Anda di halaman 1dari 48

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji dan syukur kepada Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah Saw. Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
diberikan kesempatan dan kemudahan untuk menyelesaikan laporan on the job
training ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Kerja praktik ini merupakan salah satu syarat untuk menerapkan ilmu yang
didapat untuk melakukan analisis terhadap masalah yang diberikan pembimbing
sehingga taruna memahami kondisi lingkungan kerja yang sebenarnya. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada PT. MERPATI MAINTENANCE FACILITY atas
kesempatan yang di berikan. Tidak lupa pula, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu memudahkan pelaksanaan kerja praktik dan
pembuatan laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak Heru Susanto, S.Pd., M.Eng. Selaku Kepala prodi D3


AERONAUTIKA Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan.

2. Seluruh Dosen dan staff karyawan Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan


yang telah memberikan ilmu dan pelayanan yang terbaik kepada penulis dan
membantu dalam pelaksanaan OJT ini hingga selesai.

3. Bapak Adhyantara selaku pembimbing di PT. MERPATI MAINTENANCE


FACILITY atas bimbingannya.

4. Bapak Sigit Turono selaku Manager Workshop PT. MERPATI


MAINTENANCE FACILITY atas bimbingannya.

5. Bapak Agus Slamet Budiman selaku Chief HR & General Affairs PT.
MERPATI MAINTENANCE FACILITY atas bimbingannya.

6. Seluruh Staff dan Karyawan PT. MERPATI MAINTENANCE FACILITY


yang memberikan bantuan dan masukan selama penulis melaksanakan kerja
praktik.

7. Keluarga tercinta yang telah mendukung dan memotivasi kami dalam


menimba ilmu pengetahuan.

8. Teman-Teman AERONAUTIKA angkatan 2016 yang telah memberikan


dukungan dan bantuan kepada penulis.

9. Semua rekan-rekan yang telah membantu penulisan laporan kerja praktik ini,
baik itu berupa saran,doa, maupun dukungan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

1
Akhir kata kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kami pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Demikian laporan OJT ini , kami sadar masih terdapat banyak kekurangan baik
dari penulisan maupun isi laporan. Untuk itu , kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca untuk memperbaiki laporan ini menjadi lebih baik di
kemudian hari. Wassalamualaikum wr.wb

Surabaya, 25 Juli 2018

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... 1
Daftar Isi ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 5
1.1 Latar belakang .................................................................................................. 5
1.2 Tujuan Kerja Praktik ........................................................................................ 5
1.2.1 Tujuan Umum ...................................................................................... 6
1.2.2 Tujuan Khusus ..................................................................................... 6
1.3 Manfaat Kerja Praktik ...................................................................................... 6
1.3.1 Bagi Mahasiswa ................................................................................... 6
1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi ......................................................................... 6
1.3.3 Bagi Perusahaan ................................................................................... 7
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 7
1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................................... 7
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................... 9
2.1 Profil Perusahaan ......................................................................................... 9
2.2 Sejarah Perusahaan ......................................................................................... 9
2.3 Visi dan Misi PT.MMF Surabaya ................................................................ 11
2.3.1 Visi ................................................................................................... 11
2.3.2 Misi ................................................................................................... 11
2.4 Logo Perusahaan ........................................................................................ 11
2.5 Sertifikat Approval Maintenance Organization PT.MMF ......................... 12
2.6 Layout Perusahaan ..................................................................................... 13
2.7 Flow of Job Order....................................................................................... 14
2.8 Kapabilitas PT.MMF .................................................................................. 14
2.9 Aspek Kegiatan Usaha .............................................................................. 15
2.10 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .......................................................... 16
2.11 Struktur Organisasi PT.MMF .................................................................... 16
2.12 Fasilitas PT.MMF ...................................................................................... 17
BAB III DASAR TEORI ....................................................................................... 19
3.1 Klasifikasi Engine Pesawat Terbang ........................................................... 19

3
3.1.1 Turbine Engine ................................................................................. 19
3.1.2 Piston Engine .................................................................................... 22
3.2 Turbo Propeller Engine ................................................................................ 24
3.2.1 Sejarah Turboprop Engine ................................................................ 24
3.2.2 Prinsip Kerja Turboprop Engine....................................................... 25
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 27
4.1 . Deskripsi PT6A-27 Engine .......................................................................... 27
4.2 Spesifikasi PT6A-27 Engine ........................................................................ 27
4.3 Sistem PT6A-27 Engine ............................................................................... 28
4.3.1 Lubrication System .......................................................................... 28
4.3.2 Fuel System ...................................................................................... 29
4.3.3 Ignition System ................................................................................ 29
4.3.4 Engine Air System
4.4 . Komponen PT6A-27 Turboprop Engine
4.4.1 Air Intake
4.4.2 Compressor Rotor and Stator Assembly
4.4.3 Combustion Chamber Liner
4.4.4 Fuel Nozzle
4.4.5 Compressor Turbine
4.4.6 Power Turbine
4.4.7 Exhaust
4.4.8 Reduction Gear
4.4.9 Accessories Gearbox
4.4.10 Propeller Gearbox
4.5 . Cara Kerja PT6A-27 Turboprop Engine

BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan Umum
5.1.2 Kesimpulan Khusus
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

4
BABI
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya mode tranportasi udara maupun sarana lainya, MRO (


maintenance repairing and overhoul) pesawat udara merupakan salah satu aspek
pendukung yang sangat berpengaruh dalam perkembangan tranportasi udara.
Kebutuhan MRO merupakan sarana untuk menunjang pelayanan maskapai pesawat
dalam melayani penumpangnya untuk menjamin kenyamanan dan keamanan pada
saat mengudara. Oleh karena itu, MRO memiliki peranan penting dalam mendukung
keberhasilan tersebut. PT. Merpati Maintenance Facility (MMF) merupakan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pelayanan jasa perawatan
pesawat udara yang melayani perawatan pesawat dari berbagai macam maskapai
penerbangan domestik ataupun maskapai penerbangan internasional Mengingat
begitu meningkatnya kebutuhan akan jasa perawatan pesawat udara maka kinerja
yang efisien dalam penanganan aktifitas sangat diperlukan. Dalam rangka
pengembangan hal-hal tersebut diatas maka diperlukan kombinasi dari berbagai
disiplin ilmu, termasuk juga di bidang Aeronautika. Berperan sebagai pendidikan di
negara Indonesia yang meluluskan generasi penerus bangsa yang memiliki kompetisi
tinggi, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan telah ikut serta dalam proses
kemajuan teknologi. Sebagai salah satu bagian dari bagian Sekolah Tinggi Teknologi
Kedirgantaraan, Program Studi Aeronautika, tarunanya mengikuti kegiatan On The
Job Training. PT. Merpati Maintenance Facility adalah salah satu perusahaan yang
menjadi tempat penulis menimba ilmu dan pengalaman kehidupan. PT. Merpati
Maintenance Facility juga merupakan salah satu perusahaan besar yang terletak di
Surabaya, Jawa Timur.

Dalam Proses perawatan pesawat udara PT. Merpati Maintenance Facility


memiliki kemampuan untuk melakukan perawatan sampai tahap overhaul mesin
turboprop jenis PT6A produksi dari perusahaan Pratt & Whitney dan turboprop TPE
331 produksi dari perusahaan Garret. Saat ini PT.MMF bekerja sama dengan
PT.GMF Aeroasia untuk membuka jasa pelayanan perawatan sampai tahap overhaul
mesin lycoming yang biasa dipakai pesawat latih seperti Cessna 172 dan sejenisnya.

Di PT.Merpati Maintenance Facility terdapat berbagai macam divisi atau bagian


yang memiliki peranan sesuai kemampuan masing-masing divisi. Salah satunya yaitu
divisi workshop.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Dengan adanya kegiatan on the job training ini, mahasiswa dapat mengetahui
secara langsung proses perawatan pesawat udara yang ada di perusahaan perbaikan
pesawat udara, memperkenalkan peralatan yang digunakan dalam proses perawatan,
mengetahui prosedur-prosedur yang berlaku di perusahaan, mengetahui lingkungan
perusahaan dan dapat menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah

5
1.2.1 Tujuan Umum

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang dunia penerbangan

2. Menerapkan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan yang telah dipelajari


di bangku perkuliahan

3. Mengetahui prosedur-prosedur yang berlaku di perusahaan penerbangan

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengenal PT6A-27 Turboprop Engine

2. Mempelajari spesifikasi PT6A-27 Turboprop Engine

1.3 Manfaat Kerja Praktik

Berikut adalah manfaat kerja praktik yang diperoleh bagi mahasiswa, perguruan
tinggi dan perusahaan

1.3.1 Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah didapatkan dan


diajarkan di bangku perkuliahan

b. Mengenalkan mahasiswa tentang bagaimana sebenarnya dunia industri


penerbangan, baik dari kebiasaan karyawan, prosedur, hingga waktu yang
digunakan perusahaan untuk melakukan perawatan pesawat udara

c. Lebih mengenal tools dan equipment yang digunakan dalam industri


perawatan pesawat udara

d. Mempelajari berbagai jenis engine yang belum pernah didapatkan dan


diajarkan di bangku perkuliahan

1.3.2 Bagi Perguruan Tinggi

a. Mengetahui sejauh mana dunia industri berkembang dengan


menggunakan mesin yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
proses pembelajaran yang terdapat di bangku perkuliahan

b. Sebagai umpan balik (feedback) untuk mengetahui sejauh mana perguruan


tinggi telah mengajarkan ilmu dan pengalaman untuk diterapkan di dalam
dunia industri

c. Menambah hubungan yang baik antara perguruan tinggi dengan


perusahaan

6
1.3.3 Bagi Perusahaan

a. Sebagai wadah saluran pengabdian masyarakat sekitarnya dan masyarakat


pada umumnya

b. Sebagai wujud dedikasi perusahaan dalam mendukung sistem pendidikan


di Indonesia

1.4 Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup pembahasan masalah yang ada dalam laporan
bla bla bla bla blaaaaa

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penulis melaksanakan on the job training dalam jangka waktu sebagai berikut :

Tempat : Engine Shop

Divisi : Workshop

Waktu : 25 Juni – 25 Juli 2018

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk dapat memberi gambaran mengenai apa saja yang dibuat dalam menyusun
laporan ini akan dijelaskan secara singkat mengenai isi dari setiap bab yaitu :

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan,


manfaat, batasan masalah, tempat dan waktu pelaksanaan dan
sistematika penulisan

BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

Pada bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan, sejarah


singkat perusahaan, visi dan misi, layout, aspek kegiatan
usaha, tanggung jawab sosial, struktur organisasi dan fasilitas
perusahaan

BAB III Dasar Teori

Pada bab ini menjelaskan referensi atau dasar teori yang akan
digunakan tentang PT6A-27TurbopropEngine

BAB IV Pembahasan

Pada bab ini menjelaskan secara detail tentang PT6A-27


Turboprop Engine

7
BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi saran dan kesimpulan selama melakukan on


the job training

8
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Merpati Maintenance Facility

Alamat : Juanda International Airport

Surabaya – Indonesia

Telepon : +62 31 868 6481

+62 31 868 6482

Fax : +62 31 868 6505

Website : http://www.ptmmf.co.id

Email : marketing@ptmmf.co.id

Tahun Berdiri : 14 Januari 2016

Mulai Operasi : 14 Januari 2016

Status Perusahaan : BUMN

Lini Bisnis Perusahaan : Maintenance, Repair and

Overhaul Pesawat Udara.

2.2 Sejarah Perusahaan

Sejarah panjang MMF (Merpati Maintenance Facility) didirikan pada tahun 1991
di Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur yang diawal pengoperasiannya sebagai
Strategic Bussines Unit (SBU) dibawah PT.Merpati Nusantara Airlines hingga
sekarang telah berdiri sendiri dengan nama PT.MMF.

Berawal untuk menunjang kelancaran operasional penerbangan PT.Merpati


Nusantara Airlines, maka pada tahun 1989 dibangunlah fasilitas perawatan bagi
pesawat-pesawat milik PT.Merpati Nusantara Airlines yang dinamakan Merpati
Maintenance Facility. Pada mulanya fasilitas perawatan ini akan dibangun di
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, tetapi sesuai instruksi Presiden, lokasinya
dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya.

9
Pembangunan Merpati Maintenance Facility (MMF) dirampungkan dalam waktu
720 hari, ada keterlambatan 74 hari dari waktu yang direncanakan. Proyek
Pembangunan Pusat Perawatan Milik Merpati ini diserahkan kepada kontraktor
nasional yang rancang bangunnya didesain dengan sistem cakar ayam karya putra-putri
Indonesia. Hanggar dan Apronnya dirancang khusus untuk menampung pesawat
berbadan lebar seperti DC-10 dan Airbus. Konstruksi lantai terdiri dari tiang-tiang
pancang sebagai penyangga dengan lantai bertulang sebesar 40 cm. Sedangkan untuk
Apron dan Taxi way digunakan pondasi cakar ayam. Mengingat letaknya yang tidak
jauh dari pantai, maka untuk menjaga kualitas kerangka dari korosi dilakukan
pengecetan khusus, sedangkan untuk pengamanan dari banjir telah dipasang empat
buah pompa irigasi yang letaknya di desa Banjar Kemuning.

Pada akhir tahun 1990 pembangunan gedung-gedung perkantoran, perbengkelan


dan fasilitas pembantu (tambahan) telah selesai dilaksanakan. Untuk itu semua
fasilitas perawatan dari Workshop Ujung Pandang Hanggar Kemayoran dipindahkan
ke Surabaya. Mulai awal Juni 1991 telah dipindahkan pula 150 pegawai dari Ujung
Pandang dan 102 pegawai dari Jakarta ke Surabaya, sehingga MMF mulai beroperasi
pada tanggal 01 Agustus 1991. Bertepatan degan ulang tahun Merpati Maintenance
Facility (MMF) diresmikan oleh Menteri Perhubungan Indonesia pada waktu itu Ir.
Azwar Anas.

Kini kondisi MMF pasca berdirinya PT.MMF pada bulan Januari 2016 melalui
surat dari Kementrian BUMN atas persetujuan pendirian anak perusahaan dan proses
notaris untuk pendirian perusaaan pengesahan dari Kemenhumham, maka dokumen-
dokumen yang terkait dengan pendirian perusahaan telah dipenuhi, sekarang
PT.MMF terhitung pada tanggal 11 September 2016 telah memiliki sertifikat AMO
(Approved Maintenance Organitation) sendiri yang sebelumnya memiliki sertifikat
AMO sebagai Strategic Bisnis Unit dibawah PT.Merpati Nusantara Airlines.

Untuk penerbitan AMO prosesnya sangatlah panjang, terlihat dari rangkaian


prosesnya yang terdiri mulai dari prelimary application, formal application,
document inspection, demonstration regulation dan approval. Tidak bisa diragukan
lagi kemampuan PT.MMF dalam urusan bengkel pesawat, terkait dengan masalah
Maintenance Sparepart yang telah standarisasi dengan diatur oleh CASR (Civil
Aviation Safety Regulation)

Terdapat beberapa maskapai yang sampai saat ini masih bekerjasama dengan
PT.MMF. Salah satunya maskapai Transnusa yang saat ini masih maintenance untuk
pesawatnya Fokker 50, dan Pesawat NAM AIR PK- untuk melaksanakan C-Check.
Diketahui sejak berhentinya operasi indukan MMF yaitu Merpati Nusantara Airlines
pada Februari 2014. PT.MMF tetap bersinergi melayani maskapai-maskapai lain
yang membutuhkan perawatan termasuk maskapai Indonesia bahkan Internasional.

Dalam kebanggan PT.MMF akan mengikuti percepatan pertumbuhan teknologi


yang ada dengan cara menambah rating pesawat yang bisa dilayani untuk perbaikan

10
oleh MMF. Seperti saat ini dengan adanya kerjasama dengan PT.GMF dan Sriwijaya
Air Group, maka PT.MMF akan bersinergi memperbaiki pesawat ATR milik Garuda
Indonesia maupun pesawat-pesawat milik Sriwijaya Air Group. PT.MMF saat ini
juga dipercaya untuk melayani perbaikan Pesawat Cessna-172, mengingat di
Indonesia tingkat populasi Cessna-172 sangat tinggi, terutama yang digunakan oleh
Sekolah Penerbang di Indonesia contohnya Merpati Pilot School (MPS).

Direncanakan PT.MMF akan membangun hanggar untuk memperluas jaringan


operasional yaitu Biak dan Manado. Tentu dengan adanya rencana ini, nantinya
PT.MMF akan membuka kesempatan bagi masyarakat Indonesia khususnya untuk
bergabung. Pencapaian yang sangat pesat yag dilalui PT.MMF sejak tutupnya
perusahaan indukan yang menaungi sejak awal. Pencapaian yang sangat pesat bahwa
PT.MMF bisa tetap berkarya, dan akan semakin dikenal oleh dunia.

2.3 Visi dan Misi PT.MMF Surabaya

2.3.1 Visi

PT.Merpati Maintenance Facility menjadi Mitra Terpercaya Reliable MRO


(Maintenance, Repair, and Overhaul)

2.3.2 Misi

1. MRO yang sangat memperhatikan keamanan, kualitas, ketepatan waktu


dalam melayani costumer

2. Menegakkan etika bisnis

3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan

4. Nilai pertumbuhan perusahaan

2.4 Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo PT.MMF

11
2.5 Sertifikat ApprovalMaintenance Organization PT.MMF

Gambar 2.2 Sertifikat Approval Maintenance Organization

12
2.6 Layout Perusahaan

1. Hangar Floor 20. SMR 39. Part Repair 58.Elec. Panel


2. Storage 21. Sheet Metal Repair 40. Super Engine 59. Propeller
3. Gent Toilet 22. Cabin Maintenance 41. Part Insp. 60. Painting
4. Pantry 23. Pantry 42. Part Insp. 61. Hyd. &Pneu.
5. Ladies Toilet 24. Ladies Toilet 43.Supervisor HM 62. Hyd. &Pneu.
6. Tech. Rep. 25. Store 44.Supervisor HM 63. Hyd. &Pneu.
7. Oxygen 26. Gent Toilet 45. Safety Eqip. 64.Utility Hyd.
8. Wheel & Brake 27. Chemical room 46. Engine Floor 65. Supervisor Hyd.
9. NDI Room 28. Inpec. Material 47. Magnetic Part. 66. Landing Gear
10. NDI Room 29. Tech. Rep. 48.Fuel Nozzle 67.Battery
11. Inspector HM 30. Tech. Rep. 49. Balancing 68. Landing Gear
12. Supervisor HM 31. Tech. Rep. 50. Part Cleaning 69. Landing Gear
13. Supervisor HM 32. Welding 51. Storage 70. Cabin Interior
14. Controller 33. Welding 52. Calibration 71. Electrical
15. Mini Counter 34. Shipping Receiving 53. Calibration 72. Supervisor Elec.
16. Holding Room 35. Shipping Receiving 54. Calibration 73.Electrical
17. Safety & Emergency 36. Inspector Shop 55. Calibration 74. Electrical
18. Tool Room 37. Shipping & Receiving 56.Calibration 75. Electrical
19. Rest Room 38. Wheel & Brake 57.Inverter

Gambar 2.3 Layout Perusahaan

2.7 Flow of Job Order

Costumer Receiving
13 Disassembly

Test Stand Cleaning


Gambar 2.4 Flow of Job Order PT.MMF

2.8 Kapabilitas PT.MMF

PT.Merpati Maintenance Facility telah memiliki kemampuan untuk melakukan

Assembly Inspection
Magnaflug Tetsing
perawatan pesawat mulai dari perawatan ringan hingga perawatan yang besar
(Overhaul). Untuk jenis pesawat yang mampu dilakukan proses perawatan adalah
jenis pesawat :

1. Turbofan

a. B737-400

b. B737-200

c. B737-300

d. F-100

2. Turboprop

a. MA-60

b. F-27

c. CA-212 (Overhaul)

d. DHC-6 (Overhaul)

2.9 Aspek Kegiatan Usaha

PT. MMF Surabaya adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang
perawatan pesawat udara untuk maskapai domestik maupun Internasional. Adapun
maskapai domestik seperti PT.Sriwijaya Air Group, PT.Jatayu Air, dan lain-lain.

Customers

14
DOMESTIC COSTUMERS INTERNATIONAL COSTUMERS
PT. CARDIG AIR, B737/200 SHAHEEN AIR (B737-200), PAKISTAN
PT. METRO BATAVIA, B737/200 PAKISTAN AIR FORCE (CN-235)
INDONESIAN NAVY, CASA-212 PAPUA NEW GUINEA DEFENCE FORCE (CN-235)
INDONESIAN AIR FORCE, F-28, B737-200 & HERCULES
ROYAL PRESIDENT AIRLINES (F-28), CAMBODIA
INDINESIAN ARMY, CASA 212
PT. REPUBLIC EXPRESS, B737/200
VOYAGER AIRLINES (F-27), BANGLADESH
PT. AIRFAST, CASA-212 AERGO INC (B737-200), IRELAND
PT. AVIASTAR, DHC6 AFA INC (B737-200), USA
PT. GT AIR, F-27 AUSTRALIAN DEFENCE FORCE (NOMAD)
PT.TRIGANA, F27 COSMIC AIR (F100), NEPAL
PT. PETALU, PT6 ENGINE AIR ASIA (B737-300), MALAYSIA
PT. PELITA AIR SERVICES, GARRET ENGINE AIR BAGAN (F100), MYANMAR
PT. MANDALA AIRLINES, B737/200 PAMIR AIR. (B737-200), AFGANISTAN
PT. MERPATI NUSANTARA AIRLINES
EXPOLANKA AIR (F27), SRILANKA
PT. ADAM AIR, B-737-200/300/400
PT. JATAYU AIR, B737-200
ZEST AIR (MA60), PHILIPINES
PT. LION AIR, B-737-400 SPIRITS MANILA AIR (B737-300), PHILIPINES
PT. GMF AERO ASIA LAO AIR (MA60), LAOS
PT. TRANSWISATA PRIMA AVIATION, DHC-6 & F-28 ARMED FORCES OF THE PHILIPPINES
PT. PREMI AIR, F-100
PT. INDONESIA AIR ASIA
PT. RIAU AIRLINES
PT. NBA

Gambar 2.5 Costumers PT.MMF

2.10 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

PT.Merpati Maintenance Facility tidak hanya menjadi perusahaan terkemuka


dalam jasa perawatan pesawat terbang di Indonesia, tetapi juga mempunyai tanggung
jawab seperti :

1. Peduli pada pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas


pendidikan anak bangsa (aspek pendidikan).

2. Peduli terhadap kelestarian lingkungan hidup (aspek lingkungan).

3. Meningkatkan kepedulian sosial dengan membantu warga yang kurang mampu


dalam pengadaan fasilitas umum dan bantuan lainnya yang berguna bagi
masyarakat (aspek sosial).

15
2.11 Struktur Organisasi PT.Merpati Maintenance Facility

Struktur organisasi PT.Merpati Maintenance Facility berdasarkan surat keputusan


direksi adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT.Merpati Maintenance Facility

2.12 Fasilitas PT. Merpati Maintenance Facility

2.12.1 PT.Merpati Maintenance Facility Head Office

Head Office merupakan gedung utama yang digunakan untuk berbagai


kegiatan oleh para staff. Di dalam gedung Head Office terdapat beberapa ruangan
yang terdiri dari, ruang kerja staff serta jajaran direksi lainnya, ruang meeting, lobby,
dan lain sebagainya.

2.12.2 Fasilitas Perawatan

a. Hangar

Berukuran 122 m x 43 m x 15.5 m dan dapat menampung 8 pesawat.

Gambar. Hanggar

b. Workshop

Berukuran 122m x 20m x 10m

Gambar. Workshop

1. Engine shop

16
2. Propeller Shop

3. Avionic Shop

4. Electric Shop

5. Instrument Shop

6. Radio Shop

7. Hydraulic Shop

8. Whell & Brake Shop

9. Safety Equipment Shop

c. Store

Gudang PT.MMF memiliki luas bangunan 2.304m2dan dapat


menampung lebih dari 100.000 komponen pesawat.

d. Main Building

Luas bangunan 2.700m2dengan fasilitas kantor untuk mendukung


aktifitas operasional.

e. Apron and Taxy Way

Memiliki luas 40.000m2, digunakan untuk area parkir pesawat DHC-


6, Twin Otter sampai Boeing B737-200/300/400.

2.12.3 Fasilitas Ruang Kantin


Ruang kantin merupakan salah satu fasilitas pegawai yang digunakan saat
jam istirahat. Kantin ini dapat menampung hingga 50 lebih karyawan.
Gambar 2.11 Ruang kantin

2.12.4 Fasilitas Masjid


Masjid merupakan salah satu fasilitas tempat ibadah pegawai PT.MMF
dimana masjid ini berkapasitas lebih dari 100 orang.
Gambar Masjid Al-Muhajirin PT.MMF

2.12.5 Fasilitas Tempat Parkir


Tempat parkir berada di depan area PT.MMF dan dapat menampung
puluhan mobil karyawan dan tamu serta ratusan sepeda motor.

17
Gambar tempat parkir

BAB III

DASAR TEORI

3.1 Klasifikasi Engine Pesawat Terbang

Berdasarkan komponen utamanya, engine pesawat dibagi menjadi 2 macam :

3.1.1 Turbine Engine

18
Gas-turbine engine adalah suatu alat yang memanfaatkan gas untuk memutar
turbin dengan pembakaran internal. Didalam turbin gas, energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik melalui udara bertekanan yang memutar
roda turbin sehingga menghasilkan daya. Sistem turbin gas yang paling
sederhana terdiri dari tiga komponen, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin

gas.

Gambar 3.1 Gas Turbine Engine

Prinsip kerja gas turbin engine :


Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini
masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses
pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar.
Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan
sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas
hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang
berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang
dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya
sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati
turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:

1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan


2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran
pembuangan.

19
Turbine engine dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
1. Turbo Fan
Turbo fan engine adalah sebuah tipe mesin jet pesawat terbang yang
mirip dengan turbo jet. Mesin ini umumnya terdiri dari
sebuah kipas internal dengan sebuah turbojet kecil yang terpasang
dibelakangnya untuk menggerakkan kipas tersebut. Aliran udara yang
masuk melalui kipas ini melewati turbojet, di mana sebagian kecil udara itu
dibakar untuk menghidupi kipas, dan sisa udara digunakan untuk
menghasilkan dorongan.
Hampir semua engine yang digunakan untuk pesawat jet
komersial masa kini adalah turbofan engine. Mesin ini lebih banyak
digunakan karena sangat efesien dan relatif menghasilkan suara yang lebih
kecil.

Gambar 3.2 Turbo Fan Engine

2. Turbo Shaft
Sebuah turbo shaft mirip dengan mesin turbo prop, yang berbeda
terutama dalam fungsi poros turbin. Dalam motor turbo shaft, poros turbin
terhubung ke system transmisi yang memutar baling-baling helikopter,
generator listrik, kompresor dan pompa.

Mesin turbo shaft dirancang sedemikian rupa sehingga kecepatan rotor


helikopter tidak tergantung pada kecepatan putar dari generator. Hal ini
memungkinkan kecepatan rotor harus dijaga konstan bahkan ketika
kecepatan generator bervariasi untuk memodulasi jumlah listrik yang
dihasilkan.

20
Gambar 3.3 Turbo Shaft Engine

3. Turbo Jet
Turbo jet engine adalah mesin jet yang paling sederhana, biasanya
dipakai untuk pesawat-pesawat jet awal atau pesawat-pesawat jet
berkecepatan tinggi. Contoh dari mesin ini adalah mesin Rolls-Royce
Olypus 593 yang digunakan untuk pesawat Concorde. Selain menggerakan
pesawat, mesin ini juga bisa dipakai untuk menggerakan kereta api dan
kapal laut, contohnya mesin Marine Olympus yang memiliki kekuatan
28.000 hp (daya kuda atau setara dengan 21 MW) yang digunakan untuk
menggerakkan kapal perang modern dengan bobot mati 20.000 ton dengan
operasi berkecepatan tinggi.

Turbojet terdiri dari saluran masuk udara, kompresor udara, ruang


pembakaran, turbin gas (yang menggerakkan kompresor udara) dan nozzle.
Udara dikompresi ke dalam ruang bakar, dipanaskan dan dimuaikan dengan
sangat cepat akibat proses pembakaran bahan bakar dan kemudian udara
panas tersebut dibiarkan mengalir menuju turbin dengan kecepatan tinggi
untuk memberikan propulsi yang kemudian digunakan untuk memutar
kompresor.

Gambar 3.4 Turbo Jet Engine

4. Turbo Prop
Turbo prop engine adalah jenis pesawat pembangkit yang
menggunakan turbin gas untuk menggerakkan baling-baling, dan biasanya
digunakan untuk engine pada helikopter. Turbin gas yang dirancang khusus
untuk aplikasi ini, dengan hampir semua output yang digunakan untuk
menggerakkan baling-baling. Mesin gas buang mengandung energi sedikit
dibandingkan dengan mesin jet dan memainkan peran kecil dalam
penggerak pesawat.

21
Gambar 3.5 Turbo Propeller Engine

3.1.2 Piston Engine

Piston engine adalah engine yang menerapkan siklus Otto sehingga


proses kompresi, pembakaran, dan ekspansi terjadi di tempat yang
sama.Mesin Piston merupakan salah satu engine pembakaran internal dalam,
dimana tenaga yang di hasilkan oleh piston di hubungkan dengan connecting
rod menuju crankshaft untuk merubah energy kimia menjadi energy mekanik.

Pesawat yang memakai engine ini umumnya merupakan jenis pesawat


ringan diantaranya Cessna 150, Cessna 152, Cessna 172 dan Carravan. Piston
engine memanfaatkan propeller sebagai sumber thrust. Bentuk penampang
dari propeller itu sendirisama seperti bentuk airfoil. Sehingga pada saat
propeller berputar akan menghasilkan thrust sehingga pesawat dapat
bergerak ke depan. Pesawat yang menggunakan engine ini mempunyai daya
jelajah kecil dan ketinggian terbang yang tidak terlalu tinggi.

22
Gambar 3.6 Piston Engine

Piston adalah komponen engine yang membentuk ruang bakar bersama-sama


dengan silinder blok dan silinder head. Piston jugalah yang melakukan gerakan naik
turun untuk melakukan siklus kerja mesin, serta piston harus mampu meneruskan
tenaga hasil pembakaran ke crankshaft. Jadi dapat kita lihat bahwa piston memiliki
fungsi yang sangat penting dalam melakukan siklus kerja engine dan dalam
menghasilkan tenaga pembakaran. Karena itu, maka piston harus memiliki syarat –
syarat sebagai berikut:

a. Ringan, agar mudah bagi engine dalam mencapai putaran tinggi. Jika
konstruksi piston terlalu berat, maka sulit bagi engine untuk mencapai putaran
tinggi, sehingga akselerasi pesawat menjadi sangat lambat. Atau bahasa
mudahnya, pesawat lambat untuk cepat mencapai kecepatan tinggi walau gas
sudah ditarik.
b. Tahan terhadap tekanan ledakan karena hasil pembakaran. Pada saat langkah
usaha, bahan bakar dan udara terbakar oleh percikan bunga api listrik dari
busi. Hasil pembakaran ini akan menimbulkan ledakan dan tekanan yang
sangat kuat di dalam ruang bakar, tak terkecuali piston menerima ledakan dan
tekanan dari hasil pembakaran tersebut. Karenanya selain piston harus ringan
tapi piston juga harus kuat dalam menahan ledakan dan tekanan hasil
pembakaran untuk diteruskan menggerakkan poros engkol.
c. Tahan terhadap pemuaian. Pembakaran campuran bahan bakar dan udara
dalam ruang bakar akan menimbulkan panas, suhu di daerah ruang bakar akan
naik sangat tinggi. Seperti telah kita ketahui bahwa dengan naiknya suhu,
maka logam akan mengalami perubahan bentuk atau memuai. Piston yang
terbuat dari logam-logam khusus pun akan mengalami pemuiaan yang tidak
sedikit. Jika pemuaian yang dialami piston berlebihan maka akan membuat
piston terkunci atau ngancing ke dinding silinder blok, sehingga piston akan
berhenti bekerja naik turun dalam silinder, sehingga bisa dikatakan bahwa

23
engine telah mati dengan berhentinya piston dalam melakukan gerakan naik
turun.
Piston sendiri adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin
pembakaran dalam silinder hidraulik, pneumatik, dan silinder pompa.
Tujuan piston dalam silinder adalah:

a. Mengubah volumedari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan karena


piston mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston menekan isi
silinder. Piston yang menerima tekanan dari fluida dan akan mengubah
tekanan tersebut menjadi gaya (linear).
b. Membuka-tutup jalur aliran.

3.2 Turbo Propeller Engine

3.2.1 Sejarah Turbo Prop Engine


Sejarah perkembangan mesin turboprop dimulai dari mesin turboprop yang
pertama yang diberi nama Jendrassik . Mesin ini dirancang oleh seorang insinyur
mesin berkebangsaan Hungaria bernama György Jendrassik. Ia membuat dan
melakukan pengujian di Pabrik Ganz di Budapest sekitar tahun 1939 - 1942. Mesin
ini rencananya akan dipasang pada pesawat bomber Varga RMI-1 X/H buatan László
Varga tapi proyek ini akhirnya gagal pada tahun 1940.
Inggris pertama kali mengembangkan mesin turboprop Rolls-Royce RB.50
Trent, seperti ditunjukkan oleh gambar. Mesin ini memiliki baling-baling dengan
diameter 7 feet 11 inchi. Gambar ini diambil pada saat pengujian di Hucknall pada
Maret 1945.

Gambar 3.7 Engine Rolls-Royce RB.50 Trent

Uni Soviet mengembangkan contra-rotating propellers yang dipasang pada


pesawat bomber Tu-95 'Bear'. Pesawat ini dapat terbang mencapai kecepatan jelajah
575 mph. Pada waktu itu kecepatan pesawat ini lebih cepat daripada pesawat jet yang
pertama. Pesawat ini menjadi simbol kesuksesan Uni Soviet dalam mengembangkan
pesawat militer pada akhir abad 20.

24
USA mengembangkan pesawat Convair XFY Pogo dan Lockheed XFV
Salmon pada tahun 1950 yang juga bermesin contra-rotating turboprop. Mesin
turboprop pertama yang dikembangkan Amerika adalah General-Electric T-31.
Saat ini produsen mesin turboprop yang paling populer adalah Pratt &
Whitney Canada PT6. Produk dari perusahaan ini sudah mendunia. Bangsa Indonesia
adalah salah satu konsumen Pratt & Whitney ketika merancang pesawat N250.

3.2.2 Prinsip Kerja Turbo Prop


Prinsip kerja mesin turboprop mirip dengan mesin turbojet namun ada sedikit
perbedaan. Pada mesin turboprop terdapat baling-baling sedangkan pada mesin
turbojet tidak terdapat baling-baling. Biasanya mesin turboprop dipakai pada pesawat
dengan kecepatan subsonik rendah.
Cara kerja mesin ini pada awalnya udara masuk dari atmosfer ke dalam
intake. Kemudian tekanan udara tersebut dinaikkan dengan menggunakan kompresor.
Tujuan peningkatan tekanan adalah untuk meningkatkan efisiensi pembakaran sebab
pada saat pesawat udara beroperasi yaitu terbang di ketinggian maka temperatur
udaranya sangat rendah sehingga sangat sulit untuk dilakukan pembakaran.
Selanjutnya udara bertekanan tinggi diumpankan ke ruang bakar dan dicampur
dengan bahan bakar kemudian dilakukan pembakaran. Selanjutnya gas panas hasil
pembakaran diumpankan ke turbin. Turbin berfungsi merubah energi panas (thermal)
menjadi energi mekanik. Selain memutar kompresor, turbin juga memutar baling-
baling melalui roda gigi reduksi. Dan akhirnya gas sisa pembakaan dibuang ke
atmosfer melalui exhaust.
Komponen utama pada turboprop adalah:
a. Propeller
b. Air intake
c. Compressor
d. Turbine
e. Exhaust

Gambar 3.8 Turbo Propeller Engine

25
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi PT6A-27

PT6A-27 turboprop engine adalah engine buatan pabrik Pratt and Whitney
Canada yang merupakan salah satu pabrik engine pesawat terbang selain yang kita
sering dengar seperti General Electric, ataupun Rolls Royce. Contoh pesawat yang
menggunakan engine PT6A-27 adalah DHC-6 Twin Otter. Pada pesawat turboprop,
propeller (baling-baling) digunakan sebagai penghasil gaya dorong (85%). Walaupun
pada kenyataannya ada sejumlah kecil gaya dorong yang dihasilkan oleh nozzle
(15%).

Pada PT6A-27 engine menggunakan dua turbin yang tidak saling


berhubungan (free turbine engine) yaitu turbin kompressor (compressor turbin/CT)
yang menggerakkan kompresor dan turbin daya (power turbin/PT) yang
menggerakkan propeller. Engine ini memiliki kompresor yang terdiri dari tiga stage
axial dan satu stage centrifugal, yang menyediakan perbandingan kompresi
(compression ratio) 6.3 : 1. Engine PT6A-27 menggunakan combustion chamber
jenis annular.

26
Gambar 4.1 PT6A-27 Turboprop Engine

4.2 Spesifikasi PT6A-27 Turboprop Engine

Engine PT6A-27 adalah engine jenis turbo prop yang diproduksi oleh pabrik
Pratt & Whitney Canada. Untuk spesifikasi engine PT6A-27secara garis besar adalah
sebagai berikut :

Tipe : Free Turbine Engine

Tipe ruang bakar : Annular reverse-flow with 14 Simplex burners

Tipe kompresor : 3 stage axial dan 1 stage centrifugal flow compressor

Pressure ratio : 6.3 : 1

Tipe turbin : 1-stage compressor turbine

1-stage power turbine

Panjang engine : 62 in

Diameter : 19 in

Berat mesin (kering) : 275 lb

Oil specification : Exxon Turbo Oil 2380

Tank capacity : 2.3 gallons

Oil consumption : 0.2 lb/hr

4.3 Sistem PT6A-27 Turboprop Engine

Untuk engine PT6A-27 terdiri dari beberapa system, antara lain lubrication,
fuel and fuel control, ignition, dan engine air.

27
4.3.1 Lubrication System

Lubrication system dirancang untuk memberikan constant supply dari


lubricating oil ke engine bearings, reduction gears, torquemeter, propeller dan
accessory drive gears. Oli melumasi dan mendinginkan bearings serta
mengirimkan setiap foreign objects ke main oil filter untuk dipisahkan dari oil
flow.

Di dalam sistem pelumasan, tekanan oli sangat menentukan besarnya


aliran oli yang dialirkan ke bagian – bagian komponen engine yang memerlukan
pelumasan.Tekanan oli dibatasi oleh pressure relief valve sesuai dengan
kebutuhan engine. Tekanan oli diukur oleh oil pressure transmitter yang terletak
pada accessory housing. Tekanan normal oli berkisar 80 sampai 100 Psi. Oil
outlet temperature dibaca menggunakan temperature bulb pada accessory
gearbox dan dikirimkan ke oil temperature dan pressure pada instrument panel di
cockpit.
Pada saat engine beroperasi terjadi kenaikan suhu oli (high oil
temperature) yang terdeteksi oleh oil temperature bulb melebihi ketentuan antara
74ºC sampai dengan 80ºC dan pada indicatormenunjukkan suhu 130ºC, hal ini
dapat mengganggu aliran oli ke sistem pelumasan di engine atau tidak memenuhi
kebutuhan sehingga dapat merubah kualitas pelumasan pada komponen.
Terjadinya high oil temperature ketika suhu oil melebihi batas maksimum (99ºC)
akan merusak komponen–komponen engine yang memerlukan pelumasan akan
cepat panas dan dapat menyebabkan masalah dalam pengoperasian engine.

Naiknya suhu oli bisa terjadi akibat beberapa kemungkinan, diantaranya:


1. Quantity dari pada oil kurang.
2. Kemungkinan terjadi kerusakan pada internal engine.
3. Kemungkinan Temperature Indicator System mengalami kerusakan.
4. Tersumbatnya oil cooler air-fin yang menyebabkan aliran udara yang
masuk melalui oil core terhambat
5. Terhambatnya oli di oil cooler tube sehingga bypass valve pada posisi
terbuka.
6. Thermostat mengalami malfunction.

28
4.3.2 Fuel System

Fuel and fuel control system mengatur aliran fuel dari fuel system menuju
engine. Fuel bertekanan kemudian masuk ke fuel control unit (FCU).
Berdasarkan throttle lever position, ambient air pressure, engine torque, dan
input lainnya, FCU mengatur dan menyediakan aliran fuel untuk engine starting,
acceleration, constant speed operation, deceleration, dan shutdown.

4.3.3 Ignition System


Spark igniter type merupakan sistem pengapian yang telah dikembangkan dan
disesuaikan untuk memberikan engine dengan sistem pengapian yang dapat
menyala dengan cepat dengan rentang temperature yang luas. Terletak pada
posisi jam 4 dan 8 pada gas generator case. Terdiri dari engine-mounted ignition
exciter, dua individual high tension cable assemblies dan dua spark igniters.
System akan menghasilkan daya dari aircraft battery sebesar 28 volt DC dan
akan bekerja pada very high voltage 20 J dan 2000 A dengan tegangan antara 22-
26 kV pada high tension transformer untuk menyalakan spark igniter.

Gambar 4.2 Ignition System

4.3.4 Engine Air System


Engine mempunyai tiga air bleed systems yang terpisah, yaitu compressor air
bleed control, bearing compartment air seal and bleed system dan turbine disk
cooling system. Pada sistem yang keempat tersedia sebagai sebuah sumber

29
opsional untuk high-pressure air digunakan untuk mengoperasikan auxiliary
airframe equipment.

4.4 Komponen PT6A-27 Turboprop Engine

Komponen-komponen engine PT6A-27 antara lain:

4.4.1 Air Intake


Berfungsi untuk mengarahkan aliran udara yang masuk (inlet air) ke
compressor stage pertama. Salah satu keunikan dari PT6A-27 Turboprop engine
ini adalah intake nya terletak pada belakang engine.

Gambar 4.3 Air Intake

4.4.2 Compressor Rotor and Stator Assembly


Terdiri dari tiga axial rotor stages, tiga interstage spacers, tiga stator
assemblies dan satu single-stage centrifugal impeller and housing. Berfungsi
mempercepat aliran massa udara yang kemudian diperlambat oleh stator vane,
sehingga akan menaikan tekanan udara yang kemudian masuk ke dalam diffuser
dengan perbandingan tekanan 6.3 : 1. Diffusser adalah saluran berbentuk
divergent yang digunakan untuk aliran udara centrifugal pada turbine engine
untuk memperlambat kecepatan udara dan menaikkan tekanan, sehingga udara
bercampur dengan bahan bakar dengan sempurna.

30
Gambar 4.4 Compressor Section

4.4.3 Combustion Chamber Liner


Adalah annular reverse-flow type berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
pembakaran (combustion) dari campuran bahan bakar dan udara sehingga
menghasilkan energi panas untuk di ekspansikan ke turbine

31
Gambar 4.5 Combustion Chamber

4.4.4 Fuel Nozzle


Fuel Nozzle berfungsi untuk mengkabutkan fuel pada combustion chamber
agar bercampur dengan udara yang bertekanan tinggi sehingga terjadi
pembakaran. Fuel nozzle pada PT6A-27 turboprop engine berjumalah 14 buah,
dimana terletak mengelilingi combustion chamber.

32
Gambar 4.6 Fuel Nozzle

4.4.5 Compressor Turbine


Compressor Turbine berfungsi untuk merubah gas panas berkecepatan tinggi
untuk memutar rotor compressor unit yang akan menyebabkan turbine blade
berputar sehingga mengubah energi kinetik menjadi energi mekanik dengan
perbandingan 75 % untuk memutar compressor dan 25 % untuk memutar
propeller melalui reduction gearbox.

33
Gambar 4.7 Compressor Turbine

4.4.6 Power Turbine


Power Turbine berfungsi untuk memutar shaft power turbine yang
menggerakkan reduction gearbox melalui putaran shaft tersebut sehingga
menggerakan propeller.

Gambar 4.8 Power Turbine

34
4.4.7 Exhaust
Exhaust berfungsi untuk mengarahkan gas sisa pembakaran keluar untuk
dibuang.

Gambar 4.9 Exhaust Duct


4.4.8 Reduction Gear
Reduction Gear berfungsi untuk mengurangi putaran atau RPM power turbine
sehingga menghasilkan torque (tenaga) yang tinggi (besar) guna keperluan kerja
dari putaran propeller agar tidak mendekati kecepatan suara.

Gambar 4.10 Reduction Gear

35
4.4.9 Accessory Gearbox
Accessory Gearbox berfungsi sebagai perlengkapan untuk pemasangan dan
menggerakan bermacam-macam sistem accessories untuk pengoperasian engine.
a. Starter Generator
Bekerja secara bergantian. Saat starter menyala, generator mati, begitu juga
sebaliknya. Ketika starter menyala, terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi mekanik yang dapat membuat engine menyala. Kemudian setelah
engine menyala, starter akan mati dan kemudian bergantian menjadi generator
yang menyala, yang bekerja untuk merubah energi mekanik menjadi listrik
b. FCU (Fuel Control Unit)
Berfungsi untuk mengatur aliran, jumlah dan tekanan fuel yang akan masuk
ke engine
c. Oil Scavenge Pump
Berfungsi untuk menghisap sisa lubrikasi oil di engine untuk dikembalikan
lagi ke oil tank. PT6A-27 engine memiliki 4 buah oil scavenge pump
d. Oil to Fuel Heater
Berfungsi untuk memanaskan fuel dengan menggunakan oil
e. Oil Tank Breather
Berfungsi untuk menyamakan tekanan di luar dan di dalam oil tank
f. Ignition Box
Berfungsi untuk mendistribusikan aliran listrik ke spark plug kiri dan kanan
g. Oil Tank
Berfungsi sebagai tempat oil
h. Tachometer
Berfungsi sebagai sensor putaran engine, untuk kemudian dikirimkan ke
cockpit.
i. Fuel Starting Control
Berfungsi untuk membagi fuel flow menjadi 2 aliran, yaitu ke primary fuel
nozzle dan ke secondary fuel nozzle

36
Gambar 4.11 Accesory Gearbox

4.4.10 Propeller Gearbox


Berfungsi sebagai perlengkapan untuk pemasangan dan menggerakan
bermacam-macam sistem accessories untuk pengoperasian propeller
a. CSU (Constant Speed Unit)
Berfungsi untuk mengatur sudut-sudut propeller dengan medan governor
yang memiliki putaran clockwise secara manual
b. OSG (Over Speed Governor)
Berfungsi untuk mengatur sudut-sudut propeller dengan medan governor
yang memiliki putaran clockwise secara otomatis
c. Tachometer
Berfungsi sebagai sensor putaran propeller
d. Governor
Berfungsi sebagai alat untuk merubah sudut-sudut propeller

4.5 Cara Kerja PT6A-27 Engine


Pada pesawat DHC-6 Twin Otter series 300 udara masuk melalui air intake pada
bagian bawah engine melewati annular plenum chamber terus ke compressor inlet case
dimana udara dihisap langsung menuju ke compressor. Compressor terdiri dari tiga axial
stages yang di kombinasikan dengan single centrifugal stage compressor. Perputaran
compressor blades dan impeller yang menambah tenaga dari aliran udara yang
melaluinya, maka terjadi kenaikan velocity. Stator vanes terletak di antara setiap stage
dari compressor rotor blades yang mengarahkan udara, mengubah velocity menjadi
pressure, dan mengarahkan aliran udara pada sudut yang tepat menuju stage
compression berikutnya. Dari centrifugal impeller, udara mengalir melalui diffuser
vanes kemudian aliran udara diarahkan 90º kemudian velocity diubah menjadi pressure.

37
Aliran udara kemudian diarahkan melalui straightening vanes menuju ke
combustion chamber, ketika udara memasuki combustion chamber aliran udara
berubah arah 180º. Kemudian udara dicampur dengan fuel melalui fuel nozzle.
Kemudian igniter memberikan pengapian guna menyalakan pembakaran dari
campuran massa udara dan bahan bakar. Temperature di dalam combustion chamber
tersebut naik menyebabkan udara berekspansi.

Setelah pembakaran berlanjut secara kontinyu maka ignaiting berhenti


bekerja. Gas panas yang berekspansi selanjutnya akan memutar turbine blade
tersebut. Untuk mesin turboprop hampir dua per tiga dari energi yang tersimpan dari
hasil pembakaran akan diperlukan untuk mengerakkan compressor dan sisanya
diserap oleh reduction gear untuk menggerakkan propeller.

38
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melaksanakan On The Job Training di PT Merpati Maintenance Facility , Dapat


kami simpulkan sebagai berikut :

5.1.1 Kesimpulan Umum :

1. Kegiatan Kerja Praktik sangat membantu penulis dalam


menerapkan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan yang telah
dipelajari selama dibangku perkuliahan.
2. Kegiatan Kerja Praktik memberikan penulis pengalaman kerja dan
pengetahuan yang aplíkatif dan terfokus pada bidang tertentu yang
diminati sebagai bakal sebelum terjun ke dunia kerja.
3. PT. Merpati Maintenance Facility merupakan badan usaha milik
negara yang bergerak dibidang perawatan pesawat udara yang
mampu menangani sampai tahap overhaul engine PT6A dan TPE
331, dan untuk kedepannya PT. MMF menjalin kerja sama operasi
dengan GMF Aero Asia untuk mempersiapkan jasa perawatan
sampai tingkat overhaul engine Lycoming pesawat cessna dan
lainnya.

5.1.2 Kesimpulan khusus :

1. Engine PT6 merupakan jenis turbin engine yang digunakan oleh


pesawat pengangkut ringan seperti T34C-1 Charlie yang
menggunakan PT6A-25 dan DHC-6 Twin Otter yang
menggunakan PT6A-27
2. Penggunaan engine PT6A-27 pada pesawat DHC-6 Twin Otter
merupakan penyesuaian terhadap kegunaan pesawat tersebut agar
dapat meningkatkan performa STOL (Short Take Off and
Landing) pada pesawat
3. PT. MMF merupakan salah satu MRO yang mampu menyediakan
jasa perawatan engine PT6 sampai dengan tahap overhaull
sehingga mendatangkan keuntungan tersendiri demi kemajuan
perusahaan

39
5.2 Saran

Setelah menyelesaikan On The Job Training di PT. Merpati Maintenance Facility,


maka penulis memberanikan diri untuk mengemukakan saran. Adapun saran tersebut
diantaranya:

1. Sebaiknya PT. Merpati Maintenance Facility membuat semacam buku yang


berisi tentang perusahaan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber referensi
dan membantu untuk mengerjakan laporan praktik
2. Kelengkapan alat-alat keselamatan kerja harus dijaga guna menjaga kesehatan
dan keselamatan kerja
3. Meningkatkan hubungan kerja yang lebih baik diantara karyawan di PT.
Merpati Maintenance Facility untuk mencapai kebersamaan dan kekeluargaan
dalam pekerjaan
4. Sebaiknya PT. Merpati Maintenance Facility menjalin hubungan kerja sama
dengan Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan dalam hal pemberian
referensi untuk melakukan kunjungan perusahaan sehingga mahasiswa dapat
mengetahui proses-proses pekerjaan yang dilakukan di PT. Merpati
Maintenance Facility dalam hal perawatan pesawat terbang dan
mengidentifikasi topik yang relevan untuk melaksanakan On The Job
Training, Praktek Kerja Lapangan, dan Tugas Akhir

40
Lampiran-lampiran

MASJID Merpati Maintenance Facility

Hanggar Merpati Maintenance Facility

41
Pesawat Jayawijaya yang berada di Hanggar MMF.

ENGINE SHOP MMF

42
POS KEAMANAN MMF

Pintu Masuk Hanggar dan WORKSHOP

43
Kantin MMF

KANTIN MMF

44
COA Merpati Maintenance Facility

45
Lobby MMF

PARKIR MMF

46
PARKIR MMF

47
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_gas

http://aan-pashter.blogspot.com/2012/04/pengertian-gas-turbine-engine.html

http://gloopic.net/article/penerbangan/mengenal-dasardasar-mesin-turboprop-
bagian-i

http://theparoenhouse.blogspot.com/2015/05/engine-pt6a-27.html

http://www.ilmuterbang.com/artikel-mainmenu-29/pemeliharaan-pesawat-dan-
kelaikan-udara-mainmenu-35/613-engine-pt6a-27

https://id.wikipedia.org/wiki/Pratt_%26_Whitney_Canada_PT6#PT6A

48

Anda mungkin juga menyukai