Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Invigorasi Benih

Ramlah Arief dan Fauziah Koes


Balai Penelitian Tanaman Serealia
Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan
Email: ramlah.arief@yahoo.com

Abstrak
Invigorasi benih merupakan perlakuan yang diberikan terhadap benih sebelum penanaman de-
ngan tujuan memperbaiki perkecambahan dan pertumbuhan kecambah. Invigorasi benih dapat dila-
kukan dengan cara perendaman benih dalam air, priming dengan berbagai macam larutan dan peng-
gunaan matrikonditioning. Perendaman benih jagung dalam air sebelum penanaman merupakan
teknologi sederhana yang telah diterapkan di beberapa daerah semi arid Afrika dan beberapa wila-
yah penanaman jagung diIndonesia. Invigorasi benih melalui proses priming berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan awal tanaman, pertumbuhan kecambah, dan kecepatan tumbuh berkecam-
bah pada tanaman jagung dan gandum. Keberhasilan perlakuan priming pada benih dipengaruhi oleh
interaksi yang kompleks dari berbagai faktor, seperti spesies tanaman, potensial air dari bahan prim-
ing, lama waktu priming, suhu udara dan suhu media tanam serta vigor benih.

Kata kunci : benih, jagung, gandum, invigorasi

Pendahuluan nyeragamkan pertumbuhan kecambah dan


Upaya peningkatan produktivitas ta- meningkatkan laju pertumbuhan kecambah.
naman memerlukan dukungan suplai benih Invigorasi benih dapat dilakukan dengan cara
unggul secara genetik, fisik, dan fisiologis ser- perendaman benih dalam air (Rudrapal and
ta mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada Nakamura, 1988), priming dengan berbagai
lingkungan tumbuh yang beragam. Rendah- macam larutan (Heydecker et al., 1973), dan
nya produktivitas tanaman terutama disebab- penggunaan matriconditioning (Khan et al.,
kan oleh rendahnya mutu benih yang diguna- 1992).
kan dan daya adaptasi pada lingkungan yang Priming ialah teknik invigorasi benih
rendah terutama pada kondisi lingkungan yang merupakan suatu proses yang mengon-
suboptimal. trol proses hidrasi-dehidrasi benih untuk ber-
Salah satu periode kritis dalam siklus langsungnya proses-proses metabolik menje-
kehidupan tanaman ialah waktu antara benih lang perkecambahan. Tekonologi ini sangat
mulai ditanam dengan munculnya kecam- sederhana dan mudah diterapkan di tingkat
bah, karena pada saat tersebut benih diha- petani, terutama pada wilayah tadah hujan
dapkan pada beragam kondisi lingkungan atau lingkungan yang tidak mempunyai fasili-
tumbuh yang berpengaruh terhadap muncul- tas irigasi yang memadai. Beberapa hasil pe-
nya kecambah serta vigor kecambah. Invi- nelitian menunjukkan bahwa perlakuan prim-
gorasi benih ialah perlakuan yang diberikan ing pada benih dapat meningkatkan resistensi
terhadap benih sebelum penanaman dengan terhadap penyakit pada beberapa tanaman,
tujuan memperbaiki perkecambahan dan per- dan pada tanaman lainnya dapat mengatasi
tumbuhan kecambah. Beberapa perlakuan defisiensi beberapa unsur hara mikro (Harris
invigorasi benih juga digunakan untuk me- et al., 2004).

473
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Perlakuan priming yang terbaik me- Perendaman benih jagung selama se-
nurut Basra et al. (2003) ialah hydropriming malam sebelum penanaman telah banyak di-
selama 24 jam yang diikuti dengan matrikon- lakukan di tingkat petani. Hasil penelitian
ditioning dengan karung goni selama 24 jam. Murungu et al. (2004), di lingkungan semi
Pendekatan lain dalam mengontrol proses arid Zimbabwe, menunjukkan bahwa pada
hidrasi benih ialah menggunakan bahan ma- penelitian tahun I (1999/2000), perlakuan
triks padatan dengan potensial matriks ren- priming benih jagung pada 8 lokasi pertana-
dah (Kubik et al., 1989). Priming dengan man meningkatkan pertumbuhan kecambah
kombinasi bahan padatan, benih, dan air un- dengan meningkatkan persentase tanaman
tuk mengatur air, oksigen, dan suhu, berpen- tumbuh di lapangan sebesar 14%. Pada pene-
garuh terhadap proses perkecambahan. Pada litian tahun berikutnya (2000/2001), priming
perlakuan priming, peristiwa fisiologis dan meningkatkan persentase tanaman tumbuh
biokimia pada benih berperan saat suspensi pada 6 lokasi pertanaman sementara pada
perkecambahan oleh potensial osmotik yang dua lokasi lainnya justru menurunkan, se-
rendah dan potensial matriks yang sesuai hingga pengaruh priming secara keseluruhan
dari media yang terimbibisi. Biasanya bahan- tidak memberikan pengaruh yang nyata. Per-
bahan berupa larutan garam (osmoconditio- bedaan pengaruh priming ini dapat diakibat-
ning) atau campuran bahan organik padatan kan oleh perbedaan sifat fisik tanah. Murungu
dan air (matriconditioning) digunakan untuk et al. (2004), menyimpulkan bahwa keuntu-
memperoleh keseimbangan potensial air ngan priming ialah perbaikan pertumbuhan
antara benih dan media osmotik yang diper- awal tanaman dan percepatan tumbuhnya
lukan untuk conditioning (Khan, 1992). kecambah, namun tidak berpengaruh terha-
Dalam tulisan ini akan dibahas be- dap pertumbuhan dan hasil tanaman.
berapa hasil penelitian mengenai pengaruh Selain merendam dalam air, perlaku-
invigorasi terhadap vigor benih, pertumbu- an priming juga dapat dilakukan dengan me-
han dan perkembangan tanaman. lakukan perendaman benih dalam larutan
yang mengandung zat pengatur tumbuh, se-
Invigorasi Benih Jagung perti IAA, atonik, dan lain lain. Hasil peneli-
Rendahnya persentase tanaman tum- tian Kulkarni dan Eshanna (1988) menunjuk-
buh di lapangan merupakan masalah utama kan bahwa pemberian IAA 10 ppm memper-
bagi petani kecil, terutama pada lahan tadah baiki panjang akar, laju pertumbuhan kecam-
hujan dan mempunyai fasilitas pengairan ter- bah dan vigor kecambah, terutama priming
batas. Hasil penelitian Harris et al. (1999) di yang dilakukan pada lot benih yang telah
lingkungan semi arid menunjukkan bahwa mengalami penurunan vigor dalam penyim-
dengan merendam benih dalam air selama panan.
semalam dapat mempercepat perkecamba- Di Afrika, teknologi invigorasi benih
han benih, akar tanaman yang lebih dalam/ jagung melalui priming dilakukan dengan me-
panjang mempercepat proses pembungaan rendam benih jagung selama semalam sebe-
dan pemasakan pada benih padi gogo, kacang lum penanaman terbukti mampu memperce-
hijau, dan jagung. pat pertumbuhan kecambah dan meningkat-

474
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

kan vigor kecambah (Harris et al., 1999). Di rupakan salah satu alternatif meningkatkan
Indonesia, di beberapa wilayah pertanaman ketahanan kecambah terhadap kondisi ling-
jagung teknologi sederhana ini telah banyak kungan tumbuh yang kurang optimum
diterapkan oleh petani, dan hasilnya menun- (Ashraf dan Foolad, 2005).
jukkan adanya perbaikan pertumbuhan dan Hasil penelitian Arief pada benih
peningkatan kecepatan tumbuh kecambah. gandung (2009) menunjukkan bahwa pembe-
Keberhasilan perlakuan priming pada rian perlakuan priming secara umum berpen-
benih dipengaruhi oleh interaksi yang kom- garuh terhadap daya berkecambah, keserem-
pleks dari berbagai faktor, seperti spesies pakan tumbuh, kecepatan tumbuh, bobot ker-
tanaman, potensial air dari bahan priming, ing kecambah dan panjang akar primer ke-
lama waktu priming, suhu udara dan suhu cambah gandum varietas Nias (baru panen
media tanam serta vigor benih (Parera and dan simpan 18 bulan) dan varietas Dewata
Cantliffe, 1994). (baru panen dan disimpan 18 bulan).
Perlakuan priming yang terbaik untuk
Invigirasi Benih Gandum gandum, ialah dengan larutan KCl dan CaCl2
Priming juga berpengaruh terhadap 20 dan 30 ppm. (Tabel 1). Sejalan dengan
vigor benih gandum. Beberapa hasil penelitan penelitian Arief (2009), Farooq et al. (2007),
menunjukkan bahwa perlakuan priming me- perlakuan priming meningkatkan vigor tana-
nyebabkan kecambah tumbuh lebih cepat dan man, jumlah tunas, hasil biji dan brangkasan
seragam (Brocklehurst dan Dearman, 1983). serta indeks panen. Lebih lanjut Farooq et al.
Selain itu perlakuan priming meningkatkan (2007) juga menyatakan bahwa pemberian
vigor tanaman, jumlah tunas, hasil biji dan perlakuan priming dengan CaCl2 meningkat-
brangkasan serta indeks panen (Farooq et al. kan hasil biji gandum dibandingkan tanpa
2007). Lebih lanjut Farooq et al. (2007) juga priming, namun tidak berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa pemberian perlakuan pri tinggi tanaman, jumlah spikelet, jumlah biji
-ming dengan CaCl2 meningkatkan hasil biji dan bobot 1000 biji. Perlakuan priming pada
gandum dibandingkan perlakuan tanpa prim- benih merupakan salah satu alternatif untuk
ing, namun tidak mempengaruhi tinggi tana- meningkatkan ketahanan kecambah terha-
man, jumlah spikelet, jumlah biji dan bobot dap kondisi lingkungan tumbuh yang kurang
1000 biji. Perlakuan priming pada benih me- optimum (Ashraf dan Foolad, 2005).

475
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

Tabel 1. Pengaruh priming terhadap vigor benih gandum. Maros, 2009 **)

Priming Daya berke- Keserempakan Kecepatan tum- Bobot kering Panjang akar
cambah (%) tumbuh (%) buh (%/etmal) kecambah (mg) primer
(cm)
Kontrol 94,08 a*) 88,00 a 19,95 a 22,19 a 15,43 a
ABI-40 96,08 b 87,42 b 20,69 a 22,99 b 15,53 a
ABI 98,42 c 90,17 c 23,84 b 26,79 c 17,48 b
KCl-10 ppm 98,67 c 91,75 d 25,42 c 29,05 d 19,18 c
KCl-20 ppm 99,08 c 92,25 de 26,54 d 31,62 f 19,58 d
KCl-30 ppm 99,33 c 93,08 ef 27,83 e 32,87 g 20,33 e
CaCl2-10 ppm 98,42 c 93,17 ef 24,32 b 31,16 e 19,25 c
CaCl2-20 ppm 98,59 c 93,42 f 25,47 c 32,95 g 19,83 d
CaCl2-30 ppm 99,25 c 93,50 f 27,27 de 33,26 g 20,83 f

*) Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama, tidak berbeda dengan
Uji Duncan 0,05
**)Data diperoleh dari nilai rata-rata 4 lot benih
ABI = air bebas ion; ABI-40 = air bebas ion pada 40°C

Kesimpulan pleks dari berbagai faktor, seperti spesies


1. Invigorasi benih melalui proses priming tanaman, potensial air dari bahan prim-
berpengaruh positif terhadap pertumbu- ing, lama waktu priming, suhu udara dan
han awal tanaman, pertumbuhan kecam- suhu media tanam serta vigor benih.
bah, dan kecepatan tumbuh kecambah
pada tanaman jagung dan gandum. Daftar Pustaka
2. Pemberian larutan osmotik seperti KCl Arief, R. 2009. Pengaruh priming terhadap
dan CaCl2 (osmopriming), dengan konsen- vigor benih gandum. Laporan hasil
penelitian proyek SINTA. Belum dipu-
trasi 20 dan 30 ppm berpengaruh terha- blikasikan. 9p.
dap peningkatan daya berkecambah, ke-
Ashraf, M. and M. R. Foolad, 2005. Presowing
cepatan tumbuh, bobot kering kecambah, seed treatment – a shotgun approach
dan panjang akar primer kecambah gan- to improve germination growth and
dum varietas Nias dan Dewata, masing- crop yield under saline and non saline
condition. Advan. Agron, 88 : 223-271.
masing dari lot benih yang baru panen
Basra, S.M.A., M. Farooq and A. Khaliq, 2003.
dan lot benih yang telah disimpan 18 bu-
Comparative study of presowing seed
lan. Beberapa penelitian lain juga menun- enhancement treatments in indica rice
jukkan pengaruh positif larutan CaCl2 (Oryza sativa L.). Pakistan Journal of
terhadap vigor kecambah gandum. Life Soc. Sci., 1: 5–9
3. Keberhasilan perlakuan priming pada be- Brocklehurst, P. A. dan J. Dearman. 1983.
nih dipengaruhi oleh interaksi yang kom- Interactions between seed priming

476
Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN : 978-979-8940-29-3

treatments and nine seed lots of carrot, vegetable seed to improve stand esta-
celery, and onion. I. Laboratory germi- blishment in early field planting. J.
nation. Ann. App. Biol., 102 : 577-589. Amer. Soc. Hort. Sci., 117: 41–7.
Farooq, M., Shahzad, M. A., Basra, M. Hussain, Khan, A.A., 1992. Preplant physiological seed
H. Rehman, and B. A, Saleem. 2007. In- conditioning. Hort. Rev., 14:131-181
corporation of polyamines in priming Kubik, K.K., J.A. Eastin, J.D. Eastin and K.M.
media enhances the germination and Eskridge, 1989. Solid matrix priming of
early seedling growth in hybrid sun- tomato and pepper. Proc. Intl. Conf.
flower (Helianthus annus L.). Interna- Stand Establishment for Hort. Crops, p.
tional Journal of Agriculture and Biol- 86.
ogy. Vol. 9. No. 6 : 868-872.
Kulkarni, G.N., and M.R. Eshanna. 1988. Effect
Harris, D., A. Joshi, P.A. Khan, P. Gothakar, of pre-soaking of corn seed on seed
and P.S. Sodhi. 1999. On-farm seed quality. Seed Res. 16:37–40.
priming in semi-arid agriculture: Deve-
lopment and evaluation in corn, rice Murungu, F.S., C. Chiduza, P. Nyamugafata, L.J.
and chickpea in India using participa- Clark, W.R. Whalley, and W.E. Finch
tory methods. Exp. Agric. 35:15–29. Savage. 2004. Effects of ‘on-farm seed
priming’ on consecutive daily sowing
Harris, D., A. Rashid, P.A. Hollington, L. Jasi, occasions on the mergence and
and C. Riches. 2004. Prospects of growth of maize in semi-arid
improving maize yields with "on-farm Zimbabwe. Field Crops Res. 89:49–57.
seed priming". p. 180–185. In N.P.
Rajbhandari, J.J. Ranson, K. Adhikari, Parera, C.A., and D.J. Cantliffe. 1994. Pre-
and A.F.E. Palmer (ed.) Sustainable sowing seed priming. Hortic. Rev.
maize production systems for Nepal. 16:109–141.
NARC and CIMMYT, Kathmandu, Nepal. Rudrapal, D., and S. Nakamura, 1988. The
Heydecker, W., J. Higgins, and R.L. Gulliver. effect of hydration- dehydration
1973. Accelerated germination by pretreatment on egg plant and radish
osmotic seed treatment. Nature 246:42 seed viability and vigour. Seed Sci.
–46. Technol., 16: 123–30
Khan, A.A., J.D. Maguire, G.S. Abawi dan S.
Illas, 1992. Matriconditioning of

477

Anda mungkin juga menyukai