Anda di halaman 1dari 25

Pengertian Kebijakan Kesehatan

Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat
mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru dalam
masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau anggota
masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif.
Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation).
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang organisasi, atau
pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman untuk
manajemen dalam usaha mencapai sasaran tertentu.
Kebijakan berbeda makna dengan Kebijaksanaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kebijaksanaan adalah kepandaian seseorang menggunakan akal budinya (berdasar pengalaman
dan pangetahuannya); atau kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan.
Kebijaksanaan berkenaan dengan suatu keputusan yang memperbolehkan sesuatu yang
sebenarnya dilarang berdasarkan alasan-alasan tertentu seperti pertimbangan kemanusiaan,
keadaan gawat dll. Kebijaksanaan selalu mengandung makna melanggar segala sesuatu yang
pernah ditetapkan karena alasan tertentu.
Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara soial dan
ekonomi (RI, 1992).
Pengertian ini cenderung tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh WHO, yaitu: kesehatan
adalah suatu keadaan yang sempurna yang mencakup fisik, mental, kesejahteraan dan bukan
hanya terbebasnya dari penyakit atau kecacatan. Menurut UU No. 36, tahun 2009 Kesehatan
adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan pengambilan keputusan,
kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam pengelolaan program
– program kesehatan.
TUJUAN KEBIJAKAN PUBLIK
Setiap kebijakan yang dikeluarkan atau ditetapkan oleh pemerintah pasti memiliki tujuan. Tujuan
pembuatan kebijakan publik pada dasarnya untuk:
 Mewujudkan ketertiban dalam masyarakat
 Melindungi hak-hak masyarakat
 Mewujudkan ketenteraman dan kedamaian dalam masyarakat, dan
 Mewujudkan kesejahteraan masyarakat

CONTOH KEBIJAKAN PUBLIK


 Penetapan pajak daerah yang meliputi pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, penerangan
jalan, parkir dll.
 Penetapan retribusi. Misalnya retribusi jasa umum, jasa usaha, dan perizinan tertentu.
 Penetapan larangan pedagang kaki lima berjualan di trotoar
 Penetapan jalur bus dalam kota ataupun antarkota.

Ciri Ciri Kebijakan Publik


 Kebijakan Publik merupakan arahan tindakan dari seseorang, kelompok ataupun
pemerintah
 Kebijakan Publik dilakukan oleh seorang aktor
 Kebijakan Publik adalah sesuatu yang dikerjakan atau tidak dikerjakan pemerintah
 Kebijakn Publik adalah bentuk konkret negara dengan rakyatnya
 Kebijakan Publik merupakan serangkaian instruksi/ memerintah contohnya Undang
Undang

Dasar-dasar membuat kebijakan kesehatan:


1. Isu Strategis Pembangunan Kesehatan
Banyak masalah kesehatan dapat dideteksi dan diatasi secara dini di tingkat paling
bawah. Jumlah dan mutu tenaga kesehatan belum memenuhi kebutuhan. Pemanfaatan
pembiayaan kesehatan belum terfokus dan sinkron. Hasil sarana kesehatan bisa dijadikan
pendapatan daerah. Masyarakat miskin belum sepenuhnya terjangkau dalam pelayanan
kesehatan. Beban ganda penyakit dapat menimbulkan masalah lainnya secara fisik, mental
dan sosial
2. Visi Strategis Pembangunan Kesehatan
Dengan memperhatikan isu strategis pembangunan kesehatan tersebut dan juga
dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah, serta berbagai kecenderungan
pembangunan kesehatan ke depan maka ditetapkan visi pembangunan kesehatan oleh
Departemen Kesehatan yaitu Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi di mana masyarakat
Indonesia menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi
permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik
yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun
lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
3. Misi Strategis Pembangunan Kesehatan
Visi pembangunan kesehatan tersebut kemudian diejawantahkan melalui misi
pembangunan kesehatan, yakni Membuat Rakyat Sehat. Misi kesehatan ini kemudian
dijalankan dengan mengembangkan nilai-nilai dasar dalam pelayanan kesehatan yaitu
berpihak pada rakyat, bertindak cepat dan tepat, kerjasama tim, integritas yang tinggi,
transparansi dan akuntabilitas.

ASPEK KEBIJAKAN MELIPUTI IPOLEKSOSBUDHANKAM


Ideologi adalah Suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi.
Dalam Ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa.
Keampuhan ideologi tergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi
serta menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia. Suatu ideologi bersumber dari
suatu aliran pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
IDEOLOGI DUNIA
Liberalisme(Individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak semua orang
(individu) dalam masyarakat (kontraksosial). Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang
melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk
penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme mempunyai
nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan
individu secara mutlak. Tokoh: Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, Herbert Spencer,
Harold J. Laski
Komunisme(ClassTheory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
Golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis,
dalam upaya merebut kekuasaan / mempertahankannya, komunisme, akan:
Menciptakan situasi konflik untuk mengadu golongan-golongan tertentu serta menghalalkan
segala cara untuk mencapai tujuan.
Atheis, agama adalah racun bagi kehidupan masyarakat.
Mengkomuniskan dunia, masyarakat tanpa nasionalisme.
Menginginkan masyarakat tanpa kelas, hidup aman, tanpa pertentangan, perombakan masyarakat
dengan revolusi.

Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius. Bersumber pada
falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam
kehidupan dunia.

IDEOLOGI PANCASILA
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia.
Kelima sila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh sehingga pemahaman dan pengamalannya
harus mencakup semua nilai yang terkandung didalamnya.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi bangsa Indonesia yang
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang dari
luar/dalam, langsung/tidak langsung dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi
bangsa dan negara Indonesia.
Untuk mewujudkannya diperlukan kondisi mental bangsa yang berlandaskan keyakinan akan
kebenaran ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara serta pengamalannya yang
konsisten dan berlanjut.
Untuk memperkuat ketahanan ideologi perlu langkah pembinaan sebagai berikut:
Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subyektif.
Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu
membimbing dan mengarahkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara.
Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat
yang majemuk sebagai upaya untuk menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
Contoh para pemimpin penyelenggara negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal
yang sangat mendasar.
Pembangunan seimbang antara fisik material dan mental spiritual untuk menghindari tumbuhnya
materialisme dan sekularisme
Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam
mata pelajaran lain.

PENGARUH ASPEK POLITIK


Politik berasal dari kata politics dan atau policy yang berarti kekuasaan (pemerintahan) atau
kebijaksanaan. Politik di Indonesia:
DalamNegeri
Adalah kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD ’45 yang mampu
menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem yang unsur-
unsurnya :
Struktur Politik
Wadah penyaluran pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat dan sekaligus wadah
dalam menjaring/pengkaderan pimpinan nasional
Proses Politik
Rangkaian pengambilan keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan
umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan kepemimpinan yang akhirnya
terselenggara pemilu.
Budaya Politik
Pencerminan dari aktualisasi hak dan kewajiban rakyat dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara yang dilakukan secara sadar dan rasional melalui pendidikan politik
dan kegiatan politik sesuai dengan disiplinnasional.
Komunikasi Politik
Hubungan timbal balik antar berbagai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, baik
rakyat sebagai sumber aspirasi maupun sumber pimpinan-pimpinan nasional
Luar Negeri
Salah satu sasaran pencapaian kepentingan nasional dalam pergaulan antar bangsa. Landasan
Politik Luar Negeri = Pembukaan UUD ’45, melaksanakan ketertiban dunia, berdasar
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai
dengan kemanusiaan dan keadilan.
Politik Luar Negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas = Indonesia tidak memihak pada
kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif =
Indonesia dalam percayuran internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi
berperan atas dasar cita-citanya.
Untuk mewujudkan ketahanan aspek politik diperlukan kehidupan politik bangsa yang sehat dan
dinamis yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas politik yang bersadarkan Pancasila
UUD ’45.
Ketahanan pada aspek politik dalam negeri = Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum,
mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat. Kepemimpinan nasional
yang mengakomodasikan aspirasi yang hidup dalam masyarakat
Ketahanan pada aspek politik luar negeri = meningkatkan kerjasama internasional yang
saling menguntungkan dan meningkatkan citra positif Indonesia. Kerjasama dilakukan sesuai
dengan kemampuan dan demi kepentingan nasional. Perkembangan, perubahan, dan gejolak
dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama.memperkecil ketimpangan dan mengurangi
ketidakadilan dengan negara industri maju. Mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban
dunia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia. Melindungi kepentingan Indonesia dari
kegiatan diplomasi negatif negara lain dan hak-hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.
PENGARUH ASPEK EKONOMI
Perekonomian :
Aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat
meliputi: produksi, distribusi, dan konsumsi barang-barang jasa
Usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara individu maupun kelompok,
serta cara-cara yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak terhadap
kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem perekonomian liberal dengan
orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, sebaliknya
sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian oleh pemerintah
kurang peka terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.
Perekonomian Indonesia = Pasal 33 UUD ‘45
Sistem perekonomian sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk
mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal monopoli dan monopsoni
baik oleh pemerintah/swasta. Secara makro sistem perekonomian Indonesia dapat disebut
sebagai sistem perekonomian kerakyatan.
Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta
kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi nasional dengan daya saing tinggi dan
mewujudkan kemampuan rakyat.
Untuk mencapai tingkat ketahanan ekonomi perlu pertahanan terhadap berbagai hal yang
menunjang, antara lain:
Sistem ekonomi Indonesia harus mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan
merata.
Ekonomi Kerakyatan Menghindari :
Sistem free fight liberalism: Menguntungkan pelaku ekonomi yang kuat.
Sistem Etastisme: Mematikan potensi unit-unit ekonomi diluar sektor negara.
Monopoli : Merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita
keadilan social.
Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang antara sektor pertanian, perindustrian dan jasa.
Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama dibawah pengawasan anggota
masyarakat memotivasi dan mendorong peran serta masyarakat secara aktif.
Pemerataan pembangunan.
Kemampuan bersaing.

PENGARUH ASPEK SOSIAL BUDAYA


Sosial = Pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang mengandung nilai-nilai
kebersamaan, senasib, sepenanggungan, solidaritas yang merupakan unsur pemersatu
Budaya = Sistem nilai yang merupakan hasil hubungan manusia dengan cipta rasa dan karsa
yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama serta merupakan kekuatan pendukung penggerak
kehidupan.
Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam, lingkungan
psikologis, dan lingkungan sejarah.
Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh
budaya asing (local genuis). Local genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah
untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-budaya suku bangsa
(daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa.
Interaksi budaya harus berjalan secara wajar dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi
budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Identitas
bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar:
Religius
Kekeluargaan
Hidup seba selaras
Kerakyatan
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera
dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi
budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.

PENGARUH ASPEK HANKAM


Pertahanan Keamanan Indonesia adalah Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat Indonesia
sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan
negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan,
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang
kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah satu fungi utama
dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan
keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala
bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
Struktur kekuatan
Tingkat kemampuan
Gelar kekuatan
Untuk membangun postur kekuatan pertahanan keamanan melalui empat pendekatan:
Ancaman
Misi
Kewilayahan
Politik
Pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari luar dan menjadi tanggung jawab
TNI. Keamanan diarahkan untuk menghadapi ancaman dari dalam negeri dan menjadi tanggung
jawab Polri.
TNI dapat dilibatkan untuk ikut menangani masalah keamanan apabila diminta atau Polri
sudah tidak mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan darurat.
Secara geografis ancaman dari luar akan menggunakan wilayah laut dan udara untuk
memasuki wilayah Indonesia (initial point). Oleh karena itu pembangunan postur kekuatan
pertahanan keamanan masa depan perlu diarahkan kepada pembangunan kekuatan pertahanan
keamanan secara proporsional dan seimbang antara unsur-unsur utama.
Kekuatan Pertahanan = AD, AL, AU. Dan unsur utama Keamanan = Polri.
Gejolak dalam negeri harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan mengundang
campur tangan asing (link up) dengan alasan-alasan:
Menegakkan HAM
Demokrasi
Penegakan hukum
Lingkungan hidup
Mengingat keterbatasan yang ada, untuk mewujudkan postur kekuatan pertahanan keamanan
kita mengacu pada negara-negara lain yang membangun kekuatan pertahanan keamanan melalui
pendekatan misi yaitu = untuk melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi
(standing armed forces):
Perlawanan bersenjata = TNI, Polri, Ratih (rakyat terlatih) sebagai fungsi perlawanan rakyat.
Perlawanan tidak bersenjata = Ratih sebagai fungsi dari TIBUM, KAMRA, LINMAS
Komponen pendukung = Sumber daya nasional sarana dan prasarana serta perlindungan
masyarakat terhadap bencana perang.

Ketahanan pada Aspek Pertahanan Keamanan


Mewujudkan kesiapsiagaan dan upaya bela negara melalui penyelenggaraan SISKAMNAS.
Indonesia adalah bangsa cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
Pembangunan pertahanan keamanan ditujukan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas
keamanan.
Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan harus dilindungi.
Mampu membuat perlengkapan dan peralatan pertahanan keamanan.
Pembangunan dan penggunaan kekuatan pertahanan keamanan diselenggarakan oleh manusia-
manusia yang berbudi luhur, arif, bijaksana, menghormati HAM, menghayati nilai perang dan
damai.
TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang berpedoman pada Sapta Marga.
Polri sebagai kekuatan inti KAMTIBMAS berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya.

Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de
Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah
filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan
perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak
hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.(definisi ideologi
Marxisme)

5 isu strategi kesehatan untuk tahun depan yaitu 2015 -2019:


1. Status gizi dimana itu tentu harus kita cegah, dari yang kurang gizi maupun kelebihan gizi.
Gimana caranya rakyat punya status gizi optimal
2. Pemantapan Pembangunan Kesehatan Menuju Masyarakat Sehat, Mandiri, dan
Berkeadilan,
3. Mengenai penyakit menular dan penyakit tidak menular. Yang keempat, pembangunan
sistem kesehatan nasional Jaminan Kesehatan agar lebih optimal.
4. Yang sering dikeluhkan masyarakat mengenai JKN itu kan karena mereka kurang
mengetahui dan juga salah intrepretasi dalam JKN. Jadi kita akan mengsosialisakan lagi agar
semua masyarakat Indonesia benar-benar bisa memahami
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan. Jadi semua diharapkan merata sehingga tiap
rakyat bisa mengakses pelayanan kesehatan yang komprehensif.
Advokasi dalam Kesehatan Masyarakat

Pengertian Advokasi
Menurut Foss & Foss et al. (1980); Toulmin (1981), advokasi adalah upaya persuasif yang
mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan rekomendasi tindak
lanjutmengenai sesuatu ( Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo, 2005). Advokasi adalah usaha
mempengaruhi kebijakan publik melalui berbagai macam bentuk komunikasi persuasif (Johns
Hopkins School for Public Health). WHO (1989) seperti dikutip UNFPA dan BKKBN (2002),
mengungkapkan bahwa, “Advocacy is a combination on individual and social action design to
gain political commitment, policy support, social acceptance and systems support for particular
healrh goal or programme”.

Dapat disimpulkan bahwa advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang
dirancang untuk memperoleh komitmen politis, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan
sistem yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu.

Advokasi kesehatan adalah advokasi yang dilakukan untuk memperoleh komitmen atau
dukungan dalam bidang kesehatan, atau yang mendukung pengembangan lingkungan dan
perilaku sehat (DEPKES, 2007).

2. Tujuan Advokasi
Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), tujuan advokasi adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum
Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga,
dana, sarana, kemudahan, keikutsertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai
keadaan dan usaha.

Tujuan Khusus
Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.
Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan menerima perubahan.
Adanya tindakan/perbuatan/kegiatan nyata (yang diperlukan).
Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)

3. Sasaran dan Pelaku dalam Advokasi


Sasaran advokai kesehatan adalag berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan dukungan
terhadap upaya kesehatan, khususnya para pengambil keputusan dan penentu kebijakan di
pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, mitra di kalangan pengusaha/swasta, badan penyandang
dana, media masa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan. Semuanya bukan hanya
berpotensi mendukung, tetapi juga mentang atau berlawanan atau merugikan kesehatan.
Pelaku Advokasi adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya kesehatan, dan memandang perlu
adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut. Pelaku advokasi dapat berasal dari kalangan
pemerintah, swasta, perguruan tinggi, organisasi profesi, LSM, dan tokoh berpengaruh.
Diharapkan mereka memahamipermaalahan kesehatan, mempunyai kemampuan advokasi
khusunya melakukan pendekatan persuaif, dapat dipercaya, dan sedapat mungkin dihormati atau
setidaknya tidak tercela khusunya di depan kelompok saaran.

4. Pendekatan dan Langkah dalam Advokasi


Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan persuasif, secara dewasa,
dan bijak, sesuai keadaan, yang memungkinkan tukar pikiran secara baik (free choice). Menurut
UNFPA dan BKKBN (2002), terdapat lima pendekatan utama dalam advokasi, yaitu melibatkan
para pemimpin, bekerja sengan media massa, membangun kemitraan, memobilisasi massa, dan
membangun kapasitas. Strategi advokasi dilakukan melalui pembentukan koalisi, pengembangan
jaringan kerja, pembangunan institusi, pembuatan forum, dan kerjasama bilateral.

Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi (Menurut Depkes, 2007)


 Identifikasi dan analisis masalah atau isu yang memerlukan advokasi.
 Identifikasi dan analisis kelompok sasaran
 Siapkan dan kemas bahan informasi.
 Rencanakan teknik atau cara kegiatan operasional.
 Laksanakan kegiatan, pantau dan evaluasi serta lakukan tindak lanjut.
Visi Dan Misi Indonesia Sehat

1) Visi
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat,memiliki kemampuan untuk mengjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutusecara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-
tingginya di seluruh republic Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau
visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai:
INDONESIA SEHAT
Dengan adanya rumsan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah
lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari
polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman
yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan
masyarakat yang saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.Perilaku
masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah terjadinya resiko penyakit,melinduni diri dari ancaman penyakit serta
berpartisifasi akif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia
adalahlayanan yang berhasil guna dan berdaya guna yang tersebar secara merata di ndonesia.
Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara social danekonomis.
2) Misi
Untuk dapat mewujudkan visi INDONESIA SEHAT 2015, ditetapkan empat misi pembangunan
kesehatan sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukanoleh hasil kerja keras sector
kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasilkerja keras serta kontribusi positif berbagai sector
pembangunan lainnya.Untuk optimalisasi hasil kotribusi positif tersebut, harus dapat
diupayakanmasuknya wawasan kesehatan sebagai asas pokok program pembangunan.Dengan
perkataan lain untuk dapat terwujunya INDONESIA SEHAT 2015, parapenanggungjawab
program pembangunan harus memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua
kebijakanpembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif terhadap
kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan. Untuk dapatterlaksananya pembangunan yang
berwawsasankesehatan, adalah seluruhtugas yang berelemen dari system kesehatan untuk
berperan sebagaipenggerak utama pembanguanan nasional berwawasan.
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggungjawab bersama dari setiap individu,masyarakat, pemerintah dan
swasta. Apapun peran yang dimainkanpemerintah, tanpa kesadaran individu dan masyarakat
untuk secara mandirimenjaga kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Perilaku
yangsehat dan kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapat pelayanankesehatan yang
bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunankesehatan. Oleh karena itu, salah satu
upaya kesehatan pokok atau misisector kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat
untuk hidupsehat.
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,dan terjangkau.
Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,merata dan terjangkau
mengandung makna bahwa salah satu tanggungjawabsector kesehatan adalah menjamin
tersedianya pelayanan kesehatan yangbermutu,merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraanpelayanan kesehatan tidak semata-mata berada ditangan pemerintah,melainkan
mengikutsertakan sebesar-besarnya peran aktif segenap anggotamasyarakat dan berbagai potensi
swasta.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya
Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga danmasyarakat beserta
lingkungannya mengandyng makna bahwa tugas utamasector kesehatan adalah memelihara dan
meningkatkan kesehatan segenapwarga negaranya, yakni setiap individu,keluarga dan
masyarakat Indonesia,tanpa meninggakan upaya menyembuhkan penyakit atau
memulihkankesehatan penderita. Untuk terselenggaranya tugas ini penyelenggaraanupaya
kesehatan yang harus diutamakan adalah yang bersifat promotif danpreventif yang didukung
oleh upaya kuratif dan rehabilitative. Agar dapatmemelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakatdiperlukan pula terciptanya lingkungan yang sehat, dan oleh
karena itu tugas-tugas penyehatan lingkungan harus pula lebih dprioritaskan.
Hak dan Kewajiban Peserta BPJS Kesehatan
Hak Peserta
1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan kesehatan;
2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta prosedur pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan; dan
4. Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke
Kantor BPJS Kesehatan.
5.
Kewajiban Peserta
1. Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang besarannya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku ;
2. Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan, perceraian, kematian,
kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas kesehatan tingkat I;
3. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang yang tidak
berhak.
4. Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional


Ada 2 (dua) manfaat Jaminan Kesehatan, yakni berupa pelayanan kesehatan dan Manfaat
non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan
dari Fasilitas Kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
Paket manfaat yang diterima dalam program JKN ini adalah komprehensive sesuai
kebutuhan medis. Dengan demikian pelayanan yang diberikan bersifat paripurna (preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif) tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya premi bagi peserta.
Promotif dan preventif yang diberikan dalam konteks upaya kesehatan perorangan (personal
care). Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:
a) Penyuluhan kesehatan perorangan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai
pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b) Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri Pertusis Tetanus dan
HepatitisB (DPTHB), Polio, dan Campak.
c) Keluarga berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan tubektomi
bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana. Vaksin untuk
imunisasi dasar dan alat kontrasepsi dasar disediakan oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah.
d) Skrining kesehatan, diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi risiko
penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.
Meskipun manfaat yang dijamin dalam JKN bersifat komprehensif namun masih ada
yang dibatasi, yaitu kaca mata, alat bantu dengar (hearing aid), alat bantu gerak (tongkat
penyangga, kursi roda dan korset). Sedangkan yang tidak dijamin meliputi:
 Tidak sesuai prosedur
 Pelayanan diluar Faskes Yg bekerjasama dng BPJS
 Pelayanan bertujuan kosmetik
 General check up, pengobatan alternative
 Pengobatan untuk mendapatkan keturunan, Pengobatan Impotensi
 Pelayanan Kesehatan Pada Saat Bencana
 Pasien Bunuh Diri /Penyakit Yg Timbul Akibat Kesengajaan Untuk Menyiksa
Diri Sendiri/ Bunuh Diri/Narkoba

Pembiayaan
Pengertian
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur oleh
Peserta, Pemberi Kerja, dan/atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan (pasal 16,
Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan).
Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka olehBPJS
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkanjumlah peserta yang terdaftar
tanpa memperhitungkan jenis dan jumlahpelayanan kesehatan yang diberikan.
Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatankepada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan jumlahpelayanan kesehatan yang diberikan.
Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBG’sadalah
besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada FasilitasKesehatan Tingkat Lanjutan
atas paket layanan yang didasarkan kepadapengelompokan diagnosis penyakit.

Pembayar Iuran
1. Bagi Peserta PBI, iuran dibayar oleh Pemerintah.
2. Bagi Peserta Pekerja Penerima Upah, Iurannya dibayar oleh Pemberi Kerja dan Pekerja.
3. Bagi Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan Pekerja iuran dibayar
oleh Peserta yang bersangkutan.
4. Besarnya Iuran Jaminan Kesehatan Nasional ditetapkan melalui Peraturan Presiden dan
ditinjau ulang secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan
kebutuhan dasar hidup yang layak.

Pembayaran Iuran
Setiap Peserta wajib membayar iuran yang besarnya ditetapkan berdasarkan persentase dari
upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah nominal tertentu (bukan penerima upah
dan PBI). Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran
peserta yang menjadi tanggung jawabnya, dan membayarkan iuran tersebut setiap bulan kepada
BPJS Kesehatan secara berkala (paling lambat tanggal 10 setiap bulan). Apabila tanggal 10
(sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari kerja berikutnya. Keterlambatan
pembayaran iuran JKN dikenakan denda administratif sebesar 2% (dua persen) perbulan dari
total iuran yang tertunggak dan dibayar oleh Pemberi Kerja.
Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib membayar iuran
JKN pada setiap bulan yang dibayarkan palinglambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada
BPJS Kesehatan. Pembayaran iuran JKN dapat dilakukan diawal.
BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran JKN sesuai dengan Gaji
atau Upah Peserta. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS
Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Kerja dan/atau Peserta paling lambat
14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya iuran. Kelebihan atau kekurangan pembayaran
iuran diperhitungkan dengan pembayaran Iuran bulan berikutnya.
Iuran premi kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
pekerja informal. Besaran iuran bagi pekerja bukan penerima upah itu adalah Rp25.500 per
bulan untuk layanan rawat inap kelas III, Rp42.500 untuk kelas II dan Rp59.500 untuk kelas I.

Cara Pembayaran Fasilitas Kesehatan


BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan, BPJS Kesehatan
membayar dengan sistem paket INA CBG’s.
Mengingat kondisi geografis Indonesia, tidak semua Fasilitas Kesehatan dapat dijangkau
dengan mudah. Maka, jika di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan
Kapitasi, BPJS Kesehatan diberi wewenang untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme
lain yang lebih berhasil guna.
Semua Fasilitas Kesehatan meskipun tidak menjalin kerja sama dengan BPJS Kesehatan wajib
melayani pasien dalam keadaan gawat darurat, setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan
pasien dapat dipindahkan, maka fasilitas kesehatan tersebut wajib merujuk ke fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
BPJS Kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan yang tidak menjalin
kerjasama setelah memberikan pelayanan gawat darurat setara dengan tarif yang berlaku di
wilayah tersebut.

Kepesertaan
Beberapa pengertian:
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam)
bulan di Indonesia, yang telah membayar Iuran.
Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah, atau imbalan
dalam bentuk lain.
Pemberi Kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan lainnya
yang mempekerjakan tenaga kerja, atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai
negeri dengan membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan PBI JKN
dengan rincian sebagai berikut:
a) Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang
tidak mampu.
b) Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak
mampu yang terdiri atas:
1. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
 Pegawai Negeri Sipil;
 Anggota TNI;
 Anggota Polri;
 Pejabat Negara;
 Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri;
 Pegawai Swasta; dan
 Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang menerima
Upah.
2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya, yaitu:
 Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri dan
 Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima Upah.
 Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara asing
yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan.
3. Bukan Pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:
 Investor;
 Pemberi Kerja;
 Penerima Pensiun;
 Veteran;
 Perintis Kemerdekaan; dan
 Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e
yang mampu membayar Iuran.
4. Penerima pensiun terdiri atas:
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
d) Penerima Pensiun selain huruf a, huruf b, dan huruf c; dan
e) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf a sampai dengan huruf d yang mendapat hak pensiun.
f) Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:
1. Istri atau suami yang sah dari Peserta; dan
2. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta,
dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak
mempunyai penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 (dua puluh
satu) tahun atau belum berusia 25 (duapuluh lima) tahun yang masih
melanjutkan pendidikan formal.
3. Sedangkan Peserta bukan PBI JKN dapat juga mengikutsertakan
anggota keluarga yang lain.
g) WNI di Luar Negeri
Jaminan kesehatan bagi pekerja WNI yang bekerja di luar negeri diatur
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tersendiri.
h) Syarat pendaftaran
Syarat pendaftaran akan diatur kemudian dalam peraturan BPJS.
i) Lokasi pendaftaran
Pendaftaran Peserta dilakukan di kantor BPJS terdekat/setempat.

Prosedur pendaftaran Peserta


1. Pemerintah mendaftarkan PBI JKN sebagai Peserta kepada BPJS Kesehatan.
2. Pemberi Kerja mendaftarkan pekerjanya atau pekerja dapat mendaftarkan diri sebagai
Peserta kepada BPJS Kesehatan.
3. Bukan pekerja dan peserta lainnya wajib mendaftarkan diri dan keluarganya sebagai
Peserta kepada BPJS Kesehatan.

Hak dan kewajiban Peserta


Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan a) identitas
Peserta dan b) manfaat pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan.
Setiap Peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berkewajiban untuk:
1. membayar iuran dan
2. melaporkan data kepesertaannya kepada BPJS Kesehatan dengan menunjukkan identitas
Peserta pada saat pindah domisili dan atau pindah kerja.

Masa berlaku kepesertaan


1. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional berlaku selama yang bersangkutan membayar
Iuran sesuai dengan kelompok peserta.
2. Status kepesertaan akan hilang bila Peserta tidak membayar Iuran atau meninggal dunia.
3. Ketentuan lebih lanjut terhadap hal tersebut diatas, akan diatur oleh Peraturan BPJS.

Pentahapan kepesertaan
Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dilakukan secara bertahap, yaitu tahap pertama
mulai 1 Januari 2014, kepesertaannya paling sedikit meliputi: PBI Jaminan Kesehatan; Anggota
TNI/PNS di lingkungan Kementerian Pertahanan dan anggota keluarganya; Anggota Polri/PNS
di lingkungan Polri dan anggota keluarganya; peserta asuransi kesehatan PT Askes (Persero)
beserta anggota keluarganya, serta peserta jaminan pemeliharaan kesehatan Jamsostek dan
anggota keluarganya. Selanjutnya tahap kedua meliputi seluruh penduduk yang belum masuk
sebagai Peserta BPJS Kesehatan paling lambat pada tanggal 1 Januari 2019.

Pertanggung Jawaban BPJS


BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan
kepada Peserta paling lambat 15 (lima belas) hari sejak dokumen klaim diterima lengkap.
Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
BPJS Kesehatan dan asosiasi Fasilitas Kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam hal tidak ada kesepakatan atas
besaran pembayaran, Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN
yang diberikan. Asosiasi Fasilitas Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
Dalam JKN, peserta dapat meminta manfaat tambahan berupa manfaat yang bersifat non medis
berupa akomodasi. Misalnya: Peserta yang menginginkan kelas perawatan yang lebih tinggi
daripada haknya, dapat meningkatkan haknya dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan,
atau membayar sendiri selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dan biaya yang
harus dibayar akibat peningkatan kelas perawatan, yang disebut dengan iur biaya (additional
charge). Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi peserta PBI.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya, BPJS Kesehatan wajib
menyampaikan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan pengelolaan program dan laporan
keuangan tahunan (periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember). Laporan yang telah diaudit
oleh akuntan publik dikirimkan kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN paling lambat
tanggal 30 Juni tahun berikutnya. Laporan tersebut dipublikasikan dalam bentuk ringkasan
eksekutif melalui media massa elektronik dan melalui paling sedikit 2 (dua) media massa cetak
yang memiliki peredaran luas secara nasional, paling lambat tanggal 31 Juli tahun berikutnya.

Pelayanan
1. Jenis Pelayanan
Ada 2 (dua) jenis pelayanan yang akan diperoleh oleh Peserta JKN, yaitu
berupa pelayanan kesehatan (manfaat medis) serta akomodasi dan ambulans (manfaat
non medis). Ambulanshanya diberikan untuk pasien rujukan dari Fasilitas Kesehatan
dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan.
2. Prosedur Pelayanan
Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan pertama-tama harus memperoleh
pelayanan kesehatan pada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama. Bila Peserta memerlukan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, maka hal itu harus dilakukan melalui rujukan oleh
Fasilitas Kesehatan tingkat pertama, kecuali dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
3. Kompensasi Pelayanan
Bila di suatu daerah belum tersedia Fasilitas Kesehatan yang memenuhi syarat guna
memenuhi kebutuhan medis sejumlah Peserta, BPJS Kesehatan wajib memberikan
kompensasi, yang dapat berupa: penggantian uang tunai, pengiriman tenaga kesehatan
atau penyediaan Fasilitas Kesehatan tertentu. Penggantian uang tunai hanya digunakan
untuk biaya pelayanan kesehatan dan transportasi.
4. Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
Penyelenggara pelayanan kesehatan meliputi semua Fasilitas Kesehatan yang menjalin
kerja sama dengan BPJS Kesehatan baik fasilitas kesehatan milik Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan swasta yang memenuhi persyaratan melalui
proses kredensialing dan rekredensialing.
MAKALAH
KEBIJAKAN KESEHATAN

Disusun Oleh :
Ati Mudjiati
150127

AKADEMI KEPERAWATAN RS DUSTIRA


2017

Anda mungkin juga menyukai