang muncul dalam
drama tari topeng Korea.
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak peran serupa
dengan nama yang berbeda. Contohnya adalah peran wanita simpanan dimainkan oleh
karakter bernama Somu di drama tari topeng Pyeol-sandae, Tolmarijip di drama tari topeng di
Bongsan, Cheja Gaksi di drama tari topeng Ogwangdoe, dan Gisaeng dalam drama tari singa
Bukchong.
Tidak hanya itu, tabel di atas juga menunjukan keberagaman nama yang diperankan
oleh tokoh dalam drama tari topeng Korea. Peran bangsawan dimainkan oleh tokoh dengan
beragam nama dalam drama tari Ogwangdoe. Hanya ada tiga nama peran bangsawan yang
ditemukan dalam drama tari topeng di Bongsan, yaitu Mat Yangban, Sobangnim, dan
Doryongnim, sementara dalam drama tari topeng Pyeol-sandae peran bangsawan dimainkan
oleh tokoh Saennim. Sementara itu peran biksu dimainkan oleh tokoh dengan nama yang
beragam dalam drama tari topeng Pyeol-sandae yaitu Sangjwa dan Mojung, ditambah
Omjung dan Wanbo.
Data yang telah disimpulkan dalam tabel diatas menunjukan adanya tokoh dalam
drama tari topeng Korea yang memainkan peran-peran yang berbeda. Misalnya, tokoh
Waejangnyo dalam drama tari topeng Pyeol-sandae di Yangju juga berperan sebagai ibu dari
Sadang, bidan, dan anak dari pria tua: tokoh Sonu berperan sebagai penyihir shaman muda
dan wanita simpanan bangsawan: serta Chwibari berperan sebagai pemboros dan pelayan
kedua dari bangsawan.
Tokoh tambahan yang menentukan karakter setiap drama tari topeng ini bisa
ditemukan dalam drama tari topeng Pyeol-sandae di Yangju dan Ogwangdoe. Ada beberapa
tokoh tambahan yang tidak ditemukan dalam drama tari topeng di Bongsan, Ogwangdoe, dan
drama tari singa di Bukchong, seperti Yonip (daun teratai atau spirit dari surga),
Nunkkumjogi (spirit dari bumi), Sinjubu (dokter baru atau akupuntur), Podobujang (inspektur
polisi), dll. Ada pula karakter yang tidak ditemukan dalam drama tari topeng Pyeol-sandae,
13
Bongsan, dan Bukchong yaitu Palsonnyeo (delapan bidadari), Yongno atau Pibisae (spirit
naga), Pongsa (penyihir buta), Aegi (bayi), Poru (pemburu), dll.
Alur cerita drama tari topeng Pyeol sandae di Yangju terdiri atas delapan babak
ditambah dengan adegan pembuka dan penutup. Berikut adalah alur drama tari topeng Pyeol
sandae di yangju :
Drama tari topeng Pyeol sandae dan Bongsan memiliki kemiripan. Drama tari topeng
tersebut mengikuti sistem drama Sandae dogam. Jumlah babak dalam drama tari topeng
Pyeol sandae delapan babak. Sedangkan drama tari topeng di Bongsan hanya berjumlah tujuh
babak.
Kedua drama tari topeng ini mempunyai hubungan intertekstual yang membuat
keduanya dikategorikan dalam sistem Sandae dogam. Meskipun ditemukan banyak
persamaan dalam drama tari topeng Pyeol sandae di Yangju dan drama tari topeng di
Bongsan. Kedua drama tari topeng ini juga mempunyai perbedaan yang masing-masing
memberikan warna dan karakter yang unik dalam drama tari tersebut.
14
3. Urutan Alur Cerita Drama Tari Topeng Ogwangdae di Tongyong
Alur drama tari topeng Ogwangdae di Tongyong berjumlah lima babak. Drama tari
topeng ini dibuka dengan tarian bangsawan berpenyakit kusta dan dilanjutkan dengan babak-
babak selanjutnya, termasuk adegan dari Yongno, yaitu roh naga, adegan Nongchan, yaitu
Yangban dan Gisaeng bersenang-senang. Drama tari topeng ini ditutup dengan tarian singa.
Alur cerita dalam drama tari Ogwangdae di gosong mempunyai jumlah babak yang
sama dengan drama tari topeng Ogwangdae di Tongyong, yaitu lima babak. Berikut adalah
alur drama tari topeng Ogwangdae di Gosong:
Drama tari topeng Ogwangdae berada dalam kategori yang berbeda jika dibandingkan
dengan drama tari topeng Pyeol-sandae di Yangju dan drama tari topeng di Bongsan yang
berada dalam seri sandae-dogam guk. Perbedaan ini menciptakan adegan yang berbeda dalam
alur cerita.
15
Ogwangdae dalam jumlah babaknya. Alur cerita drama tari topeng Ogwangdae di Masan
lebih panjang daripada drama tari topeng Ogwangdae yang lain, yaitu tujuh babak dan
alurnya merupakan alur terpanjang jika dibandingkan dengan drama tari topeng Ogwangdae
di Tongyong dan Gosong yang hanya mempunyai lima babak. Dengan kata lain drama tari
topeng Ogwangdae di Tongyong dan Gosong terlihat seperti hasil fragmentasi dari
Ogwangdae di Masan. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan bahwa Ogwangdae di Masan
merupakan bentuk asli drama tari Ogwangdae yang kemudian mempengaruhi drama tari
topeng Ogwangdae yang lain.
Drama tari topeng singa di Bukchong terdiri atas dua babak. Drama tari topeng singa
di Bukchong mempunyai karakteristik yang beda jika dibandingkan dengan drama tari topeng
Korea yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh drama tari topeng ini hanya terdiri atas tarian
singa yang menjadi unsur pertamanya. Dengan demikian drama tari topeng ini mempunyai
adegan yang paling sedikit di antara yang lain.
Drama tari topeng Korea dalam dimensi ini terbagi menjadi 3 yaitu dalam bentuk
simbol binatang, kostum dan instrumen. Biasanya dalam drama tari topeng ini simbol
binatang dapat ditemukan dalam tokoh-tokohnya, selain itu kostum-kostum yang digunakan
memiliki arti tersendiri. Contohnya adalah terdapat beberapa simbol binatang dalam
pemeranan tokoh drama topeng Korea ini entah sebagai tokoh utama ataupun sekedar peran
pembantu.
A. Penokohan
16
NAMA TOKOH BINATANG JENIS BINATANG
TUMBO Harimau tua
SAJA Singa
WONSUNGI Monyet
YONGUCI Ular besar
Dalam penokohan ini,beberapa symbol memiliki arti. Dimana seekor singa biasanya sebagai
tokoh terpenting dalam cerita.
B. Kostum
Penari drama tari topeng Korea memakai pakaian tradisional ( hanbok). Dalam hal ini
kita dapat melihat posisi dan peran penari yang dapat ditebak dari atribut yang mereka
gunakan. Tentu saja topeng adalah atribut utama dalam drama ini.
C. Instrumen Musik
Adanya tarian dalam drama tari topeng Korea memerlukan music sebagai pengiring.
Ada beberapa instrument musik yang digunakan dalam drama tari topeng.
17
NAMA INSTRUMEN MUSIK BENTUK
Piri Alat music bamboo
Chottae Flute terbuat dari bamboo melintang
Haegum Biola yang lebih besar
Drum berbentuk jam pasir dengan 2
Changgu
permukaan
Buk Drum barrel
KKaenggwari Gong kecil
Seluruh instrument yang dimainkan dalam drama ini disebut Samhyon yukgak yaitu
terdiri atas dua piri dan satu baegum, satu changgu dan satu buk. Namun terkadang hanya piri
yang dimainkan. Jika dilihat dari dimensi sastra, semua pokok drama tari topeng Korea
adalah kritik social terhadap masyarakat dan kalangan atas. Karena temanya biasa diambil
dari isu-isu yang beredar dan tatacara berprilaku. Dalam dimensi seni pertunjukan, symbol –
symbol yang ada digunakan untuk mendukung tema yang diangkat dalam drama.
18
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Drama tari topeng Korea atau yang disebut dengan gamyeon guk merupakan salah
satu kesenian yang harus terus dilestarikan oleh para anak muda di Korea dengan
cara mempelajarinya dengan baik sehingga drama tari topeng tersebut dapat
bertahan dari waktu ke waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membantu mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
20