Makalah Membuka Jalan Nafas
Makalah Membuka Jalan Nafas
Dosen pengampu :
Ns. Aguscik, S.Kep, M.Kes
Disusun oleh
Kelompok 4 tingkat III B :
1. Sucitra Astika Sari 6. Witri Khairul
2. Tia Rahma Djayanti 7. Yochika Oktapiani
3. Wahyu Kusuma Wardani 8. Yola Oktaviani
4. Waiz Al Qorniadi 9. Yuni Sariati
5. Windi Wahyuni 10. Yunita Anggraini
Puji syukur Penyusun Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dengan
judul “MEMBUKA JALAN NAFAS DENGAN ALAT (OPA) ATAU TANPA ALAT”
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, Penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik
yang bersifat membangun agar dalam Penyusunan makalah berikutnya akan lebih baik. Besar
harapan Penyusun, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua Pembaca pada
umumnya dan bagi mahasiswa khususnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu Airway Breathing
Management.
1
b. Tindakan Pembebasan Jalan Nafas (Airway Management) dengan
Tanpa Menggunakan Alat
c. Mengeluarkan benda asing pada saluran nafas
d. Penatalaksanaan Gangguan Ventilasi
e. Foreign Body Airway Obstruction (FBAO) / Sumbatan Karena
Benda Asing pada Jalan Nafas
f. Pengelolaan Fungsi Pernafasan (Breathing Management) dengan
Pernafasan Buatan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
L = Look/Lihat gerakan nafas atau pengembangan dada, adanya retraksi sela iga,
warna mukosa/kulit dan kesadaran
3
Gambar 1. Cara pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan.
Cara ini dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan.
OPA (Oro-pharyngeal Airway atau yang disebut juga guedel adalah alat bantu jalan
napas untuk menahan pangkal lidah dari dinding belakang faring.
Tujuan:
˗ Untuk mempertahankan jalan napas dari pasien yang tidak sadar dengan cara
menahan lidah menjauhi dinding posterior dari faring.
˗ Untuk digunakan sebagai penahan bagi pasien dengan endotrakeal tube.
Indikasi:
Peralatan:
Prosedur:
1. Cuci tangan
2. Pilihlah ukuran OPA / Guedel yang sesuai dengan pasien. Hal ini dimungkin
dilakukan dengan menempatkan jalan napas dipipi pasien dengan bagian datar
pada bibir. Ujung dari jalan napas harus pada dagu pasien.
3. Masukan jalan napas dengan mengikuti salah satu cara dibawah ini:
a. Balik jalan napas sehingga bagian atasnya menghadap ke muka. Mulai
untuk memasukan jalan napas ke mulut. Sebagaimana jalan napas
mendekati dinding posterior faring dekat lidah belakang, putar jalan
napas pada posisi yang seharusnya.
4
b. Gunakan penekan lidah, gerakkan lidah keluar untuk menghindari
terdorong ke belakang masuk faring posterior. Masukan OPA/ guedel
kedalam posisi yang seharusnya dengan bagian atas menghadap
kebawah. Tidak perlu diputar.
4. Jika reflek cegukan pasien terangsang, cabut jalan napas dengan segera dan
masukan kembali.
5. Untuk digunakan sebagai penahan, jalan napas dipotong, sehingga hampir
mendekati 2 cm keluar dari bagian yang datar (pada pasien dewasa)
6. Fiksasi jalan napas dengan plester dilekatkan di pipi dan melintasi bagian
datar dari jalan napas, pada bibir pasien. Jangan menutupi bagian terbuka dari
jalan napas. Harus berhati-hati untuk menjamin pasien tidak cegukan terhadap
jalan napas ketika direkatkan pada tempatnya. Perekatan dapat mencegah
pasien dari dislokasi jalan napas dan, karna itu pasien akan muntah segera ia
sadar kembali.
5
b. Membersihkan jalan nafas
1. Sapuan Jari (finger sweep)
Bila jalan nafas tersumbat karena adanya benda asing dalam rongga mulut
belakang atau hipofaring (gumpalan darah, muntahan, benda asing lainnya) dan
hembusan nafas hilang, maka lakukan teknik “Sapuan jari”
Cara : Miringkan kepala pasien. Buka mulut pasien dengan jaw thrust dan tekan
dagu kebawah bila otot rahang lemas (ermaresi maneuver), gunakan 2 jari kita
yang bersih (sebaiknya bungkus dengan sarung tangan atau kain/kasa) korek/gaet
semua benda asing dalam rongga mulut.
2. Head tilt
Dilakukan karena jalan nafas tertutup lidah pasien.
Cara :
Letakkan telapan di dahi pasien dan tekan kebawah, kepala tengadah sehingga
penyangga tidak tegang dan lidah terangkat kedepan
Perhatian
Cara ini tak dilakukan pada dugaan patah tulang leher
3. Chin Lift
Dilakukan dengan maksud mengangkat otot pangkal lidah kedepan
Cara :
Gunakan jari tengan dan jari telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien,
kemudian angkat dan dorong tulang kedepan
4. Jaw thrust
Walaupun head tilt dan chin lift sudah dilakukan seringkali jalan nafas belum
terbuka sempurna, maka teknik jaw thrust ini dilakukan
Cara :
Dorong sudut rahang kiri dan kanan kearah depan sehingga barisan gigi bawah
berada didepan barisan gigi atas, atau gunakan ibu jari kedalam mulut dan
bersama dengan jari-jari lain tarik dagu kedepan.
6
Miringkan kepala, gunakan 2 jari sapu/keluarkan semua benda asing di dalam
rongga mulut
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Advanced Paediatric Life Support. 3rd ed. London: BMJ Books 2001. Chapters 4 (Basic
life support); 5 (Advanced support of the airway and ventilation); 22 (Practical
procedures: airway and breathing).
Alkatiri J. Resusitasi Kardio Pulmoner dalam Sudoyo W. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid I. Edisi IV. FKUI. Jakarta. 2007. Hal. 173-7.
Brunner dan Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol. II, EGC: Jakarta
Fleisher G, Ludwig S (eds): Textbook of Pediatric Emergency Medicine (4th ed).
Philadelphia: Lippincott 2000. Chapters 1 (Resuscitation: pediatric basic and
advanced life support); 5 (Emergency airway management: rapid sequence
induction).
John, A, Boswick, 1997. Perawatan Gawat Darurat. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta
Purwadianto, Agus, dkk, 2000. Kegawatdaruratan Medik. Jakarta: Binarupa Aksara
Taussig L, Landau L, Le Souëf P; Martinez F; Morgan W; Sly P (eds) Pediatric
Respiratory Medicine. St Louis: Mosby 1999. Chapters 21 (Assisted ventilatory
support and oxygen treatment) and 25 (Lung trauma: toxin inhalation and ARDS)
sumberhttp://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com
http://belajaraskep.blogspot.com/2011/05/airway-management-pengelolaan-
jalan.html#ixzz5xoavLuGS