VINA NOVELA,SKM.M.KES
NIDN: 1024098502
A. Ilmu pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan merupakan bahan mentah dari ilmu pengetahuan.
Ilmupengetahuan adalahpengetahuan yang dikelompokkan dan disusun
secara sistematis sebab dan akibatnya. Ilmu pengetahuan merupakan
kumpulan pengetahuan yang memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan
tersebut antara lain mempunyai : objek, teori, metode penelitian, lembaga
pendidikan khusus, lembaga penelitian dan pengembangan, dan profesi.
a. Objek ialah segala sesuatu yandibahas, diteliti, dikembangkan dan
ditetapkan oleh ilmu pengetahuan.
b. Teori adalah generalisasi mengenaihubungan antara variabel-variabel,
konsep atau konstruk-konstruk dalam fenomena pengetahuan.
c. Metode penelitian adalah metode saintifik atau riset untuk melakukan
penelitian, mengembangkan dan menerapkan ilmupengetahuan.
d. Lembaga pendidikan khusus di tingkat perguruan tinggi. Lembaga
pendidikan merupakan sarana untuk mendidik ilmuwan dan
professional untuk mengembangkan dan menerapkan
ilmupengetahuan.
e. Lembaga penelitian dan pengembangan yaitu lembaga untuk
melakukan pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan.
f. Profesi berfungsi menerapkan ilmupengetahuan untuk melayani
kebutuhan kehidupan manusia.
2. Metode ilmu pengetahuan
Ilmupengetahuan mempunyai metode untuk melakukan penelitian,
pengembangan dan penerapan dalam melaksanakan profesi yang disebut
metode saintifik atau riset.
a. Riset murni
Riset murni adalah riset yang tujuaannya hanya untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dengan melakukan penelitian untuk menciptakan
teori-teori ilmu pengetahuan baru.
b. Riset terapan
Riset terapan adalah riset yang bertujuan untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi oleh masyarakat atau organisasi. Ada beberapa
jenis riset terapan antara lain evaluasi, riset tindakan, dan riset operasi.
1) Evaluasi
Salah satu jenis riset terapan adalah evaluasi. Ada sejumlah
istilah yang dipergunakan untuk evaluasi yaitu evaluation research
(riset evaluasi) atau evaluative research (reset evaluatif),
evaluation (evaluasi) dan evaluation science atau sains evaluasi.
Istilah riset evaluasi di populerkan oleh F.G Caro (1971) dalam
bukunya yang berjudul Readings in evaluation research.
Blaine R. Worthen & James R. Sanders (1987) berpendapat
bahwa istilah evaluasi dan riset evaluasi tidak sama karea
keduanya berbeda tujuan bahkan jika keduanya mempergunakan
metode dan teknik yang sama.
Memang salah satu tujuan evaluasi adalah mengukur nilai dan
manfaat dari objek evaluasi. Untuk mengukur nilai dan manfaat
objek evaluasi harus digunakan kaidah-kaidah ilmu penelitian.
Misalnya, evaluasi mempergunakan metode kuantitatif termasuk
eksperimen-metode kualitatif dan metode campuran (mixed-
method).
2) Riset Tindakan
Jenis riset terapan lainnya adalah riset tindakan atau action
research. dewasa ini action research telah di adopsi oleh semua
cabang ilmu misalnya, industry (quality circle), pendidikan,
kedokteran dan keperawatan. Misalnya dalam dunia industry untuk
mengembangkan produk secara terus-menerus, desain riset
tindakan dalam bentuk siklus plan, do, check dan action seperti di
lukiskan. Gambar 1.
Plan
Action Do
Check
konsep pemberdayaan
3) Riset Operasi
Riset operasi (operation research) sering juga disebut sains
manajemen (management science) adalah penerapan metode dan
teknik saintifik untuk pengemilan keputusan. Pengembalin
keputusan adalah proses mengidentifikasi problem dan sejumlah
alternative serta memilih salah satu alternative yang paling tepat
untuk menyelesaikan problem.
B. Ilmu Evaluasi
1. Sejarah
Sejarah evaluasi dimulai di Tiongkok (Cina) pada tahun 2.000
sebelum masehi. Evaluasi dipergunakan untuk mengevaluasi para pegawai
kerajaan. Pada awal tahun 1930an Ralph Winfred Tyler-yang kemudian
disebut sebagai bapak evaluasi-menciptakan istiliah educational
evaluation atau evaluasi pendidikan.
Ilmu evaluasi mulai berkembang menjadi suatu cabang ilmu yang
mandiri di Amerika Serikat degan dikembangkannya teori evaluasi
pertama oleh Ralph Tyler. Dinegeri ini kemudian berkembang berbagai
teori mengenai evaluasi dan evaluasi merupakan keharusan untuk
mengembangkan pendidikan dan layana publik.
Di Indonesi aktivitas evaluasi sudah dlakukan oleh Vereenigde
Ooostindische Compagnie (VOC), perusahaan multinasional pertama di
dunia yang menjelajah Indonesia. Dalam dunia pendidikan ada dua jenis
evaluasi yaitu evaluasi hasil belajar dan evauasi program pendidikan.
Evaluasi hail belajar bertujuan mengukur apakah pembelajaran berbagai
bidang ilmu menvcapai tujuan yang ditentukan oleh kurikulum
pembelajaran ilmu tersebut. Evaluasi program pendidikan untuk
mengevaluasi berbagai aspek pendidikan misalnya, kurikulum, proses dan
metode pembelajaran dan mata pelajaran, layanan pendidikan, tenaga
pendididik dan sebagainya.
2. Pengetian
Buku ini mendefenisikan riset evaluasi atau evaluasi sebagai riset
untuk mengumpulkan, menganilisis dan menyajikan informasi yang
bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan
membandingkannya dengan indicator evaluasi dan hasilnya dipergunakan
untuk mengambil keputusan mengenai nilai dan manfaat objek evaluasi.
a. Riset. Seperti telah dijelaskan di atas, evaluasi merupakan salah satu
jenis riset terapan. Teknik penarikan sampel, instrument dan data
analisisnya sesuai dengan teknik penelitian.
b. Objek evaluasi. Objek evaluasi adalah apa yang akan dievaluasi-
Michael Scriven,Steward I. Donaldson dan Mark W. Lipsey (2006),
dan Michael M. Provus (1972) mengguakan istilah evaluand dan
evaluee jika objeknya orang-adalah apa yang diteliti dalam evaluasi.
Karena evaluasi dilakukan semua sektor kehidupan, setiap sector
mepunyai objek evaluasi yang unik.
c. Informasi. Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan dan menyajikan
informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi. Informasi
tersebut kemudian dibandingkan atau dinilai dengan indicator objek
wisata.
d. Menilai. Evaluasi melakukan penilaian kualitas (merit)-baik buruknya
atau tinggi atau rendahnya kualitas atau kinerja program yang
dievaluasi dan penilaian manfaat (Worth)-bermanfaat tinggi atau
rendahnya program-dalam kaitan dengan suatu tujuan atau standar
tertentu.
e. Membuat keputusan mengenai objek yang dievaluasi. Informasi
mengenai objek evaluasi dipergunakan untuk membuat keputusan
mengenai objek evaluasi. Misalnya, jika program pembelajaran
Bahasa Inggris tidak memenuhi tolok ukur keberhasilannya, maka
perlu dilakukan perubahan atau pengembangan kurikulumnya,
gurunya, proses pembelajaran atau pengembangan iklim akademiknya.
Sebaliknya jika hasil evaluasi menystakan program berhasil, program
tersebut akan diteruskan atau dilaksanakan didaerah lain.
Riset
Evaluasi
Hasil Penelitian
Difusi Produk
Dipergunakan untuk pengembangan
produk baru (barang dan jasa): Memperkenalkan
adanya produk
Inovasi produk baru
Manfaat produk
Uji produk
Cara menggunakan
Produksi massal
produk
Difusi produk baru
Di mana dapat diperoleh
Pemakaian Manusia
produk baru lebih
Gambar 3: Penelitian, Evaluasi dan Kesejahteraan Manusia
C. Jenis Evaluasi
1. Menurut Objeknya
a. Evaluasi Kebijakan
pemerintah Republik Indonesia melakukan intervensi siosial (social
interventation) dalam bentuk kebijakan, program dan proyek.
Proyek:
b. Evaluasi Program
Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk
melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak
terbatas.
Evaluasi program adalah metode sistematik untuk
mengumpulkan, menganalisis dan memakai informasi hasilnya untku
menjawab pertanyaan dasar mengenai program. Evaluasi program
dapat dikelompokkan menjadi evaluasi masukan (input evaluation),
evaluasi proses (process evaluation), evaluasi manfaat (outcome
evaluation) dan evaluasi akibat (impact evaluation).
c. Evaluasi Proyek
Proyek adalah kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan untuk
jangka waktu tertentu untuk mendukung pelaksanaan program.
d. Evaluasi Material
Untuk melaksakan kebijakan, program atau proyek diperlukan
sejumlah material atau produk-produk tertentu. Misalnya, untuk
melaksanakan program pembelajaran matematika diperukan buku teks
matematika.
e. Evaluasi Sumber Daya Manusia
Evaluasi sumber daya manusia, evaluasi personalia atau
evaluasi kinerja (performance appraisal). Unruk mengembangkan
kompetensi dan kinerja sumber daya manusia dilakukan program
pengembangan sumber daya manuia atau human resources
development.
2. Menurut Fokusnya
a. Asesmen Kebutuhan
Asesmen kebutuhan (need assessment) adalah mengidentifikasi dan
mengukur level kebutuhan yang diperlukan yang diinginkan oleh
organisasi atau masyarakat.
Ada 6 (enam) teknik pendekatan dalam asesmen kebutuhan, yaitu:
1) Mengumpulkan data statistik sekunder yang sudah ada
2) Pendekatan survei
3) Forum masyarakat
4) Wawancara kelompok fokus (focus grup)
5) Pendekatan informan kunci (key informan)
6) Analisis isi (content analysis)
3. Tujuan Evaluasi
Tujuan melaksanakan evaluasi antara lain:
a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat.
b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar.
d. Evaluasi program dapat mengidentifikasi dan menemukan mana
dimensi program yang jalan, mana yang tidak berjalan.
e. Pengembangan staf program.
f. Memenuhi ketentuan undang-undang
g. Akreditasi program
h. Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiency
i. Mengambil keputusan mengenai program.
j. Accountabilitas
k. Memberikan umpan balik kepada pimpinan dan staf program.
Evaluasi
Kebutuhan Program
Masyarakat
lokal
Lembaga
pemerintah
Kelompok
professional Rencana Program Hasil Layanan
Kelompok dan layana
interes komitmen sosial
khusus finansial
Gambar 5: Posisi Evaluasi Sebagai Loop Balikan Untuk Program Sosial
(Posavac & Carey, 1997)
TEORI EVALUASI
2. Fungsi Teori
Tujuan akhir dari ilmu pengetahuan adalah terciptanya teori-teori
ilmu pengetahuan. Teori ilmu pengetahuan mempunyai lima fungsi, yaitu:
a. Menjelaskan terjadinya fenomena
b. Memprediksi fenomena yang akan terjadi
c. Membimbing praktik profesi
d. Mengembangkan ilmu pengetahuan
e. Krhidupan berlandaskan teori ilmu pengetahuan
Untuk
melakukan
Dipergunakan untuk
penelitian
memproduksi barang
murni
dan jasa melalui 3 fase:
Teori ilmu Hasil
pengetahuan Untuk penelitian Inovasi
melakukan Uji coba produk
penelitian Produksi massa
terapan
Untuk
melakukan
evaluasi
B. Teori Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi, riset evaluasi atau sains evaluasi merupakan ilmu antar
cabang ilmu pengetahuan. Evaluasi merupakan alat dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan untuk menganalisis dan menilai fenomena ilmu
pengetahuan dan aplikasi ilmu pengetahuan dalam penerapan ilmu
pengetahuan dalam praktik profesi.
2. Pendapat-Pendapat Mengenai Teori Evaluasi
a. Peran teori evaluasi
1. Evaluasi sangat membutuhkan teori.
Teori evaluasi dan teori ilmu sosisal mempunyai pengaruh penting
terhadap evaluais program modern.
2. Evaluasi tidak terlalu membutuhkan teori.
Suatu pendapat yang menarik dalam kaitan pendapat ini adalah
pendapat Michael Scriven. Seperti yang dikemukakan oleh
William R. Shadish (1998) Scriven menyatakan sebagai ilmu
pengetahuan, evaluasi memerlukan teori.
Anna Madison mengutip pendapat Sadish, Cook dan Leviton mengenai lima
komponen teori dan evaluasi sebagai berikut :
1. Ilmu pengetahuan mengemukakan pernyataan.
Ilmu pengetahuan harus mengarah kepada konstruksi ilmu pengetahuan yang
otoritatif berdasarkan berbagai metode. Teori ilmu pengetahuan juga
membantu melihat koneksi antara asumsi-asumsi epistemologis dan metode
yang dipakai para evaluator dan mengakses nilai berbagai metode untuk
mengkonstruksi jenis ilmu pengetahuan tertentu.
2. Teori nilai yang menimbulkan pertanyaan.
Anna Madison mengutip pendapat Beauchamp yang mengemukakan
elemendari teori menilai meliputi:
a. Methatheory(teorimeta). Bagaimana dan mengapa pernyataan nilai
dibentuk? Jawabannya adalah studi mengenai sifat dan justifikasi
penilaian.
b. Prescriptive theory (teori prescriptive). Nilai mana yang akan dipakai?
Jawabannya adalah teori membela nilai-nilai tertentu.
c. Decriptive theory (teori deskriptif). Apakah pemangku kepentingan
(takeholder)? Jaawabannya adalah teori yang melukiskan nilai-nilai tanpa
membela salah satu sebagai yang terbaik. Merupakan kriteria dasar
evaluator untuk mengevaluasi nilai-nilai dari pemangku kepantingan.
3. Teori pemakaian (use theory) menimbulkan pertanyaan.
Teori pemakaian menyediakan deskripsi sebagai jenis pemakaian, dan
melakukan kerangka waktu dimana pemakaian terjadi. Teori ini menyediakan
penjelasan apa yang dapat dilakukan oleh evaluator untuk memfasilitasi
pemakaian. Jenis-jenis pemakaian terdiri dari:
a. Pemakaian instrumental yang mengarahkan pengambilan keputusan
mengenai program/proyek.
b. Pemakaian konseptual mmembantu mengklarifikasi yang diharapkan
mengubah berfikir mengenai program.
c. Pemakaian persuasif mengarah kepada suatu perubahan dalam posisi
terutama pada level kebijakan.
4. Teori program sosial menimbulkan pertanyaan
Elemen dasar teori program sosial adalah :
a. Bagaimana program distrukturkan secara internal, fungsi apa yang
dilakukan program, dan bagaimana program broperasi?
b. Bagaiman konteks eksternal membentuk dan menghambat program?
c. Bagaimana peubahan sosial terjadi, bagaimana program berubah dan
bagaimana perubahan program memberikan kontribusi terhadap
perubahan sosial?
5. Teori praktik evaluasi menimbulkan pertanyaan.
Elemen teori praktik evaluasi menjawab pertanyaan sebagai berikut:
a. Apakah evalusi harus dilakukan atau tidak?
b. Apakah tujuan evaluasi yang seharusnya?
c. Peran apa yang dilakukan evaluator?
d. Pertanyaan apa yang harus dilakukan?
e. Desain evaluasi yang harus dipakai?
f. Aktivitas apa yang harus dilakasanakan untuk memfasilitasi pemakaian?
a. Teori praktik evaluasi
Teori yang mencerminkan apa yang seharusnya dialakukan evaluator berdasarkan
teori evaluasi, sedangkan praktik evaluasi mencerinkan apa yang terjadi ketika
evaluator melaksanakan tugasnya.
b. Teori Evaluasi Konstruktivitis, Evaluasi Objektivis dan Evaluasi Subjektivis
1. Teori Evaluasi Konstruktivitis
a. Pengertian
Egon G. Guba dan Yvona S. Lincoln (1981, 1985, 2001)
mengemukakan teori evaluasi konstruktivitis. Evaluasi konstruktivitis
adalah evaluasi berdasarkan dalil atau asumsi-asumsi untuk
mendukung paradigma konstruktivitis. Konstruktivitis berdasarkan
tiga asumsi-asumsi fundamental yang umumnya diistilahkan:
1) Asumsi ontologis konstruktivitis adalhan relatifisme yaitu
bahea manusia pembuat rasa yang mengorganisir
pengalaman yang membaktikannya kepada komprehensif,
dapat dipahami dan dijelaskan merupakan tindakan realitas
konstruktivitis, independen dan fundamental.
2) Asumsi epistemologis dari konstruktivitis adalah
subjektivitisme yaitu bahwa pernyataan yang tegas mengenai
realitas dan kebenaran tergantung semata-mata pada makana
informasi dan derajat pengalaman dalam hal-hal duniawi
yang tersedia bagi individu dan audiensterait pembentukan
pernyataan tersebut.
3) Asumsi dasar metodologis konstruktivitis yaitu proses yang
dilakukan sesuai dengan teori yang pertama dibuka dan
disalurkan untuk makna kemudian dikonfrontir,
dibandingkan dan dikontraskan dengan situasi yang ditemui.
b. Fase evalasi konstruktivitis
Terdiri dari 2 fase :
1) Fase diskoveri yaitu melukiskan upaya evaluasi berupa apa
yang terjadi disana menjadi evaluand dan konteksnya.
2) Fase asimilasi merupakan upaya evaluasi untuk menyatukan
penemuan-penemuan baru ke dalam konstruksi yang ada.
c. Proses dan tanggung jawab evaluator konstruktivitis
Evaluasi konstruktivitis adalah proses untuk melakukan evaluasi
memenuhi duua kondisi : diorganisasi oleh klaim, memerhatikan dan
isu-isu pemangku kepentingan para audiens dan meutilitasasikan
metodologi paradigma konstruktivitis.
d. Melaksanakan evaluasi konstruktivitis
Sebelas langkah dalam evaluasi konstruktivitis
1) Mengorganisasievaluasi
2) Mengidentifikasi pemangku kepentingan
3) Mengembangkan konstruksi-konstruksi kelompok para
pemangku kepentingan.
4) Memperluas konstruksi-konstruksi kelompok pemangku
kepentinagn intrastakeholder.
5) Memilih konstruksi-konstruksi, klaim dan perhatian-
perhatian
6) Memprioritaskan poin yang tidak dselesaikan melalui
negosiasi.
7) Mengumpulkan tambahan informasi
8) Menyiapkan agenda negosiasi
9) Mengembangkan konstruksi-konstruksi antar kelompok
10) Melaporkan mengenai hasil-hasil untuk langkah 9
11) Resikel keseluruhan proses
e. Laporan-laporan evaluasi konstruktivitis
Merupakan produk akhir dari evaluasi konstruktivitis. Laporan kasus
berisi suatu lampiran yng melukiskan secara rinci sehingga dapat
menilai seberapa tinggi kriteria kualitas terpenuhi.
f. Kriteria untuk menilai evaluasi konstruktivitis dan laporannya
1) Kriteria paralel yaitu berupa kredibilitas, dapat di transfer,
dapat dipercaya, dapat di konfirmasi.
2) Kriteria autensitas yaitu berupa keadilan, autensitas
autologikal, autensitas edukatif, autensitas katalitik,
autensitas taktis.
g. Ringkasan
Evaluasi konstruktivitis merupakan model yang sulit untuk diadopsi,
dapat dilakukan secara berulang ulang dan memerlukan rekapitulasi
secara terus menerus.
2. Teori evaluasi objektivitis
a. Pengertian
Evaluasi objektivitis ditujukan untuk mengarahkan kepada kesimpulan
yang benar atau tidak benar relatif terhadap posisi orang atau sudut
pandang tertentu.
Tabel
Perbandingan Teori Evaluasi Konstruktivis dan Teori Evaluasi
Objektivitis
Dua fase evaluasi discoveri dan asimilasi Menolah evaluasi bebas nilai
Subjektivis objektivis
Kualitatif Kuantitatif
Fenomenologis Positivis
Humanistik Saintifik
Interpretivis Positivis
Ideografik Nomotetik
Nominalisme Realisme
c. Evaluation tree
Pohon evaluasi menjelaskan alur perkembangan teori evaluasi yang dibangun
dengan dua batang fondasi yaitu pertanggungjawaban dan kontrol serta penelitian.
1) Teoritis evaluasi kelompok metode
Thomas Dixon Cook menunjukkan bahwa eksperimen murni merupakan salah
satu metode sainfik untuk menjawab pertanyaan evaluasi. Desain penelitian
tersebut tidak mungkin disatukan dalam evaluasi program pendidikan dan
program sosial, karena faktor-faktor kontektual yang berada di dalam kontrol
evaluator.
2) Teoritis evaluasi kelompok menilai
Menurut Michael Scriven dalam teori evaluasi adalah peran evaluator dalam
membuat keputusan nilai(value judgement). Dalam melakukan penialaian
evaluator harus memenuhi perannya dalam melayani kepentingan publik.
Adapun batasan evaluator hanya dalam tanggungjawab hanya sekedar pada
klien, para pemakai hasil evaluasi atau yang memiliki kepentingan, dan juga
kepada semua konsumen potensial.
3) Teoritis evaluasi kelompok pemakaian
Menurut Daniel Stufflebeam evaluasi harus memiliki standar evaluasi agar
dapat dilaksanakan secara profesional. Standar tersebut terdiri dari empat
domain yaitu :
a. Utility standards ditujukan untuk menyediakan kebutuhan informasi
pemakai yang diharapkan
b. Feasibility standards untuk memastikan bahwa suatu evaluasi akan
realistik, pruden, diplomatik dan hemat
c. Property standards memastikan evaluasi dilakukan secara legal, etis
dan menghormati kesejahteraan orang yang ikut serta dalam evaluasi
dan orang yang dipengaruhi oleh hasil evaluasi
d. Accucary standards ditujukan untuk memastikan evaluasi akan
mengungkapkan dan membawa informasi teknikal yang mencukupi
mengenai ciri-ciri yang menentukan nilai dan manfaat rogram yang
dievaluasi.
2. Theory-driven evaluation
C. Logika program
EVALUASI :
Teori,model,metodologi,standar,aplikasi
Konsep teori program mempunyai dua dimensi yaitu dimensi preskriptif dan
dimensi deskriptif. Dimensi deskriptif memfokuskan pada penjelasan program yang
sesungguhnya terjadi sepanjang program berfungsi termasuk sumber-sumber
program, aktivitas-aktivitas program,pengaruh-pengaruh (outcomes) program, akibat
(ipact) program dan spesifikasi rantai asumsi-asumsi yang menghubungkan asumsi
sebab dan akibat, pengaruh yang segera akan terjadi dan tujuan akhir program.
Menurut Rossi, Lipsey dan Freeman (2004) teori program terdiri dari tiga komponen:
C. Logika Program
d. Model Perubahan
e. Model Tindakan
Konstruksi model yang masuk akal dan sensible mengenai suatu program
harus bekerja.
Satu set dalil mengenai apa yang terjadi dalam kotak hitam sepanjang
transform masukan menjadi keluaran,yaitu bagaimana situasi buruk
ditransformasi menjasi situasi yang lebih baik melalui perlakuan masukan.
Proses melalui apa komponen-komponen program siasumsikan memegang
pengaruh dan kondisi di bawah apa proses tersebut dipercaya akan beroperasi
F. Model Pengaruh langsung
Pada masa lalu standar komseptualisasi teori program dikenal sebagai pengaruh
langsung. Program dikonsepsikan untuk menimbulkan pengaruh atau sejumlah
pengaruh focus para pengembang program adalah memasukkan sebagai mungkin
aktivitas dan upaya meningkatkan pengaruh program.
Pada model ini Donaldson menambah satu variable mediator kepada komponen
program pada konseptualisasi pengaruh langsung untuk menciptakan pengaruh
maksimal. Dengan menggunakan variable mediator setiap komponen program akan
menciptakan pengaruh yang maksimal pada pengaruh program
moderator
Salah satu perbedaan antara evaluasi dan penelitian biasa adalah desainnya.
Desain evaluasi terdiri dari model evaluasi ( evaluation model) dan metode penelitian
program
( research method)
Metode penelitian:
Memilih salah
satu model
evaluasi
Kata model,berarti pola,renacana, contoh dari sesuatu yang akan dibuat atau
dilakukan atau dihasilkan,dalam merancang dan mendesain evaluasi ,evaluator harus
menentukan model evaluasi apa yang akan dipergunakan. Kemudian menentukan
metode penelitian kuantitatif,kualitatif atau campuran yang akan dipergunakan.
Model evaluasi berbasis tujuan secara umum mengukur apakah tujuan yang
ditetapkan oleh kebijakan,program atau proyek dpat dicapai atau tidak.
1. Mengidentifikasi tujuan
2. Merumuskan tujuan menjadi indikator indikator
3. Mengembangkan metode dan instrument untuk menjaring data
4. Memastikan program telah berakhir dalam pencapaian tujuan
5. Menjaring dan menganalisa data /informasi mengenai indikator program
6. Kesimpulan
7. Mengambil keputusan mengenai program
b. Model Evaluasi Bebas Tujuan
Model evaluasi bebas tujuan (Goal Free Evaluation Model) dikembangkan
oleh Michael Scriven (1973). Model evaluasi bebas tujuan merupakan model
evaluasi dimana evaluator melakukan evaluasi tanpa mempunyai pengetahuan
atau referensi dari golongan dan objektif serta pengaruh yang diharapkan oleh
perancangan program. Goal free evaluation model berupaya mengukur keluaran
dan pengaruh yang sesungguhnya tanpa dipengaruhi oleh tujuan dan pengaruh
yang diharapkan dalam rencana program.
Suatu program dapat mempunyai tiga jenis pengaruh yaitu :
1. Pengaruh sampingan yang negatif
Yaitu pengaruh sampingan yang tidak dikehendaki oleh program.
Misalnya wanita yang diobati kanker payudara dengan menggunakan
X ray dapat berakibat rambutnya rontok
2. Pengaruh positif yang ditetapkan oleh tujuan program
Tujuan program merupakan apa yang akan dicapai atau perubahan
atau pengaruh yang diharapkan dengan layanan atau perlakuan
program
3. Pengaruh positif sesuai dengan tujuan program
Yaitu pengaruh positif yang diharapkan oleh perancang program.
Misalnya para politisi merancang suatu program pengentasan
kemiskinan. Dalam program dinyatakan bahwa tujuan program adalah
untuk mengangkat warga negara yang miskin menjadi tidak miskin.
Akan tetapi tujuan yang sesungguhnya dari politisi tersebut agar dapat
dipilih lagi dalam pemilihan umum yang akan datang.
Menurut Michael Scriven jika menggunakan model evaluasi bebas tujuan,
ketiga jenis pengaruh program harus dievaluasi untuk menemukan tujuan dan
pengaruh program yang sesungguhnya.
1. Mengidentifikasi pengaruh sampingan negative yang mungkin muncul
jika program dilaksanakan
2. Mengidentifikasi pengaruh positif dari program yang diharapkan
3. Mengidentifikasi pengaruh sampingan positif yang tidak termasuk
tujuan program.
Brandon W Youker mengemukakan 4 langkah untuk menemukan goal dan
pengaruh – pengaruh program yang sesungguhnya dalam goal free evaluation
model sebagai berikut :
1. Meneliti dan mengidentifikasi pengaruh program yang relevan tanpa
merujuk gol dan objektif yang ada di rencana program
2. Mengidentifikasi apa yang terjadi tanpa referensi kepada golongan dan
objektif program
3. Menentukan pengaruh apa yang muncul yang secara logis disebabkan
oleh program dan intervensi program
4. Menentukan derajat pengaruh positif, negative, atau netral dari
program
c. Model Evaluasi Formatif dan Sumatif
b. Evaluasi formatif
Istilah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif diperkenalkan oleh Michael Scriven
pada tahun 1967. Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang didesain dan dipakai
untuk memperbaiki suatu objek, terutama ketika objek tersebut sedang
dikembangkan. Evaluasi formatif dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengukur hasil pelaksanaan program secara periodik
2. Untuk mengukur apakah klien atau partisipan bergerak ke arah tujuan
yang direncanakan
3. Untuk mengukur apakah sumber – sumber telah dipergunakan sesuai
dengan rencana
4. Untuk menentukan koreksi apa yang harus dilakukan jika terjadi
penyimpangan
5. Untuk menentukan koreksi apa yang harus dilakukan jika terjadi
penyimpangan. Penyimpangan ada beberapa bentuk :
a) Penyimpangan positif
Penyimpangan positif terjadi jika target terlampaui artinya
program dilaksanakan lebih cepat dari yang direncanakan
b) Penyimpangan negatif
Jika terjadi penyimpangan negative harus dilakukan koreksi
misalnya dengan mempercepat kegiatan termin berikutnya
6. Memberikan balikan
c. Evalusi Sumatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program. Evaluasi ini
mengukur kinerja akhir objek evaluasi. Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk :
1. Menentukan kesuksesan keseluruhan program
2. Menentukan apakah atau tidak golongan spesifik dan objektif yang
telah dicapai
3. Menentukan apakah memperoleh keuntungan dari program dan
bagaimana
4. Menentukan komponen mana paling efektif dan komponen mana yang
kurang efektif
5. Menentukan apakah ada keluaran yang tidak diantisipasi
6. Menentukan cost benefit program
7. Mengkomunikasikan temuan evaluasi kepada para pemangku
kepentingan program.
1. Kesepakatan kontrak
2. Evaluasi konteks
3. Evaluasi masukan
4. Evaluasi proses
5. Evaluasi pengaruh
6. Evaluasi efektifitas
7. Evaluasi keberlanjutan
8. Evaluasi transfortabilitas
9. Evaluasimeta
10. Sintesis laporan final