MakananKelompok38 Laporan PDF
MakananKelompok38 Laporan PDF
Disahkan oleh,
i
KATA PENGANTAR
Laporan Praktik Kimia Terpadu (PKT) dengan judul Pembuatan dan Analisis
Biskuit Anti Diabetes dari Tepung Biji Alpukat (Perceaamaricana mill) telah
selesai. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester VII di Sekolah
Menengah Kejuruan SMAK Bogor. Di semester VII ini, siswa/siswi kelas XIII
wajib melakukan PKT. Kegiatan PKT tersebut di antaranya adalah pembuatan
proposal, pembuatan produk, analisis produk, pembuatan makalah, pelaksanaan
seminar, dan pembuatan laporan. Kegiatan PKT ini dilaksanakan pada bulan
November – Desember 2017.
Adapun isi dari laporan meliputi : pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
pembuatan, analisis, dan kewirausahaan, hasil dan pembahasan, serta
kesimpulan dan saran. Bagian-bagian di dalamnya berisi informasi mengenai
kegiatan PKT yang telah dilakukan oleh kelompok PKT 38. Informasi yang
disajikan berkenaan dengan pembuatan dan analisis biskuit dari tepung biji
alpukat. Laporan ini disusun dari berbagai sumber terpercaya yang telah
dipaparkan di bagian daftar pustaka.
Penyusun memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah menganugerahi segala kenikmatan baik berupa nikmat sehat
maupun kepandaian, sehingga laporan ini dapat selesai pada waktunya.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang pantas disampaikan kepada :
1. Dwika Riandari, M.Si selaku Kepala SMK Sekolah Menengah Analis Kimia
Bogor.
2. Ir. Tin Kartini, M.Si selaku Kepala Laboratorium SMK Sekolah Menengah
Analis Kimia Bogor dan Pembimbing PKT 38.
3. Semua unsur pendidik dan tenaga kependidikan SMK Sekolah Menengah
Analis Kimia Bogor.
4. Orang tua yang telah memberi dukungan moril dan materil.
5. Rekan-rekan kelas XIII yang telah bekerja sama dengan baik selama
berlangsungnya kegiatan PKT.
6. Semua pihak yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung
atas terselesaikannya laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penyusun menerima kritik dan saran dari semua pihak. Kritik dan
saran tersebut dapat menjadi acuan. Acuan tersebut dapat memperbaiki
ii
iii
kesalahan yang ada. Hal tersebut akan bermanfaat bagi penyempurnaan laporan
ini.
Penyusun sangat berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Pembaca dapat berasal dari bidang analis kimia ataupun di luar bidang tersebut.
Laporan ini dapat menjadi ide yang inovatif, khususnya bagi siswa/siswi Sekolah
Menengah Kejuruan SMAK Bogor yang akan melaksanakan kegiatan PKT.
Laporan ini juga dapat menciptakan peluang wirausaha dan lapangan pekerjaan.
iv
v
2. Kewirausahaan ..................................................................................... 27
BAB IV Hasil dan Pembahasan ........................................................................... 28
A. Hasil .......................................................................................................... 28
B. Pembahasan ............................................................................................ 29
A. Kesimpulan ............................................................................................... 30
B. Saran ........................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 31
LAMPIRAN .......................................................................................................... 32
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Pentingnya Masalah
Banyak yang tidak mengetahui bahwa biji alpukat dapat diolah untuk
dikonsumsi salah satumya dijadikan tepung sebagai bahan baku untuk
diolah menjadi makanan.Dengan kandungan gizi melimpah tentu saja
merupakan ide yang bagus untuk menggunakan biji alpukat sebagai bahan
membuat tepung. Rasa pahit khas pada biji alpukat juga dapat dihilangkan
dengan perebusan sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
C. Tujuan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembuatan (Sintesis)
Sintesis (berasal dari Bahasa Yunani syn = tambah dan thesis = posisi)
yang biasanya berarti suatu integrase dari dua atau lebih elemen yang ada
dan dapat menghasilkan suatu hasil baru. Istilah ini mempunyai arti luas dan
dapat digunakan ke fisika, ideologi, dan fenomenologi. Dalam dialektik
sintesis adalah hasil akhir dari percobaan untuk menggabungkan antara
thesis dan antithesis. Secara kimia, sintesis adalah sebuah proses
pembentukan sebuah molekul tertentu dari “prekursor” kimia. Tahapan
sintesis memperhatikan berbagai hal terkait untuk mendapatkan hasil yang
maksimal (Winarno, 2006).
B. Analisis
4
5
(Samson, 1980). Buah alpukat berbentuk lonjong dan memiliki biji yang
tergolong besar. Pada umumnya daging buah alpukat tebal dan berwarna
hijau kekuningan dengan bagian tengahnya terdapat biji berwarna
kecoklatan (Marlinda et al., 2012). Proses pematangan alpukat perlu
disimpan beberapa hari setelah dipetik. Terdapat komponen dari daun yang
menghambat pelunakan buah sehingga proses pematangan alpukat tidak
terjadi di pohon (Ozdemir dan Topuz, 2004). Kematangan buah ditandai
dengan terdengarnya bunyi saat buah digoyang yang disebabkan biji
terlepas dari daging buah dan rongga buah melebar. Perubahan warna dan
ukuran buah serta meningkatnya kandungan minyak pada daging buah
menjadi tanda pemetikan siap dilakukan (Ozdemir dan Topuz, 2004).
Gambar 1. Alpukat
6
7
Tepung biji alpukat terbuat dari bahan baku biji alpukat. Biji alpukat
memiliki kandungan gizi yang berpotensi untuk diolah menjadi produk
pangan. Penepungan merupakan proses penghancuran bahan pangan
melalui pengeringan menjadi bagian-bagian yang halus, kering dan memiliki
masa simpan lebih lama (Asmarajati, 1999). Pengolahan biji menjadi tepung
akan memudahkan dalam pengaplikasian menjadi berbagai produk pangan.
Penepungan akan terjadi perubahan ukuran partikel menjadi lebih kecil dan
halus.
Pati penting dalam makanan terutama yang bersumber dari tumbuh-
tumbuhan dan memperlihatkan sifat-sifatnya, pati terdapat dalam biji-bijian
8
dan umbi-umbian sebagai karakteristik granula pati, pati tidak manis, pati
tidak dapat larut dengan mudah dalam air dingin, pati berbentuk pasta dan
gel di dalam air panas, pati menyediakan cadangan sumber energy dalam
tumbuh tumbuhan dan persediaan energy dalam bentuk nutrisi (Potter,
1986). Pati dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman yang dibentuk di
dalam daun dan amiloplas seperti umbi, akar atau biji dan merupakan
komponen terbesar pada singkong, beras, sagu, jagung, kentang, talas, dan
ubi jalar (Chandra, et al., 2013).
F. Biskuit
Dalam SNI 2973:2011, biskuit adalah produk makanan kering yang dibuat
dengan memanggang adonan yang mengandung bahan dasar terigu, lemak,
dan bahan pengembang dengan atau tanpa penambahan bahan makanan
tambahan lain yang di ijinkan. Biskuit dapat dikelompokkan menjadi:
1. Biskuit
2. Krekers
Jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak, renyah dan bila
dipatahkan penampangnyatampak bertekstur kurang padat.
4. Wafer
Jenis biskuit yang dibuat dari adonan cair, berpori-pori kasar, renyah
dan bila dipatahkan penampangnya tampak berongga.
5. Pai
Jenis biskuit berserpih (flaky) yang dibuat dari adonan dilapis dengan
lemak padat atau emulsi lemak, sehingga mengembang selama
pemanggangan dan bila dipatahkan penampangnya tampak berlapis-
lapis. Yang termasuk pai adalah puff.
Gambar 3. Cookies
9
10
Metode sintesis dan analisis biskuit anti diabetes dari tepung biji alpukat
(Perceaamaricana mill ) untuk PKT 38 adalah seperti di bawah ini :
A. Metode Pembuatan
11
2. Metode Pembuatan Biskuit
12
B. Metode Analisis
1. Analisis Fisika
a. Uji Organoleptik
Prinsip :
Uji organoleptik adalah salah satu teknik analisis yang digunakan
untuk mengidentifikasi suatu bahan atau material berdasarkan sifat
fisik seperti warna, aroma, dan rasa.
Cara Kerja :
a) Disiapkan sampel biskuit dan format uji;
b) Diminum air mineral untuk menetralkan mulut sebelum mencicipi
produk;
c) Diberi pengarahan kepada panelis mengenai cara melakukan uji
organoleptik;
d) Dipersilakan kepada panelis untuk menguji produk dengan kriteria
uji warna, aroma, dan rasa;
e) Dipersilakan kepada panelis untuk mengisi format uji sesuai
penilaian masing-masing;
f) Dikumpulkan kembali format uji kepada penyaji; dan
g) Direkap hasil dari pengujian organoleptik.
13
2. Analisis Kimia
Prinsip :
Air dalam sampel padatan dapat ditetapkan dengan pemanasan
langsung di oven pada suhu 130˚C. Air yang terkandung dalam sampel
akan menguap dan yang tertinggal hanya padatannya, sehingga dapat
dihitung bobot air yang hilang.
Reaksi:
Biskuit.xH2O Biskuit + xH2O↑
Cara Kerja :
a) Ditimbang kotak timbang kosong yang sudah dikeringkan di oven
pada suhu 130 ˚C selama 1 jam dan dinginkan dalam desikator
selama 30 menit kemudian timbang (W0).
b) Ditimbang 2 gram contoh pada kotak timbang, tutup dan timbang
(W1);
c) Dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 130˚C selama 1 jam;
d) Didinginkan pada desikator selama 30 menit kemudian timbang
(W2); dan
e) Dilakukan pemanasan sampai penimbangan hingga didapatkan
bobot tetap.
Perhitungan:
14
b. Kadar Protein Metode Kjeldahl Secara Asidimetri
Prinsip :
Kadar protein dapat ditetapkan dengan mengubah nitrogen dalam
senyawa organik menjadi (NH4)2SO4 menggunakan H2SO4(p) dan
pemanasan yang kuat. (NH4)2SO4 yang dihasilkan direaksikan dengan
NaOH sehingga melepaskan NH3. NH3 tersebut ditangkap pleh
penampung H3BO3 0,5 N menggunakan indikator BCG:MM yang
kemudian dititar dengan HCl 0,05 N hingga titik akhir merah.
Reaksi:
Senyawa organik (N=) + H2SO4 (p) → (NH4)2SO4 + CO2 + H2O +
SO2
(NH4)2SO4 + 2NaOH → 2NH3 + Na2SO4 + 2H2O
NH3 + H3BO3 → NH4H2BO3
NH4H2BO3 + HCl → NH4Cl + H3BO3
Cara Kerja :
a. Ditimbang 0,5 gram dan 0,5 gram campuran selen menggunakan
kertas minyak lalu dimasukan ke dalam labu kjeldahl.
b. Ditambahkan 25 mL H2SO4(p) dan batu didih lalu didestruksi hingga
kuning jernih.
c. Ditunggu dingin lalu dimasukan ke labu ukur 100 mL dan
dihimpitkan.
d. Dipipet 10 mL larutan sampel ke alat destilasi, ditambah 15 mL
NaOH 30 % dan indikator PP lalu didestilasi hingga volume akhir 3x
volume awal dan bebas NH3 dengan penampung yang digunakan
asam borat.
e. Setelah selesai, larutan dititar dengan HCl 0,1 N hingga TA merah.
f. Dilakukan blanko
Perhitungan:
%Protein = %N x 6,25
15
c. Kadar Lemak Asam Lemak Bebas (sebagai asam oleat)
Metode Volumetri Cara Soxhlet
Prinsip :
Kadar asam lemak bebas (FFA) dalam sampel dilarutkan dengan
alkohol netral lalu dititrasi oleh NaOH untuk menetralkan asam lemak
bebas.
Reaksi:
Cara Kerja :
a) Ditimbang 5 gram sampel
b) Ditimbang labu lemak dan batu didih yang sudah dikeringkan di
oven lalu disambungkan dengan soxhlet dan ditambahkan heksan
¼ labu lemak.
c) Diekstraksi selama 2 jam.
d) Dilarutkan dengan 50 mL etanol panas yang dinetralisasikan
e) Ditambahkan indicator PP
f) Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai TA merah muda seulas
Perhitungan:
16
d. Kadar Cemaran Logam Pb Secara Spektrofotometri Serapan
Atom
Prinsip :
Penetapan berdasarkan metode spektrofotometri serapan atom,
dimana logam diubah menjadi atom bebas sehingga atom tersebut
tereksitasi dan dapat mengabsorb energi cahaya dan emisi. Nilai
absorbansi sebanding dengan jumlah sampel.
Reaksi:
Reaksi:
PbX PbX PbX PbX
Larutan Aerosol Padatan Gas
e + Pb 2+
Pb + X
E.panas Gas Gas
Pb + Ehv Pb* Ehv
Pb *
Cara Kerja :
a) Ditimbang 10 gram sampel dengan cawan porselin.
b) Dipanaskan dengan teklu sampai asapnya hilang.
c) Dipijarkan dengan tanur dengan suhu 5500C.
d) Bila abu masih berwarna keabu-abuan, ditambahkan HNO3(p) ,lalu
dipanaskan kembali sampai abu berwarna putih.
e) Ditambahkan 5 mL HCl 6N dan dikeringkan kembali
f) Dimasukan ke labu ukur 50 mL.
g) Dihimpitkan dengan HNO3 0,1 N.
h) Disaring dengan kertas saring Whatman No 41 lalu dimasukan ke
botol sampel.
i) Dibuat deret standar 0,1-12 ppm dari larutan induk Pb 100 ppm
dalam labu ukur 100 mL.
j) Ditambahkan HNO3 4 N
k) Setiap labu ukur dihimpitkan dengan air suling.
l) Diujikan semua larutan dengan AAS untuk setiap logam.
17
18
Perhitungan:
𝐴𝑏𝑠−𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
Ppm Pb = x fp
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
Prinsip :
Penetapan berdasarkan metode spektrofotometri serapan atom,
dimana logam diubah menjadi atom bebas sehingga atom tersebut
tereksitasi dan dapat mengabsorb energi cahaya dan emisi. Nilai
absorbansi sebanding dengan jumlah sampel.
Reaksi:
Reaksi:
CdX CdX CdX CdX
Larutan Aerosol Padatan Gas
e + Cd 2+
Cd + X
E.panas Gas Gas
Cd + Ehv Cd* Ehv
Cd *
Cara Kerja :
a) Ditimbang 10 gram sampel dengan cawan porselin.
b) Dipanaskan dengan teklu sampai asapnya hilang.
c) Dipijarkan dengan tanur dengan suhu 5500C.
d) Bila abu masih berwarna keabu-abuan, ditambahkan HNO3(p) ,lalu
dipanaskan kembali sampai abu berwarna putih.
e) Ditambahkan 5 mL HCl 6N dan dikeringkan kembali
f) Dimasukan ke labu ukur 50 mL.
g) Dihimpitkan dengan HNO3 0,1 N.
h) Disaring dengan kertas saring Whatman No 41 lalu dimasukan ke
botol sampel.
19
Perhitungan:
𝐴𝑏𝑠−𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
Ppm Cd = x fp
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
Prinsip :
Penetapan berdasarkan metode spektrofotometri serapan atom,
dimana logam diubah menjadi atom bebas sehingga atom tersebut
tereksitasi dan dapat mengabsorb energi cahaya dan emisi. Nilai
absorbansi sebanding dengan jumlah sampel.
Reaksi:
Reaksi:
SnX SnX SnX SnX
Larutan Aerosol Padatan Gas
2+
e + Sn
Sn + X
E.panas Gas Gas
Sn + Ehv Sn* Ehv
Sn *
Cara Kerja :
a) Ditimbang 1 gram sampel dengan piala gelas 100 mL.
b) Didestruksi dengan 15 mL HNO3(p) pada suhu 150oc hingga jernih.
c) Dimasukan ke labu ukur 50 mL.
d) Dihimpitkan dengan air suling AAS.
20
Perhitungan:
𝐴𝑏𝑠−𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
Ppm Sn = x fp
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
Prinsip :
Penetapan berdasarkan metode spektrofotometri serapan atom,
dimana logam diubah menjadi atom bebas sehingga atom tersebut
tereksitasi dan dapat mengabsorb energi cahaya dan emisi. Nilai
absorbansi sebanding dengan jumlah sampel.
Reaksi:
BH4- + 3H2O +H+ → H3BO3 + 8H+
Hg2+ + 2H+ → Hg(g) + 2H+
Bila menggunakan SnCl2
Hg2+ + SnCl2 → Hg(g) + Sn4+
Cara Kerja :
a) Ditimbang 0,5 gram sampel dengan piala gelas 100 mL.
b) Didestruksi dengan 15 mL HNO3:H2SO4:HClO4(p) (1:5:1) pada suhu
150oc hingga jernih.
c) Dimasukan ke labu ukur 50 mL.
d) Dihimpitkan dengan air suling AAS.
21
Perhitungan:
𝐴𝑏𝑠−𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
Ppm Hg = x fp
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
Prinsip :
Penetapan berdasarkan metode spektrofotometri serapan atom,
dimana logam diubah menjadi atom bebas sehingga atom tersebut
tereksitasi dan dapat dan mengabsorb energi cahaya dan emisi. Nilai
absorbansi sebanding dengan jumlah sampel.
Reaksi:
BH4- + 3H2O +H+ → H3BO3 + 8H+
2As3+ + 12H+ → 2AsH3 + 6H+
2AsH3(g) → 2As(g) + 3H2(g)
Cara Kerja :
a) Ditimbang 0,5 gram sampel dengan piala gelas 100 mL.
b) Didestruksi dengan 15 mL HNO3:H2SO4:HClO4(p) (1:5:1) pada suhu
150oc hingga jernih.
c) Dimasukan ke labu ukur 50 mL.
d) Dihimpitkan dengan air suling AAS.
e) Disaring dengan kertas saring Whatman No 41 dimasukan ke botol
sampel.
22
f) Dibuat deret standar 0-5 ppm dari larutan induk As 10 ppm dalam
labu ukur 50 mL.
g) Ditambahkan HNO3 4 N.
h) Setiap labu ukur dihimpitkan dengan air suling.
i) Diujikan semua larutan dengan AAS untuk setiap logam.
Perhitungan:
𝐴𝑏𝑠−𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
Ppm As = x fp
𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
3. Analisis Mikrobiologi
Prinsip :
Perhitungan jumlah bakteri cara angka lempeng total ini dilakukan
pengenceran contoh 10-1 sampai 10-3 dan blanko. Kemudian masig-
masing dipipet 1 ml ke dalam cawan petri dan dituang ke media PCA
lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil pengamatan
dihitung dengan instrumen colony counter.
Cara Kerja :
a) Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja lalu nyalakan pembakar.
b) Dilakukan labeling pada setiap alat.
c) Disiapkan botol yang sudah disanitasi dengan alkohol 70 %.
d) Dipipet 9 mL BPW ke tabung : blanko, 10-1, 10-2,10-3.
e) Dipipet 1 mL BPW dari tabung blanko ke cawan petri blanko.
f) Dipipet 1 mL contoh ke tabung pengenceran 10-1 lalu
dihomogenkan kemudian dimasukan ke cawan petri steril simplo
dan duplo 10-1
g) Dipipet 1 mL contoh dari tabung pengenceran 10-1 ke tabung
pengenceran 10-2 dihomogenkan kemudian kemudian dimasukan
ke cawan petri steril simplo dan duplo 10-2.
h) Dipipet 1mL contoh dari tabung pengenceran 10-2 ke tabung
pengenceran 10-3 dihomogenkan kemudian dimasukan ke cawan
petri steril simplo dan duplo 10-3.
i) Dituangkan media PCA suhu 40-45o C sebanyak 15 mL atau
sepertiga cawan petri, dihomogenkan dan tunggu sampai beku.
j) Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
k) Dihitung jumlah koloni dengan coloni counter
23
b. Angka Paling Mungkin (APM) Bentuk Bakteri Coliform
Prinsip :
Untuk menghitung bakteri coliform dapat digunakan metode APM.
Perhitungan APM berdasarkan pada jumlah tabung reaksi yang positif,
yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah diinkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan
mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam
tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan terbalik, yaitu jasad renik
yang membentuk gas.
Cara Kerja :
a) Pengerjaan contoh dilakukan secara aseptik.
b) Dipipet contoh masing-masing 10 mL ke dalam tabung medium.
c) Dipipet contoh masing-masing 1 mL ke dalam tabung medium.
d) Dipipet contoh masing-masing 0,1 mL ke dalam tabung medium.
e) Tabung digoyang-goyangkan sehingga contoh tercampur dengan
medium secara merata.
f) Diinkubasi semua tabung pada suhu 35˚C selama 24 jam.
g) Dicatat tabung-tabung yang menunjukkan reaksi positif, yaitu
terbentuk asam dan gelembung gas.
h) Tabung-tabung yang belum menunjukkan adanya gelembung gas,
diinkubasi kembali pada suhu 35˚C selama 24 jam.
i) Selanjutnya dikerjakan proses inokulasi.
j) Pengerjaan inokulasi dilakukan secara aseptis.
k) Digoyang-goyangkan tabung dari hasil uji pendugaan yang
menunjukkan reaksi positif.
l) Dari tabung-tabung tersebut, diinokulasikan sebanyak 1 mL ke
dalam tabung reaksi medium BGBB (Brilliant Green Bile Broth)
untuk uji Total coliform.
m) Tabung-tabung tersebut diinkubasi pada suhu 35˚C selama 48 jam.
n) Adanya gelembung gas menunjukkan Total coliform positif.
o) Dihitung jumlah total coliform per 100 mL contoh dengan
menggunakan tabel APM (Angka Paling Mungkin).
24
c. Angka Lempeng Total (ALT) Jumlah Kapang Khamir
Prinsip :
Perhitungan jumlah kapang cara angka lempeng total ini dilakukan
pengenceran contoh 10-1 sampai 10-3 dan blanko. Kemudian masing-
masing dipipet 1 mL ke dalam cawan petri dan dituang ke media PDA
lalu diinkubasi pada suhu 28˚C selama 5 hari. Hasil pengamatan
dihitung dengan instrumen coloni counter.
Cara Kerja :
a) Dilakukan teknik aseptik untuk area kerja lalu dinyalakan pembakar.
b) Dilakukan labeling pada setiap alat.
c) Disiapkan botol yang sudah disanitasi dengan alkohol 70%.
d) Dipipet 9 mL BPW ke tabung: blanko, 10-1, 10-2, 10-3.
e) Dipipet 1 mL BPW dari tabung blanko ke cawan petri blanko.
f) Dipipet 1 mL contoh ke tabung pengenceran 10-1 lalu
dihomogenkan kemudian dimasukkan ke cawan petri steril simplo
dan duplo 10-1.
g) Dipipet 1 mL contoh ke tabung pengenceran 10-1 ke tabung
pengenceran 10-2 dihomogenkan kemudian dimasukkan ke cawan
petri steril simplo dan duplo 10-2.
h) Dipipet 1 mL contoh ke tabung pengenceran 10-2 ke tabung
pengenceran 10-3 dihomogenkan kemudian dimasukkan ke cawan
petri steril simplo dan duplo 10-3.
i) Dituangkan media PDA suhu 40-45˚C sebanyak 15 mL atau
sepertiga cawan petri, dihomogenkan dan ditunggu sampai beku.
j) Diinkubasi pada suhu 28˚C selama 5 hari.
k) Dihitung jumlah koloni dengan coloni counter.
25
d. Uji Bakteri Patogen
Prinsip :
Pemeriksaan ini dilakukan setelah 2 pengujian terlebih dahulu.
Dari hasil pengujian kemudian dituangkan menggunakan media
selektif. Bakteri patogen yang diujikan terdiri dari E. Coli, Salmonella
sp., Staphyloccocus aureus, dan Bacillus cereus.
Cara Kerja :
a) Disiapkan media selektif masing-masing bakteri yang akan diujikan.
b) Dituang ke dalam cawan petri media selektif untuk masing-masing
bakteri.
c) Digores sampel di atas media selektif.
d) Diinkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam.
e) Dicatat hasil dan disamakan dengan standar pada tabel bakteri
patogen.
26
C. KEWIRAUSAHAAN
1. Anggaran Pembuatan
Berikut adalah rincian anggaran untuk membuat biskuit dari tepung biji
alpukat.
Tabel 3. Anggaran Pembuatan Biskuit dari Tepung Biji Alpukat
No. Bahan Kebutuhan Harga Jumlah
1. Biji alpukat 120 g Rp0,00 Rp0
2. Gula pasir 100 gram Rp25.000,00/kg Rp2.500,00
3. Margarin 100 gram Rp6.500,00/200 gram Rp3.250,00
4. Telur 1 butir Rp20.000,00/kg Rp2.000,00
5. Soda kue 1/3 sdt Rp5.500,00/bungkus Rp250,00
6. Tepung 12 gram Rp5.000,00/150 gram Rp500,00
maizena
7. Coklat bubuk 25 gram Rp12.500,0 /45 gram Rp6.250,00
8. Choco Chips 100 gram Rp12.500/250 gram Rp5000,00
9 Susu Bubuk 20 gram Rp3.000/40 gram Rp1.500,00
10. Kemasan 2 buah Rp2.000/buah Rp2.000,00
Total Rp 23.250,00
2. Kewirausahaan
1x pembuatan = 70 buah
1 kemasan = 30 buah
1x pembuatan = 2 kemasan
Modal/kemasan = Rp10.000,00
1 kemasan = Rp15.000,00
27
BAB IV Hasil dan Pembahasan
A. Hasil
28
B. Pembahasan
29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, A. 1999. Potensi Tepung Ubi Jalar sebagai Bahan Substitusi Tepung
Terigu pada Proses Pembuatan Cookies yang Disuplementasi dengan
Kacang Hijau. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.Kalie, M.
B. 1997. Alpukat, Budi Daya dan Pemanfaatannya. Kanisius. Yogyakarta.
Lubis, Linda Masniary. 2008. Ekstraksi Pati dari Biji Alpukat. Departemen
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Medan.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2011. Mutu dan Cara Uji Biskuit. Jakarta:
Dewan Standarisasi Nasional.
Zuhrotun, Ade. 2007. “Aktivitas Anti Diabetes Ekstrak Etanol Biji Buah Alpukat
(Persea Americana Mill.) Bentuk Bulat.”Universitas Padjadjaran Fakultas
Farmasi.Jatinangor.
31
LAMPIRAN
Data Pengamatan
1. Uji organoleptik
Bau: Normal
Warna: Normal
Rasa: Normal
2. Kadar Air
Bobot kaca arloji + sampel = 29,1045 gram
Bobot kaca arloji kosong = 27,1026 gram
Bobot sampel = 2,0019 gram
Tabel 6. Bobot pemanasan kadar air
3. Kadar Protein
Bobot kaca arloji + sampel = 20,7961 gram
Bobot kaca arloji kosong = 20,2956 gram
Bobot sampel = 0,5008 gram
Vp = 0.55 ml
Np = 0.0834 N
Fp = 10x
5. Logam Pb
32
33
6. Logam Cd
Bobot sampel (simplo) = 10,0005 gram
Bobot sampel (duplo) = 10,0019 gram
Cd (simplo) = 0,0021
Cd (duplo) = 0,0023
Slope = 0,1567
Intersep = 9,7918x10-3
SD = 1,3011x10-3
7. Logam Sn
Bobot sampel (simplo) = 1,0007 gram
Bobot sampel (duplo) = 1,0004 gram
As (simplo) = -0,0010
As (duplo) = -0,0010
Slope = 1,2731x10-3
Intersep = -1,9143 x10-3
SD = 2,4495x10-4
8. Logam As
Bobot sampel (simplo) = 0,5021 gram
Bobot sampel (duplo) = 0,5034 gram
As (simplo) = 0,0016
As (duplo) = 0,0034
Slope = 3,64x10-3
Intersep = 1,15 x10-3
SD = 2,5251x10-3
34
9. Logam Hg
Bobot sampel (simplo) = 0,5021 gram
Bobot sampel (duplo) = 0,5034 gram
Hg (simplo) = -0,0027
Hg (duplo) = -0,0034
Slope = 2,1598x10-3
Intersep = -4,2523x10-3
SD = 2,775x10-3
10. ALT
Hasil = dianggap tidak ada
11. Colliform
Hasil = <3 apm/gram
12. E.coli
Hasil = 0 APM/g
13. Salmonella sp
Hasil = negatif
14. S.aureus
Hasil = 0 APM/g (Setelah uji lanjutan pewarnaan Gram)