Anda di halaman 1dari 12

Intisari Buku

Menjadi Indonesia
Surat Dari & Untuk Pemimpin

1. Ahmad Syafii Maarif : Kemerdekaan sangat tinggi harganya, telah membuka kesempatan
yang lebih besar untuk masa depan lebih baik.
2. Ananda Sukarlan : Dalam seni, berusahalah menunjukkan Indonesia dalam musik sastra.
Pemimpin harus memimpin dengan rendah hati.
3. Atmakusumah Astraatmadja : Kebebasan pers dirawat dengan sikap rasional dan
memperkecil reaksi emosional terhadap pikiran atau tindakan yang provokatif. Menjadi
Indonesia memerlukan demokrasi.
4. Ayu Bulantrisna Djelantik : Menari adalah kegembiraan, pelepasan emosi, kreativitas,
bergerak menurut pola dengan penjiwaan penuh, mempunyai makna. Hargailah seniman
tari, angkat kesenian daerahmu.
5. Erna A. Witoelar : Jembatani banyak pihak, menggalang yang terbaik dari tiap sisi,
membangun sinergi, menghasilkan energi positif, bersama-sama menjadi Indonesia.
6. Goenawan Mohammad : Menjadi Indonesia adalah menjadi manusia yang bersiap
memperbaiki keadaan, dan bersiap pula melihat bahwa perbaikan itu tak akan sempurna
dan ikhtiar itu tak pernah selesai. Menjadi Indonesia berarti menjadi-Indonesia-bersama-
orang-Indonesia-lain.
Karya-karya :
Puisi:
- Parikesit (1971)
- Interlude (1973)
- Asmaradana (1992)
- Misalkan kita di Sarajevo (1990)
- Sajak-sajak lengkap 1961-2001 (2001)
Esai:
- Potret seorang penyair muda sebagai si Malin Kundang (1972)
- Seks, sastra, kita (1993)
- Kesusastraan dan Kekuasaan (1993)
- Setelah revolusi tak ada lagi (2001)
- Kata, Waktu (2001)
- Eksotopi (2002)
- Tuhan dan hal-hal yang tak selesai (2007)
Libretto Opera:
- Tan Malaka
- Kali (2001)
Catatan Pinggir (Tempo, 9 Vol.)
7. Saparinah Sadli : Menjadi Indonesia adalah tantangan untuk tidak berhenti
mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki dan menjadi manusia yang peduli pada
kualitas tumbuh kembang bangsa yang tak akan pernah selesai.
8. Sri Mulyani : Menjadi Indonesia berarti membentuk, memperkuat, kadang membongkar,
dan membangun kembali bangunan Indonesia yang lebih kokoh. Tiga hal yang perlu
dijaga yaitu kebijakan, institusi, dan integritas yang baik.
9. Wardah Hafidz : Menjadi Indonesia berarti perlu peka dan memberi ruang penting pada
kekuatan urban poor dan hak-hak dasar mereka; Kita bisa belajar dari kelenturan
informalitas tata hidup, kecerdikan, kecerdasan, kreativitas, daya hidup tinggi mereka.
10. Addie MS : Kita perlu managing informasi, memilah/menentukan mana yang perlu dan
tidak. Musik (klasik) adalah juga sarana diplomasi. Tapi tetaplah menunjukkan diri
sebagai representasi Indonesia dan selalu serba Indonesia, bukan semata atas nama
pribadi.
11. Endriartono Sutarto : Keberanian itu penting, juga kerja keras, komitmen, cnta tanah air,
kemampuan, dan kemandirian memasok kebutuhan negeri sendiri. Tunjukkan prestasi
untuk menjawab tantangan. Beranilah berinvestasi besar untuk kemandirian di masa
depan.
12. Franz Magnis-Suseno : Radikal boleh saja, asal jangan provokatif. Jangan mau
dikalahkan oleh pesimisme, kekecewaan, dan segala kebencian.
13. Nafsiah Mboi : Mau ikut menjadi relawan. Gunakanlah masa muda yang penuh energi
ini untuk menjadi perintis, bukan sekedar penerima waris.
14. Nurul Taufiqu Rochman (Pakar Nanoteknologi) : Bangsa ini perlu menggalang persatuan
putra-putri bangsa secara terorganisir dengan fokus pada gerakan kepakaran dan
profesionalisme sehingga tidak kalah saing dengan bangsa lain.
15. Rahmad Darmawan : Sepak bola tidak boleh direcoki politik. Seorang atlit dapat berasal
darimana pun di negeri ini tanpa diskriminasi.
16. Rahman Tolleng : Berpolitik haruslah dengan tujuan memuliakan kehidupan rakyat.
Perjuangan politik adalah perjuangan nilai. Para pejuang bangsa berjuang agar tumbuh
generasi yang lebih baik setelah mereka. Mereka dulu dijuluki kaum “Republikein”,
yang memperjuangkan kemaslahatan bersama dalam arti seluas-luasnya. Konsep cinta
tanah air lebih berpadanan dengan konsep patriotisme ketimbang nasionalisme.
Keduanya berbeda, patriotisme menuntut kebebasan warga negara atas dasar
penghormatan hak-hak orang lain, sedangkan nasionalisme memuja kebesaran bangsa.
Musuh patriotisme adalah tirani, ketidakadilan dan korupsi. Sedangkan musuh
nasionalisme adalah pencemaran budaya, ketidakutuhan, serta segala sesuatu yang
berbau asing. Patriotisme tidak melulu tentang penyerahan diri kepada tanah air, tetapi
lebih kepada menjadi warga negara yang aktif, selalu peduli terhadap kehidupan
bersama, kemaslahatan bersama. Berjuang demi sesama hak warga negara lainnya tanpa
harus meninggalkan kehidupan privat masing-masing.
17. Waldjinah : Sederhana, mandiri, hati tetap sehat dan senang, ikhlas, tidak berpikir yang
rumit-rumit. Ekonomi Indonesia makin mundur, harga makin naik. Pemimpin harus
memikirkan rakyatnya. hargailah kesenian tradisional, termasuk keroncong, karena itulah
yang membentuk karakter sebuah bangsa.
18. Yon Koeswoyo : Gali budaya sendiri. Indoneisa bisa kuat dengan budayanya sendiri.
19. Adnan Buyung Nasution : Sekalipun telah merdeka, masih banyak orang, khususnya
rakyat kecil dan miskin yang belum dapat menikmati manisnya kemerdekaan, khususnya
dalam bidang hukum. LBH mencoba mendobrak bangunan sosial kita yang masih
feodalistik, sistem yang otoritarianisme yang korup dan sewenang-wenang. Menjadi
Indonesia adalah menjadi manusia yang mampu menempatkan diri sebagai bagian dari
keberagaman bangsa ini, tanpa berupaya apalagi memaksakan suatu penyeragaman,
dengan menahan diri untuk tidak merasa paling berhak atau paling benar.
20. M. Busyro Muqoddas : Melawan koruptor adalah misi profektif atau misi kenabian.
Butuh modal batin, konsep, sinergi, strategi, kearifan, dan kesabaran yang kreatif. Dari
mahasiswa akan lahir generasi baru pemimpin otentik yang berkarakter dan berideologi
pembebasan, bukan malah bertopeng penuh dusta dan kepalsuan.
21. Erry Riyana Hardjapamekas : Perang melawan korupsi membutuhkan pemimpin yang
kuat, karena merupakan perang melawan keseharian kita, pergulatan melawan arus
zaman yang seolah-olah menempatkan perilaku koruptif sebagai sesuatu yang wajar, dan
karenanya melawan korupsi harus dibaca sebagai melawan kewajaran. Sifat pemimpin
yang dimaksud adalah berintegritas, punya keberanian menentang arus zaman, sudah
selesai dengan dirinya sendiri, punya kompetensi teknis di bidangnya
22. Johanes Danang Widoyoko : Orde Baru yang sudah usai hanya menghilangkan Soeharto,
sedangkan para pendukungnya sampai saat ini masih terus mempraktikkan korupsi
setelah beradaptasi dengan masa setelah reformasi.
23. Moh. Mahfud MD : Mari membangun dan menyelamatkan negara yang sedang
menghadapi masalah besar, yaitu merajalelanya ketidakadilan dan lemahnya hukum.
24. Nursyahbani Katjasungkana : Sebagai produk politik, hukum merupakan hasil
pertarungan dari berbagai kekuatan yang ada di parlemen maupun pemerintahan, dua
lembaga yang mempunyai otoritas membentuk hukum. Sistem hukum yang adil hanya
ada dari sebuah sistem politik dan ekonomi yang adil, yang menghargai nilai-nilai
demokrasi dan HAM dan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman sosial.
25. Teten Masduki : Korupsi berdampak langsung pada masyarakat. Mereka harus
membayar mahal pelayanan publik yang buruk, entah itu masalah pendidikan, kesehatan,
dan sebagainya. Karena itu, masyarakat lah yang harus ambil inisiatif memerangi
korupsi. Birokrasi harus dibikin sederhana, efisien, dan melayani masyarakat. Hukum
harus dijalankan secara jujur dan adil. Pembangunan ekonomi harus diarahkan untuk
kesejahteraan umum. Pemerintahan harus dikelola oleh kehidupan politik yang
demokratis dan bekerja untuk memajukan kehidupan publik. Masyarakat perlu
membangun kekuatan dan kecerdasan untuk bisa mengontrol pemerintahan dan jangan
sampai pemerintah didikte oleh kepentingan bisnis..
26. Amien Rais : Salah satu penyebab jatuhnya pemimpin adalah masukan keliru dari
pendukung atau orang-orang di sekelilingnya. Mereka bisa menjadi aset berharga tapi
bisa pula jadi beban. Pemimpin jangan mengejar pujian orang lain dan terbuka terhadap
kritik.
27. Anies Baswedan : Pemimpin bukan soal kecerdasan atau kharisma, tetapi tentang ada
atau tidaknya yang mengikuti, ada atau tidaknya kepercayaan, pengakuan dari orang
yang dipimpin. Ini dipengaruhi setidaknya oleh faktor kompetensi, integritas, dan
kedekatan. Namun dapat dipelorotkan oleh self-interest yang lebih tinggi dibanding
kepentingan kolektif. Pemimpin adalah pemimpi yang mimpinya dipercaya dan diikuti,
dan ia dapat mewujudkannya menjadi realita. Pemimpin itu selalu disorot, bersedia
dikritik. Pemimpin itu tegas, aktif, mampu menggerakkan, mau berjuang melawan status
quo yang merugikan rakyat. Sifat positif : lugas, tegas, berani, cepat, terbuka, wajar, mau
buat terobosan, perlindungan pada anak buah, sederhana dalam keseharian. Sifat negatif :
bimbang, hati-hati secara berlebihan, lambat, tertutup, formalitas, kaku, membiarkan
masalah, orientasi pada citra, dan ketaatan membabi buta pada prosedur. Pemimpin harus
mampu memanggil semua untuk turun tangan menyelesaikan masalah.
28. Bambang Harymurti : Demokrasi harus riuh. Ujian bagi demokrasi adalah kesediaan
mendengarkan orang lain yang tak sepaham, kendati menjengkelkan. Kepemimpinan itu
termasuk kemampuan mengendalikan perilaku agar selalu sesuai dengan panggilan hati,
cerminan jujur dari hati nurani.
29. Boediono : Siapkan diri untuk menerima estafet kepemimpinan bangsa. Sebagai
penerima estafet haruslah siap, percaya diri, optimistis, dan berpikiran terbuka untuk mau
belajar. Setiap generasi punya tantangan sendiri. Namun, tugasnya tetap sama, yaitu
membuat Indonesia lebih baik daripada sebelumnya.
30. Bondan Haryo Winarno : Be your best. Kembangkan dirimu terus tiada henti, hingga
menjadi primus inter pares (best among equals)
31. Budi S. Tanuwibowo : Resep utama kepemimpinan adalah ketulusan, kearifan dan
keberanian berkorban, mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan lainnya.
32. Dahlan Iskan : Sebaiknya menjadi pengusaha ketimbang politikus atau birokrat.
Kembangkan potensimu seluas-luasnya dengan modal intelek, muda, dan matang.
Peluang ekonomi Indonesia sudah lebih baik dibanding dulu, sehingga kesempatan
berusaha juga makin luas.
33. Emil Salim : Prestasi puncak tercapai pada usia 40-an, tetapi sangat dipengaruhi oleh
perjalanan hidup yang ditempuh pada usia 20-an. Belajarlah lebih memanfaatkan otak,
ilmu dan teknologi, kreativitas SDM, untuk menaikkan nilai tambah SDA daratan dan
lautan Indonesia.
34. HAR Tilaar : Pendidikan tak boleh hanyut kepada arus globalisasi, tidak melulu untuk
bersaing dengan negara maju, tetapi untuk memecahkan masalah bangsa. Berprinsiplah
pada Pancasila. Tanggung jawab kita mengisi dan mempertahankan kemerdekaan ialah
dengan mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin bagi kebahagiaan diri sendiri
dan bangsa Indonesia dengan mengeksplorasi , memelihara, dan memanfaatkan
kekayaan alam dan kekayaan budaya Indonesia untuk kemakmuran kita dan bangsa ini.
35. Herawati Sudoyo : Bentuklah dirimu menjadi panutan bagi orang di sekitarmu dan
bangsamu. Dengan komitmen, kita dapat menjadi empu di semua bidang.
36. Ignas Kleden : Pemimpin masa depan merupakan mereka yang lebih sopan dan beradab,
tersenyum ke masa depan, hormat pada hukum dan hak-hak sesama manusia, bekerja
dengan jujur, tak percaya pada kekayaan tetapi pada kualitas hidup, dapat menepis
godaan prasangka dan kepicikan hati dan sempitnya wawasan, bergaul dengan pemimpin
negara lain tanpa harus merasa tidak sebanding. Hormat mereka kepada orang lain
adalah hormat kepada manusia bukan pada kekuasaan atau jabatan. Perjumpaan dengan
kelompok berkeyakinan beda dihayati sebagai proses belajar yang menyenangkan.
37. Irma Hutabarat : Lawan korupsi dengan gotong royong, menjadi pemimpin yang peka
dan penyayang (seperti Nelson Mandela), peduli untuk menyembuhkan rakyat kita dari
luka bangsa yang telah terjadi di tahun-tahun yang lampau (mis: G30SPKI). Miliki
karakter yang baik : kepekaan, jiwa besar, ketegasan, kearifan, tidak mementingkan
kepentingan diri. Jangan pernah berhenti belajar.
38. Jakob Oetama : Kesuksesan, selain sebagai buah kerja keras manusia, juga merupakan
berkat penyelenggaraan yang Ilahi (providentia Dei). Manusia yang bekerja (homo faber)
bukan saja untuk survive tetapi sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Pekerjaan
adalah untuk mencari makan (survival), sebagai profesi (professional), dan juga
panggilan hidup (vocation). Bekerjalah secara bermartabat: berupaya semaksimal
mungkin, dalam tata krama kemasyarakatan umum, dedikatif, menjunjung etika dan
perilaku jujur.
39. Juwono Sudarsono : Pengabdian terbaik pemimpin muda adalah tetap menjalin
kesinambungan Indonesia masa kini dan masa depan dalam memelihara kebersamaan
lintas suku, agama, adat, dan budaya yang hidup di seluruh pelosok negeri. Berilah
harapan dan peluang kepada kaum yang tertinggal. Tugas pemimpin adalah untuk
menyadarkan alangan atas yang mapan dan menyabarkan kalangan bawah yang resah.
40. Ki Manteb Sudarsono : Jiwa kepemimpinan itu tidak harus menjadi presiden atau
pejabat. Pemimpin harus bisa terlebih dahulu memimpin dirinya sendiri dari hawa
nafsunya. Jangan gengsi beljar dari pemimpin sebelumnya. Karena kesadaran akan
kekurangan kita, maka kita perlu selalu mengasah kepekaan nurani.
41. Komaruddin Hidayat : This too shall pass. Ini pun akan berlalu. Tak ada yang abadi. Apa
warisan yang bisa ditinggalkan setelah kita mangkat nanti?
42. Kuntoro Mangkusubroto : Rawat sungguh-sungguh persahabatan dan kesatuan tim.
Bangunlah kepercayaan satu sama lain.
43. Luhut Binsar Panjaitan : Bekerjalah dengan hati. Integritas. Jangan hanya mengandalkan
intelektual belaka teapi juga harga diri yang utuh. Jangan lacurkan kejujuran dan
integritasmu. Tinggalkanlah legacy pada bidang masing-masing. Indonesia butuh
kepemimpinan yang kuat dan utuh mulai dari bawah hingga ke atas. Tonjolkan
profesionalisme.
44. Quraish Shihab : Pemimpin harus lebih dulu mengajar dirinya sendiri, dan pengajarannya
itu lebih dulu melalui tindakannya sebelum lisannya. Kepemimpinan menuntut
kemampuan, kepercayaan yang dipimpin, dan cinta mereka. Keadilan adalah meletakkan
segala sesuatu pada tempatnya dan menyerahkan hak secepat mungkin kepada
pemiliknya. tetapkan untuk dirimu misi yang harus diperjuangkan.
45. Sarwono Kusumaatmadja : Pikirkan apa yang ingin dikerjakan. Landasi perbuatan pada
keyakinan tentang apa yang baik , apa yang berguna, apa yang sesuai di hati dan pikiran.
Biasakan menumbuhkan sikap ulet dan berdaya mampu (resourceful). Jadilah toleran,
teguh dalam prinsip, luwes dalam cara.
46. Soetandyo Wignjosoebroto : Pemimpin yang bekerja di suatu masyarakat hukum dan
negara hukum, tak hanya harus setia menegakkan hukum, tapi juga harus berkomitmen
untuk menegakkan keadilan dan kemanusiaan, demi para hamba Allah, siapa pun tanpa
terkecuali.
Bacaan novel :
Victor Hugo, les miserables.
Andreas Latzko, marcia reale.
Fyodor Dostoyevsky, Luigi Pirandello, Rabindranath Tagore
47. Tony Wenas : Jangan pernah mau dianggap remeh oleh orang asing. Tunjukkan pada
orang asing bahwa kita juga punya etos kerja yang sama atau bahkan lebih tinggi,
disiplin yang sama, bisa taat pada aturan perusahaan, bekerja penuh waktu (tanpa
diselingi sosmed), tidak punya conflict of interest dalam perusahaan, tidak melakukan
praktek KKN. Memang kemampuan Bahasa Inggris kita jauh di bawah mereka, tapi
jangan minder. Prinsip kerjanya adalah bagaimana melakukan lebih dari yang seharusnya
kita kerjakan. Reward selalu datang belakangan. Terus berdoa dan berusaha dengan
disiplin, tekun, jujur, dan tulus. Jadilah manusia yang bermanfaat. Kalau ingin jadi kaya
jangan menjadi pegawai negeri atau pejabat negara.
48. Tri Mumpuni : Jangan hanya mementingkan logika, tapi juga akal sehat sehingga bisa
berempati terhadap orang lain. Sabar bila belum mendapat apa yang diinginkan,
konsisten dengan apa yang diyakini bisa berdampak luas untuk menyejahterakan bangsa.
Carilah dukungan, berjejaringlah. Lakukan banyak silaturahmi, ceritakan keinginanmu,
bagi ide-ide cemerlangmu, biarkan orang lain tahu dan mendukung mimpimu. Lakukan
sesuatu yang konkret.
49. Tri Rismaharini : Tetap semangat, optimis, dan terus berkarya. Jangan sia-siakan masa
muda untuk hal-hal yang negatif.
50. Wishnu Wardhana : Perubahan adalah ciri zaman ini dan banyak bangsa berkompetisi di
dalamnya. Pendidikan akan membantu kita untuk memberi nilai ekonomis pada
kekayaan alam. Kemajemukan termasuk dalam keunggulan bangsa kita. Jadi belajarlah
mengelola bukan hanya bonus demografi tetapi juga suasana politik dan kebudayaan
yang terbuka.
51. Wiwoho Basuki Tjokrohadiningrat : Kemitraan, team work, berjuang memberi yang
terbaik, mengisi kehidupan secara bermanfaat.
52. Arief Rachman : Bila seseorang ingin berhasil mencapai kesuksesan dalam hidup, dia
harus berani menghadapi tantangan tanpa menjawab prinsip kebenarannya.
53. Basuki Tjahaja Purnama : Anak muda harus berani berpolitik, tapi secara jujur, bersih
dan melayani, serta berjuang untuk keadilan sosial. Politik Indonesia butuh generasi
muda yang punya nurani dan berani mempertahankan nuraninya, apa pun harganya.
Ubahlah politik Indonesia secara radikal untuk merealisasikan visi misi pendiri bangsa
tentang bangsa ini.
54. Ignasius Jonan : Untuk memperbaiki layanan perkeretaapian, perlu dukungan semua
pihak, seperti : kelas menengah yang rela dan paham bahwa mereka tdak layak disubsidi,
kelas terdidik dan yang mewakili suara LSM yang perlu paham bahwa KA melayani
berbagai tingkatan dengan tuntutan dan kemampuan beragam, pekerja KA yang disiplin
dan berjiwa melayani, pengambil kebijakan yang benar-benar memutuskan untuk
perbaikan layanan KA dan bukan sekedar propaganda.
55. Ismid Hadad : Pemimpin itu bukan jabatan, tapi panggilan untuk mengabdi pada
kepentingan umum dan menolak/melawan ketidakadilan. Pemimpin itu adalah tentang
tanggung jawab, bukan kekuasaan atau fasilitas. Cara mudah dan cepat menjadi seorang
pemimpin adalah dengan terjun menjadi aktivis pada organisasi mahasiswa/pemuda,
organisasi sosial/kemasyarakatan, atau LSM. Motivasi awalnya adalah untuk belajar dan
mencari pengalaman.
56. Jimly Asshidiqie : Terus bekerja, belajar, dan aktif dalam pergaulan sosial bermasyarakat.
Tinggalkan jejak yang baik bagi generasi penerus. Beri manfaat bagi sesama. Lakukan
semuanya dengan niat tulus.
57. Joe Kamdani : Salesman itu salah satu elemen bisnis yang sangat penting. Tiga episode
kehidupan : (i) eat to live; (ii) live to eat; (iia) berhasil di atas keberhasilan orang.(iib)
CARE (customer interest, attentive, responsive, efficient); (iic) SMILE (share, motivate,
improve, lead, eficient); (iid) COCOCOCO (communicate, cooperate, Coordinate,
Commitment); (iii) live for life
58. Joko Widodo : Memimpin adalah juga mendengarkan, lewat blusukan ke masyarakat
langsung. Pendekatan ke masyarakat yang benar, tulus, jujur, dan bersih. Politik akan
menjadi baik jika dilakukan dengan sebuah idealisme. Kembali ke serba Indonesia.
59. Maurits Daniel Rudolf Lalisang : Tips saat berkarir di bagian bisnis: (berkaryalah di
perusahaan yang menganut prinsip yang selaras dengan nilai-nilai dan hati nurani
kalian), (tidak ada kesuksesan sejati yang diraih secara instan), (seimbangkan hidup
kalian sebagai manusia yang seutuhnya).
60. Pater Neles Tebay : Dialog merupakan jalan untuk menyelesaikan masalah.
61. Sutanto Mendut : Pemimpin ideal adalah yang sesuai dengan sastra gending/ jiwa dan
semangat zaman ini.
62. T.P. Rachmat : Lepas ego, hadirkan perubahan yang baik, no shortcuts, proses yang baik
itu penting, sabar, letakkan ambisi dan kompetensi di atas dasar nilai-nilai yang baik.
Empat nilai dasar yang dapat menuntun dalam bisnis dan manajemen : (ethical/sikap etis
yang mendalam), (excellent/dorongan keunggulan yang kuat), (humble/kerendahan hati
yang tulus), (compassionate/bela-rasa yang melimpah kepada sesama).
63. Yohanes Surya : Kerja keras, majukan Indonesia, pilih bidang dimana kalian bisa
optimum berkarya.
64. Agustinus Wibowo : Perjalanan adalah guru kehidupan, wujudkan mimpi.
65. Amanda Katili-Niode : Berjuang untuk Indonesia di bidang perubahan iklim.
66. Andy F. Noya : Hebatnya kekuatan memberi, sekalipun kita sendiri, si pemberi, dalam
keadaan terbatas. Mulailah berkarya dan memberi dengan tidak menunda-nunda.
67. Arifin Panigoro : Mandiri dengan karya sendiri. Fokus pada tantangan generasi di
zamanmu. Temukanlah peran dalam berbagai gerakan komunitas di sekitar. Jangan
menyerah pada keadaan.
68. Bambang Darmono : Jadilah pemimpin yang memimpin, bukan memerintah. Pemimpin
yang mampu memberi kepastian kepada rakyat di tengah ketidakpastian. Oemimpin yang
melayani.
69. Christine Hakim : Komitmen, konsistensi, dan kecintaan pada apa yang dikerjakan. Bila
saat sulit tiba, jangan menyerah, tundukkan kepala pada Tuhan, lalu atur langkah
kembali. Rendah hatilah.
70. Ciputra/Tjie Siem Hoan (“Raja Properti”) : Berantas pengangguran dan kemiskinan.
Milikilah kecakapan enterpreneurship yang inovatif.
71. Djohan Emir Setijoso : Jangan lupa diri . Hidup punya masa-masa jatuh dan bangunnya.
72. Emirsyah Satar : Kembangkan passion dalam diri untuk bertugas dan bekerja secara
bertanggungjawab. Integritas. Kembangkan sikap percaya diri dengan porsi yang tepat
dan terukur. Pemimpin harus mampu mengajak tim untuk kerja sama.
73. Gol A Gong / Heri Hendrayana : Milikilah sense of crisis, kritis menyikapi sistem yang
korup, kreatif mencari solusi hidup, berani menjadi pelopor, dan cara berpikir out of the
box. Stimuluslah dirimu dengan membaca dan menulis.
~ P.S : coba baca puisi karyanya, yang katanya “berotot dan keren”
74. Handry Satriago : Bila keterbatasan menyerang, terimalah kenyataan, lalu susun strategi
baru meraih mimpi yang tertunda, dan lawanlah keterbatasan itu. Menjadi pemimpin
mulai dari diri sendiri, maka orang lain akan mengikut.
75. I Ketut Mardjana : Pemimpin harus transformasional: memiliki visi yang jelas, mudah
dipahami dan diimplementasikan. Pekalah terhadap perubahan lingkungan dan mampu
menyesuaikan diri di dalamnya. Konsisten dalam menjalankan kebijakan yang telah
dicanangkan, dan menjaganya tetap kontinu.
76. Iman Taufik : Yakinlah pada diri sendiri. Namun harus juga seimbang dan bijaksana, mau
belajar terus, karena situasi dunia dengan segala aspeknya terus berubah.
77. Iwan Abdulrahman : Indonesia butuh semangat memberi bukan menuntut, semangat
yang pancaran cahayanya menumbuhkan daya hidup kebaikan bagi setiap warganya.
Hidupilah hidup yang berarti.
78. Joko Pekik : Semangat juang untuk terus berkarya. Isilah kemerdekaan.
~P.S : perhatikan karya lukisnya, Trilogi Celeng
79. Kartini Muljadi : Jujurlah, jadikan hukum kembali bermartabat di negeri ini. Nilai
manusia itu bukan dari hartanya, tapi dari pikirannya yang bersih, kepeduliannya pada
lingkungan dan orang lain.
80. Mardi Wu : Jangan pernah menutup kesempatan orang lain untuk belajar. Merantau dan
lanjutkan pendidikan. Pemimpin harus mencetak pemimpin. Masa depan bangsa ada di
tangan mereka yang bermimpi, belajar dan mengajar.
81. Mari Elka Pangestu : Belajar sebaik mungkin, cari pengalaman. Upayakan aktif di
organisasi mahasiswa atau masyarakat. Konsisten mengenai apa yang terbaik bagi
Indonesia dan berani mempertahankan posisi kita, dengan bersenjata fakta, angka dan
analisa objektif. Berani mengkritisi secara sehat dan membangun. Kebijakan harus
dipikirkan sasarannya, dan bagaimana efektivitasnya mengangkat kesejhteraan rakyat.
Kita harus bisa menciptakan produk dan jasa untuk sekaliber pasar kita.
82. Mira Lesmana : Kesenian adalah sarana mengasah perasaan agar tidak tumpul.
83. Nanan Soekarna : Jujur, disiplin, jauhi korupsi. Mau mengambil tanggung jawab.
84. N. Riantiarno : Milikilah energi cinta yang positif.
85. Nurmala Kartini Pandjaitan Sjahrir : Perbedaan bukanlah untuk dipertentangkan tetapi
untuk dikelola. Raih kesempatan sebaik dan secepat mungkin dan bekerja dengan akal
sehat.
86. Obin Komara : Kita boleh menjalani profesi apa saja tapi jangan lupa membangun dan
tumbuh bersama komunitas. Komunitas dan entitas bisnis akan saling merawat.
87. Oscar Motuloh : Manfaatkan imajinasi. Jagalah toleransi.
88. Riru Riza : Pekerjaan dapat membawa kita mengenali diri sendiri.
89. Robby Darwis : Sepak bola mengajarkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan yang solid,
dibarengi strategi yang baik dan inovatif untuk mencapai prestasi.
90. Sapardi Djoko Damono : Tidak ada cara lain memajukan bangsa ini kecuali dengan
merayakan keberagaman.
Karya :
Duka-mu Abadi (1969)
Mata Pisau (1974)
Akuarium (1974)
Perahu Kertas (1983)
Sihir Hujan (1984)
Hujan Bulan Juni (1994)
Arloji (1998)
Ayat-ayat Api (2000)
Mata Jendela (2002)
Ada Berita Apa Hari Ini, Den Sastro (2002)
Kolam (2009)
91. Susi Pudjiastuti : Kerjakan apa yang bisa dikerjakan. Berusahalah. Jangan tergantung
pada orang lain. Pemimpin harus berani ambil risiko. Tantangan kita adalah untuk
membuat lingkungan usaha lebih kondusif bagi semua pihak, untuk menciptakan
lapangan kerja dan kesempatan bagi anak bangsa. Jangan berleha-leha. Berjiwa merdeka
& mandiri.
92. Titiek Puspa : Kumpulkan semangat untuk semua yang ada di sekitar kita. Karya harus
berangkat dari ketulusan hati. Kesenian itu penting. Hindari iri dan dengki.
93. Toriq Hadad : Berani perjuangkan kemerdekaan pers.
94. Toto Sugiri : Selangkah lebih maju. Kreatif. Harus bisa survive. Bertumbuh bersama
masyarakat sekitar. Mau berbagi.
95. Yuli Ismartono : Jurnalistik memberi kesempatan untuk menjadi saksi peristiwa besar
maupun kejadian sekali seumur hidup. Menginformsikan sebaik-baiknya pada publik
mengenai peristiwa yang mungkin berdampak terhadap kehidupan mereka.
96. Alan Budikusuma : Milikilah cita-cita dan tujuan yang dimotivasi oleh target-target yang
kita buat sendiri. Penuhi diri dengan kesabaran dan ketabahan. Buat planning yang
setinggi-tingginya. Usaha itu berproses, dimulai dari trial dan error lalu naik ke tahapan
berikutnya. Pergunakan waktu selagi masih muda. Atlet juga perlu pendidikan.
97. Chris John : Kita tidak benar-benar tahu apa yang kita inginkan selama tidak
mengecapnya. Keyakinan harus dibarengi dengan kerja keras.
98. Emmy Hafild : Jangan pernah putus asa.
99. Gita Wirjawan : Bangsa kita dapat menjadi bangsa besar asal generasi mudanya dapat
memaksimalkan potensinya, terdidik, meningkatkan kapasitas, terus berinovasi, sadar
akan kebesaran bangsanya sendiri.
100.Ivanna Lie/Lie Ing Hoa : Yang penting adalah proses bukan hasil. Prestasi hanya bisa
dicapai oleh mereka yang memberi yang terbaik, memiliki kesabaran, keberanian
melawan tantangan, determinasi, dan komitmen yang super.
101.Richard Sam Bera : Kegagalan mengantar pada keberhasilan. Lakukan apa yang kamu
cintai dengan benar.
102.Sudhamek AWS : Terus belajar. Kemauan (will power) itu penting. Milikilah mental
belajar seorang pemula (the beginner’s mind) yang selalu terbuka akan banyak hal,
pembelajar seumur hidup. Pemimpin yang baik itu adalah yang melayani dan
mempunyai hasrat untuk mengembangkan orang lain. Mampu menjadi role model.
Mampu memimpin diri sendiri terlebih dahulu. Hidup memberi faedah bagi orang lain.
103.(Lucia Francisca) Susi Susanti : Berlatih terus untuk mencapai mimpi.
104.Wiratman Wangsadinata : Semangat berinovasi dan mencari solusi baru. Indonesia yang
rawan bencana perlu mitigasi dan teknologi untuk bertahan dalam bencana. Jangan
mudah puas. Berusahalah terus menerus, tingkatkan nilai tambah bagi diri sendiri dan
orang lain.
105.Yayuk Basuki : Kerja keras. Milikilah mimpi yang besar dan wujudkanlah.
106.Andrea Hirataa (novelis yang mengaku bukan penulis) : Novelnya bercerita tentang
kisah yang mengilhami banyak orang, novel semua umur, bahasanya tidak terlalu rumit,
kisah hidup disampaikan dalam cerita yang penuh drama, dibubuhkan unsur-unsur
kedaerahan. Jadikanlah rongga kalbumu sebagai mahkamah, integritasmu sebagai
konstitusi, dan hati nuranimu sebagai hukum tertinggi. Sikap koruptif bukan hanya
mengambil apa yang bukan haknya, tetapi juga alpa memberi apa yang seharusnya kita
berikan.
Karya:
Laskar Pelangi (2005)
Sang Pemimpi (2006)
Edensor (2007)
Maryamah Karpov (2008)
Padang Bulan & Cinta di Dalam Gelas (2010)
Sebelas Patriot (2011)
107.Ayu Utami : Pemimpin adalah seorang yang memimpikan sesuatu yang lebih baik dari
hari ini, lalu ia kembali pada hari ini, melihat apa yang tersedia, dan mulai membangun
mimpinya dari sana. Pimpinlah di posisi pilihanmu dan biarkan orang lain memimpin di
posisi yang mereka pilih.
Karya:
Saman (1999)
Larung (2001)
Bilangan Fu (2008)
Majali dan Cakrabirawa (2010)
Cerita Cinta Enrico
Lalita (2012)
Esai:
Si Parasit Lajang (2003)
108.Tisna Sanjaya : Pemimpin yang mencintai rakyatnya adalah sosok pemimpin yang hidup
di tengah-tengah rakyatnya yang menjadi ritme kehidupan keseharian, lebur, luluh,
guyub, dan antusias menghadapi tantangan kehidupan untuk tujuan menumbuhkan spirit
demi mencapai kebahagiaan bersama.
109.Cholil Mahmud : Dibutuhkan orang-orang yang mau terjun untuk menjalankan fungsi
partai politik yang masih macet, menolak pembodohan politik dalam masyarakat, mau
meningkatkan pentingnya kesadaran politik, turut memberdayakan masyarakat, serta
mengawasi jalannya roda pemerintahan.
110. Glenn Fredly : Jangan menyerah untuk sebuah kebenaran nurani yang kau yakini, kau
adalah raja-raja yang mengabdi untuk rakyatnya yang merdeka, jangan sia-siakan
perjuangan generasi sebelumnya, jadilah jawaban dan terang untuk generasimu.
111. Joko Anwar : Jadilah virus di air yang keruh untuk menjernihkannya kembali.
112. Melanie Subono : Jaga persaudaraan di atas kepentingan pribadi, hargai dan jaga warisan
budaya negeri, hindari korupsi, cintai negeri sendiri, lindungi kekayaan flora dan fauna,
hargai para pekerja wanita.
113. Pandji Pragiwaksono : Optimislah memajukan Indonesia.
114. Ridwan Kamil : Jadilah manusia terbaik, sudah cukup dengan ego dirinya. Konsisten
mencari upaya untuk selalu bermanfaat bagi mereka di luar dirinya. Ubahlah Indonesia
dengan masyarakat madani, berkelompok, bersatu, bersama-sama, berani berinisiatif.
115. Slank : Revolusi Cinta
116. A’ak Abdullah Al Kudus : Warisakanlah alam yang indah bagi generasi berikutnya.
117. Ahmad Bahruddin : Membangun kedaulatan desa. Galang kekuatan, berpijak pada nilai-
nilai agung universal, lepaskan cara pandang primordialis yang etnosentris, dengan
semangat kebersamaan yang pluralis, sehingga tak ada petani dan nelayan yang kerjanya
menghasilkan pangan tapi keadaannya kelaparan. Mulailah dari yang kita bisa.
118. Aleta Baun : Menjaga hutan dan alam dari eksploitasi tak bertanggung jawab.
119. Boedi Krisnawan Suhargo : Hidupkan kembali negeri ini, khususnya tanah dan pertanian
menuju kedaulatan pangan. Bela negara dalam persaudaraan dan semangat saling
mengasihi. Bangun perekonomian desa hingga pelosok negeri. Bersatu tanpa membeda-
bedakan.
120.Butet Manurung : Menjadi antropolog yang sebenarnya. Beri pencerahan bagi kaum
yang masih tertinggal
121.Lie Agustinus Dharmawan (Pendiri yayasan doctorSHARE) : “Menjemput bola” lewat
rumah sakit apung pertama di Indonesia. Bangga terhadap Indonesia mendasari tindakan
untuk memajukan negeri ini. Semua terwujud dalam tindakan nyata. Ingat bahwa banyak
masyarakat Indonesia yang masih belum beroleh akses kesehatan karena kendala dana
atau jarak yang jauh. Banyak yang masih belum tercukupi gizi usia dininya. Mulailah
berbagi pada sesama, melalui kerja keras yang konsisten dan tahan terhadap tantangan
dan cibiran. Berjuang untuk berdampak bagi orang lain.

Kosakata sulit :
 Akad
 Meronce
 Limbo
 Apparel
 Dinyana
 katabelece
 Tergradasi
 Madani
 Pengejawantahan
 Bayan
 Carik
 Bankir
 Nadir
 Deregulasi
 Ekuitas
 Resiliensi
 Rabuk
 Katarsis
 Kirana
 (perilaku) Misoginis
 (hukum) humaniter
 diskursus
 enigmatik
 avant garde
 ekstra vaganza
 filantropi
 alegoris
 akuntabilitas
 immerse
 ingenuity
 gerilya
 simpatik
 kemaslahatan
 jarik
 sepur
 papa
 membidani
 tercerabut
 menggangsir
 saban kali
 resistensi
 ajeg
 mengadvokasi
 liability
 demise (waktu)
 (insan) kamil
 mencangklong
 astronomis
 gradasi
 pakem
 tercenung
 korporat
 mafia
 galib
 terpekur
 zonder hierarki
 detasemen
 kartel
 antipositivisme

Anda mungkin juga menyukai