Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd
Disusun Oleh,
Opilona Badriyah (1605278)
Widia Hadi Rizkina (1605258)
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
A. PENGANTAR
Posisi geografis Indonesia terdiri atas letak astronomis dan letak geografis
yang berbeda pengertian dan pandangannya. Letak astronomis suatu Negara adalah
posisis letak yang berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan
garis khayal yang melingkari permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis
bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Letak Astronomis Indonesia terletak di antara 6°LU - 11°LS dan 95°BT - 141° BT.
Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator, yaitu garis
khayal pada peta atau globe yang membagi bumi menjadi dua bagian sama besarnya.
Garis equator atau garis khatulistiwa terletak pada garis lintang 0°. Dilihat
dari lintangnya, Indonesia terletak di antara 6° LU (Lintang Utara) dan 11° LS
(Lintang Selatan). Dilihat dari letak garis bujurnya, wilayah Indonesia terletak
diantara 95° BT dan 141° BT. Perbedaan letak garis demikian itu meyebabkan adanya
perbedaan waktu.
Selain dapat dilihat dari posisi koordinatnya (letak astronomis), letak suatu
tempat juga dapat dilihat secara geografis. Letak geografis merupakan posisi suatu
wilayah atau Negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Secara geofrafis,
Indonesia berada di antara dua benua, yaitu Benua Asia yang terletak di sebelah utara
Indonesia dan Benua Australia yang terletak di sebelah selatan Indonesia. Selain itu,
Indonesia berada di antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik di sebelah timur
Indonesia dan Samudra Hindia di sebelah barat Indonesia.
1. Geografi Fisik
2. Geografi Manusia
3. Geografi Regional
Proses interaksi dapat terjadi dalam satu lokasi, dan dapat pula dengan lokasi
yang berbeda, shingga muncul adanya gerakan movement. Interaksi dan gerakan
setiap waktu dalam kehidupan berjalan di muka bumi. Interaksi yang terus menerus
secara dua arah inilah yang menghasilkan struktur keruangan. Struktur keruangan
adalah “Hasil dari proses keruangan, yang mana ruang tersusun oleh seperangkat
unsur sosial, ekonomi, dan fisis. Struktur keruangan mengacu pada lokasi relative
internal”.
Distribusi keruangan adalah aplikasi dari proses keruangan yang muncul dari
kondisi statis dan struktur keruangan adalah aplikasi proses dan distribui keruangan
suatu elemen. Proses keruangan dan struktur keruangan adalah identic dalam satu
sudut pandang. Proses keruangan dapat berjalan lambat dan dapat pula berjalan cepat
itulah yang harus dibedakan sehingga proses itu dapat merubah struktur yang ada
(Alber dkk., 1977)
a. Kenampakan iklim saja, tanah saja sehingga menunjukkan suatu areal fisik
saja.
b. Multiple feature region: region yang menunjukkan kenampakan majemuk,
seperti gabungan antara jenis tanah dengan tumbuhan atau tumbuhan dengan
budaya bercocok tanam.
c. Region total atau compage: terdiri dari banyak unsur atau gabungan antara
unsur fisik dan manusianya seperti propinsi, negara atau kawasan tertentu.
2. Visual spasial yakni sesuatu yang terkait dengan kemampuan mata khususnya
warna dan ruang.
Secara afektif atau untuk membangun sikap, apresiasi seorang anak terhadap
dunia spasial bisa terbangun dengan membiasakan diri membaca peta, baik saat
bermain di dalam rumah (misalnya dalam permainan monopoli atau quartet spasial)
maupun saat bergerak di alam bebas (misalnya dengan peta wisata). Film “Dora” juga
dapat dipandang turut berkontribusi di sini. Namun memang perlu disesali bahwa
peta untuk awam yang tersedia bebas masih sangat sedikit. Padahal ini kalau mau
bisa dibiayai melalui iklan.
Dan secara psikomotorik, life skill spasial akan tumbuh ketika seseorang jadi
terbiasa dalam mendokumentasi aspek-aspek spasial meski hanya untuk catatan
pribadi. Misalnya ketika membuat album foto yang bercerita tentang liburannya, dia
juga membuat deskripsi yang cukup rinci, atau bahkan dilengkapi dengan sketsa atau
denah tempat liburan tersebut.
Bagi para pemangku kebijakan daerah, pemahaman akan konsep geografi ini
akan memudahkan pemerintah daerah dalam mengelola suatu daerah. Setiap daerah
memiliki karakteristik fisik dan sosial masing-masing dan pembuatan kebijakan
daerah tentunya mengacu pada potensi daerah tersebut. Itulah manfaat dari
pembelajaran geografi yaitu mengasah kecerdasan keruangan (spatial intellegent)
seseorang, yang dikemudian hari dapat dipraktekkan dalam perencanaan
pembangunan.
Abler, Ronald, John S Adams da Peter Gould, 1977, Spatial Organitation, The
Geographer’s View of The World, London : Prentice Hall International Inc.
Gabler, R.E., A. 1965. Handbook for geography Teacher, Publication Center
National Council for geography education. Hlm 13-16
Hani. 2008. Ruang Lingkup Kajian Geografi Regional. Diakses dalam
http://haniemmutz.wordpress.com/2008/07/21/ruang-lingkup-kajian-geografi-
regional, 5 November 2016
Hermawan, Iwan. 2009. Geografi Sebuah Pengantar. Bandung: Private Publishing.
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196001211985032-
ENOK_MARYANI/GEOGRAFI.pdf
http://www.kompasiana.com/agnasgeografi/peran-pembelajaran geografi-dalam-
mengasah-spatial-Intellegent-kecerdasan spasial_552a1653f17e61de57d623c8
Mitchell, J.B., M.A., Historical Geography, The English University Press Limited,
hlm 327
Mustofa, Bisri. Inung Sektiyawan. 2008. Kamus Lengkap Geografi. Panji
Pustaka:Yogyakarta
Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa
Keruangan. Alumni. Bandung.
Supardan, Dadang. 2008. Pengantar Ilmu Sosial, Jakarta : Bumi Aksara.
Triharso, Agung. 2013. Permainan Kreatif, dan Edukasi untuk Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Andi Offset