Kapita Selekta Antropoemetri Anak
Kapita Selekta Antropoemetri Anak
ANTROPOEMETRI ANAK
Pembimbing :
dr. Edwin Tohaga, Sp.A
KEPANITERAAN KOMPREHENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
JEPARA
2017
0
DAFTAR ISI
1. Definisi..................................................................................................................1
2. Kegunaan Antropometri........................................................................................1
3. Keuunggulan dan Kelemahan Antropometri.........................................................2
3. Parameter Antropometri........................................................................................2
5. Indeks Antropometri..............................................................................................7
KESIMPULAN.......................................................................................................17
1
Daftar Tabel
Tabel 1. Kategori Status gizi berdasarkan Z-Score WHO pada anak umur 0-60 bulan................................13
Tabel 2. Interpretasi antropometri menurut CDC dan WHO......................................................................13
2
Daftar Gambar
3
ANTROPOEMETRI ANAK
1. Definisi
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti tubuh dan methros yang
berarti ukuran. Secara sempit, antropometri dapat didefinisikan sebagai ukuran dari
tubuh. Dilihat dari sudut pandang ilmu gizi, antropometri didefinisikan sebagai
pengukuran dimensi tubuh (tulang, otot dan jaringan adiposa) dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.1 Contoh dari dimensi tubuh antara lain berat
badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, tebal lemak di bawah kulit, dan rentang tangan.
2. Kegunaan Antropometri
Antropometri memiliki manfaat yang luas dalam berbagai bidang, antara lain
dalam bidang ilmu gizi, ilmu forensik, dan ilmu desain. Antropometri dapat digunakan
untuk individu tertentu maupun untuk kepentingan suatu populasi. Antropometri terutama
digunakan untuk menentukan kebutuhan gizi atau menentukan intervensi yang tepat bagi
seseorang pada tingkat individu. Penilaian status gizi secara individual juga dilakukan
untuk mengetahui respon suatu intervensi. Pengukuran ini juga dapat dijadikan dasar
untuk menghentikan suatu intervensi apabila intervensi ini dinilai gagal. Pengukuran
antropometri paling baik apabila dilakukan pada suatu periode waktu tertentu, bukan
hanya pada suatu waktu tertentu.2,
Antropometri juga dapat digunakan untuk menentukan intervensi dan respon
terhadap intervensi pada tingkat populasi. Penentuan intervensi ini tentu saja tidak se-
akurat pada tingkat individu dan pada kenyataannya pengukuran antropometri pada
tingkat populasi jarang dilakukan untuk maksud ini, namun hal ini dapat dilakukan pada
keadaan-keadaan khusus, seperti pada suatu populasi yang sedang mengalami krisis
pangan. Kegunaan lainnya dari antropometri pada tingkat populasi adalah untuk
penentuan kebijakan nasional dan perencanaan program.3
1
3. Keuunggulan dan Kelemahan Antropometri
pengukuran status gizi melalui antropometri mempunyai beberapa keunggulan
dan kelemahan. Keunggulan dari antropometri yaitu :1,3
1. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan pada jumlah sampel yang besar
2. Tidak perlu dilakukan oleh tenaga ahli. Cukup dilakukan oleh seseorang yang
sudah menjalani pelatihan mengenai pengukuran antropometri
3. Alat yang diperlukan murah, mudah dibawa, tahan lama, dan mudah di dapat.
Hanya alat tertentu seperti skin fold caliper yang susah didapat karena
penggunaannya yang spesifik sehingga ketersediaannya terbatas
6. Hasilnya mudah disimpulkan, karena mempunyai ambang batas (cut off points)
dan baku rujukan yang sudah pasti seperti umumnya dapat mengidentifikasi status
gizi sedang, kurang, dan gizi buruk.
7. Alat ukut yang non-invasive (tidak membuat trauma bagi orang yang diukur)
1. Tidak sensitif, tidak dapat mendeteksi status gizi dalam kurun waktu singkat
3. Faktor di luar gizi seperti penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi
dapat menurunkan sensitifitas dan spesifisitas.
3. Parameter Antropometri
Parameter dalam antropometri adalah ukuran tunggal yang diukur untuk
mendapatkan data antropometri. Parameter ini misalnya, umur, tinggi badan, berat badan,
2
lingkar lengan atas, dan lain-lain. Parameter yang sudah diukur dalam pengukuran
antropometri ini kemudian diolah dan dikombinasikan dengan parameter lain sehingga
menghasilkan indeks antropometri. Indeks antropometri misalnya berat badan menurut
umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), dan masih banyak lagi. Indeks
antropometri inilah yang kemudian akan dicocokkan dengan standar yang ada dan
memiliki makna secara klinis.4,5
a) Umur
1. Meminta surat kelahiran , kartu keluarga, catatan lain yang dibuat oleh orang
tua, apabila tidak ada coba minta catatan pada pamong desa
2. Jika tetep tidak diketahui , coba tanyakan waktu kelahiran anak dengan
patokan kejadian-kejadian penting, seperti saat lebaran, tahun baru, puasa,
pemilihan kepala desa, gunung meletus, banjir, dan lain-lain.
3. Membandingkan anak tersebut dengan anak kerabat atau tetangga yang sudah
diketahui umurnya (beberapa bulan lebih muda atau lebih tua)
b) Tinggi badan
Tinggi badan adalah jarak dari puncak kepala hingga telapak kaki. Parameter ini
merupakan parameter yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal dan
tidak sensitif untuk mendeteksi permasalahan gizi pada waktu yang singkat.
Panjang badan diukur dengan infantometer length board untuk anak usia 0-2
tahun, dan untuk anak diatas 2 tahun menggunankan stadiometer.4,5
3
Gambar 1. Pengukuran tinggi badan dengan stadiometer dan infantometer
c) Berat badan
Berat badan mencerminkan keadaan nutrisi sekarang dan dapat menjadi indikator
yang sensitif terhadap malnutrisi. Pengukuran berat badan paling baik dilakukan
dengan alat beam balance scale untuk usia 0-2 tahun. Adanya penyakit yang
dapat mempengaruhi berat badan seperti ascites, edema, dan splenomegali perlu
diperhatikan agar tidak menyebabkan kesalahan pada interpretasi data.2,3
4
Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:1,4
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik
memberikan gambaran pertumbuhan.
c. Umum dan luas dipakai di Indonesia.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan
pengukur.
e. Digunakan dalam KMS.
f. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur
5
c. Sensitif untuk suatu golongan tertentu, misalnya pada anak prasekolah
tetapi kurang sensitif untuk golongan dewasa.
e) Lingkar kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak.
Secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala
atau peningkatan ukuran kepala. Contoh: hidrosefalus dan mikrosefalus.1,5
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak.
Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar
kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran
otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan
keadaan gizi. Dalam antropometri gizi rasio Lingkar kepala dan Lingkar dada
cukup berarti dan menentukan KEP pada anak. Lingkar kepala juga digunakan
sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur.4,7
f) Jaringan lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi. Antropometri
dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat.
Lemak subkutan (subcutaneous fat), Penilaian komposisi tubuh termasuk untuk
mendapatkan informasi mengenai jumlah dan distribusi lemak dapat dilakukan
dengan beberapa metode, dari yang paling sulit hingga yang paling mudah.
Metode yang digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi
lemak sub-kutan):5
a. Ultrasonik
b. Densitometri (melalui penempatan air pada densitometer atau underwater
weighting)
c. Teknik Isotop Dilution
d. Metoda Radiological
e. Total Electrical Body Conduction (TOBEC)
6
f. Antropometri (pengukuran berbagai tebal lemak menggunakan kaliper: skin-
fold calipers)
Metode yang paling sering dan praktis digunakan dilapangan:
Antropometri fisik Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1 mm,
tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers,
alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan.
Beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper:1
a. Pengukuran triceps
b. Pengukuran bisep
c. Pengukuran suprailiak
d. Pengukuran subscapular
5. Indeks Antropometri
Indeks antropometri merupakan gabungan dari beberapa parameter antropometri.
Indeks antropometri yang paling sering digunakan adalah BB/U, TB/U, dan BB/TB.
Tetapi, LLA/U, lingkar kepal/umur dan IMT/U juga sering digunakan pada keadaan
tertentu.
7
Gambar 3. Kurva WHO untuk BB/U anak laki-laki < 5 tahun
Gambar 4. Kurva WHO untuk BB/U anak perempuan usia <5 tahun
8
Gambar 5. Kurva CDC untuk TB/U dan BB/U untuk anak laki-laki usia 2-20 tahun
Gambar 6. Kurva CDC untuk TB/U dan BB/U untuk anak perempuan usia 2- 20
tahun
9
Gambar 7. Kurva WHO untuk TB/U pada anak perempuan usia 0-5 tahun
Gambar 8. Kurva WHO untuk TB/U pada anak laki-laki usia 0-5 tahun
c) Berat badan terhadap Tinggi badan (BB/TB)
Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi sekarang dan
merupakan indeks yang independen terhadap umur. Anak yang memiliki berat badan
dan tinggi badan normal pada usia remaja, menunjukkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangannya seimbang.2,3
10
Gambar 9. Kurva WHO untuk BB/TB pada anak laki-laki usia 0-2 tahun
Gambar 10. Kurva WHO untuk BB/TB pada anak perempuan usia 0-2 tahun
d) Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh terhadap Umur (IMT/U)
Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai baku
pengukuran obesitas pada anak dan remaja diatas usia 2 tahun. Body Mass Index
(BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah perbandingan antara berat badan
dengan tinggi badan kuadrat. Cara pengukurannya adalah pertama-tama ukur Berat
Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB),
selanjutnya dihitung menggunakan
rumus: 2,3
11
besar. Kelemahan yang terjadi adalah dalam menentukan obesitas. Obesitas adalah
kelebihan lemak tubuh. Kelebihan lemak badan tidak selalu identik dengan kelebihan
lemak. Misalnya pada olahragawan, maka biasanya komposisi lemak tubuhnya relatif
rendah dan komposisi ototnya relatif tinggi, sehingga BMI-nya tinggi dan bukan
berarti obesitas.3
Cara menentukan BMI for Age adalah dengan menentukan terlebih dahulu nilai
BMI anak dengan rumus BMI. Setelah nilai BMI diperoleh, bandingkan nilai BMI
hasil perhitungan pada diagram BMI for age WHO sesuai dengan jenis kelamin dan
umur anak. Penentuan kriteria anak disesuaikan dengan memperhatikan nilai Z score
pada diagram WHO. Z score merupakan indeks antropometri yang digunakan secara
internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekspresikan
sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi rujukan. 3,7
Gambar 11. Kurva WHO pada IMT/U anak laki-laki usia 0-2 tahun
Gambar 12. Kurva WHO pada IMT/U anak perempuan usia 0-2 tahun
Digunakan penghitungan persentil atau standar deviasi unit untuk interpretasi,
kemudian dicocokkan dengan ambang batas yang sudah ditentukan. Standar deviasi atau
disebut juga Z-skor dihitung dengan rumus berikut:3
12
Tabel 1. Kategori Status gizi berdasarkan Z-Score WHO pada anak umur 0-60 bulan
Tabel 2.
Interpretasi
antropometri menurut CDC dan WHO
13
Gambar 13. Kurva WHO menurut LLA/U pada anak laki-laki usia 3 bulan – 5 tahun
Gambar 14. Kurva WHO menurut LLA/U pada anak perempuan usia 3 bulan – 5
tahun
14
g)
Gambar 15. Kurva WHO menurut lingkar kepala / U pada anak laki-laki usia 0-5
tahun
Gambar 16. Kurva WHO menurut lingkar kepala / U pada anak perempuan usia 0-5
tahun
h) Lipatan kulit subskapular menurut Usia
15
Gambar 17. Kurva WHO lipatan kulit subskapular menurut usia pada anak laki-laki
usia 3 bulan – 5 tahun
Gambar 18. Kurva WHO lipatan kulit subskapular menurut usia pada anak
perempuan usia 3 bulan – 5 tahun
16
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Cape town metropole paediatric interest group. Anthropometry guidline . paediatrics. 2009.
p.4
4. Standar antropometri penilaian status gizi anak. Kemenkes RI direktoral jenderal bina gizi
dan kesehatan ibu dan anak. Jakarta:2011.hal 4
5. Wahidiyat I dan Sastroasmoro S. Pemeriksaan klinis pada bayi dan anak, 3rd ed. Jakarta:
sagung seto;2014
6. Pambudi IM dan Sekartini R. Tumbuh kembang. In: Tanto C, Liwang S, Hanifati S, dan
Pradipta EA. Essential of medicine, 1st ed. Jakarta: media aesculapius;2014.hal 133-53
7. Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, dan Arvin AM. Penilaian pertumbuhan. Nelson ilmu
kesehatan anak, 15th ed. Vol 1. Jakarta:EGC;2014,hal79-83
18