Anggota :
Andika Taslimanurrohmin (
Midyanisa Yuniar ( 21 )
Muthia Abrory ( 22 )
Rafif Firjatullah (
Kelas : X MIA 2
B. Dasar Teori
Senyawa kovalen ada yang bersifar polar dan non polar. Hal tersebut berdasarkan pada
perbedaan kelektronegatifan antara atom – atom yang membentuk senyawa kovalen serta
memerhatikan bentuk molekul senyawa kovalen yang terjadi.
Senyawa Polar
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur –
unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai kelektronegatifitas
yang berbeda
Ciri – Ciri :
1. Dapat larut dalam air dan pelarut lain
2. Bentuk molekul asimetris
3. Memiliki kutub positif ( + ) dan kutub negatif ( - ), akibat tidak meratanya distribusi
elektron
4. Memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki
perbedaan keelektronegatifan
Contoh : alkohal, HCl, PCl3, H2O, N2O5
Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur – unsur
yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan mempunyai nilai
elektronegatifitas yang sama / hampir sama
Ciri – Ciri :
1. Tidak larut dalam air dan pelarut polar lain
2. Bentuk molekul simetris
3. Tidak memiliki kutub positif ( + ) dan negatif ( - ), akibat meratanya distribusi
elektron
4. Tidak memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau
elektrongatifitasnya sama
Contoh : Cl2, PCl5, H2, N2
Penggaris
Kain flanel
Benang Wol
Statif
Buret
Gelas Kimia
Corong
Larutan Aseton
Alkohol
Air
D. Cara Kerja
1. Pasang buret pada statif dan letakkan gelas kimia di bawahnya
2. Letakkan corong pada buret
3. Masukkan air melalui corong
4. Gosok – gosok penggaris plastik dengan kain flanel
5. Buka kran buret perlahan – lahan, dengan penggaris plastik yang sudah digosok ke
aliran air
6. Gerakkan penggaris plastik tersebut mendekat dan menjauh aliran air
7. Ganti air dengan alkohol
8. Lakukan perlakuan yang sama dengan air ( tahap 5 dan 6 )
9. Ganti alkohol dengan aseton
10. Lakukan perlakuan yang sama dengan air dan alkohol ( tahap 5 dan 6 )
11. Amati / rekam / foto yang terjadi
E. Hasil Pengamatan
F. Pembahasan
Air ( H2O )
Pada percobaan pertama, kita menggunakan air untuk percobaan. Dalam percobaan
tersebut dapat dilihat bahwa aliran air dari buret tidak dibelokkan oleh penggaris plastik yang
bermuatan listrik. Hal tersebut mendadakan bahwa air termasuk senyawa non polar.
Akan tetapi, senyawa H2O memiliki 2 atom H dan 1 atom O. Sehingga, H2O akan
memiliki 2 ikatan kovalen tunggal ( PEI ) dan memiliki 2 pasangan elektron bebas ( PEB )
yang menyebabkan H2O termasuk dalam senyawa polar. Karena itu, dalam percobaan
kelompok kami terdapat kesalahan dalam percobaannya.
Alkohol ( C2H5OH )
Pada percobaan kedua, kita mengganti air dengan alkohol. Dalam percobaan tersebut
dapat dilihat bahwa aliran alkohol dari buret dibelokkan oleh penggaris plastik yang
bermuatan listrik. Hal tersebut menandakan bahwa alkohol termasuk senyawa polar.
Aseton ( C3H6O )
Pada percobaan ketiga, kita mengganti alkohol dengan aseton. Dalam percobaan
tersebut dapat dilihat bahwa aliran aston dari buret dibelokkan oleh penggaris plastik yang
bermuatan listrik. Hal tersebut menandakan bahwa aseton termasuk senyawa polar.
Senyawa C3H6O memiliki 3 atom C, 6 atom H, dan 1 atom O. Sehingga C3H6O akan
memiliki 8 ikatan kovalen tunggal, 1 ikatan kovalen rangkap 2, dan 2 pasangan elektron
bebas ( PEB ) yang menyebabkan C3H6O termasuk dalam senyawa polar.
G. Kesimpulan
o Jika suatu senyawa didekatkan pada penggaris plastik yang bermuatan listrik maka
akan timbul reaksi yang berbeda – beda tergantung dari senyawa itu sendiri.
Reaksinya yaitu dari pembelokan cairan menjauhi penggaris ataupun cairan tidak
dibelokkan.
Jika cairan yang mengalir dibelokkan maka, senyawa tersebut dapat dipastikan
termasuk ke dalam senyawa yang bersifat polar
Jika cairan yang mengalir tidak dibelokkan maka, senyawa tersebut dapat
dipastikan termasuk ke dalam senyawa yang bersifat non polar
o Berdasarkan dari rumus kimia suatu senyawa yaitu punya atau tidaknya pasangan
elektron bebas, juga dapat diambil kesimpulan bahwa :
Suatu senyawa bersifat polar jika memiliki pasangan elektron bebas ( PEB )
Suatu senyawa bersifat non polar jika tidak memiliki pasangan elektron bebas (
PEB )
o Bedasarkan perbedaan keelektronegatifan suatu atom; semakin besar perbedaan
keelektronegatifan atom – atom dalam suatu senyawa maka, senyawa tersebut akan
semakin polar.
Lampiran
Foto Kelompok