Disusun oleh :
Cerelia Apta Valentina 2016210042
Kelas : E
Kelompok:2
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam perkuliahan,
sebagai tugas untuk mata kuliah Obat Bahan Alam. Judul dari makalah ini sendiri adalah
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik dan Registrasi Obat Tradisional. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan tumbuh – tumbuhan yang dapat di
manfaatkan untuk pengobatan tradisional. Obat tradisional sendiri digunakan sebagai sarana
perawatan kesehatan, memperkuat daya tahan tubuh dan untuk menaggulangi berbagai
macam penyakit, sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia (Sudiarto,
2001:1).
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan memiliki banyak
kemajuan teknologi, hal ini juga mempengaruhi Pengobatan Tradisional Indonesia. Industri
obat tradisional Indonesia telah berkembang pesat sebelum dan selama krisis multidimensi
yang melanda Indonesia. Pasokan bahan baku Industri Obat Tradisional selitar 80% masih
mengandalkan hasil penambangan dari hutan atau habitat alami, selebihnya dipasok dari hasil
budidaya secara tradisional, yang pada umumnya sebagai usaha sampingan.
Obat tradisional bisa dikatakan, bukan hanya dalam bentuk simplisia tunggal maupun
ramuan, sebagian besar penggunaan dan kegunaannya masih berdasarkan pengalaman. Maka
hasil atau data yang berhubungan dengan kegunaan, dosis dan efek samping dari tanaman
tertentu sebagian besar belum didasarkan pada landasan ilmiah. Oleh karena itu, dalam
rangka upaya pembangunan di bidang kesehatan, obat tradisional perlu dimanfaatkan
berdasarkan landasan ilmiah sehingga dapat digunakan dalam upaya pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang
menyangkut pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang
dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan
penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses produksi dan pengawasan
mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang menangani. Penerapan CPOTB merupakan
persyaratan kelayakan dasar untuk menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia
Internasional. Untuk itu sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan
sehingga kebijakan yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan
demikian penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional Indonesia
agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar dalam negeri maupun
Internasional.
Mengingat pentingnya penerapan CPOTB maka pemerintah secara terus menerus
memfasilitasi industri obat tradisional baik skala besar maupun kecil untuk dapat menerapkan
CPOTB melalui langkah-langkah dan tahapan – tahapan yang terprogram. Dengan adanya
perkembangan jenis produk obat bahan alam tidak hanya dalam bentuk Obat Tradisional
(Jamu), tetapi juga dalam bentuk Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka, maka Pedoman
Cara Pembuatan Ohat Tradisional yang Baik itu dapat pula diberlakukan bagi industri yang
memproduksi Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka.
B. Tujuan
Umum :
- Dipahaminya penerapan CPOTB oleh para pelaku usaha industri di bidang obat
tradisional sehingga bermanfaat bagi perkembangan industri di bidang obat tradisional.
- Diterapkannya CPOTB secara konsisten oleh industri di bidang obattradisional
C. Rumusan Masalah
- Bagaimana cara pembuatan obat tradisional yang baik?
- Bagaimana cara melakukan registrasi obat tradisional?
- Apa saja aspek yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan pembuatan obat
tradisional dan registrasi obat tradisional?
D. Manfaat
- Untuk mengetahui cara pembuatan obat tradisional yang baik
- Untuk mengetahui cara melakukan registrasi obat tradisional
- Untuk mengetahui aspek yang harus diperhatikan ketika ingin melakukan pembuatan obat
tradisional dan registrasi obat tradisional
BAB II
ISI
PERSONALIA
1. Persyaratan Umum
Mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik.
Tanggung jawab masing-masing individu dimengerti secara jelas oleh individu ybs
Memakai penutup rambut dan alas kaki yang sesuai dan memakai sarung tangan serta
masker apabila diperlukan
Dalam misi terkandung jabaran tujuan dan langkah-langkah untuk mewujudkan cita-cita
tersebut.
Kepala Bagian Produksi dan Kepala Pengawasan Mutu hendaknya orang yang berlainan
dan saling independen
Berlatar belakang pendidikan science misalnya Sarjana Farmasi, Sarjana Kimia, Sarjana
Mikrobiologi atau sarjana lain yang bidang ilmunya relevan dengan tanggung jawab yang
diembannya.
Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Pengawasan Mutu harus dijabat oleh orang yang
berbeda dan mempunyai kewenangan yang independen. Kepala Bagian Produksi :
Seorang Apoteker, Sarjana Farmasi, Sarjana Kimia atau tenaga lain yang memperoleh
pendidikan khusus di bidang produksi obat tradisional
Hendaklah independen, memiliki wewenang serta tanggung jawab penuh untuk mengelola
produksi obat tradisional mencakup tugas operasional produksi, peralatan, personil, area
produksi dan dokumentasi
Seorang Apoteker, Sarjana Farmasi, Sarjana Kimia atau tenaga lain yang memperoleh
pendidikan khusus di bidang pengawasan mutu produk obat tradisional
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh dalam semua aspek pengawasan mutu
produk seperti penyusunan, verifikasi dan penerapan prosedur pengawasan mutu
Hendaklah independen, memiliki wewenang serta tanggung jawab penuh (bila diperlukan)
menunjuk personil untuk memeriksa, meluluskan dan menilai bahan awal, produk antara,
produk ruahan, dan produk jadi yang dibuat sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan
disetujui.
Tanggung jawab bersama Kepala Bagian Produksi dan Kepala Bagian Mutu
Pelatihan tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik harus diberikan kepada
seluruh personalia lama dan baru baik untuk tahap induksi ataupun pelatihan yang
berkelanjutan
Pelatihan khusus harus diberikan kepada personil yang bekerja area khusus atau dengan
bahan yang berbahaya dan beracun
Program pelatihan diberikan secara berkesinambungan paling sedikit sekali dalam setahun
untuk menjamin agar personil terbiasa dengan persyaratan CPOTB yang berkaitan dengan
tugasnya
Pelatihan hendaklah dilakukan menurut program tertulis yang telah disetujui oleh Kepala
Bagian Produksi dan atau Pengawasan Mutu
Materi pelatihan hendaklah dibakukan dan disetujui oleh Kepala Bagian Produksi dan
Pengawasan Mutu
Pelatihan CPOTB dapat diberikan oleh atasan yang bersangkutan, tenaga ahli atau oleh
pelatih dari luar
Untuk mengetahui keberhasilan pelatihan hendaklah dilakukan evaluasi yang meliputi :
o Pengetahuan CPOTB secara menyeluruh dan secara khusus sesuai dengan tugas
masingmasing
Catatan Pelatihan CPOTB bagi personil hendaklah dibuat sesuai dengan bidang tugas
masing-masing yang mencakup :
1. Tanggal pelatihan
Penilaian bertujuan untuk menentukan kualifikasi personil apakah sudah cukup memadai
melakukan tugas yang diberikan padanya
Jumlahnya terbatas
Campur tangan pengusaha dalam memberikan keputusan yang berkaitan dengan mutu
Prinsip :
Bangunan Bangunan harus dapat menjamin berlangsungnya aktivitas industri dengan aman, mampu
mencegah kontaminasi produk dan mencegah pencemaran lingkungan
Lokasi :
Lingkungan Lingkungan :
1. Rancang bangunan dan konstruksi bangunan harus menjamin bahwa produk yang dihasilkan
tidak tercemar baik oleh cemaran biologis, cemaran fisik, cemaran kimia dan cemaran silang.
2. Konstruksi Konstruksi kuat
A. ATAP :
o Kuat, tidak mudah rapuh atau membusuk
o Mampu melindung benda dibawahnya
o Tidak terbuat dari Asbes atau sejenisnya
B. DINDING
o Kuat, permukaan rata, mudah dibersihkan
o Kering/ tidak lembab
C. LANTAI
o Kuat Permukaan rata, mudah dibersihkan
o Tidak porous/berpori besar
3. Mudah dibersihkan dan di pelihara.
Misalkan pada pertemuan antara lantai dan dinding.
- Halus , dapat dibersihkan, mudah dirawat and tahan terhadap bahan kimia atau bahan
pembersih lainnya.
- Sudut pertemuan lantai dan dinding harus dapat diamati.
4. Bahan yang dipakai untuk lantai, dinding Bahan yang dipakai untuk lantai, dinding dan
langit dan langit-langit harus disesuaikan langit harus disesuaikan dengan aktivitas dalam
bangunan.
Bagian Bahan Keterangan
5. Cukup luas untuk menampung seluruh kegiatan dengan memperhatikan kegiatan dengan
memperhatikan kenyamanan kerja kenyamanan kerja
6. Tata letak ruangan harus menunjang kelancaran kegiatan dan mencegah kelancaran
kegiatan dan mencegah terjadinya pencemaran dengan terjadinya pencemaran dengan
mengelompokkan kegiatan yang sejenis mengelompokkan kegiatan yang sejenis
7. Mempunyai penerangan yang cukup
8. Mempunyai sistem tata udara yang memadai
BANGUNAN PRODUKSI
1. Bangunan Labolatorium
- Terpisah dari area produksi
- Laboratorium Mikrobiologi terpisah dari Laboratorium Kimia Fisika
2. Bangunan Penunjang
a. Ruang Ganti Pakaian (Locker Karyawan)
b. Ruang pengolahan air untuk produksi
c. Ruang Genset
d. Ruang Teknis (Bengkel)
e. Ruang Steam Boiler
f. Ruang Pengendali Udara
g. Gudang Khusus Bahan-bahan berbahaya/mudah meledak
h. Kantin, Istirahat dan Sholat
i. Pengolahan Limbah
PERALATAN
Persyaratan Umum
B. Kualifikasi Peralatan.
Kualifikasi Instalasi , menjamin alat diinstalasi sesuai dengan manual alat yang
diberikan dari supplier, dicatat dan didokumentasikan dengan baik. KI meliputi a.l ;
- Rencana instalasi,
- Pelaksanaan instalasi dan modifikasi,
- Commisioning,
- Pencatatan.
Kualifikasi Operasional, Menetapkan bahwa alat berfungsi sesuai dengan spesifikasi
dan harapan . KO meliputi :
- Transfer of knowledge/pelatihan,
- Pembuatan SOP/Petunjuk Kerja Alat,
- Pencatatan/formulir pengisian,
- Pemeriksaan/supervisi/verifikasi,
- Korektif dan preventif (jika diperlukan).
Kualifikasi Kinerja, Menjamin bahwa alat bekerja secara konsisten sesuai dengan
tujuan penggunaan baik pada kondisi normal maupun kondisi terburuk.
- Rekapitulasi data kualifikasi operasional,
- Evaluasi operator,
- Verifikasi dan persetujuan
a. Kelancaran lalu lintas barang dan orang sesuai dengan tahapan proses produksi.
b. Jarak antar peralatan satu dengan yang lainnya sehingga tidak mengganggu proses
produksi.
e. Penempatan peralatan untuk mesin yang menghasilkan debu agar ditempatkan pada
ruangan khusus yang terpisah dan dilengkapi dengan alat penghisap debu.
f. Saluran air, uap, udara bertekanan & sistem hampa udara harus dipasang
sedemikian rupa sehingga mudah dicapai, dilengkapi dengan kran yang dapat
dioperasikan dengan mudah. Pemasangan dan penempatannya tidak ditanam untuk
mempermudah pembersihan dan perawatan, serta diberi penandaan warna dan arah
aliran yang jelas.
g. Sistim penunjang seperti sistim pemanas, ventilasi, pengatur suhu udara ruangan,
instalasi air, uap, udara bertekanan, pengatur hampa udara dan gas hendaklah
berfungsi dengan baik sesuai dengan tujuannya, diberi identitas yang jelas, dan
ketepatan fungsinya dikalibrasi secara berkala terutama untuk alat ukur yang
mempengaruhi mutu produk.
D. Pemeliharaan Peralatan.
Higiene dan sanitasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam penerapan Cara
Pembuatan Obat Tradisional yang baik. Higiene dan sanitasi yang tidak diterapkan dengan
baik dapat menimbulkan kesalahan yang bersifat mayor atau langsung berpengaruh pada
mutu produk. Prosedur-prosedur higiene dan sanitasi harus dinilai secara periodik untuk
menjamin apakah pelaksanaannya sudah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
• Bersih : berarti bebas dari debu, noda dan kotoran. Pembersihan dapat dicapai dengan air
dan atau pelarut lainnya, kondisi ini dapat dilihat secara visual
• Sanitasi: berarti bebas dari bakteri atau dapat berarti juga bersih dan tidak membahayakan
kesehatan. Dapat dilakukan dengan desinfektan atau dengan sterilisasi.
• Higiene: berarti praktek dalam menjaga kebersihan pada orang dan lingkungannya agar
tidak terkena penyakit dan juga untuk mencegah kontaminasi produk dari orang yang sakit
maupun lingkungan yang tidak besih.
Dapat berupa :
Cemaran fisik
Cemaran biologis
Cemaran kimia
Dapat mencemari :
Bahan baku
Peralatan
Produk (selama proses pembuatan)
CEMARAN FISIK
Contoh cemaran : Tanah/kerikil Logam, paku, kaca Potongan kayu Bekas bahan
bangunan Bagian tanaman yang tidak dikehendaki Serangga/bagian tubuh serangga
Plastik Bagian tubuh manusia (rambut, kuku) Serpihan alat produksi dan sebagainya
Dapat berupa :
Bakteri
Kapang
Khamir
Protozoa
Terjadinya pencemaran :
BAKTERI
PROTOZOA » Protozoa adalah hewan bersel 1 dan ada yang dapat menyebabkan penyakit
seperti : - Entamoeba hystolitica (desentri amoeba) - Entamoeba coli (diare) - Giardia lamblia
(diare) - Toxoplasma gondii (Toksoplasmosis) - dsb.
CEMARAN KIMIA
Insektisida
FUNGISIDA
Untuk mencegah pertumbuhan kapang Ada yang mengandung Hg, untuk mencegah
pertumbuhan kapang pada biji
PUPUK
Pupuk nitrogen teroksidasi jadi nitrit dan nitrat keracunan nitrit/nitrat Pupuk dari limbah
kadang mengandung logam berbahaya
LOGAM BERAT
Dapat bersal dari tanah, air, alat atau ingkungan selama proses penyiapan bahan baku atau
pengolahan
BAHAN TAMBAHAN
Tidak boleh bertentangan dengan Kep. Menkes No. 661/1994 Penggunaan tidak boleh
berlebihan
Walaupun OT merupakan pruduk alam yang relatif aman, Tetapi cemaran silang antar
produk perlu dihindari semaksimal mungkin
SUMBER-SUMBER KONTAMINAN
Mikroba tangan
Misal : dari feses setelah buang air dan tidak mencuci tangan dengan baik, dapat mencemari
handle pintu, meja, alat pengolahan, dsb.
- Salmonella sp.
- V. parahaemolyticus
PERSONALIA
Kesehatan
Perilaku hygienik
Kebersihan perorangan
KESEHATAN
Penyakit yang dapat mencemari produk : luka/infeksi terbuka pada kulit, diare, batuk, dsb
Tindakan :
Karyawan diminta melapor bila sedang sakit, dan bagi yang berpenyakit menular
hendaknya tidak diperkenankan masuk kerja
Bagi karyawan yang menderita luka terbuka, penyakit kulit, diare, batuk tidak dipekerjakan
di ruang pengolahan produk, juga tidak diperbolehkan menyentuh bahan baku,
produk,kemasan dan peralatan
PERILAKU HIGIENIS
Antara lain :
Mencuci tangan dengan air yang bersih dan sabun sebelum dan setelah selesai
mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan produk, sehabis dari kamar mandi/WC,
atau apabila disadari bahwa tangannya kotor
Tidak menggunakan cincin, jam tangan, kuteks pada waktu kerja di r. produksi
Jangan memakai perhiasan dan kosmetik yg berlebihan
Sasaran yang perlu diperhatikan: Badan, rambut dan tangan Bagian-bagian ini dapat
mencemari produk OT
Menggunakan pakaian kerja dan perlengkapan kerja seperti alas kaki, sarung tangan,tutup
hidung/mulut dan perlengkapan lainnya.
Lokasi tidak didaerah tercemar dan tidak dalam beraktivitas mencemari lingkungan
• Mengatur letak dan tata ruang, agar tidak terjadi lalu lintas yang simpang siur
• Pengatuan letak tempat cuci tangan dan kamar mandi. Jumlah harus cukup,
Tahapan :
Dengan senyawa Klorin : Misal HOCl (asam hipoklorit), NaOCl, CaOCl, Kloramin, Cl2,
ClO2 -> Senyawa anti mikroba -> Efektivitasnya tergantung pH -> Sangat korosif pada pH
5, digunakan pada pH 6-7
Dengan senyawa iodin -> Kelompok Iodofor, yang mengandung Iod dan surfaktan anionik
-> Senyawa antibakteri I2, aktif pada pH asam (± pH 3)
Proses pengurangan jumlah mikroba awal dari bahan baku sangat diperlukan.
Pengeringan dengan cara yang tepat (mutu simplisia tidak berubah). Penyimpanan
dengan cara yang benar.
Untuk ruang pengolahan hanya boleh menggunakan senyawa pembersih yang khusus
Bahan baku dan alat yang sudah bersih jangan sampai tercemari senyawa pembersih
Pembersihan dinding, dan langit-langit ruang pengolahan sebaiknya dilakukan setiap hari,
untuk lantai dan saluran pembuangan dilakukan setiap akhir proses
Maksud : Pembuktian melalui pengujian dan analisis bahwa prosedur pemBersihan yang
dimaksud dapat membersihakan sisa bahan (residu, Partikel asing dan mikroba, dari suatu
alat dan ruangan dalam batas Batas yang ditetapkan secara reprodusible.
Tujuan : Memberikan kepastian bahwa prosedur pembersihan dan sanitasi yang dilakukan thd
alat dan ruangan memadai untuk menghindarkan produk yang akan diproduksi dari
kontaminan yg berasal dari penggunaan alat dan ruangan.
• Pest (serangga, burung, tikus, dll) harus dikendalikan supaya tidak masuk dan mencemari
ruang produksi ataupun ruang gudang
Keluhan adalah suatu pengaduan dari pelanggan atau konsumen mengenai kualitas kualitas, ,
kuantitas,khasiat dan dan keamanan
Produk Kembalian adalah produk yang dikembalikan dari semua mata rantai distribusi ke ke pabrik
Penarikan kembali (ReCall) adalah kegiatan menarik kembali produk dari semua mata rantai
distribusi apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan
penandaan atau adanya efek merugikan kesehatan.
A. PENANGANAN KELUHAN
Jenis Keluhan dan Laporan
- Mutu : Menyangkut keadaan fisik, kimia dan biologi dari produk atau kemasannya.
- Efek Samping yang merugikan : seperti alergi, reaksi toksik, reaksi fatal dan lain
sebagainya
- Medis : Seperti kurang memberikan manfaat atau kurang memberikan respon klinis
khusus fitofarmaka
Keputusan Penarikan
- Penarikan karena
a. Pra Karsa Produsen sendiri atau
b. Instruksi Instansi Pemerintah yang berwenang
- Tanggung Jawab : Apoteker Penanggung Jawab dan pimpinan perusahaan.
- Produk yang ditarik : Satu bets atau beberapa bets atau seluruh produk jadi.
- Keputusan Tindak Lanjut : Penghentian Pembuatan.
PENARIKAN KEMBALI
PENARIKAN KEMBALI
Sistem Dokumentasi :
C. PRODUK KEMBALIAN
Produk Kembalian :
- Jenis: Karena keluhan, kerusakan, kadaluarsa, masalah, keabsahan atau sebab lain
kondisi produk jadi, wadah atau masalah kemasan sehingga menimbulkan keraguan
akan keamanan, identitas, mutu dan kuantitas produk jadi yang bersangkutan.
- Penggolongan
a. Memenuhi spesifikasi dan dapat digunakan
b. Dapat diolah ulang
c. Tidak dapat diolah ulang.
PRODUK KEMBALIAN
Produk Penanganan :
Setiap pemusnahan produk kembalian di buat berita acara yang ditanda tangani oleh
pelaksana pelaksana dan saksi
Produk Kembalian :
- Pelaksanaan penanganan produk kembalian dan tindak lanjut yang dilakukan hendaklah
dicatat dan dilaporkan.
- Setiap pemusnahan produk kembalian dibuat Berita Acara yang ditandatangani oleh
pelaksana dan saksi
INSPEKSI DIRI
TUJUAN
PROGRAM
Hal-hal yang harus diperhatikan:
KEBIJAKAN UMUM
1. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara serentak untuk seluruh bagian,
serta diketuai oleh seorang koordinator. Bila tidak dimungkinkan,dapat
dilakukan perbagian sesuai kebutuhan pabrik,yang dilaksanakan oleh
bagian masing-masing.Kepala bagian bertanggung jawab atas
pelaksanaan inspeksi diri dibagiannya.
2. Tim inspeksi diri serta koordinatornya hendaklah ditunjuk oleh pimpinan
perusahaan yang terdiri dari sekurang-kurangnya 3 orang yang ahli di
bidang yang berlainan dan paham CPOTB.
3. Anggota tim dapat berasal dari lingkungan perusahaan atau dari luar
perusahaan apabila diperlukan, sehingga dapat melakukan penilaian
terhadap pelaksanaan penerapan CPOTB secara lebih objektif.
4. Perencanaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan inspeksi diri
dilakukan oleh tim CPOTB.
5. Inspeksi diri secara menyeluruh dilaksanakan minimal setahun sedangkan
untuk suatu bagian dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
DOKUMENTASI
Adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/ pemenuhan
CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi
keluhan yang terkait dengan mutu dalam suatu organisasi.
Hal yang paling penting dalam menjamin mutu adalah dengan menjalankan
dokumentasi secara baik.
Sistem dokumentasi yang direncanakan atau disetujui harus mempunyai
tujuan utama untuk menyusun, memantau dan mencatat mutu dari semua aspek
produksi, pengawasan mutu dan menjamin mutu.
Tujuan :
Memberikan penjelasan secara detail bagaimana kegiatan harus
dilakukan, diawasi dan dicatat dalam melaksanakan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Tujuan :
a. Merupakan dokumen instruksi, langkah demi langkah sebagai
pedoman dalam menjalankan aktivitas/ operasi sehari-hari oleh
karyawan di setiap fungsi.
b. Digunakan secara departemental, setiap tugas atau setiap lini
Instruksi kerja berisi :
a. Rincian penjelasan suatu perintah untuk menyelesaikan pekerjaan,
rincian penanganan metode, peralatan atau mesin
b. Berhubungan dengan masalah-masalah teknis dan menekanan pada
operasi, inspeksi dan pengujian
User : Seluruh karyawan yang menjalankan tugas yang telah ditentukan
Format :
a. Lembar kerja, sampel, Daftar periksa
b. Alat bantu visual (Tape, video, ilustrasi, photo)
c. Dll
4. Catatan Mutu
Termasuk bagan dan data yang berhubungan dengan design, inspeksi,
pengujian, survey, audit, tinjauan atau hasil-hasil yang terkait harus
disimpan dan dipelihara sebagai bukti penting untuk menunjukkan:
a. Efektivitas pelaksanaan sistem mutu
b. Bahwa produk atau pelayanan yang dihasilkan atau diberikan sudah
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
Semua catatan mutu harus :
1. Mudah dibaca dan jelas
2. Bertanggal
3. Mudah dikenali dan diambil dari tempat penyimpanannya
4. Mempunyai status pengesahan
5. Disimpan dalam waktu yang ditentukan
6. Dilindungi dari kerusakan dan keusangan selama penyimpanan
PERBANDINGAN PROSEDUR DENGAN INSTRUKSI KERJA
FORMAT DOKUMEN
1. Tidak ada “Format Terbaik” dalam semua dokumentasi
2. Setiap dokumen harus cocok/sesuai untuk semua yang memakai
3. Secara umum, semua dokumen mutu dapat ditulis dalam format sebagai
berikut :
a. Narasi
b. Bagan alur
c. Kombinasi barasi dan bagan alur
d. Elektronik/ sistem komputerisasi
ISI DOKUMEN
Yang harus ditulis dalam dokumen :
1. Nama dokumen
2. Nama perusahaan, departemen atau bagian yang membuat
3. Nomor dikumen
4. Halaman dan jumlah halaman
5. Nomor revisi
6. Tanggal disetujui
7. Nama dan tandatangan orang yang mempersiapkan dokumen
8. Nama dan tandatangan orang yang memeriksa dan mnegsahkan dokumen
9. Isi dokumen
10. Penerima Dokumen
SISTEM PENOMORAN
a. Setiap dokumen harus mempunyai nomor dari Bagian Pengawasan Dokumen
b. Sistem penomoran dokumen harus dibuat untuk memudahlan penyimpanan
dan pengawasannya
KOREKSI DOKUMEN
Bila diperlukan pembetulan/koreksi dokumen,dapat dilakukan hal sbb:
1. Data asli tidak boleh hilang(data asli dicoret)
2. Pembetulan ditulis dekat dengan data asli
3. Koreksi diparaf dan diberi tanggal
4. Sistem komputerisasi:
- menggunakan password
- hanya dilakukan orang yang ditunjuk
PENGAWASAN DOKUMEN
DISTRIBUSI DOKUMEN
SPESIFIKASI
•Spesifikasimemuat:
a. Mutu daribahanyangdatang,
b. Mutudarilingkunganproduksi,
c. Mutudariprosesproduksidanprosespengawasan, dan
d. Mutudariprodukjadi.
•Spesifikasi mencakup:
a. Bahan awal,
b. Produk antara,
c. Ruahan dan Produk jadi
•Semua spesifikasi harus disahkan oleh orang yang berwenang (Kepala Bagian
Pengawasan Mutu)
FORMULA INDUK
a. Nama produk;
b. Ukuran bets;
e. Peralatanyangdigunakandantempatpengolahannya;
f. Hasilteoritis;
g. Petunjuklangkahdemilangkahdalammelakukanpengolahan:
a.Nama produk;
c.Rujukan spesifikasi semua bahan yang dipakai untuk mengemas dan menandai
produk;
•Salinan yang akurat dari instruksi pengemasan dan penandaan induk harus dibuat
untuk tiap-tiap bets sebelum produk diproses.
CATATAN MUTU
• Bentuklain yangdigunakandalamdokumentasiadalahpencatatandata
yangdiambilselamaprosespengerjaansesuatu, pengujianataukejadian.•
Bentuknyaadalahform (lembardata,atauformpencatatandata),laporan,
catatanpengolahanbetsdanlog bookperalatan.•
Dokumeninimenyediakandatamengenaibahanbaku,
lingkunganfasilitasdanprodukakhirsecarakonsistenmemenuhipersyaratanmutuyangt
elahditetapkan.• Dicatatsecarajelasdenganmenggunakantintayangpermanen.
Harusdisiapkanpadatiapbetsproduk
Catatanpengemasanbetsmencakup:
a. Nama produk
b. Kode atau nomor bets
c. Prosedur pengemasan yang jelas
d. Tanggal pengemasan
e. Hasil teoritis dan kenyataan
f. Identitas masing-masing peralatan dan jalur atau lokasi yang
digunakan untuk pengemasan
g. Catatan pembersihan peralatan yang akan digunakan untuk
pengemasan
h. Hasil pengujian laboratorium dan pengawasan selama
proses,seperti volume dan bobot produk
i. Catatan line clearance pengemasan
j. Waktu kadaluarsa, jika umur produk kurang dari 30bulan
k. Penyelidikan beberapa kegagalan khusus atau ketidaksesuaian
l. Penempatan dan identitas label karantina disposition
a. Catatan hasil pengujian, hasil analisa, pelulusan atau penolakan bahan baku,
produk antara, ruahan dan produk jadi harus diperlihara.
b. Catatan pengawasan mutu dapat meliputi:
Tanggal pengujian
Identifikasi bahan
Nama pemasok/supplier
Tanggal penerimaan
Nomor bets aslinya, jika ada
Nomor bets
Nomor dari pengawasan mutu
Jumlah yang diterima
Tanggal pengambilan contoh/sampling
Hasil pengujian