Anda di halaman 1dari 4

INTERPRETASI LOG

Chart Log

 1 Kotak = 1 feet
 m = 1,8
 Recovery Factor = 40 %

A. ANALISA KUALITATIF
a. Analisa Lithology Tools
Semakin besar nilai GR API, maka makin besar pula kandungan shale pada
formasi di kedalaman tersebut. Hal ini berkaitan dengan lithology batuan pada
lapisan formasi tersebut, dimana jika kandungan shale semakin besar maka
lapisan tersebut merupakan lapisan yang kurang porous dan permeable.
Sebaliknya, jika harga gamma ray kecil, maka kandungan shale semakin kecil,
dan lapisan pada formasi tersebut merupakan lapisan yang porous dan permeable.
Berdasarkan chart log gamma ray, pada kedalaman 1200 ft, kurva gamma ray log
mulai mengalami penurunan nilai GR API yang sangat pesat. Sehingga bisa
dikatakan pada kedalaman tersebut merupakan formasi yang prospek
mengandung hidrokarbon. Sedangkan batuan yang berada diatas kedalaman 1200
ft, merupakan cap rock. Hal ini dapat dilihat dari kurva gamma ray yang
menunjukkan nilai GR API yang sangat besar. Dan dapat dilihat pula pada
kedalaman 1211 ft hingga 1212 ft, nilai gamma ray melonjak sangat besar. Hal
ini juga terjadi pada kedalaman 1218 hingga 1219 ft. Fenomena membesarnya
kurva gamma ray pada kedua interval tersebut, menunjukkan bahwa formasi
mendapati kehadiran shake yang memiliki konsenrasi yang cukup tinggi.

b. Analisa Porosity Tools


1. Analisa Density Log
Density log merekam densitas bulk batuan pada kedalaman tertentu. Prinsip
kerja Density log adalah dengan jalan memancarkan sinar gamma dari sumber
radiasi sinar gamma yang diletakkan pada dinding lubang bor. Pada saat sinar
gamma menembus batuan, sinar tersebut akan bertumbukkan dengan elektron pada
batuan tersebut, yang mengakibatkan sinar gamma akan kehilangan sebagian dari
energinya dan yang sebagian lagi akan dipantulkan kembali, yang kemudian akan
ditangkap oleh detektor yang diletakkan diatas sumber radiasi. Sehingga dapat
disimpulkan semakin besar bulk batuan, maka semakin kecil porositasnya. Hal ini
didasarkan oleh rumus berikut.
ρma - ρb
ØFDL =
ρma - ρf
Keterangan: ρma = densitas matriks

ρ𝑏 = densitas bulk batuan yang terekam oleh density log

ρ𝑓 = densitas fluida didalam batuan


Berdasarkan chart log, dapat dilihat bahwa pada kedalaman 1200 ft, kurva log
density menunjukkan nilai yang semakin kecil. Sehingga dapat diperkirakan bahwa,
porositas batuan pada kedalaman tersebut besar.

2. Analisa Neutron Log


Neutron log merekam kandungan fluida yang ada didalam batuan. Prinsip
kerja neutron log adalah memancarkan sinar neutron ke dalam formasi. Sinar
neutron tersebut akan bertabrakan dengan atom yang identik dengannya yaitu
hidrogen. Semakin besar kandungan hidrogen maka semakin besar energi neutron
yang diserap oleh hidrogen, sehingga energi yang dipantulkan dan direkam oleh
detector semakin sedikit. Singkatnya, semakin kecil perekaman neutron log maka
semakin banyak kandungan fluida didalam batuan (air atau hidrokarbon). Pada
kedalaman 1200 ft memperlihatkan bahwa harga neutron log semakin kecil
sehingga dapat diperkirakan bahwa mulai pada kedalaman 1200 ft mengandung
fluida yang relative banyak baik itu hidrokarbon maupun air.
3. Analisa Crossplot
Crossplot merupakan perpotongan antara density log dan neutron log,
dimana keduanya menunjukkan nilai yang kecil. Crossplot dapat dilihat pada chart
log yang berwarna kuning yang menunjukkan bahwa formasi pada kedalaman
tersebut memiliki porositas yang besar dan memiliki kandungan fluida yang
banyak. Daerah crossplot juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan
daerah yang prospek yang mengandung hidrokarbon, dimana separasi crossplot
yang besar menunjukkan kandungan gas, separasi crossplot yang sedang
menunjukkan kandungan minyak, dan separasi crossplot yang kecil menunjukkan
kandungan air. Berdasarkan kurva pada chart log, dapat dilihat crossplot mulai
muncul pada kedalaman 1200 ft. Dapat dilihat pula pada kedalaman 1200 ft sampai
1207,5 ft, kandungan hidrokarbon pada formasi merupakan kandungan gas,
sedangkan pada 1207,5 ft sampai 1214 ft merupakan kandungan minyak.
Sedangkan pada kedalaman 1211 ft hingga 1212 ft, kurva tidak menunjukkan
crossplot. Hal ini juga terjadi pada kedalaman 1218 ft hingga 1219 ft. Fenomena
ini menunjukkan pada kedua interval tersebut kurang prospek.
c. Analisa Resistivity Tools
Berdasarkan urutan besaran resistivitas relatif, gas memiliki resistivitas
yang paling besar, dilanjutkan dengan minyak diurutan kedua, dan air yang
memiliki resistivitas yang paling kecil. Perkiraan kandungan hidrokarbon dalam
suatu batuan dapat dilihat dengan membandingkan kurva antara resistivity deep
dengan resistivity medium. Formasi akan mengandung hidrokarbon jika resistivity
deep jauh lebih besar dari resistivity medium. Hal ini sesuai dengan perbandingan
besaran resistivitas relatif.
Pada kedalaman 1200 ft, dapat dilihat kurva resistivity deep mengalami defleksi
yang jauh lebih besar daripada kurva resistivy medium. Defleksi tersebut berakhir
sampai kedalaman 1214 ft yang ditunjukkan oleh resistivity deep memiliki harga
yang mirip dengan harga resistivity medium. Fenomena ini menandakan bahwa
kandungan hidrokarbon mulai berakhir, sehingga pada kedalaman 1214 ft
merupakan water oil contact.

KESIMPULAN ANALISA KUALITATIF


1. Formasi mulai dianggap prospek mulai pada kedalaman 1200 ft jika ditinjau
dari analisa kualitatif yaitu lithology tools, porosity tools, dan resistivity tools.
2. Formasi yang berada diatas daerah prospek yaitu lebih dangkal dari 1200 ft,
diperkirakan sebagai cap rock karena memiliki kurva gamma ray yang tinggi.
3. Pada daerah prospek, diperkirakan terdapat sisipan shale didalamnya, yaitu
pada kedalaman 1211 ft hingga 1212 ft berdasarkan defleksi kurva gamma ray.
4. Formasi prospek tersebut merupakan reservoir heterogen karena memiliki
kandungan gas dan minyak.
5. Kandungan gas pada formasi prospek tersebut dapat diindikasi sebagai gas cap.
6. Pada kedalaman 1200 ft sampai 1207,5 ft, kandungan hidrokarbon pada
formasi merupakan kandungan gas cap, sedangkan pada 1207,5 ft sampai 1214
ft merupakan kandungan minyak.
7. WOC berada pada kedalaman 1214 ft

Anda mungkin juga menyukai