POLA LANTAI

: Andina Putri
: Raina Putri
: Hanna Firas
: Arah hadap
: Arah gerak

No Nama Gerak Pola Lantai Keterangan

1.

2. Capang ngumis Jadi

3. Raras konda capang proses

4. Raras konda lontang Jadi

 Tari Keurseus yaitu kelompok tari yang merupakan hasil proses perkembangan dari
gerak-gerak tari Tayuban yang berkembang pada kalangan menak sunda. Tayub itu sendiri yaitu
kata pekerjaan menarinya laki-laki yang dikain dan dibendo, dibaju bagus bagus menghadapi
beberapa orang ronggeng.

Di arena Tayuban pertunjukan dimulai dengan tatalu atau penyajian lagu-lagu instrument
dengan gamelan. Disaat memasuki acara Ibing Tayub, para nayaga langsung memainkan
gending untuk mengiringi penari khusus yang disiapkan untuk menentukan siapa saja yang akan
mendapat kehormatan menerima soder. Itu tandanya ia menjadi penari pokok, dan penari ini
biasa disebut sebagai juru baksa. Dia yang memberikan soder kepada pemangku hajat atau bisa
juga pejabat yang tinggi jabatannya seperti bupati dan sebagainya. Lalu penari pokok biasanya
ditemani oleh ronggeng aatau bisa juga tidak ditemani ronggeng menari sampai suasananya
meriah dan menerima uang tip.

Berdasarkan penyajiannya tari Keurseus dapat dibedakan menjadi tiga tahapan, yaitu
tari Lenyepan, tari Gawil, dan tari Kawitan.

Tari lenyepan ini berkarakter halus dan biasanya ditarikan oleh laki-laki. Gerakan-
gerakannya seringkali dipakai untuk menggambarkan suatu tokoh dalam sebuah cerita, wayang
atau pantun misalnya, yang karakternya sama, seperti tokoh Arjuna, Rama, Abimanyu,
Mundinglaya, dan sebagainya.

Tari Lenyepan merupakan perkembangan dari tari Tayub, yakni perkembangan dari ibing saka
(tari tak berstruktur tetap) ke ibing patokan (tari berstruktur tetap). Tari tersebut diiringi oleh
lagu yang berirama lambat—dalam istilah karawitan Sunda disebut wirahma opat wilet—seperti
lagu Renggong Bandung, Sulanjana, Banjar Sinom, dan sebagainya. Busananya meniru busana
menak, terdiri atas baju takwa, bendo, dan kain batik, soder, dan keris.