NIM: E28321037
Padi emas adalah kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa
genetika yang berasnya mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada
bagian endospermanya.[1] Kandungan beta-karotena ini menyebabkan
warna berasnya tersebut tampak kuning-jingga[2] sehingga kultivarnya
dinamakan "padi emas" dan "beras emas". Pada tipe liar (normal),
endosperma padi tidak menghasilkan beta-karotena dan akan berwarna
putih hingga putih kusam. Di dalam tubuh manusia, beta-karotena akan
diubah menjadi vitamin A.[2]
HaKI padi emas dibeli oleh Melinda dan Bill Gate Foundation dari Syngenta,
kemudian diberikan kepada International Rice Research Institute (IRRI) untuk
diadaptasi dan dikembangkan di Negara Filipina, Bangladesh dan Vietnam.
IRRI memberikan dua hasil persilangan kepada Indonesia yaitu persilangan
antara IR64 dengan Kaybonnet GR2 yang saat ini sudah sampai generasi F5
(BC3F5) dan persilangan antara Ciherang dengan Kaybonnet GR2 saat ini baru
sampai generasi F1 (BC2F1). Apabila tidak ada halangan hasil persilangan
dengan IR64 akan dilepas tahun 2015 dan yang berasal dari persilangan dengan
Ciherang baru bisa dilepas tahun 2016, tentunya setelah lolos uji aman pangan
dan aman lingkungan.
Wakil Menteri Pertanian Dr. Rusman Heriawan, dalam kunjungannya ke Kebun
Percobaan (KP) Muara, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), Jumat
(8/3/2013), antusias mendengar penjelasan mengenai kemajuan perakitan padi
emas (golden rice) yang adaptif dan sesuai dengan selera konsumen di Indonesia.