Bahasa Madura terutama digunakan di Pulau Madura, tetapi pengaruhnya sampai ke daerah
pesisir utara termasuk Pasuruan, Sidoarjo, Situbondo, Besuki. Bondowoso, dan Jember.
Sedangkan Suku Tengger juga memakai bahasa Jawa dialek Tengger. Ada juga Suku Osing di
daerah Banyuwangi hingga Muncar yang berkomunikasi dalam kesehariannya menggunakan
bahasa Osing.
Pembahasan secara lengkap silahkan klik Bahasa Daerah Jawa Timur Lengkap Penjelasannya
Pembahasan lebih lengkapnya silahkan klik Rumah Adat Jawa Timur Lengkap, Gambar dan
Penjelasannya
Dari berbagai keragaman pakaian adat yang ada di Jawa Timur, pakaian-pakaian adat yang khas
antara lain dari daerah Madura dan Tengger. Pakaian khas Madura pada umumnya, yaitu hitam
serba longgar dengan kaos bergaris merah putih atau merah hitam di dalamnya, lengkap dengan
tutup kepala dan kain sarung. Pakaian yang terdiri dari baju pesa'an dan celana gomboran ini
merupakan pakaian pria untuk rakyat kebanyakan, baik sebagai pakaian sehari-hari ataupun
sebagai pakaian resmi. Sedangkan kaum wanita Madura umumnya memakai kebaya sebagai
pakaian sehari-hari maupun pada acara resmi. Kebaya tanpa kutu baru atau kebaya rancongan
digunakan oleh masyarakat kebanyakan.
Keunikan pakaian sehari-hari masyarakat Tengger adalah pada cara mereka memakai sarung
yang berfungsi sebagai pengusir hawa dingin. Terdapat beberapa cara menggunakan sarung yang
mereka pakai, antara lain seperti Kakawung, Sesembong, Sempetan, Kekemul, Sengkletan,
Kekodong, dan Sampiran.
Pembahasan lebih lengkapnya silahkan klik Pakaian Adat Jawa Timur Lengkap, Gambar dan
Penjelasannya
Pembahasan lengkap tentang kesenian Jawa Timur silahkan klik Kesenian Tradisional Jawa
Timur Lengkap Penjelasannya
Pembahasan lengkapnya silahkan klik Alat Musik Tradisional Jawa Timur Lengkap, Gambar dan
Penjelasannya
Lagu Daerah
Istilah lagu daerah ada yang menyebutnya sebagai lagu rakyat. Lagu-lagu derah Jawa Timur
antara lain, Kerraban Sape, Bapak Tane (Pajjer Laggu), Lir-Saailir, Dulkanaa’ Dulkannong, Gai’
Bintang, Bing Ana’, Grimis-Grimis, Jembatan Merah, Surabaya Oh Surabaya, dan Rek Ayo Rek.
Selain lagu daerah, berapa suku bangsa di Provinsi Jawa Timur juga mengenal tembang.
Puisi-puisi lisan dalam bentuk tembang juga dikenal oleh suku Madura, dimana dalam
perkembangannya banyak dipengaruhi oleh sastra Jawa. Pengaruh sastra Jawa ini dapat
diperhatikan pada puisi-puisi (lisan) dalam bentuk tembang seperti Artate, Salanget (Kenanthe),
Pocong, Mejil, Maskumambang, Durrna, Kasmaran, Senom, dan Pangkor.
Suku Osing di Kabupaten Banyuwangi juga mengenal tembang, misalnya Seblang Lukinta,
Sekar Jenar, Liliro Kantun, Liliro Gile, Cengkir Gading, Dlimoan, Kembang Pepe, Embat-
Embat, Condro Dewi, Opak Apem, Punjari, Layar Kumendung, Krimping Sawi, Celeng Mogok,
dan Ratu Sabrang. Tembang-tembang ini biasanya dinyanyikan oleh penari Gandrung atau
Seblang pada saat pementasan.
Jenis upacara adat Provinsi Jawa Timur yang berhubungan dengan keagamaan, kepercayaan, dan
peristiwa alam antara lain Mayang Kubro di Kabupaten Mojokerto; Nyadar di Kabupaten
Sumenep; Karo, Kapat, Kawulu, Kasanga, dan Kasodo di Tengger; Ngarah Jodang, Rebo
Wekasan, Kebo-Keboan, Gredoan, dan Pagerwesi di Kabupaten Banyuwangi; Mekiyis di Pulau
Merah; Komantan Soddu’ di Kabupaten Bondowoso; nyadran di Kabupaten Sidoarjo; serta
Larung Sesaji di Kabupaten Blitar dan Magetan.
Senjata Tradisional
Senjata tradisional Jawa Timur yang sangat terkenal yaitu celurit. Bentuk senjata tradisional ini
seperti bulan sabit. Senjata sejenis arit ini merupakan senjata tradisional suku Madura. Celurit
biasanya dipakai dengan cara diselipkan di bagian pinggang. Senjata tradisional Jawa Timur
lainnya yaitu keris, kodi, tombak, sondre, pisau belati, arit bulu ayam, dan calo atau birang.
Pada zaman penjajahan, rakyat Jawa Timur menggunakan beberapa jenis senjata tradisional
untuk berperang. Senjata-senjata yang digunakan antara lain keris, celurit, tombak, dan bambu
runcing. Sebagian besar di antara senjata-senjata tradisional tersebut masih dapat kita temukan
sampai sekarang, tetapi dengan fungsi atau kegunaan yang berbeda.
Banyuwangi = Rujak soto, bagiak, sale molen, sale goreng, sale pisang ambon kuning, manisan
pala, cerme, asam, dan tomat, serta kerupuk cumi.
Blitar = Nasi pecel punten, sambel pecel, dodol kacang ijo, wajik kletik, opak gambir, koyah,
dan keripik telo.
Bondowoso = Keripik singkong, Keripik kedelai, dan tape singkong.
Gresik = Nasi karwu dan kue pudak (Pulau Bawean).
Jember = Rambak, suwar-suwir, dan terasi.