Anda di halaman 1dari 46

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Sekolah : SMA NEGERI 48 JAKARTA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI/ Ganjil
Materi Pokok : Fluida Statis
Waktu : 4 × 2 Jam Pelajaran

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses pengamatan, bertanya, mengumpulkan informasi, bernalar, diskusi,
mengasosiasi serta mengomunikasikan peserta didik mampu :
1. Menjelaskan tekanan yang dialami oleh sebuah benda akibat gaya tekan.
2. Menggunakan penerapan hukum Pascal dan Archimedes.
3. Menjelaskan terjadinya tegangan permukaan pada zat cair.
4. Menjelaskan terjadinya kapilaritas pada pipa kapiler.
5. Menjelaskan viskositas pada zat cair.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Kompetensi Dasar Indikator


3.3. Menerapkan hukum-hukum 3.3.1. Menjelaskan hukum utama hidrostatis
fluida statik dalam kehidupan 3.3.2. Menjelaskan pengertian tekanan
sehari-hari hidrostatis
3.3.3. Menyebutkan faktor-faktor yang
menentukan besarnya tekanan
hidrostatis
3.3.4. Menghitung besarnya tekanan
hidrostatis
3.3.5. Menjelaskan bunyi Hukum Pascal
3.3.6. Merumuskan persamaan matematis
Hukum Pascal
3.3.7. Dapat menyebutkan penerapan Hukum
Pascal dalam kehidupan sehari-hari
3.3.8. Menjelaskan bunyi Hukum Archimedes
3.3.9. Merumuskan persamaan matematis
Hukum Archimedes
3.3.10. Dapat menyebutkan penerapan Hukum
Archimedes dalam kehidupan sehari-
hari
3.3.11. Menjelaskan pengertian meniskus,
gejala kapilaritas, viskositas dan hukum
Stokes
3.3.12. Dapat menyebutkan penerapan
meniskus, gejala kapilaritas, viskositas
dan Hukum Stokes
4.3. Merencanakan dan melakukan 4.3.1. Melakukan percobaan mengenai Hukum
percobaan yang memanfaatkan Utama Hidrostatis dan penggunaannya
sifat-sifat fluida statis, berikut dalam mengukur kerapatan fluida
presentasi hasil dan makna
fisisnya

C. MATERI PEMBELAJARAN
Fakta
1. Kapal laut menerapkan konsep hukum Archimedes
2. Mesin hidrolik menerapkan konsep hukum Pascal
Konsep
1. Pengertian fluida Statis
2. Tegangan fluida, massa jenis zat
Prinsip
1. Hukum Pascal
2. Hukum Archimedes
3. Viskositas
4. Kapilaritas
5. Hukum Stoke
Prosedur
1. Merancang alat percobaan yang memanfaatkan konsep fluida statis

D. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER PEMBELAJARAN


Media : Lembar Penilaian, Laptop, LCD Projektor, Papan Tulis
Bahan : Alat dan Bahan Percobaan
Sumber : Silabus Fisika kelas XI, Fisika untuk SMA/MA kelas XI program ilmu
alam, Penerbit CV. Haka Jaya, dan Fisika untuk SMA kelas XI,
Penerbit Erlangga.
E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Pertemuan Pertama (2 x 40 menit)

Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
DL
Kegiatan 1. Guru memberi salam pembuka 10 menit
Pendahuluan dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
3. Guru menanyakan kesiapan fisik
dan psikis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
4. Guru bertanya pemahaman materi
tentang fluida statis yang telah
dipelajari di kelas X
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung

Kegiatan Inti Stimulation 1. Guru memberikan beberapa 60 menit


(stimulasi/ kegiatan demonstrasi mengenai
pemberian fluida statis
rangsangan) 2. Siswa mengamati demostrasi

Problem 3. Guru mengajak siswa untuk tetap


statemen mengamati demonstrasi dan
(pertanyaan/ mengidentifikasi faktor-faktor
identifikasi yang berpengaruh
masalah) 4. Guru memberikan beberapa
pertanyaan atau siswa mangajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan
demonstrasi tersebut untuk
dijadikan bahan diskusi, yaitu :
a. Mengapa benda tersebut bisa
seperti itu?
b. Fenomena fisika apa yang
terdapat dalam demonstrasi
tadi?
c. Apa yang dimaksud dengan
Fluida Statis

Data Collection 5. Siswa menyimak informasi


(pengumpulan kegiatan pembelajaran yang akan
data) disampaikan oleh guru mengenai
persamaan massa jenis, tekanan,
tekanan hidrostatis, tekanan
atmosfer, dan tekanan terukur,
serta hukum pokok hidrostatika

Data 6. Siswa mempelajari persamaan-


Processing persamaan yang berhubungan
(pengolahan dengan massa jenis, tekanan,
data) tekanan hidrostatis, tekanan
atmosfer, dan tekanan terukur,
serta hukum pokok hidrostatika

Verification 7. Guru dan siswa mendiskusikan


(pembuktian) dan memverifikasi hasil
pembelajaran mengenai
persamaan massa jenis, tekanan,
tekanan hidrostatis, tekanan
atmosfer, dan tekanan terukur,
serta hukum pokok hidrostatika

Generalization 8. Siswa menyimpulkan persamaan


(menarik massa jenis, tekanan, tekanan
kesimpulan) hidrostatis, tekanan atmosfer, dan
tekanan terukur, serta hukum
pokok hidrostatika
Kegiatan 1. Siswa dan guru mereview hasil 10 menit
Penutup pembelajaran fluida statis
2. Guru memberikan tugas untuk
mempelajari hukum pascal,
hukum Archimedes, penerapan
hukum-hukum, serta tegangan
permukaan
3. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang memiliki
kinerja yang baik

2. Pertemuan Kedua (2 x 40 menit)

Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
DL
Kegiatan 1. Guru memberi salam pembuka 10 menit
Pendahuluan dan berdoa untuk memulai
pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
3. Guru menanyakan kesiapan fisik
dan psikis siswa dalam mengawali
kegiatan pembelajaran
4. Guru memberikan pre test kepada
siswa

Kegiatan Inti Stimulation 1. Guru memberikan beberapa


(stimulasi/ kegiatan demonstrasi mengenai
pemberian hukum pascal, hukum
rangsangan) Archimedes, serta tegangan
permukaan
2. Siswa mengamati demostrasi

3. Guru mengajak siswa untuk tetap


Problem mengamati demonstrasi dan
statemen mengidentifikasi faktor-faktor
(pertanyaan/ yang berpengaruh
identifikasi 4. Guru memberikan beberapa
masalah) pertanyaan atau siswa mangajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan
demonstrasi tersebut untuk
dijadikan bahan diskusi, yaitu :
a. Mengapa dongkrak dapat
mengangkat mobil?
b. Apa pengertian dari hukum
pascal, hukum Archimedes,
dan tegangan permukaan, serta
penerapannya?
5. Siswa menyimak informasi
kegiatan pembelajaran yang akan
Data Collection disampaikan oleh guru mengenai
(pengumpulan persamaan hukum pascal, hukum
data) Archimedes, dan tegangan
permukaan, serta penerapannya
dalam kehidupan

6. Siswa mempelajari persamaan-


persamaan yang berhubungan
dengan persamaan hukum pascal,
Data hukum archimedes, dan tegangan
Processing permukaan, serta penerapan
(pengolahan hukum-hukum fluida
data)

7. Guru dan siswa mendiskusikan


dan memverifikasi hasil
pembelajaran mengenai
Verification persamaan hukum pascal, hukum
(pembuktian) Archimedes, dan tegangan
permukaan, serta penerapan
hukum-hukum fluida

8. Siswa menyimpulkan persamaan


hukum pascal, hukum
Archimedes, dan tegangan
permukaan, serta penerapan dari
Generalization hukum-hukum fluida statis yang
(menarik berlaku
kesimpulan)
Kegiatan 1. Guru memberikan post test kepada 10 menit
Penutup siswa
2. Siswa dan guru mereview hasil
pembelajaran fluida statis
3. Guru memberikan penghargaan
kepada siswa yang memiliki
kinerja yang baik
4. Guru memberikan informasi
kepada siswa untuk pertemuan
selanjutnya

3. Pertemuan Ketiga (2 x 40 menit)

Langkah Sintak Model Deskripsi Alokasi


Pembelajaran Pembelajaran Waktu
PBL
Kegiatan Orientasi siswa 1. Guru memberi salam pembuka 5 menit
Pendahuluan pada masalah dan berdoa untuk memulai
pembelajaran (sebagai
implementasi nilai religious)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
dan menanyakan kesiapan fisik
dan psikis siswa dalam
mengawali kegiatan
pembelajaran (sebagai
implementasi nilai disiplin)
3. Guru memeriksa prasyarat
pengetahuan yaitu tentang hukum
utama hidrostatis

Kegiatan Inti Mengorganisasi 1. Guru/siswa membentuk 5 menit


siswa dalam kelompok belajar secara
belajar heterogen
2. Siswa menerima informasi
kegiatan yang harus dilakukan,
yaitu
“Mempelajari berlakunya
Hukum Utama Hidrostatis dan
penggunaannya untuk
mengukur kerapatan suatu
fluida”
Membimbing
penyelidikan 3. Guru membimbing siswa dalam
siswa melakukan rancangan percobaan 60 menit
menentukan berlakunya Hukum
Utama Hidrostatis dan
penggunaannya untuk mengukur
kerapatan suatu fluida
Mengembangkan
dan menyajikan 4. Siswa mendiskusikan hasil
hasil karya percobaan
5. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi kelompok

Menganalisis
dan 6. Melakukan diskusi kelas untuk
mengevaluasi menganalisis hasil pemecahan
proses masalah dan menyamakan
pemecahan persepsi berdasarkan percobaan
masalah Hukum Utama Hidrostatika

Kegiatan 1. Siswa dan guru mereview hasil 10 menit


Penutup percobaan Hukum Utama
Hidrostatis dan penggunaannya
dalam mengukur kerapatan fluida
2. Siswa merefleksikan terhadap
pemahaman percobaan Hukum
Utama Hidrostatis dan
penggunaannya dalam mengukur
kerapatan fluida
3. Guru memberikan penghargaan
kepada kelompok yang memiliki
kinerja dan kerjasama yang baik

4. Pertemuan Keempat ( 2 x 40 menit)

F. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN

No. Aspek Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

1 Sikap Lembar Observasi Format jurnal guru mata pelajaran


secara individu

2 Pengetahuan Tes Tertulis Format penilaian tes tertulis pada


akhir pertemuan secara individu
3 Keterampilan Lembar Pengamatan Format penilaian lembar
pengamatan secara individu

1. Teknik Penilaian

2. Instrumen Penilaian

No. Aspek Penilaian Sikap Penilaian Penilaian


Pengetahuan Keterampilan

1 Pertemuan Lembar observasi Tugas mengerjakan


Pertama sikap pada saat soal-soal
kegiatan
pembelajaran

2 Pertemuan Lembar observasi Lembar penilaian


Kedua sikap pada saat pada lembar kerja
kegiatan siswa
pembelajaran

3 Pertemuan Lembar observasi Lembar pengamatan


Ketiga sikap pada saat keterampilan pada
praktik “hukum saat praktik “hukum
utama hidrostatis” utama hidrostatis”

3. Pembelajaran Reemdian dan Pengayaan


a. Pembelajaran remedial dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta
didik yang mendapat nilai di bawah KKM
b. Pengayaan dilaksanakan dengan memberikan tugas mengkaji materi bagi siswa
yang mendapat nilai di atas KKM
G. LAMPIRAN
1. Materi Pelajaran
2. Lembar Kerja Praktikum
3. Lembar Kerja Siswa
4. Penilaian

Jakarta, 27 Juli 2016


Menyetujui,
Guru Pamong Fisika Guru PPL Fisika

KIKA HERIATI, S.Pd JUWAIRIYAH HAFSHAH


NIP: 197701082008012020 NIM: 1301135018
Mengetahui,

Kepala SMAN 48 Jakarta

ACAH RIANTO, S.Pd


NIP: 196604011988121003
LAMPIRAN 1. MATERI PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA

Satuan Pendidikan : SMAN 48 Jakarta


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Alokasi Waktu : 4 × 2 jam pelajaran

Wujud zat secara umum dibedakan menjadi tiga, yaitu zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan
bentuk dan ukurannya, zat padat mempunyai bentuk dan volume tetap, zat cair memiliki volume
tetap, akan tetapi bentuknya berubah sesuai wadahnya, sedangkan gas tidak memiliki bentuk
maupun volume yang tetap. Karena zat cair dan gas tidak mempertahankan bentuk yang tetap
sehingga keduanya memiliki kemampuan untuk mengalir.

Fluida merupakan istilah untuk zat alir. Zat alir adalah zat yang mengalirkan seluruh
bagian-bagiannya ke tempat lain dalam waktu yang bersamaan. Zat alir mencakup zat dalam
wujud cair dan gas. Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat
dimampatkan) jika diberi tekanan. Perbedaan antara zat cair dan gas terletak pada
kompresibilitasnya atau ketermampatannya. Gas mudah dimampatkan, sedangkan zat cair tidak
dapat dimampatkan.

Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau hidrostatika, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan fluida dinamis atau
hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida yang bergerak.
Hidrodinamika yang khusus membahas mengenai aliran gas dan udara disebut aerodinamika.
Fluida statis adalah fluida yang tidak mengalami perpindahan bagian- bagiannya.

A. Massa Jenis
Massa jenis suatu benda didefenisikan sebagai massa zat dibagi dengan volume zat. Dapat
dirumuskan sebagai berikut.

𝑚
𝜌=
𝑣
dimana
ρ : massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m : massa (kg atau g)
v : volume (m3 atau cm3)

Massa jenis berbagai zat berbeda-beda walaupun benda-benda tersebut jumlah atau
volumenya sama. Massa jenis zat yang umum digunakan sebagai patokan adalah massa jenis
air dan massa jenis raksa. Massa jenis air dalam wujud cair, yaitu 1000 kg/m3 atau 1 g/cm3,
sedangkan raksa atau mercury memiliki massa jenis 13.600 kg/m3 atau 13,6 g/cm3. Berikut
adalah tabel beberapa jenis bahan beserta besar massa jenisnya.

Tabel 1. Massa Jenis Beberapa Zat

B. Tekanan Hidrostatis
1. Pengertian Tekanan
Tekanan dalam fisika didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu bidang
persatuan luas bidang tersebut. Bidang atau permukaan yang dikenai gaya disebut
bidang tekan, sedangkan gaya yang diberikan pada bidang tekanan disebut gaya tekan.
Secara matematis tekanan dirumuskan dengan persamaan berikut.
𝐹
𝑃=
𝐴

dimana:

P : tekanan (Pa)

F : gaya tekan (N)

A : luas bidang tekan (m2)

Satuan tekanan yang lain adalah pascal (Pa), atmosfer (atm), cm raksa (cmHg), dan
milibar (mb). Penggunaan satuan untuk tekanan disesuaikan.

1 N/m2 = 1 Pa

1 atm = 76 cmHg

1 mb = 0,001 bar

1 bar = 105 Pa

2. Tekanan Hidrostatis

Tekanan hidrostatis adalah tekanan di dalam fluida tak bergerak yang diakibatkan oleh
adanya gaya gravitasi. Tekanan adalah suatu besaran skalar. Satuan internasional (SI)
dari tekanan adalah pascal (Pa). Satuan ini dinamai sesuai dengan nama ilmuwan
Prancis, Blaise Pascal. Satuan-satuan lain adalah bar ( 1 bar = 1,0 x 105 Pa), atmosfer
(1 atm = 101,325 Pa) dan mmHg (760 mmHg = 1 atm). Tekanan pada fluida statis zat
cair dikelompokkan menjadi dua, yaitu tekanan pada ruang tertutup dan ruang terbuka.

Penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada pisau dan paku.
Ujung paku dibuat runcing dan pisau dibuat tajam untuk mendapatkan tekanan yang
lebih besar, sehingga lebih mudah menancap pada benda lain.
Untuk memahami tekanan hidrostatis, anggap zat terdiri atas beberapa lapisan. Setiap
lapisan memberi tekanan pada lapisan di bawahnya, sehingga lapisan bawah akan
mendapatkan tekanan paling besar. Karena lapisan atas hanya mendapat tekanan dari
udara (atmosfer), maka tekanan pada permukaan zat cair sama dengan tekanan
atmosfer.

⃗F mg
P = =
⃗A ⃗A

Karena 𝑚 = 𝜌𝑉 dan𝑉 = 𝐴ℎ, maka :

𝜌 . 𝑉. 𝑔 𝜌 .𝐴 .ℎ .𝑔
𝑃= =
𝐴 𝐴

𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ

dimana

P = tekanan hidrostatik (N/m2)

ρ = massa jenis zat cair (kg/m2)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

h = kedalaman (m)

Untuk mengukur tekanan udara pada ketinggian tertentu kita tidak menggunakan
rumus diatas. Hal ini disebabkan karena kerapatan udara tidak sama di semua tempat.
Makin tinggi suatu tempat, makin kecil kerapatan udaranya. Untuk tekanan total yang
dialami suatu zat cair pada ketinggian tertentu dapat dicari dengan menjumlahkan
tekanan udara luar dengan tekanan hidrostastis.

𝑃𝑡𝑜𝑡 = 𝑃0 + 𝜌𝑔ℎ

dimana

P0 = tekanan udara luar (N/m2)


Bunyi hukum pokok hidrostatika adalah sebagai berikut.

“Semua titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang
sejenis memiliki tekanan yang sama”

Contoh Soal

Dalam sebuah bejana diisi air (ρ = 100 kg⁄m2 ). Ketinggian airnya adalah 85 cm. Jika g =
10 m/s2dan tekanan udara 1 atm, maka tentukan :

a. Tekanan hidrostatik di dasar bejana


b. Tekanan mutlak di dasar bejana

Penyelesaian

h = 85 cm = 0,85 m

ρ = 1000 kg/ m3

Pu = 1 atm = 105Pa

g = 10 m/s2

a. Tekanan hidrostatis di dasar bejana


Ph = ρ g h = 1000 . 10 . 0,85 = 8,5.103 Pa
b. Tekanan mutlaknya di dasar bejana
Ptot = P0 + ρ g h = 105 + 8,5.103 = 1,085.105 Pa

C. Hukum Pascal
Seorang ilmuan Prancis, Blaise Pascal, menyatakan bahwa tekanan yang diberikan di dalam
ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah. Pernyataan ini akhirnya dikenal sebagai
Hukum Pascal yang menyatakan bahwa

“Tekanan yang diberikan kepada fluida diam dalam ruang tertutup akan diteruskan
dengan besar yang sama keseluruh fluida”.
Berdasarkan hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil dapat menghasilkan
suatu gaya yang lebih besar. Sistem kerja rem hidrolik merupakan salah satu contoh
pengaplikasian hukum Pascal. Selain itu, hukum Pascal juga dapat di jumpai pada sistem
alat pengangkat air, alat pengepres, dongkrak hidrolik, rem hidrolik, dan drum hidrolik.

Gambar 1. Sistem Pompa Hidrolik

Sesuai dengan gambar dongkrak hidrolik diatas, apabila pengisap 1 ditekan dengan gaya F1
, maka zat cair menekan ke atas dengan gaya PA1. Tekanan ini akan diteruskan ke penghisap
2 yang besarnya PA2. Karena tekanannya sama kesegalah arah, maka didapatkan persamaan
sebagai berikut.

𝑃1 = 𝑃2

⃗⃗⃗
𝐹1 ⃗⃗⃗
𝐹2 ⃗⃗⃗⃗
𝐴1
= ⟹ ⃗⃗⃗
𝐹1 = ⃗⃗⃗
𝐹
⃗⃗⃗⃗
𝐴1 ⃗⃗⃗⃗
𝐴2 ⃗⃗⃗⃗2 2
𝐴

1 1
Untuk pengisap berbentuk silinder, maka 𝐴1 = 𝜋 𝑑12 dan 𝐴2 = 𝜋 𝑑22 , sehingga
4 4

⃗⃗⃗
𝐹1 ⃗⃗⃗
𝐹2
=
1 1
𝜋 𝑑12 𝜋 𝑑22
4 4

⃗⃗⃗
𝐹1 ⃗⃗⃗2
𝐹
=
𝑑12 𝑑12

Contoh Soal

Sebuah pengangkat hidrolik bekerja berdasarkan tekanan air. Dari gambar, tentukan
besarnya gaya F yang dibutuhkan untuk mengangkat sebuah mobil yang massanya 1.200 kg
jika g= 10 m/s2, A1= 20 cm2 dan A2 = 400cm2. Abaikan massa pengisap dan massa alas
tempat mobil.

Penyelesaian

m = 1.200 kg

g = 10 m/s2

A1 = 20 cm2

A2 = 400 cm2

𝐹 𝑚𝑔
=
⃗⃗⃗⃗
𝐴1 ⃗⃗⃗⃗
𝐴2

𝑚
𝐹 (1.200𝑘𝑔) (10 2 )
= 𝑠
20 cm2 400𝑐𝑚2

(12.000𝑁)(20 𝑐𝑚2 )
𝐹= = 600𝑁
400 𝑐𝑚2

Besarnya gaya yang dibutuhkan adalah 600 N atau jika diganti dengan sebuah beban
dibutuhkan beban dengan massa 60 kg. Jadi, mobil yang massanya 1.200 kg dapat didirong
dengan sebuah beban bermassa 60 kg.

D. Hukum Archimedes
Hukum Archimedes
Apabila benda dicelupkan ke dalam zat cair, sesungguhnya berat benda itu tidak
berkurang. Gaya tarik bumi terhadap benda itu besarnya tetap. Akan tetapi zat cair
mengadakan gaya yang arahnya keatas kepada setiap benda yang tercelup didalamnya.
Ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Menurut Archimedes,
“Benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan
mengalami gaya ke atas. Besar gaya ke atas tersebut besarnya sama dengan
berat fluida yang dipindahkan oleh benda”

yang kemudian dikenal dengan hukum Archimedes. Secara matematis, hukum


Archimedes dituliskan sebagai berikut.

𝑤𝑢 − 𝑤𝑎 = 𝑤𝑐
𝐹𝑎 = 𝑤𝑐
𝐹𝑎 = 𝑤𝑐 𝑔
𝐹𝑎 = 𝜌𝑐 𝑉𝑐 𝑔

dimana

Fa : gaya Archimedes

wu : berat balok di udara

wa : berat balok di dalam zat cair

wc : berat zat cair yang ditumpahkan (N)

mc : massa zat cair yang ditumpahkan (kg)

𝜌𝑐 : massa jenis zat cair (kg/m3)

Vc : volume benda yang tercelup (m3)

g : percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Contoh Soal
Diketahui massa jenis air 1000 kg/m3 dan gravitasi bumi 9,8 m/s2. Jika ada benda yang
tercelup ke dalam air terebut dengan volume benda yang tercelup 20 m3, maka berapakah
gaya tekan ke atas?

Penyelesaian

𝜌𝑐 = 1000 kg/m3

g = 9,8 m/s2

Vc = 20 m3

𝐹𝑎 = 𝜌𝑐 𝑉𝑐 𝑔

= (1000 kg/m3)(20 m3)(9,8 m/s2)

= 196000 N

Keadaan Benda
Ada tiga keadaan benda yang tercelup kedalam fluida yaitu terapung, melayang, dan
tenggelam. Seperti terlihat pada gambar, dari kiri ke kanan, benda dalam keadaan terapung,
melayang, dan tenggelam.

Gambar 2. Benda dalam Keadaan Terapung, Melayang, dan Tenggelam

 Terapung
Pada saat terapung besarnya gaya apung 𝐹𝑎 sama dengan berat benda 𝑤 = 𝑚𝑔. Pada
peristiwa ini, hanya sebagian volum benda yang tercelup didalam fluida sehingga volum
fluida yang dipindahkan lebih kecil dari volum total benda yang mengapung.
Σ𝐹𝑦 = 0
𝐹𝑎 = 𝑚𝑏 𝑔
𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑡 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔
𝜌𝑏 𝑣𝑏
𝑉𝑏 =
𝜌𝑓

Karena 𝑉𝑡 (volum benda yang tercelup) sama dengan 𝑉𝑏 (volum benda total), maka syarat
benda tenggelam adalah

𝝆𝒃 < 𝝆𝒇

Artinya, massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluida.

 Melayang
Pada saat melayang, besarnya gaya apung 𝐹𝑎 sama dengan berat benda 𝑤 = 𝑚𝑔. Pada
peristiwa ini, volum fluida yang dipindahkan (volum benda yang tercelup) sama dengan
volum total benda yang melayang.
Σ𝐹𝑦 = 0
𝐹𝑎 = 𝑚𝑏 𝑔
𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑡 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔

Karena 𝑉𝑡 (volum benda yang tercelup) sama dengan 𝑉𝑏 (volum benda total), maka syarat
benda melayang adalah

𝝆𝒃 = 𝝆𝒇

Artinya, massa jenis benda harus sama dengan massa jenis fluida.

 Tenggelam
Pada tenggelam, besarnya gaya apung 𝐹𝑎 lebih kecil daripada berat benda 𝑤 = 𝑚𝑔. Pada
peristiwa ini, volum benda yang tercelup di dalam fluida sama dengan volum total benda
yang mengapung, namun benda tertumpu pada dasar bejana pada benda sebesar N.
Σ𝐹𝑦 = 0
𝐹𝑎 + 𝑁 = 𝑚𝑏 𝑔
𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑡 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔
𝑁 = 𝜌𝑏 𝑉𝑏 𝑔 − 𝜌𝑓 𝑔𝑉𝑡

Karena 𝑉𝑡 (volum benda yang tercelup) sama dengan 𝑉𝑏 (volum benda total), maka syarat
benda tenggelam adalah

𝝆𝒃 > 𝝆𝒇

Artinya, massa jenis benda harus lebih besar daripada massa jenis fluida.

Penerapan Hukum Archimedes


 Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk massa jenis cairan. Nilai massa jenis suatu
cairan dapat diketahui dengan membaca skala pada hidrometer. Hidrometer akan
mengapung jika kita masukan dalam suatu cairan. Banyaknya bagian yang mengapung
tergantung pada massa jenis cairan. Berikut ini adalah gambar hidrometer dan bagian-
bagiannya.

Gambar 3. Hidrometer dan Bagian-bagiannya

Hidrometer memiliki massa tertentu yaitu h. Jika kita masukan dalam zat cair hidrometer
akan memindahkan cairan sebesar volume hidrometer yang masuk, misalnya Vh. Gaya-
gaya yang bekerja pada hidrometer adalah gaya apung dan gaya beratyang saling
berlawanan arah sehingga:

Vh ρc g = berat hidrometer

(Ahh )ρc g = w

w m
hh = =
Aρc g Aρc

Panjang hidrometer hh jika c cairan besar maka hh akan rendah dan menunjukan angka
yang lebih besar. Skal pada hidrometer diberi angka kecil di ujung atas hidrometer dan
di beri angka yang lebih besar di bagian bawah hal ini menunjukan makin besar kerapatan
cairan maka skala yang ditunjukan hidrometer juga besar.
 Kapal selam dan galangan kapal
Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan
menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal
bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan menyebabkan kapal
selam dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki. Jika akan mengapung, maka
air laut dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan konsep tekanan hidrostastis, kapal
selam mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika kapal menyelam terlalu dalam,
maka kapal bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya terlalu besar.

Gambar 4. Gambaran Gelangan Kapal dan Prinsip Mengapung

dan Tenggelam Pada Kapal Selam

 Jembatan ponton
Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong
yang berjajar sehingga menyerupi jembatan dan dibuat
berdasarkan prinsip benda terapung. Drum tersebut
harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk
ke dalamnya. Apabila air pasang, jembatan naik. Jika air
surut, maka jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya
jembatan ponton mengikuti pasang surutnya air.

Gambar 5. Contoh
Jembatan Ponton
E. Tegangan Permukaan Zat Cair dan Viskositas Fluida

Pada subbab ini anda akan mempelajari tegangan permukaan zat cair, yang antara lain agar
dapat menjawab pertanyaan berikut. Mengapa serangga dapat hinggap di permukaan air? Mengapa
air dalam pipa kapiler naik, tetapi raksa justru turun? Mengapa sebuah silet yang terbuat dari logam
dapat terapung bila diletakkan secara mendatar di atas permukaan air secara hati-hati, padahal
berat jenis silet tersebut lebih besar dari berat jenis air?
Pada subbab ini Anda juga akan mempelajari viskositas fluida, yang antara lain agar dapat
menjawab pertanyaan berikut. Mengapa kelereng yang jatuh bebas dalam suatu wadah berisi oli
(fluida kental), mula-mula makin cepat tetapi akhirnya bergerak dengan kecepatan tetap?

1. Apakah tegangan Permukaan Zat Cair itu?


Untuk dapat memahaminya, perhatikan gambar dari peristiwa keseharian berikut.

(a) (b)

(c)
Gambar (a) sebuah klip yang mengapung pada permukaan air. (b) nyamuk
yang dapat hinggap diatas permukaan air. (c) tetes embun pada sarang laba laba
berbentuk bola.
Pikirkanlah konsep fisika apa yang mampu menjelaskan beberapa peristiwa dalam
kehidupan diatas. Konsep fisika yang dapat menjelaskan peristiwa diatas adalah tegangan
permukaan pada zat cair. Tegangan permukaan pada zat cair adalah kecenderungan permukaan
zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.

2. Mengapa Terjadi Tegangan Permukaan pada Zat Cair?


Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Agar semakin memahami
penjelasan ini, perhatikan ilustrasi berikut. Kita tinjau cairan yang berada di dalam sebuah
wadah.

BB

Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Di bagian dalam cairan (diwakili oleh B),
setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya; tetapi di permukaan
cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada
molekul cairan lainnya. Karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya, maka
terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan.
Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan (diwakili oleh A) ditarik oleh molekul
cairan yang berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya
total yang berarah ke bawah.
Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan
cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang
menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
Fenomena ini kita kenal dengan istilah Tegangan Permukaan.
Akibat tegangan permukaan ini, setetes cairan cenderung berbentuk bola. Karena dalam
bentuk bola itu, cairan mendapatkan daerah permukaan yang tersempit. Inilah yang menyebabkan
tetes air yang jatuh dari kran dan tetes tetes embun yang jatuh pada sarang laba- laba berbentuk
bola.
Tarikan pada permukaan cairan membentuk semacam kulit penutup yang tipis. Nyamuk
dapat berjalan diatas air karena berat nyamuk dapat diatasi oleh kulit ini. Peristiwa yang sama
terjai pada kip kertas yang diletakan perlahan-lahan diatas permukaan air.
Ketika Anda menambahkan sabun atau deterjen ke dalam air, Anda menurunkan tegangan
permukaan air. Sebagai hasilnya,berat klip kertas tidak dapat lagi di topang oleh tegangan
permukaan air, dan klp akan segera tenggelam.

3. Formulasi Tegangan Permukaan


Pada pembahasan sebelumnya, kita telah mempelajari konsep tegangan permukaan secara
kualitatif (tidak ada persamaan matematis). Kali ini kita tinjau tegangan permukaan secara
kuantitatif. Untuk membantu kita menurunkan persamaan tegangan permukaan, kita tinjau sebuah
kawat yang dibengkokkan membentuk huruf U. Sebuah kawat lain yang berbentuk lurus dikaitkan
pada kedua kaki kawat U, di mana kawat lurus tersebut bisa digerakkan (lihat gambar di bawah).

Jika kawat ini dimasukan ke dalam larutan sabun, maka setelah dikeluarkan akan terbentuk
lapisan air sabun pada permukaan kawat tersebut. Mirip seperti ketika bermain gelembung sabun.
Karena kawat lurus bisa digerakkan dan massanya tidak terlalu besar, maka lapisan air sabun akan
memberikan gaya tegangan permukaan pada kawat lurus sehingga kawat lurus bergerak ke atas
(perhatikan arah panah). Untuk mempertahankan kawat lurus tidak bergerak (kawat berada dalam
kesetimbangan), maka diperlukan gaya total yang arahnya ke bawah, di mana besarnya gaya total
adalah F = w + T. Dalam kesetimbangan, F = gaya tegangan permukaan yang dikerjakan oleh
lapisan air sabun pada kawat lurus.
Misalkan panjang kawat lurus adalah l. Karena lapisan air sabun yang menyentuh kawat
lurus memiliki dua permukaan, maka gaya tegangan permukaan yang ditimbulkan oleh lapisan air
sabun bekerja sepanjang 2l. Tegangan permukaan pada lapisan sabun merupakan perbandingan
antara Gaya Tegangan Permukaan (F) dengan panjang permukaan di mana gaya bekerja (d).
Untuk kasus ini, panjang permukaan adalah 2l. Secara matematis, ditulis :
𝐹
γ=𝑑

dalam kasus ini d=2l, sehingga


𝐹
γ = 2𝑙

Keterangan :
γ = Tegangan permukaan
F = Gaya tegangan permukaan
Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan
dengan Satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau
dyne per centimeter (dyn/cm). 1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m.
Berikut ini beberapa nilai Tegangan Permukaan yang diperoleh berdasarkan percobaan.
Zat cair yang Suhu Tegangan permukaan
kontak dengan udara (oc) (x 10-3 N/m)
Air 0 75,6
Air 25 72,0
Air 80 62,6
Etil alkohol 20 22,8
Aseton 20 23,7
Gliserin 20 63,4
Raksa 20 435
Sumber : Contemporary Collage Physic, Jones/Childers.
Berdasarkan data Tegangan Permukaan, tampak bahwa suhu mempengaruhi nilai tegangan
permukaan fluida. Umumnya ketika terjadi kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami
penurunan (Bandingkan nilai tegangan permukaan air pada setiap suhu. Lihat tabel). Hal ini
disebabkan karena ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga
pengaruh interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai tegangan permukaan juga
mengalami penurunan.

4. Merumuskan Kenaikan / Penurunan Permukaan Zat Cair dalam Pipa Kapiler


Masih ingatkah Anda bahwa zat cair yang membasahi
dinding (misalnya air) akan naik dalam pipa kapiler (tabung
dalam diameter relatif kecil)? Lihat gambar disamping.
Gejala ini dikenal dengan gejala kapiler, yang disebabkan
oleh gaya kohesi tegangan permukaan dan gaya adhesi
antara zat cair dan tabung kaca. Zat cair naik hingga gaya
keatas sama dengan gaya kebawah karena tegangan permukaan sama dengan berat zat cair yang
diangkat. Prinsip inilah yang akan kita gunakan untuk menurunkan rumus kenaikan zat cair dalam
pipa kapiler, seperti pada penjelasan berikut.

θ θ

γx saling meniadakan karena arahnya berlawanan

Untuk keadaan seimbang, berat zat cair yang naik dalam pipa kapiler harus sama dengan
komponen gaya keatas dari gaya adhesi sehubungan dengan tegangan permukaan. Berat zat cair
atau gaya kebawah w=mg, sedangkan massa m adalah massa jenis (ρ) dikali volume zat cair yang
naik dalam pipa kapiler (V=luas alas X h=πr2h). Dengan demikian,
w=mg
= (ρ V)g
= ρ(πr2h)g
= ρghπr2
Gaya ke atas Fy sehubungan dengan tegangan permukaan yang bekerja sepanjang keliling
permukaan dalam pipa kapiler adalah hasil kali komponen keatas tegangan permukaan (γ2 )dengan
keliling permukaan dalam pipa kapiler (2πr).
Fy= γy(2πr)
= γ cos θ (2πr)
Dengan menyamakan gaya keatas dan kebawah diperoleh
Fy= w
γ cos θ (2πr) = ρghπr2
2𝛾 𝑐𝑜𝑠 𝜃 = ρghπr
Kenaikan atau penurunan zat cair dalam pipa kapiler
2𝛾 𝑐𝑜𝑠 𝜃
h= (1)
ρ𝑔𝑟

perhatian :
 Untuk zat cair meniskus cekung (misal air) sudut kontak θ adalah lancip. Nilai
𝑐𝑜𝑠 𝜃 pada persamaan (1) bernilai positif, sehingga h bernilai positif, dan ini berarti
zat cair naik.
 Untuk zat cair meniskus cembung (misal raksa) sudut kontak θ adalah tumpul. Nilai
𝑐𝑜𝑠 𝜃 pada persamaan (1) bernilai negatif, sehingga h bernilai negatif dan ini
berarti zat cair turun.
5. Penerapan tegangan Pemukaan dalam kehidupan Sehari-hari.
Pernahkah dirimu bertanya, mengapa kita harus mencuci pakaian dengan sabun ?
Persoalannya, agar pakaian yang kita cuci benar-benar bersih maka air harus melewati celah yang
sangat sempit pada serat pakaian. Untuk itu diperlukan penambahan luas permukaan air. Nah, hal
ini sangat sukar dilakukan karena adanya tegangan permukaan. Mau tidak mau nilai tegangan
permukaan air harus diturunkan dahulu. Kita bisa menurunkan tegangan permukaan dengan cara
menggunakan air panas. Makin tinggi suhu air, makin baik karena semakin tinggi suhu air,
semakin kecil tegangan permukaan. Ini alternatif pertama dan merupakan cara yang jarang
digunakan. Kecuali mereka yang suka bermain dengan air panas. Alternatif lainnya adalah
menggunakan sabun.
Pada suhu 20 oC, nilai Tegangan Permukaan air sabun adalah 25,00 mN/m. Coba bandingkan
antara air sabun dan air panas, manakah nilai tegangan permukaan paling kecil ? Pada 100 oC,
nilai tegangan permukaan air panas = 58,90. Pada suhu 20 oC, nilai tegangan permukaan air sabun
adalah 25,00 mN/m. Lebih menguntungkan pakai sabun, airnya juga tidak panas. Jangan heran
kalau sabun sangat laris di pasar. Bukan cuma pakaian, tapi tubuh kita juga.
(catatan : masih ada faktor lain yang mempengaruhi pakaian atau tubuh kita bisa dibersihkan
dengan sabun. Jadi yang dijelaskan di atas hanya salah satu faktor yang mempengaruhi. Mungkin
akan anda pelajari pada mata pelajaran kimia)
6. Viskositas Fluida
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang
berbeda. Pernah lihat zat cair yang jenisnya berbeda? misalnya sirup dan air. Sirup biasanya lebih
kental dari air. Atau air susu, minyak goreng, oli, darah. Tingkat kekentalan setiap zat cair tersebut
berbeda-beda. Pada umumnya, zat cair lebih kental dari zat gas.
Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul
yang menyusun suatu fluida (fluida zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan zat gas.
Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida (internal = dalam). Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair,
viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu dan lainnya. Anda bisa
membuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas lantai yang permukaannya
miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu
fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair
tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental
menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin
kental zat gas tersebut.

a. Hukum Stokes untuk Fluida Kental


Pada suatu fluida ideal (fluida tidak
kental) tidak ada viskositas yang menghambat
lapisan – lapisan fluida tersebut menggeser
satu atas lainnya. Pada suatu pipa dengan luas
penampang seragam (serbasama), setiap
lapisan fluida ideal bergerak dengan kecepatan
yang sama. Namun, ketika kekentalan
(viskositas ) hadir, kecepatan lapisan-lapisan
fluida tidak seluruhnya sama. Fluida yang
tedekat dengan dinding pipa bahkan sama
sekali tidak bergerk ( v=0), sedangkan lapisan
fluida pada pusat pipa memiliki kecepatan
terbesar.
Gambar menunjuka kecepatan lapisan-lapisan
fluida tidak seluruhnya sama pada fluida kental

Viskositas pada aliran fluida kental sama saja dengan gesekan pada gerak benda padat. Untuk
fluida ideal, viskositas η = 0, sehingga kita selalu menganggap benda yang bergerak dalam fluida
ideal tidak mengalami gesekan yang disebabkan oleh fluida. Tetapi, jika benda tersebut bergerak
dengan kelajuan tertentu dalam fluidakental, gerak benda akan dihambat oleh gaya gesekan fluida
pada benda tersebut. Besar gaya gesekan fluida dirumuskan
Ff = k η v
Koefisien k bergantung pada bentuk geometri benda. Untuk benda yang memiliki bentuk
geometris berupa bolandengan jari jari r, dari perhitungan laboratorium diperoleh
k = 6πr
dengan memasukan nilai k ini dalam persamaan kita peroleh
Hukum Stokes
Ff = 6π ηr v
Dengan η adalah koefisien fiskositas yang dinyatakan dalam kg/ms atau Pa s. Persamaan diatas
pertama kali dinyatakan oleh Sir George Stokes pada tahun 1845, sehingga persamaan ini dikenal
sebagai hukum Stokes.
b. Kecepatan Terminal
Perhatikan kelereng yang dilepaskan jatuh bebas dalam fuida kental. Jika hanya gaya gravitasi
yang bekerja pada kelereng, kelereng akan bergerak di percepat dengan percepatan sama dengan
percepatan gravitasi. Ini berarti jarak antara dua kedudukan kelereng dalam selang waktu yang
sama haruslah makin besar. Hasil eksperimen menyatakan hal yang berbeda. Mula-mula jarak
antara dua kedudukan kelereng dalam waktu yang sama makin besar. Tetapi, mulai saat tertentu
dalam selang waktu yang sama jarak antara dua kedudukan kelereng sama besar. Dari hasil
eksperimen in menunjukan bahwa benda yang dijatuhkan bebas dalam fluida kental, kecepatannya
makin besar sampai mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan terbesar terbesar
yang tetap ini dinamakan kecepatan terminal.
Pada suatu benda yang jatuh bebas dalam fluida kental, selama geraknya, pada benda tersebut
bekerja tiga buah gaya, yaitu gaya berat w= mg, gaya ketas yang dikerjakan fluida Fa, dan gesekan
yang dikerjakan fluida Ff, seperti pada gambar dibawah ini.

Seperti yang telah dinyatakan benda akan bergerak makin cepat sampai mencapai kecepatan
terminal yang konstan. Pada saat kecepatan terminal vT tercapai, gaya gaya yang bekerja pada
benda adalah seimbang.

∑𝐹 = 0

+ mg – Fa - Ff = 0
Ff = mg– Fa (*)
Jika massa jenis benda = ρb, massa jenis fuida = ρf dan volume benda = Vb, gaya keatas Fa =
Vb ρf g
berat benda mg = (ρb Vb)g
gaya gesekan Ff = 6π ηr vT (benda dianggap berbentuk bola)
dengan memasukan besar ketiga gaya tersebut kedalam (*) kita peroleh
6π ηr vT = ρb Vb g - Vb ρf g
= g Vb (ρb- ρf)
Kecepatan terminal dalam fluida kental
𝑔 𝑉𝑏 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓)
vT = 6𝜋 𝜂𝑟

untuk benda berbentuk bola dengan jari jari r, volume benda


4
Vb=3 πr3, sehingga
4
𝑔 𝜋𝑟3 (𝜌𝑏− 𝜌𝑓)
3
vT =
6𝜋 𝜂𝑟

kecepatan terminal dalam fluida kental


2 𝑟2𝑔
vT =9 (ρb- ρf)
𝜂
LAMPIRAN 2. MATERI PERTEMUAN KEEMPAT

LEMBAR PRAKTIK SISWA

A. Judul
Hukum Utama Hidrostatis

B. Tujuan
Mempelajari berlakunya Hukum Utama Hidrostatis dan penggunaannya untuk mengukur
kerapatan suatu fluida.

C. Alat dan Bahan


1. 1 buah bejana U 5. Oli
2. 1 buah pipet 6. Alkohol
3. Air 7. Spiritus
4. Minyak

D. Langkah Percobaan
1. Siapkan bejana U, air, dan 7. Buatlah laporan hasil percobaan
minyak di lembar polio dan bandingkan
2. Isilah pipa U dengan air hasil massa jenis yang didapatkan
secukupnya (kira-kira tinggi 5 dengan literature.
cm)
3. Tambahkan minyak goreng pada
salah satu pipa dengan
menggunakan pipet
4. Ukur ketinggian masing-masing
zat cair
5. Hitung massa jenis minyak
6. Masukan data percobaan pada
tabel yang telah disediakan, dan
ulangi percobaan dengan jenis zat Contoh gambar percobaan
cair yang berbeda

h air h zat cair ρ zat cair


No. Jenis zat cair
(cm) (cm) (kg/m3
1
2
3
4
LAMPIRAN 3. LEMBAR KERJA SISWA

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :
Kelas :

1. Perhatikan gambar tersebut! Mengapa mesin hidrolik pengangkat mobil bisa mengangkat

mobil hanya dengan gaya yang kecil?


2. Hukum Pascal menyatakan bahwa:

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Menurut Pascal, pada gambar di atas memnuhi kondisi:

………. = ……… (1)

Maka didapatkan persamaan dari konsep mesin hidrolik adalah

3. Perhatikan gambar berikut!

(a) (c)
(a) Mengapa serangga dapat hinggap di permukaan air?
(b) Mengapa sebuah paper clip yang terbuat dari logam dapat terapung bila diletakkan
secara mendatar di atas permukaan air secara hati-hati, padahal massa jenis paper clip
tersebut lebih besar dari massa jenis air?
(c) Mengapa setetes air cenderung berbentuk bola?
4. Tegangan permukaan adalah

……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai besarnya gaya tiap satuan panjang pada

permukaan zat cair, atau dapat dirumuskan menjadi:


=ℓ
Dimana :

F = …………………... (dinyatakan dalam satuan ………)


= ……………….….. (dinyatakan dalam satuan ………)
ℓ = …………………... (dinyatakan dalam satuan ………)
5. Apabila setetes air diletakkan di atas kaca maka air akan membasahi kaca, sedangkan
apabila setetes air raksa diletakkan pada kaca maka raksa tidak membasahi kaca. Mengapa
demikian?

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Mengapa air dalam pipa kapiler naik, tetapi raksa dalam pipa kapiler justru turun ?

Tuliskan beserta dengan persamaan rumusnya!


7. Mengapa kita harus mencuci pakaian dengan sabun?

8. Mengapa kelereng yang jatuh bebas dalam suatu wadah berisi oli (fluida kental), mula -

mula makin cepat tetapi akhirnya bergerak dengan kecepatan tetap?

9. Suatu saat, kecepatan jatuh benda dalam fluida akan konstan. Kondisi ini disebut sebagai
kecepatan terminal (terminal velocity). Perhatikan gambar berikut!
Sebuah tabung diisi dengan fluida bermassa jenis . Ke dalamnya dijatuhkan sebuah bola
berjari-jari r (volume V = ) dan massa jenis . Karena …….. lebih besar daripada
………, maka benda akan bergerak ke bawah. Gaya - gaya yang bekerja pada benda adalah

gaya ………………., gaya ………………………., dan gaya ……………………..

Gaya berat benda = ……….. × ……… × ...……


Gaya angkat Archimedes = ……….. × ……… × ……...
Gaya Stokes = ……….. × ……… × ……...
Kecepatan terminal dicapai ketika gaya ……….. sama dengan total gaya ……………….
dan gaya ……………. Pernyataan ini dapat dinyatakan secara matematis, yaitu :

…………… = …………. + ..…………

Substitusi persamaan (5), (6), dan (7), kita dapatkan:


................ = …………… + …………..

Dari persamaan di atas, kecepatan terminal v dapat dinyatakan sebagai


…………………………
𝑣= (5)
……………………

Substitusi nilai volume V = 4/3πr3 ke dalam persamaan (8), kita dapatkan

………………………… …………………………… ……………………………


𝑣= = =
…………………… ……………………….. ………………………
LAMPIRAN 4. LEMBAR PENILAIAN

1. Instrumen Penilaian Sikap

JURNAL GURU MATA PELAJARAN

Nama Satuan Pendidikan : SMAN 48 JAKARTA


Tahun Pelajaran : 2016 – 2017
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika

No. Waktu, Nama Kejadian / Butir Sikap Positif / Tindak


Hari / Peserta Perilaku Negatif Lanjut
Tanggal Didik
1
2
3
4
2. Instrumen Penilaian Pengetahuan, Tes Tulis Bentuk Uraian

PENILAIAN PENGETAHUAN, TES TULIS BENTUK URAIAN

Nama Satuan Pendidikan : SMAN 48 JAKARTA


Tahun Pelajaran : 2016 – 2017
Kelas / Semester : XI / Satu
Mata Pelajaran : Fisika
Topik :
Kompetensi Dasar :

Indikator Soal
3.1.1 Menjelaskan hukum utama hidrostatis
3.1.2 Menjelaskan pengertian tekanan hidrostatis
3.1.3 Menyebutkan faktor-faktor yang menentukan besarnya tekanan hidrostatis
3.1.4 Menghitung besarnya tekanan hidrostatis
3.1.5 Menjelaskan bunyi Hukum Pascal
3.1.6 Merumuskan persamaan matematis Hukum Pascal
3.1.7 Dapat menyebutkan penerapan Hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari
3.1.8 Menjelaskan bunyi Hukum Archimedes
3.1.9 Merumuskan persamaan matematis Hukum Archimedes
3.1.10 Dapat menyebutkan penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-
hari
3.1.11 Menjelaskan pengertian meniskus, gejala kapilaritas, viskositas dan hukum
Stokes
3.1.12 Dapat menyebutkan penerapan meniskus, gejala kapilaritas, viskositas dan
Hukum Stokes

Soal
No. Soal Uraian
1. Seekor ikan berada pada kedalaman 15 meter di bawah permukaan air.

Jika massa jenis air 1000 kg/m3 , percepatan gravitasi bumi 10 m/s2 dan
tekanan udara luar 105 N/m, tentukan :
a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan
b) tekanan total yang dialami ikan

2. Seorang anak hendak menaikkan batu bermassa 1 ton dengan alat seperti
gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 250 kali luas penampang pipa kecil
dan tekanan cairan pengisi pipa diabaikan, tentukan gaya minimal yang
harus diberikan anak agar batu bisa terangkat!

No. Uraian Jawaban Skor


1. a) tekanan hidrostatis yang dialami ikan

b) tekanan total yang dialami ikan

2. F1 = F
F2 = Wbatu = (1000)(10) = 10000 N
A1 : A2 = 1 : 250

Jumlah skor maksimum

Jumlah Skor
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = x 100%
Jumlah skor maksimum
3. Instrumen Penilaian Keterampilan

PENILAIAN KETERAMPILAN

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 48 Jakarta


Tahun Pelajaran : 2016/2017
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Topik : Fluida Statis

Kompetensi Dasar :

4.3. Merencanakan dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statis,
berikut presentasi hasil dan makna fisisnya

Lembar Pengamatan
Materi : …………………………. Kelompok : …………..
Kelas : ………………………….

Kegiatan
Persiapan Pelaksanaan Jumlah
No. Nama Akhir
Percobaan Percobaan Skor
Percobaan
1
2

Rubrik

No. Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik

1 Persiapan percobaan 30 - Alat- alat sudah tersedia, tertata


(menyiapkan alat dan bahan) dengan rapih sesuai dengan
keperluannya
- Bahan-bahan/larutan untuk
percobaan sudah disiapkan di meja
praktikum
- Lembar kegiatan praktikum tersedia
- Menggunakan jas laboratorium

20 Ada 3 aspek yang terpenuhi


10 Ada 2 aspek yang terpenuhi

2 Pelaksanaan Percobaan 30 - Memegang alat dengan benar


- Menambahkan air dan minyak pada
bejana U
- Mengukur ketinggian masing-masing
zat cair
- Menghitung massa jenis minyak
- Mengulangi percobaan dengan
mengganti jenis zat cair lain (oli,
spiritus, alcohol)
- Menghitung massa jenis zat cair
lainnya
- Membuat laporan hasil percobaan
dikertas polio bergaris dengan
berdiskusi kelompok
- Melakukan presentasi hasil
percobaan dengan membandingkan
massa jenis yang dihitung dengan
literatur

20 Ada 6 aspek yang terpenuhi

10 Ada 5 aspek yang terpenuhi

Kegiatan akhir praktikum 30 - Membuang sampah pada tempatnya


- Merapihkan alat praktikum
- Mengembalikan alat ke tempat
semula

20 Ada 2 aspek yang terpenuhi

10 Ada 1 aspek yang terpenuhi

Jakarta, 27 Juli 2016


Mengetahui,
Guru Pamong Fisika Guru PPL Fisika
KIKA HERIATI, S.Pd JUWAIRIYAH HAFSHAH
NIP: 197701082008012020 NIM: 1301135018

Anda mungkin juga menyukai