Anda di halaman 1dari 3

Laporan Praktikum Biologi

ENZIM KATALASE

KELOMPOK 3:
Galbin (07)
Garra Puja Pramudita (12)
Olga Raphaela K (25)
Salsabila Gitta Arifani (30)
A. Tujuan
B. Dasar Teori
C. Hipotesis
D. Alat Bahan
E. Cara Kerja
F. Hasil Data
Tabel Hasil Percobaan Enzim Katalase

Reaksi
No. Objek
Jumlah Gelembung Bara Api
1 Kontrol (kentang) ++++ ++++
2 Kentang + NaOH ++ ++
3 Kentang + HCl - -
4 Kentang dipanaskan - -
5 Kentang didinginkan +++ ++

G. Analisis Data
1) Pada objek kontrol,
Saat larutan H2O2 dimasukkan, terjadi pembentukan gelembung-gelembung
udara yang banyak. Hal itu membuktikan bahwa di dalam kentang yang masih segar
terdapat banyak enzim katalase ini kemudian menguraikan senyawa hydrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara yang
terbentuk membuktikan bahwa enzim katalase dapat menguraikan senyawa hydrogen
peroksida menjadi H2O.
Pada saat memasukkan bara api kedalam tabung reaksi , bara api tetap menyala
tetapi dala intensitas yang sedikit. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase dapat
menguraikan senyawa hydrogen peroksida menjadi O2.

2) Pada variable A (Kentang + NaOH),


Setelah larutan H2O2 dimasukkan, dihasilkan gelembung dalam intensitas
sedang dan bara api juga menyala sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim
katalase dalam kentang tidak bekerja dengan normal, karena tidak dipecahkannya
seluruh senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim ini disebabkan oleh penambahan NaOH yang
mengubah kondisi di sekitar molekul menjadi kondisi basa. Derajat keasaman (pH)
sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi basa tersebut merusak enzim
katalase yang bekerja pada pH netral. Akibatnya enzim katalase tidak dapat bekerja
optimal dalam kondisi basa.
3) Pada variable B (Kentang + HCl),
Setelah larutan H2O2 dimasukkan, tidak menghasilkan gelembung-gelembung
gas dan bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam kentang
tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O. Hal tersebut
disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga
dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak dapat lagi berikatan dengan
substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang. Denaturasi enzim
disebabkan oleh penambahan HCl yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi
kondisi asam. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim,
sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
Ditambahkannya HCl pada kentang, menyebabkan enzim katalase tidak dapat
bekerja, karena kondisinya terlalu asam.

4) Pada variable C (Kentang dipanaskan),


Setelah larutan H2O2 dimasukkan, tidak menghasilkan gelembung-gelembung
gas dan bara api. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim katalase dalam kentang
tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya senyawa H2O2 menjadi H2O. Hal tersebut
disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim ini disebabkan karena
pengaruh suhu. Tidak adanya gelembung dan bara api menunjukkan bahwa enzim
katalase ini tidak bekerja pada suhu tinggi, karena pada suhu tinggi enzim ini akan
mati dan tidak bisa aktif kembali.

5) Pada variable D (Kentang didinginkan),


Setelah larutan H2O2 dimasukkan, dihasilkan gelembung dalam intensitas
sedang dan bara api juga menyala sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa enzim
katalase dalam kentang tidak bekerja dengan normal, karena tidak dipecahkannya
seluruh senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen. Hal tersebut disebabkan karena
terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim ini disebabkan karena pengaruh suhu.
Berkurangnya gelembung dan bara api menunjukkan bahwa enzim katalase ini tidak
bekerja secara optimal pada suhu rendah.

H. Kesimpulan
I. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai