Hargapokokstandar 150609100543 Lva1 App6891 PDF
Hargapokokstandar 150609100543 Lva1 App6891 PDF
Adalah harga pokok yang ditentukan dimuka sebelum proses produksi berjalan dan merupakan harga
pokok yang seharusnya untuk membuat suatu produk tertentu berdasarkan kondisi-kondisi (efisiensi,
ekonomi) yang tertentu
2. Penetuan Biaya
a. Biaya bahan standar ditentukan setelah terlebih dahulu mengadakan spesifikasi produk yang
akan dihasilkan berdasarkan ukuran, bentuk, kwalitas dan warna. Penentuan baiaya bahan
baku standar meliputi : Kuantitas dan harga
b. Biaya tenaga kerja standar ditentukan dengan cara
- Menentukan jam kerja standar yaitu dengan memperhatikan keadaan tata letak
peralatan, sifat alat-alat produksi, kemampuan karyawan serta kontinuitas bahan.
Penetuan jan kerja standar dapat didasarkan atas rata-rata jam kerja periode yang lalau
atau dengan membuat percobaan pelaksanaan produksi
- Menentukan tarif upah standar ditentukan melalui kontrak, upah periode yang lalu atau
melalui perhitungan dalam keadaan operasi normal
c. Biaya overhead pabrik standar ditentukan dengan cara
- Menentukan anggaran BOP pada kapasitas normal
- Menentukan dasar pembebanan (kwantitas bahan, harga bahan, jam kerja langsung,
jumlah upah langsung, jam kerja mesin)
- Menentukan tarif BOP dengan cara : anggaran dibagi dasar pembebanan dan dipisahkan
antara BOP tetap dengan BOP variable
3. Pencatatan harga pokok standar
a. Metode Partial Plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses
Debet : Biaya yang sesungguhnya
Kredit : Biaya standar
Selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya dihitung pada akhir periode
akunasi setelah pencatatan barang jadi dari persediaan barang dalam proses
b. Metode single plan : dalam metode ini perkiraan barang dalam proses
Debet : Biaya standar
Kredit : Biaya standar
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar setiap saat dapat dihitung
berdasarkan data dari bon pemakaian bahan dan kartu jam kerja
b. Harga bahan baku yang sesungguhnya berbeda dengan harga bahan baku menurut standar.
Rumus
Selisih harga bahan = (harga standar – harga sesungguhnya) Kwantitas sesungguhnya
Contoh :
PT. Abadi adalah perusahaan industri memproduksi barang Y. Harga pokok ditetapkan berdasarkan
metode harga pokok standar. Untuk biaya bahan baku ditetapkan standar sebagai berikut :
Kwantitas standar bahan baku : ½ kg per unit
Harga standar bahan baku : Rp. 1000 per kg
Berdasarkan keterangan tsb diatas perhitugan dan analisa selisih BBB dapat dibuat sebagai berikut :
BBB yang sesungguhnya = 550 x Rp. 950 = Rp. 522.500
BBB menurut standar = (1000x1/2) Rp1000 = Rp. 500.000
Selisih biaya bahan baku = Rp. 22.500 (Rugi) BBB ss > BBB st
Selisih kwantitas :
Kwantitas yang sebenarnya : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000
Kwantitas standar : 500 x Rp 1000 = Rp. 500.000
-------------------- -
Selisih kwantitas bahan baku Rp. 50.000 (Rugi)
Selisih harga :
Harga sesungguhnya : 550 x Rp 950 = Rp. 522.500
Harga standar : 550 x Rp 1000 = Rp. 550.000
-------------------- -
Selisih harga bahan baku Rp. 27.500 (Laba)
-------------------- -
Selisih BBB Rp. 22.500 (Rugi)
Contoh PT. Abadi menetukan biaya tenaga kerja standar peu unit 2 jam dengan tarif Rp 250 per jam
Data produksi untuk bulan sepetember 2010 adalah
Jumlah produksi : 5000 unit
Jumlah jam kerja sebenarnya : 9980 jam
Tarif upah sesungguhnya : Rp. 275
Berdasarkan keterangan tersebut perhitungan dan analisa selisih biaya tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
BTKL ss : 9980 x Rp 275 = Rp. 2.744.500
BTKL st : (5000 x 2) Rp. 250 = Rp. 2.500.000
-------------------- -
Selisih BTKl Rp. 244.500 (Rugi)
b. Selisih volume (volume variance) yaitu selisih antara BOP yang dianggarkan pada jam standar
dengan BOP yang dibebankan ke perkiraan barang dalam proses (jam kerja standar dikalikan
dengan tarif standar)
BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp xxx
BOP yang dibebankan ke perkiraan Brg Dlm Proses
(jam kerja standar x tarif BOP standar) Rp xxx
---------- -
Selisih volume Rp xxx
Laba ; BOP yang dibebankan (st) > BOP yang dianggarkan pada jam standar
Rugi ; BOP yang dibebankan (st) < BOP yang dianggarkan pada jam standar
Contoh :
PT. Abadi sebuah perusahaan industri menentukan BOP standar sbb :
BOP tetap : Rp 350 per JKL (jam kerja langsung)
BOP variabel : Rp 400 per JKL (jam kerja langsung)
Kapasitas normal : 3000 kg
Jam kerja st : 2 JKL per kg
Tarif BOP tsb didasarkan atas anggaran BOP pada kapasitas normal sbb :
Biaya tetap : Rp. 2.100.000
Biaya variable : Rp. 2.400.000
Berdasarkan keterangan tsb perhitungan dan analisa selisih dapat dibuat sbb
BOP yang sesungguhnya = Rp. 7.700.000
BOP standar (5000 x 2) Rp 750 = Rp. 7.500.000
--------------------- -
Selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi)
Analisa selisih
Selisih terkendali :
BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
BOP yang dianggarkan pada jam standar :
BOP tetap Rp 2.100.000
BOP variable (10.000 x 400) Rp 4.000.000
----------------- +
Rp 6.100.000
------------------ -
Selisih terkendali Rp 1.600.000 (Rugi)
Selisih Volume :
BOP yang dianggarkan pada jam standar Rp. 6.100.000
BOP yang dibebankan (10.000 x Rp 750) Rp. 7.500.000
----------------- -
Selisih volume Rp 1.400.000 (Laba)
------------------ -
Total selisih BOP Rp. 200.000 (Rugi)
2. Metode 3 selisih
Dalam metode ini selisih BOP dibedakan menjadi
a. Selisih pengeluaran (spending variance) yaitu selish yang terjadi karena BOP yang dikeluarkan
(yang sebenarnya) tidak sama (berbeda) dengan BOP yang dianggarkan pada kapasitas
sebenarnya.
Perhitungan selisih pengeluaran dapat digambarkan sbb :
BOP yang sesungguhnya Rp xxx
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya :
BOP tetap (menurut anggaran) Rp xxx
BOP variable (kapasitas ss x tarif) Rp xxx
---------- -
Rp xxx
--------- -
Selisih pengeluaran Rp xxx *
b. Selsih kapasitas yaitu selisih yang terjadi karena BOP yang dianggarkan pada kapasitas
sebenarnya berbeda dengan BOP standar pada jam kerja sesungguhnya.
Perhitungan selisih kapasitas dapat digambarkan sbb :
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya Rp xxx
BOP standar pada jam kerja sesungguhnya
(Jam kerja sesungguhnya x tarif BOP standar) Rp xxx
---------- -
Selisih kapasitas Rp xxx *
* Laba ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya < BOP standar
Rugi ; BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya > BOP standar
c. Selisih efisiensi yaitu selisih yang terjadi karena jam kerja standar berbeda dengan jam kerja
yang sesungguhnya (masing-masing pada kapasitas sesungguhnya)
Perhitungan selisih
Selisih efisiensi = (jam kerja st – jam kerja sesungguhnya) x tarif BOP st
Analisa selish
a. Selisih pengeluaran
BOP yang sesungguhnya Rp 7.700.000
BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya :
BOP tetap Rp 2.100.000
BOP variabel (5000 x 2) x 400 Rp 4 000.000
---------------- -
Rp 6.100.000
Selisih pengeluaran Rp 1.600.000 (Rugi)
b. Selisih kapasitas
BOP yang dianggarkan pada kap ss Rp 6.100.000
BOP st pada jam kerja sesungguhnya (10250 x Rp 750) Rp 7.687.500
---------------- -
Selisih kapasitas (laba) Rp 1.587.500 (Laba)
c. Selisih efisiensi
BOP standar pada jam kerja standar
(5000 x 2) Rp 750 Rp 7.500.000
BOP standar pada jam kerja sesungguhnya
(10.250 x Rp 750) Rp 7.687.500
----------------- -
Selisih efisiensi (rugi) Rp 187.500 (Rugi)
----------------- -
Total selisih BOP (rugi) Rp 200.000 (Rugi)
3. Metode 4 selisih
Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode tiga selisih, tetapi dalam metode 4 selisih ini
selisih efisiensi dibedakan menjadi :
a. Selisih efisiensi tetap dengan rumus
(JK st – JK ss) x tarif BOP tetap
b. Selisih efisiensi variabel dengan rumus
(JK st – JK ss) x tarif BOP variabel