Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :

Renova Mi’rojul Lail NIM 17030174076

Ana Agustini NIM 18030174065

Nabyllah Agnielia Mulyadi NIM 18030174084

Kevin Audreyna Amada Syifa NIM 18030174098

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2019
A. Pengertian Wirausaha

1. Menurut Marzuki Usman


Pengertian Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam
menggunakan dan mengombinasikan sumber daya, seperti keuangan, tenaga
kerja, material, keterampilan untuk menghasilkan produk, bisnis, proses produksi dan
organisasi usaha baru. Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-
unsur internal yang meliputi komunikasi, motivasi, optimisme, semangat, dorongan dan
kemampuan memanfaatkan peluang usaha.
2. Menurut Skinner (1992)
Enterpreneur atau wirausaha adalah seseorang yang mengambil risiko
yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis menerima
imbalan jasa berupa profit nonfinancial.

B. Motivasi Wirausaha

Motivasi berwirausaha muncul karena ada keinginan untuk berprestasi. Didalam


motivasi berwirausaha diperlukan daya juang untuk sukses, mau belajar, melihat
keberhasilan orang lain, dan memiliki dorongan kuat untuk mengatasi semua kendala
dalam berwirausaha. McClelland dalam Sumarsono (2010:7) mengatakan penggerak
psikologis utama yang memotivasi wiraswastawan adalah kebutuhan untuk berprestasi,
yang biasanya diidentifikasikan sebagai N Ach kebutuhan ini didefinisikan sebagai
keinginan atau dorongan dalam diri orang yang memotivasi perilaku ke arah pencapaian
tujuan.

David Mc Clelland dalam Sumarsono (2010:9) mengidentifikasi ada korelasi antara


tingkah laku orang yang memiliki motif prestasi tinggi dengan tingkah laku wirausaha.
Perilaku wirausaha yang diwujudkan dalam sikap dan motivasi terhadap karir dan
prestasi yang berhasil, adalah dicerminkan dalam tindakan-tindakan sebagai berikut :

1. Mencontoh orang yang berhasil dalam bidang pekerjaan yang sama,


mengadaptasi teknik-teknik untuk mencapai sukses.
2. Menggunakan perubahan untuk memotivasi diri

3. Berorientasi pada tindakan

4. Tanggung jawab yang tinggi dalam menyukseskan suatu kegiatan.

5. Keberhasilan ditentukan oleh prestasi sumber data manusia dalam


perusahaan.

6. Mengawasi agar keputusan dilaksanakan dengan baik dan jangan


menyesali

kegagalan masa lampau.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berwirausaha adalah sebagai


berikut(Tuskeroh, 2013:3) :

1. Rasa percaya diri Yaitu memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan
yang ada pada dirinya sendiri.

2. Inovatif Merupakan suatu kreativitas yang diimplementasikan dan


memberikan nilai tambah atas sumber daya yang kita miliki dankreatif
merupakan hal-hal yang belum terpikirkan oleh orang lain.

3. Memiliki jiwa kepemimpinan Yang mana sebagai faktor penting dalam


mempengaruhi kinerja.

4. Efektif dan efesien, Efektif adalah suatu pekerjaan yang dapat


diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
.dengan perkataan lain, efektif adalah sampai tingkat apakah tujuan
itu sudah dicapai dalam arti kualitas dan kuantitas. Efisien adalah
perbandingan yang tebaik antara input dan output, a ntara daya usaha dan
hasil usaha ,atau antara pengeluaran dan pendapatan .dengan
perkataan lain, efesien adalah segala sesuatu yang dikerjakan
dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan
dengan tepat, cepat, hemat dan selamat.

5. Berorientasi masa depan Artinya mampu melihat peluang. Seseorang


harus selalu melihat kedepan dan tidak akan mempersoalkan apa yang
telah dikerjakan kemarin, malainkan lebih mempersoalkan apa yang
akan dikerjakan besok.

C. Konsep Dasar Kewirausahaan

Konsep entrepreneur itu sendiri sebenarnya mulai diperkenalkan pada abad


kedelapan belas (abad ke-18) di Prancis ketika seorang ahli ekonominya yang bernama
Richard Cantillon mengaitkan antara beban risiko yang harus ditanggung oleh pemerintah
dengan para pengusaha di dalam menjalankan roda ekonomi. Pada periode yang sama, di
Inggris sedang terjadi pula revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur.
Pada saat itu mereka merupakan pemeran kunci revolusi terutama apabila dikaitkan
dengan keberaniannya dalam pengambilan risiko dan transformasi sumber daya (Kirzner
1979) .

D. Proses Wirausaha

Proses kewirausahaan adalah proses untuk mengembangkan sebuah usaha baru,


mungkin dalam bentuk membawa produk baru ke pasar yang ada, membawa produk yang
ada ke pasar yang baru , dan pembentukan organisasi baru.

1. Proses Awal Kewirausahaan


Seseorang yang memiliki kemauan berusaha biasanya diawali dengan adanya
suatu tantangan. Ada tantangan, maka ada usaha untuk berpikir kreatif dan bertindak
inovatif. Ada usaha pasti ada tantangan. Bila tidak ada tantangan, tidak akan ada usaha,
yaitu berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Sebenarnya, dalam kehidupan kita, banyak
tantangan yang akan dihadapi , ada yang dapat diatasi atau dicari pemecahannya, ada
yang tidak dapat diatasi, bergantung pada kemauan dan kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan mengatasi tantangan tersebut. Kekurangan, ketidaksempurnaan,
kesulitan, ketinggalan, ketiadaan kesempatan (peluang), ketidakpuasan, dan persaingan
merupakan tantangan dalam hidup yang pasti muncul kapan pun dan dimana pun.
Dengan adanya tantangan tersebut, seseorang akan berpikir kreatif untuk melahirkan ide-
ide, gagasan-gagasan, khayalan-khayalan, dan dorongan untuk berinisiatif. Khayalan-
khayalan (dreams) ini memang penting untuk melahirkan gagasan. Gagasan, ide, dan
dorongan muncul apabila kita berpikir kreatif. Dengan demikian, bila tidak ada
tantangan, kita tidak akan kreatif. Semua tantangan pasti memiliki risiko, yaitu
kemungkinan berhasil atau tidak berhasil. Oleh sebab itu wirausahawan adalah orang
yang berani menghadapi risiko dan menyukai tantangan.
Pada hakikatnya manusia berkembang dari pengalaman, belajar dan berpikir. Ide
kreatif dan inovatif wirausahawan kadang kala muncul melalui proses imitasi (peniruan)
dan duplikasi, kemudian berkembang menjadi proses pengembangan, dan berujung pada
proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda (inovasi). Kemampuan berinovasi
wirausahawan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berasal dari diri pribadi
maupun dari lingkungan. Faktor pribadi yang memicu kewirausahaan adalah dorongan
untuk berprestasi, komitmen yang kuat, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman
yang dimiliki (terinternalisasi). Inovasi ini akan dipicu oleh faktor pemicu yang berasal
dari lingkungan pada waktu inovasi, yaitu peluang, model peran, dan aktivitas.
Kewirausahaan muncul apabila memiliki motivasi, komitmen (kesungguhan), nilai-nilai
pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Faktor-faktor pribadi akan berkembang bila dipicu
oleh lingkungan, seperti peluang, peran, aktivitas, persaingan, sumber daya, inkubator,
kebijakan pemerintah, pesaing, pelanggan, pemasok (supplier) investor, dan banker
lainnya.
Berikut adalah proses menuju kewirausahaan yang sukses yang diawali dengan
tantangan dan diakhiri dengan keberhasilan:
Pertama, dengan ada tantangan, seorang wirausahawan akan berpikir kreatif dan berusaha
inovatif. Orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif adalah orang yang produktif.
Oleh sebab itu, orang yang memiliki tantangan selalu berfikir kreatif, produktif, dan
inovatif.
Kedua, dengan ada tantangan, akan ada usaha dan setiap usaha pasti ada
tantangan. Sekali menemukan tantangan, maka tantangan berikutnya akan tumbuh.
Tantangan merangsang wirausahawan berpikir kreatif dan bangkit, mengkhayal (dreams)
menggagas, mencari jalan keluar dari tantangan. Proses kreatif inilah yang oleh
Zimmerer (1996) didefinisikan sebagai “berpikir sesuatu yang baru (thinking new
things)”. Hasil berpikir (kreatif ) adalah gagasan, khayalan, imajinasi, dan ide-ide, yang
kemudian diimplementasikan dalam bentuk tindakan nyata (inovasi), yaitu “melakukan
sesuatu yang baru (doing new things) untuk menghasilkan produk-produk inovatif.
Kreativitas dan inovasi dilakukan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
yang dikenal dengan nilai tambah. Nilai tambah akan menghasilkan daya saing, dan daya
saing akan menghasilkan peluang.
Ketiga, seseorang berpikir (kreatif) dan bertindak (inovatif) merupakan orang yang
produktif. Orang yang produktif adalah orang yang selalu berpikir dan bertindak untuk
menghasilkan “sesuatu yang baru dan berbeda (somethings new and different). Sesuatu
yang baru dan berbeda tidak lain merupakan nilai tambah. Nilai tambah memproyeksikan
kualitas, dan kualitas memproyeksikan keunggulan. Keunggulan menghasilkan daya
saing. Daya saing merupakan peluang. Dengan demikian, orang kreatif dan inovatif
adalah orang yang produktif untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, bernilai tambah,
unggul, berkualitas, berdaya saing, memiliki banyak peluang, dan identik dengan
kesuksesan.
Bila anda ingin berwirausaha, pertama yang harus muncul adalah ide. Akan tetapi, ide
itu muncul jika ada tantangan. Bila ide muncul, harus ada kemauan. Untuk menjadi
wirausahawan, ide dan kemauan saja tidak cukup, harus memilik kemampuan
(pengetahuan dan keterampilan). Wirausahawan akan berhasil dan tangguh, bila ada
semangat dan kerja keras. Semangat dan kerja keras inilah modal utama yang
menentukan wirausahawan akan mengalami keberhasilan ataupun kegagalan
berwirausaha. Usaha dan pekerjaan yang tidak ditekuninya tersebut harus sungguh-
sungguh jangan hanya bersifat asal-asalan, sampingan, atau sambilan, tetapi harus betul-
betul ditekuni. Keseriusan dan ketekunan inilah yang disebut dengan loyalitas, komitmen,
dan tanggung jawab.
Ide berwirausaha juga bisa muncul dari pengalaman. Hasil survei yang dikemukakan
oleh Pegy Lambing (2000: 90) menunjukkan: “hampir setengah (43%) dari responden
menjawab bahwa mereka mendapatkan ide untuk berbisnis berasal dari pengalaman yang
diperoleh ketika mereka bekerja di beberapa perusahaan dan bidang profesional lainnya.
Mereka mulai mengenal cara mengoperasikan usaha dan cara-cara membuat kontak-
kontak jaringan kerja”.

2. Proses Perkembangan Kewirausahaan


Menurut carol Noore yang dikutip oleh Bygrave (1996: 3), proses perkembangan
kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu internal dan eksternal, seperti aspek pendidikan, sosiologi,
organisasi, kebudayaan, dan lingkungan (Bygrave, 1996: 3). Faktor-faktor tersebut
membentuk locus of control, kreativitas, inovasi, implementasi yang dapat membuat
seseorang berkembang menjadi wirausahawan besar (Soeharto Prawirokusumo, 1977: 5).
Secara internal, inovasi dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti locus
of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sementara itu, faktor yang
berasal dari lingkungan yang mempengaruhi di antaranya model peran, aktivitas, dan
peluang. Oleh karena itu, kewirausahaan berkembang, maju, dan tumbuh melalui proses
yang dipengaruhi oleh lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Menurut Srie Sulastri (2008), pengembangan kewirausahaan di awali dari proses
sebagai berikut :
1. Proses Inovasi yaitu faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan
berprestasi, adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman.
2. Proses Pemicu yaitu faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu
adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan
kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis.
3. Proses Pelaksanaan yaitu faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu
kesiapan mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan
adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan.
Dalam bagan tersebut Carol Noore mengemukakan faktor-faktor pemicu kewirausahaan
dan model proses kewirausahaan kedalam empat fase sebagai berikut.
Pertama, Fase Inovasi. Kewirausahaan berkembang dan diawali dengan adanya
inovasi. Inovasi dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor individu yang
memengaruhi inovasi adalah pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko,
nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Sementara itu, faktor eksternal yang
berasal dari lingkungan yang mempengaruhi inovasi adalah peluang, model peran, dan
aktivitas.
Kedua, Fase kejadian Pemicu. Setelah berinovasi semakin merangsang untuk
terus berproses dan timbulah kejadian pemicu. Kejadian pemicu dipengaruhi oleh faktor
pribadi, sosiologi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi kejadian pemicu
meliputi pencapaian locus of control, toleransi, pengambilan risiko, nilai-nilai pribadi,
pendidikan, pengalaman, keberanian menghadapi risiko, ketidakpuasan dan
usia.sementara itu, faktor lingkungan yang memicu terdiri peluang, model peran,
aktivitas, persaingan, kebijakan pemerintah. Faktor sosiologi memicu terdiri atas
jaringan, kelompok, orang tua, keluarga.
Ketiga, Fase Implementasi. Implementasi dipengaruhi oleh faktor pribadi,
lingkungan, dan sosiologi. Faktor pribadi mempengaruhi implementasi terdiri atas visi,
komitmen, manajer, pemimpin, dan wirausahawan. Faktor lingkungan mempengaruhi
implementasi terdiri atas pesaing, pelanggan, pemasok, investor, bankir, incubator,
sumber daya, dan kebijakan pemerintah. Faktor jaringan mempengaruhi implementasi
meliputi: jaringan, kelompok, orang tua, keluarga, dan model peran.
Keempat, Fase pertumbuhan. Implementasi mendorong pertumbuhan. Fase
pertumbuhan dipengaruhi oleh pribadi, organisasi, dan lingkungan. Faktor pribadi yang
mempengaruhi pertumbuhan terdiri atas visi, komitmen, manajer pemimpin, dan
kewirausahaan. Faktor organisasi yang mempengaruhi pertumbuhan kewirausahaan
meliputi: kelompok, strategi, struktur, budaya, dan produk. Sementara itu, faktor yang
mempengaruhi yang berasal dari lingkungan terdiri atas: pesaing, pelanggan, pemasok,
investor, dan bankir.
Orang yang berhasil dalam kewirausahaan adalah orang yang dapat menggabungkan
nilai, sifat utama (pola sikap), dan perilaku dengan bekal pengetahuan, pengalaman, dan
keterampilan praktis. Jadi, pedoman, pengharapan, dan nilai, baik yang berasal dari
pribadi maupun kelompok, berpengaruh untuk membentuk perilaku kewirausahaan.
3. Proses Pertumbuhan Kewirausahaan
Proses pertumbuhan didorong faktor organisasi,yaitu adanya tim yang kompak dalam
menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur dan budaya organisasi
yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan.
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1. Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala
seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan franchising. Juga memilih usaha
yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian,industri atau manufaktur, maupun
produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan, Organisasi,
Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan mengambil keputusan
pemasaran dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai untuk ditindak
lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami perkembangan
atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu pilihan yang mungkin
di ambil.
E. Karakteristik Wirausaha

Sumber: Diterjemahkan dari James W. Carland et.al. (1984). “Differentiating


Entrepreneurs form Small Business Owners: A Conceptualization”
Academic of Management Review. April 1984, p. 356.
F. Sifat-sifat Wirausaha

Dari beberapa tokoh yang menyebutkan ciri-ciri wirausaha seperti Suparman


Sumahamidjaya yang dikutip oleh Danuhardimedjo (1981, pp. 7-8) , Sumarno (1984,
pp. 10-44) dan masih banyak pendapat-pendapat yang lain, dapat diambil kesimpulan
ciri-ciri wirausaha sebagai berikut

a. Berani ambil resiko dan bertanggung jawab

Seorang yang berwirausaha, haruslah berani mencoba sesuatu yang


sekiramnya memiliki peluang, apapun hasil dan resikonya. Dan seorang
wirausaha harus bias mempertanggung jawabkan perbuatannya.

b. Memiliki etos kerja yang baik

Seorang wirausaha dalam berwirausaha harus memiliki semangat


kerja yang baik, tidak udah puas terhadap hasil.

c. Memiliki ide-ide kreatif dan inovatif serta mampu melihat peluang dengan
baik

Dalam memulai berwirausaha, seorang wirausaha harus bias


menciptakan ide-ide kreatif, juga pintar melihat peluang di
lingkunngannya.

d. Tekun dan tidak mudah menyerah


Ketika gagal dalam satu kali kesempatan saat mencoba
berwirausaha, tetaplah tekun mencoba dan jangan mudah menyerah,
karena berwirausaha memang tidak mudah, untuk mencapai hasil yang
diinginkan, tentunya dibutuhkan ketekunan dan tidak mudah menyerah.

e. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

Untuk memasarkan produk nya kepada masyrakat, seorang


wirausaha haruslah pandai berkomunikasi.

f. Memiki rasa percaya diri serta jujur

Dalam berwirausaha percaya dirilah terhadap apa yang kita lakukan,


dan tentunya harus jujur.

G. Manfaat Wirausaha

1. Mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan juga untuk orang lain.
2. Memiliki perkerjaan dengan keuntungan yang lebih besar.
3. Mampu memberikan contoh yang baik kepada masyrakat.
4. Memiliki prestasi yang baik.

H. Tokoh-tokoh Wirausahawan

1. Profil Pengusaha Sukses Indonesia

Bob Sadino
Intrepreneur sukses yang satu ini menjalani jalan hidup yang
panjang dan berliku sebelum meraih sukses. Dia sempat
menjadi supir taksi hingga kuli bangunan yang hanya
berpenghasilan Rp100. Sebelumnya dia sempat bekerja di Unilever
Indonesia. Namun, hidup dengan tanpa tantangan baginya merupakan hal
yang membosankan. Ketika semua sudah pasti didapat dan sumbernya ada
menjadikannya tidak lagi menarik. “Dengan besaran gaji waktu itu kerja
di Eropa, ya enaklah kerja di sana. Siang kerja, malamnya pesta dan dansa.
Begitu-begitu saja, terus menikmati hidup,” tulis Bob Sadino dalam
bukunya Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila.
Pada 1967, Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Kala itu dia
membawa serta dua mobil Mercedes miliknya. Satu mobil dijual untuk
membeli sebidang tanah di Kemang, Jakarta Selatan. Setelah beberapa
lama tinggal dan hidup di Indonesia, Bob memutuskan untuk keluar dari
pekerjaannya karena ia memiliki tekad untuk bekerja secara mandiri. Satu
mobil Mercedes yang tersisa dijadikan “senjata” pertama oleh Bob yang
memilih menjalani profesi sebagai sopir taksi gelap. Tetapi, kecelakaan
membuatnya tidak berdaya. Mobilnya hancur tanpa bisa diperbaiki.
Setelah itu Bob beralih pekerjaan menjadi kuli bangunan. Gajinya
ketika itu hanya Rp100. Ia pun sempat mengalami depresi akibat tekanan
hidup yang dialaminya. Bob merasakan bagaimana pahitnya menghadapi
hidup tanpa memiliki uang. Untuk membeli beras saja dia kesulitan.
Karena itu, dia memilih untuk tidak merokok. Jika dia membeli rokok,
besok keluarganya tidak akan mampu membeli beras.“Kalau kamu masih
merokok, malam ini besok kita tidak bisa membeli beras,” ucap istrinya
memperingati.
Kondisi tersebut ternyata diketahui teman-temannya di Eropa. Mereka
prihatin. Bagaimana Bob yang dulu hidup mapan dalam menikmati hidup
harus terpuruk dalam kemiskinan. Keprihatinan juga datang dari saudara-
saudaranya. Mereka menawarkan berbagai bantuan agar Bob bisa keluar
dari keadaan tersebut. Namun, Bob menolaknya.
Jalan terang mulai terbuka ketika seorang teman menyarankan Bob
memelihara dan berbisnis telur ayam negeri untuk melawan depresinya.
Pada awal berjualan, Bob bersama istrinya hanya menjual telur beberapa
kilogram. Akhirnya dia tertarik mengembangkan usaha peternakan ayam. Ketika itu, di
Indonesia, ayam kampung masih mendominasi pasar. Bob-lah yang pertama kali
memperkenalkan ayam negeri beserta telurnya ke Indonesia. Bob menjual telur-telurnya
dari pintu ke pintu. Padahal saat itu telur ayam negeri belum populer di Indonesia
sehingga barang dagangannya tersebut hanya dibeli ekspatriat-ekspatriat yang tinggal di
daerah Kemang.
Ketika bisnis telur ayam terus berkembang Bob melanjutkan usahanya dengan
berjualan daging ayam. Kini Bob mempunyai PT Kem Foods (pabrik sosis dan daging).
Bob juga kini memiliki usaha agrobisnis dengan sistem hidroponik di bawah PT Kem
Farms. Pergaulan Bob dengan ekspatriat rupanya menjadi salah satu kunci sukses.
Ekspatriat merupakan salah satu konsumen inti dari supermarketnya, Kem Chick. Daerah
Kemang pun kini identik dengan Bob Sadino.“Kalau saja saya terima bantuan kakak-
kakak saya waktu itu, mungkin saya tidak bisa bicara seperti ini kepada Anda. Mungkin
saja Kemstick tidak akan pernah ada,” ujar Bob.
Bob membuat rumusan kesuksesan dengan membagi dalam empat hal yaitu tahu,
bisa, terampil, dan ahli. “Tahu” merupakan hal yang ada di dunia kampus, di sana banyak
diajarkan berbagai hal namun tidak menjamin mereka bisa. Sedangkan “bisa” ada di
dalam masyarakat. Mereka bisa melakukan sesuatu ketika terbiasa dengan mencoba
berbagai hal walaupun awalnya tidak bisa sama sekali. Sedangkan “terampil” adalah
perpaduan keduanya. Dalam hal ini orang bisa melakukan hal dengan kesalahan yang
sangat sedikit. Sementara “ahli” menurut Bob tidak jauh berbeda dengan terampil.
Namun, predikat “ahli” harus mendapatkan pengakuan dari orang lain, tidak hanya klaim
pribadi. (sumber: pemudakayaraya.wordpress.com)
2. Profil Pengusaha Sukses Dunia

Bill Gates, sempat gagal di awal saat terjun ke


dunia wirausaha.
Hari gini siapa coba yang gak tahu Bill Gates? Salah
satu tokoh terkenal dan dermawan ini bisa menjadi salah satu orang terkaya di dunia
berkat perusahaan Microsoft yang dibangunnya. Namun siapa sangka, sebelum terkenal
akan hasil produknya yang revolusioner di dunia teknologi, Bill Gates sempat harus
menelan pil pahit akibat kegagalan dari usaha dia yang sebelumnya.

Beberapa tahun sebelum dia membangun Microsoft, Bill Gates beserta rekannya
di tahun 1970-an mencoba peruntungan dengan membangun perusahaan bernama Traf-
O-Data, yang gak jauh-jauh dari bidang informatika. Namun sayang, produknya yang
kala itu ditujukan untuk membantu mengolah data dari volume lalu lintas yang meliputi
jalan dan kendaraan ternyata belum berhasil dan akhirnya gagal. Tapi dia berhasil bangkit
kembali dan sukses dengan perusahaan barunya yaitu Microsoft, yang berhasil menjadi
salah satu perusahaan paling berpengaruh.
Sebuah impian, jika disertai dengan keyakinan kuat dan kerja keras, serta dilandasi
komitmen perjuangan tanpa henti, akan memberi hasil yang gemilang. Selain itu,
kepedulian Bill Gates untuk berbagi juga bisa dijadikan teladan bahwa sukses akan lebih
berarti jika kita bisa saling berbagi.

Ketika ia bosan dengan Harvard, Gates melamar pekerjaan-pekerjaan yang


berhubungan dengan komputer di daerah Boston. Gates mendorong Paul Allen untuk
mencoba melamar sebagai pembuat program di Honey-well agar keduanya dapat
melanjutkan impian mereka untuk mendirikan sebuah perusahaan perangkat lunak.
Pada suatu hari di bulan Desember yang beku, Paul Allen melihat sampul depan
majalah Popular Mechanics, terbitan Januari 1975, yaitu gambar komputer mikro rakitan
baru yang revolusioner MITS Altair 8080 (komputer kecil ini menjadi cikal bakal PC di
kemudian hari).

Kemudian Allen menemui Gates dan membujuknya bahwa mereka harus


mengembangkan sebuah bahasa untuk mesin kecil sederhana itu. Dari sana pula mereka
mempunyai mimpi, tersedianya sebuah komputer di setiap meja tulis dan di setiap rumah
tangga. Semangat Allen dan Gates tidak percuma, dan dari sana mereka mendirikan
perusahaan Microsoft. Dan hampir setiap orang mengenal Bill Gates sebagai orang
terkaya di dunia saat ini.
Daftar Pustaka

http://repository.ut.ac.id/4015/1/PKOP4206-M1.pdf

http://staffnew.uny.ac.id/upload/131623017/pengabdian/MENUMBUHKAN+JIWA+WI
RAUSAHA.pdf

https://www.idntimes.com/business/finance/putri-wahyudewi/7-cerita-pengusaha-ngetop-
yang-juga-gak-luput-dari-kegagalan/full
http://www.infoharianterbaru.com/2013/05/cerita-dan-kisah-sukses-bill-gates.html

https://profilpengusahasuksesindonesia.blogspot.com/2012/11/kisah-sukses-bob-
sadino.html

Anda mungkin juga menyukai