SKRIPSI
Oleh
INNAYA NURUL HUSNA
NIM. 22020111120007
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, SEPTEMBER 2015
i
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
anugerah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi Penelitian yang
berjudul “ Gambaran Praktik Five Moment Cuci Tangan Perawat di RSUD
Soewondo Kendal ”.
Dalam penyusunan Skripsi Penelitian ini peneliti mendapatkan bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Peneliti menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Dr. Untung Sujianto, S.Kp.,M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
2. Ibu Sarah Ulliya, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu
Keperawatan Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro dan selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan
bimbingan dalam pembuatan Proposal Penelitian.
3. Bapak Agus Santoso, S.Kp.,M.Kep selaku Penguji I yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam perbaikan proposal penelitian ini.
4. Bapak M. Hasib Ardani, S.Kp.,M.Kes selaku Penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan dalam perbaikan proposal penelitian ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan dorongan untuk terus belajar dan berkarya.
6. Kedua orang tua saya bapak Sriyono dan almarhum ibu saya ibu Endang
Riyanti, dan ibu kedua saya yang selalu mendukung dalam keadaan apapun .
7. Adik dan keluarga saya yang telah mendukung dalam keadaan apapun .
8. Teman-teman Program Studi S-1 Ilmu Keperawatan, khususnya angkatan 2011.
9. Keluarga Brandic A11.1 yang saling mendukung satu sama lain.
vi
10. Teman seperjuangan dan seperantauan yang telah mendukung satu sama lain.
11. Staff Akademik dan Administrasi Jurusan Keperawatan yang telah memberikan
pelayanan dan fasilitas yang baik kepada saya.
Peneliti berharap Skripsi Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak terlepas dari kekurangannya.
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ I
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ………………………………… Ii
LEMBAR PLAGIARISME …………………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR....................................................................................... vi
DAFTAR ISI..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
3. Konsep perawat
a. Definisi Perawat....................................................................... 23
b. Peran perawat .......................................................................... 24
viii
c. Fungsi perawat……………………………………………….. 25
B. kerangka Teori...................................................................................... 27
BAB V PEMBAHASAN
a. Praktik cuci tangan ………………………………………………… 47
b. Moment cuci tangan sebelum kontak dengan pasien ……………… 51
c. Setelah kontak dengan lingkungan pasien ………………………….. 53
d. Setelah kontak dengan pasien ………………………………………. 54
e. Sebelum prosedur aseptic …………………………………………… 55
f. Setelah terkena cairan tubuh pasien …………………………………. 56
g. Keterbatasan penelitian ……………………………………………… 58
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 62
LAMPIRAN………………………………………………………………....
ix
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul Tabel Halaman
Tabel
3.1 Definisi Operasional, dan Skala Pegukuran 31
3.2 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian 34
4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 42
4.2 Distribusi frekuensi praktik cuci tangan 43
4.3 Distribusi silang praktik cuci tangan perawat 43
4.4 Dristibusi frekuensi jenis cairan yang di gunakan 44
4.5 Distribusi frekuensi five moment cuci tangan berdasarkan 44
tindakan cuci tangan
4.6 Distribusi frekuensi tindakan cuci tangan five moment 45
berdasarkan jenis cairan yang di gunakan
x
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul Gambar Halaman
Gambar
2.1 Five moment 16
2.2 Prosedur cuci tangan 22
2.3 Kerangka teori 28
2.4 Kerangka konsep 29
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul Lampiran
Lampiran
1 Surat permohonan data awal
2 Surat perijinan data awal
3 Lembar Informed
4 Lembar Consent
5 Lembar observasi
6 Surat permohonan uji expert Ns Niken Safitri D.K., S.Kep.,M.Si.Med
7 Surat permohonan uji expertNs Retno S.Kep
8 Surat permohonan etical cliaren
9 Ethical Clearance
10 Lembar Konsultasi
11 Plan of Action
12 Permohonan Surat ijin uji reliabilitas
13 Surat ijin uji reliabilitas
14 Permohonan Surat ijin penelitian kesbangpolimnas
15 Surat ijin penelitian kesbangpolimnas
16 Permohonan Surat ijin penelitian RSUD Soewondo\
17 Surat ijin penelitian RSUD Soewondo
18 Rekapitulasi lembar observasi
xii
Jurusan Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
September 2015
ABSTRAK
ABSTRACT
Five moments of hand washing is the act of one of the actions of sanitation
with clean hands and fingers with water or other liquids, which aims to clear the
pathogen causes Hais on five important moment that before contact with the patient,
before action aseptic, after contact with body fluids of patients , after patient contact
and after contact with patient surroundings.Pathogens cause Hais which have a high
frequency in hands, such as: Staphylococcus aureus surgery and is a major cause of
wound infections after pneumonia have a frequency about 10-78 % in nurse’s hands,
Pseudomonas spp is a pathogen cause the infection lower airway has a frequency
about 1-25% in nurse’s hands, fungus Candida sp approximately 23-81% and can
last for an hour in hand.2 The purpose of this study was to describe five moment of
hand hygiene practice in nurse in Soewondo Hospital Kendal. This study was taken
by simple random sampling. The total sample of this research was 37 respondents.
Data taken was used by observation sheet and data analysis was used computer
program. The results showed that there were 19 female respondents and 7 male
respondents. The majority respondents (78%) using a hand scrub while the remaining
(22%) using a hand wash. Hand washing behavior most often committed in moments
after exposured with body fluids and before performed aseptic task, while the
majority rare moment was after contact with patient suroundings (41 chances). 26
respondents who do hand wash as much as 11 respondents that was not wash their
hands.
xiii
Jurusan Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
September 2015
ABSTRAK
Five moment cuci tangan merupakan tindakan salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari dengan menggunakan air ataupun cairan
lainnya, yang bertujuan untuk membersihkan pathogen penyebab Hais pada lima
moment penting yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptic,setelah kontak dengan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien dan
setelah kontak dengan lingkungan pasien. Beberapa pathogen penyebab HAIs
memiliki frekuensi yang cukup tinggi ditangan, seperti : Staphylococcus aureus yang
merupakan penyebab utama dari infeksi luka paska operasi dan pneumonia memiliki
frekuensi sekitar 10 – 78 % ditangan, pseudomonas spp merupakan patogen penyebab
infeksi nafas bawah memiliki frekuensi sekitar 1 – 25 % ditangan, jamur candida sp
sekitar 23 – 81 % dan dapat bertahan selama satu jam di tangan(Kamf dkk 2009).
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Gambaran praktik five moment cuci
tangan pada perawat di Rumah Sakit Soewondo Kendal. Penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan sampel simple random sampling. Total sampel dari penelitian ini
adalah 37 responden. Data diambil dengan menggunakan lembar observasi . analisa
data menggunakan excell. Hampir sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan 19 responden laki – laki 7 responden. Hampir sebagian besar responden
(78%) menggunakan hand scrub sebagai sarana mencuci tangan sedangkan sisanya
22 % menggunakan hand wash sebagai sarana mencuci tangan. Prilaku mencuci
tangan paling banyak dilakukan pada momen setelah terkena cairan tubuh pasien dan
sebelum melakukan prosedur aseptic sedangkan momen yang paling jarang dilakukan
yaitu setelah kontak dengan lingkungan pasien 41 peluang. Dari 26 responden yang
melakukan cuci tangan sebanyak 11 responden tidak melakukan cuci tangan.
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit ( RS). HAIs masih menjadi
diketahui jumlahnya, namun terdapat data dari beberapa Negara di dunia seperti
United Kingdom ( UK) menujukan sekitar 300.000 pasien terkena HAIs, dan
World Health Organization ( WHO ) menyatakan bahwa pada 7 juta orang yang
kejadian tersebut dengan cara menggunakan alat pelindung diri ( sarung tangan,
menjaga kebersihan tangan atau hand hyigiene. Hand hyigiene wajib diterapkan
1
dan dipatuhi oleh tenaga kesehatan terlebih perawat dikarenakan 80% infeksi
merupakan penyebab utama dari infeksi luka paska operasi dan pneumonia
ditangan, jamur candida sp sekitar 23 – 81 % dan dapat bertahan selama satu jam
di tangan.2 Hal tersebut menujukan bahwa setiap petugas di rumah sakit harusnya
pada pada five moment penting yaitu : sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan aseptic, setelah berisiko kontak dengan cairan tubuh, setelah kontak
menghindarkan pasien dari paparan kotoran dan kuman yang dibawa oleh tenaga
kesehatan lain dari pasien lain sehingga pasien dapat terhindar dari kuman yang
dibawa oleh tenaga kesehatan lain dari kuman yang dapat memperparah penyakit
yang diderita. Mencuci tangan sesudah kontak dengan pasien bertujuan untuk
membersihkan tangan perawat atau tenaga kesehatan lain dari kuman yang
didapat ketika kontak dengan pasien ataupun dengan lingkungan disekitar pasien
yang beresiko terpajan kuman. Hal ini sangat berguna bagi perawat agar tidak
terkena infeksi dan mencegah penularan serta penyebaran kuman kepada orang
2
3
lain4 sehingga five moment cuci tangan haruslah diterapkan oleh tenaga kesehatan
khususnya perawat.
Perawat yang merupakan salah satu petugas kesehatan memiliki resiko tinggi
besar berada pada five moment penting tersebut, sehingga kepatuhan mencuci
dan setelah kepasien bervariasi antara 24 % sampai 89 % ( rata – rata 56,6 % ).4
30, 83 %. Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak yang tidak
menggunakan handscoon.
frekuensi five moment setelah kontak dengan pasien sebesar 26,6 %. Peneliti
3
4
hygiene jika hanya bersentuhan dengan pasien dalam waktu beberapa detik.
Perawat seringkali tidak melakukan hand hygiene setelah kontak dengan pasien
kemudian kontak lagi dengan pasien lainnya, benda lingkungan pasien dan untuk
asepsis sebesar 7,5 %. Peneliti menerangkan bahwa contoh tindakan aseptic yaitu
segera setelah menyentuh bagian tubuh pasien yang berisiko infeksi. Contohnya :
mengemukakan bahwa penerapan cuci tangan baru digencarkan pada awal bulan
bahwa sudah sering melakukan sosialisasi mengenai cuci tangan namun masih
banyak perawat yang belum patuh dalam melakukan cuci tangan terlebih dalam
menerapkan five moment cuci tangan. Rumah sakit melakukan monitoring five
moment cuci tangan dengan melakukan pengamatan yang dilakukan oleh setiap
setiap minggu dan mendapatkan hasil bahwa angka kepatuhan perawat dalam
melakukan five moment cuci tangan masih rendah. Hal itu dikarenakan banyak
perawat yang kurang menyadari keharusan untuk mencuci tangan sebelum kontak
4
5
dengan pasien serta banyak perawat yang tidak melakukan cuci tangan setelah
kontak dengan pasien terlebih jika perawat tersebut hanya beberapa detik kontak
dengan pasien, serta banyak perawat yang masih belum mengetahui tujuan cuci
tangan.
melakukan cuci tangan khusunya menerapkan five moment cuci tangan disebakan
karena kurangnya fasilitas yang di sediakan oleh rumah sakit. Selain itu peneliti
juga melakukan observasi di salah satu ruangan rawat inap yang ada di rumah
sakit dr Soewondo Kendal dan didapatkan bahwa terdapat 2 perawat yang tidak
tangan sebelum akan melakukan tindakan, namun saat akan melakukan tindakan
pada pasien lain secara bergantian perawat tidak melakukan cuci tangan. Perawat
juga mengatakan bahwa ketika melakukan tindakan secara berurutan pada dua
pasien atau lebih, perawat jarang melakukan cuci tangan meskipun sudah
B. Rumusan Masalah
pasien. Salah satu upaya dalam pencegahan infeksi nosokomial yang paling
5
6
penting adalah pelaksanaan five moment cuci tangan karena tangan merupakan
Di rumah sakit dr Soewondo Kendal praktik five moment cuci tangan pada
perawat masih rendah, hal tersebut dikarenakan banyak perawat yang masih
dengan pasien serta banyak perawat yang tidak melakukan cuci tangan setelah
kontak dengan pasien terlebih jika perawat tersebut hanya beberapa detik kontak
ini adalah Bagaimana Gambaran praktik five moment cuci tangan pada perawat di
6
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penerapan hand wash dan hand scrub pada setiap five
D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi pihak Rumah Sakit sebagai masukan dalam rangka pencegahan Infeksi
7
8
cuci tangan.
2. Bagi perawat, pelaksanaan five moment cuci tangan sangat penting dalam
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
Bab ini membahas mengenai konsep cuci tangan dan konsep perawat. Dalam
proses pencarian refrensi, peneliti menggunakan sumber dari buku, jurnal , e-book
1. Infeksi Nosokomial
dirawat di rumah sakit minimal 72 jam dan ketika masuk rumah sakit tidak
Infeksi nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang
tempat untuk merawat / rumah sakit. Jadi dapat disimpulkan bahwa infeksi
9
10
a) Faktor intrinsik
i. Umur
b) Faktor ektrinsik
nosokomial.
iii. Lingkungan
10
11
v. Penderita lain
penularan.
infeksius seperti darah dan cairan tubuh lain dari pasien kepada
11
12
dengan darah atau cairan tubuh lain. Alat pelindung diri meliputi;
oleh produk darah pasien. Terakit dengan hal ini, tempat sampah
12
13
cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk menjadi bersih, sebagai
tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.14 Mencuci tangan
Cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan
13
14
atau alat pelindung lain. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau
harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan
yaitu :
14
15
yaitu untuk menghilangkan kotoran dan kuman yang melekat pada tangan
selain itu sebagai alat pelindung diri dari risiko tertular penyakit . Mencuci
dari paparan kotoran dan kuman yang dibawa oleh tenaga kesehatan lain
dari pasien lain sehingga pasien dapat terhindar dari kuman yang dapat
tenaga kesehatan lain dari kuman yang didapat ketika kontak dengan
kuman. Hal ini sangat berguna bagi perawat agar tidak terkena infeksi dan
15
16
atau tidak langsung dengan mukus membran, kulit yang tidak utuh
ke pasien dan dari satu bagian tubuh kebagian tubuh lain pada pasien
yang sama .
penyebaran kuman.
16
17
dari potensialnya terkena infeksi oleh kuman dari pasien dan untuk
17
18
( Gambar 2.1)
tersedianya tempat cuci tangan, waktu yang digunakan untuk cuci tangan,
kondisi pasien, efek bahan cuci tangan terhadap kulit dan kurangnya
suasana kerja, rasa takut dan persepsi terhadap resiko) dan faktor
lingkungan kerja yang aman, adanya dukungan dari rekan kerja dan
18
19
1) Pengetahuan
baik.8, 22, 23
2) Sikap
dalam suatu tindaka , namun tergantung pada situasi saat itu sikap akan
3) Status pekerjaan
19
20
4) Jenis kelamin
Hal yang paling sering menyebabkan kontak alergi adalah bau wangi
kesehatan lain nya akan memudahkan dalam praktik cuci tangan itu
sendiri.23
lebih bersih dibandingkan dengan tidak mencuci tangan dari segi praktis,
ternyata lebih murah dari pada tidak mencuci tangan sehingga tidak dapat
20
21
tersebut memiliki26 :
menggunakan handrub 26 :
21
22
tangan terkena handrub dan juga jari – jari, ibu jari dan area antara
jari.
kotoran, tanah dan organisme lain dari tangan. Berikut ini adalah cara
seluruh bagian tangan terkena sabun dan juga jari – jari , ibu jari
22
23
Terdapat 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar menurut WHO 27:
air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua
23
24
( Gambar 2.2 )
3. Konsep perawat
a. Definisi perawat
klien. Fokus orientasi ini telah memberi asuhan keperawatan pada klien.
24
25
Fokus orientasi ini telah memberi implikasi yang sangat besar. Perawat
b. Peran perawat
1) Peran perawat
sistem. Peran perawat di pengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam
meliputi :
25
26
potensi klien
c. Fungsi perawat
1) Fungsi Independen
26
27
2) Fungsi dependen
atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
3) Fungsi interdependen
ketergantungan di antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat
27
28
B. Kerangka Teori
Memberikan asuhan
Perawat
keperawatan pada klien
Faktor yang mempengaruhi nosokomial : praktik mencuci tangan Risiko peningkatan HAIs /
cuci tangan : 5 momen ( sebelum kontak degan infeksi nosokomial
pasien, sebelum melakukan tindaan
- Usia aseptic,setelah terkena cairan tubuh
- Jenis kelamin pasien, setelah bersentuhan dengan
- Ketersediaan Fasilitas pasien dan setelah kontak di
cuci tangan lingkungan pasien )
Keterangan :
: Menyebabkan
: Terdapat
: Melakukan
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Fokus Peneliti
tentang suatu keadaan secara objektif dengan cara pengamat mengambil bagian
dalam pengamatan langsung terhadap aktivitas yang akan diteliti.31 Penelitian ini
29
30
1. Populasi
yang ditentukan peneliti.33 Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 214
2. Sampel Penelitian
a. Kriteria Sampel
Sampel penelitian ini adalah praktik 5 momen cuci tangan yang dilakukan
30
31
6) Kriteria Inklusi
7) Kriteria Ekslusi
tugas
b. Besar Sampel
31
32
jika populasinya kurang dari 100 sebaliknya diambil semua, jika populasi
lebih besar atau lebih dari 100 orang bisa diambil 10 – 15 % atau 20 – 25
Variabel dalam penelitian ini adalah Gambaran praktik five moment cuci
tangan pada perawat di Rumah Sakit Soewondo Kendal. Suatu variabel perlu
untuk pertama kali dibuat prosedur atau definisi operasional sebelum variabel
32
33
Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran penerapan 5 momen cuci tangan pada
Praktik five a. Praktik a. Menggun jumlah tindakan cuci tangan yang di lakukn Nominal
moment five akan jmlh tindakan yang di lakukan x 100 %
cuci tangan moment lembar
pada cuci observasi
perawat tangan checklist
merupaka yang
n suatu berisi 5
prosedur kriteria
tindakan yaitu
mencuci jenis
tangan kelamin, ,
dengan metode
mengguna yang di
kan sabun gunakan (
dan air hand
mengalir wash,
ataupun hand
mengguna scrub),
kan hand dan
rub pada prosedur
five cuci
moment tangan ( 5
penting momen
diantarany cuci
a : tangan )
Sebelum
kontak
dengan
pasien,
sebelum
melakukia
n tindakan
aseptic,
setelah
kontak
dengan
pasien
33
34
,setelah
terkena
cairan
tubuh
pasien dan
setelah
berada di
lingkunga
n pasien .
34
35
1. Alat Penelitian
yang diisi oleh peneliti dengan menggunakan lembar check list ( √).
observasi adalah :
disediakan.
1) Uji validitas
alat ukurnya.34
dan Ibu Retno salah satu pengurus PPI dari RSUD Tugurejo
2) Uji reliabilitas
persepsi.
Kendal .
Sowondo Kendal serta jumlah pasien yang mengalami inos dalam satu
tahun terakhir .
dilakukan.
e. Peneliti menjelaskan kembali baik perawat yang dinas pagi dan siang
dibuat sebelumnya.
a. Editing
b. Coding
Tahap ini untuk memberikan kode pada setiap poin subyek yang
DATA
Jenis kelamin
Laki – laki : 0
Perempuan 1
Indikasi
Sebelum kontak dengan pasien : 1
Sebelum prosedur aseptic : 2
Setelah terkena cairan tubuh pasien : 3
Setelah kontak dengan pasien : 4
Setelah berada di lingkungan pasien : 5
Tindakan :
Hand rub : 1
Air dan Sabun : 2
Tidak melakukan : 3
c. Data entry
d. Tabulating
e. Cleaning
2. Analisa Data
sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta fenomena yang
persentase.24
H. Etika penelitian
1. Prinsip Manfaat
a. Autonomy
c. Kerahasiaan ( confidentiality )
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini bertujuan untuk memaparkan praktek cuci tangan perawat di
ruang rawat inap RSUD Soewondo Kendal yang meliputi indikasi cuci tangan,
tindakan mencuci tangan yang dilakukan dan media cuci tangan yang digunakan.
Objek penelitian ini adalah perawat yang melakukan praktik five moment.
Penelitian ini didukung dengan data karakteristik responden yaitu jenis kelamin.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin yang
Melakukan Praktik Five Moment di Ruang Rawat Inap Rsud Soewondo
Kendal Pada Bulan Agustus 2015 (N = 37 )
No Jenis kelamin Frekuensi %
1 Laki - laki 12 32.5%
2 Perempuan 25 67,5 %
Total 37 100%
Tabel 4.1 diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak dibanding dengan
responden laki – laki dengan jumlah responden perempuan sejumlah 25
responden.
42
43
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Praktik Cuci Tangan Yang Dilakukan Perawat di Ruang
Rawat Inap RSUD Soewondo Kendal Bulan Agustus 2015 ( N = 37 )
No Tindakan cuci tangan Frekuensi ( n ) %
Total 37 100 %
Tabel 4.2 menunjukan bahwa lebih banyak perawat yang melakukan cuci
tangan dibanding dengan tidak melakukan cuci tangan yaitu 70.3 % atau 26
responden.
Tabel 4.3
Distribusi Silang Praktik Cuci Tangan Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Soewondo Kendal Berdasarkan Jenis Kelamin Bulan Agustus 2015 ( N = 37)
No Tindakan
Jenis kelamin Cuci tangan Tidak cuci tangan Total tindakan
f % F % f %
Tabel 4.4
Dristibusi Frekuensi Jenis Cairan yang di Gunakan Perawat di Ruang Rawat
Inap RSUD Soewondo Kendal Bulan Agustus 2015 (N =272)
No Jumlah responden Jenis cairan yang Frekuensi (n) %
digunakan
1 14 Hand Scrub 79 32 %
Dari tabel 4.4 Menunjukan bahwa dari 272 kegiatan sebanyak 14 perawat
menggunakan hand scrub untuk membersihkan tangannya dibandingkan
dengan menggunakan hand wash.
45
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Five Moment Cuci Tangan Berdasarkan Tindakan Cuci Tangan Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD
Soewondo Kendal, Bulan Agustus 2015 ( N = 371)
No Indikasi Tindakan
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan setelah kontak dengan pasien lebih banyak di lakukan dari 87 tindakan cuci
tangan setelah kontak dengan pasien, sebanyak 67 tindakan (79.7) dilakukan dengan cuci tangan dan sebanyak 33 tindakan tidak
dilakukan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien. Tindakan keperawatan yang paling jarang dilakukan cuci tangan adalah
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Tindakan Cuci Tangan Five Moment Berdasarkan Jenis Cairan yang di Gunakan Cuci Tangan oleh Perawat
di Ruang Rawat Inap RSUD Soewondo Kendal, Bulan Agustus 2015 ( N = 272 )
Jenis cairan yang digunakan
No Indikasi Hand % ket Hand % ket Total %
wash scrub
1 Sblm kontak dngn psien 28 52 Mengukur RR 26 48 Memindahkan pasien 54 100
Mengukur suhu dari kursi roda
Mengukur HR Mengukur sihu badan
2 Setelah kntak dngn 15 36.5 Mengganti sprei 26 63.5 Menyentuh meja 41 100
psien pasien samping pasien
Menyentuh Menyentuh loker
peralatan pasien pasien
3 Stlh kntk dgn psien 12 18 Memindahkan 55 82 Mengukur sihu badan 67 100
pasien dari kursi Mengukur RR
roda Mengukur suhu
Mengukur RR Mengukur HR
4 Sblm prsdur aseptic 13 24.5 Oral hygiene 40 70.5 Oral hygiene 53 100
Menyuntik Menyuntik
pasien.iv.ic.im pasien.iv.ic.im
Memasang alat Mengambil spesimen
bantu pernapasan darah
5 Stlh trkena cairan tbuh 11 19.3 Membuang urine 46 80.7 Memasang infuse 57 100
pasien Memberikan obat Mengambil sampel
melalui ngt darah
Memasang ngt
Total 79 29.05 193 70.95 272 100
48
Tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 272 tindakan keperawatan yang dilakukan perawat, mencuci tangan dengan hand scrub paling
sering dilakukan oleh perawat 193 ( 70,95 %) kali dibandingkan dengan menggunakan hand wash 79 ( 29.05 %).
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai praktik cuci tangan yang dilakukan oleh
perawat diruang rawat inap RSUD Soewondo Kendal pada bulan Agustus 2015.
Praktik cuci tangan sendiri terdiri dari gambaran mengenai praktik cuci tangan
perawat secara umum dan juga praktik five moment cuci tangan
RSUD Soewondo kendal yaitu 70.3% namun dalam praktik berdasarkan moment
momen cuci tangan menunjukan presentase 73.51 % ( 272 peluang cuci tangan).
terjadi karena aktivitas yang dilakukan perawat sebelum dan sesudah berinterasi
serta sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan. Infeksi yang terjadi
banyaknya perawat yang mulai sadar akan pentingnya menerapkan praktik five
moment. Praktik cuci tangan paling banyak dilakukan oleh responden perempuan
49
50
melakukan cuci tangan. Hal tersebut terjadi karena jumlah responden perempuan
lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki – laki sehingga tidak
dapat disimpulkan bahwa praktik cuci tangan responden perempuan lebih baik
14 responden. Hand scrub lebih sering digunakan oleh responden pada tindakan
pasien, mengukur suhu badan , menyentuh meja pasien. Hand wash lebih sering
membuang urine serta setelah memberikan makanan maupun obat obatan melalui
selang NGT.
dengan hand wash dikarenakan hand scrub lebih praktis dan efektif dalam
metode hand washing mencapai 57,8 % dan hand scrub mencapai 97,8 %.
kelemahan hand scrub diantaranya yaitu biaya mendapatkan alkohol lebih mahal
kelembaban tangan serta tidak dapat membersihkan kondisi tangan yang kotor
cuci tangan8,22,23 hal tersebut sebanding dengan penelitian yang dilakukan oleh
dapat terjadi karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh perawat mengenai
five moment dan infeksi nosokomial23. Hal tersebut didukung dengna penelitian
yang dilakukan oleh inayatul dkk bahwa pengetahuan mengenai five moment dan
didapatkan. Hasil wawancara dari satu orang perawat didapatkan bahwa rumah
sakit hanya melakukan sosialisasi pada saat setelah dilakukan apel pagi, jarang
seminar mengenai praktik five moment serta infeksi nosokomial dan melakukann
monitoring mengenai sarana dan prasarana mengenai cuci tangan. Selain itu,
dapat pula dengan menempelkan poster didekat wastafel maupun didekat hand
sosialisasi serta silakukannya evaluasi sangat efektif sebagai program edukasi cuci
perilaku cuci tangan seperti yang diungkapkan oleh WHO8 bahwa ketersediaan
sarana mencuci tangan menjadi bagian terpenting dalam upaya pencegahan infeksi
nosokomial. Apabila tidak terdapat sarana mencuci tangan maka mencuci tangan
tidak dapat diterapkan dengan baik sedangkan adanya sarana mencuci tangan
belum tentu menjamin praktik cuci tanga yang baik, dalam praktiknya sendiri
sarana fasilitas mencuci tangan di Rumah Sakit Soewondo Kendal cukup baik.
Sarana mencuci tangan hand wash terdapat di ruang perawat serta sabun mencuci
tangan terletak di dinding dekat wastafel dan dilengkapi dengan air mengalir dan
handuk guna mengeringkan tangan setelah selesai mencuci tangan, serta beberapa
urutan ke tiga setelah Setelah kontak dengan pasien dan setelah terkena cairan
tubuh pasien. Terdapat 371 peluang mencuci tangan sebelum kontak dengan
pasien hanya 54 prilaku cuci tangan ( 62 %) yang dilakukan oleh perawat baik
menggunakan hand scrub maupun hand wash. Mencuci tangan sebelum kontak
sekitar pasien dan kontak dengan pasien lain serta untuk menghindarkan pasien
dari paparan kotoran dan kuman yang dibawa oleh tenaga kesehatan lain dari
pasien lain sehingga pasien dapat terhindar dari kuman yang dibawa oleh tenaga
kesehatan lain dari kuman yang dapat memperparah penyakit yang diderita4.
dengan pasien tidak di imbangi dengan tingginya peluang mencuci tangan yang
dilakukan. Pentingnya mencuci tangan pada momen ini yaitu untuk melindungi
pasien lain yang dapat menyebabkan infeksi baru sehingga memperlama waktu
merupakan urutan yang paling banyak tidak dilakukan oleh perawat ( 33 peluang /
38 %) dibandingkan dengan moment lain. Hal ini dapat terjadi karena responden
keharusan untuk mencuci tangan terlebih ketika sebelum kontak dengan pasien6.
mencuci tangan dapat mempengaruhi praktek mencuci tangan perawat itu sendiri.
tinggi yaitu 52 %. Hal ini terjadi karena penempatan hand rub kurang strategis
kebersihan tangan juga sangat mendukung akan prilaku cuci tangan41. Center for
mempengaruhinya.
menempati urutan terakhir. Terdapat 371 peluang mencuci tangan setelah kontak
dengan pasien hanya 41 peluang mencuci tangan (63%) yang dilakukan baik
menggunakan hand rub maupun hand wash. Indikasi mencuci tangan setelah
terakhir dengan obyek sekitar dan permukaan sekitar pasien ( tanpa menyentuh
yang mungkin terdapat pada permukaan maupun obyek lingkungan sekitar pasien
masih rendah yaitu 63.1 %. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya informasi
mengenai cuci tangan setelah kontak dengan lingkungan pasien selain itu,
masih bersih karena tidak bersentuhan dengan pasien. Sesuai dengan literatur
tidak mengetahui manfaat mencuci tangan pada moment setelah kontak dengan
lingkungan pasien, serta mereka beranggapan baha tidak harus mencuci tangan
pada moment setelah kontak dengan lingkungan pasien karena merasa bahwa
Sax et al43 mengungkapkan hand rub lebih praktis dan efektif, nyatanya
dalam momen ini praktik cuci tangan perawat masih rendah. WHO22,27
mencuci tangan, dalam penelitian ini sarana cuci tangan yang disediakan oleh
rumah sakit dirasa cukup baik dimana setiap ruang rawat inap tersedia wastafel
sebagai sarana mencuci tangan. Terdapat sabun di sebelah wastafel dan handuk
untuk menjangkaunya. Selain wastafel disediakan juga beberapa hand scrub yang
56
peluang ( 79.7%) yang dilakukan baik menggunakan hand rub maupun hand
wash. Mencuci tangan setelah kontak dengan pasien bertujuan untuk memutus
kejadian kontak dengan kulit pasien dan atau pakaian pasien dan selanjutnya
kontak dengan perawat ataupun pasien lainnya yang dibawa oleh tenaga kesehatan
khusnya prawat. Tindakan ini bertujuan untuk melindungi perawat dari kolonisasi
penyebaran kuman dari pasien karena dengan mencuci tangan setelah kontak
perawatan pasien. Pengetahuan perawat akan praktik cuci tangan sudah cukup
baik, hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan bahwa pengetahuan dan
sikap dapat mempengaruhi prilaku32. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian
moment setelah kontak dengan pasien cukup tinggi dan menempati urutan kedua
57
setelah sebelum melakukan prosedur aseptic 82 %. Hal ini dapat terjadi karena
penempatan hand scrub cukup strategis sehingga mudah dijangkau oleh perawat
dimana hand scrub diletakan didepan ruangan pasien. Hal tersebut juga didukung
oleh WHO27 yang mengatakan bahwa adanya sarana cuci tangan memepengaruhi
menempati urutang kedua. Dari 371 peluang mencuci tangan sebanyak 53 peluang
atau sekitar 80.31% peluang mencuci tangan yang dilakukan. Indikasi mencuci
tangan sebelum kontak dengan pasien yaitu untuk mengurangi terjadinya resiko
infeksi.
urutan kedua. Hal ini terjadi karena perawat memahami resiko apa yang akan
terjadi kepada pasien jika mereka tidak melakukan cuci tangan sebelum
tindakan aseptic juga cuckup baik mereka mengetahui tindakan sebelum aseptic
yaitu sebelum melakukan oral hygiene pasien, meneteskan obat tetes mata,
pemeriksaan vagina atau rectal, pemeriksaan mulut, hidung, telinga dengan atau
pemahaman perawat akan pentingnya mencuci tangan sudah baik. Hal tersebut
sebelum prosedur aseptik sangat tingggi yaitu 80.7 % hal tersebut dikarenakan
penempatan hand scrub yang cukup strategis sehingga perawat dengan mudah
dapat menjangkaunya karena selain di letakan didepan ruang pasien hand scrub
juga diletakan ditroli untuk merawat luka sehingga dapat memudahkan perawat
Peluang mencuci tangan pada momen setelah terkena cairan tubuh pasien
menempati urutan pertama baik menggunakan hand scrub maupun hand wash.
Dalam penelitian ini pemenuhan mencuci tangan yang tinggi dikarenakan peluang
kontak dengan cairan tubuh pasien juga tinggi. Indikasi mencuci tangan setelah
kontak dengan cairan tubuh pasien yaitu untuk memutus kejadian kontak langsung
dengan darah ataupun cairan tubuh pasien lainnya. Tindakan mencuci tangan
setelah terkena cairan tubuh pasien bertujuan untuk melindungi perawat dari
kolonisasi tau infeksi dengan kuman pasien dan untuk melindungi lingkungan
sekitar perawat dan pasien lain dari kontaminasi kuman dan potensial
penyebaran22.
dengan pasien dikarenakan mereka tidak ingin tertular infeksi yang didapat dari
59
pasien tersebut. Perawat mengerti apa saja yng termaksud cairan tubuh pasien
sehingga peluang mencuci tangan cukup tinggi. Hal tersebut didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh jamaludin dkk yaitu perilaku mencuci tangan
perawat pada saat setelah kontak dengan cairan tubuh pasien sangat tinggi 90,6 %
42
. Praktik cuci tangan petugas kesehatan cenderung tinggi karena petugas
kesehatan paham resiko infeksi yang akan terjadi terlebih setelah kontak dengan
resiko infeksi yang akan terjadi dan juga mengerti manfaat dari mencuci tangan
pada momen mencuci tangan setelah kontak dengan cairan tubuh pasien.
G. Keterbatasan penelitian
2. Waktu yang disediakan oleh pihak rumah sakit sangat terbatas dimana
penelitian.
BAB VI
KESIMPULAN
1. Presentase cuci tangan pada perawat di ruang rawat inap Rsud Soewondo
2. Untuk penerapan hand wash dan hand srcub pada setiap moment cuci
tangan didapatkan :
63.5%,
e. dan pada moment Setelah terkena cairan tubuh pasien responden lebih
60
61
77 %
B. Saran
1.Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan bahwa dapat menjadi acuan bagi perawat
2.Bagi keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai acuan dan masukan bagi perawat
setiap 5 momen cuci tangan dan juga bisa memberikan media yang
lainnya.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan lebih baik lagi dan perlu diketahui
Daftar pustaka
Kepada
Yth. Calon Responden Penelitian
Di Kendal
Dengan hormat,
NIM : 22020111120007
Telp : 085789936604
Kendal ’’
RSUD Soewondo Kendal. Penelitian ini tidak berakibat buruk bagi responden.
kepentingan penelitian.
Bila saudara / i bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka
Demikian permohonan ijin ini saya ajukan, atas perhatian dan kesediaan
Peneliti
Demikian, secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
Kendal, …. 2015
Responden
………………..
( Tandatangan responden )
Tanggal :
Jam :
Observer (inisial ) :
Ruangan :
Jenis kelamin :
Ya Tidak
Hw HS
Sebelum kontak dengan pasien
1 Mengukur suhu
badan
2 Mengukur tekanan
darah
3 Mengukur HR
4 Mengukur RR
5 Memindahkan
pasien dari tempat
tidur ke kursi roda
6 Memindahkan
pasien dari kursi
roda ke tempat tidur
7 Memandikan pasien
8 Menyentuh urine
bag pasien
Setelah kontak dengan lingkungan pasien
9 Mengganti sprei
pasien
10 Menyentuh meja
samping pasien
11 Menyentuh loker
pasien
12 Menyentuh peralatan
pasien
Setelah kontak dengan pasien
14 Mengukur suhu
badan
15 Mengukur tekanan
darah
16 Mengukur HR
17 Mengukur RR
18 Memindahkan
pasien dari tempat
tidur ke kursi roda
19 Memindahkan
pasien dari kursi
roda ke tempat tidur
20 Memandikan pasien
21 Menyentuh urine
bag pasien
Sebelum melakukan tindakan aseptic
22 Merawat
/membersihkan luka
23 Memasang infuse
24 Memasang NGT
25 Memasang cateter
26 Menyuntik pasien (
IV, IM , IC )
27 Mengambil
spesimen darah
28 Memasang alat
bantu pernapasan
29 Memberikan obat /
makanan melalui
NGT
30 Suction
31 Oral hygiene
Setelah terkena cairan tubuh pasien
33 Oral hygiene
34 Merawat
/membersihkan luka
35 Mengambil
spesimen darah
36 Memasang cateter
37 Memasang infuse
38 Memasang NGT
39 Memberikan obat /
makanan melalui
NGT
40 Membuang urine
pasien
41 Memasang alat
bantu pernapasan
Total jumlah tindakan cuci tangan yang di lakukan
jumlah tindakan yang di lakukan x 100 %
Rekapitulasi praktik 5 moment cuci tangan
A B C
jenis tdk tdk tdk
responden kelamin HS Hw melakukan total HS Hw melakukan total HS Hw melakukan total
1 1 2 2 2 2 2 2
2 0 4 2 6 2 1 3 4 2 6
3 0 4 2 6 1 1 2 3 1 4
4 1 4 4 3 3 4 4
5 0 2 2 4 2 2 4 4
6 1 4 4 2 2 4 4
7 0 1 1 2 2 2 2
8 0 4 4 2 2 2 1 3
9 1 2 2 2 2 2 2
10 1 2 2 2 1 1 2 2
11 0 2 2 2 2 2
12 1 1 2 1 1 2 3 1 1
13 1 4 4 2 2 4 4 4
14 1 4 2 1 3 2 2 2
15 1 4 1 1 1 1 1 2
16 1 1 1 2 1 1 2 2
17 0 2 2 1 1 2 2
18 0 2 2 1 1 2 2
19 0 2 2 1 1 1 1
20 1 2 2 2 2 2 2
21 1 2 2 2 1 3 2 2
22 1 2 2 4 1 1 4 4
23 1 2 2 1 2 3 3 3
24 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 2 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1
27 0 4 1 4 1 1 1 1
28 1 2 2 2 2 2 2
29 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2
30 1 1 2 1 1 1 1
31 0 1 1 1 1 2 2
32 1 1 1 1 1 1 1
33 1 1 1 2 2 2 2
34 1 2 2 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 2 2
37 0 2 2 2 2 1 1 2
TOTAL 28 26 33 87 15 26 24 65 12 55 17 84
D e
tdk tdk
HS Hw melakukan total HS Hw melakukan total
2 2 2 2
2 2 2 2
2 1 3 2 1 3
1 1 1 1 2
1 1 2 2 2 4
2 2 2 2
2 2 2 2
2 1 3 2 1 3
2 2 2 2
1 1 1 1
3 3 3 1 3
2 2 1 1
1 1 2 2
1 1 2 1 2
2 1 3 3 1 3
3 3 3 3
1 1 1 1
2 2 2 2
1 1 1 1 2
3 3 3 3
1 1 2 1 1 2
2 2 2 2
1 1 1 1 2
2 2 1 1
3 3 2 2
1 1 1 1
1 1 1 1
2 2 2 2
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
2 2 1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
3 1 1
1 1 1 1 2
13 40 13 66 11 46 12 69
Jenis cairan yang digunakan
Hs Hw tidak melakukan
26 /87 x 100 % = 29 , 8
A 28 / 87 x 100 % = 32,5 % % 33 / 87 x 100 % = 37.9 %
B 15 / 65 x 100 % = 23 % 26 / 65 x 100 % = 40 % 24 /65 x 100 % = 37 %
12/ 84 x 100 % = 14.28 55 / 84 x 100 % = 65.47
C % % 17 x 84x 100 % = 20.23 %
40 / 68 x 100 % = 58.82
D 13/ 66 x 100 % = 33.9 % % 13 / 66 x 100 % = 19.68 %
E 11/69 x 100 % = 16.6 46 / 69 x 100 % = 66.6% 12 / 69 x 100 % = 17.39 %
total 79 193 272
YA TIDAK TOTAL
A 54 / 87 X 100 % = 62. % 33 / 87 x 100 % = 38 % 87
24 / 65 x 100 % = 36.9
B 41 / 65 x 100 % = 63.1 % % 65
C 67 / 84 x 100% = 79.7 % 17/84 x 100% = 20.23 % 84
13 / 66x 100% = 19.69
D 53 / 66x 100 % = 80.31 % % 66
12 / 69 x 100 % = 10.6
E 57 / 69 x 100 % = 89.4 % % 69
total 272 99 371
praktik cuci tangan berdasarkan jenis kelamin