Anda di halaman 1dari 8

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI METODE PEER EDUCATOR


TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU REMAJA PUTRI PADA
PENCEGAHAN ANEMIA DEFISIENSI BESI DI KOTA SEMARANG
(Studi di 2 SMK Negeri Kota Semarang)

Lu’lu’atul Khodijah*), S.A Nugraheni**), Apoina Kartini**)


*)Mahasiswa Peminatan Gizi FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Gizi FKM UNDIP
e-mail: hello.khodijah@gmail.com
ABSTRAK

Masalah gizi remaja putri yang masih banyak terjadi di Indonesia yaitu anemia
defisiensi besi. Penderita anemia defisiensi besi terbanyak adalah remaja putri
berusia 16-18 tahun yang mayoritas merupakan siswa di sekolah. Pencegahan
terfokus pada ibu hamil. Sedangkan remaja putri yang nantinya mengalami
kehamilan belum diberikan intervensi yang tepat. Pendidikan gizi diperlukan
untuk mencegah permasalahant. Metode Peer Educator dipilih karena peran
teman dekat bagi remaja sangat besar dalam perubahan perilaku. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan gizi metode Peer Educator
pada perubahan perilaku pencegahan anemia remaja putri. Jenis penelitian
adalah Quasy Experimental dengan desain Pre-Post Control Group. Sampel
yang digunakan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing
sebanyak 40 siswi. Pengambilan dengan teknik purposive sampling. Pada
kelompok intervensi diberikan pendidikan gizi metode Peer Education selama
satu minggu. Analisis data menggunakan Mann Whitney, Wilcoxon Signed Rank
Test, Paired T-Test, dan Chi Square. Uji beda kondisi awal dua kelompok tidak
ada perbedaan pengetahuan (p=0,128), sikap (p=0,914) serta praktik (p=0,863).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan pengetahuan sebesar
1.98±1.915, sikap 2.35±1.777 serta praktik 4.88±11.472 pada kelompok
intervensi. Saran penelitian setiap sekolah memiliki kegiatan Peer Educator yang
membahas mengenai kesehatan pada remaja.

Kata kunci: Pendidikan Gizi, Peer Educator, Perubahan Perilaku, Anemia


Defisiensi Besi, Remaja Putri

Daftar bacaan: 80 (1989-2017)

PENDAHULUAN kronis (KEK), serta perilaku makan


Masa remaja merupakan menyimpang seperti anoreksia Comment [lulukho2]: 1.POLA
tahapan dimana seseorang berada nervosa dan bulimia.2 Anemia KONSUMSI (FAKTOR INHIBITOR
DAN ENHANCER FE) TERHADAP
di antara fase anak dan dewasa adalah suatu keadaan kadar STATUS ANEMIA REMAJA PUTRI.
dengan banyak perubahan yang hemoglobin di dalam darah kurang Available from:
terjadi, diantaranya perubahan fisik, dari nilai normal. Kadar Hb normal https://www.researchgate.net/publica
tion/283174663_POLA_KONSUMSI_
perilaku, kognitif, biologis, dan 12 gr%, untuk dewasa laki-laki 13gr% FAKTOR_INHIBITOR_DAN_ENHAN
emosi.1 Remaja adalah penduduk dan 12 gr% untuk dewasa CER_FE_TERHADAP_STATUS_AN
EMIA_REMAJA_PUTRI [accessed
yang berada dalam rentang usia 10 perempuan. Feb 25 2018].
– 19 tahun. Pada tahun 2012 remaja putri
Pada remaja, masalah gizi prevalensi anemia mencapai 75,9%. Comment [lulukho1]: Efendy FM.
yang biasa dijumpai diantaranya Di tahun yang sama di Jawa Tengah, Keperawatan kesehatan komunitas:
anemia, obesitas, kekurangan energi remaja yang mengalami anemia Teori dan praktik dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika; 2009. 378 p.

206
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mencapai 43,2%. Anemia defisiensi Semarang. Berdasarkan latar Comment [lulukho3]: Dinas
besi masih menjadi masalah belakang, maka peneliti tertarik Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013.
Profil Kesehatan Jawa Tengah 2012.
kesehatan masyarakat.3 untuk meneliti pengaruh pendidikan Semarang
Salah satu kelompok rawan gizi metode peer educator terhadap
Comment [lulukho4]: Kemenkes RI.
anemia adalah remaja putri. Pada perubahan perilaku remaja putri Riset kesehatan dasar. Jakarta; 2013.
remaja putri bila anemia tidak pada pencegahan anemia defisiensi
tertangani dengan baik dapat besi (Studi pada Siswa Kelas XI di 2
memberikan dampak yang pada SMK Negeri Kota Semarang tahun
masa dewasa nantinya. 2018).
Beragam metode dapat METODE PENELITIAN
dilakukan untuk mencegah dan Metode yang digunakan dalam
menanggulangi anemia defisiensi penelitian ini adalah Quasy
besi pada remaja putri, salah Experimental dengan rancangan
satunya adalah edukasi gizi. Edukasi Pre-Post Control Group. Sampel
bertujuan agar remaja khususnya diambil dengan teknik Purposive
putri mempunyai pengetahuan gizi Sampling. Jumlah sampel masing-
yang cukup sehingga penyimpangan masing kelompok perlakuan dan
konsumsi makan dapat dicegah. kontrol sebesar 40. Perhitungan
Penelitian oleh Prahastuti melalui rumus:
menunjukkan bahwa konseling dan
pendidikan sebaya terbukti efektif n=
meningkatkan pengetahuan dan Uji statistik yang digunakan
sikap remaja putri usia 15-19 tahun dalam penelitian adalah Wilcoxon
dalam pencegahan anemia di Signed Rank Test, Paired T-Test,
Kabupaten Subang.4 dan Chi Square. Comment [lulukho5]: Lestari E,
Sasaran dari penelitian ini Dieny FF. Pengaruh konseling gizi
sebaya terhadap asupan serat dan
adalah siswi kelas XI SMK Negeri 9 lemak jenuh pada remaja obesitas di
HASIL DAN PEMBAHASAN semarang. J Nutr Coll. 2016;5(1):36–43
1. Homogenitas Karakteristik dan Perilaku Sampel Sebelum Diberi Intervensi
Tabel 1. Homogenitas Karakteristik dan Perilaku Sampel
Variabel Nilai (p)
Usia 0.172a
Status gizi 0.053a
Pendidikan Ayah 0.802b
Pendidikan Ibu 0.020b
Pekerjaan Ayah 0.396b
Pekerjaan Ibu 0.823b
Pendapatan Perkapita 0.264a
Paparan Media 0.754b
Pengetahuan 0.128a
Sikap 0.914a
Praktik 0.863a
a Mann Whitney
b Chi Square
Hasil menunjukkan ada gizi serta pendidikan ibu dalam
perbedaan pada variabel status uji Mann Whitney (p<0,05).
2. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Sampel Penelitian
Tabel 2. Uji Beda Tingkat Pengetahuan Sampel Penelitian
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Pengetahuan P
Mean±SD (min-max) Mean±SD (min-max)

207
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Sebelum 14.43±1.318 (12-17) 14.45±1.300 (11-17) 0,128c


Sesudah 16.40±2.010 (13-20) 14.35±1.424 (11-18) 0,001c
P = 0.001a P = 0.685b
Selisih 1.98±1.915 (-3)-6 -0.10±1.549 (-4)-3 0,001c
a Wilcoxon Signed Rank Test
b Paired T-Test
c Mann Whitney
Hasil analisis menunjukkan pengetahuan sesudah intervensi
bahwa ada perbedaan (p<0.05). Pada selisih
pengetahuan sebelum dan pengetahuan kedua kelompok
sesudah pada kelompok terdapat perbedaan (p<0.05).
intervensi (p<0.05). Pada kedua
kelompok terdapat perbedaan
3. Perbedaan Sikap Pada Sampel Penelitian
Tabel 3. Uji Beda Sikap Sampel Penelitian
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Sikap P
Mean±SD (min-max) Mean±SD (min-max)
Sebelum 9.93±1.831 (6-13) 9.90±1.892 (5-13) 0.914c
Sesudah 12.28±0.716 (11-13) 9.40±2.216 (4-13) 0.001c
a a
P = 0.001 P = 0.151
Selisih 2.35±1.777 (0-7) -0.50±2.184 (-5)-5 0.001c
a Wilcoxon Signed Rank Test
b Paired T-Test
c Mann Whitney
Hasil menunjukkan ada pengetahuan sesudah intervensi
perbedaan sikap sebelum dan (p<0.05). Pada selisih sikap
sesudah pada kelompok kedua kelompok terdapat
intervensi (p<0.05). Pada kedua perbedaan (p<0.05).
kelompok terdapat perbedaan
4. Perbedaan Praktik Sampel Penelitian
Tabel 4 Uji Beda Praktik Konsumsi Zat Besi Sampel Penelitian
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Praktik P
Mean±SD (min-max) Mean±SD (min-max)
Sebelum 22.35±17.959 (3-72) 29.10±24.698 (3-108) 0.863c
Sesudah 27.23±16.979 (8-86) 27.40±19.684 (5-113) 0.900c
P = 0.003a P = 0.818a
4.88±11.472 (-30)- (-1.70)±29.077 (-67)-
Selisih 0.089c
30 101
a Wilcoxon Signed Rank Test
b Paired T-Test
c Mann Whitney
perbedaan praktik sesudah
Hasil menunjukkan ada intervensi (p>0.05). Pada selisih
perbedaan praktik sebelum dan praktik konsumsi tidak terdapat
sesudah pada kelompok perbedaan pada kedua
intervensi (p<0.05). Pada kedua kelompok (p>0.05).
kelompok tidak terdapat
PEMBAHASAN Hasil penelitian
A. Gambaran Karakteristik menggambarkan keadaan
Responden kelompok intervensi dan

208
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kelompok kontrol. Rentang usia diberikan. Di pertemuan terakhir


responden adalah 16-18 tahun. masing-masing kelompok
Berdasarkan aspek psikologis diminta mempresentasikan
diketahui bahwa semakin tinggi materi yang telah diberikan.
usia seseorang, cara berfikir Presentan tidak boleh peer
semakin matang dan dewasa. educator yang terpilih.
Usia juga memiliki pengaruh Pada kelompok kontrol tidak
pada daya tangkap dan pola diberikan intervensi berupa peer
pikir seseorang, keduanya akan educator. Namun sesuai dengan
berkembang seiring dengan etika penelitian, di akhir
pertambahan usia. Hasilnya pengambilan data post test
adalah pengetahuan yang siswa diberikan edukasi tentang
dimiliki seseorang semakin anemia defisiensi besi oleh
membaik.5 Pada penelitian ini peneliti dan media berupa leaflet Comment [lulukho6]: 1.Notoatmo
usia terbanyak responden yang berisikan materi anemia djo, Soekidjo. (2003). Pendidikan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT.
adalah 17 tahun. defisiensi besi. Rineka Cipta.
Karakteristik status gizi B. Perbedaan Tingkat
responden dikategorikan Pengetahuan Anemia
menjadi 5 yaitu sangat kurus, Defisiensi Besi pada
kurus, normal, gemuk, dan Kelompok Intervensi dan
obesitas. Pada remaja usia 16 – Kontrol
18 tahun perhitungan status gizi Pengetahuan merupakan
menggunakan Indeks Massa hasil tahu seorang individu yang
Tubuh (IMT) dengan didapat dari pengindraan,
memperhitungkan jenis kelamin diantaranya indra penglihatan,
serta usia responden.6 Status pendengaran, penciuman, rasa, Comment [lulukho7]: Kepmenkes RI
gizi responden pada kelompok dan raba.7 No: 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi
intervensi sebagian besar Hasil uji beda tingkat anak
normal sebanyak 60%. Pada pengetahuan gizi menggunakan
Comment [lulukho8]: 1.Notoatmo
kelompok kontrol, status gizi analisis Mann Whitney djo, Soekidjo. Promosi Kesehatan
responden memiliki kesamaan menunjukkan tidak terdapat dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
dengan sebagian besar normal perbedaan pengetahuan di awal Rineka Cipta. 2014
berjumlah 70%. sebelum diberikan intervensi
Pada penelitian ini kelompok (p=0,128).
intervensi diberikan perlakuan Pada kelompok kontrol hasil
berupa pendidikan gizi metode post test menunjukkan adanya
peer educator. Terdapat 2 kelas penurunan rerata tingkat
yang dipilih yaitu XI Pemasaran pengetahuan dari sebelumnya
(PM) 1 dan XI Akuntansi (AK) 1. sebesar 14.45±1.300 menjadi
Setiap kelas dibagi menjadi 3 14.35±1.424. Hal ini terjadi
kelompok. Selanjutnya dari karena pada kelompok kontrol
masing-masing kelompok tidak diberikan perlakuan
diambil 2 siswa untuk diberikan apapun sebelum mengerjakan
pelatihan menjadi peer educator. post test, sehingga jawaban
Pada pertemuan selanjutnya, yang diberikan tidak berbeda
peer educator memberikan jauh dari jawaban saat
edukasi tentang anemia mengerjakan pre test di awal.
defisiensi besi pada kelompok Faktor lain yang mungkin terjadi
masing-masing hingga seluruh yaitu pada kelompok kontrol
anggota memahami materi yang tidak memiliki rasa ingin tahu

209
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk mencari jawaban yang sarana untuk bertukar pikiran


benar setelah diberikan pre test serta saling diskusi sehingga
sehingga jawaban yang kelompok dapat mencapai hasil
diberikan saat mengerjakan post yang diinginkan.8 Comment [lulukho10]: Aisah, Siti,
test mengikuti dari apa yang C. Perbedaan Sikap Anemia Junaiti Sahar, and Sutanto Priyo
Hastono. "Pengaruh Edukasi Kelompok
ditulis sebelumnya. Defisiensi Besi pada Sebaya Terhadap Perubahan Perilaku
Setelah diberikan intervensi Kelompok Intervensi dan Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada
Wanita Usia Subur Di Kota
berupa pendidikan gizi metode Kontrol Semarang." PROSIDING SEMINAR
peer educator pada kelompok Sikap memiliki tiga komponen NASIONAL & INTERNASIONAL. 2010.
intervensi hasil uji menunjukkan pokok yaitu kepercayaan,
terdapat perbedaan tingkat kehidupan emosional atau
pengetahuan pada kedua evaluasi terhadap suatu objek,
kelompok (p=0,001). Pada serta kecenderungan untuk
kelompok intervensi mengalami bertindak. Ketiga komponen ini
peningkatan nilai rata-rata dari membentuk sikap yang utuh.7 Comment [lulukho11]: 1.Notoatm
sebelumnya sebesar Hasil uji beda sikap odjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
14.43±1.318 menjadi mengenai pencegahan anemia Rineka Cipta. 2014
16.40±2.010 sehingga terdapat defisiensi besi pada kedua
selisih sebesar 1.98±1.915. kelompok menunjukkan tidak
Hasil ini sejalan dengan ada perbedaan saat diberikan
penelitian yang dilakukan oleh pre test (p=0,914). Besar nilai
Aisah dimana terdapat rerata yang didapat hampir
perbedaan tingkat pengetahuan sama yaitu pada kelompok
tentang pencegahan anemia intervensi sebesar 9.93±1.831
defisiensi besi di wanita usia dan kelompok kontrol sebesar
subur yang cukup signifikan 9.90±1.892.
pada kelompok perlakuan Setelah dilakukan pendidikan
(p=0,000).8 gizi metode peer educator pada Comment [lulukho9]: 1.Aisah, Siti,
Hasil uji Mann Whitney pada kelompok intervensi, hasil Junaiti Sahar, and Sutanto Priyo
Hastono. "Pengaruh Edukasi
selisih tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat Kelompok Sebaya Terhadap
antara kedua kelompok peningkatan nilai rerata menjadi Perubahan Perilaku Pencegahan
Anemia Gizi Besi Pada Wanita Usia
menunjukkan terdapat 12.28±0.716. Uji Mann Whitney Subur Di Kota
perbedaan (p=0,001:p<0,05). yang dilakukan menunjukkan Semarang." PROSIDING SEMINAR
Kelompok intervensi memiliki adanya perbedaan sikap NASIONAL & INTERNASIONAL.
2010.
selisih sebesar 1.98±1.915 pencegahan anemia setelah
sedangkan kelompok kontrol diberikan intervensi pada kedua
sebesar (-0.10)±1.549. Hasil ini kelompok (p=0,001). Hasil ini
memiliki perbedaan yang cukup sejalan dengan penelitian yang
jauh karena pada kelompok dilakukan oleh Aisah dimana
intervensi pengetahuan terdapat perbedaan sikap
meningkat sedangkan pada tentang pencegahan anemia
kelompok kontrol pengetahuan defisiensi besi di wanita usia
responden justru menurun. subur yang cukup signifikan
Pada penelitian ini pada kelompok perlakuan
menunjukkan bahwa peran peer (p=0,000).8 Comment [lulukho12]: Aisah, Siti,
educator dapat dikatakan cukup Selisih sikap pada kelompok Junaiti Sahar, and Sutanto Priyo
Hastono. "Pengaruh Edukasi Kelompok
efektif dalam meningkatkan intervensi sebesar 2.35±1.777. Sebaya Terhadap Perubahan Perilaku
pengetahuan responden pada Pada kelompok kontrol sebesar Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada
Wanita Usia Subur Di Kota
kelompok intervensi. Kegiatan (-0.50)±2.184. Hasil uji Mann Semarang." PROSIDING SEMINAR
peer education dapat menjadi Whitney menunjukkan terdapat NASIONAL & INTERNASIONAL. 2010.

210
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

perbedaan selisih rerata sikap dan kedua setelah intervensi


antara kedua kelompok dengan jarak seminggu lamanya.
(p=0,001:p<0,05). Hasil ini Hasil dari recall kemudian
menunjukkan bahwa pendidikan dihitung menggunakan software
gizi metode peer educator yang Nutrisurvey dan diubah menjadi
diberikan pada kelompok persentase kecukupan zat besi.
intervensi memberikan Kecukupan zat besi di awal
pengaruh pada sikap responden. pada kedua kelompok tidak
Faktor yang mempengaruhi menunjukkan adanya
penentuan sikap diantaranya perbedaan (p=0,863). Pada
pengetahuan, pikiran, keyakinan, kelompok intervensi didapat
pengalaman pribadi, rerata 22.45±17.959 sedangkan
kebudayaan, orang yang pada kelompok kontrol rerata
berpengaruh, media massa, sebesar 29.10±24.698.
serta emosi.7 Pengetahuan Kelompok kontrol menunjukkan Comment [lulukho13]: 2.Notoatm
responden yang meningkat persentase yang lebih tinggi. odjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
mempengaruhi sikap responden. Namun, dibandingkan dengan Rineka Cipta. 2014
Sikap yang baik dapat terjadi Tingkat Kecukupan Zat Besi
apabila didasari pengetahuan sebesar 77% kedua kelompok
yang baik pula. masuk kedalam kategori yang
D. Perbedaan Praktik Anemia sama yaitu kurang.
Defisiensi Besi pada Setelah dilakukan intervensi
Kelompok Intervensi dan berupa pendidikan gizi metode
Kontrol peer educator rerata pada
Praktik adalah sebuah kelompok intervensi meningkat
tahapan seseorang dalam menjadi 27.23±16.979.
mengimplementasikan informasi Sedangkan pada kelompok
yang mereka terima, untuk kontrol hasil menunjukkan
kemudian mengkonfirmasi atau penurunan menjadi
mengevaluasi. Sehingga 27.40±19.684. hasil uji beda
kemungkinan seseorang Mann Whitney pada kedua
menolak atau menerima kelompok menunjukkan tidak
informasi tersebut tidak hanya ada perbedaan praktik sesudah
didapatkan dari faktor intervensi (p=0,900).
pemberian pendidikan gizi Hasil uji sejalan dengan
metode peer educator yang penelitian Novrianti yang
telah diberikan. Melainkan ada menyatakan bahwa tidak ada
faktor pengalaman maupun perbedaan bermakna pada
media informasi.7 tindakan responden tentang
Domain perilaku berupa sistem reproduksi remaja
praktik pada penelitian ini setelah diberi pendidikan gizi
didapatkan dari angka metode peer education
kecukupan zat besi pada (p=0,612).10 Penelitian ini Comment [lulukho15]: Novrianti Q,
responden. Angka Kecukupan mengungkapkan kemungkinan Widaryati W. Studi Komparasi
Pendidikan Kesehatan Melalui Metode
Gizi (AKG) zat besi bagi remaja faktor penyebabnya yaitu selain Ceramah dan Peer Education terhadap
usia 16-18 tahun adalah hanya karena pengambilan data Perilaku Remaja dalam Menanggapi
Perubahan Sistem Reproduksi di SMP
sebesar 26 mg.9 Kecukupan zat post test hanya berselang satu N 3 Sewon Bantul Yogyakarta(Doctoral
besi diambil melalui recall 24 minggu dari perlakuan, faktor dissertation, STIKES'Aisyiyah
jam yang dilakukan sebanyak 2 individu dari masing-masing Yogyakarta).
kali. Pertama sebelum intervensi responden juga berpengaruh. Comment [lulukho14]: 2.WNPG

211
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Untuk dapat mengubah praktik hasil uji Mann Whitney


seseorang dibutuhkan proses (p=0,089:p>0,05).
dan waktu yang cukup lama. SARAN
Secara teori perubahan perilaku 1. Bagi siswi SMK Negeri 2 dan
melalui proses perubahan SMK Negeri 9 Semarang
bertahap: pengetahuan a. Siswi menerapkan
(knowledge) – sikap (attitude) – pengetahuan yang telah
praktik (practice) atau “KAP” didapat.
(PSP). Namun terdapat b. Siswi dapat meningkatkan
penelitian yang membuktikan asupan zat besi dan rutin
bahwa proses tersebut tidak mengkonsumsi tablet
selalu seperti teori diatas.7 tambah darah. Comment [lulukho16]: Notoatmodjo,
E. Keterbatasan penelitian 2. Bagi peneliti lain Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2014
1. Pemilihan responden tidak a. Apabila ingin meneliti
dilakukan benar-benar perubahan perilaku
secara acak. membutuhkan proses dan
2. Waktu penelitian yang waktu yang lebih lama.
terbatas hanya satu minggu. DAFTAR PUSTAKA
3. Tidak dilakukan pengambilan 1. Efendy FM. Keperawatan
darah untuk uji kadar Hb kesehatan komunitas: Teori dan
sebagai gambaran kondisi praktik dalam keperawatan.
status anemia responden. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
KESIMPULAN 378 p.
1. Karakteristik responden 2. POLA KONSUMSI (FAKTOR
sebagian besar berusia 17 INHIBITOR DAN ENHANCER
tahun pada kelompok intervensi FE) TERHADAP STATUS
dan kontrol dengan status gizi ANEMIA REMAJA PUTRI.
sebagian besar normal. Available from:
2. Tidak ada perbedaan https://www.researchgate.net/pu
pengetahuan, sikap dan praktik blication/283174663_POLA_KO
pada kedua kelompok sebelum NSUMSI_FAKTOR_INHIBITOR
intervensi. _DAN_ENHANCER_FE_TERH
3. Ada perbedaan perubahan ADAP_STATUS_ANEMIA_REM
pengetahuan setelah intervensi AJA_PUTRI [accessed Feb 25
pada kedua kelompok 2018].
(kelompok intervensi dan 3. Kemenkes RI. Riset kesehatan
kelompok kontrol) berdasarkan dasar. Jakarta; 2013.
hasil uji Mann Whitney 4. Lestari E, Dieny FF. Pengaruh
(p=0,001:p<0,05). konseling gizi sebaya terhadap
4. Ada perbedaan perubahan asupan serat dan lemak jenuh
sikap setelah intervensi pada pada remaja obesitas di
kedua kelompok (kelompok semarang. J Nutr Coll.
intervensi dan kelompok kontrol) 2016;5(1):36–43.
berdasarkan hasil uji Mann 5. Notoatmodjo, Soekidjo.
Whitney (p=0,001:p<0,05). Pendidikan dan Perilaku
5. Tidak ada perbedaan Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
perubahan praktik setelah Cipta. 2003.
intervensi pada kedua kelompok 6. Kementerian Kesehatan RI.
(kelompok intervensi dan Kepmenkes RI No:
kelompok kontrol) berdasarkan 1995/Menkes/SK/XII/2010

212
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tentang Standar Antropometri


Penilaian Status Gizi Anak.
Jakarta. 2010
7. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi
Kesehatan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta. 2014
8. Aisah S, Sahar J, Hastono SP.
Pengaruh Edukasi Kelompok
Sebaya Terhadap Perubahan
Perilaku Pencegahan Anemia
Gizi Besi Pada Wanita Usia
Subur Di Kota Semarang. In
PROSIDING SEMINAR
NASIONAL & INTERNASIONAL
2010.
9. Pangan WN. Gizi (WNPG).
Pemantapan ketahanan pangan
dan perbaikan gizi berbasis
kemandirian dan kearifan lokal.
2012.
10. Novrianti Q, Widaryati W. Studi
Komparasi Pendidikan
Kesehatan Melalui Metode
Ceramah dan Peer Education
terhadap Perilaku Remaja
dalam Menanggapi Perubahan
Sistem Reproduksi di SMP N 3
Sewon Bantul
Yogyakarta(Doctoral
dissertation, STIKES'Aisyiyah
Yogyakarta).

213

Anda mungkin juga menyukai