Dokumen - Tips Uji-Bending
Dokumen - Tips Uji-Bending
Oleh :
NIM : 13711058
Kelompok :3
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagian material yang ada bukan hanya mengalami beban tarik atau tekan
saja, namun kombinasi dari keduanya. Kombinasi dari beban tekan dan tarik
merupakan beban bending (tekukan). Beban jenis ini terdiri dari direct stress,
transverse shear, serta torsional shear. Pengujian untuk beban bending akan
mendapatkan kekuatan lentur dan kekakuan dari material tersebut. Pada
percobaan ini dilakukan uji three point bending, yaitu pemberian beban pada tiga
sumbu.
TEORI DASAR
Saat material diberi beban pada daerah elastis, maka akan timbul tegangan
pada penampang melintang sebagai akibat dari momen lentur.
σ = tegangan normal
MB = momen lentur di penampang melintang yang ditinjau
c = jarak dari neutral axis ke elemen yang ditinjau
I = momen inersia penampang
Bila spesimen uji merupakan spesimen berpenampang segiempat, maka tegangan
normal maksimum terjadi saat MB = (PL/4) dengan c = h/2 dan I = (bh3/12). Maka
persamaan tegangan normal maksimumnya:
P = beban yang bekerja
L = panjang spesimen
b = lebar spesimen
h = tebal spesimen
Pemberian beban tersebut mengakibatkan defleksi pada daerah elastis
penampang. Persamaan defleksi adalah:
DATA PERCOBAAN
Kurva P terhadap δ
18000
16000 y = 20945x + 34.723
R² = 0.9809
14000
12000
Beban (N)
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Deflrksi (mm)
y = 20945x + 34,72
Kekuatan lentur :
PL h
Mc
σ= = 4 32
I bh
12
27000𝑁 × 150𝑚𝑚 19,0𝑚𝑚
×
𝜎= 4 2
11031,5583𝑚𝑚4
σ = 0,8719 GPa
P L3
δ=
48 E I
P 48 EI
= 3
δ L
48 EI
tan ϴ = 3
L
48 × E × 11031,5583
20945 =
150 3
E = 133,4984 GPa
Modulus elastisitas literatur ST 37:
E = 205 GPa
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Analisis
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Buat kurva antara P - δ dari data uji lentur, dengan menggunakan persamaan
garis regresi linier.
4. Bandingkan keadaan kekerasan akhir (setelah diuji bending pada daerah yang
terdeformasi plastis) dengan kekerasan awal (sebelum diuji bending) dan
jelaskan.
Jawab:
Kurva P terhadap δ
18000
16000 y = 20945x + 34.723
R² = 0.9809
14000
12000
Beban (N)
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Deflrksi (mm)
2. Kekuatan lentur :
PL h
Mc
σ= = 4 32
I bh
12
27000𝑁 × 150𝑚𝑚 19,0𝑚𝑚
×
𝜎= 4 2
19,3mm × (19,0mm)3
12
σ = 0,8719 GPa
P L3
δ=
48 E I
P 48 EI
= 3
δ L
48 EI
tan ϴ = 3
L
48 × E × 11031,5583
20945 =
150 3
E = 133,4984 GPa
3. Modulus elastisitas hanya berlaku pada daerah elastisitas material. Nilai E hasil
percobaan adalah 133,4984 GPa sementara nilai modulus elastisitas ST-37
literatur adalah 205 GPa. Terdapat perbedaan nilai modulus elastisitas yang cukup
besar. Hal ini desebabakan oleh kesalahan prosedur praktikum. Yaitu pada saat
menempatkan defleksimeter pada spesimen kurang tepat (tidak tepat pada titik
pembebanan), atau kesalahan dalam pembacaan nilai defleksi pada alat karena
pembacaan dilakukan secara manual dan cepat.
Jawab:
𝜆=𝑣×𝑇
𝑣 = 𝜆×𝑓
𝐸 (1 − 𝜇) 𝐸
𝑣 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑖𝑡𝑢𝑑𝑖𝑛𝑎𝑙 = √ dan 𝑣 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = √
𝜌(1 + 𝜇)(1 − 2𝜇) 2𝜌(1 + 𝜇)
𝐸
𝑣 = 𝑘√
𝜌
𝑣=𝑣
𝐸
𝜆 × 𝑓 = 𝑘√
𝜌
𝐸
(𝜆 × 𝑓)2 = 𝑘 2
𝜌
𝜌 × (𝜆 × 𝑓)2
𝐸≈
𝑘2
Jawab:
𝜎 𝑃⁄𝐴
𝐸= =
𝜀 ∆𝑙⁄
𝑙
Deformasi dengan nilai tegangan dan regangan sebanding biasa disebut dengan
deformasi elastis. Modulus tersebut sering juga dikenal sebagai kekakuan dari
material. Semakin besar modulus elastisitas maka semakin kaku material tersebut.
Pada skala atomik, regangan elastisitas mikroskopis merupakan perubahan kecil
pada jarak antar atom dan kekuatan ikatan antar atom. Semakin jauh jarak antar
atom maka modulus elastisitasnya semakin kecil dan mengakibatkan sifatnya
semakin lentur. Lentur disini berarti mempunyai kamungkinan untuk menambah
jarak/merenggang antar atom tanpa memutuskan ikatan (patah/gagal) bila diberi
gaya persatuan luas (tegangan).
𝑑𝑠
𝑣∝
𝑑𝑡
𝑑𝑣
𝐹∝
𝑑𝑡
𝑑𝐹
𝐸∝
𝑑𝑟
𝐹⁄
𝐸= 𝐴
∆𝑙⁄
𝑙