Anda di halaman 1dari 5

Artikel Penelitian

Faktor yang Memengaruhi


Angka Kejadian Hipokalsemia di
Ruang Rawat Neonatal

Rizalya Dewi,* Rinawati Rohsiswatmo**

*Subbagian Neonatologi Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda, Pekanbaru
**Subbagian Neonatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Abstrak
Pendahuluan: Kadar kalsium serum relatif masih tinggi pada saat kelahiran, tetapi menurun
dengan cepat dan mencapai titik terendah pada usia 24-48 jam. Berbagai keadaan seperti
kelahiran prematur, asfiksia, ibu diabetes melitus, asidosis, alkalosis, serta pemakaian obat-
obatan pada ibu dapat mempercepat proses ini. Gejala yang sering ditemukan pada hipokalsemia
neonatorum adalah kejang dan dapat pula disertai gejala lain seperti kembung, hipotonia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka kejadian hipokalsemia pada neonatus
risiko tinggi di ruang perawatan neonatal khusus maupun intensif, serta mencari berbagai
faktor yang memengaruhinya.
Metode: Penelitian ini bersifat retrospektif, dengan melihat rekam medis neonatus yang dirawat
di RSIA Eria Bunda Pekanbaru selama tahun 2011.
Hasil: Ditemukan hipokalsemia sebesar 36% dari total 97 neonatus yang diperiksa dalam 24
jam pertama.
Kesimpulan: Tidak ditemukan hubungan antara kejang, asfiksia, berat lahir, dan infeksi dengan
kadar kalsium serum. J Indon Med Assoc. 2012;62:386-90.
Kata kunci: hipokalsemia, neonatus, ruang rawat

Korespondensi: Rizalya Dewi,


Subbagian Neonatologi Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda,
Pekanbaru

386 J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012
Faktor yang Memengaruhi Angka Kejadian Hipokalsemia di Ruang Rawat Neonatal

Factors Associated with Hypocalcemia in Neonatal Ward

Rizalya Dewi*, Rinawati Rohsiswatmo**

*Neonatology Subdivision, Eria Bunda Mother and Child Hospital, Pekanbaru


**Neonatology Subdivision, Faculty of Medicine Universitas Indonesia/
Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta

Abstract
Introduction: Calcium concentration is relatively high at the time of birth, but it abruptly de-
creases in 24 to 48 hours of life. Many conditions may affect this process, such as preterm birth,
perinatal asphyxia, infant of diabetic mother, acidosis, alkalosis, and maternal use of certain
drugs. The most frequent sign of hypocalcaemia is general seizure, accompanied with other non
specific symptoms such as abdominal distention and hypotonia. The aim of this study are to find
the incidence of hypocalcaemia in the neonatal ward and to find any relationships with factors that
might influence the incidence.
Methods: This is a retrospective study. Data were taken from medical records of all newborn
hospitalized in Eria Bunda Mother and Children Hospital of Pekanbaru in 2011.
Results: Out of 97 neonates that were examined in the first 24 hour, 36% were hypocalcemia.
Conclusion: There are no correlation between disease severity and serum calcium concentra-
tion. J Indon Med Assoc. 2012;62:386-90.
Keywords: hypocalcemia, neonatus, neonatal ward

Pendahuluan
Kalsium merupakan salah satu mineral penting yang dan kalsitriol (1,25-dihydroxy vitamin D3; 1,25[OH]2D3) yang
berguna untuk pembentukan tulang serta berbagai proses berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium serum, serta
fisiologis, seperti transportasi antar membran sel, aktivasi kalsitonin untuk menurunkan kadar kalsium serum.1,5
dan inhibisi beberapa enzim, regulasi metabolik intraseluler, Kadar kalsium serum relatif tinggi pada saat kelahiran,
sekresi dan aktivasi hormon, proses pembekuan darah, tetapi menurun dengan cepat pada jam-jam pertama, sehingga
kontraktilitas otot dan konduksi sistem syaraf. Sembilan mencapai titik terendah pada usia 24-48 jam. Penurunan ini
puluh persen kalsium tubuh berada di dalam tulang, sedikit terjadi karena terputusnya suplai kalsium plasenta serta
diantaranya terdapat di ruangan intra dan ekstra seluler. meningkatnya kadar hormon kalsitonin di dalam darah
Homeostasis kalsium merupakan proses kompleks yang neonatus. Hal ini direspon oleh bayi dengan meningkatnya
membutuhkan berbagai hal, antara lain suplai adekuat, proses kadar PTH (PTH surge) dan sintesis vitamin D3 setelah hari
absorbsi yang memadai di usus, serta bantuan beberapa kedua. Respon tersebut bahkan dapat lebih lama pada bayi
hormon seperti paratiroid, vitamin D dan kalsitonin.1-3 prematur, sehingga terjadi peningkatan kadar kalsium pada
Selama masa kehamilan, kalsium didapatkan fetus dari akhir minggu pertama. Berbagai keadaan bisa mempengaruhi
plasenta. Dari analisis fetus didapatkan bahwa pada trimes- proses homeostasis ini seperti kelahiran prematur, asfiksia,
ter terakhir, fetus menerima 120 mg kalsium/kgBB per hari. ibu diabetes, asidosis, alkalosis, serta pemakaian obat pada
Pada saat kelahiran, neonatus cukup bulan mempunyai ibu terutama glukokortikoid, fenitoin, dan fenobarbital.1-4
kurang lebih 30 gram kalsium di dalam tubuhnya.1,3 Hipokalsemia didefinisikan dengan berbagai batasan,
Kalsium serum merupakan satu persen dari kalsium antara lain sebagai kadar kalsium yang kurang dari 8 mg/dL
tubuh total, terdapat di dalam cairan ekstraseluler dan jaringan (2 mmol/L), 7,48 mg/dL (1,87 mmol/L) atau 7 mg/dL (1,75 mmol/
lunak. Kalsium serum terdiri dari komponen ion (50%), terikat L). Definisi yang lebih tepat didasarkan pada kadar kalsium
dengan protein (40%), terutama albumin, serta sebagian kecil ion, tetapi pada kadar asam-basa dan albumin yang normal,
(8-10%) terikat dengan asam organik dan inorganik seperti nilai ini mempunyai korelasi linier dengan kadar kalsium se-
sitrat, laktat, bikarbonat dan sulfat. Dalam keadaan normal, rum, sehingga pengukuran kadar kalsium serum bisa
kadar kalsium serum diatur oleh hormon paratiroid (PTH) digunakan sebagai skrining pertama. Pengukuran kadar

J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012 387
Faktor yang Memengaruhi Angka Kejadian Hipokalsemia di Ruang Rawat Neonatal

kalsium serum sebaiknya dilakukan setiap hari pada bayi- berhubungan dengan peningkatan kadar CRP pada neonatus.
bayi dengan risiko hipokalsemia. Pada kejang neonatal, peme-
riksaan kadar kalsium serum merupakan salah satu peme- Metode
riksaan yang harus dilakukan, di samping pemeriksaan sep- Penelitian ini bersifat retrospektif, dengan melihat rekam
tic work up, kadar glukosa, magnesium dan elektrolit.1,5-7 medis neonatus yang dirawat di ruang neonatus di RSIA Eria
Manifestasi klinis hipokalsemia sangat mirip dengan Bunda Pekanbaru. Semua rekam medis bayi yang dirawat
beberapa gangguan lain pada masa neonatal, diantaranya selama tahun 2011 dilihat dan dicatat data dasar seperti jenis
hipoglikemia, sepsis, meningitis, asfiksia, perdarahan kelamin, cara kelahiran, serta tempat lahir (di rumah sakit atau
intrakranial dan sindrom withdrawal. Hipokalsemia pada kiriman dari tempat lain). Data lain yang dicatat adalah diag-
neonatus dapat terjadi tanpa gejala (asimptomatik). Semakin nosis, terapi oksigen yang digunakan, kadar C-reactive pro-
imatur, semakin samar dan bervariasi gejalanya. Pada tein (CRP) dan kalsium serum. Data kalsium serum yang
neonatus, gejala utama hipokalsemia adalah jitteriness diambil adalah data dalam 24 jam pertama kelahiran. Data
(peningkatan aktifitas dan iritabilitas neuromuskuler) dan yang didapatkan dianalisis secara bivariat dan multivariat
kejang umum, walaupun kejang fokal juga pernah dilaporkan. dengan program SPSS. Definisi hipokalsemia yang dipakai
Hal itu terjadi karena hipokalsemia meningkatkan permea- pada penelitian ini adalah jika kadar kalsium berada di bawah
bilitas ion natrium dan meningkatkan eksitabilitas membran 7 mg/dL.
sel.5-7 Gejala lainnya tidak spesifik, antara lain letargi, tidak
mau menyusu, muntah, apnoe, stridor (laringospasme), Hasil
hiperrefleksia dan distensi abdomen.7,8 Derajat timbulnya Selama tahun 2011, sebanyak 189 bayi dirawat di ruang
gejala tidak berhubungan dengan kadar kalsium yang rawat/unit intensif neonatus di RSIA Eria Bunda Pekanbaru,
ditemukan. Diagnosis hipokalsemia ditegakkan dengan rata-rata 15,7 bayi per-bulan. Pemeriksaan kalsium serum
mengukur kadar kalsium ion atau kalsium serum. Pengukuran dalam 24 jam pertama dilakukan terhadap sembilan puluh tujuh
hormon pengatur kalsium tidak lazim dilakukan, kecuali jika orang.
hipokalsemia berlangsung lama, sukar dikoreksi (refractory) Rerata kadar kalsium pada pemeriksaan masih berada
atau berulang (recurrent).1-4 dalam batas normal, yaitu 9,1 mg/dL. Kadar kalsium terendah
Untuk koreksi dan terapi pada keadaan hipokalsemia,
diberikan berbagai preparat kalsium. Kalsium glukonas 10% Tabel 1. Karakteristik bayi dan rerata kadar kalsium serum
merupakan cairan yang sering digunakan, terdiri dari 9mg
kalsium elemental setiap mililiter. Pemberian kalsium intravena Jumlah bayi Rerata kadar
harus dilakukan dengan hati-hati, karena dapat menimbulkan kalsium (mg/dL)
Jumlah bayi (n) 97 9,1+2,3
bradikardia serta nekrosis jaringan jika terjadi ekstravasasi.
Hati-hati juga dengan pemberian kalsium melalui vena Hipokalsemia (n;%) 3 5 (36) 6,6 + 0,65
umbilikal, karena konsentrasi kalsium yang tinggi dapat Jenis Kelamin (n;%)
menyebabkan nekrosis hati.1,5-7 Laki-laki 6 1 (62,9) 9 + 2,37
Perempuan 3 6 (37,1) 9,28 + 2,28
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian Tempat lahir: (n;%)
hipokalsemia di ruang rawat neonatus RSIA Eria Bunda Di dalam rumah sakit 4 1 (42,3) 9,5 + 2,19
Pekanbaru, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, Dari luar rumah sakit 5 6 (57,7) 8,8 + 2,4
sehingga bisa dijadikan acuan untuk pemeriksaan rutin di Kelahiran: (n;%)
Spontan 4 5 (46) 9 + 2,39
unit neonatologi selanjutnya. Hasil pemeriksaan kalsium ini Operasi Sesar 5 1 (52,3) 9,5 + 2,25
nantinya dihubungkan dengan kadar C-reactive protein Ekstraksi vakum 1 (1) 7,9
(CRP) yang diambil pada saat bersamaan, untuk mengetahui Masalah : (n;%)
apakah kadar kalsium mempunyai korelasi dengan kadar CRP BBLR : 47 (47,7) 9,3 + 2,27
o Prematur 30 (64,5) 9 + 2,24
sebagai penanda inflamasi. o Dismatur 17 (35,5) 9,9 + 2,35
Seperti telah disebutkan sebelumnya, kadar kalsium Gawat napas 51 (52,3) 9,4 + 2,28
dipengaruhi oleh keadaan-keadaan di masa perinatal, seperti Infeksi 23 (23,1) 8,9 +2,69
prematuritas, asfiksia, sepsis dan berbagai hal lain. Kami Asfiksia 20 (20,1) 9,4 + 2,36
Kejang neonatus 23 (23,1) 9,8 + 2,38
mempunyai hipotesis bahwa (1) kadar kalsium akan rendah Kelainan bawaan 7 (7,2) 10,2 + 2,51
pada neonatus risiko tinggi dengan keadaan-keadaan di atas; Terapi oksigen: (n;%)
(2) sebagian besar keadaan-keadaan tersebut juga menim- Tidak ada1 7 (17,5) 9,5 + 2,37
bulkan reaksi inflamasi sistemik yang bisa meningkatkan Nasal kanul 30 (30,1) 9 + 2,02
CPAP 32 (33,3) 9,8 + 2,19
kadar CRP, karena CRP adalah protein fase akut yang mening- Ventilasi mekanik 18 (19) 8,8 + 2,92
kat pada reaksi peradangan dan nekrosis jaringan. Kadar CRP
CRP juga meningkat pada berbagai infeksi serta inflamasi <6 7 5 (77,3) 9,1 + 2,18
seperti asfiksia9; (3) penurunan kalsium yang terjadi, akan >6 2 2 (22,7) 8,9 + 2,85

388 J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012
Faktor yang Memengaruhi Angka Kejadian Hipokalsemia di Ruang Rawat Neonatal

ditemukan pada neonatus dengan hernia diafragma (4,4 mg/ diabetes, asidosis, dan alkalosis, serta pemakaian obat-
dL) dan kadar tertinggi (15 mg/dL) pada bayi berat lahir obatan pada ibu terutama glukokortikoid, fenitoin dan
rendah (BBLR) 2100 gr dengan sindrom gawat napas. fenobarbital.1-5
Pada semua karakteristik yang diuji, tidak ditemukan Pada penelitian ini ditemukan bahwa pada sebagian
perbedaan yang bermakna pada kadar kalsium serum. Kadar besar kasus, kadar kalsium serum berada dalam batas normal
kalsium tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, cara kelahiran, dengan rerata 9,1+2,3 mg/dL. Nilai ini hampir sama dengan
diagnosis dan terapi oksigen yang diberikan. Bayi yang yang didapatkan oleh Specker BL, et al8 dalam penelitiannya
berasal dari luar rumah sakit, mempunyai rata-rata kalsium terhadap bayi sehat, yaitu 9,73+0,06 mg/dL. Angka kejadian
yang lebih rendah (8,8 mg/dL) daripada bayi yang lahir di hipokalsemia yang ditemukan cukup tinggi, yakni 36%,
rumah sakit (9,5 mg/dL), tetapi setelah diuji, nilai P yang dengan rerata kadar kalsium 6,6+0,65 mg/dL. Hasil ini
ditemukan tidak bermakna (0,213). menunjukkan bahwa hipokalsemia cukup sering ditemukan
Berdasarkan cara kelahiran, bayi dengan ekstraksi dan pemeriksaan kalsium sebaiknya termasuk dalam peme-
vakum mempunyai kadar kalsium serum rendah (7,9 mg/dL), riksaan yang pertama dilakukan di unit neonatus, karena
tetapi persalinan ini hanya terjadi pada satu bayi sehingga hipokalsemia dapat menyebabkan kejang, disertai dengan
tidak bisa dibandingkan dengan cara kelahiran lain (persalinan gejala-gejala sistemik non spesifik lainnya.1,4-7
spontan dan operasi). Hasil ini juga menunjukkan bahwa suplementasi kalsium
Perbedaan kadar kalsium serum ternyata juga tidak ke dalam cairan intravena sebaiknya telah diberikan sejak
bermakna antara bayi dengan CRP positif (nilai CRP lebih hari pertama pada bayi-bayi risiko tinggi. Pemberian suple-
dari enam) dan CRP negatif (nilai kurang atau sama dengan mentasi kalsium telah dianjurkan diberbagai kepustakaan,
enam). Saat dilakukan uji korelasi antara kadar CRP dengan berupa penambahan kalsium glukonas 10%, ke dalam cairan
nilai kalsium serum, didapatkan koefisien korelasi -0,023, intravena pada bayi dengan risiko tinggi, seperti bayi
artinya tidak terdapat hubungan antara nilai CRP dengan prematur, sindrom gawat napas, asfiksia, sepsis dan persis-
kadar kalsium serum. tent pulmonary hypertension (PPHN). Hal ini dilakukan untuk
Dari 97 orang bayi, 35 (36%) di antaranya mengalami mempertahankan kadar kalsium serum dalam batas normal
hipokalsemia, dengan kadar kalsium rata-rata 6,6 mg/dL. Bayi- (8-10 mg/dL).1,4-7 Dosis yang dianjurkan adalah 40-50 mg
bayi yang menderita hipokalsemia, terdiri dari berbagai diag- kalsium elemental /kgBB/hari.5
nosis, antara lain prematuritas, asfiksia/HIE, sindrom gawat Pada hipokalsemia asimptomatik terdapat berbagai
napas (HMD dan pneumonia), hernia diafragma serta pendapat. Beberapa peneliti tidak melakukan koreksi karena
kemungkinan spinal muscular distrophy (SMD). Tujuh bayi dapat terjadi perbaikan spontan setelah beberapa waktu.
diantaranya adalah BBLR (3 orang prematur dan 4 orang Pendapat lain menganjurkan untuk melakukan koreksi jika
dismatur) dengan berat badan berkisar antara 1900-2400 gram, kadar kalsium serum kurang dari 6 mg/dL atau kalsium ion
tidak ditemukan bayi BBLSR dan BBLASR yang menderita kurang dari 4,4 mg/dL (1,2 mmol/L) karena hipokalsemia
hipokalsemia pada hari pertama. potensial menyebabkan gangguan pada sistem kardio-
Kasus hipokalsemia lainnya adalah kelainan bawaan vaskuler dan sistem saraf pusat.1,6
yang didiagnosis sebagai kemungkinan SMD, dengan kadar Hipokalsemia dikoreksi dengan pemberian kalsium
kalsium serum 6 mg/dL; serta satu kasus hernia diafragma glukonas 2 ml/kgBB yang dilanjutkan dengan dosis
kongenital, dengan kadar kalsium 4,4 mg/dL. Pada kasus ini, pemeliharaan 24 -75mg/kgBB kalsium elemental perhari jika
hipokalsemia yang ditemukan berulang sampai selesai terjadi kejang. Koreksi kalsium pada kejang neonatus bahkan
operasi, refrakter dengan koreksi kalsium, baru kembali nor- dapat diberikan sebelum hasil laboratorium didapatkan.1,3-6
mal setelah satu minggu dan diberikan koreksi kalsium dua Pada penelitian ini kadar kalsium pada bayi dengan
kali per hari. Hipokalsemia juga didapatkan pada masing- asfiksia dan kejang tidak terlalu rendah. Rata-rata kadar
masing satu kasus neonatal sepsis awitan dini, asfiksia dan kalsium serum pada keadaan ini berturut-turut adalah 9,4+2,36
transient tachypnoe of the newborn (TTN) dengan kalsium dan 9,8+2,38 mg/dL. Hanya dua dari 20 orang bayi dengan
serum berturut-turut enam, tujuh dan 5,6 mg/dL. asfiksia dan empat dari 23 bayi dengan kejang yang mengalami
hipokalsemia. Koreksi kalsium untuk mengatasi kejang
Diskusi mungkin dapat dipertimbangkan lagi, mengingat efek yang
Berbagai kepustakaan menyebutkan bahwa kadar mungkin terjadi pada pemberian bolus kalsium seperti
kalsium serum relatif tinggi pada saat kelahiran, kemudian bradikardia, nekrosis jaringan karena ekstravasasi bahkan
menurun dengan cepat pada jam-jam pertama, sehingga nekrosis hati jika diberikan di vena umbilikal. Belum semua
mencapai titik terendah pada usia 24-48 jam. Penurunan ini unit neonatus di Indonesia mempunyai monitor untuk
terjadi karena terputusnya suplai kalsium plasenta serta memantau denyut jantung selama pemberian bolus kalsium
meningkatnya kadar hormon kalsitonin di dalam darah dan juga mungkin masih banyak unit neonatus yang masih
neonatus. Berbagai kondisi pada neonatus bisa memper- kesulitan untuk mendapatkan jalur intravena pada neonatus.
buruk keadaan ini seperti kelahiran prematur, asfiksia, ibu Kejadian nekrosis pasca bolus kalsium cukup sering

J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012 389
Faktor yang Memengaruhi Angka Kejadian Hipokalsemia di Ruang Rawat Neonatal

dilaporkan.1,5,7,11 hipokalsemia bisa menyebabkan kejang dan berbagai gejala


Hipotesis awal bahwa nilai kalsium yang ditemukan sistemik nonspesifik lainnya.
mungkin berhubungan dengan diagnosis penyakit dan Pemberian bolus kalsium glukonas untuk koreksi kejang
derajat inflamasi tidak terbukti. Tingkat prematuritas tidak pada neonatus sebaiknya dipertimbangkan kembali karena
mempengaruhi nilai kalsium serum, demikian juga dengan ternyata tidak banyak bayi dengan kejang yang menderita
derajat asfiksia serta beratnya penyakit secara umum. Jadi, hipokalsemia.
tidak bisa dikatakan bahwa semakin prematur bayi atau
semakin berat derajat penyakitnya, akan semakin rendah Daftar Pustaka
kadar kalsium serum. 1. Rigo J, Mohamed MW, De Curtis M. Disorders of calcium, phos-
Tidak ada hubungan antara nilai CRP dengan kadar phorus and magnesium metabolism. In: Martin RJ, Fanaroff AA,
Walsh MC, editors. Fanaroff and Martin’s neonatal-perinatal
kalsium serum sehingga tidak bisa dijadikan prediktor medicine, diseases of the fetus and infant. 9th Ed. St. Louis-
terhadap beratnya proses infeksi atau inflamasi yang terjadi. Missouri: Elsevier Mosby; 2011. p. 1523–56.
Hipokalsemia refrakter terjadi pada bayi yang sakit berat 2. Thomas T, Smith JM, White PC, Adhikari S. Transient neonatal
seperti kasus hernia diafragma, perdarahan intrakranial dan hypocalcemia: presentation and outcomes. Pediatrics. 2012;
129:e1461-7.
SMD. Pada kasus hernia diafragma yang menjalani operasi 3. David L, Anast CS. Calcium metabolism in newborn infants; the
hernioplasti, bayi masuk dengan kadar kalsium sangat rendah interrelationship of parathyroid function and calcium, magne-
(4,4 mg/dL) dan tidak ada perbaikan walaupun sudah sium and phosphorus metabolism in normal, “sick”, and hypoc-
dilakukan koreksi kalsium, sampai lebih kurang satu minggu. alcemic newborns. J Clin Invest. 1974;54:287-96.
4. Pitkin RM, Cruikshank DP, Schauberger CW, Reynolds WA,
Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak Williams A, Hargis GK. Fetal calcitropic hormones and neonatal
bisa diperiksa, seperti kadar hormon PTH dan kalsitonin, calcium hemostasis. Pediatrics. 1980;66:77–82.
fosfat dan magnesium. 5. Kliegman R. Problems in metabolic adaptation: glucose, calcium,
Kelemahan pada penelitian ini adalah kadar kalsium and magnesium. In: Klaus MH, Fanaroff AA. Care of the high-
risk neonate. 5th Ed. Philadelphia: WB Saunders Company; 2001.
yang digunakan adalah kadar kalsium serum karena di tempat p. 301-23.
penelitian masih belum tersedia pemeriksaan kalsium ion. 6. Abrams SA. Abnormalities of serum calcium and magnesium. In:
Kelemahan lain adalah semua bayi yang diteliti telah dipasang Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR, editors. Manual of neo-
cairan intravena hari pertama, yaitu D10% ditambah dengan natal care. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott Willian & Wilkins;
2008. p. 550-5.
kalsium gluconas 1 ml/50 ml, tetapi penambahan ini masih 7. Koo W. Hypocalcemia. In: Polin R, Lorenz J, editors. Pocket
dibawah dosis yang dianjurkan, yaitu 40-50 mg kalsium el- clinician – Neonatology. Cambridge: Cambridge University Press;
emental/kgBB/hari, setara dengan penambahan kalsium 2008. p. 438-42.
gluconas 2-4 ml/50 ml. Kami tidak menambahkan sampai 8. Mizrahi EM, Kellaway P. Diagnosis and management of neona-
tal seizures. Philadelphia: Lippincot-Raven; 1998.
jumlah tersebut karena kekhawatiran terhadap ekstravasasi 9. Puopolo K. Bacterial and fungal infections. In: Cloherty JP,
cairan intravena. Eichenwald EC, Stark AR, editors. Manual of neonatal care. 6th
Ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2008. p. 275-
Kesimpulan 300.
10. Specker BL, Lichtenstein P, Mimouni F, Gormley C, Tsang RC.
Kejadian hipokalsemia cukup sering ditemukan pada Calcium regulating hormones and minerals from birth to 18
neonatus tetapi tidak berhubungan dengan derajat penyakit. months of age: a cross sectional study. Effects of sex, race, age,
Pemeriksaan kalsium serum perlu dilakukan pada semua bayi season and diet on serum minerals, parathyroid hormone and
calcitonin. Pediatrics. 1986;77:891-6.
risiko tinggi yang dirawat di ruang perinatologi/unit intensif
11. Salsbury DJ, Brown DR. Effect of parenteral calcium treatment
neonatus, tidak hanya pada bayi-bayi yang sakit berat. on blood pressure and heart rate in neonatal hypocalcemia. Pedi-
Pemberian suplementasi kalsium pada cairan intravena atrics. 1982;69:605-9.
sebaiknya dimulai sejak hari pertama untuk mencegah
terjadinya hipokalsemia pada bayi-bayi sakit, karena

390 J Indon Med Assoc, Volum: 62, Nomor: 10, Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai