Anda di halaman 1dari 2

A.

Latar Belakang

Dalam pengertian umum, pantun merupakan salah satu bentuk sastra rakyat yang
menyuarakan nilai-nilai dan kritik budaya masyarakat. Pantun adalah puisi
asli Indonesia (Waluyo,1987:9). Pantun juga terdapat dalam beberapa sastra daerah di
Indonesia seperti “parika”dalam sastra jawa atau “paparikan” dalam sastra sunda.
Menurut Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri atas 4 larik
sebait berima silang (a b a b). Larik I dan II disebut sampiran, yaitu bagian objektif. Biasanya
berupa lukisan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV
dinamakan isi, bagian subjektif.
Pendekatan adalah cara-cara menghampiri objek. Jadi yang dimaksud dengan
pendekatan kajian puisi yaitu cara-cara menghampiri objek kajian puisi sebagai usaha
pencarian pengetahuan dan pemberian makna dalam puisi. Dengan memanfaatkan teori dan
metode yang baru, tujuan pendekatan adalah pengakuan terhadap hakikat ilmiah objek ilmu
pengetahuan itu sendiri. Oleh karena itulah pendekatan lebih dekat dengan bidang studi
tertentu.
Pendekatan mengimplikasikan cara-cara memahami hakikat keilmuan tertentu. Dalam
pendekatan terkandung manfaat penelitian yang akan diharapkan, baik secara teoritis maupun
praktis. Pada dasarnya dalam rangka melaksanakan suatu penelitian, pendekatan mendahului
teori dan metode. Artinya, pemahaman mengenai pendekatanlah yang seharusnya
diselesaikan lebih dahulu, kemudian diikuti dengan penentuan masalah teori, metode, dan
tekniknya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan teori pembedaan (Distinction
Theory Approach) (DTA). Karena peneliti menganalisis yang fokus perhatiannya tidak lagi
ditujukan pada metafora penyampaian pesan melainkan pada selektivitas komunikasi.
Pendekatan teori pembedaan ini terdiri dari beberapa komponen informasi, ujaran dan
pemahaman. Titzmann (1977: 12ff) menjelaskan konsep pembedaan atau pengorganisasian
pembedaan atas tanda memiliki tradisi pada semiotik maupun pada strukturalisme. Analisis
ini menggunakan pendekatan teori pembedaan (DTA) memiliki beberapa tujuan yaitu
informasi apa yang bisa diambil dari pesan sebuah teks, kerangka perseptual apa yang bisa
disimpulkan dari suatu teks, dan titik buta apa yang dimiliki penutur dalam pengamatannya
sekarang ini.

B. Analisis menggunakan pendekatan Teori Pembedaan (DTA)

Wahai ananda kuntum pilihan


Syarak dan sunnah jangan abaikan
Berbuat baik janganlah segan
Supaya engkau dirahmati Tuhan

Makna yang terkandung dalam pantun di atas adalah agar kita selalu berbuat baik.
Sebab dengan banyak berbuat baik Tuhan akan merahmati kita. Rahmat adalah kasih sayang.
Jadi jika berbuat baik, kita mendapatkan kasih sayang Tuhan. Misalnya kita sering membantu
teman, temanpun tidak akan segan membantu kita. Bantuan dari teman merupakan kasih
sayang Tuhan. Oleh karena itu selalu berbuat baik agar Tuhan selalu menyanyangi kita.
Jika angin berputar-putar
Layang-layang tak terkejar
Jika adik ingin pintar
Rajin-rajilah belajar

Makna yang terkandung dalam pantun di atas adalah agar kita rajin belajar. Dengan
belajar kita bertambah pintar. Tanpa belajar pasti menjadi bodoh. Orang-orang yang rajin
belajar tidak hanya pintar, mereka juga tekun. Tekun belajar dan bekerja menjadikan kita
mudah meraih masa depan cerah. Bermainlah sepuasnya. Tetapi jangan melupakan belajar.
Kadang-kadang belajar dan sekolah sangat susah, akan tetapi di waktu dewasa kita akan
senang.

Berdasarkan analisis pantun di atas merupakan pantun nasihat, yang membedakan


dari kedua pantun tersebut adalah tema pantun, makna yang terkandung pada kedua pantun
tersebut, dan sajak pada kedua pantun n-n-n-n dan r-r-r-r.

Anda mungkin juga menyukai