Karya Tulis Ilmiah - Faisma Rosita PDF
Karya Tulis Ilmiah - Faisma Rosita PDF
LAMA PEMANASAN
OLEH
FAISMA ROSITA
13.018
AGUSTUS 2016
2
LAMA PEMANASAN
Diajukan kepada
Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang
Untuk memenehi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program D-3
bidang Analis Farmasi dan Makanan
OLEH
FAISMA ROSITA
13.018
JULI 2016
3
4
PERNYATAAN
saya,
NIM : 13.018
di dalam Naskah Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah
diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan
Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain dan disebutkan dalam sumber kutipan dan pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah KTI ini dapat dibuktikan terdapat unsur-
unsur PLAGIASI, saya bersedia KTI ini digugurkan dan gelar akademik yang
telah saya peroleh (A.Md.,Si) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan
pasal 70)
Faisma Rosita
5
Lembar Persembahan
Terima kasih saya ucapkan untuk seluruh teman Akafarma 2013 yang selalu
memberikan semangat dan telah menjadi teman seperjuangan yang selalu gigih.
Semoga kita tidak pernah terpisahkan satu sama lain, selalu mendukung satu
sama lain.
Terakhir saya ucapkan berjuta terimakasih kepada my Hero yaitu Ayah dan Ibu
saya yang telah memberikan dukungan baik doa maupun finansial. Serta seluruh
keluarga yang telah menghibur saat susah.
ABSTRAK
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a disease that is characterized by hyperglycemia and the body
is not able to control sugar levels in the blood. Black garlic is processed garlic that
has been heated at a temperature of 70oC cures 4.5 times if compared with the
garlic. The aim of the research was to compare the long warming black garlic are
most effective as anti diabetic with glibenklamid. Research using animals trying
murine white for four weeks. Research using Randomized Complete Design with
5 groups i.e. positive control (glibenklamid), negative Control (aquadest),
treatment 1 (black garlic extract, 1 week), 2 (black garlic extract 4 weeks) and 3
(black garlic extract 6 weeks) with the same dose of 500 mg/kgBB. Research
shows that black garlic extract contains alicin and SAC as antioxidant activity.
Based on analysis of data One Way Anova results obtained that the black garlic
extract has activity decreased blood sugar levels, but have not been effective for
lowering blood sugar levels when compared with glibenklamid.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,
kepada keluarganya, para sahabat hingga kepada seluruh umatnya hingga akhirul
zaman, amin.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan sebagai persyaratan
menyelesaikan program D-3 di Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra
Indonesia Malang. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Pemberian
Ekstrak Bawang Hitam (Black Garlic) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Mencit (Mus Musculus)”.
Sehubungan dengan terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak sebagai berikut :
1. Ibu Dra. Wigang Soelandjari selaku Direktur Akademi Analis Farmasi dan
Makanan Putra Indonesia Malang serta selaku dosen pembimbing KTI.
2. Bapak Fandi Satria S. Farm., Apt selaku dosen penguji.
3. Bapak Dr. Sentot Joko Raharjo, M.Si selaku dosen penguji.
4. Bapak Ibu dosen Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia
Malang beserta staf.
5. Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan secara spiritual, materil
dan restunya dalam menuntut ilmu.
6. Teman-teman Akafarma angkatan Tahun 2013 serta semua pihak yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih mempunyai beberapa
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.
Penulis.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 4
1.4 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian .......................................... 4
1.5 Definisi Istilah dan Singkatan ................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
2.1 Diabetes Millitus.................................................................................... 6
2.2 Tanaman Bawang Putih ....................................................................... 18
2.3 Hewan Coba ........................................................................................ 31
2.4 Kerangka Konsep ................................................................................ 35
2.5 Hipotesis .............................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 36
3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................... 36
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................ 36
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 37
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................ 37
3.5 Devinisi Operasional Variabel ............................................................. 38
3.6 Pengumpulan Data ............................................................................... 39
3.7 Analisis Data ....................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 44
4.1 Hasil Determinasi Tanaman Bawang Putih .......................................... 44
4.2 Hasil Pembuatan Bawang Hitam .......................................................... 44
4.3 Hasil Ekstraksi Bawang hitam ............................................................. 45
4.4 Hasil Persiapan Hewan Coba ............................................................... 47
iv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
220 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes. Pada tahun 2004, diperkirakan
3,4 juta orang meninggal dari konsekuensi gula darah tinggi. Lebih dari 80%
jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009 menjadi 12,0 juta
dunia setelah Amerika Serikat, China, dan India dalam prevalensi diabetes
penyerapan gula oleh tubuh, karena tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara normal, sehingga seluruh glukosa dalam darah yang
menimbulkan berbagai jenis komplikasi pada organ dan sistem tubuh. Berbagai
1
2
cacat fisik dan gangguan organ tubuh yang akan sulit disembuhkan. Diabetes
melakukan pola hidup yang sehat. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah
karena biaya pengobatan tersebut cukup mahal dan memiliki efek samping pada
harganya yang murah. Selain itu bahan yang digunakan untuk pengobatan
tradisional memiliki efek samping yang relatif kecil jika dibandingkan dengan
terbuat dari bahan alam, sehingga dapat diterima tubuh dengan baik. Bahan alam
dibutuhkan tubuh untuk mengobati sehingga pengaruhnya tidak kalah dengan obat
sintesis yang digunakan dalam pengobatan. Salah satu bahan alam yang banyak
Bawang putih merupakan salah satu tanaman umbi yang banyak tumbuh di
dikonsumsi sehari-hari, namun ternyata bawang putih juga dapat digunakan untuk
bahan pengobatan. Banyak peneliti yang telah membuktikan bahwa bawang putih
merupakan suatu tanaman yang memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang
3
sangat baik digunakan untuk pengobatan. Akan tetapi penggunaan bawang putih
sebagai obat untuk penyembuhan masih bersifat tradisional dan belum banyak
Akhir-akhir ini terdapat pergeseran trend pasar dari bawang putih ke bawang
hitam, karena memiliki khasiat yang lebih baik dari bawang putih. Bawang hitam
memiliki warna kulit putih seperti bawang putih biasa, namun isinya berupa
bawang yang berwarna hitam dan memiliki tekstur kenyal dan rasa yang manis.
Bawang hitam adalah bawang putih yang telah mengalami proses pemanasan pada
suhu tertentu dan dalam waktu yang lama. Bawang hitam dianggap lebih baik
digunakan jika dipanaskan atau dimatangkan lebih lama. Menurut (Jang et al.,
2008) nilai umur bawang putih hitam 4.5 kali lebih tinggi dari bawang putih,
antioksidan. Hasil ini ada pada laporan sebelumnya yang menunjukkan bahwa
umur bawang putih hitam menunjukkan peningkatan aktivitas secara in vitro pada
lebih baik dari bawang putih biasa. Adanya efek farmakologi yang baru
menjadikan bawang hitam menjadi salah satu bahan herbal alami yang dibutuhkan
oleh manusia untuk menjaga kesehatan tubuh. Faktor lain yang mempengaruhi
efek farmakologi bawang hitam adalah lamanya proses yang dilakukan yang dapat
dengan bawang putih biasa, namun anggapan ini masih hanya berdasarkan
empiris masyarakat dan masih sedikit pengujian praklinis ataupun uji klinis yang
dilakukan. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh lama proses pemanasan bawang hitam terhadap penurunan kadar gula
darah pada mencit. Penelitian ini dilakukan agar mengetahui pengujian praklinis
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah menyiapkan bawang putih yang
diperoleh dari daerah Malang, Jawa Timur. Bawang putih yang digunakan
5
pengambilan ekstrak bawang hitam tanpa adanya identifikasi lain dan adanya
variasi cara ekstraksi atau variasi pelarut pembawa dan hanya digunakan untuk
melihat penurunan kadar gula darah pada hewan coba mencit jantan.
1.5.1 Diabetes mellitus (DM) tipe 2 adalah peningkatan kadar gula darah yang
1.5.2 Gula darah merupakan istilah yang mengacu pada banyaknya kandungan
1.5.3 Bawang hitam (Black Garlic) adalah bawang putih yang telah mengalami
1.5.4 Ekstrak adalah cairan kental yang diperoleh dari proses ekstraksi
1.5.5 Hewan Coba merupakan hewan yang digunakan untuk tujuan penelitian
pengujian pra-klinis
1.5.6 Glukometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur kadar gula
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar
gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta
yang berupa kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula
(glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi insulin (Bustan MN, 2007
:100).
Diabetes Melitus adalah suatu kelainan metabolik kronis serius yang memiliki
pasien, dan pada system pelayanan kesehatan. Diabetes Melitus adalah kondisi
dimana konsentrasi glukosa dalam darah secara kronis lebih tinggi dari pada nilai
normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak
gula darah (glukosa) dalam darah. Kencing manis dapat disebabkan oleh faktor
6
7
atau juga dapat disebabkan oleh faktor keturunan yang mengganggu hormone
(time of onset). Diabetes yang muncul sejak masa kanak-kanak disebut “juvenile
tahun disebut sebagai “adult diabetes”. Namun klasifikasi ini sudah tidak layak
dipertahankan lagi, sebab banyak sekali kasus-kasus diabetes yang muncul pada
Asymptomatic atau Sub-clinical Diabetes, dan Clinical Diabetes. WHO pun telah
diabetes, antara lain Childhood Diabetics, Young Diabetics, Adult Diabetics dan
tahun 1979 yang mengajukan 2 tipe utama diabetes melitus, yaitu "Insulin-
Dependent Diabetes Mellitus" (IDDM) disebut juga Diabetes Melitus Tipe 1 dan
8
Melitus Tipe 2. Pada tahun 1985 WHO mengajukan revisi klasifikasi dan tidak
Disamping dua tipe utama diabetes melitus tersebut, pada klasifikasi tahun
1980 dan 1985 ini WHO juga menyebutkan 3 kelompok diabetes lain yaitu
Melitus (GDM). Pada revisi klasifikasi tahun 1985 WHO juga mengintroduksikan
satu tipe diabetes yang disebut Diabetes Melitus terkait Malnutrisi atau
dianggap kurang tepat dan membingungkan sebab banyak kasus NIDDM (Non-
5. Pra-diabetes:
A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa Terganggu)
B. IGT (ImpairedGlucose Tolerance) = TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu)
10
mengakomodasi kadar gula dan sel-sel tubuh tidak merespon insulin. Dan ini
biasanya terjadi karena kandungan lemak yang besar dalam tubuh tidak sempurna
- Kurangnya insulin karena virus atau faktor gizi pada saat anak-anak tidak
memadai.
- Terjadinya obesitas
Adapun beberapa hal yang menjadi penyebab diabetes mellitus, hal tersebut
sendiri dengan zat antibodi. Serangan pada pankreas tersebut membuat pankreas
yang menumpuk dalam darah akibat tidak terkonversi menjadi energi. Diabetes
Diabetes tipe 2 berbeda dengan diabetes tipe 1, tipe ini cenderung terjadi pada
orang dewasa. Meskipun hampir 95% terjadi pada dewasa namun kegemukan
pada anak-anak juga bisa menyebabkan diabetes tipe 2. Pada diabetes tipe 2 ini
mencukupi sehingga glukosa yang seharusnya menjadi energi yang baik malah
11
Gestational Diabetes berbeda lagi dengan diabetes tipe lain. Penyakit jenis ini
hanya terjadi pada perempuan, karena yang bisa hamil hanya perempuan.
penanganan yang serius karena glukosa yang ada pada ibunya juga akan di
kirimkan ke janin melalui plasenta. Saya hanya ingin memberi gambaran saja
pada artikel ini dan akan membahasnya lebih lanjut di artikel selanjutnya.
Diabetes Melitus dapat digolongkan menjadi gejalam akut dan gejala kronik.
1. Gejala Akut
Gejala penyakit DM ini dari satu penderita ke penderita lainnya tidaklah selalu
sama, dan gejala yang disebutkan disini adalah gejala umum timbul dengan tidak
diabetes yang tidak menunjukkan gejala apapun sampai pada saat tertentu.
Dalam fase ini biasanya penderita menunjukkan berat badan yang terus
naik bertambah gemuk, karena pada saat ini jumlah insulin masih
mencukupi.
12
2. Gejala Kronik
Gejala kronik yang sering timbul adalah seorang penderita dapat mengalami
1) Kesemutan.
3) Rasa tebal di kulit sehingga kalau berjalan seperti di atas bantal atau kasur.
4) Kram.
5) Capai.
6) Mudah mengantuk.
11) Para ibu hamil sering mangalami keguguran atsu kematian janin dalam
kandungan atau dengan berat badan lahir >4kg (Misnadiarly, 2006 : 14-
15)
2.2.5 Diagnosis
Diabetes Melitus dapat diketahui dengan tanda-tanda haus yang hebat, kencing
yang banyak, penurunan berat badan, dan kadang-kadang koma. Disamping kadar
gula darah yang jelas meninggi, terdapat juga glukosuria. Dalam keadaan
darah tanpa uji provokasi tertentu. Umumnya disepakati kadar gula darah acak
13
lebih dari 2g/l dapat dipakai sebagai pegangan diagnostik. Diagnosis juga dapat
a. Pengaturan Diet
yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai
berikut:
• Karbohidrat : 60-70%
• Protein : 10-15%
• Lemak : 20-25%
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut
dan kegiatan fisik, yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan telah dibuktikan dapat
berat badan dapat mengurangi kadar HbA1c sebanyak 0,6% (HbA1c adalah salah
satu parameter status DM), dan setiap kilogram penurunan berat badan
dihubungkan dengan 3-4 bulan tambahan waktu harapan hidup. Selain jumlah
kolesterol tetap diperlukan, namun jangan melebihi 300 mg per hari. Sumber
lemak diupayakan yang berasal dari bahan nabati, yang mengandung lebih banyak
14
asam lemak tak jenuh dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein
sebaiknya diperoleh dari ikan, ayam (terutama daging dada), tahu dan tempe,
karena tidak banyak mengandung lemak. Masukan serat sangat penting bagi
dicerna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang kerap
dirasakan penderita DM tanpa risiko masukan kalori yang berlebih. Disamping itu
makanan sumber serat seperti sayur dan buah-buahan segar umumnya kaya akan
b. Olah Raga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal. Saat ini ada dokter olah raga yang dapat dimintakan nasihatnya
untuk mengatur jenis dan porsi olah raga yang sesuai untuk penderita diabetes.
Prinsipnya, tidak perlu olah raga berat, olah raga ringan asal dilakukan secara
teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan. Olahraga yang disarankan
penderita. Beberapa contoh olah raga yang disarankan, antara lain jalan atau lari
pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya. Olahraga aerobik ini paling tidak
dilakukan selama total 30-40 menit per hari didahului dengan pemanasan 5-10
menit dan diakhiri pendinginan antara 5-10 menit. Olah raga akan memperbanyak
jumlah dan meningkatkan aktivitas reseptor insulin dalam tubuh dan juga
Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga)
pasien DM Tipe II. Pemilihan obat hipoglikemik oral yang tepat sangat
dengan menggunakan satu jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat.
turunan fenilalanin).
beberapa tahun yang lalu, dapat dikatakan hampir semua obat hipoglikemik oral
merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru
dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis
penderita gangguan hati, ginjal dan tiroid. Obat-obat kelompok ini bekerja
merangsang sekresi insulin di kelenjar pancreas, oleh sebab itu hanya efektif
pada saat glukosa (atau kondisi hiperglikemia) gagal merangsang sekresi insulin,
karena sesuatu hal terhambat sekresinya. Pada penderita dengan kerusakan sel-sel
cukup baik, sehingga dapat diberikan per oral. Setelah diabsorpsi, obat ini
tersebar ke seluruh cairan ekstrasel. Dalam plasma sebagian terikat pada protein
hipoglikemik oral saat ini adalah metformin. Metformin masih banyak dipakai di
cukup sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan
glikoneogenesis
Bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Cina dan
Jepang yang beriklim subtropik. Dari sini bawang putih menyebar ke seluruh
Asia, Eropa, dan akhirnya ke seluruh dunia. Di Indonesia, bawang putih dibawa
oleh pedagang Cina dan Arab, kemudian dibudidayakan di daerah pesisir atau
sekarang tidak tergoyahkan oleh penyedap masakan buatan yang banyak kita
2003).
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
19
Marga : Allium
Bawang putih (Allium sativum L.) adalah herba semusim berumpun yang
ladang di daerah pegunungan yang cukup mendapat sinar matahari (Syamsiah dan
Tajudin, 2003). Adapun morfologi dari tanaman bawang putih (Allium sativum L.)
a. Daun
Berupa helai-helai seperti pita yang memanjang ke atas. Jumlah daun yang
dimiliki oleh tiap tanamannya dapat mencapai 10 buah. Bentuk daun pipih rata,
tidak berlubang, runcing di ujung atasnya dan agak melipat ke dalam (arah
panjang/membulur).
b. Batang
c. Akar
20
Terletak di batang pokok atau di bagian dasar umbi ataupun pangkal umbi
Di dekat pusat pokok bagian bawah, tepatnya diantara daun muda dekat pusat
batang pokok, terdapat tunas, dan dari tunas inilah umbi-umbi kecil yang disebut
siung muncul. Hampir semua daun muda yang berada di dekat pusat batang pokok
memiliki umbi. Hanya sebagian yang tidak memiliki umbi (Syamsiah dan
Tajudin, 2003).
Secara klinis, bawang putih telah dievaluasi manfaatnya dalam berbagai hal,
juga sebagai penghambat tumbuhnya tumor. Banyak juga terdapat publikasi yang
yang lebih tinggi dibandingkan dengan spesies Allium lainnya. Komponen sulfur
inilah yang memberikan bau khas dan berbagai efek obat dari bawang putih
(Londhe, 2011).
suatu sistem kimiawi yang kompleks serta merupakan mekanisme pertahanan diri
21
pembentukan tunas. Selain itu, Challem (1995) dalam Hernawan dan Setyawan
mengandung lebih dari 100 metabolit sekunder yang secara biologi sangat
berguna. Menurut Ellmore dan Fekldberg (1994) dalam Hernawan dan Setyawan
atas rasa, aroma, dan sifat-sifat farmakologi bawang. Dua senyawa organosulfur
paling penting dalam umbi bawang putih, yaitu asam amino non-volatil γ-
atau alliin.
dalam umbi (Zhang, 1999) dalam (Hernawan dan Setyawan, 2003) . Senyawa γ-
reaksi enzimatis yang terjadi akan menghasilkan banyak senyawa turunan, melalui
dua cabang reaksi, yaitu jalur pembentukan thiosulfinat dan S- allil sistein (SAC).
Selanjutnya dari jalur ini akan dibentuk kelompok allil sulfida, dithiin, ajoene, dan
peptidase oksidase, serta akan menghasilkan alliin (Song dan Milner, 2001) dalam
misalnya diallil disulfida (DADS), diallil trisulfida (DATS), diallil sulfida (DAS),
metallil sulfida, dipropil sulfida, dipropil disulfida, allil merkaptan, dan allil metil
sulfida. Kelompok alllil sulfida memiliki sifat dapat larut dalam minyak. Oleh
karena itu, untuk mengekstraknya digunakan pelarut non-polar (Gupta dan Porter,
juga berawal dari pemecahan allisin (Zhang, 1999) dalam (Hernawan dan
Setyawan, 2003).
Senyawa organosulfur lain yang terkandung dalam umbi bawang putih antara
lain, S propilsistein (SPC), S-etil-sistein (SEC), dan Smetil- sistein (SMC). Umbi
di atas mudah larut dalam air (Gupta dan Porter, 2001) dalam (Hernawan dan
arginin (Ryu et al., 2001) dalam (Hernawan dan Setyawan, 2003). Ekstrak segar
umbi bawang putih dapat disimpan lama dalam ethanol 15–20%. Penyimpanan
selama sekitar 20 bulan pada suhu kamar akan menghasilkan AGE (aged garlic
Maulik, 2002; Amagase et al., 2001) dalam (Hernawan dan Setyawan, 2003).
Selain dalam bentuk ekstrak padatan, umbi bawang putih dapat pula diolah
melalui distilasi uap menjadi minyak atsiri bawang putih yang banyak digunakan
dalam pengobatan. Kandungan kimia minyak atsiri bawang ini secara umum
terdiri dari 57% diallil sufida, 37% allil metil sulfida, dan 6% dimetil sulfida.
diallil trisulfida, 15% allil metil trisulfida, 13% allil metil disulfida, 8% diallil
dithiin 0,8 mg/g dan ajoena 0,1 mg/g, sedangkan ekstrak eter mengandung vinyl-
dithiin 5,7 mg/g, allil sulfida 1,4 mg/g, dan ajoena 0,4 mg/g (Banerjee dan
normal. Kondisi ini sering disebut hiperglikemik (Maher, 2000). Berbagai jenis
penelitian telah sampai pada isolasi senyawa aktif tumbuhan yang mampu
hipoglikemik bawang putih dilakukan oleh Mathew dan Augusti (1973), dengan
25
melakukan isolasi allisin dan memberikannya pada tikus diabetes. Pada perlakuan
dengan dosis 250 mg/kb BB, diketahui allisin mampu menurunkan kadar glukosa
memberi perlakuan ekstrak umbi bawang putih pada kelinci yang diinduksi
diabetes menggunakan alloksan. Allisin dari ekstrak umbi bawang putih dapat
menurunkan kadar glukosa darah kelinci seperti halnya tolbutamid (obat sintetis
Sheela, et al. (1995) mengisolasi senyawa asam amino sulfoksida dari bawang
putih untuk kemudian diperlakukan pada tikus diabetes. Senyawa yang berhasil
glukosa darah yang signifikan. Alliin pada dosis 200 mg/kg BB mempunyai unjuk
kerja yang sama dengan glibenklamid (obat diabetes) dan hormon insulin.
Perlakuan ekstrak minyak atsiri bawang putih pada tikus diabetes dapat
menurunkan kadar enzim fosfatase dalam sel darah merah, fosfatase asam dan
alkali, transferase alanin, transferase aspartat, dan amilase dalam serum darah.
(Hernawan dan Setyawan, 2003). Perlakuan dengan ekstrak yang sama pada
darah. Kadar glukosa darah para sukarelawan mengalami penurunan setelah diberi
Setyawan, 2003).
26
Mekanisme penurunan kadar glukosa darah oleh ekstrak bawang putih masih
belum diketahui secara jelas. Senyawa yang berperan telah diketahui yakni allisin
dan alliin (Augusti, 1975; Sheela et al., 1995). Kemungkinan masih terdapat
senyawa lain yang juga mampu menurunkan kadar glukosa darah pada diabetes
mellitus. Allisin dan alliin mampu menjadi agen anti-diabetes dengan mekanisme
Black Garlic atau yang lebih dikenal dengan Bahasa kita sebagai orang
Seperti namanya Black Garlic (Bawang hitam), warna dari Black Garlic adalah
hitam dengan tekstur yang lembut dan gurih serta aroma yang tidak terlalu tajam
dan rasa yang sedikit manis. Walau demikian, Black Garlic tetap bisa
Black Garlic dikenal berasal dari Korea Selatan, di mana Black Garlic ini
jauh lebih besar disbanding bentuk dasarnya yaitu bawang putih dan ditambahkan
27
dipercaya memiliki manfaat untuk hidup abadi. Memang tidak ada yang dapat
menjamin kalau bawang hitam bisa memberikan hidup yang abadi, akan tetapi
dapat dipastikan kalau manfaat bawang hitam dua kali lebih besar dari bawang
Pada musim semi tahun 2008, seorang penulis koran New York Times di
Amerika membuat tulisan berjudul “Design and Living” yang mengenalkan Black
Garlic sebagai bahan pokok baru yang modern dan digunakan oleh Chef Bruce
Hill dari Restaurant Bix di San fransisco. Chef Matthias Merges yang merupakan
koki eksekutif di Charlie Trotter di Chicago juga mencatat bahwa Black Garlic
merupakan salah satu dari lima top makanan di berita restaurant pada Desember
2008. Sejak itulah, Black Garlic menjadi sangat terkenal di Amerika Serikat.
Bahkan beberapa program televisi di Amerika seperti Iron Chef America (Food
Network) dan Top Chef New York (on Bravo) meliput kegunaan Black Garlic
Cara pembuatan Black Garlic memakan waktu yang sangat lama yaitu 90 hari.
Proses fermentasi ini bisa disingkat menjadi 40 hari, namun hasilnya akan sangat
berbeda dengan yang diproses selama 90 hari. Cara fermentasi yang dilakukan
dalam oven dan dipanggang dengan suhu 50o – 70oC derajat selsius selama 40
hari atau 90 hari. Kita harus melakukan pengecekan setiap 4 atau 5 hari sekali
biologi tinggi dan bermanfaat dalam dunia pengobatan. Senyawa organosulfur itu
Misalnya aliin dan α-glutamilsistein. Aliin menyebabkan bau dan rasa yang
khas pada bawang putih. Saat dipotong, dikunyah, ataupun dicincang aliin
Contohnya allicin. Senyawa ini bersifat kurang stabil, cepat berubah karena
c. Senyawa sulfur yang larut lemak seperti dialil sulfida (DAS) dan (DADS)
d. Senyawa sulfur larut air yang volatil seperti S-allil sistein (SAC). Senyawa ini
cysteine (SAC), vitamin, asam fenolik dan total senyawa flavonoid telah terjadi
selama proses pemanasan. Jumlah SAC, asam amino yang termasuk dalam
29
senyawaan sulfur dalam bawang hitam lima sampai tujuh kali lebih tinggi
daripada dalam bwang putih segar (Bae et al., 2012, 2013). Selain itu juga
kandungan senyawa fenol dan total flavonoid dalam bawang hitam lebih tinggi
dibandingkan yang terdapat dalam bawang putih segar ( Kim et al., 2013).
Selama proses pemanasan, senyawa yang tidak stabil dari bawang putih segar,
yaitu alliin dikonversi menjadi senyawa yang stabil yaitu S-alyl cysteine (SAC). S-
alyl cysteine (SAC) merupakan senyawa yang larut dalam air dengan efek
bawang putih segar (Jang et al., 2008). Menurut Sook et al. kandungan senyawa
antioksidan S-alyl cysteine (SAC) pada bawang hitam yang optimal adalah pada
waktu pemanasan selam 21 hari. Black garlic memiliki SAC 2 kali lipat lebih
tinggi dan tingkat DADS 30 kali lipat lebih tinggi dari bawang putih mentah
(Kim, 2012). SAC hanya memiliki toksisitas tidak lebih dari 4% allicin dan
DADS (Imada dalam Amagase, 2006). Pada waktu pemanasan tersebut bawang
hitam memiliki total polifenol sebesar 538,33 mg GAE/g (GAE : gallic acid
tidak tinggi (3.67 mg/g) (Jang et al., 2008). Peningkatan senyawa SAC dan
2.1.6.3 Manfaat
Black Garlic memiliki banyak manfaat bagi manusia. Manfaat yang didapat
komponen alami bawang putih segar dan turunan dari asam amino sistein,
konsentrasi yang terkandung dalam Black Garlic jauh lebih besar dari
bawang putih biasa dan diduga senyawa ini bisa membantu menurunkan
2. Mengatasi Infeksi
infeksi.
www.organicauthority.com )
Beberapa penyakit yang bisa dicegah dan disembuhkan dengan Black Garlic
adalah :
- Mengobati penyakit yang berkaitan dengan paru paru seperti asma, batuk,
sesak nafas
- Mencegah Alzheimer
Walaupun Black Garlic memiliki banyak manfaat, namun Black Garlic tidak
2.3.1 Mencit
banyak keunggulan sebagai hewan percobaan, yaitu siklus hidup yang relatif
pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah
alami, sehat, dan kuat, profilik, kecil, dan jinak. Selain itu, hewan ini juga mudah
didapat dengan harga yang relatif murah dan biaya ransum yang rendah (Peter,
1976). Mencit putih memiliki bulu pendek halus berwarna putih serta ekor
32
berwarna kemerahan dengan ukuran lebih panjang dari pada badan dan kepala.
Mencit memiliki warna bulu yang berbeda disebabkan perbedaan dalam proporsi
darah mencit liar dan memiliki kelenturan pada sifat-sifat produksi dan
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Klas : Mamalia
Ordo : Rotentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Mencit harus diberikan makan dengan kualitas tetap karena perubahan kualitas
dapat menyebabkan penurunan berat badan dan tenaga. Seekor mencit dewasa
dapat mengkonsumsi pakan 3-5 gram setiap hari. Mencit yang bunting dan
menyusui memerlukan pakan yang lebih banyak. Jenis ransum yang dapat
makanan yang diperlukan untuk pemeliharaan mencit adalah protein kasar 20-
25%, kadar lemak 10-12%, kadar pati 44-55%, kadar serat kasar maksimal 4%
Air minum yang diperlukan oleh setiap ekor mencit untuk sehari berkisar
antara 4-8ml. Seekor mencit mudah sekali kehilangan air sebab evaporasi
tubuhnya tinggi. Konsumsi air minum yang cukup akan digunakan untuk menjadi
33
stabilitas suhu tubuh dan untuk melumasi pakan yang dicerna. Air minum juga
dibutuhkan untuk menekan stress pada mencit yang dapat memicu kanibalisme
dalam kandang yang berukuran 22,5 cm X 10 cm untuk tiga ekor mencit (Peter,
bedding mempunyai tiga tujuan, yaitu untuk menyerap kotoran, melengkapi bahan
Bahan untuk bedding ini dapat berasal dari bahan-bahan limbah industri atau
hasil pasca panen, seperti serbuk gergaji kayu, tatal kayu, sekam padi, potongan
jerami kering, tongkol jagung, ampas bit gula kering dan butiran tanah liat (Peter,
1976).
Bak makanan berbentuk mangkok atau anyaman kawat yang disediakan dalam
diletakkan terbalik dengan mulut botol dipasang selang karet dan ujungnya
Cara ideal memegang mencit yaitu dengan memegang bagian tengah ekor
mencit. Leher dipegang dengan tangan kanan dan jangan terlalu ditekan, jari
telunjuk dan ibu jari memegang kuduk dan jari kelingking mengempit ekor
(Moriwaki, 1994).
Mus muculus jantan dan betina muda sukar untuk dibedakan. Mus musculus
betina dapat dikenali karena jarak yang berdekatan antara lubang anus dan lubang
genitalnya. Testis pada Mus musculus jantan pada saat matang seksual terlihat
sangat jelas, berukuran relatif besar dan biasanya tidak tertutup oleh rambut
(Muliani, 2011).
d. Melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina, dsb
Bawang hitam merupakan hasil pemanasan dari bawang putih, yang telah
salah satu senyawa yang terkandung adalah senyawa allicin dan aliin. Senyawa
allicin dan aliin dalam bawang hitam diduga memiliki efektifitas sebagai senyawa
empiris dan masih belum dibuktikan secara pra klinis. Maka dari itu dilakukan
dengan menggunakan ekstrak bawang hitam sebagai bahan yang akan diujikan,
2.5 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan penurunan kadar gula darah
BAB III
METODE PENELITIAN
lama pemanasan bawang hitam terhadap penurunan kadar gula darah pada mencit.
Penelitian ini menggunakan hewan coba. Metode ini dipilih karena dapat
dilakukan dengan mudah serta hasil dapat di ketahui dalam waktu yang cukup
Tahap pertama yaitu tahap persiapan meliputi penentuan populasi dan sampel
Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan meliputi pembuatan bawang hitam, uji
pengujian,pengolahan data dan analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah bawang hitam yang berasal dari
36
37
waktu pemanasan
3.3.1 Lokasi
3.3.2 Waktu
pengumpulan data, adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini
3.4.1 Alat
3.4.2 Bahan
Pengumpulan data dalam penelitian kali ini di lakukan melalui prosedur kerja
sebagai berikut :
2. Siapkan bawang hitam yang telah jadi dan masukkan dalam botol
maserasi
tertutup pelarut
2. Pilih hewan coba mencit yang berwarna putih, jantan, dan sehat serta
beraktivitas normal
3. Pilih yang berusia 2-3 bulan dan berat badan 20-35 gram sebanyak 15
ekor
kadar gula
1 minggu
4 minggu
6 minggu
ditentukan
mencit stabil
semua mencit
beban diberikan
42
9. Selanjutnya glukosa darah diperiksa lagi untuk waktu 3 hari, 5 hari dan
11. Lihat kadar glukosa darah mencit dan bandingkan sebelum dan
Dalam penelitian kali ini analisa data dilakukan dengan cara membandingkan
kadar gula darah sebelum dan sesudah pemberian ekstrak bawang hitam dengan
beberapa varian waktu pemanasan hingga diperoleh data. Data hasil yang di
dilakukan uji One Way Anova. Analisa One Way Anova ini bertujuan untuk
di gunakan, sehingga dapat di ketahui mana yang paling efektif. Adapun hipotesa
yang digunakan
43
BAB IV
Bagian tanaman bawang putih yang digunakan pada penelitian ini adalah
umbi bawang putih yang diperoleh dari pasar besar Kota Malang. Determinasi
tanaman bawang putih dilakukan di UPT Materia Media, Batu. Tujuan dari
putih yang digunakan benar tanaman bawang putih (Allium Sativum L.). Adapun
Umbi bawang putih yang digunakan adalah umbi bawang putih yang
berukuran sedang hungga besar. Umbi bawang putih yang digunakan sebanyak
1,5 kg kemudian dibersihkan dari kotoran yang menempel dan dibagi menjadi 3
bagian, dengan setiap bagian sebanyak 500 gram. Selanjutnya umbi bawang putih
dibungkus dengan alumunium foil dan dipanaskan dalam oven bersuhu ± 70 oC.
Bagian 1 bawang putih dipanaskan selama selama 1 minggu, untuk bagian kedua
minggu. Pemanasan pada suhu ± 70oC bertujuan agar senyawa penting yang
terkandung dalam umbi bawang putih tidak rusak. Bawang hitam yang sudah jadi
kemudian dihaluskan agar saat proses ekstraksi lebih cepat dan hasilnya lebih
44
45
maksimal. Hasil pemeriksaan karakteristik fisik bawang hitam dapat dilihat pada
Tabel 4.1
Bawang hitam yang telah dihaluskan kemudian ditimbang sebanyak 200 gram
dengan menggunakan pelarut etanol 70%. Pemilihan pelarut etanol 70% sebagai
pelarut disebabkan karena kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20%
keatas, tidak beracun, netral, absobsinya baik, etanol dapat bercampur dengan air
pada segala perbandingan, serta panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih
tiap 200 gram bawang hitam adalah 1500 mL. Kemudian ditutup dan dibiarkan
selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari
sari diserkai, ampas diperas. Ampas ditambah cairan penyari secukupnya dan
46
diserkai sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian, sehingga ampas
diserkai dengan etanol 70% sebanyak 300 mL. Selanjutnya sari yang terkumpul
dimasukkan dalam bejana tertutup dan terlindung dari cahaya selama 2 hari
evaporator pada suhu 70oC dengan tekanan 1 atm. Selanjutnya maserat tersebut
dipekatkan dengan menggunakan water bath dengan suhu 70oC. Proses ekstraksi
memiliki bau yang khas dengan berat ekstrak masing – masing 30,3456 gram
33,7459 gram. Rendemen yang diperoleh dari ketiga ekstrak masing – masing
Hewan coba yang digunakan pada percobaan ini adalah mencit. Mencit
relatif pendek, jumlah anak per kelahiran banyak, mudah dalam penanganannya,
selain itu hewan ini juga mudah didapat dengan harga yang relatif murah dan
biaya ransum yang rendah. Mencit putih memiliki bulu pendek halus berwarna
putih serta ekor berwarna kemerahan dengan ukuran lebih panjang dari pada
badan dan kepala. Mencit memiliki warna bulu yang berbeda disebabkan
perbedaan dalam proporsi darah mencit liar dan memiliki kelenturan pada sifat-
Mencit yang dipilih adalah mencit putih jantan, sehat, dan mempunyai
aktivitas normal. Memiliki usia 2-3 bulan, dan berat badan 20-35 gram sebanyak
15 ekor yang nantinya akan dibagi menjadi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri
dari tiga ekor. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol negative, kelompok
kedua adalah kelompok kontrol positif, kelompok ketiga adalah kelompok yang
adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan ekstrak bawang hitam 4 minggu,
kelompok kelima adalah kelompok yang diberi perlakuan dengan ekstrak bawang
larutan induksi dan ekstrak yang akan diberiakan ke mencit. Rata-rata bobot
mencit yang digunakan untuk percobaan ini adalah 28,8 gram. Hasil penimbangan
oleh banyak faktor. Faktor tersebut diantaranya faktor genetik, infeksi oleh
kuman, faktor nutrisi, zat diabetogenik, dan radikal bebas (stres oksidatif).
Senyawa aloksan merupakan salah satu zat diabetogenik yang bersifat toksik,
terutama terhadap sel beta pankreas, dan apabila diberikan kepada hewan coba
49
seperti mencit maka dapat menyebabkan hewan coba mencit menjadi diabetes.
bersamaan, yaitu melalui oksidasi gugus sulfidril dan pembentukan radikal bebas.
asam-asam amino sistein dan protein yang berikatan dengan gugus SH (termasuk
enzim yang mengandung gugus SH). Aloksan bereaksi dengan dua gugus SH
yang berikatan pada bagian sisi dari protein atau asam amino membentuk ikatan
protein tersebut (Szkuldelski, 2008). Induksi aloksan pada dosis 120 mg/kg bb
secara intravena mampu meningkatkan kadar glukosa darah dan kerusakan pada
sel β pankreas tikus. Mencit dengan kadar glukosa melebihi 140 mg/dl dianggap
dipuasakan selama 16 jam untuk mengurangi pengaruh kadar gula darah yang
disebabkan oleh faktor makanan sehingga gula darah mencit rendah dan ketika
diberikan larutan induksi akan mudah terlihat peningkatan kadar gula darahnya.
Kemudian diukur kadar gula darah darah awal. Setelah 30 menit seluruh hewan
uji diberikan larutan induksi secara intravena agar terjadi peningkatan kadar gula
darahnya. Seluruh hewan coba disuntik larutan induksi aloksan secara intravena
induksi aloksan. Hasil kadar gula darah mencit setelah induksi aloksan dapat
Hasil pengukuran kadar gula darah pada mencit dilakukan selama 7 hari.
Pengukuran kadar gula darah dilakukan pada hari ke-3, hari ke-5, dan hari ke-7
setelah mencit dianggap positif diabetes dan telah diberi perlakuan. Pemberian
ekstrak dan pemberian obat untuk kontrol menggunakan sonde. Pada percobaan
ini digunakan kontrol untuk membandingkan ekstrak dengan kontrol positif yang
menggunakan obat diabetes dan kontrol negatif tanpa menggunakan obat atau
ekstrak. Hasil pengukurun kadar gula darah mencit dapat dilihat pada Lampiran 7.
Sedangkan hasil penurunan kadar gula darah mencit dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Setelah
Setelah
Perlakuan
Kelompok Induksi Selisih
7 Hari
(mg/dl)
(mg/dl)
182 68 114
1 198 85 113
236 112 124
173 188 -15
2 194 198 -4
178 205 -27
208 198 10
3 190 188 2
205 185 20
198 173 25
4 188 158 30
196 165 31
208 130 78
5 193 126 67
212 152 60
51
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa telah terjadi penurunan kadar gula darah
mencit setelah diberikan perlakuan. Namun pada tabel tersebut penurunan kadar
gula darah tidak terlalu signifikan. Hal tersebut terjadi kemungkinan karena pada
proses secara bersamaan, yaitu melalui oksidasi gugus sulfidril dan pembentukan
radikal bebas, hal tersebut menyebabkan sel β pankreas susah untuk beregenerasi
sehingga dan menghasilkan insulin juga akan lebih susah. Diduga hal tersebutlah
yang menyebabkan senyawa aktif dalam bawang hitam yang berperan untuk
Senyawa aktif yang terkandung dalam ekstrak bawang hitam diduga dapat
meningkatkan insulin. Senyawa aktif ini diduga dan alliin atau S-allilsistein
pada mencit. Menurut Sheela, et al. (1995) Alliin pada dosis 200 mg/kg BB
mempunyai unjuk kerja yang sama dengan glibenklamid (obat diabetes) dan
hormon insulin. Black garlic memiliki SAC 2 kali lipat lebih tinggi dan tingkat
DADS 30 kali lipat lebih tinggi dari bawang putih mentah (Kim, 2012). SAC
hanya memiliki toksisitas tidak lebih dari 4% allicin dan DADS (Imada dalam
Amagase, 2006). Senyawa yang berperan dalam penurunan kadar gula darah telah
diketahui yakni allisin dan alliin (SAC) (Augusti, 1975; Sheela et al., 1995).
Kemungkinan masih terdapat senyawa lain yang juga mampu menurunkan kadar
glukosa darah pada diabetes mellitus. Allisin dan alliin mampu menjadi agen anti-
insulinnya lebih banyak (Banerjee dan Maulik, 2002). Namun Walaupun semakin
kandungan SAC, tetapi SAC lebih cenderung berfungsi sebagai antioksidan (Lee,
2009).
Dari hasil pengukuran tersebut dapat dilihat penurunan kadar gula darah
mencit masih belum signifikan jika dibandingkan dengan kontrol positif. Pada
mekanisme kerja senyawa ini hampir sama dengan mekanisme senyawa aktif
yang diduga ada dalam ekstrak bawang hitam. Mekanisme kerja glibenklamid
Pada hasilnya kelompok kontrol positif mengalami penurunan kadar gula secara
signifikan jika dibandingkan dengan kelompok lain. Penurunan kadar gula darah
darah mencit.
bawang hitam dapat menurunkan kadar gula darah. Data yang diperoleh kemudian
dianalisa menggunakan software SPSS 15 melalui Uji One Way Anova (Data
Analisis terdapat dalam Lampiran). One Way ANOVA digunakan untuk menguji
apakah rata-rata dari beberapa sample berbeda atau tidak. Dari hasil analisis data
menguji apakah varian dari populasi bawang hitam tersebut sama. Pada table
diperoleh probabilitas (sig.) 0,616 > 0,05, maka H1 diterima bahwa terdapat
perbedaan aktifitas penurunan kadar gula darah ekstrak bawang hitam dengan
sig (0,000), nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pengaruh dalam menurunkan kadar gula darah mencit. Sedangkan dari tabel Post
Hoc dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan efektifitas secara bermakna
antar lama pemanasan bawang hitam dalam menurunkan kadar gula darah mencit,
dan penurunannya belum bisa menyamai dengan kontrol positif. Dari tabel
tersebut juga dapat diketahui bahwa masih belum ada ekstrak yang paling efektif
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
lama pemanasan, namun belum ada ekstrak yang paling efektif dibandingkan
5.2 Saran
54
viii
DAFTAR RUJUKAN
Amagase, H., B.L. Petesch, H. Matsuura, S. Kasuga, and Y. Itakura. 2001. Intake
of garlic and bioactive components. Journal of Nutrition 131 (3): 955S–
962S.
Anief, M. (1990). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta: UGM
Press.
Bae, Sang Eun., Seung Yong Cho, Yong Duk Won, Seon Ha Lee, Hyun Jin Park.
2014. “Changes In S-Allyl Cysteine Contents And Phsicochemical
Properties Of Black Garlic During Heat Treatment”. LWT – Food Science
And Technology, Vol. 55. Hal: 397-402.
Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2009, Profil Kesehatan Kota Semarang 2009,
Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang.
ix
Green, E. (1968). Biology of The Laboratory Mouse. New York: Hill Book.
Gupta, N. and T.D. Porter. 2001. Garlic and garlic-derived compounds inhibit
human squalene monooxygenase. Journal of Nutrition 131: 1662–1667.
Hernawan, U.E dan Ahmad, 2003. Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium
sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. Jurnal Review. Surakarta: Jurusan
Biologi FMIPA UNS Surakarta
Kim, M.Y., S.W. Choi, and S. K. Chung. 2002. Antioxidative flavonoids from the
garlic (Allium sativum L.) shoot. Food Science and Biotechnology 9(4):
199-203.
Kim, Mun Su., Min Ju Kim, Woo Suk Bang, Keun Sung Kim, Sung Soo Park.
2012. “Determination Of S-Allyl-L-Cystein, Diallyl Disulfide, And Total
Amino Acids Of Black Garlic After Spontaneous Short - Term
Fermentation”. J. Korean Soc. Food Sci. Nutr, Vol. 41(5). Hal: 661 - 665.
Lee, Young Min., Oh Cheon Gweon, Yeong Ju Seo, Jieum Im, Min Jung Kang,
Myo Jeong Kim, Jung In Kim. 2009. “Antioxidant Effect Of Garlic And
Aged Black Garlic In Animal Model Of Type 2 Diabetes Melitus”.
Nutrition Research And Practice, Vol. 3 (2). Hal: 156 – 161.
Mathew P.T. and K.T. Augusti. 1973. Studies on the effect of allisin (diallyl
disulphide–oxide) on alloxan diabetes: I. Hypoglycaemic action and
enhancement of serum insulin effect and glycogen synthesis. Indian
Journal of Biochemistry and Biophysics 10: 209–212.
Ohaeri, O.C. 2001. Effect of garlic oil on the levels of various enzymes in the
serum and tissue of streptozotocin diabetic rats. Bioscience Report 21 (1):
19 –24.
Seo, Yeong Ju., Oh Cheon Gweon, Jieum Im, Young Min Lee, Min Jung Kang,
Jung In Kim. 2009. “Effect of Garlic and And Aged Black Garlic On
Hyperglycemia and Dyslipidemia In Animal Model Of Type 2 Diabetes
Melitus”. J Food Science Nutrition, Vol. 14 (2). Hal: 1 – 7.
Sheela, C.G., K. Kumud, and K.T. Augusti. 1995. Antidiabetic effect of onion and
garlic sulfoxide amino acid in rats. Planta Medica 61: 356–357.
Subroto MA, 2006, Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus, Jakarta: Penebar
Swadaya.
Syamsiah, I.S dan Tajudin, 2003. Khasiat & Manfaat Bawang Putih. AgroMedia
Pustaka, Jakarta.
Wang, Danan. et al. 2010. “Black garlic (Allium sativum) Extracts Enhance The
Immune System”. Medicinal and Aromatic Plant Science and
Biotechnology, vol. 4 (1). Hal: 37.
LAMPIRAN
x= x=
x=
Dosis tersebut diberikan dalam 0,5 ml aquadest sesuai dengan kapasitas lambung
0,039 mg 0,5 ml
x 15 ml
x=
= 1,17 mg/ 15 ml
Dosis tersebut diberikan dalam 0,5 ml aquadest sesuai dengan kapasitas lambung
0,0364 mg 0,5 ml
x 15 ml
x=
= 1,092 mg/ 15 ml
mengkonsumsi bawang hitam sebanyak 3-5 siung bawang hitam (setara dengan 6
g) setiap harinya disertai air minum. Perhitungan dosis ekstrak bawang hitam
Dosis ekstrak bawang hitam 500 mg/kg menurut Drobiova et al., (2009) dalam
x= x=
Kontrol Positif
250,00
200,00 205,33
Kadar Gula Darah
167,33
150,00
121,33
100,00
88,33 Series1
50,00
0,00
Sebelum Setelah Setelah Setelah
Perlakuan Perlakuan 3 Perlakuan 5 Perlakuan 7
Hari Hari Hari
Kontrol Negatif
200,00
197
195,00
Kadar Gula Darah
192,67
190,00
185,00 186
181,67 Series1
180,00
175,00
170,00
Sebelum Setelah Setelah Setelah
Perlakuan Perlakuan 3 Perlakuan 5 Perlakuan 7
Hari Hari Hari
xx
196,00 196,67
194,00
192,00 192,67
190,00 190,33 Series1
188,00
186,00
184,00
Sebelum Setelah Setelah Setelah
Perlakuan Perlakuan 3 Perlakuan 5 Perlakuan 7
Hari Hari Hari
185,00
180,00
177,33
175,00
170,00
Series1
165,00 165,33
160,00
155,00
150,00
Sebelum Setelah Setelah Setelah
Perlakuan Perlakuan 3 Perlakuan 5 Perlakuan 7
Hari Hari Hari
xxi
200,00 204,33
Kadar Gula Darah
183,33
150,00 149,67
136,00
100,00
Series1
50,00
0,00
Sebelum Setelah Setelah Setelah
Perlakuan Perlakuan 3 Perlakuan 5 Perlakuan 7
Hari Hari Hari
xxii
(Sari Hasil Maserasi Bawang Hitam 1 minggu “kiri” dan 4 minggu “kanan”)
xxvi
(Ekstrak Kental bawang hitam 1 minggu (a) 4 minggu (b) 6 minggu (c))
(Penimbangan mencit)