Anda di halaman 1dari 5

KERUING

Keruing atau Dipterocarpus adalah marga pepohonan penghasil kayu pertukangan yang berasal
dari keluarga Dipterocarpaceae. Marga ini memiliki sekitar 70 spesies yang menyebar terutama
di Asia Tenggara; mulai dari India dan Srilanka di barat, melalui Burma, Indocina dan Cina
bagian selatan, Thailand, hingga ke kawasan Malesia bagian barat[1]. Di wilayah Malesia, keruing
tersebar di hutan-hutan Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan, Filipina, Jawa, Bali,
Lombok dan Sumbawa. Jadi umumnya tidak melewati garis Wallace, kecuali yang ditemukan di
Lombok dan Sumbawa

Meranti

Meranti adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan. Berbagai jenis
kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Sekitar 70 spesies dari
marga ini menghasilkan kayu meranti merah[
AGHATIS

Genus Agathis, sering disebut pohon damar, atau dalam bahasa Maori disebut kauri, adalah
marga dari 21 spesies pohon yang selalu berdaun sepanjang tahun dari famili konifer purba
Araucariaceae. Meskipun dahulunya menyebar luas selama periode Jurasik, sekarang mereka
hanya ditemukan di daerah yang lebih kecil di belahan Bumi selatan. Pohon-pohon ini bercirikan
batang yang sangat besar dan percabangan sedikit atau tidak ada pada beberapa bagian batang di
bawah tajuk. Pohon muda biasanya berbentuk kerucut; hanya saat dewasa tajuknya menjadi lebih
membulat atau tidak beraturan.

JATI

Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat
tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau. Jati dikenal
dunia dengan nama teak (bahasa Inggris). Nama ini berasal dari kata thekku (തതകക) dalam
bahasa Malayalam, bahasa di negara bagian Kerala di India selatan. Nama ilmiah jati adalah
Tectona grandis L.f.

ROTAN
Rotan adalah sekelompok palma dari puak (tribus) Calameae yang memiliki habitus memanjat,
terutama Calamus, Daemonorops, dan Oncocalamus. Puak Calameae sendiri terdiri dari sekitar
enam ratus anggota, dengan daerah persebaran di bagian tropis Afrika, Asia dan Australasia. Ke
dalam puak ini termasuk pula marga Salacca ( misalnya salak), Metroxylon (misalnya
rumbia/sagu), serta Pigafetta yang tidak memanjat, dan secara tradisional tidak digolongkan
sebagai tumbuhan rotan.

CENDANA

Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana.
Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta
sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.
Konon di Sri Lanka kayu ini digunakan untuk membalsam jenazah putri-putri raja sejak abad ke-
9. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor,
meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
RASAMALA

Rasamala (Altingia excelsa Noronha) adalah pohon hutan yang dapat tumbuh sangat tinggi,
mencapai 40 hingga 60 meter. Pohon ini bernilai ekonomi karena kayunya yang kuat dan
menghasilkan damar yang berbau harum dan menjadi bahan campuran pengharum ruangan.

Daun yang masih muda berwarna merah dan dapat disayur, dilalap, atau menjadi obat batuk.
Kayunya kuat dan dipakai sebagai bahan untuk jembatan, bantalan rel kereta api, lantai, hingga
perahu.

AKASIA

Akasia (pengucapan bahasa Inggris: [əˈkeɪʃə]) adalah genus dari semak-semak dan pohon yang
termasuk dalam subfamili Mimosoideae dari familia Fabaceae, pertama kali diidentifikasi di
Afrika oleh ahli botani Swedia Carl Linnaeus tahun 1773. Banyak spesies Akasia non-Australia
yang cenderung berduri, sedangkan mayoritas Akasia Australia tidak. Akasia adalah tumbuhan
polong, dengan getah dan daunnya biasanya mempunyai bantalan tannin dalam jumlah besar.
Nama umum ini berasal dari ακακία (akakia), nama yang diberikan oleh dokter-ahli botani
Yunani awal Pedanius Dioscorides (sekitar 40-90 Masehi) untuk pohon obat A. nilotica dalam
bukunya Materia Medica.[2] Nama ini berasal dari kata bahasa Yunani karena karakteristik
tanaman Akasia yang berduri, ακις (akis, "duri").[3] Nama spesies nilotica diberikan oleh
Linnaeus dari jajaran pohon Akasia yang paling terkenal di sepanjang sungai Nil.

Anda mungkin juga menyukai