Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR HARI KE – 1


DI RUMAH SAKIT IKATAN BIDAN INDONESIA DUPAK
SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN SUTOMO SURABAYA
TAHUN 2010 – 2011
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada masa ini Indonesia masih mengalami kendala dalam
pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia), khususnya di bidang kesehatan.
Hal itu nampak jelas terlihat pad tingginya angka kematian bayi dan neonatal.
Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi dilahirkan dan 100 ribu bayi diantaranya
meninggal pada masa neonatal atau sebelum menginjak usia 1 bulan. Dapat
pula dikatakan terjadi kematian neonatal setiap 5 menit (Williams : 2001 : 83).
Bidan memainkan peranan vital, selama periode transisi bagi bayi baru
lahir. Bidan membantu bayi menjalani masa peralihan dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin dengan aman. Bidan juga memberikan
dukungan serta dorongan kepada ibu untuk ikut serta dalam perawatan bayi
masa transisi dengan cara mengupayakan kondisi lingkungan yang
mendukung perubahan dan memantau keadaan bayi selama fase dini, karena
pada fase inilah sering terjadi kematian bayi.
Laporan ini menguraikan tentang asuhan yang diperlukan oleh bayi
baru lahir. Walaupun sebagian besar persalinan terfokus pada ibu, tetapi
karena proses tersebut merupakan pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka
penatalaksanaan persalinan baru dikatakan berhasil apabila yang dilahirakan
juga berda dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuahan segera, aman,
dan bersih untuk bayi baru lahir merupakan bagian esensial asuhan bayi aru
lajir (JNDK-KR. 2007: 95)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti, memahami, melakukan dan
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada BBL
2. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa kebidanan pada
BBL
3. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan kebidanan
pada BBL
4. Mahasiswa mampu melaksanakan rencan asuhan
kebidanan pada BBL
5. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan kebidanan pada
BBL
1.3 Pelaksanaan
Tempat kegiatan praktek : RSIA IBI Dupak Surabaya
Waktu : tanggal 20 November – 3 Desember
2010
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar

2.1.1 Prisip Dasar

Bayi adalah individu yang baru lahir di dunia. Dalam keadaan


terbatas, maka individu membutuhkan perawata dai orang lain.
Sedangkan bayi baru lahir normal adalah janin yang lahir melalui
proses persalinan normal dan te;ah mampu hidup diluar
kandungan(Saifudin AB.2006: 132)

Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.
Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu(Donna l.
Wong, 2003).

2kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500


gram sampai 4000 gram(Dep kes RI, 2005).

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000
gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat(M. Sholeh Kosim, 2007).

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelumbayi


dilahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberiakan pada ibu
hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangandini
terhadap faktor – faktor yang memperlemah kondisi ibu hamil perlu
diprioritaskan, seperti gizi rendah, anemi, dekatnya jarak antara
kehamilan dan buruknya hygiene. Disamping itu perlu juga dilkukan
pembinaan kesehatan pre natal yang memadai dan penanggulangan
faktor – faktor yang meyebabkan kematian pre natal meliputi:

1. perdarahan
2. hipertensi
3. infeksi
4. kelahiran pretem
5. asfiksi
6. hipotermi(Saifudin AB,2006:132)

2.1.2 Keadaan Klinik Bayi Normal Segera setelah Lahir

2.1.2.1 Sistem kardiovaskuler

Setelah lahir foramen ovale menutup, dktus arteriosus


dan duktus venosus menjadi ligamen. Arteri dan vena
umbilikalis serta arteri hepatica menutup menjadi ligamen.
Pernapasan pertama pada BBL, paru-paru berkembang dan
menurunkan vaskuler pulmone, darah paru mengalir sehingga
tekanan pada arteri pulmoner turun dan tekanan pada atrium
kanan turun. Aliran darah pulmoner kembali meningkat ke
jantung dan masuk ke jantung bagian kiri sehingga tekanan
atrium kiri meningkat.

2.1.2.2 Denyut jantung

1. Saat lahir frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140x/menit

2. Usia 1 minggu, frekuensi denyut jantung rata-rata


128x/menit saat tidur dan 163x/menit saat bangun

3. a. Tekanan darah sistolik BBL 78mmhg dan diastolik


rata-rata 42mmhg

b. Tekanan sistolik bayi sering menurun sekitar


15mmhgkarena selama 1jam ertama setelah lahir

c. Menangis dan bergerak biasa menyebabkan


peningkatan sistolik

2.1.2.3 Volume darah dan sistem hematopalesis

1. Volume darah bervariasi dari 80-110ml/kgBB selama


beberapa hari pertama dan meningkat dua kali lipat pada
akhir tahun pertama
2. Hemoglobin BBL 14,5-22,5 gr/dl

3. Hematokrit 4,4-7,2%

4. Sel darah merah 57,5 juta/mmhg

5. Hemaglobin dan sel darah merah menurun sampai kadar


rata-rata 11-17gr/dl 4,2-5,2gr/dl

6. Presentasi hemoglobin janin menurun sampai 55% pada


minggu ke 5 dan 5 % pada minggu ke 20 karena umur sel
yang mengandung hemoglobin janin lebih pendek

7. Leukosit janin dengan nilai hiung sel darah putih sekitar


18.000/mm3 merupakan nilai normal saat BBL

8. Leukosit bayi meningkat menjadi 23.000-24.000/mm3 pada


hari 1 setelah lahir

9. Biasanya sel darah putih diperkirakan sekitar 11.500/mm3


selama periode neonatal

2.1.2.4 Paru

1. Pernapasan meningkat pada BBL terjadi normal pada


waktu 30 detik setelah kelahiran

2. Tekanan dada abyi saat melalui jalan lahir pervaginam


mengakibatkan cairan paru-paru kehilangan 1/3 dari cairan
tersebut(pada bayi normal 80-100ml)sehingga cairan yang
hilang diganti dengan udara, paru-paru berkembang
sehingga rongga dada kembali ke bentuk semula

3. Saat pernapsan mulai berfungsi, na[as bayi menjadi


dangkal tidak teratur. Bervariasi darin30-60x/menit disertai
apneu singkat. Durasi dan frekuensi apneu menurun seiring
pertambahan usia

2.1.2.5 Sistem cerna

1. Bayi baru lahir umunya sudah bisa BAB dalam waktu 24


jam setelah perslinan
2. Feses dihari pertama disebut mekonium yng berwarna
gelap atau kehitaman

3. Kapasitas lambung BBl sangat bervariasi tergantung pada


ukuran bayi, sekitar 30-90ml. Pengosongan dimulai pada
beberapa menit pada saat pemberian makanan dan selesai
antara 2-4Jm setelan pembetrian makanan

4. Sambungan esofagus bawah dan lambung harus sempurna


sehingga mudah terjadi regutrasi

5. Keasaman lambung bayi saat lahir umunya samadengan


orang dewasa. Tetapi akan menurun dalam 1minggu dan
tetap rendah selama 2-3bulan

2.1.2.6 Sistem hepatica

Liver bayi mempunyai hal penting dalam hal

 Penyimpanan zat besi


 Metabolisme karbohidrat
 Konjugasi bilirubin
 Koagulasi
Liver BBL belum matur untuk membentuk glukosa
sehingga BBL mudah terkena hipotermi. Neoonatus telah
memiliki kapasitas yang fungsional untuk mengubah
bilirubin, namun sebagian besar BBL ada yang mengalami
hiperbilirubenemia fisiologis

2.1.2.7 Sistem imun

1. Pada 3bulan pertama bayi dilindungi oleh kekebalan


pasif ibu

2. Barier alami seperti asm lambung atau produksi pepsin


dan tripsin belumberkembag sampai usia 3-4bulan

3. Bayi memenyusui dapat kekebalan pasif dari


kolostrum dan ASI
2.1.2.8 Sistem reproduksi

1. perempuan

a. BBL cukup bulan laba minor mentup labia minor


menutup vestibulum

b. bayi prematur, klitoris menonjol, labia mayor kecil


dan terbuka

2. laki-laki

a. testis turun kedalam skrotum pada 90%BBL, dan


presentase ini menurun pada bayi prematur

b. Terabarugae yang melapisi kantunh skrotum

2.1.2.9 Sistem skelet

1. Kepala bayi cukup bualan berukuran ¼ panjang tubuh,


lengan sedikit lebih panjag daripada tungkai

2. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak

3. Pada BBl, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan


dan tumity disatukan, sehingga tungkai bawah etrlihat
agak melengkung

2.1.2.10 Sistem neuromuskuker

Aktivitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk


tremor sementara di mulut dan dagu terutama waktu
menangis, pada ekstremitas terutama lengan dan tangan

2.1.3 Penanganan Bayi Baru Lahir

Penanganan BBL dilakuakan sejak kepala mulai keluar dari


jalan lahir yaitu dengn melkukan pembersihan lendir serta cairan yang
ada dimulut, hidung serta mata.

Bayi sehat aka menangis dalam 30 detik, tidak perlu dilakukan


apa-apa lagi oleh karena bayi mulai bernapas spontan dan warna
kulitnya kemerahan. Bila mulut bayi masih belumbersih dari cairan
dan lendir, lakukan pengisapan lendir mulua-mula dari mulut,
kemudian dari hidung agar na[as bayi dapat bebas dan bayi dapat
bernapas sebaik-baiknya.

Tali pusat dipotong dengan gunting steril dan diikat dengan


pengikat steril dan diberi triple dye serta dibungkus dengan kasa steril.
Bayi baru lahi harus segera dibungkus untuk menghangatkan
tubuhnya. Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur suhu
tubuhnyadan membutuhkan pengeluaran dari luar untuk membuatnya
tetap hangat(PrwirohardjoS,2005:247)

2.1.4 Penilaian Bayi Baru Lahir

Keadaan umum bayi dinilai 1 menit dan 5 menit setelah lahir


menggunakan nilai apgar. Dari hasil peneletian dapat diketahui apakah
bayi normal (AS 7-10), asfiksi sedang-ringan (AS 4-6), atau bayi
menderita asfiksi berat (AS 0-3). Bila nialai APGAR dalam 2 menit
tidak mencapai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resusitasi lebih
lanjut.

Yang dinilai 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah Seluruh badan
(warna kulit) ekstremitas kemerahan
biru
Pulse rate(frekuensi Tidak <100 >100
nadi) ada
Grimace(reaksi Tidak Sedikit gerak Batuk/bersin
rangsangan) ada mimik
Activity(tonus otot) Tidak Ekstremitas Gerakan aktif
ada dalam sedikit
refleksi
Respiration(pernapasan) Tidak Lemah/tidak Baik/menangis
ada teratur
2.1.5 Asuhan Yang diberikan pada BBL

2.1.5.1 Rawat Gabung(rooming in)

Bila keadaan ibu dan bayi mengizinkanan atau perwat


yang merawat ibu dan bayi bertanggung jawab penuh terhadap
bimbingan untuk ibu mengenai cara menyusui, cara merawat,
sehari-hari sampai bisa dan cukup kuat untuk melakukannya
sendiri serta caracara mengetahui dan mengenal perubahan
yeng terjadi pada bayi yang patut dicatat dan dilaporkan kepada
dokter. Kentungan rawat gabung adalah mencegah atau
mengurangi infeksi silang, membangun bonding attachment
sejak bayi lahir.

2.1.5.2 Keadaan yang harus selalu diawasi selama bayi dirawat

1. Keadaan umum

Bayi yang sehat tampak kemerah-merahan, aktif ,


tonus otot baik, menangis keras, minum baik, suhu tubuh
36ºc-37ºc.

2. Suhu tubuh paling kurang diukur sekali sehari

Bila suhu rektal <36ºc bayi harus diletakkan di tempat


yang lebih hangat, suhu rektal diukur tiap 30 menit sampai
suhu tubuh >36ºc.

3. Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari


dalam 3 hari pertama berat badan akan turun karena bayi
akan mengeluarkanair kencing dan mekonium. Sedangkan
cairan yang masuk belum cukup. Pada hari ke4 berat badab
naik lagi.

4. Eliminasi mekonium

Mekonium akan keluar dalam waktu 24jam,


pengeluaran ini akan berlangsung 2-3 hari. Pada hari ke-4
sampai hari ke-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan.
5. Eliminasi urin

Urin akan keluar dalam 24jam. Yang harus dicatat


adalah kencing pertama, frekuensi kencing berikutnya dan
warnanya.
6. Perubahan warna kulit
Perlu diteliti apakah warna kuliy menjadi pucat,
kuning, cyanosis atau timbul perdarahan di kulit, infeksi
padan kulit, oedem.
7. Frekuensi pernapasan, dangkal/dalamnya pernapasan,
asfiksi, nafas cuping hidung, retraksi sela iga, subternal,
suprateri, dan bila terjadi gangguan pernapasan, apakah
berhubungan umum atau tidak.
8. Hal-hal lain, misalnya muntah

2.1.5.3 Perawatan sehari-hari

1. Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda


infeksi mata dapat dibersihkan dengan air steril.

2. Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan


kandida(oral trush). Bila diketemukan hendaknya segera
diobati dengan larutan nystatis yang langsung diteteskan ke
mulut bayi

3. Kulit, terutama di lipatan-lipatan ke mulut bayi

4. Tali pusat, pada umumnya akan lepas pada waktu bayi


berumur 6-7 hari. Bila tali puasat belum lepas maka setiap
sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan.

2.1.5.4 Minuman bayi

Kebutuhan cairan pad tiap-tiap bayi untuk mencapai


kenaikan yang optimal berbeda-beda. Oleh karena itu
pemberian cairan pada bayi dengan daya isapnya dan
menelannya baik hendaknya on demand ASI

Bayi normalnya sudah dapat disusui segera setalah lahir.


Lamanya disusui hanya untuk 1 menit untuk setiap 1
payudara. Dengan menghisapnya bayi terjadi perangsangan
terhadap pembentukan ASI dan secara tidak langsung
membantu mempercepat pengecilan uterus.

Pemberian ASI harus dianjurkan pada tiap ibu yang


melahirkan karena

1. ASI pertama mengandung antibodi yang mencegah


infeksi
2. Bayi yang sudah minum ASI jarang terkena
gastroenteritis
3. Lemak dan proteinj ASI mudah dicerna secara lengkap
dalam saluran pencernaan
4. Memperat hubungan ibu dan anak(Prawirohardjo S.
2005:258)

2.1.6 Perubahan Spesifik pada masa Transisi BBL

2.1.6.1 Fiksi Period of reactivity

15 menit pertama terbuka yaitu pertama kali


menyesuaikan diri dengan lingkunagn baru. Pada stadium awal
ini aktivitas sistem saraf simpatik menonjol.

1. sistem kardiovaskuler
- detak jantung cepat tapi tidak teratur
- tali pusat masih berdenyut
- warna kulit masih kebiruan yang diselingi warna merah
saat menangis
2. traktus respiratorus
- pernapasan cepat dan dangkal
- terdapat ronchi pada paru
- terlihat cu[ing hidung, merintih dan penarikan dinding
thorak
3. suhu tubuh
- cepat turun
4. aktivitas
- mulai membuka mata
- tonus otot makinmeningkat dengan gerkan yang makin
aktif
- ekstremitas atas fleksi, bawah ekstensi
5. fungsi usus
- peristaltik usus tidak ada / meningkat ditandai dengan
pengeluaran mekonium

Menjelaskan akhir stadium ini, aktivitas sistem parasimpatik


juga aktif:

1. detak jantung menjadi teratur


2. tali pusat berhenti berdenyut
3. ujung kstremitas kebiru-biruan
4. menghasilkan lendir encer dan jernih

2.1.6.2 Relative unresponsive internal

1 jam kemudian ditandai dengan menurunnya aktivitas


sistem saraf otonom sehingga harus berhati-hati karena hati
menjadi peka terhadap rangsangan, secara klinis dapat dilihat:

- denyut jantung menjadi menurun

- pernapasan menurun

- bayi tertidur pulas

- lendir mulut tidak ada

- suhu tubuh menurun

2.1.6.3 Second of period of reactivity

Setelah bayi bangun, periode ini dimulai. Kegiatan


sistem saraf otonom meningkat lagi. Secara klinis terlihat:

- bayi peka terhadap rangsang


- pernapasan normal kembali
- detak jantung normal kembali
- lendir dalam mulut terbentuk secara berlebih
2.1.7 Hal yang perlu diperhatikan pada BBL
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
- suhu badan
- TTV
- berat badan
- mandi dan perwatan kulit
- pakaian
- perwatan tali pusat

2.1.8 Tanda – tanda keganwatan pada BBL

Bayi baru lahir dinyatakan gawat apabila mempunyai salah


satu atau beberapa tanda berikut :

- sesak napas

- frekuensi pernapasan >60x/menit

- ada gerak retraksi dada

- malas minum

- panas atau suhu tubuh bayi rendah(<36ºc atau >38ºc)

- kurang aktif

- berat bayi lahir rendah(1500-2500gr) dengan kesulitan minum

Tanda-tanda bayi sakit berat:

- sulit minum

- perut kembung

- periode apneu

- merintih

- perdarahan

- sakit kuning

- kejang
- berat badan lahir <1500 gr

2.1.9 Komplikasi yang sering terjadi pada BBL


- hipotermi
- hipoglikemi
- kejang
- asfiksi
- infeksi
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Pengkajian pada tanggal :
Jam :
Oleh :

2.2.1 Pengkajian

2.2.1.1 Data Subjektif

1. Identitas

No. Reg

Nama bayi : nama yang ditulis adalah nama dari ibu yang
terang dan jelas untuk menghindari kekeliruan

Tgl/jam lahir : untuk mengetahui kapan bayi dilahirkan serta


mempermudah asuhan

Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan


menghindari kekeliruan

Umur bayi : untuk mempermudah membrikan asuhan

Nama ibu/ayah : untuk mengetahui identitas orang tua dari


bayi agar tidak terjadi kekeliruan

Pendidikan ibu/ayah : untuk mengetahui tingkat


intelektualitas sehingga mempermudah
memberikan asuhan

Pekerjaan ibu/ayah : untuk mengetahui sejauh mana


pengaruh kesehatan klien dan juga pembiayaan
Agama : perlu dicatat, karena hal tersebut sangat diperlukan
dan berpengaruh dalam kesehatan, serta
mempermudah dalam memberikan asuhan

Alamat : perlu dicatat, untuk mempermudah komunikasi bile


keadaan mendesak dan dapat memberikan
petunjuk lingkungan tempat tinggal klien

2. Keluhan utama

Keluhan yang utama tampak dan dirasakan oleh klien/bayi


diambil dari orang tua atau keluarga yang lain bahwa bayi
normal tidak ada kelainan

3. Riwayat kehamilan dan persalinan

1. riwayat prenatal

Anak ke berapa, riwayat kehamilan yang mempengaruhi


bayi baru lahir adalah kehamilan yang tidak ada
komplikasi sperti DM, hepatitis, jatung, asma, hipertensi
dan TBC. Frekuensi ANC dan keluhan selama hamil,
suntikan TT selama hamil, kebiasaan mengkonsumsi
jamu-jamuan, pola nutrisi ibu, pantangan makanan
selama hamil, dan haid terakhir.

2. riwayat natal

Berapa usia kehamilan saat persalinan, jenis persalinan


normal atau dengan tindakan, apgar score 7-10. Lama
kala I 8-10jam, lama kala II 30-90 menit, BB 2500-4000
gram, PB 48-52 cm, denyut nadi 120-160x/menit,
pernapasan 40-80x/menit, suhu antara 36,5º-37,5ºc,
bagaimana ketubannya, tempat persalinan dan penolong
persalinan

4. Riwayat post natal

Mengobservasi tanda-tanda vital bayi dan perdarahan pada


tali pusat
5. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit keluarga yang berpengaruh pada bayi


adalah penyakitnyang menular atau menahun, seperti DM,
jantung, hipertensi, asma, ginjal, hepatitis

6. Pola kehidupan
a. Pola nutrisi
Setelah lahir bayi segera disusukan pada ibunya.
Kebutuhan minum untuk hari pertama 60cc per kg BB,
selanjutnya ditambah 30cc per kg BB untk hari
berikutnya.
b. Pola eliminasi
Proses pengeluaran, defekasi dan urine terjadi 24jam
pertama setelah lahir adalah 50-300cc per 24 jam atau
1-2cc/kg/BB/jam
c. Pola istirahat
Pada keadaan yang fisiologis bayi lebih banyak tidur
disekitar 16-20jam
d. Pola aktivitas
Pola aktivitas bayi seperti menangis dengan keras bila
lapar, BAK dan BAB, memutar kepala dan mencari
puting susu bila hendak disusui oleh ibunya

2.2.1.2 Data Objektif

1. Keadaan umum : baik

2. TTV

Suhu : 36,5ºc-37,5ºc

Nadi : 120x/menit-160x/menit

Pernapasan : 40x/menit-60x/menit
3. Pemeriksaan fisik

1. kepala : adakah caput succedaneum, cephal hematoma,


moulage, keadaan UUB dan UUK, keadaan rambut

2. muka : warna kulit merah muda, bentuk simetris

3. mata : Bentuk simetris, conjungtiva merah putih


muda,sklera putih

4. hidung : bentuk simetris/tidak, kebersihan, septum, PCH

5. telinga : bentuk simetris/tidak, kebersihan

6. mulut : bibir tidak pucat, bentuk simetris, tidak ada


albioskizis, tidak ada palotoskizis, tidak ada
labiopalatoskizis

7. leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ad


bendungan vena jugularis, mobilitas aktif

8. dada : bentuk simetris, tidak ada retraksi, tidak ada ronchi,


dan wheezing

9. abdomen : bentuk cembung, tidak ada masa, tidak ada


heptomegali, tali pusat tidak ada perdarahan atau infeksi

10. punggung : bentuk simetris, tidak ada spina bifida, tidak


ada kifosis, lordosis, skoliosis

11. genetalia : pada bayi perempuan labia mayora menutupi


labia minora, apakah ada cairan keluar dari vagina. Pada
bayi laki-laki testis sudah turun/belum, apakah ada
epispadi/hipospadi

12. anus : tidak ada atresia ani, tidak ada fistula

13. ekstremitas : bentuk simetris, tidak ada sindaktil atau


polidaktil
4. Pemeriksaan neurologis

1. reflek moro

Apabila bayi diberi sentakan mendadak, maka akan


menimbulkan gerak terkejut

2. reflek menggegam

Apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari


pemeriksa, maka bayi akan berusaha menggenggam

3. reflek rooting

Apabila pipi bayi disentuh dengan jari, maka ia akan


menolehkan kepalanya mencari sentuhan tersebut

4. reflek sucking

Apabila puting susu menyentuh bibrnya, maka ia akan


berusaha menghisap

5. Pemeriksaan antropometri

1. BB

Berat badan normal adalah 2500-4000gram

2. PB

PB bayi adalah 48-52cm

3. Lingkar kepala

Lingkar kepala bayi normal adalah 33-35cm

4. Lingkar lengan atas


Lingkar lengan atas bayi adalah 11cm
5. Ukuran kepala
a. diameter SOB
antara foramen magnum ke UUB (9,5cm)
b. diameter SOF
antara foramen magnum ke pangkal
hidung(11cm)
c. diameter FO
antara titik pangkal hidung ke jarak terjauh di
belakang kepala(12cm)
d. diameter MO
antara dagu ke titik terjauh belakang
kepala(13,5cm)
e. diameter SMB
antara os hioid ke UUB(9,5cm)
f. diameter biparietalis
antara kedua tulang parietalis(9cm)
g. diameter bitemporalis
antara kedua tulang temporalis(8cm)

2.2.1.3 Assesment

1. diagnosa aktual : bayi baru lahir fisiologis jam ke../hari ke..

2. masalah : tidak ada

3. diagnosa potensial : tidak ada

4. kebutuhan tindakan segera : tidak ada

2.2.1.4 Planning

1. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu tentang keadaan


bayinya.

R/ penjelasan hasil pemeriksaan membuat ibu


mengetahui keadaan bayinya

2. Bersihkan seluruh tubuh bayi dari sisa darah dan cairan


ketuban kecuali wajah, telapak tangan, kemudian lakukan
IMD pada bayi dengan menyelimuti bayi dengan kain

R/ pembersihan tubuh bayi dari sisa darah dan cairan


kecuali wajah dan telapak tangan merupakan perangsang
bayi menuju puting susu ibu saat IMD
3. Berikan salep mata bayi

R/ salep mata dapat mencegah infeksi pada bayi

4. Berikan vitamin K pada bayi


R/ vitamin K menegah terjadiny pendarahan pada bayi
5. Berikan kebutuhan nutrisi bayi dengan memberikan bayi
pada ibu untuk segera disusukan

R/ ASI merupakan nutrisi utama bagi bayi

6. Ganti popok bayi bila BAB atau BAK

R/ Popok bayi hharus segera diganti untuk mencegah


iritasi pada kulit bayi dan mencegah hipotermi

7. Lakukan perawatan tali pusat


R/ perawatan tali pusat dapat mencegah iritasi dan
perdarahan pada tali pusat
8. Lakukan evaluasi terhadap keadaan bayi
R/ evaluasi keadaan bayi untu mengetahui keadaan abyi
den mendeteksi adanya kelainan
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Tanggal : 25 November 2010 Jam : 17.30 WIB Oleh : Febrina Nur Indah Sari

3.1.1 Data subjektif

3.1.1.1 Identitas

Nama bayi : By. Ny. “D”

Tgl/Jam lahir : 25 November 2010/17.30

Jenis kelamin : perempuan

Nama orang tua : Ny. “D”/Tn. “A”

Umur : 28 th/34 th

Agama : Islam/Islam

Suku/bangsa : Jawa/Indonesia

Pendidikan : SMA/SMA

Pekerjaan : IRT/Swasta

Alamat : Jl. Sedayu 8/21

No. Register

3.1.1.2 Riwayat kehamilan dan persalinan

1. Riwayat prenatal

GIIIP20002, UK 40 minggu, selama hamil ibu selalu memeriksakan


kehamilannya, tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan dan selama
hamil ibu tidak mempunyai kebiasaan merokok, tidak minum jamu-
jamuan, obat-obatan, alkohol,tidak ada pantangaan makanan

ANC : 4x di bidan
Imunisasi TT : 2x

Keluhan Trimester I : mual, kadang muntah

Trimester I : tidak ada

Trimester III : nyeri pinggang

2. Riwayat intranatal

Bersalin tanggal : 25 November 2010

Usia kehamilan : 40 minggu

Penolong : bidan

Jenis persalinan : spontan B

Lama persalinan : 30 menit

Ketuban : jernih

3. Riwayat postnatal

Apgar score : 8-9

Menagis kuat

Keadaanumum ibu dan bayi baik

Terapi yang telah diberikan : - salep mata

- Injeksi vit.k 1 mg

3.1.2 Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

KU : baik Kesadaran : compos mentis

TTV : N : 130x/menit RR : 40xmenit s : 36,6ºc

Pengukuran : BB : 3800gram

PB : 51cm

LK : 34cm
2. Pemeriksaan fisik

a. kepala : simetris

Caput succedaneum : tidak ada

Cephal hematoma : tidak ada

Moulage : tidak ada

b. kulit : Warna : kemerahan

Petechie : tidak ada

Vernic kaseosa : sedikit

Rambut lanugo : sedikit

c. mata : simetris

sklera : putih

conjungtiva : merah muda

nistagmus : tidak

strabismus : tidak

perdarahan subconjungtiva : tidak

d. hidung : PCH : tidak ada

atresia koana : tidak ada

e. mulut : Bibir : lembab

Labiopalatoskiziz : tidak ada

f. telinga : simetris, bentuk normal

tulang rawan : ada

g. leher : macerasi : tidak ada

webbed neck : tidak ada

h. dada : bentuk : silindris


pernapasan : 40x/menit

bunyi jantung : normal

retraksi intercosta : tidak ada

pigeon chest : tidak ada

funnel chest : tidak ada

i. abdomen : bentuk : silindris

cembung/cekung : tidak

hernia diafragma : tidak

tali pusat : tidak ada perdarahan

j. genetalia : testis sudah turun,tidak ada epispadi/hipospadi

k. anus : atresia ani : tidak ada

atresia recti : tidak ada

l. punggung : spina bifida : tidak ada

skoliosis/kifosis : tidak ada

m. ekstermitas : simetris

polidaktil/sindaktil : tidak

3. Pemeriksaan reflek

Rooting feflek : positif

Sucking reflek : positif

Reflek moro : positif

Reflek menghisap : positif

4. Pemeriksaan antropometri

1. lingkar kepala

a. muka belakang : SOB : 9,5cm FO : 12cm SMB : 9,5


SOF : 11,5cm MO : 13,5cm

b. ukuran melintang : bitemporal : 8cm biparietal : 9cm

c. ukuran melingkar : SOB : 9,5cm

FO : 12cm

MO : 13,5cm

2. lingkar dada : 35cm

3. lingkar lengan atas : 11cm

3.1.3 Assesment

Diagnosa : neonatus aterm hari ke 1, laki-laki, BB : 3800gr, PB


51 spontan B

Diagnosa potensial : neonatus aterm hari ke 1, laki-laki, BB : 3800gr, PB


51 spontan B dengan ikterus neonatorum

Masalah : tidak ada

3.1.4 Planning

1. Observasi keadaan bayi dan tanda bahaya, meliputi :

- suhu - keadaan tali pusat

- nadi - adanya sesak atau sianosis

- pernapasan - adanya ikterus

R/ BBL menalami masa transisi untuk beradaptasi dengan lingkungan luar

2. Lakukan asuhan pada bayi tentang :

- perwatan bayi sehari-hari

- perawatan tali pusat, yaitu dengan kasa steril kering

R/ BBL perawatan bayi sehari-hari dan perwatan tali pusat yang benar dan
dapat menghindarkan bayi dari infeksi

3. Berikan ASI eksklusif tiap kali bayi lapar


R/ pemberisn Asi secara tidak terjadwal dapat memenuhi kebutuhan bayi secara
optimal

4. Observasi adanya tanda-tanda bahaya yang dapat terjadi pada BBL

R/ observasi tanda-tanda bahaya sebagai deteksi dini adanya komplikasi pada


BBL

5. Bungkus bayi dengan kain bersih untuk menghangatkan bayi

R/ menggendong bayi adalah cara agar bayi tidak hipotermi, karena pada masa
transisi, bayi akan mudah kehilangan panas

6. Ganti popok bayi bila basah

R/ popok yang basah karena BAB/BAK dapat mengganggu kenyamanan bayi

7. Ukur intake dan output bayi

R/ untuk mengetahui kematangan organ-organ bayi, dan mendeteksi adanya


kelainan

8. Mandikan bayi 2xsehari menggunakan air hangat

R/ memandikan bayi dengan air hangat dapat meminimalisirkan terjadinya


hipotermi pada bayi

9. Lakukan rawat gabung sesegera mungkin bila tidak ada masalah pada ibu dan
bayi

R/ rawat gabung dengan segera dapat menumbuhkan kelekatan antara ibu dan
bayi

3.1.5 Implementasi

Tanggal : 25 November 2010

Jam : 17.30 WIB mengobservasi keadaan bayi dan tanda bahaya

Hasil : N : 130x/menit

S : 36,6ºc

RR : 40x/menit
Tali pusat : tidak ada pendarahan

Retraksi bayi : bayi tenang

Sesak : tidak

Sianosis : tidak

Ikterus : tidak

E/ keadaan bayi dalam batas normal

17.40 : menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu tentang kondisi bayinya

E/ ibu mengetahui kondisi bayinya

18.50 : memberikan bayi susu 30cc

E/ bayi menghisap kuat dan tampak tenang. Susu diminum habis

19.50 : Bayi menangis dan popoknya basah karena BAB dan BAK.
Mengganti popok bayi

21.20 : mengobservasi suhu bayi

S : 36,6ºc

E/ suhu bayi dalam batas normal

22.00 : memberikan susu bayi per 30cc

E/ muntah : tidak

Susu diminum habis


BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui


pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu hamil. Sedangkan penanganan bayi
dilakukan sejak kepala mulai lahir dari jalan lahir, yaitu dengan melakukan
pembersihan muka dari lendir serta cairan yang berbeda disekitar mulut, hidung serta
mata. Pemotongan tali pusat dipotong dengan menggunakan gunting steril, diklem
dengan klem tali pusat, dan dibungkus dengan kasa kering steril.

Bayi baru lahir juga harus dibungkus dengan kain bersih dan kering. Obat mata
eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata
karena klamidia. Keadaan yang harus selalu diawasi selama bayi dirawat antara lain
keadaan umum bayi dinilai 1 menit dan 5 menit setelah lahir dengan menggunakan
apgar score. Keadaan suhu tubuh, berat badan, eliminasi mekonium, eliminasi urin,
perubahan warna kulit, frekuensi pernapasan dan lain – lain misalnya muntah.

4.2 Saran

Penulis berharap agar literatur yang ada bisa ditambahkan dengan literatur
yang baru agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Waspodo, dkk.2007.AsuhanPersalinan Normal.Jakarta:JNPK-KR

Doenges, Marilyn E.2001.Rencana Perawatan Maternal atau Bayi.Jakarta:EGC

Pusdiknakes, Depkes RI.1993.Askep Neonatal.Jakarta:Depkes

Saifudin, Abdul Barl.2006.Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal.Jakarta:YBPSP

Anda mungkin juga menyukai