Bab Satu
PENERIMAAN
Proses penerimaan biasanya adalah titik awal kontak pasien dengan rumah sakit.
Informasi penting pasien dikumpulkan selama penerimaan dan digunakan untuk
tujuan identifikasi, penagihan dan perencanaan pengobatan. Selain itu, pasien
menerima sejumlah informasi dari rumah sakit termasuk dokumen hak pasien dan
kebijakan rumah sakit yang bersangkutan. Sebagai pasien dan keluarga mereka
berinteraksi dengan staf di meja pendaftaran dan melengkapi formulir pendaftaran
dan dokumen,fase penerimaan kontinum pengobatan rumah sakit menyediakan
kesempatan pertama untuk mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan khusus dari
pasien mereka.
Bab ini fokus pada identifikasi beberapa kebutuhan dasar pasien yang harus
ditangani di seluruh kontinum pengobatan. Informasi mengenai prerefensi
komunikasi dan kebutuhan, latar belakang budaya, agama atau spritual, prerefensi
dan kebutuhan mobilitas, dan kebutuhan pasien lainnya adalah penting bagi staf
untuk membantu dalam proses penerimaan untuk merencanakan layanan dan
akomodasi yang sesuai. Setiap data yang dikumpulkan selama penerimaan harus
mudah diakses disemua titik pengobatan dan di departemen-departemen terkait
lainnya di rumah sakit.
Meskipun sebagian besar pasien akan masuk rumah sakit melalui proses
penerimaan yang dijadwalkan, beberapa pasien akan mengalami penerimaan
darurat. Bagi pasien-pasien tersebut rumah sakit harus menyesuaikan rekomendasi
termasuk dalam bab ini memastikan bahwa tingkat data pasien yang diperlukan
dikumpulkan oleh staf klinis dan rumah sakit menyebarkan informasi kepada pasien
dan keluarga melalui saluran alternatif.
1
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya,
dan Asuhan Berfokus Pasien dan Keluarga Selama Penerimaan
Menginformasikan pasien hak-hak mereka.
Mengenali bahasa pilihan pasien untuk mendiskusikan pengobatan
kesehatan.
Mengenali apakah pasien memiliki kebutuhan sensorik atau komunikasi.
Tentukan apakah pasien perlu bantuan mengisi formulir pendaftaran.
Kumpulkan data ras dan etnis pasien dalam catatan medis.
Mengenali jika pasien menggunakan perangkat bantu.
Menanyakan pasien jika ada kebutuhan tambahan yang dapat
mempengaruhinya atau pengobatannya.
Komunikasikan informasi tentang kebutuhan pasien khusus untuk tim
asuhan.
2
Jelaskan hak untuk mengidentifikasi dukungan, tujuan dukungan pasien
(untuk menghilangkan stres dan memberikan dukungan emosional) dan
dan keterbatasan jika ada pelanggar dukungan hak-hak lainnya, kompromi
keamanan, atau secara medis atau terapi kontraindikasi.
Jelaskan hak untuk menunjuk pembuat keputusan pengganti dan bahwa
pembuat keputusan pengganti mungkin anggota keluarga, didefinisikan
secara luas untuk memasukkan teman-teman dan mitra yang sama.
3
Tanya pasien, “Apakah anda memiliki alat bantu dengar, kacamata, atau
perangkat lain yang rutin anda gunakan utnuk berkomunikasi?”. Jika pasien
memiliki bantuan pribadi atau perangkat, staf harus memastikan bahwa
pasien dapat mengaksesnya setiap saat selama tinggal di rumah sakit.
Hubungi audiolog atau melibatkan Departemen Ophthalmology, jika mungkin
memberikan bantuan dan layanan yang sesuai, yang dibutuhkan untuk
membantu pasien yang memiliki gangguan sensorik tambahan karena
kondisi medis saat ini selama penerimaan.
Hubungi Ahli Bahasa Departemen Patologi, jika mungkin, untuk
menyediakan sumber daya AAC yang tepat diperlukan untuk membantu
pasien yang memiliki gangguan komunikasi akibat kondisi medis saat ini.
Perhatikan kebutuhan sensorik atau komunikasi dan menyebutkan bantuan
pribadi atau perangkat, bantuan tambahan atau sumber daya AAC dalam
medis dan mengkomunikasikan kebutuhan ini pada staf.
4
Memastikan bahwa pasien mengerti mengapa data ras dan etnis
dikumpulkan. Penelitian Kesehatan dan Pendidikan merekomendasikan
bahwa staf menjelaskan pada pasien “Kami ingin memastikan bahwa semua
pasien kami mendapatkan pengobatan terbaik terlepas dari latar belakang
ras
dan etnis mereka. Kami ingin anda memberitahu latarbelakang ras dan etnis
anda sehingga kita dapat meninjau pengobatan dimana pasien menerima dan
memastikan bahwa semua orang mendapat pengobatan kualitas tinggi.
Mengijinkan pasien untuk melaporkan sendiri informasi ras dan etnis.
Menghormati pilihan pasien untuk menolak memberikan informasi ras dan
etnis.
Lihat kebijakan dan prosedur rumah sakit untuk mengumpulkan data
demografis pasien.
5
Mengkomunikasikan informasi pada tim pengobatan tentang kebutuhan
untuk pasien khusus.
Informasi tentang kebutuhan pasien yang dikumpulkan selama penerimaan dapat
membantu staf mengkoordinasikan bantuan komunikasi, rencana untuk akomodasi
budaya atau agama atau spiritual, menyediakan peralatan yang diperlukan di
seluruh kontinum pengobatan.
Catat semua data yang relevan dalam catatan medis pasien.
Membuat proses untuk identifikasi pasien dengan kebutuhan khusus
(misalnya kode warna grafik pasien, menambahkan bendera atau stiker
untuk grafik pasien, atau menggunakan gelang pasien untuk
menunjukkan kebutuhan pasien yang berbeda).
Pastikan bahwa data yang dikumpulkan selama pendaftaran dapat ditransfer
ke database klinis untuk penggunaan di titik pengobatan, terutama jika
beberapa sistem data yang digunakan adalah untuk menangkap informasi
pasien.
Bab Dua
ASESMEN
Setelah seorang pasien dirawat di rumah sakit, staf klinis melakukan asesmen klinis
untuk menentukan pengobatan, pengobatan, dan layanan yang akan memenuhi
kebutuhan pasien. Staf harus fokus pada pengumpulan setiap klinis, lingkungan,
demografi, atau informasi sosial yang relevan untuk mendiagnosa dan mengobati
pasien. Meskipun beberapa kebutuhan dasar pasien harus diidentifikasi selama
penerimaan, proses asesmen memberikan kesempatan untuk menyelidiki isu sensitif
secara lebih mendalam. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pengobatan dan
penting untuk dipertimbangkan. Beberapa diantaranya keaksaraan kesehatan
pasien, mobilitas, orientasi seksual, identitas gender dan ekspresi, budaya, agama,
gaya hidup, atau kebutuhan makanan.
6
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya,
dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga Selama Asesmen
Mengidentifikasi dan mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama
asesmen.
Mulai penyedia hubungan pasien dengan pengenalan.
Mendukung kemampuan pasien untuk memahami dan bertindak atas
informasi kesehatan.
Mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan mobilitas pasien selama asesmen.
Mengidentifikasi budaya, agama, atau keyakinan spritual pasien atau praktik
yang mempengaruhi pengobatan.
Mengidentifikasi kebutuhan makanan pasien atau pembatasan yang
mempengaruhi pengobatan.
Minta pasien untuk mengidentifikasi pendamping.
Berkomunikasi informasi tentang kebutuhan pasien khusus pada tim asuhan.
7
Mengawali penyedia hubungan pasien dengan pengenalan.
Penyedia individu dapat menunjukkan kepekaan terhadap kebutuhan dan preferensi
pasien dengan menjelaskan perannya pada tim pengobatan dan meminta pasien
bagaimana ia lebih suka ditangani.
Memastikan bahwa semua anggota tim pengobatan memperkenalkan diri
kepada pasien dan menjelaskan peran mereka dalam proses pengobatan.
Tanya pasien, “Apakah anda lebih suka ditangani sebagai Tuan, Nona,
Nyonya, Dr, atau Yang Terhormat, dengan nama pertama anda, atau dengan
nama atau gelar yang disukai?”
Perhatikan nama yang disukai pasien dalam catatan pasien untuk
memastikan bahwa staf menangani pasien dengan tepat. Staf harus
menyadari bahwa pasien yang diidentifikasi sebagai transgender mungkin
memiliki preferensi nama yang berbeda dari nama resmi mereka dan mungkin
atau tidak telah mengubah tubuh mereka secara medis.
Tanya pasien apakah ada pertimbangan budaya untuk mengatasi pasien atau
anggota keluarganya. Sebagai contoh, beberapa kebudayaan
mempertimbangkan kontak mata dengan seseorang adalah tidak hormat,
sementara yang lain menghargai kontak mata langsung.
8
Identifikasi dan memenuhi kebutuhan mobilitas pasien selama asesmen.
Banyak pasien dengan kebutuhan mobiliitas mengalami kesulitan secara fisik
mengakses peralatan medis. Ketika peralatan khusus tidak tersedia, staf dapat
melakukan pemeriksaan dan tes dengan cara yang dapat menghasilkan hasil yang
tidak akurat atau menyembunyikan bukti fisik yang diperlukan untuk diagnosis dan
pengobatan yang tepat, misalnya melakukan sinar x saat pasien duduk di kursi roda.
Selain itu, pasien dengan mobilitas yang belum terpenuhi karena stroke yang baru
terjadi, perubahan status kesehatan, atau efek samping pengobatan yang mungkin
mempengaruhi risiko untuk jatuh.
Menilai apakah pasien memerlukan bantuan mobilitas, termasuk jenis dan
keadaan dimana bantuan diperlukan.
Pastikan pasien telah ditetapkan ke sebuah ruangan yang dapat
mengakomodasi kebutuhan mobilitasnya.
Pastikan bantuan mobilitas yang pasien gunakan (seperti layanan hewan,
tongkat, atau alat berjalan) mudah diakses pasien.
Menentukan apakah pasien membutuhkan akomodasi (seperti tombol adaptif
atau sistem panggilan interkom) untuk mengakses sistem panggilan perawat.
Perhatikan kebutuhan untuk bantuan mobilitas dalam rekam medis dan
mengkomunikasikan kebutuhan ini pada staf.
Pastikan tindakan pencegahan yang tepat di tempat untuk mencegah jatuh.
Beberapa rumah sakit menempatkan tanda di atas tempat tidur pasien atau
pintu, atau gunakan kaos kaki berwarna khusus atau gelang untuk
mengidentifikasi pasien yang berisiko jatuh.
9
Menghormati kebutuhan dan preferensi pasien untuk kesopanan dengan
menetapkan penyedia yang tepat, membuka hanya bagian tubuh yang
diperlukan untuk pemeriksaan dan pengobatan, memberikan privasi di toilet
dan pembersihan, dan menggunakan baju penuh atau jubah untuk berjalan
dan transportasi. Banyak budaya dan agama memiliki pembatasan
menyentuh, jarak, kesopanan, yang mungkin akan terpengaruh oleh penyedia
lawan jenis atau staf yang lebih muda atau lebih tua dari pasien.
Menentukan apakah pasien menggunakan obat atau praktik komplementer
atau alternatif obat. Jika sesuai, pertimbangkan memasukan ini kedalam
pengobatan pasien.
Berkonsultasi dengan tokoh agama, jika tersedia untuk menyelesaikan
asesmen spiritual. Tokoh agama mungkin memiliki pertanyaan skrining untuk
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan keagamaan, teknik relaksasi,dan sumber
daya lain yang mungkin mempengaruhi pengobatan.
Menyediakan ruang atau area untuk mengakomodasi kebutuhan pasien untuk
berdoa. Selain itu, meminta pasien jika ada waktu tertentu dalam sehari untuk
menghindari penjadwalan tes atau prosedur untuk menghormati agama atau
kegiatan spiritual pasien.
Mencatat setiap kebutuhan budaya, agama atau kebutuhan spiritual yang
mempengaruhi pengobatan dalam catatan medis dan mengkomunikasi
preferensi ini pada staf.
Referensi: Kleinman A., Eisenberg.L, Goode B., : Culture, illness and care : Clinical
lessons from antropologic and cross cultural research. Ann Intern Med 88(2): 251-
258, Feb. 1978.
10
Mengidentifikasi kebutuhan makanan pasien atau pembatasan yang
mempengaruhi pengobatan.
Kebutuhan makanan dan pembatasan dapat timbul dari budaya, agama, atau praktik
spiritual, atau mereka mungkin berhubungan dengan kondisi medis pasien.
Beberapa pengobatan menggunakan produk sampingan hewan sebagai pengikat
dan pengisi, dan staf harus menyadari pembatasan makanan pasien, jika mungkin
memilih pengobatan alternatif.
Tanya pasien “Apakah ada sesuatu yang penyedia anda harus ketahui
mengenai makanan anda?
Identifikasi apakah agama atau keyakinan spiritual pasien atau kebiasaan
agama pasien melarang makanan-makanan tertentu.
Memastikan apakah pasien secara rutin atau berkala mengamati kegiatan
puasa (misalnya, pada hari libur keagamaan).
Perhatikan kebutuhan makanan dan pembatasan dalam catatan medis dan
komunikasikan pada staf.
Pastikan pelayanan makanan rumah sakit mengakomodasi kebutuhan
pasien.
11
Catat semua data yang relevan dalam catatan medis pasien.
Buat proses untuk mengidentifikasi pasien dengan kebutuhan khusus
(misalnya, kode warna grafik pasien, menambahkan bendera atau stiker pada
grafik, atau gunakan gelang pasien untuk menunjukkan kebutuhan pasien
yang berbeda). Mempertimbangkan menempatkan tanda-tanda pada pintu
atau diatas tempat tidur pasien, atau menggunakan papan tulis di ruang
pasien untuk komunikasi, dengan ijin pasien, informasikan pada staf.
Informasikan staf akan kebutuhan pasien pada titik transfer tertentu, termasuk
transfer untuk prosedur, tes, atau transfer ke unit atau pelayanan yang
berbeda.
Bab Tiga
PENGOBATAN
Sebelum melibatkan pasien dalam diskusi rencana pengobatan, rumah sakit harus
memenuhi kebutuhan komunikasi pasien. Pasien harus dapat memahami informasi
kesehatannya dan berpartisipasi penuh dalam percakapan sehingga rumah sakit
dapat memperoleh arahan informasi, memberikan pendidikan pasien, atau
mengakomodasi segala kebutuhan khusus.
12
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya,
dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga Selama Pengobatan
Mengatasi kebutuhan komunikasi pasien selama pengobatan.
Memantau perubahan status komunikasi pasien.
Libatkan pasien dan keluarga dalam proses pengobatan.
Sesuaikan arahan informasi untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Memberikan pendidikan pasien yang memenuhi kebutuhan pasien.
Mengatasi kebutuhan mobilitas pasien selama pengobatan.
Mengakomodasi kegiatan budaya, agama, atau keyakinan spiritual pasien.
Memantau perubahan kebutuhan makanan atau pembatasan yang dapat
mempengaruhi pengobatan pasien.
Minta pasien untuk memilih pendamping jika ada yang belum diidentifikasi.
Komunikasikan informasi tentang kebutuhan pasien khusus pada tim
asuhan.
13
Menentukan apakah pasien telah mengembangkan gangguan komunikasi
baru atau lebih parah selama pengobatan dan menghubungi Departemen
Patologi Bahasa, jika tersedia. Menyediakan sumber daya AAC, sesuai
kebutuhan, untuk membantu selama pengobatan.
Mengantisipasi kebutuhan komunikasi pasien yang diharapkan dapat
mengembangkan gangguan komunikasi pengobatan terjadwal atau prosedur
(misalnya, seperti akibat dari intubasi, tracheostomy, sedation, atau intervensi
lainnya yang dapat mengganggu kemampuan pasien untuk berkomunikasi).
Selain itu, mempertimbangkan apakah posisi tempat tidur atau peralatan
medis untuk pengobatan atau prosedur akan menghambat pasien
menggunakan sumber daya AAC yang dibutuhkan.
Mencatat setiap perubahan status komunikasi pasien pada catatan medis dan
komunikasikan kebutuhan baru pada staf.
14
Beritahu pasien dan keluarga peluang berkelanjutan untuk mengajukan
pertanyaan. Mendorong pasien dan keluarga untuk menuliskan pertanyaan
untuk diskusi dengan pengasuh.
15
Gambar 5-1. Sampel Alat untuk Asesmen Komunikasi
Alat Asesmen Komunikasi Pasien
16
Sep 2009;39(9):372-376. Used with permission
17
Jika dokumen terjemahan tidak tersedia, penterjemah sebaiknya tidak
berupaya menerjemahkan secara pandangan; sebaliknya dokter harus
memiliki persetujuan secara lisan.
Perhatikan penerimaan persetujuan informasi dan bantuan komunikasi yang
digunakan untuk mendapatkannya dalam rekam medis.
Rumah sakit tidak bisa berharap penterjemah untuk dapat menterjemahkan (yang,
mengungkapkan secara lisan apa yang ada dalam teks tertulis) dokumen hukum
yang rumit kedalam bahasa pilihan pasien. Terjemahan pandangan membutuhkan
ketrampilan yang berbeda daripada interpretasi verbal. Untuk menghindari
kesalahan dan buruknya terjemahan, rumah sakit harus memperoleh terjemahan
tertulis dan tidak bergantung pada pandangan penterjemah dalam
menginformasikan dokumen persetujuan.
Referensi: National Council on Interpreting in Health Care: Sight Translation and Written
Translation: Guidelines for HealthCare Interpreters. Working Paper Series. Washington, DC:
National Council on Interpreting in Healthcare, April 2009. Available on http://data.
memberlinks.com/site/ncihc/Translation_Guidelines_for_Interpreters_Final042709.pdf.
(Accessed March 1, 2010)
18
Gunakan metode “teach back” untuk menilai pemahaman. Keterlibatan ini
meminta pasien untuk menjelaskan dalam kata-katanya sendiri informasi
yang staf bagi atau meminta pasien menunjukan ketrampilan yang diajarkan.
Menahan diri dari menanyakan pada pasien, “Apakah anda mengerti?”.
Terlepas dari kemampuan mereka untuk memahami informasi, banyak orang
yang tidak mengerti mungkin masih menjawab “Ya”.
Mendorong pasien untuk menulis catatan atau memeriksa informasi penting
pada bahan pasien selama diskusi.
Gunakan bahan arahan informasi yang memenuhi kebutuhan keaksaraan
kesehatan. Bahan harus ditulis pada level 5 atau tingkat membaca yang lebih
rendah. Mempertimbangkan revisi materi tertulis untukmengatasi kebutuhan
keaksaraankesehatan dari semua pasien. Gunakan tes baca, membagi
informasi kompleks menjadi poin-poin, dan modifikasi huruf dokumen, tata
letak, dan memperbaiki desain untuk lebih mudah dibaca.
Bila memungkinkan gunakan bahan terjemahan arahan informasi dalam
bahasa pasien. Menyediakan penterjemah untuk bahasa yang dipilih pasien
selama diskusi, bahkan jika rumah sakit menyediakan bahan terjemahan,
untuk memudahkan komunikasi pasien.
19
Mengakomodasi budaya, agama, dan kegiatan atau keyakinan spiritual
pasien.
Keyakinan dan kegiatan pasien dapat mempengaruhi persepsi penyakit dan
bagaimana pendekatannya pada pengobatan. Bila memungkinkan, staf harus
mengakomodasi kebutuhan pasien khusus.
Mengkomunikasikan setiap budaya, agama, atau keyakinan spiritual atau
kegiatan yang diidentifikasi staf selama penerimaan atau asesmen pada tim
asuh.
Menghormati kebutuhan dan preferensi pasien untuk kesopanan dengan
menetapkan penyedia yang tepat, membuka hanya bagian tubuh yang
diperlukan untuk pemeriksaan dan pengobatan, memberikan privasi di toilet
dan pembersihan, dan menggunakan baju penuh atau jubah untuk berjalan
dan transportasi. Banyak budaya dan agama memiliki pembatasan
menyentuh, jarak, kesopanan, yang mungkin akan terpengaruh oleh penyedia
lawan jenis atau staf yang lebih muda atau lebih tua dari pasien.
Menyediakan ruang atau area untuk mengakomodasi kebutuhan pasien untuk
berdoa. Selain itu, meminta pasien jika ada waktu tertentu dalam sehari untuk
menghindari penjadwalan tes atau prosedur untuk menghormati agama atau
kegiatan spiritual pasien.
Bekerjasama dengan pasien dan keluarga untuk mengembangkan solusi
untuk pasien sesuai yang disetujui kedua belah pihak mengenai permintaan
kegiatan, budaya, agama, atau keyakinan spiritual pasien. Misalnya,
dibeberapa budaya, keluarga pasien mungkin ingin menyalakan lilin dibawah
tempat tidur pasien. Penggunaan lilin di rumah sakit mungkin tidak diijinkan;
bagaimanapun, satu kompromi yang potensial menyarankan keluarga
menggunakan senter bukan lilin.
Perhatikan setiap kebutuhan budaya, agama, atau spritual yang
mempengaruhi pengobatan pasien di rekam medis dan komunikasikan
preferensi pasien pada staf.
20
berpartipasi dalam diskusi pengobatan dan advokasi atas nama pasien sangat
penting bagi pasien yang tidak sadar dan tidak dapat bebicara.
Keluarga dari wanita yang sangat tuli melaporkan bahwa staf pelayanan lingkungan
tidak datang ke kamar pasien. Secara khusus, kamar mandi tidak dibersihkan dan
tempat sampah tidak pernah dikosongkan. Penyedia layanan lingkungan
melaporkan bahwa tidak ada seorangpun merespon setiap ia mengetuk pintu. Tidak
ingin mengganggu atau membangunkan pasien, ia melanjutkan ke kamar pasien
berikutnya.
21
Membuat staf menyadari bahwa pasien telah memilih pendamping untuk
hadir selama dia tinggal.
Mengijinkan pasien untuk bisa akses ke pendamping setiap saat.
Tanya pasien apakah ingin melibatkan pendamping yang dipilihnya selama
berkeliling, pendidikan pasien, dan pengambilan keputusan penting, dan
proses pengobatan lainnya. Pendamping mungkin atau tidak ditunjuk sebagai
pengganti pasien dalam pengambil keputusan.
Perhatikan informasi tentang pendamping pasien dalam catatan medis dan
komunikasikan pada staf seleksi.
Bab 4
PENGOBATAN AKHIR
Pengobatan akhir termasuk pengobatan suportif dan paliatif yang disediakan selama
fase terakhir dari kehidupan. Setiap pengalaman pasien dan penafsiran mengenai
kematian berbeda sesuai dengan pribadi, budaya, agama, keyakinan spiritual, nilai-
nilai, dan preferensi. Staf perlu menyadari dan meningkatkan peran pengambil
keputusan pengganti pasien dan keluarga selama pengobatan akhir. Rumah sakit
mungkin perlu menyesuaikan kebijakan dan prosedur untuk memastikan partisipasi
mereka selama tahap akhir kehidupan.
Bab ini fokus tentang pentingnya komunikasi efektif terpadu, kompetensi budaya,
dan pengobatan pasien dan keluarga berpusat kedalam sistem pemberian
pengobatan di akhir kehidupan. Mengatasi kebutuhan komunikasi adalah penting,
dan dalam beberapa kasus, rumah sakit mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan
22
komunikasi pengambil keputusan pengganti pasien atau anggota keluarga untuk
melibatkan mereka dalam perencanaan dan diskusi pengobatan.
23
sensorik atau kebutuhan komunikasi untuk melibatkan pengambil keputusan
pengganti pasien dalam diskusi pengobatan.
24
Mendidik pasien dan pengambil keputusan pengganti dan keluarga mengenai
proses sekarat.
Mengijinkan keluarga untuk berpartipasi dalam pengobatan akhir dengan
memberikan kenyamanan selama proses sekarat dengan menyentuh,
berbicara, mendengarkan musik favorit, atau berpartisipasi dalam aktivitas
pengobatan seperti pembersihan.
Mengadaptasi prosedur rumah sakit yang ada untuk lebih melibatkan
pembuat keputusan pengganti dan keluarga dalam diskusi pengobatan.
Sebagai contoh, mempertimbangkan penjadwalan ulang putaran pasien, atau
memastikan informasi yang diberikan selama putaran tersedia untuk
pengambil keputusan pengganti dan anggota keluarga di lain waktu.
Memberi bantuan komunikasi untuk pengambil keputusan pengganti dan
anggota keluarga yang bahasa pilihannya bukan bahasa Inggris atau yang
memiliki gangguan sensorik atau komunikasi untuk memfasilitasi keterlibatan
di akhir pengobatan.
Pastikan bahwa dukungan komunikasi tepat berada di tempat selama
membahas pengobatan. Staf tidak harus bergantung pada keluarga atau
teman pasien untuk menafsirkan.
Beritahu pasien dan keluarga peluang berkelanjutan untuk mengajukan
pertanyaan. Mendorong pasien dan keluarga untuk menuliskan pertanyaan
untuk diskusi dengan pengasuh.
25
Menanyakan pasien apakah ada budaya, agama, atau keyakinan spiritual
atau kegiatan yang dapat mempengaruhi pengobatannya.
Konsultasikan dengan tokoh agama profesional, bila memungkinkan ketika
staf mengidentifikasikan pasien memasuki pengobatan fase akhir kehidupan.
Tokoh agama dapat menyelesaikan asesmen spiritual dan mungkin memiliki
pertanyaan untuk mengidentifikasi kegiatan agama, teknik relaksasi,dan
mengatasi sumber daya lainnya.
Memastikan bahwa staf menyadari setiap pakaian, item-item keagamaan,
atau ritual penting untuk pasien selama pengobatan akhir.
Menyediakan ruang atau area untuk mengakomodasi kebutuhan pasien untuk
berdoa. Selain itu, meminta pasien dan keluarga jika ada waktu tertentu
dalam sehari untuk menghindari penjadwalan tes atau prosedur untuk
menghormati agama atau kegiatan spiritual pasien.
Mencatat setiap kebutuhan budaya, agama atau kebutuhan spiritual pada
pengobatan akhir di rekam medis dan komunikasikan preferensi ini pada staf.
26
Tip Bermanfaat : Budaya, Agama, dan Pertimbangan Spiritual di Akhir
Kehidupan
Setiap pasien memiliki keyakinan dan preferensi khusus, dan beberapa budaya,
agama, dan spiritual mempertimbangkan yang mungkin timbul selama pengobatan
akhir. Staf harus menghormati kebutuhan dan pendekatan pasien masalah berikut
dengan sensitivitas:
Secara terbuka mendiskusikan kematian dan sekarat
Menyelesaikan pengarahan lanjutan
Mengakui akhir kehidupan
Mendiskusikan donasi organ tubuh dan jaringan
Melakukan ritual sebelum dan sesudah kematian
Memposisikan dan menyentuh pasien sebagai pendekatan kematian
Mengidentifikasi individual pasien yang ingin hadir selama proses sekarat dan
kematian termasuk anggota keluarga, teman, tokoh keagamaan, dan tokoh
budaya
Mencabut tabung dan jarum
Menggunakan sedasi
Membersihkan tubuh
Memindahkan tubuh setelah kematian
Mengijinkan individu untuk tetap dengan atau dekat tubuh setelah kematian
Bab 5
PEMULANGAN DAN RUJUKAN
27
praktik (dengan tanda bulat). Sementara masalah direkomendasikan luas, konsep
menyeluruh bahwa rumah sakit harus membahas, contoh praktik dan metode yang
mungkin tidak berlaku di semua tipe, ukuran, pengaturan rumah sakit.
28
Staff harus melibatkan pasien dan keluarganya untuk menyesuaikan rencana dan
instruksi pemulangan dan transfer untuk kebutuhan khusus pasien. Staf harus
mendorong pasien dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan sepanjang
perjalanan pengobatan dan memberikan kesempatan pada mereka untuk
berpartisipasi dalam diskusi tentang pemulangan dan transisi dalam pengobatan.
Menanyakan pasien, jika ada, anggota keluarganya yang ingin terlibat dalam
rencana dan instruksi pemulangan atau transfer. Anggota keluarga dapat
mendefinisikan secara luas untuk memasukkan teman-teman dan partner
dengan jenis kelamin yang sama. *Bila memungkinkan, staf harus
mendiskusikan pengobatan anak dengan kedua orang tuanya, termasuk
pengobatan orang tua dan orang tua dengan jenis kelamin sama, bahkan jika
keduanya tidak memiliki hak asuh hukum.
Menanyakan pasien jika ia memiliki pengasuh utama di rumah. Staf harus
memastikan melibatkan pengasuh utama yang diidentifikasikan oleh pasien
dalam perencanaan dan instruksi pemulangan.
Mempertimbangkan memberi bantuan komunikasi untuk anggota keluarga
yang memilih bahasa pilihannya bukan bahasa Inggris atau yang memiliki
gangguan sensorik atau kebutuhan komunikasi, memfasilitasi keterlibatan
keluarga dalam rencana untuk transisi dalam pengobatan.
Memastikan bahwa dukungan komunikasi yang tepat berada ditempat selama
diskusi pengobatan; staf tidak harus bergantung pada keluarga atau teman-
teman pasien untuk menafsirkan.
Beritahu pasien dan keluarga peluang berkelanjutan untuk mengajukan
pertanyaan. Mendorong pasien dan keluarga untuk menuliskan pertanyaan
untuk diskusi dengan staf yang merencanakan transisi dalam pengobatan.
29
memahami informasi, banyak orang yang tidak mengerti mungkin masih
menjawab “Ya”.
Gunakan instruksi pemulangan yang memenuhi kebutuhan keaksaraan
kesehatan. Bahan harus ditulis pada level 5 atau tingkat membaca yang lebih
rendah. Mempertimbangkan revisi materi tertulis untuk mengatasi kebutuhan
keaksaraan kesehatan dari semua pasien. Gunakan tes baca, membagi
informasi kompleks menjadi poin-poin, dan modifikasi huruf dokumen, tata
letak, dan memperbaiki desain untuk lebih mudah dibaca.
Menggunakan bahan instruksi pemulangan, bila memungkinkan yang telah
diterjemahkan dalam bahasa yang paling sering ditemui di rumah sakit.
Bahkan jika rumah sakit menyediakan bahan terjemahan, masih diperlukan
untuk menyediakan penterjemah untuk bahasa pilihan pasien selama diskusi
instruksi.
Jika memungkinkan, tanyakan pasien jika ia mendapat manfaat dari tindak
lanjut panggilan telepon, untuk meninjau instruksi pemulangan dan
mengajukan pertanyaan tambahan.
Memberikan nomor telpon rumah sakit yang sesuai pada pasien atau
keluarga dan mendorong mereka untuk menelpon jika mungkin ada
pertanyaan-pertanyaan dari mereka setelah pemulangan.
30
Memastikan bahwa tindak lanjut penyedia untuk pasien yang memerlukan
bantuan mobilitas memiliki peralatan khusus yang diperlukan untuk
melakukan pemeriksaan dan tes, misalnya rumah sakit harus memastikan
bahwa penyedia terapi fisik dianjurkan memiliki peralatan yang tepat untuk
memenuhi kebutuhan mobilitas pasien.
Bab 6
KESIAPAN ORGANISASI
Kemampuan rumah sakit untuk memajukan komunikasi yang efektif, kompetensi
budaya, dan pengobatan terpusat pasien dan keluarga terletak pada keadaan
kesiapan organisasi. Untuk membuat domain kesiapan organisasi untuk Pencapaian
Rumah Sakit, elemen staf yang tergabung dari kerangka kerja sebagai berikut:
The Joint Commision’s Hospital, Language, and Culture framework
American Medical Association’s Ethnical Program; Improving Communication
Improving Care
National Quality Forum’s Comprehensive Framework and Preferred Practices
for Measuring and Reporting Cultural Competency
The National Research Corporation (NCR) Picker’s eight dimensions of
patient centered care
The Commonwelth Fund’s attributes of patient centered primary care
practices
Planetree’s acute care componets of the Planetree Model
31
Daftar untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif, Kompetensi Budaya,
dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga – Pengobatan Terpusat
Melalui Kesiapan Organisasi
Kepemimpinan
Menunjukkan komitmen kepemimpinan untuk komunikasi efektif, kompetensi
budaya, dan pengobatan terpusat pasien dan keluarga.
Mengintegrasikan kebutuhan khusus pasien ke dalam kebijakan baru atau
yang sudah ada.
Tenaga Kerja
Menargetkan upaya perekrutan untuk meningkatkan kandidat beragam dan
dua bahasa.
Menjamin kompetensi individu untuk menyediakan layanan bahasa.
Memasukkan isu komunikasi efektif, kompetensi budaya, dan pengobatan
terpusat pasien dan keluarga kedalam kurikulum pelatihan staf baru atau
yang sudah ada.
Mengidentifikasi masalah staf atau perbaikan yang disarankan untuk
memberikan pengobatan yang memenuhi kebutuhan pasien khusus.
32
Daftar untuk Kesiapan Organisasi (berlanjut)
33
Mengintegrasikan Standar Nasional Kesehatan Minoritas untuk
Budaya dan Layanan Linguistik Yang Tepat (dikenal dengan standar
CLAS) ke layanan rumah sakit, program, dan inisiatif.
34
Tabel 6-1. Lima Domain Kesiapan Organisasi untuk Melaksanakan Komunikasi
Efektif, Kompetensi Budaya, dan Pengobatan Terpusat Pasien dan Keluarga
3. Tenaga Kerja. Rumah sakit dan stafnya, termasuk staf media,harus berkomitmen
untuk memenuhi kebutuhan khusus pasien yang mereka layani.
35
Asesmen organisasi dapat mencakup alat standar yang memungkinkan untuk
perbandingan valid lintas organisasi, pembandingan, dan pelacakan kinerja obyektif
dari waktu ke waktu. Asesmen dapat terdiri dari diskusi informal, asesmen
organisasi atau diri individu, atau evaluasi standar.
36
Mengembangkan sistem untuk mengumpulkan informasi tingkat ras dan
etnis.
Memahami karakteristik ras dan etnis dari populasi pasien dapat membantu tumah
sakit mengidentifikasi kesenjangan potensial dalam pengobatan dan rencana
layanan yang memenuhi kebutuhan khusus pasien.
37
Tabel 6-2. Kategori Tingkat Ras Pasien dan Data Etnis
38
Rekomendasikan Isu dan Contoh Praktik Terkait untuk Mengatasi Domain
Kesiapan Organisasi
39
Tabel 6-3. Kategorisasi Data Tingkat Bahasa Pasien
Sumber: Diadaptasi dari tabel 4-1. Summary of Question Types and categories in Ulmer C.,
McFadden B., Nerenz D. : Race, Ethnicity, and Language Data: Standardization for Health Care
Quality Improvementt. Washington, DC: The National Academies Press, 2009.
40
Menahan diri dari mengandalkan individu yang tidak terlatih, termasuk
keluarga pasien atau teman-teman, untuk memberikan layanan
bahasa.
Konsultasikan sumber dari the National Council on Interpreting in
Health Care (http://www.ncihc.org) and the American Translators
Association (http://www.atanet.org) untuk bimbingan tambahan pada
kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan dari juru bahasa dan
penterjemah.
41
Mengidentifikasikan perhatian staf atau perbaikan yang disarankan
untuk memberikan pengobatan yang memenuhi kebutuhan khusus
pasien.
Rumah sakit bergantung pada stafnya untuk berkomunikasi secara efektif dan
memberikan budaya kompeten, pengobatan terpusat pasien dan keluarga.
Staf harus memiliki kesempatan untuk menyuarakan keprihatinan apapun
atau saran perbaikan untuk memenuhi kebutuhan budaya, agama, spiritual,
mobilitas pasien, atau kebutuhan lainnya.
Melakukan survei staf untuk mengevaluasi kemampuan satf untuk
memenuhi kebutuhan pasien, termasuk pengalaman mereka
menggunakan layanan bahasa dan alat bantu tambahan, hambatan,
untuk mengakomodasi kebutuhan budaya, agama, spiritual, dan
masalah lainnya yang harus ditangani.
Menciptakan lingkungan yang menyambut anggota staf yang beragam,
menyambut pasien yang beragam, memberikan dukungan untuk
kaukus staf atau kelompok kepentingan khusus untuk bebas dan
terbuka mendiskusikan budaya, agama, cacat, LGBT, atau masalah
lainnya.
Mempromosikan diskusi staf tentang tantangan dan hambatan untuk
memberikan pengobatan yang memenuhi kebutuhan khusus pasien.
Misalnya, mempertimbangkan implementasi Schwartz Center Rounds,
yang menyediakan penyedia multidisiplin, kesempatan mendiskusikan
isu-isu kesulitan emosional dan sosial yang muncul ketika merawat
pasien.
Melindungi staf dari diskriminasi berdasarkan umur, ras, etnis, agama,
budaya, bahasa, cacat fisik atau mental, status sosial ekonomi, sex,
orientasi seksual, atau identitas gender atau ekspresi.
42
Menyediakan beragam koleksi majalah dan brosur diruang tunggu
termasuk preferensi semua pasien. Rumah sakit harus
mempertimbangkan dari banyaknya publikasi yang disesuaikan
dengan populasi yang berbeda, budaya, dan masyarakat, saat memilih
materi untuk mencocokkan populasi pasien mereka.
Mencerminkan keragaman populasi pasien dalam materi marketing
rumah sakit dan dekor.
Pastikan tanda navigasi dapat dipahami oleh populasi pasien.
Menggabungkan gambar atau simbol , atau mempertimbangkan untuk
memberikan tanda dwi bahasa.
Menunjuk area rumah sakit untuk pasien dan keluarga berdoa atau
mengamati layananan keagamaan.
Sumber: The Center for Universal Design: The Principles of Universal Design, Version 2.0.
Raleigh,NC: North Carolina State University, 1997. Available
at:http://www.design.ncsu.edu/cud/about_ud/principles htmlformat.html#top. (Accessed on March
2,2010)
43
Menentukan jenis layanan bahasa, rumah sakit menyediakan atau
perlu menyediakan, termasuk penyedia pengobatan dwi bahasa, juru
bahasa, dan penterjemah baik oleh staf atau disediakan oleh vendor
eksternal yang dikontrak untuk layanan bahasa.
Mengidentifikasi metode yang digunakan untuk memberikan layanan
bahasa (misal, secara pribadi, telepon, atau menafsirkan video jarak
jauh).
Mempertimbangkan jumlah yang sering ditemui ketika menentukan
komposisi layanan bahasa.
Menawarkan kombinasi layanan bahasa berdasarkan kebutuhan
populasi pasien sehingga pelayanan yang tersedia 24 jam, 7 hari
seminggu.
Menyediakan dokumen terjemahan tertulis untuk bahasa yang sering
ditemui untuk memenuhi kebutuhan pasien. Menentukan dokumen dan
bahasa yang perlu diterjemahkan untuk memenuhi kebutuhan populasi
pasien. Tabel 6-5 menyajikan daftar dokumen vital dan nonvital rumah
sakit dapat dipertimbangkan saat menentukan dokumen yang
diterjemahkan.
Mempertimbangkan untuk mengembangkan video bahasa isyarat
untuk umum digunakan untuk bahan pendidikan pasien , untuk
memenuhi kebutuhan pasien yang tuli.
Menggabungkan informasi layanan bahasa, seperti jenis layanan dan
kualifikasi juru bahasa dan penterjemah, kedalam kebijakan dan
prosedur baru rumah sakit atau yang sudah ada.
Melatih staf bagaimana mengakses layanan bahasa dan efektif bekerja
dengan juru bahasa.
Menginformasikan pasien hak mereka untuk menerima layanan
bahasa.
Perhatikan penggunaan layanan bahasa dalam rekam medis pasien.
Memantau penggunaan layanan bahasa.
Sumber: Office for Civil Rights: Guidance to Federal Finance Assistance Recipients Regarding Title
VI Prohibition Against National Origin Discrimination Affecting Limited English Proficient Persons.
Washington, DC: U.S. Departement of Health and Human Services Office for Civil Rights, 2003.
Available at
http://www.hhs.gov/ocr/civilrights/resources/specialtopics/lep/policyguidancedocument.html.
(Accessed March 2,2010.)
44
Tabel 6-5. Identifikasi Dokumen Penting yang Sesuai untuk Terjemahan
Dokumen Vital
Dokumen informasi persetujuan
Formulir keluhan
Informasi tentang layanan gratis program dan layanan bahasa
Pemberitahuan kriteria kelayakan untuk hak, penolakan, atau kehilangan,
atau penurunan manfaat atau jasa
Bentuk asupan yang mungkin memiliki dampak klinis
Dokumen Non-Vital
Menu
Dokumen pihak ketiga, formulir, atau pamflet didistribusikan sebagai layanan
publik . Dokumen besar seperti buku pegangan pendaftaran (meskipun
informasi pentinh yang dikandung dalam dokumen ini mungkin perlu
diterjemahkan)
Informasi umum dimaksudkan hanya untuk tujuan resmi
Sumber: Office for Civil Rights: Guidance to Federal Finance Assistance Recipients Regarding Title
VI Prohibition Against National Origin Discrimination Affecting Limited English Proficient Persons.
Washington, DC: U.S. Departement of Health and Human Services Office for Civil Rights, 2003.
Available at
http://www.hhs.gov/ocr/civilrights/resources/specialtopics/lep/policyguidancedocument.html.
(Accessed March 2,2010.)
45
Menggabungkan augmentatif dan alternatif komunikasi (AAC) sumber
daya dalam pemberian pengobatan untuk mengatasi kebutuhan pasien
dengan gangguan komunikasi. Gunakan gabungan sumber daya
teknologi rendah, sedang, tinggi untuk menyedia layanan AAC,
termasuk alas tulisan, pictoral atau papan komunikasi, skala rasa sakit,
perangkat bicara, dan sistem panggilan adaptif perawat.
Mempertimbangkan untuk mengembangkan perangkat komunikasi
termasuk kombinasi alas tulis, alat bantu pendengaran dan
penglihatan, layar komunikasi, atau perangkat bicara yang tersedia
disetiap pos perawat untuk pasien dengan gangguan komunikasi.
Mengidentifikasi sumber AAC yang sesuai untuk mengatasi kebutuhan
pasien dengan memasukkan rujukan ke spesialis gangguan
komunikasi, termasuk patolgi bahasa dan audilog, dalam pengobatan
pasien.
Menawarkan kombinasi layanan dan bantuan dan sumber AAC 24 jam,
7 hari seminggu.
Menggabungkan informasi tentang informasi bantuan dan layanan dan
sumber AAC dalam kebijakan dan prosedur baru rumah sakit atau
yang sudah ada.
Pelatihan staf tentang bagaimana mengakses dan bekerja dengan
bantuan dan layanan dan sumber AAC.
Perhatikan penggunaan tambahan bantuan dan layanan dan sumber
AAC dalam rekam medis pasien.
Memantau penggunaan tambahan bantuan dan layanan atau sumber
AAC.
46
Gunakan metode “teach back” untuk menilai pemahaman. Keterlibatan
ini meminta pasien untuk menjelaskan dalam kata-katanya sendiri
informasi yang staf bagi atau meminta pasien menunjukan ketrampilan
yang diajarkan.
Menahan diri dari menanyakan pada pasien, “Apakah anda mengerti?”
Terlepas dari kemampuan mereka untuk memahami informasi, banyak
orang yang tidak mengerti mungkin masih menjawab “Ya”.
Mengembangkan materi yang mengatasi kebutuhan keaksaraan
kesehatan.. Bahan harus ditulis pada level 5 atau tingkat membaca
yang lebih rendah. Mempertimbangkan revisi materi tertulis untuk
mengatasi kebutuhan keaksaraan kesehatan dari semua pasien.
Gunakan tes baca, membagi informasi kompleks menjadi poin-poin,
dan modifikasi huruf dokumen, tata letak, dan memperbaiki desain
untuk lebih mudah dibaca.
Mengembangkan pilihan pendidikan pasien secara tidak tertulis,
seperti file audio, pictogram, atau demonstrasi video.
Uji materi pasien dengan anggota populasi pasien, masyarakat sekitar,
atau siswa dari program keaksaraan orang dewasa lokal.
47
Melatih pasien dalam konsep budaya rendah hati untuk
mengembangkan kesadaran diri dan sikap hormat terhadap beragam
sudut pandang. Jangan berharap staf untuk memahami segala sesuatu
tentang budaya; sebaliknya mendorong staf untuk melibatkan pasien
dan keluarga mereka untuk mengumpulkan informasi tentang
kebutuhan individu, keyakinan, dan preferensi yang dapat
mempengaruhi pengobatan.
Menyediakan sumber dan peralatan untuk mengatasi kebutuhan
budaya dan agama dari populasi yang paling sering ditemui, Misalnya,
jika rumah sakit melayani populasi Yahudi Ortodok, buat staf
menyadari kebutuhan makanan, kebiasaan, dan kegiatan keagamaan
yang dapat mempengaruhi pengobatan pada populasi ini.
Menciptakan sumber daya pasien untuk menyediakan materi dan
informasi mengenai masalah kesehatan umum, layanan dan program
rumah sakit, dan sumber daya masyarakat. Menyediakan materi-materi
ini dalam bahasa yang paling sering ditemui dan dengan cara
memenuhi kebutuhan keaksaraan kesehatan penduduk.
Menyediakan bantuan mobilitas dan peralatan khusus untuk pasien
dengan cacat fisik. Pasien harus diberikan ruangan yang dapat
mengakomodasi kebutuhan mobilitasnya, dan layanan hewan,
toongkat, atau alat berjalan harus siap diakses oleh pasien.
Melatih staf untuk kebutuhan khusus dari kematian pasien dan
keluarga mereka, termasuk bagaimana bekerja dengan organisasi
pengadaan organ dan bagaimana untuk mengatasi kebutuhan
potensial donor keluarga.
Bila memungkinkan memasukkan tokoh keagamaan profesional dalam
pemberian pengobatan, sebagai sumber daya yang berharga untuk
informasi budaya, agama, spiritual. Konsultasi dengan tokoh
keagamaan ketika menangani dan mengakomodasi budaya, agama,
dan kebutuhan spiritual, kegiatan, kepercayaan pasien.
48
Rekomendasikan Isu dan Contoh Praktik Terkait untuk Mengatasi
Kesiapan Organisasi dari Domain Pasien, Keluarga dan Komunitas
Mengumpulkan tanggapan dari pasien, keluarga, dan komintas sekitar.
Rumah sakit harus melibatkan pasien, keluarga, dan masyarakat sekitar
dalam diskusi mengenai layanan dan program rumah sakit yang ada untuk
menentukan apakah pelayanan rumah sakit yang sudah ada memenuhi
kebutuhan khusus pasien.
Memastikan bahwa sistem penyelesaian keluhan rumah sakit dapat
mengakomodasi tanggapan dari pasien dan keluarga dengan
kebutuhan khusus komunikasi. Sebagai contoh, rumah sakit harus
memberikan bentuk terjemahan keluhan bagi pasien dan keluarga
yang bahasa pilihannya bukan bahasa Inggris.
Itu juga mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa sistem keluhan
tidak bergantung pada keluhan tertulis karena banyak pasien mungkin
tidak merasa nyaman menempatkan informasi secara tertulis.
Melakukan survei pasien dalam bahasa-bahasa yang relevan tentang
penggunaan layanan bahasa, bantuan tambahan atau layanan, atau
sumber AAC untuk memenuhi kebutuhan komunikasi. Pertanyaan
dapat mengatasi pengalaman pasien secara keseluruhan dengan
layanan, layanan yang digunakan, dan saran untuk perbaikan. Survei
dapat dilakukan melalui telepon atau secara langsung oleh seorang
staf karena beberapa populasi pasien tidak mungkin menanggapi
survei tertulis.
Menanyakan pasien dan keluarga tentang tanggapan staf untuk
budaya, agama, dan kebutuhan spiritual mereka selama rencana
pengobatan dan pengobatan, termasuk apa dan bagaimana
kebutuhan-kebutuhan mereka diakomodasi.
Mengundang pasien dan anggota keluarga untuk membagi
pengalaman mereka dengan rumah sakit melalui kelompok fokus atau
dewan penasehat.
Menetapkan dewan penasehat masyarakat, terdiri dari campuran
anggota masyarakat, pemangku kepentingan, dan perwakilan dari
kelompok besar budaya dan agama, yang melaporkan pada pimpinan.
Melibatkan program pendidikan keaksaraan dewasa dan dasar untuk
memberikan tanggapan pada materi tertulis. Program ini umumnya
termasuk beragam siswa secara budaya dan ekonomi, danmewakili
seluruh tingkatan dari pengalaman keaksaraan dan pendidikan.
49
Membagi informasi dengan masyarakat sekitar tentang upaya rumah
sakit untuk mengatasi kebutuhan khusus pasien.
Rumah sakit dapat menunjukkan komitmen komunikasi efektif, kompetensi
budaya, dan pengobatan terpusat pasien dan keluarga dengan masyarakat
tentang layanan rumah sakit saat ini, program, daninisiatif untuk mengatasi
kebutuhan dan masalah individu mereka.
Melibatkan masyarakat sekitar melalui kegiatan umum rumah sakit dan
pameran kesehatan masyarakat.
Mempublikasikan informasi tentang layanan yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan khusus pasien melalui organisasi masyarakat
dan keagamaan, strategi target pemasaran, dan media budaya.
Memposting informasi tentang layanan yang tersedia, program, dan
inisiatif untuk memenuhi kebutuhan khusus pasien di situs web rumah
sakit.
Membuat laporan tentang manfaat masyarakat menyoroti pelayanan
rumah sakit, program, dan kegiatan yang diidentifikasi memenuhi
kebutuhan masyarakat dan berbagi laporan di situs web rumah sakit
dan dengan media.
50