Teknik Penyemenan Cementing Jilid I PDF
Teknik Penyemenan Cementing Jilid I PDF
CEMENTING
JILID 1
a cementing line
b
CEMENTING pin 2 LUMPUR PENDORONG
HEAD c
pin 1
permukaan lumpur
casing yg
mau disemen bottom
plug
foot collar
dinding
lubang
SEMEN
shoe track
SEMEN
casing shoe
KATA PENGANTAR
i
Penyemenan merupakan faktor yang sangat penting dalam operasi
pemboran. Keberhasilan suatu operasi pemboran sangat tergantung kepada
keberhasilan penyemenan sumur.
Buku Teknik Penyemenan ini merupakan Jilid I, yang berisikan tentang fungsi
dari penyemenan, komponen-komponen bubur semen, dan parameter-
parameter atau sifat-sifat dari bubur semen, dan metda penyemenan.
Untuk mendalami teknik penyemenan lebih lanjut, dapat dibaca pada buku
Teknik Penyemenan Jilid II.
Buku ini dapat merupakan pegangan bagi pekerja pemboran dan mahasiswa
di Jurusan Teknik Perminyakan, karena isinya merupakan hal-hal yang harus
dikuasai.
Buku0buku Teknik Penyemenan saat ini sulit didapat yang sudah berbahasa
Indonesia. Sedangkan kebutuhan pengetahuan tentang teknik penyemenan
sangat diperlukan bagi pekerja pemboran dan mahasiswa di Jurusan Teknik
Perminyakan. Itulah sebabnya penulis berusaha membuat buku-buku
dibidang pemboran minyak dan gas bumi, maupun panas bumi.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi diri penulis sendiri.
ii
PENGUMUMAN
Bersama ini kami khabarkan bahwa telah terbit Buku-buku Teknik Pemboran
sebagai berikut:
Hormat penulis.
------------------
iv
DAFTAR ISI
HAL
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………
i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
iv
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………..
vi
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………
1
PENUTUP
……………………………………………………………………………………………….
44
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………………………………… 45
vi
DAFTAR GAMBAR Hal.
Penyemenan ada juga yang dilakukan secara bertingkat, dengan kata lain
penyemenan tidak sekaligus. Penyemenan annulus bagian bawah bubur
semen keluar melalui casing shoe, dan penyemenan kolom annulus diatasnya
melalui suatu sambungan yang disebut dengan dual stage cementing collar.
2
Bubur semen atau cement slurry merupakan campuran dari tepung semen,
air dan additive. Untuk mendapatkan ikatan penyemenan yang baik, maka
ditambahkan bahan-
bahan tertentu ke dalam bubur semen. Bahan-bahan yang ditambahkan ini
disebut dengan additive.
Dengan mengisi ruang annulus dengan semen maka casing akan kokoh di
dalam lubang.
Casing yang berada didepan formasi mengandung cairan yang bersifat
korosif, seperti magnesium sulfat, barium chlorida, kalau tidak disemen akan
berkarat, dan lama kelamaan casing bocor. Ini akan merugikan dalam dunia
perminyakan. Dengan adanya semen diantara casing dengan dinding lubang,
maka cairan formasi yang korosif tidak kontak dengan casing, tapi kontak
dengan semen. Disini perlu juga diperhatikan bahwa semen yang
ditempatkan didepan formasi yang mengandung cairan korosif harus tahan
terhadap cairan tersebut.
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 1.
Dibelakang casing bisa terdapat formasi-formasi yang mempunyai tekanan
yang berbeda-beda. Bila formasi-formasi ini mengandung fluida maka kalau
tidak terdapat semen dibelakang casing yang mengisolasi formasi-formasi ini,
maka fluida dari formasi
4
yang satu dapat mauk ke dalam formasi yang lain. Lubang, semen akan
mengisolasi formasi-formasi tersebut. Sehingga fluida dari formasiSEMEN
LUMPUR
tertahan
oleh semen.
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 2.
FORMASI YG FORMASI YG
MENGANDUNG MENGANDUNG
CAIRAN COROSIF
CASING CASING
CAIRAN COROSIF
CASING 5
CASING
LUMPUR
FORMASI 1 FORMASI 1
BUBUR SEMEN
6
ANNULUS
ANNULUS
CASING
CASING
DINDING
DINDING LUBANG
LUBANG
PUNCAK PERFORASI
SEMEN
CASING CASING
TUBING TUBING
SEMEN SEMEN
PACKER PACKER
PERFORASI PERFORASI
MINYAK MINYAK
AIR AIR
Di awal produksi suatu sumur, produksi air masih kecil. Tetapi setelah sumur
berproduksi cukup lama, air berproduksi cukup besar, karena permukaan air
dengan minyak naik ( WOC naik). Untuk mengurangi produksi air yang cukup
banyak itu maka lubang perforasi yang mengeluarkan air tersebut disemen
kembali.
Gambarannya dapat dilihat pada gambar 5.
AIR AIR
AIR
Setiap sumur tidak selalu berhasil dalam menemukan minyak atau gas, dan
mungkin yang ditemukan hanya air asin. Lubang yang telah dibuat tidak
boleh dibiarkan terbuka begitu saja, sehingga harus disemen untuk
mencegah kemungkinan menyemburkan air asin di kemudian hari.
Gambaran tentang yang disebutkan tadi dapat dilihat pada gambar 6.
TUBING
SEMEN
DINDING
LUBANG
10
LUMPUR
RANGKAIAN PEMBORAN
WHIPSTOCK
SEMEN
Zat cair yang digunakan pada umumnya adalah air, dan ada juga yang
menggunakan minyak pada semen khusus.
Tujuan dari zat cair disini adalah agar bubur semen yang terjadi dapat
dipompakan.
11
Bubuk semen merupakan padatan yang mempunyai sifat menyemen. Dan
additive merupakan bagian yang ditambahkan untuk mendapatkan sifat-sifat
semen yang diinginkan.
Sifat-sifat dari bubur semen yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi
formasi yang akan disemen, agar hasil penyemenan sesuai dengan yang
inginkan.
12
3.1.1.2. Di Calcium Silicate.
- Rumus kimianya 2Ca0 Si02.
- Kodenya adalah C2S.
- Komponen ini tidak tahan terhadap sulfate. Sulfate merupakan
cairan formasi yang korosif, yang dapat menyebabkan casing
berkarat.
d. Kelas D
- Digunakan untuk kedalaman 6.000 ft sampai 10.000 ft
- Digunakan untuk temperatur dan tekanan formasi yang moderate
sampai tinggi.
- Tersedia untuk semen yang tidak tahan terhadap sulfate. Dan yang
tahan terhadap sulfate dari tingkat moderate sampai tinggi.
e. Kelas E
- Digunakan untuk kedalaman 6.000 ft sampai 14.000 ft.
- Digunakan untuk temperatur dan tekanan yang tinggi.
- Tersedia tipe yang tidak tahan terhadap sulfate, dan yang tahan
terhadap sulfate untuk tingkat tinggi.
f. Kelas F.
- Digunakan untuk kedalaman 10.000 ft sampai 16.000 ft.
- Utnuk menyemen formasi dengan temperatur dan tekan yang
sangat tinggi.
14
g. Kelas G.
- Semen kelas G merupakan semen dasar, yang dapat dipakai
sampai kedalaman 8.000 ft.
- Kalau diinginkan untuk kondisi yang lain maka dapat ditambah
dengan additive yang sesuai.
- Tersedia untuk ketahanan terhadap sulfate untuk tingkat moderate
sampai tinggi.
h. Kelas H.
- Semen kelas H juga merupakan semen dasar, sama seperti semen
kelas G.
- Tersedia untuk tingkat moderate sulfate resistance.
Kelas semen dari A sampai F merupakan semen yang tidak ditambahi dengan
additive dalam penggunaannya, sedangkan untuk kelas G dan H ditambahi
dengan additve bila diperlukan.
15
3.2.1 Strength
Bubur semen setelah ditempatkan pada tempat yang diinginkan harus
mempunyai strength tertentu. Sebetulnya strength dari semen yang
diinginkan sama dengan strength dari formasi yang akan disemen, maka
umumnya diambil suatu patokan bahwa bila strength dari semen mencapai
500psi dengan waiting on cement 24 jam, maka strength semen sudah cukup
baik. Dan pemboran sudah dapat dilanjutkan.
Waiting On Cement (WOC) diukur diwaktu plug diturunkan sampai plug dapat
dibor kembali.
Air yang dicampurkan tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh kurang,
karena akan memberikan ikatan semen yang tidak baik dengan formasi.
Kadar maksimum dari air yang dicampurkan dicari sebagai berikut: Bila
diambil dalam tabung bubur semen sebanyak 250 ml, didiamkan selama 2
jam terjadilah air bebas pada bagian atas dari tabung. Air bebas ini tidak
boleh lebih dari 2,5 ml. Kalau air dicampurkan melebih maksimumnya, tentu
pemisahan air bebas setelah 2 jam akan lebih dari 2,5 ml. Akibatnya akan
terbentuk kantong-kantong air di dalam semen. Diwaktu semen mengeras air
akan keluar sehingga timbul rongga-rongga di dalam semen. Hal ini tidak
diinginkan karena menyebabkan semen mempunyai permeabilitas.
16
Jadi air yang dicampurkan dalam membuat bubur semen harus berada antara
kadar minimum dan kadar maksimum.
Menurut Allen T.O dan Robert A.P jumlah air yang dicampurkan untuk kelas-
kelas semen tertentu, yang disesuaikan dengan berat jenis, temperatur dan
kedalaman tertentu pula. Untuk jelasnya lihat tabel-1
TABEL – 1
WATER CEMENT RATIO
TABEL – 2
Kadar Maksimum dan Kadar Minimum Air
Berat jenis bubur semen tergantung kepada bubuk semen, air yang
dicampurkan serta additive.
Secara rumus dapat dituliskan sebagai berikut:
Gbk + Gw + Ga
BJ = ------------------- ………………………………
(3-1)
Bs Vbk + Vw + Va
Dimana :
BJ = Berat Jenis bubur semen
bs
Gbk = berat bubuk semen
Gw = berat air
Ga = berat additive
Vbk = volume bubuk semen
Vw = volume air yang dicampurkan.
Va = volume additive yang dicampurkan.
18
Contoh soal
Untuk membuat bubur semen diperlukan air 5,2 ga/sak. Bubuk semen yang
diperlukan adalah 500 sak. Berapa gallon air yang diperlukan.
Penyelesaian
Air yang diperlukan adalah : WCR x Jumlah sak semen
: 5.2 gal/sak x 500 sak
: 2600 gal.
Contoh
Bubur semen dibuat dari air (5.2 gal/sak, 8.4 ppg), dan tepung semen
(SG=3.1, 94 lg/sak). Berapakan berat jenis bubur semen yang terjadi?
Penyelesaian
Berat Jenis : 5.2 gal/sak x 8.4 lb/gal
: 43.68 lb/sak
Berat tepung semen : 94lb/sak
19
Secara tabulasi:
137.68
Berat jenis bubur semen = -------- = 15.57
8.84
Contoh:
Bubur semen dibuat dari air (5.2 gal/sak, 8.4 ppg), dan tepung semen
(SG=3.1, 94 lb/sak). Serta bentonite (SG= 2.61 ; 2%). Berapakah berat jenis
bubur semen yang terjadi?
Penyelesaian.
Berat air : 5.2 gal/sak x 8.4 lb/sak
: 43.68 lb/sak
Berat tepung semen : 94 lb/sak
Berat bentonite : 0.02 x 94lb/sak = 1.88 lb/sak
Berat bubur semen yang terjadi :
43.68 lb /sak + 94 lb/sak + 1.88 lb/sak = 139.56/lb/sak.
Berat jenis tepung semen : 3.1 x 8.33 ppg
: 25.823 ppg
20
Volume tepung semen : 94 lb/sak
----------------- = 3.64 gal/sak
25.823 lb/sak
Berat Jenis bentonite : 2.6 x 8.33 ppg
: 21.658 ppg
Volume bentonite : 1.88 lb/sak
---------------- = 0.087 gal/sak
21.568 lb/sak
Volume air : 5.2 gal/sak
Secara Tabulasi
Komponen Volume, gal / sak Berat, lbs / sak
Air 5.2 43.68
Tepung 3.64 94.00
Semen
Bentonite 0.087 1.88
Bubur semen 8.927 139.56
139.56
Berat jenis bubur semen = ------------------ = 15.63 ppg
8.927
21
3.2.4. Thickening Time
thickening Time adalah waktu yang diperlukan bagi bubur semen untuk
mencapai consistency 100 Uc. Consistency 100 Uc merupakan batasan bagi
bubur semen untuk dapat dipompakan lagi. Sehingga thickerning time sering
juga disebut dengan pumpability.
Sifat bubur semen ini sangat perlu, karena waktu pemompaan bubur semen
harus selalu lebih kecil dari thickening time. Kalau tidak bubur semen tidak
akan sampai ke tempat penempatannya, dan akan mengeras di dalam
casing. Hal ini merupakan kejadian yang sangat fata, dan tidak boleh terjadi.
Untuk sumur-sumur yang dalam atau dengan kata lain untuk kolom semen
yang sangat panjang, tentu waktu pemompaan bubur semen akan lama,
untuk keadaan seperti itu perlu untuk memperpanjang thickening time.
Sebaliknya untuk sumur yang dangkal perlu untuk memperpendek
thickerning time. Kalu tidak pengerasan bubur semen akan sangat lama, dan
ini merupakan kehilangan waktu.
22
Jadi dapat disimpulkan bila formasi yang akan dilalui oleh bubur semen
merupakan formasi yang porous dan permeable, maka perlu penambahan
additive yang sesuai
sebelum bubur semen dipompakan, atau dengan kata lain sebelum dilakukan
penyemenan.
Disarankan juga, untuk kolom semen yang akan diperforasi jangan digunakan
semen yang mempunyai strength awal yang tinggi.
Kalau semen yang diperforasi pecah dan remuk, maka pada daerah batas
minyak dengan air atau batas minyak dengan gas akan terproduksi fluida
yang tidak kita ingingkan.
Yang umum adalah cepat terproduksi air. Agar semen tidak mempunyai
strength awal yang tinggi dapat ditambahkan additive yang sesuai.
Cairan garam sulfate ataupun MgC12 diatas tidak melunakkan semen untuk
temperatur tinggi. Jadi persoalan pelunakan semen sangat kritis untuk
formasi-formasi dangkal.
3.3. Additive
Additive merupakan bahan-bahan yang ditambahkan dalam membuat bubur
semen, untuk mendapatkan sifat-sifat bubur semen sesuai dengan yang
diinginkan. Bubur semen yang dibuat dari bubuk semen dan air saja disebut
dengan neat cement.
3.3.1 Exteder
Extender adalah addiitive untuk menaikkan volume dari bubur semen. Pada
umumnya penambahan extender diiringi dengan penambahan air. Kenaikkan
volume tidak seimbang dengan kenaikkan berat bubur semen, sehingga akan
cepat penurunan berat jenis bubur semen.
Bentonite
Bentonite merupakan bermineral clay. Sifat utamanya adalah dapat
menghisap air dengan banyak, sehingga volume bubur semen yang terjadi
bisa naik sampai 10 kali. Akibatnya berat jenis bubur semen dapat turun
lebih besar.
24
Penambahan bentonite harus diiringi dengan penambahan air. Untuk 2x
bentonite kira-kira penambahan air adalah 1.3 gallon per sack.
Pozzolan
Pozzolan merupakan extender yang tidak terlalu banyak menurunkan
compressive strength semen. Sedangkan penambajan pozzolan terhadap
bubur semen adalah sama dengan penambahan bentonite.
Bentonite
% 80 100 140
2 350 600 1125
4 225 390 600
6 150 300 550
8 100 220 425
Semen (bubur semen) yang dibuat dari campuran bubuk semen dan pozzolan
disebut dengan pozzolan cement.
27
Pada tabel dibawah ini diperlihatkan jumlah air yang diperlukan untuk
perbandingan pencampuran tertentu, dan berat jenis serta yield yang
dihasilkannya.
Selain pozzolan cement ada juga semen yang dibuat dari pencampuran
pozzolan dengan tanpa bubuk semen. Di pasaran dikenal dengan nama
Pozmix-140 cement, umumnya keluaran Halliburton. Semen ini berat lime
10% sampai 15% dari pozzolan. Campuran ini memberikan thickening time 3
sampai 4 jam, untuk range temperatur 140 derajat – 400 derajat F.
Diatomaceous Earth
Bahan ini berasal dari silika suatu sedimen. Diatomiceous Earth mempunyai
surface area yang besar, sehingga memerlukan banyak air dalam pembuatan
bubur semen.
Umumnya dicampurkan antara 10% sampai 40% dari berat bubuk semen. Di
pasaran sering disebut dengan:
- Diecel D, buatan Phillips Pet. Co
- Letepoz 2, buatan Dowell Schlumberger.
Dalam halaman berikut ini ditabelkan sifat-sifat Diatomaceous Earth Cement.
28
Tabel –7 sifat-sifat Diatomaceous Earth Cement.
Gilsonite
Gilsonite tidak memerlukan banyak air. Sehingga menurunkan compressive
strength semen akan lebih kecil dibandingkan dengan extender yang lain,
untuk pengukuran berat jenis yang sama.
Penambahan air adalah 2 gal per 59 lb gilsonite. Pada halaman berikut ini
diperlihatkan pengaruh penambahan gilsonite terhadap compressive strength
semen.
29
Expended Perlite
Expended merupakan extender yang berasal dari vulkanik. Umumnya
ditambahkan juga bentonite 2% sampai dengan 6% untuk mencegah
pemisahan air.
Pada umumnya juga penambahan perlu penambahan air yang banyak,
dibawah tekanan expended perlite bertindak sebagai spons. Sehingga bubur
semen akan mempunyai berat jenis yang lebih besar dan volume yang lebih
kecil untuk kondisi bertekanan dibandingkan dengan kondisi di permukaan.
Dengan tabel berikut ini dapat dilihat hubungan penambahan expanded
perlite.
30
3.3.2. Retarder
Retarder adalah additive berfungsi untuk memperlambat atau
memperpanjang thickening time. Hal ini diperlukan untuk penyemenan
sumur bertemperatur tinggi, atau untuk sumur yang dalam atau kolom
penyemenan yang panjang. Atau bila air banyak yang terisap oleh
penambahan additive lain sehingga thickening time berkurang. Sebagaimana
telah disebutkan di halaman terdahulu bhawa bila thickening time lebih kecil
dari waktu pemompaan bubur semen, maka bubur semen akan mengeras
sebelum sampai ke tempat yang diinginkan.
Modified Lignin
Modified lignin adalah retarder untuk temperatur yang tinggi. Dan juga dapat
sebagai additive untuk menurunkan viskositas dari bubur semen.
Modified lignin tidak perlu menambahkan air yang banyak. Bahan ini
dianjurkan untuk kedalaman 12000 ft ke atas atau untuk temperatur 260
derajat F lebih.
31
Pada tabel berikut ini diperlihatkan modified lignin sebagai retarder untuk
kedalaman 12000 ft sampai 18000 ft untuk penyemenan casing dan squeeze
cementing dalam keadaan statis maupun saat dinamis, untuk semen kelas D
atau F. dengan kenaikan kedalam sumur dan penambahan berbagai harga
modified lignin didapatkan thickening time bubur semen antara tiga sampai
empat jam.
CMHEC
CMHEC adalah singkatan dari Carboxy Methyl Hidroxy Ethyl Cellulose. Bahan
ini digunakan untuk temperatur yang ekstrim. CMHEC memerlukan banyak
air dalam pencampurannya.
Garam (NaCl)
Konsentrasi NaCl yang dicampurkan harus lebih besar dari 5%. Kalau 1.5
sampai 3% NaCl mempercepat thickening time. NaCl berguna untuk
memeperbaiki ikatan semen untuk menyemen formasi garam.
32
Untuk formasi shale digunakan juga air garam agar formasi shale tidak
menghisap air dari bubur semen. Sebab formasi shale menghisap air tawar.
Additive ini dapat pula menaikkan berat jenis bubur semen. Umumnya
digunakan 3.1 lb untuk setiap gallon air.
3.3.3. Accelerator
To accelerator maksudnya mempercepat. Accelerator artinya adalah additive
untuk mempercepat thickening time. Pada umumnya accelerator
ditambahkan bila menyemen sumur yang dangkal. Kalau tidak ditambahkan
accelerator akan terlalu lama menunggu bubur semen menjadi keras.
Tabel 14
Pengaruh Calcium Chlorida terhadap Compressive Strength Bubur Semen
Compressive Strength, psi
Curing Time % CaCI2 Temperatur derajat F
Jam 60 80 100 120
6 0 NS 45 385 905
12 0 65 365 830 1660
18 0 185 915 1525 3060
Desified Cement
Desified cemen maksudnya bubur semen yang dikurangi WCR – nya. Dengan
mengurangi air yang dicampurkan dalam membuat bubur semen, maka
dihasilkan semen yang padat.
Dengan demikian akan didapatkan berat jenis bubur semen yang lebih besar
dan thickening bubur semen yang lebih kecil.
35
Tabel 15
Pengaruh Sodium Chlorida
Terhadap Thickening Time Bubuk Semen
Tabel 16
Pengaruh Sodium Chlorida terhadap
Compressive Strength Bubur Semen
Tabel 17
Sifat-sifat bubur semen Desified cement
Air Frictin Berat jenis Yield
gal / sack reducer (5) ppg cuft / sack
5,20 0,00 15,6 1,18
4,75 0,75 16,0 1,12
4,24 1,00 16,5 1,05
3,78 1,00 17,0 0,99
3,38 1,00 17,5 0,93
3,02 1,00 18,00 0,89
37
Material-material yang ditambahkan tersebut umumnya adalah bentonite,
latex, CMHEC dan organic polymer.
Bentonite
Bentonite bila ditambahkan ke dalam bubur semen akan membentuk filter
cake yang bertindak sebagai film dalam menutupi permukaan formasi yang
porous dan permeable.
Latex
Latex bila ditambahkan dalam bentuk bubur semen akan membentuk film.
Selain dari itu akan menjadikan semen mempunyai sifat perforating qualities
yang baik, penahan korosi dan kontaminasi.
CMHEC
Carboxyl Methyl Hidrocyl Cellulose (CMHEC), juga merupakan bahan yang
dapat membentuk film yang tipis pada permukaan formasi yang porous dan
permeable, bila ditambahkan dalam pembuatan bubur semen.
Karena CMHEC bertindak sebagai retarder, maka dianjurkan untuk
menambahkan natrium silicate, bila tidak diinginkan thickening time yang
lama. Ini dilakukan untuk temperatur dibawah 170 derajat F. Untuk
temperatur di atas 170 derajat F tidak perlu. Karena pengaruh retarder tidak
merugikan.
Additive sebagai friction reducer ini antara lain adalah organic dispersant,
yang dapat menyebabkan aliran turbulent pada rate yang rendah.
Selain itu dapat digunakan garam, calcium lignosulfonate dan cellulose
material yang bermolekul tinggi.
Mud Kil.
Mud-Kil adalah suatu bahan yang dapat menetralkan quobracho, tannine
yang mana kimiawi-kimiawi ini bertindak sebagai retarder pada bubur semen.
39
Activated Charcoal
Activated Charcoal adalah bahan untukmenghindari kontaminasi dengan
lumpur. Bahan ini akan bertindak menghalangi pengaruh zat kimia perawat
lumpur terhadap bubur semen.
Umumnya activated charcoal yang ditmabahkan berkisar antara 3% sampai
5%. Kalau lebih dari 5% maka bahan ini bertindak sebagai accelerator
terhadap bubur semen. Bahan ini tidak digunakan untuk retarder cement,
karena akan memperpendek thickening time bubur semen.
Ilmenite
Ilmenite merupakan bahan yang terbaik sebagai weight material. Material ini
adalah inert solid dan tidak memberikan pengaruh terhadap thickening time.
Rumus kimia solid dari Ilmenite adalah FeTi03, mempunyai SG 4,7. Distribusi
ilmenite dalam bubur semen dapat merata atau uniform. Berat Jenis bubur
semen yang terjadi dapat mencapai 22 ppg.
Barite.
Barite merupakan bahan yang paling umum digunakan untuk menaikkan
berat jenis bubur semen, maupun lumpur pemboran. Bubur semen menjadi
18ppg. Kata lain untuk barite adalah barium sulfate.
40
Dalam penambahan barite, perlu diiringi dengan penambahan air untuk
membasahi partikelnya, karena barite mempunyai surface area yang besar.
Air ini dapat juga melarutkan retarder dari bubur semen. Sehingga thickening
time-nya jadi singkat. Penambahan air yang banyak dapat menurunkan
compressive strength dari semen.
Pasir
Pasir yang digunakan untuk menaikkan berat jenis bubur semen umumnya
adalah Pasir ottawa (Ottawa sand). Berat jenis yang terjadi dapat mencapi 18
ppg. Biasanya digunakan untuk menyemen lubang untuk pemasangan
whipstock SG dari ottawa sand adalah 2,6 sehingga untuk menaikkan berat
jenis bubur semen diperlukan pasir yang banyak.
Densified Cement
Bubur semen yang dikurangi air dalam pembuatannya akan memberikan
berat jenis bubur semen yang lebih tinggi. Dalam pembuatannya harus
diiringi dengan menambahkan friction reducer 0,75 sampai 1% berat bubuk
semen.
Resin Cement.
Resin Cement merupakan pencampuran bubuk semen dengan resin atau
damar dan air. Keisitimewaan semen ini adalah bubur semen dapat
menembus mud cake, sehingga ikatan semen formasi sangat baik.
Berhubung harga damar atau resin mahal, maka semen ini jarang digunakan.
42
Quick Setting Cement
Quick setting cement merupakan semen yang sangat cepat mengeras.
Semen ini dibuat dari pencampuran bubuk semen dengan Plaster of Paris
(CaS04 ½ H2O), dengan perbandingan 1:1. Semen ini baik digunakan untuk
menutup formasi yang menimbulkan blowout dan lost circulation.
Keistimewaan lain adalah bahwa semen ini mempunyai kekerasan awal (early
strength) yang tinggi. Kekurangannya adalah bahwa semen ini hanya dapat
menyemen formasi yang dangkal.
Gypsum Cement
Gypsum cement merupakan semen yang dibuat dari pencampuran gypsum
(CaS04 2H2O) dengan bubuk semen.
Selain dari itu additive yang terlalu banyak dapat menyebabkan strength
restrogression pula. Contohnya bentonite yang ditambahkan terlalu banyak
akan menyebabkan strength semen turun.
43
Itulah sebabnya bentonite harus dibatasi dan bentonite jangan digunakan
untuk temperature yang lebih dari 230 derajat F. strength semen akan naik
dengan
bertambahnya waktu. Hal ini berlangsung sampai waktu setahun atau lebih.
Setelah itu dari semen akan konstan.
44
PENUTUP
45
DAFTAR PUSTAKA