Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

PENGANTAR BIOTEKNOLOGI PERLINDUNGAN TANAMAN


“Rekaya Genetik (Golden Rice)”

Oleh :

ANDI SITTI RAHIMI HL


NIM. D1E117023

PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk


hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata,
tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai
cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Saat ini dikenal istilah bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern.
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme
sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang
menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga
diperoleh produk yang diinginkan. Sedangkan bioteknologi modern adalah
bioteknologi yang menggunakan teknik rekayasa genetika, seperti rekayasa
rekombinan yaitu pemutusan dan penyambungan DNA, dengan cara kultur jaringan,
kloning, dan fusi sel.
Penerapan bioteknologi pada tanaman padi sebenarnya telah lama dilakukan
namun menjadi sangat terdengar ketika muncul golden rice pada tahun 2001 yang
diharapkan dapat membantu jutaan orang yang mengalami kebutaan dan kematian
dikarenakan kekurangan vitamin A dan besi. Vitamin A sangat penting untuk
penglihatan, respon kekebalan, perbaikan sel, pertumbuhan tulang, reproduksi,
hingga penting untuk pertumbuhan embrionik dan regulasi gen-gen pendewasaan.
Luasan lahan pertanian yang semakin sempit mengakibatkan produksi
perlahan harus ditingkatkan. Peningkatan ini tidak hanya berupa peningkatan bobot
panen namun juga nutrisi atau nilai tambah. Oleh sebab itu dari suatu luasan yang
sebelumnya hanya menghasilkan karbohidrat diharapkan dapat ditambah dengan
vitamin dan mineral. Hal inilah yang mendorong para peneliti padi mengembangkan
Golden Rice. Pada awalnya penelitian dilakukan untuk meningkatkan kandungan
provitamin A berupa beta karoten, dan saat ini fokus penelitian tetap dilakukan.
Nama Golden Rice diberikan karena butiran yang dihasilkan berwarna kuning
menyerupai emas. Rekayasa genetika merupakan metode yang digunakan untuk
produksi Golden Rice. Hal ini disebabkan karena tidak ada plasma nutfah padi yang
mampu untuk mensintesis karotenoid. Padi ini merupakan hasil rekayasa genetika.
Ide ini berangkat dari keprihatinan dijumpainya banyak anak-anak, terutama di Asia
dan Afrika, yang menderita kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A bisa
menyebabkan kebutaan dan memperburuk penderita diare, sakit pernafasan, dan
cacar air. Lalu dipikirkan bagaimana memenuhi asupan vitamin A secara praktis.
Maka padi menjadi pilihan utama, karena termasuk makanan pokok bagi hampir
seluruh penduduk dunia.

1.2. Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang di atas maka dapat diambil rumusan permasalahan


yaitu:
1. Gen apa sajakah yang terkandung dalam Golden Rice?
2. Dari mana asal gen Golden Rice?
3. Bagaimana proses pembuatan Golden Rice?
4. Apa dampak positif dari Golden Rice?

1.3. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini :


1. Mahasiswa dapat mengetahui gen yang terkandung dalam Golden Rice.
2. Mahasiswa dapat mengetahui asal gen Golden Rice.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pembuatan Golden Rice
4. Mahasiswa dapat mengetahui dampak positif dari Golden Rice.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gen Golden Rice

Golden Rice adalah beras diperkaya dengan beta-karoten, sebuah provitamin.


Ini dikembangkan untuk membantu mencegah kekurangan vitamin A dan
konsekuensinya sering parah dan kadang kadang mematikan dalam padi-makanan
popuasi di negara berkembang: di negara negara banyak orang yang terlalu miskin
untuk dapat embeli makanan yang seimbang dengan hijau, buah-buahan dan produk
produk hewani. Sayangnya hanya realistis untuk berasumsi bahwa sebagian besar
dari populasi ini akan tetap miskin dan kekurangangizi di massa mendatang.

Golden rice adalah kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa genetika
yang berasnya mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada bagian
endospermanya. Kandungan beta-karoten ini menyebabkan warna berasnya tersebut
tampak kuning-jingga sehingga kultivarnya dinamakan ‘Golden Rice’ (‘Beras
emas’). Pada tipe liar (normal), endosperm padi tidak menghasilkan beta-karoten dan
akan berwarna putih hingga putih kusam. Di dalam tubuh manusia, beta-karotena
akan diubah menjadi vitamin A. Kultivar padi ini dibuat untuk mengatasi defisiensi
atau kekurangan vitamin A yang masih tinggi prevalensinya pada anak-anak,
terutama di wilayah asia dan afrika. Nasi menjadi pangan pokok bagi sebagian besar
warga disana, dan kemiskinan sering kali tidak memungkinkan penyediaan sayuran
atau buah-bahan yang biasa menjadi sumber provitamin-A dalam menu makanan
sehari-hari.
Provitamin A berupa beta karoten. Beta karoten merupakan zat warna oranye
kekuningan, seperti pada tanaman wortel. Golden rice mengandung betakarotena dan
di dalam tubuh manusia betakarotena tersebut akan diubah menjadi vitamin-
A.Vitamin A yang ada di dalam beras ini sanggup mengatasi defisiensi atau
kekurangan Vitamin A pada manusia. Golden rice juga mempunyai kandungan
karbohidrat layaknya beras pada umumnya, juga mengandung zat besi (Fe).

2.2. Asal Gen Golden Rice

Rekayasa padi golden rice memang baru terdengar saat keberhasilan tersebut
termuat dalam jurnal Science pada tahun 2000. Namun sebenarnya sekitar sepuluh
tahun sebelumnya, ilmuwan Jepang telah mengawali mengisolasi gen yang menyandi
jalur biosintesa karotenoid dari bakteri fitopatogenik Erwinia uredovora. Dari
penelitian tersebut ditemukan bahwa gen CrtI mengkode enzim phytoene
desaturase yang bertanggung jawab untuk mengubah phytoene menjadi lycopene.

2.3. Proses Pembuatan Golden Rice

Beberapa tahun berselang, ilmuan Eropa melaporkan bahwa didalam biji padi
terdapat bahan dasar (prekusor) untuk biosintesis karotenoid, termasuk beta-karoten,
yaitu geranyl-geranyl diphosphate (GGDP). Namun secara alami biji padi tidak
menghasilkan phytoene karena terjadi penghambatan fugsi dari enzim phytoene
synthase (PHY) dalam mengubah GGDP menjadi phytoene. Meskipun demikian,
penghambatan fungsi enzin tersebut bisa dihilangkan dengan cara menginduksi gen
PHY dari tanaman daffodil (bunga narsus/bakung) dengan menggunakan prometer
spesifik untuk endosperma. Selain PHY dan Ctrl, masih ada satu enzim lagi yang
diperlukan untuk mengubah lycopene menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase
(LYC) yang juga berasal dari tanamman dattadil. Secara ringkas, rekayasa jalur
biosintesa betakaroten pada golden rice bisa dilihat pada skema berikut:
Jalur biosintesa beta-karoten bserta gen-gen yang terlibat didalam
pembentukannya. Hanya likopena siklase (Lycopene cyclase) yang tidak diintroduksi
dari sumber asing.
Golde Rice diciptakan oleh transformasi padi dengan duan karoten biosintesis gen-
beta:
 PSY (sintase phytoene) dari daffodil (Narcissus psedonarcissus)
 Ctrl dari tanah bakteri Erwina uredovora
 Penyisipan dari suatu Lcy (Lycopene) gen adenilat dianggap dierlukan, tetapi
penelitian lebih lanjut menunjukkan hal itu sudah diproduksi dalam jenis padi
endosperma-liar) Para psy dan srt 1 gen yang berubah menjadi nuklir genom beras
dan ditempatkan di bawah kontrol yang endosperm-spesifik promter, sehingga
mereka hanya dinyatakan dalam endosperm. Eksogen Lyc gen memiliki urutan
peptide transit terpasang sehingga ditargetkan ke plasmid, dimana difosfat
geranyl-geranyl pembentukan terjadi. Para bakteri crt 1 gen merupakan inklusi
penting untuk menyelesaikan jalur ini, karena dapat mengkatalisis beberapa
langkah dalam sintesis karotenoid, sedangkan langkah-langkah ini membutuhkan
lebih dari satu enzim dalam tanaman. Hasil akhir dari jalur rekayasa likopen,
tetapi jika tanaman akumulasi lycopene, beras akan merah. Analisis terakhir
menunjukkan endogen enzim tanaman proses lycopene beta-karoten dalam
endosperm, memberikan nasi warna kuning khusus untuk yang bernama. Beras
emas asli disebut SGR1.

2.4. Dampak Positif Golden Rice


Golden rice adalah kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa genetika
yang berasnya mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada bagian
endospermanya. Kandungan beta-karoten ini menyebabkan warna berasnya tersebut
tampak kuning-jingga sehingga kultivarnya dinamakan ‘Golden Rice’ (‘Beras
emas’). Pada tipe liar (normal), endosperm padi tidak menghasilkan beta-karoten dan
akan berwarna putih hingga putih kusam. Di dalam tubuh manusia, beta-karotena
akan diubah menjadi vitamin A. Kultivar padi ini dibuat untuk mengatasi defisiensi
atau kekurangan vitamin A yang masih tinggi prevalensinya pada anak-anak,
terutama di wilayah asia dan afrika. Nasi menjadi pangan pokok bagi sebagian besar
warga disana, dan kemiskinan sering kali tidak memungkinkan penyediaan sayuran
atau buah-bahan yang biasa menjadi sumber provitamin-A dalam menu makanan
sehari-hari.
Manfaat dari pembuatan beras emas (golden rice) adalah mampu
menyediakan rekomendasi harian yang dianjurkan dari vitamin dalam 100-200 gram
beras sehingga dengan mengkomsumsi beras emas (golden rice) ini dapat
menyediakan kebutuhan vitamin A dan karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh.
Mengatasi kekurangan vitamin A karena mengandung beta karoten tinggi.

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Dari penjelasan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa Golden rice adalah
kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa genetika yang berasnya
mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada bagian endospermanya. Asal gen
golden rice yaitu gen yang menyandi jalur biosintesa karotenoid dari bakteri
fitopatogenik Erwinia uredovora, ditemukan bahwa gen CrtI mengkode
enzim phytoene desaturase  yang bertanggung jawab untuk
mengubah phytoene menjadi lycopene. Golde Rice diciptakan oleh transformasi padi
dengan duan karoten biosintesis gen-beta. Manfaat dari pembuatan beras emas
(golden rice) adalah mampu menyediakan rekomendasi harian yang dianjurkan dari
vitamin dalam 100-200 gram beras sehingga dengan mengkomsumsi beras emas
(golden rice) ini dapat menyediakan kebutuhan vitamin A dan karbohidrat yang
diperlukan oleh tubuh. Mengatasi kekurangan vitamin A karena mengandung beta
karoten tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Beyer, P., Salim AL-Babili., Xudong Ye., Paola Lucca., Patrick Schaub., Ralf
Welsch and Ingo Patrykus. 2002. Golden Rice: Introducing the β-
carotene Biosynthesis Pathway into Rice Endosperm by genetic
Engineering to DefeatVitamin A Deficiency. The Journal of Nutrition.
20:506-510.

Hoa, T. T. C and Pham Trunf Nghia. 2010. Expression of β-carotene in Advance


Progenies Derived From Different Backcrosses of the High-Yielding
Rice Varieties to the Transgenic Golden Rice Line. Omonrice. 17:1-7.

Jo Bury, R.E and Rijvisschestraat. 2006. Facts Series Golden Rice. Belhium: VIB.

Karmana, Iwayan. 2009. Adopsi tanaman transgenik dan beberapa aspek


pertimbangannya. Ganec Swara. 3(2): 12-21.

Anda mungkin juga menyukai