STANDART 9
Regulasi tentang penetapan tenaga kesehatan yang memiliki
hak akses ke rekam medis, termasuk penetapan evalusi dan
pembaharuan rekam medis
Bukti form rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap
Bukti pelaksanaan evaluasi form rekam medis, dan rekam
medis yang diperbaharui (terkini)
Bukti tentang rekam medis pasien terisi dengan lengkap
dan dengan tulisan yang dapat dibaca
STANDART 10
regulasi tentang penetapan jangka waktu penyimpanan
berkas rekam medis pasien
Lihat tempat penyimpanan berkas rekam medis
1) Bukti pelaksanaan pemusnahan
2) Berkas rekam medis
3) Bukti berita acara pemusnahan
STANDART 11
Regulasi tentang penetapan pencegahan akses penggunaan
rekam medis bentuk
1) Lihat tempat penyimpanan berkas rekam medis
2) Lihat sistem IT, software dan hardware rekam medis
Bukti pelaksanaan perlindungan rekam medis dari gangguan
dan akses serta penggunaan yang tidak sah
lihat ruang dan tempat penyimpanan rekam medis
STANDART 12
Regulasi tentang penetapan standar kode diagnosis, kode
tindakan, definisi, simbol dan singkatan, serta monitor
Bukti tentang pelaksanaan dan evaluasi
STANDART 13
Regulasi tentang penetapan setiap pasien memiliki rekam
medis dengan satu nomor rekam medis sesuai dengan sistem
penomoran unit
Bukti dalam rekam medis berisi hasil asesmen, rencana
asuhan dan perkembangan kondisi pasien
Bukti rekam medis pasien menggunakan satu unit penomoran
Bukti tersedianya rekam medis rawat jalan, rawat inap, IGD,
penunjang
Bukti berkas rekam medis tersusun sesuai regulasi
STANDART 13.1
Regulasi tentang penetapan isi spesifik dari berkas rekam
medis pasien dalam pedoman rekam medis Rumah Sakit
Bukti dalam rekam medis identifikasi pasien
Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang mendukung
diagnosis
Bukti dalam rekam medis berisi informasi yang memadai
untuk memberi justifikasi asuhan dan pengobatan
Bukti pencatatan kegiatan MPP dalam rekam medis
STANDART 13.1.1
Regulasi tentang penetapan rekam medis pasien gawat darurat
Bukti dalam rekam medis gawat darurat memuat asesmen,
rencana asuhan dan perkembangan kondisi pasien
PAB
STANDART 1
REGULASI TENTANG PELAYANAN ANESTESI, SEDASI MODERAT DAN
DALAM YG MEMENUHI STANDAR PROFESI, PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
STANDART 2
REGULASI TENTANG :
1) PELAYANAN ANESTESI, SEDASI MODERAT DAN DALAM YG
SERAGAM DAN TERINTEGRASI DISELURUH TEMPAT PELAYANAN
DI RS
2) PENETAPAN PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN ANESTESI, SEDASI
MODERAT DAN DALAM DISERTAI URAIAN TUGAS, TANGGUNG
JAWAB DAN WEWENANG SERTA RENCANA KEGIATAN
1) FORM CEKLIS
2) BUKTI PELAKSANAAN SUPERVISI
STANDART 2.1
REGULASI TENTANG PENETAPAN PENGUKURAN MUTU DAN
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN
ANESTESI, SEDASI MODERAT DAN DALAM, SESUAI TKRS 11 EP 1
STANDART 3
REGULASI TENTANG PELAYANAN SEDASI YANG SERAGAM DI
SEMUA TEMPAT DI RS TERMASUK UNTUK PAB 3.2 EP 1- 3
STANDART 3.1
REGULASI BERUPA SPK DAN RKK STAF ANESTESI YANG
MELAKUKAN SEDASI
STANDART 3.2
BUKTI DALAM REKAM MEDIS TENTANG ASESMEN PRA SEDASI
DENGAN KONSEP IAR SESUAI PPK
STANDART 3.3
BUKTI PEMBERIAN PENJELASAN TENTANG RISIKO, KEUNTUNGAN
DAN ALTENATIF TINDAKAN SEDASI
STANDART 4
BUKTI DALAM REKAM MEDIS TENTANG ASESMEN PRA ANESTESI
DENGAN KONSEP IAR OLEH DOKTER ANESTESI SESUAI PPK
STANDART 4.1
BUKTI DALAM REKAM MEDIS TENTANG ASESMEN PRA INDUKSI
DENGAN KONSEP IAR OLEH DOKTER ANESTESI SESUAI PPK
STANDART 5.1
BUKTI PEMBERIAN PENJELASAN TENTANG RISIKO KEUNTUNGAN
DAN ALTERNATIF TINDAKAN ANESTESI, TERMASUK KONVERSI
DARI REGIONAL KE GENERAL
STANDART 6.1
REGULASI TENTANG PEMINDAHAN PASIEN DARI RUANG
PEMULIHAN
STANDART 7
REGULASI TENTANG PELAYANAN BEDAH DI RS YANG MELIPUTI
ASESMEN PRA BEDAH DENGAN METODE IAR, TERMASUK UNTUK EP
2 DAN 3
STANDART 7.1
BUKTI PEMBERIAN PENJELASAN TENTANG RISIKO, KEUNTUNGAN
DAN ALTERNATIF TINDAKAN BEDAH, TERMASUK KEMUNGKINAN
PERLUASAN OPERASI
( Edukasi oleh dokter DPJP dan dicatat pada bagian pemberian informasi dalam
form persetujuan tindakan kedokteran )
STANDART 7.2
REGULASI TENTANG LAPORAN OPERASI YANG MEMUAT
SEKURANG-KURANGNYA :
a) Diagnosis pasca operasi
b) Nama dokter bedah dan anistennya
c) Prosedur operasi yang lakukan dan rincian temuan
d) Ada dan tidak adanya komplikasi
e) Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
f) Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat transfusi
g) Nomor pendaftaran dari alat yang dipasnag ( implan )
h) Tanggal, waktu, tanda tangan dokter yang bertanggung jawab )
TERMASUK EP 3
STANDART 7.3
REGULASI TENTANG RENCANA ASUHAN PASCA OPERASI YANG
MELIPUTI :
STANDART 7.4
REGULASI TENTANG PENGGUNAAN IMPLAN BEDAH BERUPA HA-
HAL YANG MELIPUTI :
a) Pemilihan implan berdasarkan peraturan perundang-undangan
b) Modifikasi surgical safety checklist untuk memastikan ketersediaan implan di
kamar operasi dan pertimbangan khusus untuk penandaan lokasi operasi
c) Kualifikasi dan pelatihan setiap staf dariluar yang dibutuhkan untuk
pemasangan implan ( staf dari pabrik / perusahaan implan untuk mengkalibrasi
)
d) Proses pelaporan jika ada kejadian yang tidak diharapkan terkait imlpan
e) Proses pelaporan malfungsi implan sesuai dengan standar / aturan pabrik
f) Pertimbangan pengendalian infeksi yang khusus
g) Instruksi khusus kepda pasien setelah operasi
h) Kemampuan penelusuran ( traceability ) alat jika terjadi penarikan kembali
( recall ) alat denag
i) Nama dokter bedah dan anistennya
j) Prosedur operasi yang lakukan dan rincian temuan
k) Ada dan tidak adanya komplikasi
l) Spesimen operasi yang dikirim untuk diperiksa
m) Jumlah darah yang hilang dan jumlah yang masuk lewat transfusi
n) Nomor pendaftaran dari alat yang dipasnag ( implan )
o) Tanggal, waktu, tanda tangan dokter yang bertanggung jawab )
STANDART 8.1
REGULASI TENTANG PENETAPAN PENGUKURAN MUTU DAN
PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN DALKAM PELAYANAN
BEDAH, SESUAI TKRS 11 EP 1
STANDART 3 . 3
1 ) REGULASI TENTANG REKRUTMEN, RETENSI, PENGEMBANGAN STAF
DAN KOMPENSASI
2) PROGRAM TENTANG REKRUTMEN
3) PROGRAM TENTANG DIKLAT DAN PENGEMBANGAN STAF
4 ) PROGRAM TENTANG KOMPENSASI UNTUK RETENSI STAF
STANDART 5
1) PROGRAM PENINGKATAN MUTU PRIORITAS
2) PROGRAM PENINGKATAN MUTU RISET KLINIS DAN PENDIDIKAN
PROFESI KESEHATAN ( untuk RS pendidikan )
STANDART 6 . 2
REGULASI TENTANG PENETAPAN PELAYANAN YANG AKAN
DIBERIKAN OLEH DOKTER PRAKTIK MANDIRI DARI LUAR RS