3017 7810 1 SM PDF
3017 7810 1 SM PDF
Jurusan
Sikap Siswa Sekolah Dasar Terhadap Pendidikan Jasmani Olahraga dan Pendidikan Olahraga
Kesehatan
Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Fakultas Ilmu Keolahragaan
Volume 9, Nomor 2, November 2013 Universitas Negeri Yogyakarta
Abstract
Health education is a process of change in a person with a view to achieving a healthy degree. The purpose of
health education is to change behavior that is not healthy to be healthy both at the individual, group, and community.
Learning process involves the interaction of teachers as educators and students as learners. Students as subjects
in the study of health education are expected to implement healthy lifestyle in everyday life. Teachers as educators
should be able to realize the change in the behavior of students who have a responsibility for the health of the students
themselves. Responsibility for health can be seen through the behavior of students in the habit (behaviorsm) in
everyday life. Healthy behavior change through health education is not simply transfer the knowledge and attitudes
of teachers, but how students can behave in achieving a balance between the environment, behavior, and human.
Health education in schools can be realized through the School Health Unit (UKS).
Keywords: Health Education, Behavior, Students
Abstrak
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang dengan maksud untuk mencapai
derajat sehat. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat baik pada
individu, kelompok, dan masyarakat.. Proses pembelajaran yang melibatkan interaksi guru sebagai pendidik dan
siswa sebagai peserta didik. Siswa sebagai subjek dalam pembelajaran pendidikan kesehatan diharapkan mampu
menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai pendidik seharusnya mampu mewujudkan
perubahan perilaku siswa yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan diri siswa sendiri. Tanggung jawab
terhadap kesehatan dapat dilihat melalui perilaku siswa dalam kebiasaan (behaviorsm) pada kehidupan sehari-
hari. Perubahan perilaku sehat melalui pendidikan kesehatan bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan
sikap dari guru, tetapi bagaimana siswa dapat berperilaku dengan mewujudkan keseimbangan antara lingkungan,
perilaku, dan manusia. Pendidikan kesehatan di sekolah dapat diwujudkan melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS)
Kata Kunci: Pendidikan Kesehatan, Perilaku, Siswa
tetapi resiko atau akibat. Misalnya, mencuci tangan pribadi maupun kesehatan lingkungan. Membiasakan
dengan benar seharusnya dilakukan sebelum atau diri untuk hidup sehat pada siswa memang tidak
sesudah makan supaya kuman-kuman yang ada mudah, karena butuh niat dan kedisiplinan. Melalui
ditangan ikut mati sehingga siswa akan terhindar pendekatan perilaku (behaviorism) pendidikan
dari sakit perut. Adanya resiko yang ditimbulkan oleh kesehatan sebagai suatu proses perubahan tingkah
perilaku yang tidak sehat, beberapa sekolah mulai laku menuju sehat dengan penerapan penguatan bila
membuat jadwal rutin kegiatan massal, misalnya melakukan hidup sehat.
gerakan cuci tangan bersama, menggosok gigi
secara serentak di sekolah dasar. PENDIDIKAN KESEHATAN
Contoh lain dari perilaku tidak sehat siswa baik Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan
di sekolah dan masyarakat yang saat ini masih perilaku yang dinamis, di mana perubahan tersebut
dicari solusi untuk bisa dicegah adalah kebiasaan bukan sekedar proses transfer materi atau teori
merokok dan kebiasaan mengkonsumsi narkotika, dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
psikotropika, dan zat adiktif lainnya. Menurut WHO seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan
dalam Johana. E. Prawitasari (2012: 204) angka tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari
kematian akibat penyakit yang disebabkan karena dalam individu, kelompok, atau masyarakat itu
kebiasaan merokok di Indonesia 417.948 kematian sendiri (Wahid Iqbal M&Nurul Chayatin, 2009: 9-10).
pertahun, atau 1.172 kematian per hari. Jumlah Sedangkan Menurut Erwin Setyo K (2012: 4-5)
perokok yang banyak menempatkan Indonesia “Pendidikan kesehatan adalah proses membantu
pada peringkat 3 di dunia, setelah Cina dan India. seseorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri
Kebiasaan merokok ini tidak hanya dilakukan orang ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
tua dan dewasa, tetapi sudah menjamur di kalangan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
anak-anak dan remaja baik SD, SMP, dan SMA. mempengaruhi kesehatan pribadinya dan orang
Kebiasaaan tidak sehat yang masih banyak lain untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
ditemukan pada siswa dan kurangnya pemahaman dalam memelihara kesehatannya dan tidak hanya
siswa akan resiko sebagai akibat dari perilaku tidak mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan,
sehat, guru dalam pelaksanaaanya diharapakan sikap dan praktik saja, tetapi juga meningkatkan
mampu mengembangkan kemampuan dan watak atau memperbaiki lingkungan (baik fisik maupun non
siswa sesuai dengan fungsi pendidikan nasional. fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
Fungsi pendidikan nasional sesuai dengan pasal kesehatan dengan penuh kesadaran”. Jadi Pendidikan
3 Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 kesehatan adalah proses perubahan perilaku hidup
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sehat yang didasari atas kesadaran diri baik itu di
dalam Abdullah Iid (2011: 60) “Pendidikan nasional dalam individu, kelompok ataupun masyarakat untuk
berfungsi mengembangkan kemampuan dan memlihara dan meningkatkan kesehatan. Proses
membentuk watak serta peradapan bangsa yang perubahan perilaku siswa di sekolah salah satunya
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan diperoleh dari proses pembelajaran dalam pendidikan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi jasmani olahraga dan kesehatan.
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman Pembelajaran yang dilaksanakan tentunya
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki tujuan, begitu juga pendidikan kesehatan.
berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta 1992 bahwa tujuan dari pendidikan kesehatan
bertanggung jawab”. yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat
Pembentukan perilaku siswa di sekolah dapat untuk memelihara dan meningkatkan derajat
dilakukan melalui pembelajaran pendidikan kesehatan kesehatan, baik fisik, mental, dan sosialnya
sebagai bagian dari mata prlajaran penjasorkes yang sehingga produktif secara ekonomi maupun
mencakup materi-materi kesehatan baik kesehatan sosial, pendidikan kesehatan di semua program
kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular, sebagai bagian dari masyarakat yang tergolong
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayananan sasaran primer menjadi perhatian khusus agar
kesehatan, maupun program kesehatan lainnya perilaku sehat dapat tertanam sejak dini.
(Wahid Iqbal M&Nurul Chayatin, 2009: 9-10).
Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat PERUBAHAN PERILAKU
dari berbagai dimensi. Dimensi pendidikan kesehatan Perilaku adalah aktivitas yang ada pada individu
tersebut antara lain dimensi sasaran pendidikan, atau organisme itu tidak timbul dengan sendirinya,
dimensi tempat pelaksanaan dan aplikasinya, dan tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima
dimensi tingkat pelayanan kesehatan. Dimensi oleh organisme yang bersangkutan baik stimulus
sasaran pendidikan terdiri dari tiga dimensi yaitu eksternal maupun stimulus internal (Bimo walgito:
pendidikan kesehatan individu dengan sasaran 1990:15). Menurut Hasan Alwi dkk (2001: 859)
individu, pendidikan kelompok dengan sasaran perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu
kelompok, pendidikan kesehatan masyarakat terhadap rangsangan atau lingkungan, sedangkan
dengan sasaran masyarakat luas. Sedangkan, menurut Soekidjo Notoatmodjo (2007: 133)
sasaran pendidikan kesehatan itu sendiri dibagi perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
menjadi tiga, yaitu: 1). Sasaran primer (Primary organisme dalam hal ini perilaku makhluk hidup
Target) yaitu sasaran langsung pada masyarakat yang bersangkutan. Perilaku makhuk hidup terutama
berupa segala upaya pendidikan/promosi kesehatan. manusia, pada hakikatnya adalah suatu tindakan
2). Sasaran sekunder (Secondary Target), lebih atau aktivitas dari manusia itu sendiri.
ditujukan pada tokoh masyarakat dengan harapan Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
dapat memberikan pendidikan kesehatan pada bahwa perilaku adalah kegiatan atau aktivitas
masyarakatnya secara lebih luas. 3). Sasaran tersier makhluk hidup terutama manusia yang disebabkan
(Tersiery Target), sasaran ditujukan pada pembuat karena adanya rangsangan yang berasal dari
keputusan/penentu kebijakan baik ditingkat pusat internal maupun eksternal. Siswa sebagai individu
maupun ditingkat daerah dengan tujuan keputusan yang masih dalam tahap perkembangan dengan
yang diambil dari kelompok ini akan berdampak emosi yang labil akan mudah terpengaruh terutama
kepada perilaku kelompok sasaran sekunder yang lingkungan sekitar baik itu keluarga, sekolah,
kemudian pada kelompok primer. dan masyarakat. Oleh karena itu perilaku positif
Dimensi tempat pelaksanaan dan aplikasinya senantiasa harus dilakukan seorang pendidik
dapat dilihat berdasarkan tempat pelaksanaan supaya dapat dijadikan contoh. Karakteristik siswa
sehingga dengan sendirinya sasaran pendidikan antara individu satu dan yang lainnya berbeda, ada
kesehatan berbeda. Dimensi pendidikan kesehatan beberapa siswa yang menjadikan guru sebagai
yang ketiga yaitu tingkat pelayanan kesehatan. model, figure dan panutan, sehingga menjadikan
Tingkat pelayanan kesehatan meliputi peningkatan perilaku guru senantiasa memiliki perilaku positif.
kesehatan (Health Promotion), Perlindungan umum Manusia yang dikodratkan sebagai makhluk
dan khusus ( General and Specific Protection), dan sosial, yaitu individu yang tidak bisa hidup sendiri,
diagnosis dini dan pengobatan segera atau adekuat dalam kesehariannya membutuhkan orang lain
(Early Diagnosis and Prompt Treatment) (Erwin Setyo dan saling berinteraksi. Kodrat manusia sebagai
K, 2012: 9). makhluk sosial juga merupakan salah satu penyebab
Dimensi-dimensi dengan sasaran individu, individu berperilaku. Berdasarkan pembentukannya,
kelompok dan masyarakat yang dapat dilakukan perilaku, yang diproses dapat dilakukan melalui
dengan penyuluhan baik secara teori maupun proses belajar. Pendidikan kesehatan di sekolah
praktik. Sasaran pendidikan kesehatan yang meliputi dasar lebih diutamakan tentang bagaimana siswa
seluruh lapisan masyarakat harus mampu mengubah mampu memiliki perilaku hidup bersih. Perilaku hidup
masyarakatnya menjadi masyarakat sehat baik bersih tersebut dapat dilakukan dengan menjaga
secara fisik, psikis, sosial, dan ekonomi. Siswa kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan.
untuk beperilaku sehat, sehingga anak mengikuti (SD/MI, SMP/MTS, SMA/Madrasah), masyarakat
kebiasaan merokok orang tuanya tersebut. Apabila sekolah dan orang tua wali atau komite sekolah.
lingkungan keluarga kurang berperan dalam UKS sebagai sarana di sekolah untuk membantu
pembentukan perilaku hidup sehat, maka sekolah siswa dalam mengubah perilaku siswa, karena ruang
yang harus bisa berperan untuk menanamkan lingkup UKS ada tiga yaitu pendidikan kesehatan,
perilaku hidup sehat. pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan
Sekolah merupakan lingkungan selanjutnya sehat. Jelas pada ruang lingkup UKS pendidikan
setelah keluarga adalah sekolah, dimana guru kesehatan sebagai bagian yang utama, karena
berperan untuk mendidik siswa agar tertanam perilaku dalam pendidikan kesehatan tersebut mencakup
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan kebersihan dan kesehatan pribadi yang bertujuan
jasmani kesehatan dan olahraga dalam hal ini yang meningkatkan pengetahuan siswa mengenai
memuat materi tentang pendidikan kesehatan, baik masalah kebersihan pribadi, kesehatan keluarga
di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah dan kesehatan masyarakat, merubah sikap mental
Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Umum ke arah positif dengan mencintai kebersihan, berbuat
(SMU). Materi pendidikan kesehatan mencakup dan mencintai perilaku hidup bersih dan sehat.
kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan Tujuan terakhir yaitu meningkatkan keterampilan
(lingkungan fisik dan lingkungan sosial). hidup bersih dan sehat untuk dirinya sendiri, keluarga
Menurut Waryono (2013: 1-9) materi pendidikan dan masyarakat. Memelihara kesehatan pribadi
kesehatan untuk SD yaitu, pertama kebersihan mencakup bagaimana siswa mampu membiasakan
atau kesehatan diri sendiri yang meliputi kebersihan hidup sehat. Membiasakan hidup sehat memang
mulut dan gigi, kesehatan kulit, kebersihan kuku, butuh waktu.
kebersihan rambut, kebersihan hidung, kebersihan Waktu selama 12 tahun yaitu selama siswa
telinga, kesehatan mata, memelihara pakaian sekolah dasar menempuh pembelajaran selama
yang bersih. Kedua, kesehatan lingkungan terdiri enam tahun, selanjutnya tiga tahun di sekolah
dari kebersihan lingkungan rumah dan kebersihan menengah pertama, dan tiga tahun di sekolah
lingkungan sekolah, dan materi pendidikan kesehatan menengah atas, seharusnya sudah mampu merubah
yang ketiga adalah makan makanan yang sehat. kebiasaan hidup sehat siswa. Siswa SD, SMP, dan
Penanaman perilaku hidup sehat dengan SMA sudah dibekali dengan pendidikan kesehatan,
melihat materi tersebut memang sudah ditanamkan baik melalui mata pelajaran pedidikan jasmani
sejak SD, tetapi masih banyak siswa yang belum kesehatan dan olahraga, maupun kegiatan-kegiatan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. yang terkait dengan UKS. Perilaku siswa untuk hidup
Materi pendidikan kesehatan untuk sekolah lanjutan sehat, dipengaruhi banyak faktor.
mengarah pada kesehatan reproduksi dan pola hidup Menurut Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin. (2009:
sehat. Siswa SMP dan SMA hampir semuanya sudah 366-369) perilaku untuk hidup sehat dipengaruhi
pubertas atau dewasa sehingga perlu mengetahui oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
tentang mengapa perlu merawat kesehatan internal antara lain keturunan dan motif. Keturunan
reproduksi. Pola hidup sehat siswa ditekankan pada atau genetik, perilaku seseorang yang berasal
pola hidup tidak sehat seperti kebiasaan merokok, dari keluarga, sedangkan motif adalah perubahan
menyalahgunaan NAPZA. perilaku yang disebabkan karena ada unsur
Materi pada mata pelajaran pendidikan olahraga dorongan atau motif tertentu. Perilaku seseorang
dan kesehatan bukan satunya-satunya sarana yang biasanya dilandasi adanya motif untuk memenuhi
ada di sekolah untuk mengubah perilaku siswa untuk kebutuhan hidup. kebutuhan hidup dasar manusia
hidup bersih. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang antara lain: kebutuhan biologis, kebutuhan sosial,
ada di sekolah sebaiknya dimanfaatkan, karena kebutuhan rasa cinta, kebutuhan akan harga diri,
tujuan dari didirikannya UKS sebagai wadah untuk dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
meningkatkan kemampuan hidup peserta didik di Faktor eksternal yang mempengaruhi perubahan
lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah siswa perilaku mencakup unsur-unsur antara lain,
akan berinteraksi dengan masyarakat. Perilaku sehat Feist, J. & Feist, G. (2011) Teori Kepribadian. Jakarta:
hendaknya selalu ditekankan guru kepada siswa Salemba Humanika
baik secara teori maupun praktik untuk perubahan Hasan Alwi, dkk. (2001). Kamus Besar Bahasa
perilaku, salah satunya melalui upaya pendidikan Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
kesehatan. Sasaran pendidikan kesehatan tersebut Hergenhahn, B &Olson, H. (2008). Theories of
antara lain siswa melalui wadah yang ada di sekolah Learning. Jakarta: Kencana
seperti Unit Kesehatan Sekolah. UKS yang ada Johana, E. Prawitasari. (2012). Psikologi Terapan
di sekolah diharapkan berdampak positif dalam Melintas Batas Disiplin Ilmu. Jakarta: Erlangga.
perubahan perilaku hidup sehat di lingkungan Laura A. King. (2010), Psikologi umum: Sebuah
keluarga, sekolah, dan masyarakat. pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba
Humanika.
DAFTAR PUSTAKA Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdulallah Idi. (2011). Sosiologi Pendidikan Individu,
Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Wahid Iqbal M& Nurul Chayatin. (2009). Ilmu
Grafindo Persada. Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika
Bimo Walgito. (1994). Psikologi Sosial (suatu
pengantar). Yogyakarta: Andi Offset. Waryono. (2013). Mengenalkan Pendidikan
Kesehatan di Sekolah Dasar. (http://lpmpjogja.org/
Erwin Setyo K. (2012). Konsep, Proses, dan Aplikasi
index.php/artikeldankaryailmiah/dr-waryono/24-
dalam Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta: FIK
mengenalkan-pendidikan-kesehatan-di-sekolah-
UNY.
dasar diakses 12 maret 2013)
Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional:
…………..(2011). Unit Kesehatan Sekolah.
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Tpukskecwonosari@yahoo.com
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya