Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU HAMA TUMBUHAN DASAR

“Teknik Monitoring Hama Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha


cramerella Snell) pada Tanaman Kakao”

Oleh :

KELOMPOK 1A :

1. Andi Sitti Rahimi HL D1E117023


2. Ai Rahma Damai Yanti D1E117003
3. Siti Nurfatimah D1E117055
4. Hasmirah D1E117033
5. Qifli Pancadiguna D1E117069
6. Djuang Muhajirin Lambiye D1E117029
7. Muh. Ucok Ade Saputra D1E117041
8. Asdar D1E117025

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelangsungan produksi kakao di Indonesia dihadapkan pada masalah hama


penggerek buah kakao (PBK, Conopomorpha cramerella Snell.). Luas serangan
sampai dengan Juni 2005 telah mencapai 348.753 Ha dari total areal pertanaman
kakao 780.000 Ha, dan sudah tersebar hampir di seluruh provinsi penghasil kakao di
Indonesia (Komunikasi pribadi dengan Direktorat Perlidungan Perkebunan, 2005)
dengan kerugian milyaran rupiah. Kerugian akibat serangan PBK merupakan
resultan dari penurunan berat biji, peningkatan persentase biji kualitas rendah,
kehilangan hasil dan meningkatnya biaya panen diakibatkan sulitnya memisahkan
biji yang terserang dari kulit buahnya. Serangan PBK di Sumatera Utara dengan
persentase buah terserang antara 16% sampai 95% dapat menyebabkan kehilangan
hasil antara 3% sampai 56%. Cukup beralasan jika masalah PBK ini merupakan
ancaman bagi kelangsungan produksi kakao di Indonesia.
Untuk menekan kehilangan hasil akibat serangan OPT tersebut, perlu
tindakan dengan komponen pengendalian terpadu yang sudah tersedia. Tindakan
pengendalian yang dilakukan akan berhasil dengan baik dan efektif apabila didukung
oleh data hasil monitoring perkembangan serangan OPT tersebut di lapangan.
Efektivitas dan efisiensi suatu teknik pengendalian ditentukan antara lain oleh
ketepatan saat pengendalian. Untuk menentukan saat yang tepat dalam pengendalian
PBK, diperlukan data perkembangan tingkat serangan OPT tersebut di lapangan.
Perkembangan tingkat serangan PBK dapat diketahui apabila metode monitoring
yang digunakan memiliki keakuratan yang tinggi. Teknik monitoring PBK
ditentukan oleh (1) pola produksi kakao, (2) pola serangan dan (3) gejala serangan.

1.2. Tujuan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Ilmu Hama Tumbuhan Dasar dan meningkatkan pemahaman mahasiswa
mengenai teknik monitoring hama penggerek buah kakao (conopomorpha
cramerella snell) pada tanaman kakao.
BAB II
PEMBAHASAN

A. CARA MONITORING/PEMANTAUAN

1. Teknik Pemantauan Berdasarkan Sensus Terhadap Semua Buah Masak


(Metode Standar).

Sebagai standar pengamatan untuk semua Perlakuan teknik pemantauan


serangan pbk. Pengamatan tingkat serangan pbk pada biji Dilakukan setiap putaran
panen buah. Semua Buah masak dibelah dan diamati serangan Pbknya. Persentase
serangan dihitung Berdasarkan rumus :

Data yang diperoleh digunakan sebagai standar bagi perlakuan yang lain.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

2. Teknik Pemantauan Berdasarkan Pengamatan Perubahan Warna Buah


(Gejala Visual PBK).
Pada teknik pemantauan ini dilakukan pengamatan terhadap buah-buah kakao
yang secara visual menunjukkan gejala terserang PBK, yaitu buah masak awal yang
berwarna belang kuning hijau atau kuning merah. Ukuran contoh pengamatan untuk
perlakuan ini adalah :
- 10% dari populasi pohon.
- 20% dari populasi pohon.
- 30% dari populasi pohon.
Pengamatan dilakukan terhadap jumlah buah yang menunjukkan gejala
terserang PBK per pohon dan jumlah buah pada setiap pohon contoh. Buah yang
diamati adalah buah-buah yang terletak pada batang utama, pada cabang primer
dengan 4 arah mata angin. Persentase serangan dihitung berdasarkan rumus :
Data hasil pengamatan dibandingkan dengan data hasil pengamatan metode
standar. Setiap teknik yang dicoba dilakukan oleh tiga orang pengamat yang berbeda.

3. Teknik Pemantauan Berdasarkan pengamatan serangan PBK terhadap


100 buah contoh saat panen
Teknik pemantauan ini adalah teknik yang sudah diterapkan selama ini, yaitu
dilakukan terhadap 100 buah contoh yang diambil secara acak setiap putaran panen.
Pengamatan gejala serangan PBK dilakukan dengan cara membelah buah dan
menghitung jumlah buah yang terserang. Persentase serangan PBK dihitung
berdasarkan rumus :

Data hasil pengamatan dibandingkan dengan hasil pengamatan metode standar.

4. Teknik Pemantauan Berdasarkan Pemasangan Perangkap (Trapping)


Terhadap Ngengat Pbk
Teknik pemantauan PBK dengan cara pemasangan perangkap mago
dilakukan dengan menggunakan dua macam perangkap yaitu pemasangan perangkap
menggunakan senyawa kimia dan perangkap rekat (sticky trap). Perangkap senyawa
kimia yang dicoba meliputi campuran metanol dan etanol dengan perbandingan 1:1;
1:2; 1:3 dan 1:4. Pada setiap campuran senyawa perangkap, dicoba dengan ditambah
ekstrak kulit kakao dan tanpa ekstrak kulit kakao. Selain campuran metanol dan
etanol, juga dicoba menggunakan perangkap senyawa kimia yang sudah tersedia di
pasaran, yaitu yang berbahan aktif methyl eugenol. Kapas yang telah dibasahi
dengan masing-masing senyawa dimasukkan dalam pipa plastik berdiameter 0,5 cm,
panjang 2 cm. Pipa plastik berisi kapas kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik
berlubang dan berisi air. Botol tersebut digantung pada pohon kakao. Setiap plot
percobaan dipasang 3 buah perangkap.
Pemasangan perangkap imago PBK dengan metode perangkap rekat
dilakukan menggunakan lem tikus yang tidak berbau dan tidak berwarna yang
dioleskan merata pada papan triplek ukuran 20x30 cm. Pada penelitian ini dicoba
menggunakan empat macam warna triplek, yaitu merah, kuning, biru dan putih.
perangkap rekat tersebut digantungkan di dekat buah pada cabang kakao dengan
ketinggian sekitar 2 m. Dalam setiap plot dipasang 3 buah perangkap untuk masing-
masing warna yang diletakkan secara diagonal. Pengamatan terhadap jumlah ngengat
yang terperangkap dilakukan mulai satu hari setelah pemasangan perangkap. Hasil
pengamatan jumlah imago yang terperangkap dibandingkan dengan data hasil
pengamatan metode standar.

5. Teknik Pemantauan Berdasarkan Pengamatan Bekas Lubang Masuk Atau


Lubang Keluar Pbk.
Teknik pemantauan PBK berdasarkan pengamatan bekas lubang masuk dan
ataulubang keluar PBK dilakukan pada pohon contoh. Ukuran contoh pengamatan
adalah 10%, 20% dan 30% dari total populasi pohon. Pengamatan dilakukan
terhadap jumlah buah yang ada bekas lubang masuk/ keluar PBK dan jumlah buah
keseluruhan per pohon. Pengamatan dibatasi pada ketinggian 2 m dari permukaan
tanah, yaitu terhadap semua buah yang terletak di batang utama dan cabang primer
arah 4 mata angin. Buah kakao yang mempunyai bekas lubang masuk atau lubang
keluar diasumsikan terserang PBK.

Hasil pengamatan dibandingkan dengan data hasil pengamatan metode


standar. Setiap teknik yang dicoba dilakukan oleh tiga orang pengamat yang berbeda.

6. Kriteria Keefektifan Teknik Pemantauan PBK Ditentukan Berdasarkan

 Ketepatan metode pengamatan dilihat dari persentase hasil pemantauan


terhadap metode standar. Uji yang digunakan untuk mengukur ketepatan adalah
Uji Kesamaan Sebaran χ2.
 Kecepatan pengamatan diukur berdasarkan prestasi kerja pengamat yang
melakukan alternatif metode pada luas areal tertentu.
B. HASIL MONITORING/ PEMANTAUAN OLEH (ENDANG DKK, 2005).

1. Hasil Pemantauan Berdasarkan Sensus Terhadap Semua Buah Masak


(Metode Standar).

Dari hasil pengamatan oleh (Endang dkk, 2005) diketahui bahwa teknik
pemantauan metode standar dengan mengamati serangan PBK pada seluruh buah
dipanen menunjukkan tingkat serangan PBK tertinggi, yang menunjukkan serangan
sesungguhnya di lapangan. Persentase serangan PBK pada masingmasing metode
pemantauan kemudian dibandingkan dengan hasil sensus serangan PBK (metode
standar) untuk mengetahui ketepatan pemantauan.

2. Teknik Pemantauan Berdasarkan Pengamatan Perubahan Warna Buah


(Gejala Visual PBK).
Teknik pemantauan dengan pengamatan gejala visual buah ternyata
menghasilkan ketepatan terendah dengan nilai χ2 antara 242,25–335,33. Ketepatan
pengamatan dengan teknik pemantauan berdasarkan pengamatan warna buah dan
teknik pemantauan berdasarkan bekas lubang masuk PBK sangat dipengaruhi oleh
keterampilan tenaga pengamat.

3. Teknik Pemantauan Berdasarkan pengamatan serangan PBK terhadap


100 buah contoh saat panen
Teknik pemantauan berdasarkan pengamatan serangan PBK pada 100 buah
dipanen menghasilkan ketepatan tertinggi yaitu dengan nilai χ2 yang terendah dan
tidak berbeda nyata dengan hasil sensus terhadap semua buah.

4. Teknik Pemantauan Berdasarkan Pemasangan Perangkap (Trapping)


Terhadap Ngengat Pbk
Pada perlakuan teknik monitoring menggunakan perangkap senyawa kimia
campuran methanol + etanol ditambah ekstrak kulit kakao maupun tanpa ekstrak
kulit kakao, ternyata tidak ditemukan ngengat PBK pada pengamatan satu hari
sampai dengan satu bulan sejak pemasangan perangkap. Demikian pula dengan
penggunaan senyawa kimia methyl eugenol juga tidak berhasil menangkap ngengat
PBK. Pada perangkap yang berisi methyl eugenol, serangga yang terperangkap bukan
PBK melainkan lalat buah. Teknik pemantauan menggunakan metode pemasangan
perangkap terhadap imago menggunakan perangkap dengan macam-macam warna
ternyata mampu menarik ngengat PBK, yang ditunjukkan oleh adanya ngengat PBK
yang terperangkap.
Pada pengamatan satu hari setelah pemasangan perangkap belum ditemukan
imago PBK yang terperangkap, tetapi pada pengamatan empat minggu setelah
pemasangan perangkap baru ditemukan imago PBK. Jumlah ngengat yang
terperangkap pada perangkap dengan bermacam-macam warna. Warna merah
merupakan warna yang lebih disukai oleh ngengat PBK, kemudian diikuti warna
kuning, putih dan biru (Hendarsih & Usyati, 1999).

5. Teknik Pemantauan Berdasarkan Pengamatan Bekas Lubang Masuk Atau


Lubang Keluar Pbk.

Pemantauan PBK Dengan pengamatan bekas lubang masuk/Keluar PBK


dengan nilai ketepatan (χ2) antara 243,45–282,87.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

1. Teknik pemantauan berdasarkan pengamatan gejala visual buah menghasilkan


ketepatan paling rendah dengan nilai χ2 antara 242,25—335,33 diikuti oleh
pemantauan PBK dengan pengamatan bekas lubang masuk/keluar PBK dengan
nilai ketepatan (χ2) antara 243,45-282,87.
2. Teknik pemantauan dengan pemasangan perangkap (trapping) terhadap imago
PBK menggunakan perangkap berwarna mampu menarik ngengat PBK dalam
waktu lebih dari satu minggu, dengan warna merah merupakan perangkap yang
berhasil menangkap imago PBK terbanyak. Perangkap menggunakan senyawa
kimia methyl eugenol atau campuran antaraekstrak kulit kakao dengan metanol
dan etanol belum mampu menarik ngengat PBK.

B. Saran

Dengan terselesainya makalah ini mari kita sebagai pelajar dapat


memanfaatkan masa remaja kita dalam rangka mengkaji keilmuan yang ada dalam
kehidupan di masyarakat terutama dalam masalah teknik monitoring/pemantauan
hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella Snell) pada tanaman kakao.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perkebunan (1983). Pedoman Pengenalan, Pengamatan dan


PengendalianHama Cacao Mot pada Tanaman Cokelat. Departemen
Pertanian. Dirjenbun.

Endang, S., Suryo W. dan Mufrihati. 2005. Pengembangan Teknik Pemantauan


Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Snell. Jurnal
Pelita Perkebunan. Vol. 21(3). Hal 159-168.

Hendarsih S. & N. Usyati (1999). Perangkap feromon seks untuk penggerek batang
padi kuning Scirpophaga incertulas. Jurn. Perlindungan Tanaman
Indonesia. Vol .5. Hal : 77—82.

Anda mungkin juga menyukai