Anda di halaman 1dari 32

GOLONGAN VII B

Disusun Oleh:

Kelompok 5

1. Annisa Filantropie (06101281621016)


2. Febi Triwenita (06101181621009)
3. Indah Lestari (06101181621060)

Dosen pengampuh: Prof. Dr. Fakhili Gulo

PENDIDIKAN KIMIA 2016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji dan syukur bagi Allah SWT yang dengan Ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam selalu kita
haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW dan untuk para
keluarga, sahabat dan pengikut-pengikut beliau yang setia mendampingi beliau
sampai akhir zaman. Terimakasih kepada keluarga, dosen pengampuh mata kuliah
Kimia Anorganik, dan teman-teman yang terlibat dalam pembuatan makalah ini yang
dengan doa dan bimbingannya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
lancar.

Dalam makalah ini, dibahas materi tentan kimia unsur, utamanya unsur
Golongan VII B yang dibuat berdasarkan referensi dari berbagai sumber, diantaranya
buku dan internet. Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan
penulis dan pembaca mengenai kimia unsur, khususnya Golongan VII B. Penulis
menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan sebaik mungkin.

Indralaya, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... …4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6
2.1 Pengertian Unsur Golongan VII B ................................................................... 6
2.2 Sifat Fisika dari Unsur Golongan VII B ........................................................... 6
2.3 Unsur-unsur Golongan VII B ........................................................................... 7
2.3.1 Mangan (Mn) ............................................................................................. 7
2.3.2. Teknesium (Tc) ....................................................................................... 17
2.3.3. Renium (Re) ............................................................................................ 21
2.3.4 Bohrium (Bh) ........................................................................................... 27
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 30
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 30
3.2. Saran .............................................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam sistem periodik modern, terdapat golongan transisi yang berada di
antara golongan I A sampai golongan VIIA. Unsur-unsur transisi ini berada pada
periode 4 sampai 6 dalam tabel periodik modern. Urutan golongan dari unsur transisi
dari kiri ke kanan berturut-turut adalah Golongan IIIB, IVB, VB, VIIB, VIIB, VIIIB,
IB, dan IIB. Golongan VII B merupakan salah satu golongan transisi pada tabel
periodik unsur. Unsur– unsur yang termasuk golongan VII B adalah Mangan (Mn),
Teknesium (Tc), Renium (Re), dan Bohrium (Bh). Unsur-unsur golongan VII B
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah unsur Mangan.
Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja. Mangan digunakan dalam
paduan baja untuk meningkatkan karakteristik yang menguntungkan seperti kekuatan,
kekerasan, dan ketahanan. Selanjutnya adalah unsur Teknesium. Teknesium dapat
mencegah korosi dan stabil dalam melawan aktivitas neutron, sehingga dapat
digunakan untuk membangun reaktor nuklir. Renium digunakan sebagai bahan
kontak listrik karena tahan lama dan tahan terhadap korosi akibat percikan api.
Namun, disamping memiliki kegunaan, unsur-unsur golongan VII B juga memiliki
dampak atau bahaya bagi kehidupan manusia. Melihat banyaknya kegunaan dan
bahaya dari unsur–unsur golongan VII B, maka diperlukan berbagai pengetahuan
mengenai golongan tersebut seperti sumber, kelimpahan, sifat–sifat fisika dan kimia,
serta cara mengisolasi atau pembuatan unsur–unsur golongan VII B. Oleh karena itu,
makalah ini dibuat untuk memberikan informasi tentang unsur–unsur golongan VII
B.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa itu unsur-unsur Golongan VII B?


2. Bagaimana sejarah penemuan unsur-unsur Golongan VII B?

3. Bagaimana Sifat Fisik dan Kimia unsur-unsur Golongan VII B?

4. Bagaimana pembuatan unsur-unsur Golongan VII B?

5. Apa Saja Kegunaan dan Bahaya unsur-unsur Golongan VII B?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah sebagai erikut.

1. Untuk menjelaskan pengertian unsur-unsur golongan VII B.


2. Untuk menjelaskan Sejarah Penemuan Unsur Golongan VII B.
3. Untuk menjelaskan Sifat Fisik dan Kimia Unsur golongan VII B.
4. Untuk menjelaskan Pembuatan Unsur Golongan VII B.
5. Untuk menjelaskan Kegunaan dan Bahaya Unsur Golongan VII B.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Unsur Golongan VII B


Golongan VII B disebut juga golongan Mangan. Golongan VII B
mempunyai 4 unsur anggota yaitu mangan, teknesium, renium dan bohrium.
Golongan VII B mempunyai konfigurasi electron (n-1)d5ns2. Berikut ini tabel nomor
atom dan konfigurasi elektronnya:

Konfigurasi
Nama Unsur Nomor Atom Wujud
Elektron

Mangan 25 Padat (Ar)3d54s2

Teknesium 43 Padat (Kr)4d55s2


Renium 75 Padat (Xe)4f145d56s2
Bohrium 107 Padat (Rn)5f146d57s2

2.2 Sifat Fisika dari Unsur Golongan VII B


1. Jari-jari atom : Dari mangan sampai teknesium jari-jari atom semakin kecil,
sedangkan renium mempunyai jari-jari atom yang sama dengan teknesium
2. Titik didih : Dari atas ke bawah kecenderungan titik didih semakin besar
3. Titik leleh : Dari atas ke bawah titik leleh juga semakin besar
4. Keelektronegatifan : Dari mangan sampai teknesium keelektronegatifannya
semakin besar, sedangkan renium mempunyai keelektronegatifan yang sama
dengan teknesium
5. Energi ionisasi : Dari atas ke bawah energi ionisasi menunjukkan
ketidakaturan
6. Aktivitas kimia : Dari atas ke bawah aktivitas kimia semakin kecil
2.3 Unsur-unsur Golongan VII B

2.3.1 Mangan (Mn)


Mangan adalah kimia logam aktif, abu-
abu merah muda yang di tunjukkan pada symbol
Mn dan nomor atom 25. Ini adalah elemen
pertama di Grup 7 dari tabel periodik. Mangan
merupakan dua belas unsur paling berlimpah di
kerak bumi (sekitar 0,1%) yang terjadi secara
alamiah. Mangan merupakan logam keras dan
sangat rapuh. Sulit untuk meleleh, tetapi mudah teroksidasi. Mangan bersifat reaktif
ketika murni, dan sebagai bubuk itu akan terbakar dalam oksigen, bereaksi dengan air
dan larut dalam asam encer. Menyerupai besi tapi lebih keras dan lebih rapuh.

Sejarah

Asal usul nama mangan adalah kompleks. Pada zaman dahulu, dua mineral
hitam dari Magnesia di tempat yang sekarang menjadi Yunani modern sama-sama
disebut Magnes, tetapi dianggap berbeda dalam gender. Magnes laki-laki tertarik
besi, dan bijih besi yang sekarang kita kenal sebagai magnet atau magnetit, dan yang
mungkin memberi kami istilah magnet. Magnes wanita tidak menarik bijih besi,
tetapi digunakan untuk membuat tdk berwarna kaca. Magnes feminin ini kemudian
disebut magnesia, yang dikenal sekarang di zaman modern sebagai pyrolusite atau
mangan dioksida. Pada abad ke-16, mangan dioksida dipanggil mangaesum oleh
glassmakers.

Kaim Ignatius Gottfried (1770) dan Johann Glauber (abad ke XIV)


menemukan bahwa mangan dioksida dapat diubah menjadi permanganat, yang
berguna reagen laboratorium. Pada pertengahan abad ke-18 ahli kimia Swedia, Carl
Wilhelm Scheele digunakan mangan dioksida untuk menghasilkan klorin. Pertama
asam klorida, atau campuran encer asam sulfat dan natrium klorida itu bereaksi
dengan mangan dioksida, kemudian asam klorida dari proses Leblanc digunakan dan
mangan dioksida didaur ulang oleh proses Weldon. Produksi klorin dan hipoklorit
mengandung bleaching agen adalah konsumen besar bijih mangan.

Scheele dan kimia lainnya sadar bahwa dioksida mangan mengandung unsur
baru, tapi mereka tidak bisa mengisolasi itu. Johan Gottlieb Gahn adalah orang
pertama yang mengisolasi suatu sampel tidak murni logam mangan pada tahun 1774,
dengan mengurangi yang dioksida dengan karbon. Sekitar awal abad ke XIX, mangan
digunakan dalam pembuatan baja dan beberapa paten yang diberikan. Pada 1816, ia
mencatat bahwa menambah mangan untuk besi membuatnya lebih keras, tanpa
membuatnya lagi rapuh. Pada 1837, British akademik James Couper mencatat
hubungan antara eksposur berat untuk mangan di pertambangan dengan bentuk
penyakit Parkinson. Pada tahun 1912, konversi elektrokimia phosphating mangan
lapisan untuk melindungi senjata api terhadap karat dan korosi yang dipatenkan di
Amerika Serikat, dan telah melihat digunakan secara luas sejak saat itu.

Penemuan Leclanché sel pada tahun 1866 dan peningkatan berikutnya berisi
baterai mangan dioksida sebagai katodik depolarizer meningkatkan permintaan
mangan dioksida. Sampai pengenalan baterai nikel-cadmium dan lithium
mengandung baterai, sebagian besar berisi baterai mangan. The seng-karbon baterai
dan baterai alkali biasanya menggunakan mangan dioksida yang dihasilkan industri,
karena terjadi alam mangan dioksida mengandung kotoran. Pada abad ke-20, mangan
dioksida telah melihat komersial luas digunakan sebagai bahan katodik kepala sekali
pakai komersial sel kering dan baterai kering dari kedua standar (seng-karbon) dan
jenis basa.

Isotop

Mangan alami terdiri dari 1 stabil isotop; 55 Mn. 18 radioisotop telah


ditandai dengan yang paling stabil dengan 53 Mn dengan waktu paruh dari 3,7 juta
tahun, 54 Mn dengan waktu paruh dari 312,3 hari, dan 52 Mn dengan waktu paruh
5,591 hari. Semua sisa radioaktif isotop memiliki waktu paruh yang kurang dari 3
jam dan mayoritas ini memiliki waktu paruh yang kurang dari 1 menit.
Mangan merupakan bagian dari kelompokelemen besi, yang dianggap besar
disintesis oleh bintang, lama sebelum terjadi ledakan supernova. 53 Mn meluruh
sampai 53 Kr dengan kehidupan setengah dari 3,7 juta tahun. Karena relatif singkat
waktu paruhnya, 53 Mn terjadi hanya dalam jumlah kecil karena tindakan sinar
kosmik pada besi di batu . Mangan isotopik isinya biasanya dikombinasikan dengan
kromium isotopik menemukan isi dan aplikasi dalam isotop geologi dan penanggalan
radiometric.

Ketersediaan

Mangan membuat sampai sekitar 1000 ppm (0,1%) dari kerak bumi, sehingga
ke-12 unsur paling berlimpah di sana. Tanah mengandung mangan 7-9.000 ppm
dengan rata-rata 440 ppm. air laut yang hanya 10 ppm mangan dan suasana
mengandung 0,01 μg / m 3. Mangan ditemukan di alam dalam bentuk Pyrolusite
(MnO2), Brounite (Mn2O3), Housmannite (Mn3O4), Mangganite (Mn2O3.H2O),
Psilomelane [(BaH2O)2.Mn5O10] dan Rhodochrosite (MnCO3).

Yang paling penting adalah pyrolusite bijih mangan (MnO 2. Lebih dari
80% dari sumber daya Bijih mangan penting biasanya menunjukkan yang erat
kaitannya dengan bijih besi. Tanah yang berbasis mangan dunia dikenal ditemukan di
Afrika Selatan dan Ukraina, endapan mangan penting lainnya berada di Australia,
India, Cina, Gabon dan Brasil. Pada tahun 1978 diperkirakan 500 miliar ton nodul
mangan ada di di dasar laut. Usaha-usaha untuk menemukan metode ekonomis nodul
mangan panen ditinggalkan pada 1970-an.

Mangan adalah salah satu logam yang paling berlimpah di tanah, di mana
terjadi sebagai oksida dan hidroksida, dan siklus melalui oksidasi berbagai Negara.
Mangan adalah unsur penting untuk semua spesies. Beberapa organisme, seperti
diatom, moluska dan spons, mengumpulkan mangan. Ikan dapat memiliki hingga 5
ppm dan mamalia hingga 3 ppm dalam jaringan mereka, meskipun biasanya mereka
memiliki sekitar 1 ppm. Daerah pertambangan utama untuk Bijih mangan adalah
Afrika Selatan, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon dan Australia.

Di Indonesia, mangan telah ditemukan sejak 1854, yaitu terdapat di


Karangnunggal, Tasikmalaya (Jabar) tetapi baru dieksploitasi pada tahun 1930.
daerah-daerah lain yang mempunyai potensi mangan adalah Kulonprogo (Yogya),
pegunungan karang bolong (Kedu Selatan), Peg. Menoreh (magelang), Gunung
Kidul, Sumatera Utara Pantai Timur, aceh, dll.

Sifat – Sifat

Mangan logam yang sangat keras, rapuh, sedikit keabu-abuan masa jenis
7,2.Logam murni tak bereaksi dengan air tetapi bereaksi dengan uap air, larut dalam
asam. Dengan HNO3 yang sangat encer melepaskan H2.Pemanasan dalam N2 pada
suhu 12000C membentuk Mn3N2. mangan juga dapat bereaksi dengan karbon,
belerang dan klor.

Sifat fisika:

Fase Padat
Massa jenis(suhu kamar) 7.21 g/c m3
Titik lebur 1519 K
Titik didih 2334 K
Kalor peleburan 12.91 kJ/mol
Kalor penguapan 221 kJ/mol
Kapasitas kalor 26.32 J/mol K
Elektronegativitas 1.55
Energi ionisasi 717.3 kJ/mol
Jari-jari atom 140 pm
Sifat Kimia

a. Sifat-sifat oksida mangan


Mangan memiliki tingkat oksidasi lebih banyak dimana menyebabkan
mangan memiliki bebrapa sifat dari senyawa oksida mangan tersebut, yaitu:

Bilangan
No Oksida Sifat
oksidasi
Basa
1 MnO +2
MnO + H2SO4 → MnSO4 + H2O
Basa lemah
2 Mn2O3 +3
Mn2O3 + 6HCl → 2MnCl3 + 3H2O
Amfoter
3 MnO2 +4 MnO2 + 4HCl → MnCl2 + 2H2O + Cl2
MnO + Ca(OH)2 → CaO.MnO2 + H2O
Asam
4 MnO3 +6
3MnO4 + H2O → 2HMnO4 +MnO2
Asam
5 Mn2O7 +7
Mn2O7 + H2O → 2HMnO4
b. Reaksi kimia

1. Reaksi dengan air

Mangan bereaksi dengan air dapat berubah menjadi basa secara perlahan dan gas
hidrogen akan dibebaskan sesuai reaksi:

Mn(s) + 2H2O → Mn(OH)2 +H2

2. Reaksi dengan udara

Logam mangan terbakar di udara sesuai dengan reaksi:

3Mn(s) + 2O2 → Mn3O4(s)


3Mn(s) + N2 → Mn3N2(s)

3. Reaksi dengan halogen

Mangan bereaksi dengan halogen membentuk mangan (II) halida, reaksi:


Mn(s) +Cl2 → MnCl2

Mn(s) + Br2 → MnBr2

Mn(s) + I2 → MnI2

Mn(s) + F2 → MnF2

Selain bereaksi dengan flourin membentuk mangan (II) flourida, juga menghasilkan
mangan (III) flourida sesuai reaksi:

2Mn(s) + 3F2 → 2MnF3(s)

4. Reaksi dengan asam

Logam mangan bereaksi dengan asam-asam encer secara cepat menghasilkan gas
hidrogen sesuai reaksi:

Mn(s) + H2SO4 → Mn2+(aq) + SO4 2-(aq) + H2(g)

Pembuatan
Mangan diperoleh dengan ekstraksi oksida-oksidanya dari tambang bijihnya.
Prosesnya ada beberapa cara antara lain:

1. Reduksi dengan karbon

Oksida mangan yang telah diekstraksi dicampur dengan karbon lalu dipanaskan,
sehingga terjadi reaksi:

Mn3O4 + 4C → 3Mn + 4CO

MnO +2C → Mn + 2CO


2. Proses alumino thermic

Bijih dicuci dengan mengalirkan air dan dipanggang dengan dialiri udara lalu
dipanaskan terus sampai pijar(merah) dimana MnO2 akan berubah menjadi Mn3O4

MnO2 → Mn3O4 + O2

Oksida yang terbentuk dicampur dengan bubuk aluminium dalam krus, lalu ditimbuni
dengan bubuk magnesium dan barium peroksida. Reduksi terjadi dalam pemanasan

3Mn3O4 + 8Al → 4Al2O3 + 9Mn

3. Metode elektrolisa

Mangan secara besar-besaran diprodiuksi dengan cara ini:

 Bijih digiling dan dipekatkan dengan proses gravity.Bijih yang sudah


dipekatkan dipanggang (elumino proses) sampai terbentuk Mn3O4.
 Mn3O4 diubah menjadi MnSO4.
 Mn3O4 dipanaskan bersama H2SO4 encar maka terbentuk MnSO4 (larut) dan
MnO2 (tak larut). MnO2 dapat dipijarkan lagi menjadi Mn3O4 dan proses
diulang seperti diatas.Elektrolisa larutan MnSO4 dielektrolisa menggunakan
katoda merkuri. Mangan dibebaskan pada katoda ini membentuk amalgam.
Selanjutnya amalgam didestilasi dimana Hg akan menguap lebih dulu dan
tinggal mangan.

Kegunaan

Mangan sangat penting untuk produksi besi dan baja. Mangan adalah
komponen kunci dari biaya rendah formulasi baja stainless dan digunakan secara luas
tertentu. Mangan digunakan dalam paduan baja untuk meningkatkan karakteristik
yang menguntungkan seperti kekuatan, kekerasan dan ketahanan.Mangan digunakan
untuk membuat agar kaca tdk berwarna dan membuat kaca berwarna ungu.
Mangan dioksida juga digunakan sebagai katalis. Selain itu Mangan
digunakan dalam industri elektronik, di mana mangan dioksida, baik alam atau
sintetis, yang digunakan untuk menghasilkan senyawa mangan yang memiliki
tahanan listrik yang tinggi; di antara aplikasi lain, ini digunakan sebagai komponen
dalam setiap pesawat televisi.

Mangan merupakan salah satu mineral yang digunakan oleh beberapa orang
untuk membantu mencegah keropos tulang dan mengurangi gejala yang mengganggu
terkait dengan sindrom pramenstruasi (PMS).Methylcyclopentadienyl mangan
tricarbonyl digunakan sebagai aditif dalam bensin bebas timbel bensin untuk
meningkatkan oktan dan mengurangi ketukan mesin.Mangan dalam senyawa
organologam yang tidak biasa ini adalah dalam bilangan oksidasi

Mangan (IV) oksida (mangan dioksida, MnO 2) digunakan sebagai reagen


dalam kimia organik untuk oksidasi dari benzilik alkohol (yaitu bersebelahan dengan
sebuah cincin aromatik). Mangan dioksida telah digunakan sejak jaman dahulu untuk
menetralkan oksidatif kehijauan semburat di kaca disebabkan oleh jumlah jejak
kontaminasi besi. MnO 2 juga digunakan dalam pembuatan oksigen dan klorin, dan
dalam pengeringan cat hitam. Dalam beberapa persiapan itu adalah cokelat pigmen
yang dapat digunakan untuk membuat cat dan merupakan konstituen alam Umber.

Mangan (IV) oksida digunakan dalam jenis asli sel kering baterai sebagai
akseptor elektron dari seng, dan merupakan bahan kehitaman yang ditemukan saat
membuka seng karbon-jenis sel senter. Mangan dioksida yang direduksi ke mangan
oksida-hidroksida MnO (OH) selama pemakaian, mencegah pembentukan hidrogen
pada anoda baterai. Mangan juga penting dalam fotosintesis oksigen evolusi dalam
kloroplas pada tumbuhan.

Selain itu sebagai bahan campuran dalam pembuatan ferromangan (70-80%


Mn), besimangan (13% Mn), manganin (campuran Cu, Mn, Ni). Bahan pembuat
isolato.Beberapa senyawa mangan ditambahkan ke bensin untuk menambah nilai
oktan dan menurunkan ketukan mesin. Untuk pembuatan as roda, keramik dan saklar
rel. Digunakan untuk pewarnaan kaca dan dalam konsentrasi tinggi untuk pewarnaan
batu permata/Digunakan untuk mencegah karat atau korosi pada baja

Bahaya

Mangan adalah senyawa yang sangat umum yang dapat ditemukan di mana-
mana di bumi. Mangan adalah salah satu dari tiga elemen penting beracun, yang
berarti bahwa tidak hanya perlu bagi manusia untuk bertahan hidup, tetapi juga
beracun ketika terlalu tinggi konsentrasi hadir dalam tubuh manusia.

Pengambilan mangan oleh manusia terutama terjadi melalui makanan,


seperti bayam, teh dan rempah-rempah. Bahan makanan yang mengandung
konsentrasi tertinggi adalah biji-bijian dan beras, kacang kedelai, telur, kacang-
kacangan, minyak zaitun, kacang hijau dan tiram. Setelah penyerapan dalam tubuh
manusia mangan akan diangkut melalui darah ke hati, ginjal, pankreas dan kelenjar
endokrin.

Efek mangan terjadi terutama di saluran pernapasan dan di otak. Gejala


keracunan mangan adalah halusinasi, pelupa dan kerusakan saraf. Mangan juga dapat
menyebabkan Parkinson, emboli paru-paru dan bronkitis.

Ketika orang-orang yang terkena mangan untuk jangka waktu lama mereka
menjadi impoten. Suatu sindrom yang disebabkan oleh mangan memiliki gejala
seperti skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.Karena
Mangan merupakan elemen penting bagi kesehatan manusia kekurangan mangan juga
dapat menyebabkan efek kesehatan. Ini adalah efek berikut:

- Kegemukan
- Glukosa intoleransi
- Darah pembekuan
- Masalah kulit
- Menurunkan kadar kolesterol
- Gangguan Skeleton
- Kelahiran cacat
- Perubahan warna rambut
- Gejala Neurological

Dalam konsentrasi tinggi mangan merupakan senyawa beracun tapi tidak


lebih beracun dari besi,nikel dan tembaga.Debu dan uap mangan tidak boleh melebihi
batas 5mg/m3 untuk dihirup dalam waktu yang singkat . Keracunan mangan dapat
mengakibatkan gangguan motorik dan gangguan kognitif.

Dampak lingkungan Mangan

Senyawa mangan secara alami ada dalam lingkungan sebagai padatan di


dalam tanah dan partikel kecil di dalam air. Partikel mangan di udara yang hadir
dalam partikel debu. Biasanya ini menetap ke bumi dalam waktu beberapa hari.

Manusia meningkatkan konsentrasi mangan di udara oleh kegiatan industri


dan melalui pembakaran bahan bakar fosil. Mangan yang berasal dari sumber
manusia juga dapat memasukkan air permukaan, air tanah dan air limbah. Melalui
penerapan pestisida mangan, mangan akan memasuki tanah.

Untuk hewan, mangan adalah komponen lebih penting dari tiga puluh enam
enzim yang digunakan untuk karbohidrat, protein dan metabolisme lemak. Jika
Binatang makan terlalu sedikit mengadung mangan menyebabkan gangguan
pertumbuhan normal, pembentukan tulang dan reproduksi akan terjadi.

Untuk beberapa hewan dosis yang mematikan sangat rendah, yang berarti
mereka memiliki sedikit kesempatan untuk bertahan lebih kecil. Dosis mangan bila
melebihi dosis yang esensial. Zat mangan dapat menyebabkan paru-paru, hati dan
gangguan pembuluh darah, penurunan tekanan darah, kegagalan dalam
perkembangan janin hewan dan kerusakan otak. Ketika penyerapan mangan terjadi
melalui kulit dapat menyebabkan kegagalan tremor dan koordinasi. Akhirnya, tes
laboratorium dengan hewan telah di uji menunjukkan bahwa keracunan mangan
parah harus bahkan dapat menyebabkan perkembangan tumor dengan binatang.
Pada tumbuhan ion mangan diangkut ke daun setelah pengambilan dari
tanah. Bila terlalu sedikit mangan dapat diserap dari tanah ini menyebabkan
gangguan pada mekanisme tanaman. Misalnya gangguan dari pembagian air untuk
hidrogen dan oksigen, di mana mangan memainkan peranan penting.

Mangan dapat menyebabkan keracunan dan kekurangan baik gejala pada


tumbuhan. Bila pH tanah rendah kekurangan mangan lebih umum. Konsentrasi
mangan Sangat beracun dalam tanah dapat menyebabkan pembengkakan dinding sel,
layu dari daun dan bercak-bercak cokelat pada daun. Kekurangan juga dapat
menyebabkan efek tersebut. Antara konsentrasi dan konsentrasi beracun yang
menyebabkan kekurangan area kecil konsentrasi untuk pertumbuhan tanaman yang
optimal dapat dideteksi.

2.3.2. Teknesium (Tc)


Teknesium adalah suatu unsur kimia dalam table
periodik yamg mempunyai lambang Tc dan nomor atom
43. Logam teknesium berwarna putih keabu-abuan. Isotop
yamg paling stabil adalah 69Tc dengan waktu paruh 2.2 x
105 tahun.

Sejarah

Semula diduga bahwa unsur bernomor 43 diperkirakan adalah dasar dari


tabel periodik. Hal ini baru diketahui salah pada tahun 1925. Saat itu, teknesium
dikenal sebagai masurium. Unsur ini sebenarnya ditemukan oleh Perrier dan Segre di
Itali pada tahun 1937. Teknesium juga ditemukan bersamaan dalam sampel
molibdenum yang dikirim oleh E. Lawrence, yang ditembak dengan deutron dalam
siklotron Berkeley. Teknesium adalah unsur pertama yang dihasilkan secara buatan.
Sejak penemuan Teknesium, semua penelitian mengenai unsur yang berkaitan dengan
bumi terus dilakukan. Akhirnya pada tahun 1962, Teknesium – 99 diisolasi dan
diidentifikasi dari bijih kaya uranium Afrika, hanya dalam hitungan menit, sebagai
hasil reaksi fisi spontan Uranium-238 oleh B.T Kenna dan P.K Kuroda. Jika
teknesium benar-benar ada, maka konsentrasinya sangat kecil. Teknesium ditemukan
dalam spektrum bintang tipe S, M, dan N, dan keberadaannya dalam spektrum
bintang mengarah pada teori baru yakni, produksi unsure berat di bintang-bintang.

Isotop

Ada 22 isotop teknesium dilaporkan, dengan kisaran massa dari 90 – 111.


Semua isotop teknesium bersifat radioaktif. Teknesium adalah salah satu dari dua
unsur dengan massa atom lebih kecil dari 83 yang tidak memiliki isotop stabil.;
sementara unsur lainnya adalah promethium (dengan massa atom 61). Teknesium
memiliki tiga isotop dengan masa paruh waktu radioaktif yang cukup panjang yaitu:
97Tc (T1/2 = 2.6 x 10 6tahun), 98 Tc (T1/2 = 4.2 x 10 6tahun) dan 99 Tc (T1/2 = 2.1 x 10 5

tahun). Isotop 97 Tc dalam keadaaan meta (meluruh) dengan paruh waktu (T1/2 = 61
hari) digunakan dalam dunia penyelidikan (forensik). Namun, isotop Tc yang paling
berguna adalah 99 Tc yang berada dalam kondisi meta state (T1/2 = 6.01 jam)
digunakan dalam dunia medis yang memanfaatkan isotop radioaktif, karena masa
parauh waktu yang pendek, energy sinar gamma yang dipancarkan, dan kemampuan
Teknesium untuk berikatan secara kimiawi dengan banyak molekul biologis yang
aktif. Oleh karena 99 Tc merupakan hasil reaksi fisi dari uranium dalam reactor nuklir,
maka produksi skala besar telah dilakukan selama beberapa tahun ini. Saat ini,
terdapat sejumlah kilogram technetium telah tersedia.

Keberadaan

Logam dan senyawa teknesium jarang ditemukan di alam. Kebanyakan


diperoleh dari radiasi kosmik yang sangat kuat dari Mo (molybdenum), Nb
(niobium), Ru (Ruthenium) atau melalui pemecahan spontan dari uranium. Semua
isotop teknesium bersifat radioaktif.

Hingga tahun 1960, technetium hanya tersedia dalam jumlah yang sedikit
dan harganya cukup tinggi, yakni $2800/gram. Sekarang, technetium sudah tersedia
secara komersil di bawah izin O.R.N.L (Oak Ridge National Laboratory, yayasan
milik Departemen Energi Amerika Serikat) dengan harga $60/gram.

Sifat-sifat

Teknesium adalah logam abu-abu keperak-perakan yang dapat menjadi


kusam perlahan -lahan dalam udara lembab. Bilangan oksidasi Teknesium adalah +7,
+5, dan +4 . Sebagai oksidator, technetium (VII) akan terdapat sebagai ion
pertekhnetat, TcO4-.

Sifat kimia teknesium dilaporkan mirip dengan rhenium. Teknesium larut


dalam asam nitrat, aqua regia, dam asam sulfat pekat, tapi tidak dapat larut dalam
asam klorida dalam berbagai konsentrasi. Insur ini merupakan penghambat korosi
yang luar biasa untuk baja. Logam ini adalah superkonduktor yang sempurna pada
suhu 11 K dan di bawah suhu 11K.

Sifat Fisika :

Fase Padat
Massa jenis(suhu kamar) 11 g/c m3
Titik lebur 2430 K
Titik didih 4538 K
Kalor peleburan 33.29 kJ/mol
Kalor penguapan 585.2 kJ/mol
Kapasitas kalor 24.27 J/mol K
Elektronegativitas 1.9
Energi ionisasi 703 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Avinitas elektron -53 kJ/mol
Sifat Kimia :

Reaksi kimia

1.Reaksi dengan air

Teknesium tidak beraksi dengan air

2.Reaksi dengan udara

Teknesium dalam bentuk bubuk dan sponge lebih reaktif. Ketika dibakar dengan
oksigen menghasilkan teknesium (VII) oksida sesuai reaksi :

4Tc(s) + 7O2(g) → 2Tc2O7(s)

3.Reaksi dengan halogen

Teknesium direaksikan dengan fluorin menghasilkan campuran teknesium (VI)


fluoride, sesuai reaksi :

Tc(s) + F2(g) → TcF6(s)

2Tc(s) + 7F2(g) → 2TcF7(s)

4.Reaksi dengan asam

Teknesium tidak larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam hidroflourik (HF).
Teknesium dapat larut dalam asam nitrit (HNO3) atau H2SO4, dimana dalam
keduanya akan teroksidasi untuk membentuk larutan asam perteknetik (HTcO4), yang
memiliki bilangan oksidasi stabil +7.

Pembuatan

Teknesium dibuat pertama kali dengan menembakkan molybdenum dengan


deuteron (hydrogen berat) di siklotron dan merupakan elemen buatan pertama. Di
bumi teknesium diproduksi melalui peluruhan uranium 235 di reactor nuklir.
Teknesium juga dideteksi pada spektra bintang dan matahari
Kegunaan

Teknesium dapat mencegah korosi dan stabil dalam melawan aktivitas


neutron, sehingga dapat digunakan untuk membangun reactor nuklir. Telah
dilaporkan bahwa baja karbon yang lunak dapat dilindungi dari korosi secara efektif
dengan konsentrasi KTcO4 sekecil 55 ppm dalam air suling yang diaerasi pada suhu
250oC. Perlindungan terhadap korosi semacam ini terbatas untuk sistem tertutup,
karena technetium bersifat radioaktif dan penggunaannya harus dibatasi.

98Tc memiliki aktivitas jenis sebesar 6.2 x 10 Bq/g.


8 Aktivitas pada tingkat
ini tidak boleh menyebar (harus terisolasi).Tc-99m digunakan untuk memberikan
sumber radiasi/terapi dengan memancarkan sinar gamma murni dalam pengobatan
karena dapat mendeteksi tumor di organ hati, otak, tiroid dan limpa. Campuran antara
Tc-99m dan senyawa timah dapat menjepit sel darah merah yang selanjutnya dapat
digunakan untuk memetakkan gangguan sirkulatori. Isotop teknesium-99m digunakan
untuk kalibrasi peralatan.

Bahaya

99
Tc membahayakan lingkungan hidup dan harus ditangani dengan kemasan
boks bersarung tangan.

2.3.3. Renium (Re)

Renium (pengucapan:/riːniəm/ree-nee-əm) adalah


suatu unsur kimia dengan simbol dan Re nomor atom 75.
Ini adalah putih keperakan, berat, baris ketiga logam
transisi dalam kelompok 7 dari tabel periodik. Dengan
konsentrasi rata-rata dari 1 bagian per miliar (ppb), renium
adalah salah satu unsur paling langka di kerak bumi. Unsur
bebas memiliki titik lebur tertinggi ketiga dan titik didih
tertinggi dari setiap elemen. Renium menyerupai mangan kimia dan diperoleh sebagai
produk sampingan dari molibdenum dan penyempurnaan tembaga. Renium
menunjukkan dalam senyawanya berbagai oksidasi mulai dari -1 ke +7.Ditemukan
pada tahun 1925, renium adalah unsur stabil terakhir untuk ditemukan. Saat itu
bernama setelah sungai Rhine di Eropa.

Superalloy berbasis nikel untuk digunakan dalam mesin jet mengandung


hingga renium 6%, membuat konstruksi mesin jet terbesar untuk penggunaan elemen,
dengan menggunakan katalitik industri kimia yang berikutnya yang paling penting.
Karena ketersediaan yang rendah relatif terhadap permintaan, renium adalah salah
satu logam industri yang paling mahal, dengan harga rata-rata sekitar US $ 4.575 per
kilogram, pada 1 Agustus 2011.

Sejarah

Renium (Latin: berarti Rhenus: "Rhine") adalah elemen terakhir yang


ditemukan memiliki isotop stabil (lainnya unsur-unsur radioaktif baru telah
ditemukan di alam sejak saat itu, seperti neptunium dan plutonium) Keberadaan. dari
elemen belum ditemukan pada posisi di tabel periodik pertama telah diprediksi oleh
Mendeleev Dmitry. Informasi lainnya diperoleh dihitung oleh Henry Moseley pada
tahun 1914. Hal ini umumnya dianggap telah ditemukan oleh Walter Noddack, Ida
Tacke, dan Otto Berg di Jerman. Pada tahun 1925 mereka melaporkan bahwa mereka
mendeteksi unsur dalam bijih platina dan di kolumbit mineral. Mereka juga
menemukan renium di gadolinit dan molibdenit. Pada tahun 1928 mereka mampu
mengekstrak 1 g elemen dengan mengolah 660 kg molibdenit .Proses ini begitu rumit
dan mahal bahwa produksi dihentikan hingga awal tahun 1950 ketika tungsten -
renium dan molibdenum-renium paduan disiapkan. Paduan ini menemukan aplikasi
penting dalam industri yang menghasilkan permintaan yang besar untuk renium yang
dihasilkan dari fraksi molibdenit bijih tembaga porfiri.

Pada tahun 1908, kimiawan Jepang Masataka Ogawa mengumumkan bahwa


ia menemukan unsur ke-43 dan menamakannya nipponium (Np) setelah Jepang
(Nippon yang dalam bahasa Jepang). Namun, kemudian analisis menunjukkan adanya
renium (elemen 75), bukan elemen 43 .Para Np simbol kemudian digunakan untuk
neptunium elemen.

Isotop

Renium memiliki isotop stabil, renium-185, yang tetap terjadi dalam


kelimpahan minoritas, situasi hanya ditemukan pada satu elemen lain (indium).
Renium alami terjadi adalah 185Re 37,4%, yang stabil, dan 187Re 62,6%, yang tidak
stabil namun memiliki sangat panjang paruh (~ 1010 tahun). Seumur hidup ini
dipengaruhi oleh negara bertanggung jawab atas renium atom [12]. [13] peluruhan
beta 187Re digunakan untuk renium-osmium kencan bijih. Energi yang tersedia
untuk ini peluruhan beta (2,6 keV) adalah salah satu yang terendah di antara semua
radionuklida yang dikenal. Ada dua puluh enam isotop radioaktif lainnya yang diakui
renium. Renium di alam adalah campuran dari 2 isotop stabil. Ada 26 isotop lainnya
yang tidak stabil.

Keberadaan

Renium tidak terdapat di alam atau sebagai senyawa dalam mineral


teertentu. Meski demikian, renium tersebar di kerak bumi dengan jumlah 0.001 ppm.
Renium yang dihasilkan secara komersial di Amerika Serikat saat ini didapat dari
debu cerobong pemanggangan molibden dalam penambangan bijih tembaga-sulfida
di sekitar Miami, Arizona, dan di Utah.

Sejumlah molibden mengandung renium sebanyak 0.002% hingga 0.2%.


Lebih dari 150.000 ons troy renium sekarang dihasilkan per tahun di Amerika
Serikat. Bahkan perusahaan Free World memproduksi logam renium hingga 3500
ton. Logam renium didapatkan dengan mereduksi ammonium perrhentat dengan
hidrogen ada suhu tinggi.
Renium dapat ditemukan dalam sejumlah kecil gadolinite dan molybdenite.
Renium sering disuplai dalam bentuk bubuk atau sponge dan dalam bentuk ini renium
lebih reaktif. Renium adalah elemen alam yang terakhir ditemukan dan termasuk dari
kelompok 10 logam termahal di bumi. Renium juga ditemukan dalam dzhezkazganite
CuReS4.

Sifat-sifat

Renium adalah logam perak-putih dengan salah satu titik leleh tertinggi dari
semua elemen, hanya dilampaui oleh tungsten dan karbon. Hal ini juga salah satu
terpadat, melebihi hanya oleh platinum, iridium dan osmium.

Bentuk biasa komersial adalah bubuk, namun elemen ini dapat


dikonsolidasikan dengan menekan dan sintering dalam suasana vakum atau hidrogen.
Prosedur ini menghasilkan yang solid kompak yang memiliki kepadatan di atas 90%
dari kepadatan logam. Ketika anil logam ini sangat ulet dan dapat ditekuk, melingkar,
atau digulung. Renium-molibdenum paduan super konduktif pada 10 K. Tungsten
paduan renium juga superkonduktif sekitar 4-8 K, tergantung pada paduan. Renium
logam superconducts pada 2,4 K.

Sifat Fisika

Fase Padat
Massa jenis(suhu kamar) 21.02 g/c m3
Titik lebur 3459 K
Titik didih 5869 K
Kalor peleburan 60.43 kJ/mol
Kalor penguapan 704 kJ/mol
Kapasitas kalor 25.48 J/mol K
Elektronegativitas 1.9
Energi ionisasi 760 kJ/mol
Jari-jari atom 135 pm
Sifat Kimia

Reaksi kimia:

1. Reaksi dengan air

Renium tidak bereaksi dengan air

2. Reaksi dengan udara

Renium bereaksi dengan oksigen membentuk renium (VII) oksida sesuai reaksi

4Re(s) + 7O2(g) → 2Re2O7(s)

3. Reaksi dengan halogen

Renium bereaksi dengan fluorin menghasilkan senyawa renium (VI) fluoride dan
renium (VII) flurida, reaksi:

Re(s) + 3F2(g) → ReF6(s)

2Re(s) + 7F2(g) → 2ReF7(s)

4. Reaksi dengan asam

Renium tidak dapat larut dalam asam hidroklorik (HCl) dan asam hidroflorik (HF),
tetapi dapat larut dalam asam nitrit (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) dimana dalam
keduanya renium akan teroksidasi membentuk larutan perrhenic (HReO4) yang
memiliki bilangan oksidasi yang stabil +7

Pembuatan

Renium dapat dibuat dengan mereaksikan NH4ReO4 dalam stream atau aliran
hidogen melalui reaksi:

2 NH4ReO4 + 4H2 → 2Re + N2 + 8H2O


Kegunaan

Digunakan secara luas sebagai filamen dalam spektrograf massa dan gauge
ion. Alloy renium-molibdenum bersifat superkonduktif pada suhu 10 K. Renium juga
digunakan seagai bahan kontak listrik karena tahan lama dan tahan terhadap korosi
akibat percikan api. Termokopel yang terbuat dari renium-tungsten digunakan untuk
o dan kawat renium digunakan dalam lampu kilat
mengukur suhu hingga 2200 C,
fotografi. Katalis renium sangat tahan terhadap serangan nitrogen, sulfur dan fosfor.
Renium juga digunakan untuk proses hidrogenasi senyawa kimia tertentu.

Kegunaan lain:

a. Isotop Re-186 dan Re-188 disamping memancarkan sinar gamma juga


memancarkan sinar beta dengan energi sesuai yang digunakan untuk kepentingan
terapi.

b. Untuk campuran dalam tungsten dan molybdenum yang digunakan untuk


pembuatan komponen misil, filament elektronik, kontak listrik, elektroda dan
filament oven.

c. Digunakan untuk pembuatan bohlam, permata, pelat atau logam elektrolisis.

Sekilas perbedaan Renium dan Teknesium

Secara umum sifat Tc mirip dengan Re, namun dalam beberapa hal terdapat
perbedaan. Secara kinetik kimia, senyawa renium dalam berbagai kasus lebih sulit
disintesis daripada teknesium. Hal ini disebabkan senyawa renium yang lebih
lembam, potensial reduksi lebih rendah dan sifatnya yang paling stabil pada tingkat
oksidasi yang lebih tinggi. Karena perbedaan kinetik kimia ini, maka metode sintesis
senyawa Re dan Te umumnya berbeda.

Bahaya unsure Renium (Re)

Sangat sedikit informasi yang didapatkan mengenai toksisitas renium. Meski


demikian, tetap diperlukan penanganan hati-hati hingga tersedia data terbaru.
2.3.4 Bohrium (Bh)
Bohrium merupakan suatu unsur kimia dalam
tabel periodic yang memiliki lambang Bh dan nomer
atom 107. bohrium berwujud padat pada suhu 298 K dan
kemungkinan berwarna putih silver atau keabu-abuan.
Bohrium adalah unsur kimia terberat dalam anggota
kelompok 7 (VIIB). Bohrium adalah unsur sintetis yang
dikenal mempunyai isotop paling stabil, 270 Bh, memiliki paruh dari 61 detik.
Percobaan kimia telah mengukuhkan posisinya bohrium diprediksi sebagai homolog
lebih berat untuk renium dengan pembentukan 7 stabil keadaan oksidasi .

Sejarah

Pada tahun 1976, seorang ahli Soviet di Dubna mengumumkan bahwa mereka
telah membuat unsur 107 dengan menembak 209 Bi dengan inti atom berat 54 Cr.

Laporan mengatakan bahwa percobaan di tahun 1975 telah mengizinkan para peneliti
“melihat secara sekilas” unsur baru ini selama 2/1000 detik. Sebuah silinder berputar
yang sangat cepat, dilapisi dengan lapisan tipis logam bismut, digunakan sebagai
target. Target ini lalu ditembak dengan aliran ion 54Cr.
Keberadaan unsur 107 dipastikan oleh tim fisika dari Jerman Barat di
Laboratorium Penelitian Ion Berat Darmstadt, yang membuat dan mengidentifikasi
enam inti atom unsur 107. Sintesis meyakinkan pertama pada tahun 1981 oleh sebuah
tim riset Jerman yang dipimpin oleh Peter Armbruster dan Gottfried Manzenberg di
Gesellschaft far Schwerionenforschung (Lembaga Penelitian Ion Berat, GSI) di
Darmstadt menggunakan reaksi Dubna.
20983Bi + 5424Cr → 262 107Bh +n
Pada tahun 1989, tim GSI berhasil mengulangi reaksi selama upaya mereka
untuk mengukur fungsi eksitasi . Selama percobaan, 261 Bh juga diidentifikasi dalam
saluran penguapan 2n dan itu menegaskan bahwa 262 Bh ada sebagai dua negara -
keadaan dasar dan isomerik negara. IUPAC / IUPAP Transfermium Kelompok Kerja
melaporkan pada tahun 1992 resmi diakui tim GSI sebagai penemu bohrium.
Bohrium historis telah disebut sebagai eka-renium. Kelompok Jerman
menyarankan nielsbohrium nama dengan simbol Ns untuk menghormati ahli fisika
Denmark Niels Bohr. Para ilmuwan Soviet telah mengusulkan nama ini diberikan
kepada elemen 105 (yang akhirnya disebut dubnium ) dan tim Jerman ingin
mengenali kedua Bohr dan fakta bahwa tim Dubna telah menjadi yang pertama
mengusulkan reaksi fusi dingin.
Ada kontroversi penamaan unsur seperti apa unsur-unsur 104-106 itu harus
dipanggil; yang IUPAC diadopsi unnilseptium (simbol Uns) sebagai, sementara nama
unsur sistematik untuk elemen ini. Pada tahun 1994 sebuah komite IUPAC
merekomendasikan bahwa unsur 107 diberi nama bohrium, tidak nielsbohrium,
karena tidak ada diutamakan untuk menggunakan nama lengkap seorang ilmuwan
dalam penamaan dari suatu elemen. Hal ini ditentang oleh penemu yang bersikeras
bahwa mereka memiliki hak untuk nama elemen. Masalah ini diserahkan ke cabang
Denmark IUPAC yang memilih berpihak pada nama bohrium. Ada beberapa
kekhawatiran bahwa nama itu mungkin membuat bingung dengan unsur boron dan
khususnya keika membedaka nama mereka masing bohrate okso-ion dan borat.
Meskipun demikian, nama bohrium untuk elemen 107 diakui secara internasional
pada tahun 1997. Para IUPAC kemudian memutuskan bahwa garam bohrium harus
disebut bohriates.

Sifat-Sifat
Informasi tentang kegunaan bohrium, sifat fisika, dan sifat kimia yang lain
sampai saat ini belum diketahui karena waktu paruhnya sangat singkat. Namun ada
beberapa sifat fisik yang bisa diprediksi dari unsur ini.
Sifat Fisik

Nomor atom 107

Berat atom 270

Fase pada suhu kamar Padat (prediksi)

Periode 7

Golongan VII B

Kepadatan 37,1 g/cm3 (prediksi)

Keberadaan

Bohrium adalah elemen sintetis yang tidak terdapat dialam sama sekali.
Bohrium bersifat radioaktif. Sumbernya berasal dari penembakan Bi209 dengan
nuclei Cr54.

Isotop

Seperti semua elemen buatan, bohrium tidak memiliki isotop stabil . Yang
pertama isotop dapat disintesis adalah 262 Bh pada tahun 1981. Ada 12 isotop dikenal
mulai dari 267 Bh sampai 278 Bh. Isotop berumur terpanjang adalah 270 Bh dengan
waktu paruh sebesar 1 menit.

Bahaya
Karena sangat tidak stabil, setiap jumlah terbentuk akan terurai menjadi
unsur-unsur lain begitu cepat bahwa tidak ada alasan untuk mempelajari dampaknya
pada kesehatan manusia.Dampak lingkungan bohrium yaitu karena sangat pendek
paruh-nya (17 detik), tidak ada alasan untuk mempertimbangkan efek dari bohrium di
lingkungan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Golongan VII B disebut juga golongan Mangan. Golongan VII B mempunyai
4 unsur anggota yaitu mangan, teknesium, renium dan bohrium. Golongan VII
B mempunyai konfigurasi electron (n-1)d5ns2.
2. Sejarah penemuan unsure-unsur Golongan VII B dimulai dari beberapa ratus
yang lalu. Mangan pertama kali diisolasi pada tahun 1774. Teknesium
ditemukan oleh Perrier dan Segre di Italia pada tahun 1937. Penemuan renium
disebutkan terkait dengan Noddack, Tacke dan Berg, yang mengumumkan
pada tahun 1925 mereka telah mendeteksi unsur dalam bijih platinum dan
kolumbit. Pada tahun 1976, seorang ahli Soviet di Dubna mengumumkan
bahwa telah dibuat unsure 107 dengan menembak 204Bi dengan inti atom
berat 54Cr.
3. Pembuatan unsure-unsur Golongan VII B beragam. Mangan diperoleh dengan
ekstrasi oksida-oksidanya dari tambang bijihnya. Teksenium dibuat pertama
kali dengan menembakkan molybdenum dengan deuteron di siklotron dan
merupakan elemen buatan pertama. Renium dapat dibuat dengan mereaksikan
NH4ReO4 dalam stream atau aliran hydrogen. Sumber Bohrium berasal dari
penembakan 204Bi dengan nuclei 54Cr.
4. Sifat Fisika Golongan VII B:
a. Jari-jari atom: Dari mangan sampai teknesium jari-jari atom semakin
kecil, sedangkan renium mempunyai jari-jari atom yang sama dengan
teknesium.
b. Titik didih: Dari atas ke bawah kecenderungan titik didih semakin besar.
c. Titik leleh : Dari atas ke bawah titik leleh juga semakin besar.
d. Keelektronegatifan: Dari mangan sampai teknesium keelektronegatifannya
semakin besar, sedangkan renium mempunyai keelektronegatifan yang
sama dengan teknesium.
e. Energi ionisasi : Dari atas ke bawah energi ionisasi menunjukkan
ketidakaturan.
f. Aktivitas kimia : Dari atas ke bawah aktivitas kimia semakin kecil.
5. Manfaat dari unsur-unsur Golongan VII B sangat banyak dalam kehidupan
sehari-hari, mangan misalnya. Mangan sangat penting untuk produksi besi
dan baja. Teknesium dapat mencegah korosi. Renium digunakan untuk
kepentingan terapi.
Namun, bahaya dari keempat unsure-unsur tersebut juga harus diperhatikan.
Mangan adalah salah satu dari tiga elemen penting beracun. 99Tc
membahayakan lingkungan hidup. Sangat sedikit informasi mengenai
toksisitas renium, namum diperlukan penanganan hati-hati hingga tersedia
data baru. Dampak lingkungan Bohrium yaitu karena sangat pendek paruh-
nya (17 detik), tidak ada alasan untuk mempertimbangkan efek dari Bohrium
di lingkungan.

3.2. Saran
Materi dalam makalah ini belum Mencakup materi Golongan VII B secara
keseluruhan, jadi diharapkan agar kiranya pembaca mencari sumber lain untuk lebih
memperdalam materi mengenai unsur kimia golongan VII B.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2010. Tabel Periodik Renium. (Online). http://www.chem-is-try.org/


tabel/periodik/renium/. (Diakses tanggal 21 Oktober 2018).

Anonimous. 2010. Unsur Golongan VIIB. (Online). http://orybun.blogspot.com/2008


/12/unsur-golongan-viib.html. (Diakses tanggal 21 Oktober 2018).

Anonimous. 2010. Element Rhenium. (Online). http://www.chemistryexplained.com/


elements/PRhenium.html-T/. (Diakses tanggal 21 Oktober 2018).

Anonimous. 2010. Rhenium.(Online) http://www.rembar.com/Rhenium.htm (Diakses


tanggal 21 Oktober 2018).

Petrucci, R. H. (1958). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat-
Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Queen, N. 2017. Makalah Golongan VII B. (Online). https://www.academia.edu/


7556182/Makalah_Golongan_VII_B?auto=download. (Diakses pada 21
Oktober 2018).

Sihombing, T. 2016. Mangan. (Online). https://www.academia.edu/8889838/mangan.


(Diakses pada 21 Oktober 2018).

Sunarya, Y., & Setiabudi. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia 3: Untuk Kelas XII
SMA/MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wilkinson, C. (2007). Kimia Anorganik Dasar . Jakarta: Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai