Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL TRIMESTER I

1.1 Konsep Anatomi Fisiologi


1.1.1 Anatomi

Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.


Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil
antara lain:

a. Uterus

Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling


nyata pada ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen
dan progesteron pada awal kehamilan akan menyebabkan
hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut dibarengi dengan
peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi dari
jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih
kuat terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga
disertai dengan peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik.
Peningkatan vaskularisasi, kongesti dan edema jaringan dinding
uterus dan hipertrofi kelenjar serviks menyebabkan berbagai
perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick, Goodell dan
Hegar.
b. Payudara

Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh


plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan
membesar), pigmentasi kulit dan pembesaran uterus. Adanya
chorionic gonadotropin (hCG) digunakan sebagai dasar uji
imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin (Human Placental
Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang
pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya.

Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem


penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan
dalam perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi
alveoli yang terjadi sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan
sensasi noduler pada payudara. Chorionic somatotropin dan kedua
hormon ini menyebabkan pembesaran payudara yang disertai
dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif terhadap sentuhan
(dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting susu
dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan
sejak kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar
sebasea berupa tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola
mulai terlihat jelas sejak dua bulan pertama kehamilan.
Pembesaran berlebihan dari payudara dapat menyebabkan striasi
(garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain
membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit
payudara.

c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti tetapi pigmentasi kulit
terjadi akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh
peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Bagian kulit yang
paling sering mengalami hiperpigmentasi adalah puting susu dan
areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana abdomen,
payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah
hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher).
Area atau daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan
kembali menjadi normal setelah kehamilan berakhir. Pengecualian
terjadi pada striae dimana area hiperpigmentasi akan memudar
tetapi guratan pada kulit akan menetap dan berwarna putih
keperakan.

d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan
dengan tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang
berlebihan atau hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga
tidak dapat dikategorikan sebagai tanda pasti kehamilan karena
berbagai penyebab metabolik lain dapat pula menimbulkan gejala
yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan digolongkan normal
apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama.

1.1.2 Fisiologi

a. Morning Sickness, mual dan muntah.


Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual
dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan
muda disebut morning sickness tetapi mual muntah ini dapat
terjadi setiap saat. Mual ini biasanya akan berakhir pada 14
mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua dan ketiga.

b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi
peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran
pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi pada
jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.

c. Sering buang air kecil


Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing.
Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan akan muncul
kembali pada akhir kehamilan, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.

d. Konstipasi atau Sembelit


Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena
peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot
sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan dari
keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi yang lebih
baik saat hamil.

e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada
awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke
tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk / tidur ke
posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi darah merasa
sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering daripada
biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional.
Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat
menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk
yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah
normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan hormonal
dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim
dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.

g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus
menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala morning
sickness.

h. Peningkatan Berat Badan


Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan
memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti
ada peningkatan berat badan yang banyak tapi karena rahim telah
berkembang dan memerlukan ruang juga, dan ini semua karena
pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan pembesaran rahim
dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan air.

Menurut Rita Ismail, dkk, 2011, hlm 4-8. Masalah yang sering
timbul di kehamilan trimester ke 1 dan upaya untuk mengatasinya
adalah sebagai berikut:

GANGGUAN PENYEBAB TINDAKAN


1. Mual dan muntah  Peningkatan  konsumsi crakers (biscuit), atau
(terjadi pada 50- hormone HCG roti panggang , teh , layu sebelum
75%). Dimulai saat bangun dari tempat tidur di pagi
 Faktor emosional
bulan pertama, kedua hari
dan berakhir pada
 Kelelahan
 Makan-makanan kering dengan
minggu keempat
minum di antara makan
kehamilan. Dapat
terjadi kapan saja  Makan cemilan lima- enam kali
sepanjang hari dan
sehari
sang ayah dapat
mengalami gejala  Hindari bau yang tajam atau
yang sama. faktor penyebab lainnya

 Hindari perut kosong atau terlalu


penuh.

 Jangan merokok

 Hindari makanan yang berminyak


atau makanan yang diasinkan
2. Sering Buang Air  Peningkatan  kosongkan kantung kemih secara
Kecil (BAK) tekanan pada teratur
kantung kemih di  Lakukan latihan kegel
trimester pertama  Menghindari ketika keinginan
dan ketiga dirasakan
 Tingkatkan jumlah minum dalam
sehari (minimal 2 liter/ hari)
 batasi minum sebelum tidur
dimalam hari untuk mencegah
sering BAK saat sedang tidur
 Gunakan pembalut
 Laporkan pada petugas kesehatan
jika terasa nyeri, atau rasa
terbakar.
3. Ketegangan pada  Peningkatan level  Gunakan BH sesuai ukuran dan
payudara hormon mendukung payudara dengan baik
progesteron dan
estrogen
4. Peningkatan keluaran  Hiperplasia  Dorong klien untuk berprilaku
vagina mukosa sel-sel bersih
vagina dan  hindari menggunakan pembilas
peningkatan vagina dan pakaian dalam yang
produksi mukus terbuat dari nilon
dari gland  Gunakan pakaian dalam yang
endoservik terbaik dari katun
sehubungan
dengan
peningkatan level
hormon estrogen
5. Hidung tersumbat dan  Peningkatan  bisa tidak terjadi perubahan tetapi
mimisan hormon estrogen pemberian udara dingin dapat
membantu
 hindari menggunakan obat
semprrot nasal atau dekongestan

6. Ptyalism (peningkatan  Tidak diketahui  Gunakan penyegar mulut, permen


produksi air liur) penyebab spesipik karet dan hisap permen yang
atau salive berasa  Peningkatan keras.
pahit. Kemungkinan kadar hormon
terjadi pada minngu estrogen
kedua setelah masa
tidak haid.
7. Gingivisis  peningkatan  Komsumsi diet seimbang dengan
(peradangan pada vaskularisasi makanan tinggi protein dan buah
gusi) . Gejala jaringan karena serta sayuran segar.
menghilang 1 – 2 stimulasi estrogen  Sikat gigi secara perlahan dan
bulan setelah pertahankan kebersihan gigi
melahirkan
8. Perubahan emosi  Adaptasi  Dukungan keluarga
hormonal dan  Komunikasi dengan pasangan,
metabolisme, keluarga dan petugas kesehatan
perasaan menjadi
seorang
perempuan, waktu
kehamilan dan
perubahan gaya
hidup yang akan
terjadi akibat
kehamilan.
9. Keputihan  Pengaruh  tidak dapat dicegah, jangan
hormonal yang melakukan douche (pembersih
menstimulasi vagina)
servikuntuk  Gunakan pentyliner
memproduksi  Pertahankan kebersihan dengan
mukus lebih membersihkan vagina dari arah
banyak depan ke belakang
 Konsultasikan ke petugas
kesehatan jika terdapat gejala
tambahan misalnya gatal, bau atau
perubahan warna.

1.2 Konsep Antenatal Trimester I


1.2.1 Definisi
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim
(Haen Forer, 2009). Asuhan antenatal adalah suatu program yang
terencana berupa observasi,edukasi dan penanganan medik pada ibu
hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang
aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008). Antenatal care adalah
perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen
kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002) Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan
yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara
berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
1.2.2 Tanda dan Gejala
Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu:

a. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan


1) Persumtif Sign ( subyektif)

 Amenorhoe ( tidak mendapat haid)


 Mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal
Terhadap tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah
tiga bulan.
 Letih,sakit kepala
 Merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau
20 minggu pada wanita hamil pertama.
 Perubahan pada mamae
 Frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah
pada organ-organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas
jaringan, tekanan uterus pada kandung kencing menstimulasi
saraf sehingga BAK.
 Lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek
stimulasi hormone estrogen dan progesterone pada kelenjar
dan peningkatan suplay darah ke pelvic .
2) Probabilitas ( objektif)

 Pembesaran uterus
 Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui
melalui pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada
minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
 Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui
melalui pemeriksaan bimanual
 Tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari
pemeriksa mengetuk janin yang mengapung dalam uterus,
bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.
 Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang
mungkin terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
 Perubahan warna kulit oleh
 Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada
dahi,punggung hidung dan kulit daerah tulang pipi
terutama pada warna kulit hitam hal ini disebabkan oleh
stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).
 Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis
tak teratur.

 Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat


b. Tanda positif kehamilan
1) Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada
minggu 17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat
didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ
120-160 kali permenit.
2) adanya gerakan janin pada palpasi
3) Teraba bagian janin pada palpasi
4) Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus
pada pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray.

c. Tes Kehamilan
Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan
mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi
hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.

1.2.3 Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah
ke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak
memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel
telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh
tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah salah
satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini
disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas). Ovum yang telah dibuahi
ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba),
menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari
pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani),
pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan plasenta,
(Handerson 2006)
1.2.4 Patway
1.2.5 Komplikasi Kehamilan

Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007)


yaitu, jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan
terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok
sebagai berikut :

Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :

a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini

Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :


a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria

Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi


akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

1.2.6 Penanganan Medis


a. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian
susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang
berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca
persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena
dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan
komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya
(Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya
saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup
mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti
diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat.
Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta,
pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan
metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan
kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita
hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg
sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).

b. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil
maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif.
Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak
merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami
abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita
hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).

c. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada
triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga
dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya
thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran
(Wiknjosastro, 2002).

d. Kebersihan dan Pakaian


Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi
diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit,
karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan
menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak
dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan
mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi
sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita
hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh
(Wiknjosastro, 2002).

e. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang
sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu.
Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan
abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan
pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir
kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul,
koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).

f. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah
(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi
tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis,
dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan
baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis,
septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut,
misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang
infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan
giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).

g. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di
dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap
cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran
merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran
merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila
ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap
dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat
melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi
transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama
sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama
sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu.
Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus
neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus
pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).

h. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi
makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus
sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara,
yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan
menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage,
kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk
mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting
susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan
menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting
susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-
narik keluar (Mochtar, 2008).

1.3 Rencana Asuhan Keperawatan


1.3.1 Pengkajian
a. Anamnesa
1) Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
2) Ada Planing terlebih dahulu
3) Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan
data, interpretasi pasien terhadap status kesehatan (data
subyektif), hasil observasi perawat.
4) Subyektif data meliputi, identitas, keluhan utama , HPHT,
riwayat kesehatan saat ini, riwayat kehamilan saat ini, riwayat
persalinan yang lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan
keluarga, riwayat psikososial, persiapan persalinan.
5) Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
 Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
 TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
 Wajah dan kepala
 Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
 Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik
pada sclera.
 Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,
ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries
gigi, bau mulut.
 Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak,
pembesaran slauran limfe.
 Dada
 Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
 Jantung :kaji keadaan jantung pasen
 Payudara : adakah benjolan/tidak, kesimetrisan, putting
susu menonjol / datar/ masuk, ASI sudah
keluar/belum, kebersihan areola mamae.
 Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan
untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
 Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris),
linea alba, striae gravidarum, luka bekas operasi,
gerakan janin, DJJ)
 Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
 Ekstremitas
Atas : oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus
otot
Bawah : oedem, reflek patella, reflek hommansign,
kekuatan tonus otot, kram kaki.
 Vulva- vagina
Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran
cairan/darah dr jalan lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell
sign,hegar sign.

6) Persiapan persalinan
7) Obat-obatan yang di pakai saat ini
8) Hasil pemeriksaan penunjang

1.3.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa 1: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


00002 (NANDA 2015-2017)
1.3.2.1 Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolik.
1.3.2.2 Batasan karakteristik
a. Berat badan 20% atau lebih di bawah rentang berat badan
ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Gangguan sensasi rasa
e. Kelemahan otot mengunyah
f. Kesalahan informasi
g. Kesalahan persepsi
h. Ketidakmampuan memakan makanan
i. Kurang informasi
j. Kurang minat pada makanan
1.3.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Faktor biologis
b. Faktor ekonomi
c. Gangguan psikososial
d. Ketidakmampuan makan
e. Ketidakmampuan mencerna makanan
f. Ketidakmampuan mengabsorpsi nutrient
g. Kurang asupan makanan

Diagnosa 2: Ansietas 00146 (NANDA 2015-2017)


1.3.2.4 Definisi
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai
respon otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak
diketahui oleh individu) perasaan takut yang disebabkan oleh
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat
kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya
bahaya dan memampukan individu untuk bertidak menghadapi
ancaman.
1.3.2.5 Batasan Karakteristik
a. Gelisah
b. Kontak mata yang buruk
c. Melihat sepintas
d. Ragu
e. Peningkatan denyut nadi, frekuensi pernafasan, reflex dan
tekanan darah
f. Letih, mual, nyeri abdomen dan pusing
1.3.2.6 Faktor yang berhubungan
a. Ancaman pada status terkini
b. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
c. Krisis situasi
d. Perubahan besar (misalnya status ekonomi, lingkungan,
status kesehatan, fungsi peran, status peran)
e. Riwayat keluarga tentang ansietas
f. Stressor

1.3.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
1.3.3.1 Tujuan dan kriteri hasil
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24
jam kekurangan nutrisi klien tercukupi
Kriteria hasil:
 Nafsu makan klien meningkat
 Klien tidak mual dan muntah
 Nilai laboratorium (transferin, albumin, dan elektrolit)
dalam batas normal
1.3.3.2 Intervensi Keperawatan
a. Anjurkan masukan kalori sesuai kebutuhan
R: Memenuhi kebutuhan kalori yang diperlukan
b. Ajarkan klien tentang diet yang benar sesuai kebutuhan
tubuh
R: Menjaga agar keseimbangan nutrisi tetap terjaga
c. Monitor catatan makanan yang masuk atas kandungan gizi
dan jumlah kalori
R: Memastikan jumlah kalori yang masuk sudah tepat
d. Timbang berat badan secara teratur
R: Mengetahui apakah berat badah klien dalam batas
normal
e. Anjurkan penambahan intake protein, zat besi dan vit C
yang sesuai
R: Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
f. Pastikan bahwa diet mengandung makanan yang berserat
tinggi untuk mencegah sembelit
R: Melancarkan BAB
g. Beri makanan protein tinggi , kalori tinggi dan makanan
bergizi yang sesuai
R: Memenuhi kebutuhan nutrisi klien yang seimbang
h. Pastikan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
R: Klien tahu kebutuhan nutrisi untuk klienya

Diagnosa 2 : Ansietas
1.3.3.3 Tujuan dan kriteri hasil
Tujuan : Kontrol kecemasan dan coping, setelah dilakukan
perawatan selama 2x24 jam cemas klien hilang atau berkurang
Kriteria hasil:
Klien mampu:
 Mengungkapkan cara mengatasi cemas
 Mampu menggunakan coping
 Dapat tidur
 Mengungkapkan tidak ada penyebab fisik yang dapat
menyebabkan cemas
1.3.3.4 Intervensi Keperawatan

a. Bina hubungan saling percaya


R: Memudahkan berkomunikasi dan melakukan tindakan
b. Libatkan keluarga
R: Keluarga berpartisifasi untuk mengurangi
kecemasannya
c. Jelaskan semua prosedur
R: Klien mengerti apa saja tindakan yang akan dilakukan
d. Hargai pengetahuan klien tentang prosedur tindakan
R: Mengetahui sejauh mana klien mengerti tentang
tindakan yang akan dilakukan
e. Bantu klien untuk mengefektifkan sumber support
R: Mengurangi kecemasan klien

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.


Bandung: Elemen.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pedoman Pelayanan Antenatal.


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf.

George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-


online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf.

Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher, Ungaran.

Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.

Herdman T. Heather, Kamitsuru S. 2015. Nanda International Inc.Diagnosis


Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : ECG

Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.

Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.


Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan, EGC,
Jakarta

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi


NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk. Jakarta.
EGC.
Banjarmasin, Desember 2016

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

(………….……..…..……) (………………………..)

Anda mungkin juga menyukai