WHITE PAPER
Dewan Redaksi
Penanggung Jawab
Direktur PSMK, Dr. M. Bakrun, M.M
Ketua Redaksi
Kasubdit Program dan Evaluasi, Arie Wibowo Khurniawan, S.Si, M.Ak.
Redaksi Pelaksana
Chrismi Widjajanti
Arfah Laidiah Razik
Farid Prasetyo Adi
Muhammad Abdul Majid
Ahmad Rofiuddin Syafaa
Editor
Gustriza Erda, S.Si, M.Si.
Online Redaksi
Muhammad Herdyka
Abstrak. Adanya stagnasi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia menuntut pemerintah untuk mengambil langkah-
langkah strategis. Kemendikbud melalui Direktorat Pendidikan SMK menggagas Gerakan One School One Product (1S-
1P) guna meningkatkan kualitas produk unggulan hasil teaching factory SMK. Hal ini sebagai langkah nyata untuk
berpartisipasi dalam membangun ekonomi Indonesia melalui peningkatan kesadaran akkan pentingnya pengajuan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) atas produk yang dihasilkan sekolah. Dengan adanya gerakan ini, SMK diharapkan tidak
hanya menghasilkan produk, baik barang maupun jasa, ketika mendapatkan bantuan Teaching Factory saja, namun
tetap bisa berinovasi dan menghasilkan produk unggulan dengan memaksimalkan seluruh potensi yang ada di
masing--masing sekolah. Kajian kebijakan ini bertujuan untuk mendorong agar hasil dari Teaching factory menjadi
lebih konsisten dan memiliki daya saing tinggi. Selain itu, kajian ini juga memberikan gambaran mengenai konsep 1S-
1P yang dapat diterapkan oleh SMK. Berdasarkan hasil kajian diperoleh bahwa gerakan 1S-1P hendaknya tidak hanya
berhenti sampai dengan memasarkan produk di pasar saja, namun menjadi school branding dengan mengajukannya
sebagai HKI untuk peningkatan citra sekolah dan peningkatan perekonomian bangsa. Beberapa rekomendasi guna
peningkatan pengajuan HKI melalui produk unggulan hasil teaching factory yaitu pemerintah melakukan sosialisasi
massal ke SMK untuk memberikan informasi dan pendampingan terkait pengajuan HKI, meringkas sistem perizinan,
waktu dan biaya dalam pendaftaran HKI. Pemerintah juga dinilai perlu membangun kerja sama dengan sekolah untuk
membuka jalur pemasaran dan menyediakan pasar guna menyukseskan program 1S-1P dan demi peningkatan citra
potensi sekolah dan ekonomi Indonesia.
Kata Kunci: teaching factory, One School One Product (1S-1P), school branding, SMK
Indonesia tengah menghadapi pertumbuhan Rendahnya tingkat daya saing dan inovasi ini
ekonomi yang cenderung stagnasi dan berkisar perlu mendapatkan perhatian yang serius dari
pada angka 5% (Khurniawan, 2019). Salah satu pemerintah. Hal ini disebabkan daya saing dan
penyebab stagnasi pertumbuhan ekonomi inovasi merupakan salah satu kunci dalam
tersebut karena masih rendahnya daya saing mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemerintah
dan inovasi dari sumber daya manusia yang perlu membuat langkah strategis untuk
tersedia. Berdasarkan World Competitiveness menggalakkan kesadaran masyarakat untuk
Yearbook (WCY) yang dikeluarkan oleh Institute terus berinovasi. Selain itu, pemerintah juga
for Management Development (IMD) 2019, daya perlu mendorong masyarakat untuk memberikan
saing Indonesia masih tertinggal dibandingkan perlindungan atas inovasi yang dihasilkan
negara lainnya. Indonesia menduduki peringkat melalui pengajuan Hak Kekayaan Intelektual.
ke 32 dari 63 negara yang diteliti. Di lain sisi, Karena, berdasarkan penelitian Kanwar dan
tingkat inovasi Indonesia pun belum Everson (2003), semakin banyak HKI yang
menunjukkan prestasi yang memuaskan. didaftarkan di suatu negara, maka semakin
Menurut Laporan The Global Inovation Index (GII), tinggi pula pertumbuhan ekonomi di negara
1
Kepala Subdit Program dan Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud
2
Staf Subdit Program dan Evaluasi
2
WHITE PAPER
(1S-1P ). Informasi yang dihasilkan diharapkan tentang daya saing, inovasi, HKI, 1S-1P dan
dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak school branding.
yang terkait dalam proses pembuatan
rekomendasi terkait dengan program 1S-1P dan Metode Analisis
peningkatkan inovasi, daya saing, dan HKI
Kajian ini menggunakan analisis interaktif yang
Indonesia.
dimulai dengan menelaah seluruh data yang
Manfaat diperoleh dari berbagai sumber, seperti jurnal,
catatan laporan dokumen, buku, artikel dan
Kajian kebijakan ini dapat menjadi masukan bagi publikasi lainnya yang berkaitan dengan daya
pemerintah dalam rangka mengambil kebijakan saing, inovasi, HKI, 1S-1P dan school branding
terkait program 1S-1P dan meningkatkan dalam meningkatkan daya saing satuan
perlindungan HKI demi memajukan pendidikan. Selain itu, digunakan juga metode
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk analisis statistik untuk meringkas, meyajikan
pembaca, kajian kebijakan ini diharapkan dapat dan mendeskripsikan data ke dalam bentuk yang
dipergunakan sebagai referensi atau mudah dibaca.
pembanding bagi kajian kebijakan berikutnya
serta dapat memberikan landasan untuk kajian HASIL DAN PEMBAHASAN
kebijakan dan pengembangan ilmu Daya Saing Indonesia
pengetahuan.
Peringkat daya saing Indonesia pada tahun 2019
METODE menunjukkan hasil yang menggembirakan.
Berdasarkan penilaian dari Institute for
Data
Management Development (IMD) dalam World
Kajian kebijakan ini menggunakan beberapa Competitiveness Yearbook (WCY) 2019 seperti
data yang telah dipublikasikan oleh beberapa yang tertera pada Gambar 1, daya saing
lembaga di tingkat dunia, seperti: Indonesia mengalami peningkatan yang
signifikan. Indonesia mampu meraih posisi ke
1. World Competitiveness Yearbook (WCY) 2019, 32, melesat 11 peringkat dibandingkan tahun
yang keluarkan oleh Institute for sebelumnya. Capaian tersebut menjadikan
Management Development (IMD) Indonesia sebagai negara dengan peningkatan
2. The Global Inovation Index (GII) 2018 yang peringkat paling tinggi di kawasan Asia Pasifik.
dikeluarkan oleh Cornell SC Johnson College Sinergi antara pemerintah dan seluruh
of Business, The Business School for the pemangku kepentingan, terutama dunia usaha,
World (INSEAD), dan World Intelectual menjadi kunci dalam meningkatkan kinerja
Property Organization (WIKO) investasi dan daya saing yang lebih baik
(KataData, 2019).
3. WPO Statistics Database
4. Japan Paten Office Meskipun Indonesia mengalami peningkatan
peringkat, namun daya saing Indonesia masih
Selain itu, kajian ini juga mengumpulkan tertinggal dibandingkan dengan negara
dokumen-dokumen terkait dari sumber tertulis, tetangga. Malaysia dan Thailand, sebagai negara
seperti buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan paling dekat dengan Indonesia mampu
jurnal, atau dokumen-dokumen yang terkait mencapai posisi 22 dan 25. Sementara Taiwan,
mampu meningkatkan satu poin dan tetap
4
WHITE PAPER
berada pada 20 besar negara dengan daya saing Singapura berada pada peringkat ketiga, namun
tinggi, yaitu pada peringkat 16. di tahun selanjutnya Singapura mampu
menunjukkan daya saing yang tinggi dan unggul
Bukan hanya Indonesia, lima negara dengan menjadi peringkat pertama. Singapura mampu
daya saing tertinggi di dunia pun tidak luput dari menggeser posisi Amerika Serikat yang turun
perubahan peringkat. Pada tahun 2018, menjadi peringkat ke-3.
50
Phillippine 46
43
Indonesia 32
30
Thailand 25
22
Malaysia 22
17
Taiwan 16
7
UAE 5
5
Switzerland 4
1
USA 3
2
Hong Kong 2
3
Singapore 1
0 10 20 30 40 50 60
2018 2019
paten yang diajukan serta penyebaran untuk mengubah sumber daya yang ada
pengetahuan. Negara ini unggul terutama menjadi keluaran yang inovatif.
dalam hal lingkungan bisnis dan kemampuan
80 1
2 3 4 5
70 8 11 13 15
60
36 42 43
50 54
71 85 98
40
30
20
10
0
Sweden
Singapore
UK
Jepang
Phillippine
Indonesia
Kamboja
Switzerland
Thailand
USA
Netherlands
Vietnam
Hong Kong
Korea Selatan
Malaysia
Brunei Darussalam
Sumber: The Global Inovation Index (GII), 2019
Empat negara lain yang masuk dalam lima hanya mampu berada di peringkat 85
besar negara dengan daya saing tertinggi (29.72/100), posisi yang sama seperti pada
yaitu Sweden, USA dan Netherlands dan UK. tahun 2018, namun naik 2 peringkat
Di lain sisi, Singapore, turun satu peringkat dibandingkan dengan posisi tahun
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018, sebelumnya. Peringkat ini membuat
Singapura berhasil masuk ke dalam 5 besar Indonesia menjadi negara dengan predikat
negara dengan daya saing tertinggi di dunia Low-Middle Income Country. Di lain sisi,
dengan skor 59.83/100, namun pada tahun negara tetangga seperti Malaysia dan
2019, Singapura turun 3 peringkat menjadi Vietnam mampu mencapai peringkat 35
posisi-8 dengan skor 58.37/100. Meskipun (42.68/100) dan peringkat 42 (38.84/100).
mengalami penurunan peringkat, namun Sementara Philipina, meskipun belum
Singapura tetap menjadi negara dengan mencapai negara dengan pendapatan
peringkat tertinggi di Asia. Kemudian disusul menengah tinggi, namun rankingnya jauh
dengan Korea Selatan pada peringkat 11 lebih baik dibandingkan Indonesia, yaitu
(skor 56.55/100), Hongkong pada peringkat pada peringkat 54 (36.18/100).
13 (skor 55.54/100), dan Jepang pada
peringkat 15 (skor 54.68/100. Prestasi Tingkat inovasi Indonesia yang rendah ini
tersebut membuat keempat negara tersebut tidak terlepas dari beberapa faktor. Dilansir
mampu mencapai predikat High Income dari Okezone (2017), Pengamat Institute for
Countries (HIC). Development of Economies and Finance,
Berkualitas Martawardaya menyatakan
Sementara untuk Indonesia, peringkat bahwa faktor regulasi belum sepenuhnya
inovasinya masih jauh tertinggal. Indonesia mendukung menjadi penyebab rendahnya
6
WHITE PAPER
inovasi di Indonesia. Aturan soal paten di Economic and Finance (INDEF) dalam
Indonesia cukup lemah dan memakan waktu Republika (2016). Hasilnya pun menunjukkan
yang lama. Padahal, persoalan paten kecenderungan yang sama bahwa paten
sangatlah mendesak. Anggaran riset yang memiliki dampak positif terhadap
relatif kecil juga dinilai berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak
rendahnya inovasi di Indonesia. Selama dua paten yang didaftarkan di suatu negara,
tahun terakhir ini, pemerintah hanya maka semakin tinggi pula pertumbuhan
menganggarkan belanja riset sebesar 0,2% ekonomin di negara tersebut. Setiap 1%
terhadap PDB. Angka tersebut bahkan masih kenaikan jumlah paten, mampu
jauh di bawah negara negara tetangga meningkatkan ekonomi Indonesia sebesar
seperti Singapura dan Thailand yang sudah di 0,06%. Artinya jika paten meningkat sebesar
atas angka 2,5%. 10%, berarti ekonomi Indonesia maka
pertumbuhan ekonomi akan mencapai 0,6%.
Pengaruh HKI terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Karena pentingnya paten dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
Kanwar dan Everson (2003) dalam diperlukan peran pemerintah untuk
penelitiannya menyatakan bahwa memperkuat perlindungan HKI. Dengan
perlindungan HKI memiliki dampak yang semakin kuatnya perlindungan HKI, maka
sangat signifikan terhadap investasi di diharapkan akan membawa efek terhadap
bidang riset dan pengembangan. kemajuan riset teknologi serta tumbuhnya
Perlindungan HKI yang sangat kuat memacu usaha-usaha baru di dalam negeri. Hal ini
inovasi dan kemajuan teknologi suatu dapat menopang pertumbuhan ekonomi
negara. Perlindungan HKI pun berkaitan erat Indonesia berbasiskan pengetahuan.
dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Perkembangan HKI di Negara Maju
Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian
yang sebelumnya dilakukan Gould dan Negara berkembang memandang bahwa HKI
Gruben (1996). Berdasarkan penelitian yang hanya terbatas dengan perlindungan hak
dilakukan Gould dan Gruben ppada 95 95 paten, terhadap pelanggaran hak cipta,
negara maju dan berkembang, ditemukan merek dan paten. Sementara negara maju,
bahwa semakin kuat perlindungan HKI di sangat menyadari akan pentingnya akses
suatu negara, semakin memberikan dampak terhadap Kekayaan Intelektual untuk
yang sangat signifikan terhadap menopang pembangunan dan pertumbuhan
perekonomian pada negara-negara yang ekonomi berkelanjutan. Berdasarkan Gambar
menerapkan sistem perekonomian yang 4, diketahui bahwa lima negara yang
terbuka. Semakin terbuka sistem mengajukan permohonan paten terbanyak di
perekonomian suatu negara, perlindungan dunia secara berturut-turut adalah Cina, USA,
HKI semakin memainkan peranannya dalam Jepang, Korea Selatan, dan Jerman. Kelima
mendukung pertumbuhan ekonomi negara negara tersebut juga termasuk dalam negara
tersebut. yang memiliki predikat negara yang memiliki
pendapatan tertinggi.
Untuk Indonesia, penelitian serupa pernah
dilakukan oleh Institute for Development of
7
WHITE PAPER
China, sebagai pemegang hak paten tertinggi pengajuan dengan jumlah pemohon dari luar
mampu mencapai 1.381.594 permohonan penduduk luar negeri lebih besar
hak paten. Jauh melampaui angka di negara dibandingkan hak paten dalam negeri.
lainnya. Amerika serikat, sebagai pemohon Sementara jumlah permohonan paten di
tertingggi kedua, hanya mengajukan negara Jepang dan Korea Selatan, berkisar
permohonan paten kurang dari setengah 200 ribu hingga 320 ribu.
permohonan di Cina, yaitu sebanyak 606.956
1,500,000
135,885
1,200,000
900,000
600,000 1,245,709
313,052 58,189
300,000
45,691
293,904 260,290 19,927
159,084
- 47,785
China United States of Japan Republic of Korea Germany
America (USA)
Resident Non-Resident
Misal diambil contoh negara Jepang. Negara yang signifikan. Berdasarkan Gambar 5, pada
sakura ini memiliki jumlah paten yang tahun 1980, Jepang memiliki permohonan
semakin meningkat tiap tahunnya, baik yang paten sekitar 180 ribu permohonan dimana
berasal dari masyarakat dalam negeri mauun PDB Jepang saat itu mencapai 250.000
dari luar negeri. Peningkatan jumlah paten ini miliar Yen. Pada tahun 1990, permohonan
disebabkan masyarakat Jepang memang paten berada pada kisaran angka 330 ribu
memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya dan PDB Jepang mendekati angka 420.000
hak kekayaan intelektual (HKI). Tak hanya miliar Yen. Sedangkan pada satu dekade
itu, pemerintah Jepang juga terus berupaya selanjutnya, jumlah permohonan paten
untuk mempercepat pertumbuhan HKI mencapai angka 500 ribu dan PDB Jepang
karena HKI juga dijadikan sebagai tujuan mencapai 500.000 miliar Yen. Dapat
negara. dikatakan, semakin banyak permohonan
paten dan merek dagang di suatu Jepang,
Peningkatan permohonan paten ini juga maka pertumbuhan Produk Domestik Bruto
diikuti pula dengan pertumbuhan ekonomi (PDB) Jepang juga mengalami peningkatan.
1
WHITE PAPER
Sumber: JPO
Gambar 5. Jumlah Paten terhadap pertumbuhan Ekonomi di Jepang
Product (1S-1P). Program ini bertujuan lainnya. Dengan demikian, dapat diketahui
untuk menghimbau dan mengajak siswa- potensi yang dimiliki oleh setiap sekolah
siswi sekolah untuk mengembangkan sebagai “centre point” yang nantinya dapat
ekonomi yang nantinya menjadi potensi digunakan sebagai sumber penghasilan guna
dasar bagi lingkungan sekolah. Dengan mendorong tumbuhnya perekonomian,
program ini diharapkan sekolah dapat Setiap sekolah diharapkan mampu
menghasilkan sebuah produk unggulan yang menghasilkan suatu produk utama yang
nantinya dapat dipatenkan guna kompetitif dan mampu bersaing di tingkat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tidak global namun tetap memiliki ciri khas
hanya perekenomian sekolah secara khusus keunikan karakteristik sesuai dengan potensi
namun juga perekonomian nasional secara daerah.
umum.
Dengan adanya program 1S-1P, sekolah
Program 1S-1P mengajak para siswa untuk dapat memperoleh profit yang nantinya
menyalurkan bakat dalam bidang dapat membantu keuangan, baik untuk
kewirausahaan dan tentunya menuntun kepentingan sekolah maupun kepentingan
sekolah untuk mengetahui potensi dasar anak didiknya. Program ini dinilai mampu
yang dimiliki. Program 1S-1P ini juga menginspirasi dan menumbuhkan kesadaran
mendorong setiap sekolah untuk dapat untuk terus berpikir kreatif guna
menemukan dan mengembangkan satu mengembangkan ide-ide yang nantinya
produk unggulan yang mempunya ciri khas dapat menghasilkan keuntungan melalui
yang berbeda dengan produk dari sekolah jalur bisnis atau kewirausahaan.
Prinsip One School One Product tersebut sebagai salah satu langkah demi
terwujudnya revitalisasi SMK.
Seperti yang ditampilkan pada Gambar 7,
Program 1S-1P ini menggunakan tiga prinsip Pertama, prinsip bertindak lokal dengan
dasar dalam pelaksanaannya, yaitu lokal wawasan global. Artinya, dengan sumber
berwawasan global, bebas kreatif dan daya (kekayaan) dan budaya lokal yang
pengembangan SDM. Ketiga prinsip dasar spesifik, tiap SMK dituntut untuk
3
WHITE PAPER
Kedua, prinsip bebas dan kreatif. Maksudnya, Program one school one product tidak hanya
SMK diberi kesempatan untuk memilih dapat dijalankan sendiri, tetapi juga dapat
sendiri produk unggulan yang akan didukung dan berjalan bersama dengan
dihasilkan sesuai dengan bidang keahlian beberapa program yang telah dibuat oleh
dan potensi di daerahnya. Tak hanya itu, SMK Direktorat Pembinaan SMK. Pengelolaan
juga dibebaskan untuk melakukan produksi, produk pada rogram 1S-1P dapat
pengolahan, dan distribusi akan produk yang diintegrasikan dengan Program Teaching
dihasilkan dengan memanfaatkan potensi Factory, sedangkan untuk penjualan dapat
yang dimiliki secara kreatif dengan usaha- diintegrasikan dengan program Technopark.
usaha yang mandiri.
Integrasi dengan Teaching Factory
Prinsip yang terakhir yaitu pengembangan
sumber daya manusia. Program 1S-1P Sebagaimana dijelaskan dalam Grand Design
diharapkan menjadi salah satu faktor yang Pengembangan Teaching Factoy dan
dapat mengembangkan kapasitas dan Technopark di SMK (2016), teaching
kompetensi sumber daya manusia sehingga factory merupakan konsep pembelajaran
mereka memiliki semangat untuk kreatif dan berbasis industri (produk dan jasa) melalui
mampu menghadapi berbagai tantangan sinergi sekolah dengan industri untuk
pada era global. menghasilkan lulusan yang kompeten sesuai
dengan kebutuhan pasar. Teaching factory
Kriteria 1S-1P menggabungkan pembelajaran berbasis
kompetensi dengan pembelajaran berbasis
Dalam pengembangan 1S-1P diperlukan
produksi sebagai langkah dalam menjawab
beberapa kriteria produk atau jasa yang
tantangan perkembangan industri. Konsep
dihasilkan dapat masuk dan bersaing dalam
ini memiliki nilai strategis pada pendidikan
pasar global. Beberapa kriteria tersebut
dan pelatihan kejuruan dalam meningkatkan
adalah:
daya saing lulusan institusi kejuruan seperti
1. Merupakan produk unggulan atau SMK di pasar tenaga kerja tingkat lokal
kompetensi inti yang telah lama maupun nasional bahkan regional. SMK
dikembangkan; memiliki daya saing karena mempunyai
2. Merupakan komoditas/produk khas dan mekanisme yang selalu mengikuti
unik dari daerah dimana sekolah berada; perkembangan industri yang sangat cepat.
3. Berbasis pada sumber daya alam Dengan proses pembelajaran teaching
setempat; factory, siswa dapat belajar dan menguasai
4
WHITE PAPER
konstitutif yaitu hak atas merek diperoleh dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia
atas pendaftarannya. Artinya pemegang hak dagang. Lingkup perlindungan Rahasia
merek adalah seseorang yang mendaftarkan dagang meliputi metode produksi, metode
untuk pertama kalinya di Direktorat Jenderal pengolahan, metode penjualan serta
Hak Kekayaan Intelektual. informasi lain yang memiliki nilai ekonomis
dan tidak diketahui masyarakat secara
Prosedur pengajuan pendaftaran merek umum. Dalam hal perlindungan rahasia
melalui beberapa tahapan, yaitu: dagang, tidak ada ketentuan yang
1. Pengajuan permohonan sesuai dengan membatasi tentang jangka waktu berlakunya
yang telah disediakan oleh Kantor Merek, perlindungan rahasia dagang, yaitu selama
dengan melampirkan : formulir pemiliknya tetap merahasiakan dan
pendaftaran merek rangkap 4 (empat), melakukan usaha-usaha untuk melindungi
surat pernyataan kepemilikan merek kerahasiannya maka selama itu pula berlaku
bermaterai Rp. 6000,- Fotocopy KTP perlindungan hukum.
pemilik merek, Fotocopy akte pendirian
badan hukum yang dilegalisir notaris bagi Desain Industri
pemohon atas nama Badan Hukum,
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif
Fotocopy NPWP bagi pemohon atas nama
yang diberikan negara RI kepada pendesain
Badan Hukum, etiket Merek sebanyak 26
atas hasil kreasinya, untuk selama waktu
(duapuluh enam) lembar, contoh fisik
tertentu melaksanakan sendiri, atau
produk yang didaftarkan serta
memberikan persetujuannya kepada pihak
mencantumkan nama negara dan tanggal
lain untuk melaksanakan hak tersebut.
permintaan pendaftaran Merek pertama
Pendaftaran desain industri berlaku selama
kali bagi merek dengan Hak Prioritas
10 tahun sejak tanggal penerimaan
2. Pemeriksaan permintaan pendaftaran
permintaan pendaftaran dan tidak dapat
merek dilakukan secara formal dan
dilakukan perpanjangan pendaftaran desain
substantif. Pemeriksaan formal
yang telah habis masa berlakunya.
merupakan pemeriksaan atas
kelengkapan persyaratan administratif
Prosedur pengajuan pendaftaran desain
yang ditetapkan. Sementara pemeriksaan
industri melalui beberapa tahapan, yaitu:
substantif merupakan pemeriksaan
1. Mengisi formulir pendaftaran Desain
terhadap merek yang diajukan apakah
Industri rangkap;
dapat didaftarkan atau tidak, berdasarkan
2. Mengisi formulir Surat Pernyataan
persamaan pada keseluruhan, persamaan
kebaruan dan kepemilikan produk,
pada pokoknya, atas merek sejenis milik
bermaterai Rp. 6000;
orang lain, sudah diajukan mereknya lebih
3. Melampirkan gambar atau foto produk
dahulu oleh orang lain.
dengan perspektif tampak depan,
belakang, samping kanan, samping kiri,
Rahasia Dagang
atas dan bawah (rangkap 6);
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak 4. Melampirkan uraian dari desain industri
diketahui oleh umum di bidang teknologi meliputi arti, fungsi, dan kegunaan
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi produk
karena berguna dalam kegiatan usaha, dan 5. Melampirkan contoh fisik produk;
9
WHITE PAPER
deskripsi/uraian tentang produk yang akan 2. Berkas asli hasil uji laboratorium yang
didaftarkan. berhubungan dengan produk dan terdiri
dari klaim gizi, zat yang diklaim pada label,
Pendaftaran Produk ke Badan Pengawas uji kimia, cemaran mikrobiologi dan
Obat dan Makanan (BPOM) cemaran logam. Hasil analisis
laboratorium tersebut berlaku selama
Beberapa tahun belakangan ini industri
enam bulan;
makanan, minuman, dan kosmetik sedang
mengalami peningkatan. Adanya 3. Rancangan label sesuai dengan yang akan
peningkatan pendapatan dan konsumen diedarkan sekaligus contoh produknya;
kalangan menengah merupakan kontributor 4. Formulir pendaftaran yang telah diisi
utama pada pertumbuhan ini. Kedepan, lengkap. Formulir pendaftaran tersebut
pemerintah mengharapkan semakin banyak dapat diperoleh di bagian Tata Usaha
perusahaan makanan dan minuman yang Direktorat Penilaian Keamanan Pangan
masuk ke pasar Indonesia. Akan tetapi, untuk Badan POM.
dapat mendistribusikan produk di pasar
Indonesia, perlu terlebih dahulu Sementara itu, berlaku persyaratan untuk
mendapatkan izin BPOM makanan. pendaftaran izin edar produk luar negeri yang
harus dipenuhi yakni:
Dalam mendaftarkan produk ke BPOM,
1. Salinan Surat Penunjukan dari negara
produk akan dilabel sesuai dengan kode yang
asal;
telah ditentukan. SP merupakan nomor
2. Health Sertificate (izin dari departemen
pendaftaran yang diberikan kepada para
kesehatan negara asal);
pengusaha kecil dengan modal dan
3. Hasil uji laboratorium;
pengawas yang diberikan oleh Dinas
4. Label berwarna;
Kesehatan /Kodya sebatas penyuluhan. MD
5. Sampel produk minimal tiga buah;
diberikan kepada produsen makanan atau
6. Data komposisi dan spesifikasi produk;
minuman yang bermodal besar dan
7. Salinan Surat Izin Usaha Perdagangan
diperkirakan mampu untuk mengikuti
(SIUP) atau Angka Pengenal Importir
persyaratan keamanan pangan yang telah
(API)
ditetapkan oleh pemerintah. Sementara label
ML untuk produk makanan dan minuman
Pendaftaran produk juga dapat dilakukan
olahan yang berasal dari produk impor, baik
secara online melalui aplikasi e-registration.
berupa kemasan langsung maupun yang
Aplikasi ini memang dibuat untuk para
dikemas ulang.
pelaku industri makanan dan obat-obatan
Pendaftaran perusahaan dan spesifikasi yang akan mengajukan permohonan
produk ke BPOM dapat dilakukan, baik registrasi produk mereka ke BPOM dengan
secara manual maupun digital. Pada lebih mudah, cepat, efisien, dan juga
pendaftaran manual, beberapa persyaratan transparan. Keuntungan menggunakan
berkas yang harus dipenuhi terdiri atas: aplikasi ini adalah pendaftar hanya
1. Fotokopi izin industri dari Departemen membutuhkan koneksi internet untuk bisa
Perindustrian dan Perdagangan atau melakukan proses registrasi produk dan
Badan Koordinasi Penanaman Modal mengirim beberapa dokumen dalam bentuk
(BKPM);
11
WHITE PAPER
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani RR. 2013. Pendekatan One Village One Product (OVOP) untuk Meningkatkan Kreativitas
UMKM dan Kesejahteraan Masyarakat. Sustainable Competitive Advantage (SCA). 3(1).
Diakses pada: http://jp.feb.unsoed.ac.id/index.php/sca-1/article/viewFile/249/254
Chuman FR. 2016. A Study of One Village One Product (OVOP) and Workforce Development: Lessons
for Engaging Rural Communities around the World. University of Guam School of Business
and Public Administration: Mangilao.
Gould DM Gruben WC. 1996. The Role of Intellectual Property Rights in Economic Growth. Journal of
Development Economics. 48(2): 323-350
Kanwar S, Evenson RE. 2003. Does Intellectual Property Right Protection Spur Technological
Change. Oxford Economic Papers.
Katadata. 2019. Tumbuh tertinggi di Asia, Peringkat daya saing RI Melesat ke Posisi 32. Diakses
pada https://katadata.co.id/berita/2019/05/31/tumbuh-tertinggi-di-asia-peringkat-
daya-saing-ri-melesat-ke-posisi-32
[Kemendikbud] Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Grand Design Pengembangan
Teaching Factory dan Technopark di SMK. Jakarta: Kemendikbud
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2010. Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis
Pengembangan IKM melalui Pendekatan Satu Desa Satu Produk (One
Village One Product–OVOP). Jakarta: Dirjen IKM Kementerian Perindustrian.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian. 2019. Panduan Pengenalan HKI. Jakarta: Departemen
Perindustrian
Okezone.com. 2017. Duh! Peringkat inovasi global Indonesia di posisi 87 jauh dari Malaysia dan
Vietnam. Diakses pada:
https://economy.okezone.com/read/2017/09/27/320/1783902/duh-peringkat-inovasi-
global-indonesia-di-posisi-87-jauh-dari-malaysia-dan
vietnam?utm_source=economy&utm_medium=box&utm_campaign=breaking8
13
WHITE PAPER
Pasaribu SM. 2011. Pengembangan Agro-Industri Perdesaan Dengan Pendekatan One Village One
Product (OVOP). Forum Penelitian Agro Ekonomi. 29(1): 1-11.
Republika. 2016. Dorong pertumbuhan Ekonomi Jumlah Hak Paten Harus Ditambah. Diakses pada
https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/17/09/27/owxdbr383-dorong-
pertumbuhan-ekonomi-jumlah-hak-paten-harus-ditambah
Ujikura R. 2015. One Village One Product: Evaluations And Lessons Learnt From Ovop Aid Projects.
Diakses pada:
https://www.researchgate.net/publication/275062202_One_village_one_product_evaluations_an
d_lessons_learnt_from_OVOP_aid_projects